Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun oleh :
LABORATORIUM FARMASETIKA
KOTA BOGOR
2020
BAB I
PENDAHULUAN
Tujuan
- Adapun tujuan dilakukannya praktikum ini yaitu agar praktikan dapat membuat
sediaan kapsul dengan baik dan benar sesuai dengan prinsip kerja
- Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami cara pembuatan kapsul
- Adapun tujuan dilakukannya praktikum ini yaitu agar praktikan dapat membuat
sediaan unguentum dengan baik dan benar sesuai dengan prinsip kerja
- Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami cara pembuatan unguentum
Tinjauan Pustaka
KAPSUL
A. PENGERTIAN KAPSUL
Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri obat dalam cangkang keras atau
lunak yang dapat larut. Cangkang umumnya terbuat dari gelatin, bisa juga dari pati
atau bahan lain yang sesuai (Dirjen POM,1995).
Kapsul adalah yang dibuat dari gelatin yang merupakan cangkang yang diisi
dengan bahan bubuk yang membentuk dosis tunggal (Parrot,1968).
Kapsul adalah dibuat dari gelatin yang mengandung cangkang berisi beni
bahan obat untuk dosis tunggal (schovilles, 1979).
Kapsul cangkang keras biasanya diisi dengan serbuk atau granul. Pada
formulasi massa kapsul, bila dosis obat atau jumlah obat yang akan dimasukkan tidak
memenuhi untuk mengisi volume kapsul, maka diperlukan penambahan bahan pengisi
yang cocok dalam jumlah yang tepat. Bila jumlah obat yang akan diberikan dalam
satu kapsul cukup besar untuk mengisi penuh kapsul, bahan pengisi tidak dibutuhkan
(Augsbuger, 2000).
SALEP (UNGUENTUM)
Salep (Unguenta) adalah sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan
digunakan sebagai obat luar. (FI III, 33)
Cara pembuatan salep (IMO, 55)
Aturan umum ialah :
- Zat yang dapat larut dalam dasar salep, dilarutkan bila perlu dengan pemanasan
rendah
- Zat yang tidak cukup larut dalam dasar salep, lebih dulu diserbuk dan diayak dengan
derajat ayakan no. 100
- Zat yang mudah larut dalam air dan stabil, serta dasar salep mampu
mendukung/menyerap air tersebut, dilarutkan dulu dalam air yang tersedia, setelah itu
ditambahkan bagian dasar salep yang lain
- Bila dasar salep dibuat dengan peleburan, maka campuran tersebut harus diaduk
sampai dingin
Berdasarkan komposisi dasar salep dapat digolongkan sebagai berikut.
Dasar salep hidrokarbon,yaitu terdiri dari antara lain:
Vaselin putih,Vaselin kuning
Campuran Vaselin dengan malam putih, malam kuning
Parafin encer, Parafin padat.
Minyak tumbuh-tumbuhan
Zat-zat yang dapat dilarutkan dalam dasar salep. (IMO, 55)
Umumnya kelarutan obat dalam minyak lemak lebih besar daripada dalam vaselin.
Champora, Mentholum, Phenolum, Thymolum dan Guayacolum lebih mudah dilarutkan
dengan cara digerus dalam mortir dengan minyak lemak. Bila dasar salep mengandung
vaselin, maka zat-zat tersebut digerus halus dan tambahkan sebagian (+sama banyak) Vaselin
sampai homogen, baru ditambahkan sisa vaselin dan bagian dasar salep yang lain.
Champora dapat dihaluskan dengan tambahan Spiritus fortior atau eter secukupnya
sampai larut setelah itu ditambahkan dasar salep sedikit demi sedikit, diaduk sampai spiritus
fortiornya menguap. Bila zat-zat tersebut bersama-sama dalam salep, lebih mudah dicampur
dan digerus dulu biar meleleh baru ditambahkan dasar salep sedikit demi sedikit.
Zat-zat yang mudah larut dalam air. (IMO, 57)
Bila masa salep mengandung air dan obatnya dapat larut dalam air yang tersedia maka
obatnya dilarutkan dulu dalam sebagian dulu dalam air dan dicampur dengan bagian dasar
salep yang dapat menyerap air, setelah seluruh obat dalam air terserap, baru ditambahkan
bagian-bagian lain dasar salep, digerus dan diaduk hingga homogen.
Dasar salep yang dapat menyerap air antara lain ialah Adeps lanae, Unguentum
Simplex, hydrophilic ointment. Dan dasar salep yang sudah mengandung air antara lain
Lanoline (25% air), Unguentum Leniens (25%), Unguentum Cetylicum hydrosum (40%).
Zat-zat yang kurang larut atau tidak larut dalam dasar salep. (IMO, 59)
Zat-zat ini diserbukkan dulu dengan derajat halus serbuk pengayak no.100 setelah itu
serbuk dicampur baik-baik dengan sama berat masa salep, atau dengan salah satu bahan dasar
salep. Bila perlu bahan dasar salep tersebut dilelehkan terlebih dahulu, setelah itu sisa bahan-
bahan yang lainditambahkan sedikit demi sedikit sambil digerus dan diaduk hingga homogen.
Untuk pencegahan pengkristalan pada waktu pendinginan, seperti Cera flava, Cera alba,
Cetylalcoholum dan Paraffinum solidum tidak tersisa dari dasar salep yang cair atau lunak.
Kualitas salep yang baik adalah. (Ilmu Resep Teori, 42)
Stabil, selama dipakai harus bebas dari inkompatibilitas, tidak terpengaruh oleh suhu
dan kelembaban kamar.
Lunak,semua zat yang ada dalam salep harus dalam keadaan halus, dan seluruh
produk harus lunak dan homogen.
Mudah dipakai atau mudah dioleskan.
Dasar salep yang cocok.
Dapat terdistribusi merat
Fungsi Salep
- Sebagai bahan pembawa substansi obat untuk pengobatan kulit.
- Sebagai bahan pelumas pada kulit.
- Sebagai pelindung untuk kulit yaitu mencegah kontak permukaan kulit dengan larutan
berair dan rangsang kulit.
BAB II
METODE KERJA
Resep 01 Kapsul
Bogor,
R/ Paracetamol 500 mg
DMP 15mg
CTM 1 mg
S 3 dd caps I
- Paracetamol
- DMP
- CTM
- Mortir dan Alu
- Timbangan
- Perkamen
- Sudip
Kelengkapan Resep
- No resep
- Paraf dokter
- Alamat pasien
Fungsi masing masing dan indikasi sediaan
Cara Kerja
Etiket
Resep 02 pulvis
Alat dan Bahan
- Acid boric
- Etanol 70%
- Talc
- Timbangan
- Mortir dan Alu
- Ayakan no. 100
Kelengkapan Resep
- No resep
- Paraf dokter
- Alamat pasien
Cara kerja
Etiket
- Amoxicillin
- Paracetamol
- Ctm
- Timbangan
- Perkamen
- Mortir dan Alu
Kelengkapan Resep
- No resep
- Paraf dokter
- Alamat pasien
4. Amoxicillin
Pemerian : serbuk kristal berwarna putih atau sangat putih
Kelarutan : kurang larut dalam air, sangat larut dalam alkohol dan sangat tidak larut
dalam lemak
Zat khasiat : antimikroba
5. Paracetamol ( FI edisi III hal 37 )
Pemerian : hablur atau serbuk putih, tidak berbau, rasa pahit
Kelarutan : larut dalam 70 bagian air, dalam 7 bagian etanol 95% P, dalam 13 bagian
aseton P, dalam 40 bagian gliserol P dan dalam 9 bagian propilenglikol P, larut dalam
larutan alkali hidroksida.
6. Ctm (FI ed. IV hal 210)
Pemerian : Serbuk hablur putih, tidak berbau, larutan punya Ph antara 4 dan 5. Mudah
larut dalam air, larut dalam etanol dan larut dalam chloroform. Sukar larut dalam eter
dan garam benzena.
Zat Khasiat : antihistamin
Cara kerja
Etiket
Label : habiskan
BAB III
Pulvis adspersorius atau pulvis tak terbagi yang di dalam pembuatannya tidak perlu lagi
dibagi-bagi seperti pulveres. Contohnya dalam bentuk sediaan bedak tabur. Etiket yang di
gunakan dalam resep pulvis adspersorius merupakan etiket biru, sebab bentuk sediaan ini
merupakan sediaan yang di gunakan dalam pengobatan luar. Dalam pembuatan serbuk tabur
penimbangan bahan yang beratnya di bawah 500 Mg di timbang di neraca halus sedangkan
bahan yang memiliki berat diatas 500 Mg di timbang di neraca kasar.
Dalam pembuatan resep 01 menggunakan bahan asam salisilat, sulfur, zinc oxyd dan
talk. Asam salisilat merupkan bahan aktif obat yang berfungsi sebagai keratolikum dan anti
fungsi,sulfur yang berfungsi sebagai anti skabies, zinc oxyd yang berfungsi sebagai
antiseptikum lokal, sedangkan talcum hanya sebagai zat tambahan. Pada cara pembuatan
asam salisilat harus ditetesi dengan etanol 70% karena asam salisilat larut dalam etanol 70%
dan dikeringkan dengan talk secukupya. Setelah asam salisilat homogen baru ditambahkan
zinc oxyd, di gerus sampai homogen, setelah itu masukan sisa talk, gerus ad homogen.
Sebelum ditimbang sesuai bobot yang diminta sediaan di ayak dulu menggunakan ayakan
no. 100, sediaan di ayak agar tidak ada sediaan yang menggumpal atau kasar.sulfur
dimasukan setelah sediaan diayak dan ditimbang, karena sulfur tidak dapat diayak dengan
ayakan dari sutera maupun logam karena dapat menimbulkan butiran bermuatan listrik
akibat gesekan.
Dalam pembutan resep 02 menggunakan bahan obat acid bocric dan talk. Acid borid
berfungsi sebagai antiseptikan ekstrem, sedangkan tal hanya sebagai zat tambahan. Dalam
pembuatan acid boric sama dengan asam salisilat harus ditetesi dengan etanol 70% agar acid
boric dapa larut kemudian dikeringkan dan di gerus ad homogen dengan talk.
Resep 03 ( pulveres )
Pulveres atau serbuk terbagi yang di dalam pembuatannya perlu dibagi-bagi dengan
sama rata. Contohnya dalam bentuk sediaan puyer atau kapsul. Etiket yang di gunakan
dalam resep pulveres merupakan etiket putih, sebab bentuk sediaan ini merupakan sediaan
yang di gunakan dalam pengobatan dalam atau oral.
Pada resep ini praktikan membuat sediaanberupa serbuk terbagi (pulveres) yang mana
komposisi bahannya terdiri dari Amoxicillin, Paracetamol, Ctm. Dalam pembuatan resep ini
ini harus ada pengenceran ctm, karena bobotnya kurang dari 50 mg. Pengenceran ctm
dilakukan dengan menimbang 50mg ctm ditambah sl ad 500mg. Setelah ditimbang lalu di
gerus ad homogrn dan ambil hasil pengenceran sesuai perhitungan. Lalu masukan
amoxicillin dan paracetamol, gerus ad homogen, bagi dua sama banyak diatas timbangan
satu bagian untuk 10 bungkus total 20 bungkus. Kemas, masukan ke dalam plasrik klip dan
beri etiket dan label habiskan karena sediaan mengandung antibiotik yang bisa
menyebabkan resistensi. obat ini mempunyai efek samping yaitu dapat menyebabkan
kantuk, karena terdapat ctm di dalamnya.
BAB IV
PENUTUPAN
Kesimpulan
1. Serbuk tak terbagi atau pulvis adalah serbuk ringan untuk penggunaan topikal,
dikemas dalam wadah yang bagian atasnya mempunyai lubang halus untuk
2. Serbuk bagi atau pulveres adalah serbuk yang dibagi dalam bobot lebih kurang sama,
3. pulvis pada resep 01 mengandung asam salisilat yang berfungsi sebagai keratolitikum
jadi dapat disimpulkan obat ini digunakan untuk menyembuhkan penyakit kulit yang
dapat juga disebabkan oleh jamur atau obat untuk menghilangkan iritasi pada kulit.
4. pulvis pada resep 02 mengandung acid bocric sebagai antiseptikan extrem, obat ini
pertumbuhan bakteri.
LAMPIRAN