Diabetes mellitus (DM) adalah sekelompok gangguan metabolisme yang ditandai oleh
hiperglikemia dan kelainan pada metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein.
EPIDEMIOLOGI (DIPIRO,2015)
•DM mempengaruhi sekitar 20,8 juta orang di Amerika Serikat, atau 7% dari populasi. Sementara
diperkirakan 14,6 juta orang telah didiagnosis, 6,2 juta orang lainnya yang memiliki DM tidak menyadari
mereka memiliki penyakit. Di seluruh dunia, jumlah orang dengan DM diperkirakan akan meningkat
menjadi 35% pada tahun 2025.1 Peningkatan prevalensi DM disebabkan oleh tiga pengaruh: gaya hidup,
etnis, dan usia. Gaya hidup menetap ditambah dengan konsumsi makanan berlemak tinggi dan ukuran
porsi yang lebih besar telah mengakibatkan meningkatnya tingkat orang yang kelebihan berat badan atau
obesitas.
•Kegemukan didefinisikan sebagai indeks massa tubuh (BMI) lebih besar dari 25 kg / m2, sedangkan BMI
lebih besar dari 30 kg / m2 merupakan obesitas. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC)
memperkirakan bahwa 25% hingga 33% orang Amerika tidak terlibat dalam jumlah kegiatan sehari-hari
yang mencukupi.lalu, gaya hidup kelompok etnis tertentu memiliki risiko DM yang sangat tinggi.
•Faktor kontribusi ketiga adalah bertambahnya usia. Prevalensi DM meningkat dengan usia dari sekitar
2% individu berusia 20 hingga 39 tahun menjadi 20,9% dari individu yang lebih tua dari 60 tahun.1
Seiring bertambahnya usia penduduk, insidensi DM diperkirakan akan meningkat.
PATOFISIOLOGI
•Pada patofisiologi diabetes mellitus tipe 1, yang terjadi adalah tidak adanya insulin yang
dikeluarkan oleh sel yang berbentuk seperti peta pada pankreas yang terletak di belakang
lambung. Dengan tidak adanya insulin, glukosa dalam darah tidak dapat masuk ke dalam sel
untuk dirubah menjadi tenaga. Karena tidak bisa diserap oleh insulin, glukosa ini terjebak dalam
darah dan kadar glukosa dalam darah menjadi naik (Homenta, 2012).
•Diabetes melitus tipe 2 sebanyak 90% kasus diabetes dan biasanya ditandai dengan kombinasi
resistensi insulin dan defisiensi insulin. Resistensi insulin dimanifestasikan oleh peningkatan
lipolysis dan produksi asam lemak bebas, peningkatan produksi glukosa hepatik, dan penurunan
serapan otot rangka glukosa. Sel β mengalami disfungsi progresif dan menyebabkan
memburuknya kontrol glukosa darah. DM tipe 2 terjadi ketika gaya hidup diabetogenic (kalori
yang berlebihan, olahraga tidak memadai, dan obesitas) ditumpangkan di atas rentan genotip.
Pada DM tipe 2 terjadi ganguan pengikatan glukosa oleh reseptornya tetapi produksi insulin
masih dalam batas normal sehinga penderita tidak tergantung pada pemberian insulin (Dipiro, et.
al., 2015).
•Kejadian lainnya pada diabetes melitus (1 - 2% kasus) mencakup penyakit endokrin (contoh:
akromegali, cushing syndrome), diabetes gestasional (GDM) atau diabetes pada ibu hamil, dan
obat-obatan (glukokortikoid, niasin, α interferon) (Dipiro, et. al., 2015).
TANDA & GEJALA (DIPIRO,2015)
•Tn US, usia 45 tahun, 160 cm, 80 kg. dengan riwayat DM sejak 5 tahun yang lalu datang ke dokter dengan keluhan badan
lemah, pegal-pegal, kaki sering kesemutan dan terdapat gangrene dikaki. Data klinik menunjukan TD 140/90 mmHg, suhu
38°C.
•Hasil pemeriksaan laboratorium : GDP 220 mg/dL, GD 2 jam PP 490 mg/dL, HbA1C 11%, HDL 35 mg/dL, LDL 210 mg/dL,
• Tn US, usia 45 tahun, • TD 140/90 mmHg DM tipe-2 neuropati dan 1. Dosis Lantus flexpen
160 cm, 80 kg • Suhu 38°C ulkus dikaki yang diberikan
• Memiliki riwayat DM • GDP 220 mg/dL 1. Pemakaian obat seharusnya menjadi 10
sejak 5 tahun lalu • GD 2 jam PP 490 furosemid yang tidak unit perhari (DIH)
• Memiliki keluhan mg/dL tepat (Dipiro ed 9th) 2. Regimen dosis yang
badan lemah, pegal- • HbA1C 11%, 2. Dosis yang kurang diberikan pada
pegal, kaki sering • HDL 35 mg/dL tepat untuk lantus metformin 2xsehari
kesemutan dan terdapat • LDL 210 mg/dL flexpen (DIH) (drugs.com)
gangrene dikaki • Kolesterol total 285 3. Regimen Dose 3. Penggunaan furosemid
mg/dL metformin kurang tepat tidak diberikan karena
• TGA 278 mg/dL (drugs.com) pasien mengalami
hipertensi stage 1
4. Penambahan obat
cilostazol 50 mg untuk
ulkus (luka) pada kaki,
diberikan 2xsehari 30
menit sebelum makan
atau 2 jam sesudah
makan (drugs.com)
2. Isi formulir pelayanan dan lakukan konseling obat pada pasien
diatas dengan metode 3 prime question !
Jawab :
a) Apa yang dikatakan dokter tentang kegunaan pengobatan?
b) Apa yang dikatakan dokter tentang cara pakai obatnya?
c) Apa yang dikatakan dokter tentang harapan terhadap pengobatan?
3. Jelaskan penggunaan insulin dengan alat peraga!
Jawab : 2. Hilangkan kertas pembungkus dan tutup
1. Siapkan insulin pen, lepaskan penutup jarum
pen. a. Tarik kertas pembungkus pada jarum pen.
b. Putar jarum insulin ke insulin pen
c. Lepaskan penutup jarum luar
d. Lepaskan penutup luar jarum agar jarum
tampak. Buang penutup jarum ke tempat
samapah.
{Jarum pen ada berbagai macam ukuran}
3. Pertama insulin pen, pastiakan pen siap 4. Aktifkan tombol dosis insulin (bisa diputar-
digunakan putar sesuai keinginan)
a. Lepaskan tutup luar jarum dan putar untuk melepaskan jarum dari pen
b. Tempatkan jarum yang telah digunakan pada wadah yang aman (kaleng kosong)
c. Buang ke tempat sampah jangan dibuang ditempat pendaurulang sampah.