DISUSUN OLEH :
Risky Asrina Morijan
191148201101
DOSEN PEMBIMBING :
LABORATORIUM FARMASETIKA I
KELAS : 1 A farmasi
NIM :191148201101
HARI :
TANGGAL :
TINJAUAN PUSTAKA
Pil adalah suatu sediaan berupa massa bulat, mengandung satu atau lebih bahan obat (FI III,
1979 : 23). Pil adalah sediaan kecil, berbentuk bulat atau bulat telur untuk pemakaian dalam
(Eric W. Martin, 1971 : 802). Pil adalah suatu sediaan yang berbentuk bulat seperti kelereng
mengandung satu atau lebih bahan obat.
1.Pil(bobot60-300mg,bobotideal100-150mg rata2120mg).
2.Boli(pilyangberatnya>300mg).
3. Granula (1/3 – 1 grain).
4. parvul (<>).
PERSYARATAN PIL DALAM FARMAKOPE
a) Bobot pil ideal antara 100, 150 mg, rata-rata 120 mg. Oleh karena sesuatu hal syarat ini
seringkali tidak dapat dipenuhi
b) Syarat yang diberikan pada semua pil yang dipaparkan dalam farmakope dan yang dapat
dianggap berlaku untuk semua pil-pil, yakni pil-pil setelah dimasukkan ke dalam asam
klorida 0,04N pada 37 derajat dan dikocok-kocok keras-keras sampai hancur.
c) Pada waktu penyimpanan bentuknya tidak boleh berubah, tidak begitu keras sehingga
dapat hancur dalam saluran pecernaan, dan pil salut enteric tidak hancur dalam lambung
tetapi hancur dalam usus halus.
d) Memenuhi keseragaman bobot. Timbang 20 pil satu-persatu,hitung bobot
rata-rata, penyimpangan terbesar terhadap bobot rata-rata.
e) Memenuhi waktu hancur seperti tertera pada compresi yaitu dalam air 36– 38derajat pil
selama 15 menit untuk pil tidak bersalut dan 60 menit untuk pil yang bersalut.
KEUNTUNGAN SEDIAAN PIL
1. Menutupi rasa obat yang tidak enak.
2. Relatif lebih stabil dibanding sediaan lain yang mudah bereaksi dengan udara dan
cahaya.
3. Baik untuk obat yang dikehendaki memberikan aksi yang lambat.
4. Mudah digunakan atau ditelan.
KERUGIAN SEDIAAN PIL
1. Kurang cocok untuk obat yang dikehendaki memberikan aksi yang cepat.
2. Obat tertentu dalam larutan pekat dapat mengiritasi lambung.
3. B.O. Padat volominous dan B.O. Cair dalam jumlah lebih.
1. Pembuatan sediaan
a) Resep 3
Dr. Anies Centora
SIP : 220/ DDK / DU-X / 2010
APA : Risky Asrina S. Farm.,Apt
R/ Aminophylin 100 mg
Succus liquritae 50 mg
SL 50 mg
m.f.pil.dtd No. X
s.t.dd. pil I
b) . Resep standar : -
APA : Ada
- Jika masa pil belum bisa dibentuk maka tetesi dengan aqua 1-2 tetes.
2. Ditimbang bahan Aminophylin 1000 mg, Succus liquarate 500 mg, SL 500 mg.
5. Dimasukan bahan succus liquanate ke dalam mortir lalu digerus ad membentuk massa pil
yang dapat dibentuk.
8. Dimasukan kedalam plastik klip diberi etiket putih dan label NI.
J ). Etiket obat :
PEMBAHASAN
Pada resep 1, yaitu membuat sediaan pil Aminophilin 1000 mg, Succus liqurate 500 mg,SL
500 mg, dimasukan bahan SL 500 mg terlebih dahulu lalu digerus sampai homogen,
dimasukkan Aminophylin ke dalam mortir lalu digerus ad homogen, lalu dimasukkan Succus
liquanate lalu digerus ad homogen sampai membentuk massa pil yang dapat dibentuk, setelah
dapat dibentuk. Dipotong menggunakan percetakan yang sudah ditaburi talkom dan membuat
masa pil dengan alat pembuat pil setelah di buat, dimasukan ke dalam plastik klip diberi
etiket putih diserahkan kepada pasien di sertai PIO.
Pada resep 2, yaitu membuat sediaan pil Luminal 1000 mg, Succus liquruitae 1000 mg, SL
1000 mg, dimasukan luminal 1000 mg kedalam mortir gerus ad homogen, dimasukan SL
1000 mg lalu digerus ad homogen, lalu masukan succus gerus ad homogen, lalu tambahkan
aqua glicerin ke dalam mortir lalu buat adonan memanjang sama rata sampai bisa di potong
menjadi 20 bagian.pil ditaburi talkom agar tidak lengket, masukkan ke dalam plastik klip lalu
diberi etiket putih, tandai 3 kali sehari 1 pil sesudah makan kepda pasien diberi PIO.
KESIMPULAN
1. Pil adalah suatu sediaan berupa massa bulat dan menggandung satu atau lebih bahan
obat
2. Resep 1 membuat sediaan pil dengan khasiat obat sebagai obat asma.
3. Resep 2 membuat sediaan pil dengan khasiat obat sebagai demam dan kejang.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1979, Farmakope indonesia edisi III, Depkes RI, Jakarta
Dapertemen kesehatan 1979, Farmakope indonesia, Edisi III, Jakarta, Depkes RI.
Depertemen kesehatan, 1995, Farmakope indonesia, Edisi IV, jakarta, Depkes RI.