Anda di halaman 1dari 13

INFEKSI JAMUR

KELOMPOK 3 :
Nanda Priatna 1401460003
Nadhifah Rahmawati 1401460014
Ayu Ani Oktavianingsih 1401460022
Agustinna Laili Rachmawati 1401460030
Sivi Triningtyas 1401460038
Ilmiyatus Sadiyah 1401460046
Ajeng Restyorini 1401460055

LATAR BELAKANG
Infeksi jamur kulit cukup banyak di temukan di
Indonesia, yang merupakan negara tropis beriklim
panas dan lembab, apalagi bila hygiene juga kurang
sempurna. Di jakarta golongan penyakit ini
sepanjang masa selalu menempati urutan kedua
setelah dermatitis. Di daerah yang lain, seperti
Padang, Bandung, Semarang, Surabaya, dan
Manado keadaannya kurang lebih sama, yakni
menempati urutan ke-2 sampai ke-4 terbanyak
dibandingkan golongan penyakit lainnya.

Definisi Panu
Definisi medisnya adalah infeksi jamur
superfisial yang ditandai dengan adanya
makula di kulit, skuama halus, disertai rasa
gatal. Infeksi jamur superfisialis yang kronis
dan asimtomatis disebabkan oleh Malassezia
furfur menyerang stratum korneum dari
epidermis.

Istilah penyakit panu


1. Tinea versicolor
2. Tinea versikolor
3. Pityriasis versicolor
4. Pitiriasis versikolor
5. Pitiriasis versikolor flava
6. Tinea flava
7. Chromophytosis
8. Kromofitosis
9. Dermatomycosis furfuracea
10. Dermatomikosis
11. Liver spots
12. Aeromia parasitica
13. Kleinenflechte
14. Hodi-Potsy
15. Cutaneous fungal infection

Epidemiologi
Panu lebih sering terjadi di daerah tropis dan mempunyai
kelembapan tinggi. Walaupun kelainan kulit lebih terlihat
pada orang berkulit gelap namun angka kejadian panu
sama di semua ras. Beberapa penelitian mengemukakan
angka kejadian pada pria dan wanita dalam jumlah
seimbang. Di Amerika Serikat, penyakit ini banyak
ditemukan pada usia 15-24 tahun, dimana kelenjar sebasea
(kelenjar minyak) lebih aktif bekerja. Angka kejadian
sebelum pubertas atau setelah usia 65 tahun jarang
ditemukan. Di negara tropis penyakit ini lebih sering
terjadi pada usia 10-19 tahun.

Penyebab dan Pencetus


Malassezia furfur (dahulu dikenal sebagai
Pityrosporum orbiculare, Pityrosporum ovale)
merupakan jamur lipofilik yang normalnya hidup
di keratin kulit dan folikel rambut manusia saat
masa pubertas dan di luar masa itu.
Kecenderungan (predisposition) genetik
Lingkungan yang lembab, hangat
Immunosuppression

Gejala
1. Bercak-bercak entah itu putih, coklat atau
merah, tergantung warna kulit.
2. Teraba seperti bersisik halus. Sisik itu bila
digaruk, akan keluar putih-putih kecil seperti
butiran bedak.
3. Bila sedang berkeringat akan terasa sangat
gatal.

Patogenesis dan
Patofisiologi
Penyakit ini sering kambuh.
Menimbulkan bekas berwarna putih
pada kulit yang terkena jamur setelah
pengobatan. Kadang sulit dibedakan
dengan alergi. Padahal jika jamur ini
diberi obat anti inflamasi golongan
steroid, awalnya seolah membaik,
tapi sebenarnya akan bertambah luas
karena anti alergi anti-inflamasi
golongan steroid tidak boleh
diberikan (kontra indikasi) pada
penyakit jamur.

Pencegahan Panu

1. Biasakan membersikan badan dengan mandi minimal


2X sehari.
2. Pastikan tidak memakai handuk dengan orang lain,
terutama dengan penderita panu.
3. Jemurlah handuk setelah dipakai, jangan biarkan
dalam keadaan basah.
4. Usahan mengganti handuk sesering mungkin.
5. Jangan memakai pakaian dengan orang lain secara
bergantian.
6. Gantung atau simpan pakaian ditempat kering namun
jangan terlalu lama.

Penatalaksanaan Panu
Agen topikal yang efektif untuk mengobati panu :
1. Selenium sulfide lotion
Diberikan pada kulit yang terkena panu setiap
hari selama2 minggu. Biarkan obat ini di kulit
selama setidaknya 10 menit sebelum dicuci.
Pada kasus yang resisten, pemberian malam
hari dapat membantu.
2. Sodium sulfacetamide,
3. Ciclopiroxolamine,
4. Azole
Topical azole antifungals dapat diaplikasikan
setiap malam
selama 2 minggu
5. Allylamine antifungals
Topical allylamines efektif secara mikologis
dan klinis.

Terapi Oral :
1. . Ketoconazole
Dosis: 200-mg setiap hari
selama 10 hari
dan sebagai dosis tunggal 400
mg.
2. Fluconazole
Dosis: dosis tunggal 150-300
mg setiap minggu
selama 2-4 minggu.
3. Itraconazole
Dosis: 200 mg/hari selama 7
hari

Analisis Kasus
Prevalensi panu terhitung sangat tinggi didunia,
setelah dilaporkan bahwa 50% penderita di kepulauan
Samoa Barat akibat dari lingkungan panas dan sekitar
1,1% di Swedia diakibatkan temperatur yang lebih
dingin serta 2-8% dari populasi penduduk Amerika
mengalami panu akibat temperatur dan kelembapan
tertinggi. Pada tahun 2003 ditemukan ada 260 kasus
baru mengenai panu diantaranya terdiri dari 131 pria
dan 128 wanita (20,8%) pada poliklinik di
dermatomikologi di Universitas Indonesia.

Determinan
Panu dipicu oleh beberapa faktor lingkungan seperti
adanya kontak lansung dengan benda yang habis
dipakai oleh penderita dan faktor kontak lansung
kepada penderita panu. Selain itu, faktor kebersihan
diri yang kurang seperti jarang mandi juga
merupakan salah satu penyebab terjadinya panu.
Terjadinya panu juga dapat disebabkan karena suhu
udara yang panas dan lembap, selain itu faktor
keturunan atau genetik juga dapat menyebabkan
penyakit panu di tubuh manusia.

Kesimpulan
Panu( Pityriasis versicolor) adalah infeksi jamur superfisialis
yang kronis dan asimtomatis disebabkan oleh Malassezia furfur
menyerang stratum korneum dari epidermis. Ditandai dengan
adanya makula di kulit, skuama halus, disertai rasa gatal. Panu
sering teraji pada daerah tropis dan lembab. Penyebab panu
antara lain: 1. Malassezia furfur, 2. Lingkungan yang lembab,
hangat, 3. Immunosuppression. Pada kulit yang berwarna coklat,
lesi akan terlihat putih. Sedangkan pada orang yang berkulit
putih, lesi akan terlihat kemerahan. Panu dapat dicegah dengan
cara membersihan badan dengan cara mandi min. 2x sehari,
tidak memakai handuk dengan oran lain, menjemur handuk
setelah dipakai, dan usahakan untuk sering mengganti handuk.

Anda mungkin juga menyukai