Anda di halaman 1dari 21

Laporan Praktikum Farmasetika

Kapsul dan Salep

Disusun oleh :

Nama : Febi Prabawanti


NIM : 19012055
Kelompok :3
Dosen Pengampu : Nuzul Gyanata A., M.Farm, Apt
Assajada Lizikri., S.Farm, Apt

MINGGU, 19 JULI 2020

LABORATORIUM FARMASETIKA

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI DAN INDUSTRI FARMASI

KOTA BOGOR

2020
BAB I

PENDAHULUAN

Tujuan

- Adapun tujuan dilakukannya praktikum ini yaitu agar praktikan dapat membuat
sediaan kapsul dengan baik dan benar sesuai dengan prinsip kerja
- Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami cara pembuatan kapsul
- Adapun tujuan dilakukannya praktikum ini yaitu agar praktikan dapat membuat
sediaan unguentum dengan baik dan benar sesuai dengan prinsip kerja
- Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami cara pembuatan unguentum

Tinjauan Pustaka

KAPSUL

A. PENGERTIAN KAPSUL
Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri obat dalam cangkang keras atau
lunak yang dapat larut. Cangkang umumnya terbuat dari gelatin, bisa juga dari pati
atau bahan lain yang sesuai (Dirjen POM,1995).
Kapsul adalah yang dibuat dari gelatin yang merupakan cangkang yang diisi
dengan bahan bubuk yang membentuk dosis tunggal (Parrot,1968).
Kapsul adalah dibuat dari gelatin yang mengandung cangkang berisi beni
bahan obat untuk dosis tunggal (schovilles, 1979).

B. MACAM – MACAM KAPSUL


Kapsul dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu, kapsul gelatin lunak dan
kapsul gelatin keras. Kapsul gelatin keras lebih sedikit mengandung uap air
dibandingkan dengan kapsul gelatin lunak yaitu sekitar 9 – 12 % (Ansel 1989).
Kapsul memiliki kemampuan dalam menutup rasa dan bau, serta memberikan
perlindungan bahan aktif terhadap oksidasi dan kelembaban. (Ansel 1989).
Umumnya kapsul gelatin keras dipakai untuk menampung isi antara 65 mg-1 g
bahan serbuk, termasuk bahan obat dan bahan pengencer lainnya.

Bobot isi pada densitas 0,8


Ukuran Kapsul Volume (ml)
g/cm3 (g)
000 1,370 1,096
00 0,950 0,760
0 0,680 0,544
1 0,500 0,400
2 0,370 0,296
3 0,300 0,240
4 0,210 0,168
5 0,130 0,104
Tablet ll.1  : Variasi kapasitas ukuran kapsul

Kapsul cangkang keras biasanya diisi dengan serbuk atau granul. Pada
formulasi massa kapsul, bila dosis obat atau jumlah obat yang akan dimasukkan tidak
memenuhi untuk mengisi volume kapsul, maka diperlukan penambahan bahan pengisi
yang cocok dalam jumlah yang tepat. Bila jumlah obat yang akan diberikan dalam
satu kapsul cukup besar untuk mengisi penuh kapsul, bahan pengisi tidak dibutuhkan
(Augsbuger, 2000).

C. KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN SEDIAAN KAPSUL


Beberapa keuntungan sediaan kapsul gelatin keras diantaranya adalah (Lachman,
1994):
1. Dapat menutupi rasa dan bau yang tidak enak dari bahan obat mudah untuk
ditelan
2. Mudah dalam penyiapan karena hanya sedikit bahan tambahan dan tekanan
yang dibutuhkan
3. Dapat digunakan untuk menggabungkan beberapa jenis obat pada kebutuhan
yang mendadak
4. Bahan obat terlindung dari pengaruh luar seperti cahaya dan kelembaban
Sedangkan kerugian pemberian bentuk sediaan kapsul adalah sebagai
berikut Syamsuni, 1993):
a) Tidak bisa untuk zat-zat yang mudah menguap karena pori-pori kapsul tidak
dapat menahan penguapan.
b) Tidak bisa untuk zat-zat yang higrokskopis (menyerap lembab).
c) Tidak bisa untuk zat-zat yang dapat bereaksi dengan cangkang kapsul.
d) Tidak bisa untuk balita.
e) Kapsul tidak cocok untuk bahan obat yang dapat mengembang peralatan
pengisi kapsul
f) Mempunyai kecepatan yang lebih lambat dibandingkan sedian lainnya.
Biasanya kapsul tidak digunakan untuk bahan-bahan yang sangat mudah larut
seperti kalium klorida, kalium bromida, atau ammonium klorida, karena kelarutan
mendadak dari senyawa-senyawa seperti itu dalam lambung dapat mengakibatkan
konsentrasi yang menimbulkan iritasi. Kapsul tidak boleh digunakan untuk bahan-
bahan yang sangat mudah mencair dan sangat mudah menguap. Bahan yang mudah
mencair dapat memperlunak kapsul, sedangkan yang mudah menguap akan
mengeringkan kapsul dan menyebabkan kerapuhan (Lachman, 1994).
Cangkang kapsul kelihatannya keras, tetapi sebenarnya masih mengandung air
dengan kadar 10-15%. Jika disimpan di tempat yang lembab, kapsul akan menjadi
lunak dan melengket satu sama lain serta sukar dibuka karena kapsul itu dapat
menyerap air dari udara yang lembab. Sebaliknya, Jika disimpan di tempat yang
terlalu kering, kapsul itu akan kehilangan airnya sehingga menjadi rapuh dan muda
pecah (Syamsuni, 1993).

D. CARA PENGISIAN KAPSUL


Yang dimaksud kapsul disini adalah kapsul keras. Kapsul gelatin keras  terdiri
dari dua  bagian yaitu bagian dalam atau induk yaitu bagian yang lebih panjang (biasa
disebut badan kapsul) dan bagian luar atau tutup. Kapsul demikian juga
disebut Capsulae Operculatae dan kapsul bentuk ini diproduksi besar-besaran di
pabrik dengan mesin otomatis. Umumnya ada lekuk khas pada bagian tutup dan
induk  untuk memberikan penutupan yang baik  bila bagian induk  dan tutup
cangkangnya dilekatkan, untuk mencegah terbukanya cangkang kapsul yang telah
diisi, selama transportasi dan penanganan (Lachman, 1994).
Ada 3 macam cara pengisian kapsul yaitu dengan tangan, dengan alat bukan
mesin dan dengan alat mesin (Lachman, 1994):
1. Dengan tangan
Merupakan cara yang paling sederhana yakni dengan tangan, tanpa bantuan
alat lain. Cara ini sering dikerjakan di apotik untuk melayani resep dokter.
Pada pengisian dengan cara ini sebaiknya digunakan sarung tangan untuk
mencegah alergi yang mungkin timbul karena petugas tidak tahan terhadap
obat tersebut. Untuk memasukkan obat dapat dilakukan dengan cara serbuk
dibagi sesuai dengan jumlah kapsul yang diminta lalu tiap bagian serbuk
dimasukkan kedalam badan kapsul dan ditutup.  
2. Dengan alat bukan mesin
Alat yang dimaksud disini adalah alat yang menggunakan tangan manusia.
Dengan menggunakan alat ini akan didapatkan kapsul yang lebih seragam dan
pengerjaannya dapat lebih cepat sebab sekali cetak dapat dihasilkan berpuluh-
puluh kapsul. Alat ini terdiri dari dua  bagian yaitu bagian yang tetap dan
bagian yang bergerak dengan cara :
a) Kapsul dibuka dan badan kapsul dimasukkan kedalam           lubang
dari bagian alat yang tidak bergerak.
b) Serbuk yang akan dimasukkan kedalam kapsul              dimasukkan
/ditableturkan pada permukaan kemudian diratakan dengan kertas film.
c)  Kapsul ditutup dengan cara merapatkan/menggerakkan bagian yang
bergerak. Dengan cara demikian semua kapsul akan tertutup.
3. Dengan alat mesin
Untuk menghemat tenaga dalam rangka memproduksi kapsul secara besar-
besaran dan untuk menjaga keseragaman dari kapsul tersebut , perlu
dipergunakan alat yang serba otomatis mulai dari membuka, mengisi sampai
dengan menutup kapsul. Dengan cara ini dapat diproduksi kapsul dengan
jumlah besar dan memerlukan tenaga sedikit serta keseragamannya lebih
terjamin.

E. SYARAT – SYARAT KAPSUL


1. Keseragaman Bobot
Keseragaman bobot dibagi menjadi dua kelompok (Dirjen POM, 1979) :
a. Kapsul berisi obat kering
Timbang 20 kapsul, timbang lagi satu persatu, keluarkan isi semua kapsul,
timbang seluruh bagian cangkang kapsul. Hitung bobot isi kapsul dan bobot
rata-rata tiap isi kapsul. Perbedaan dalam persen bobot isi tiap kapsul terhadap
bob.ot rata-rata tiap isi kapsul tidak boleh lebih dari dua kapsul yang
penyimpangannya lebih besar dari harga yang ditetapkan oleh kolom A dan
tidak satu kapsul pun yang penyimpangannya melebihi yang ditetapkan oleh
kolom B.

Perbedaan bobot isi kapsul


Bobot rata-rata
dalam %
kapsul
A B

120 mg atau lebih 10% 20%


lebih dari 120 mg 7,5% 15%

Tablet II.2 : Bobot Isi Kapsul dan Bobot Rata-Rata


b. Kapsul berisi obat cair atau pasta
Timbang 10 kapsul, timbang lagi satu persatu. Keluarkan isi semua kapsul,
cuci cangkang kapsul dengan eter. Buang cairan cucian, biarkan hingga tidak
berbau eter, timbang seluruh bagian cangkang kapsul. Hitung bobot isi kapsul
dan bobot rata-rata tiap isi kapsul. Perbedaan dalam persen bobot isi tiap
kapsul terhadap bobot rata-rata tiap isi kapsul tidak lebih dari 7,5%.
2. Waktu Hancur
Uji waktu hancur  digunakan untuk menguji kapsul keras maupun kapsul lunak.
Waktu hancur ditentukan untuk mengetahui waktu yang diperlukan oleh kapsul
yang bersangkutan untuk hancur menjadi butiran-butiran bebas yang tidak terikat
oleh satu bentuk.
3. Keseragaman Sediaan
Terdiri dari keragaman bobot untuk kapsul keras dan keseragaman kandungan
untuk kapsul lunak.
4. Uji Disolusi
Uji ini digunakan untuk menentukan kesesuaian dengan persyaratan disolusi yang
tertera dalam farmakope masing–masing monografi. Persyaratan disolusi tidak
berlaku untuk kapsul gelatin lunak kecuali bila dinyatakan dalam masing–masing
monografi.

SALEP (UNGUENTUM)

Salep (Unguenta) adalah sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan
digunakan sebagai obat luar. (FI III, 33)
Cara pembuatan salep (IMO, 55)
Aturan umum ialah :
- Zat yang dapat larut dalam dasar salep, dilarutkan bila perlu dengan pemanasan
rendah
- Zat yang tidak cukup larut dalam dasar salep, lebih dulu diserbuk dan diayak dengan
derajat ayakan no. 100
- Zat yang mudah larut dalam air dan stabil, serta dasar salep mampu
mendukung/menyerap air tersebut, dilarutkan dulu dalam air yang tersedia, setelah itu
ditambahkan bagian dasar salep yang lain
- Bila dasar salep dibuat dengan peleburan, maka campuran tersebut harus diaduk
sampai dingin
Berdasarkan komposisi dasar salep dapat digolongkan sebagai berikut.
Dasar salep hidrokarbon,yaitu terdiri dari antara lain:
 Vaselin putih,Vaselin kuning
  Campuran Vaselin dengan malam putih, malam kuning
 Parafin encer, Parafin padat.
 Minyak tumbuh-tumbuhan
Zat-zat yang dapat dilarutkan dalam dasar salep. (IMO, 55)
Umumnya kelarutan obat dalam minyak lemak lebih besar daripada dalam vaselin.
Champora, Mentholum, Phenolum, Thymolum dan Guayacolum lebih mudah dilarutkan
dengan cara digerus dalam mortir dengan minyak lemak. Bila dasar salep mengandung
vaselin, maka zat-zat tersebut digerus halus dan tambahkan sebagian (+sama banyak) Vaselin
sampai homogen, baru ditambahkan sisa vaselin dan bagian dasar salep yang lain.
Champora dapat dihaluskan dengan tambahan Spiritus fortior atau eter secukupnya
sampai larut setelah itu ditambahkan dasar salep sedikit demi sedikit, diaduk sampai spiritus
fortiornya menguap. Bila zat-zat tersebut bersama-sama dalam salep, lebih mudah dicampur
dan digerus dulu biar meleleh baru ditambahkan dasar salep sedikit demi sedikit.
Zat-zat yang mudah larut dalam air. (IMO, 57)
Bila masa salep mengandung air dan obatnya dapat larut dalam air yang tersedia maka
obatnya dilarutkan dulu dalam sebagian dulu dalam air dan dicampur dengan bagian dasar
salep yang dapat menyerap air, setelah seluruh obat dalam air terserap, baru ditambahkan
bagian-bagian lain dasar salep, digerus dan diaduk hingga homogen.
Dasar salep yang dapat menyerap air antara lain ialah Adeps lanae, Unguentum
Simplex, hydrophilic ointment. Dan dasar salep yang sudah mengandung air antara lain
Lanoline (25% air), Unguentum Leniens (25%), Unguentum Cetylicum hydrosum (40%).
Zat-zat yang kurang larut atau tidak larut dalam dasar salep. (IMO, 59)
Zat-zat ini diserbukkan dulu dengan derajat halus serbuk pengayak no.100 setelah itu
serbuk dicampur baik-baik dengan sama berat masa salep, atau dengan salah satu bahan dasar
salep. Bila perlu bahan dasar salep tersebut dilelehkan terlebih dahulu, setelah itu sisa bahan-
bahan yang lainditambahkan sedikit demi sedikit sambil digerus dan diaduk hingga homogen.
Untuk pencegahan pengkristalan pada waktu pendinginan, seperti Cera flava, Cera alba,
Cetylalcoholum dan Paraffinum solidum tidak tersisa dari dasar salep yang cair atau lunak.
Kualitas salep yang baik adalah. (Ilmu Resep Teori, 42)
 Stabil, selama dipakai harus bebas dari inkompatibilitas, tidak terpengaruh oleh suhu
dan kelembaban kamar.
 Lunak,semua zat yang ada dalam salep harus dalam keadaan halus, dan seluruh
produk harus lunak dan homogen.
 Mudah dipakai atau mudah dioleskan.
 Dasar salep yang cocok.
 Dapat terdistribusi merat

Fungsi Salep
- Sebagai bahan pembawa substansi obat untuk pengobatan kulit.
- Sebagai bahan pelumas pada kulit.
- Sebagai pelindung untuk kulit yaitu mencegah kontak permukaan kulit dengan larutan
berair dan rangsang kulit.
BAB II

METODE KERJA

Resep 01 Kapsul

Dr. Liana Anastasia


Jl. Parung Aleng No.23
Telp: (0251)8323819
SIP.No. 222/K/20

Bogor,

R/ Paracetamol 500 mg
DMP 15mg
CTM 1 mg

m.f pulv dtd da in caps no X

S 3 dd caps I

Pro : jodi ( 21thn)

Alat dan Bahan

- Paracetamol
- DMP
- CTM
- Mortir dan Alu
- Timbangan
- Perkamen
- Sudip

Kelengkapan Resep

- No resep
- Paraf dokter
- Alamat pasien
Fungsi masing masing dan indikasi sediaan

1. Paracetamol ( FI edisi III hal 37 )


Pemerian : hablur atau serbuk putih, tidak berbau, rasa pahit
Kelarutan : larut dalam 70 bagian air, dalam 7 bagian etanol 95% P, dalam 13 bagian
aseton P, dalam 40 bagian gliserol P dan dalam 9 bagian propilenglikol P, larut dalam
larutan alkali hidroksida.
2. Ctm (FI ed. III hal 153)
Pemerian : Serbuk hablur, tidak berbau, rasa pahit.
Kelarutan : larut dalam 4 bagian air, dalam 10 bagian etanol (95%) P dan dalam 10
bagian kloroform P: sukar larut dalam eter P.
Zat Khasiat : antihistamin
3. DMP ( FI edisi III hal 206 )
Pemerian : serbuk hablur, putih, tidak berbau rasa pahit
Kelarutan : larut dalam 60 bagian air dan dalam 10 bagian etanol 95% P, mudah larut
dalam kloroform P disertai pemisahan air, praktid tidak larut dalam eter P
Zat khasiat : Antitusivum

Perhitungan Dosis dan Penimbangan Bahan

1. Paracetamol : 500mg x 10 = 5000mg


5000mg : 500mg = 10 tab

2. DMP : 15mg x 10 = 150mg

3. Ctm : 1mg x 10 = 10mg

Dm ctm 1h = 40mg Dt ctm 1h = 3mg


Dm 1h = 21/20 x 40 = 42mg
%dm 1h = 3mg/20mg x 100% = 15%

Ctm < 50mg (pengenceran)


Timbang ctm 50mg + SL 450mg = 500mg
Ambil ctm 20mg/50mg x 500mg = 200mg (Hasil Pengenceran)
500mg – 200mg = 300mg (Sisa Pengenceran)
4. Talk : 100% - ( 0,5% + 1% + 20%)
100% - 21,5% = 78,5%
78,25% x 25gr = 19,625gr
19,625gr x 1,1 = 21,5875gr
Penimbangan : 21, 5875gr

Cara Kerja

1. Siapkan alat dan bahan


2. Setarakan timbangan
3. Timbang semua bahan yang diperlukan sesuai perhitungan
4. Masukan asam salisilat ke dalam mortir, tetesi dengan sedikit etanol 70%, gerus ad
larut
5. Tambahkan talk secukupnya ke dalam asam salisilat, gerus ada kering
6. Tambahan zinc oxyd ke dalam mortir, gerus ad homogen
7. Tambahkan sisa talk kedalam mortir gerus ad homogen
8. Ayak mengunakan ayakan no mess 100
9. Timbang bobot bila ditambahkan sulfur ad 25gr
10. Tambahkan sulfur gerus ad homogen
11. Masukan kedalam wadah, kemas dan beri etiket

Etiket

Etiket biru : karena sediaan obat luar

Resep 02 pulvis
Alat dan Bahan

- Acid boric
- Etanol 70%
- Talc
- Timbangan
- Mortir dan Alu
- Ayakan no. 100

Kelengkapan Resep

- No resep
- Paraf dokter
- Alamat pasien

Fungsi masing masing dan indikasi sediaan

1. Acid Boric ( FI edisi III hal 49 )


Pemerian : hablur, serbuk hablur putih atau sisik putih mengkilap, tidak berwarna,
tidak berbau, kasar, rasa agak asam dan pahit kemudian manis.
Kelarutan : larut dalam 20 bagian air dalam 3 bagian air mendidih, dalam 16 bagian
etanol 95% P dan dalam bagian gliserol P
Zat khasiat : antisepikan ekstem
2. Talc ( FI edisi III hal 591 )
Pemerian : serbuk hablur, sangat halus, licin, mudah melekat pada kulit,bebas dari
butiran, warna putih atau puyih kelabu.
Kelarutan : tidak larut dalam hampir semua pelarut.
Zat Khasiat : zat tambahan

Perhitungan dosis dan penimbangan bahan

1. Acid Boric : 1,25% x 25gr = 0,3125gr


0,3125gr x 1,1 = 0,34375gr
Penimbangan : 0,34375gr = 343,75mg
2. Talk : 25gr – 0,3125 = 24,6875gr
24,6875gr x 1,1 = 27,15625gr
Penimbangan : 27,15625gr

Cara kerja

1. Siapkan alat dan bahan


2. Setarakan timbangan
3. Timbang semua bahan yang diperlukan sesuai perhitungan
4. Masukan acid boric kedalam mortir, tetesi etanol 70%, gerus ad larut
5. Tambahkan talk kedalam mortir, gerus ad kering dan homogen
6. Ayak menggunakan ayakan no. Mess 100
7. Timbang bobot ad 25gr
8. Masukan kedalam wadah, kemas dan beri etiket

Etiket

Etiket biru : karena sediaan obat luar


Resep 03 Pulveres

Alat dan Bahan

- Amoxicillin
- Paracetamol
- Ctm
- Timbangan
- Perkamen
- Mortir dan Alu

Kelengkapan Resep

- No resep
- Paraf dokter
- Alamat pasien

Fungsi masing masing dan indikasi sediann

4. Amoxicillin
Pemerian : serbuk kristal berwarna putih atau sangat putih
Kelarutan : kurang larut dalam air, sangat larut dalam alkohol dan sangat tidak larut
dalam lemak
Zat khasiat : antimikroba
5. Paracetamol ( FI edisi III hal 37 )
Pemerian : hablur atau serbuk putih, tidak berbau, rasa pahit
Kelarutan : larut dalam 70 bagian air, dalam 7 bagian etanol 95% P, dalam 13 bagian
aseton P, dalam 40 bagian gliserol P dan dalam 9 bagian propilenglikol P, larut dalam
larutan alkali hidroksida.
6. Ctm (FI ed. IV hal 210)
Pemerian : Serbuk hablur putih, tidak berbau, larutan punya Ph antara 4 dan 5. Mudah
larut dalam air, larut dalam etanol dan larut dalam chloroform. Sukar larut dalam eter
dan garam benzena.
Zat Khasiat : antihistamin

Perhitungan dosis dan Penimbangan bahan

1. Amoxicillin : 250mg x 20 = 5000mg


2. Paracetamol : 120mg x 20 = 2400mg
3. Ctm : 1mg x 20 = 20mg
Dm ctm 1h = 40mg Dt ctm 1h = 3mg
Dm 1h = 10/20 x 40 = 20mg
%dm 1h = 3mg/20mg x 100% = 15%

Ctm < 50mg (pengenceran)


Timbang ctm 50mg + SL 450mg = 500mg
Ambil ctm 20mg/50mg x 500mg = 200mg (Hasil Pengenceran)
500mg – 200mg = 300mg (Sisa Pengenceran)

Cara kerja

1. Siapkan alat dan bahan


2. Setarakan timbangan
3. Tombang semua bahan yang diperlukan sesuai dengan perhitungan
4. Masukan ctm hasil pengenceran kedalam mortir, gerus ad halus
5. Tambahkan paracetamol, gerus ad homogen
6. Tambahkan amoxicillin, gerus ad homogen
7. Kumpulkan, bagi menjadi 2 bagian sama rata.
8. Bagi masing masing bagian untuk 10 bungkus.
9. Bungkus, kemas kedalam plastik klip, beri etiket

Etiket

Etiket putih : karena sediaan obat dalam/oral

Label : habiskan
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

Resep 01 & 02 ( pulvis )

Pulvis adspersorius atau pulvis tak terbagi yang di dalam pembuatannya tidak perlu lagi
dibagi-bagi seperti pulveres. Contohnya dalam bentuk sediaan bedak tabur. Etiket yang di
gunakan dalam resep pulvis adspersorius merupakan etiket biru, sebab bentuk sediaan ini
merupakan sediaan yang di gunakan dalam pengobatan luar. Dalam pembuatan serbuk tabur
penimbangan bahan yang beratnya di bawah 500 Mg di timbang di neraca halus sedangkan
bahan yang memiliki berat diatas 500 Mg di timbang di neraca kasar.

Dalam pembuatan resep 01 menggunakan bahan asam salisilat, sulfur, zinc oxyd dan
talk. Asam salisilat merupkan bahan aktif obat yang berfungsi sebagai keratolikum dan anti
fungsi,sulfur yang berfungsi sebagai anti skabies, zinc oxyd yang berfungsi sebagai
antiseptikum lokal, sedangkan talcum hanya sebagai zat tambahan. Pada cara pembuatan
asam salisilat harus ditetesi dengan etanol 70% karena asam salisilat larut dalam etanol 70%
dan dikeringkan dengan talk secukupya. Setelah asam salisilat homogen baru ditambahkan
zinc oxyd, di gerus sampai homogen, setelah itu masukan sisa talk, gerus ad homogen.
Sebelum ditimbang sesuai bobot yang diminta sediaan di ayak dulu menggunakan ayakan
no. 100, sediaan di ayak agar tidak ada sediaan yang menggumpal atau kasar.sulfur
dimasukan setelah sediaan diayak dan ditimbang, karena sulfur tidak dapat diayak dengan
ayakan dari sutera maupun logam karena dapat menimbulkan butiran bermuatan listrik
akibat gesekan.

Dalam pembutan resep 02 menggunakan bahan obat acid bocric dan talk. Acid borid
berfungsi sebagai antiseptikan ekstrem, sedangkan tal hanya sebagai zat tambahan. Dalam
pembuatan acid boric sama dengan asam salisilat harus ditetesi dengan etanol 70% agar acid
boric dapa larut kemudian dikeringkan dan di gerus ad homogen dengan talk.
Resep 03 ( pulveres )

Pulveres atau serbuk terbagi yang di dalam pembuatannya perlu dibagi-bagi dengan
sama rata. Contohnya dalam bentuk sediaan puyer atau kapsul. Etiket yang di gunakan
dalam resep pulveres merupakan etiket putih, sebab bentuk sediaan ini merupakan sediaan
yang di gunakan dalam pengobatan dalam atau oral.

Pada resep ini praktikan membuat sediaanberupa serbuk terbagi (pulveres) yang mana
komposisi bahannya terdiri dari Amoxicillin, Paracetamol, Ctm. Dalam pembuatan resep ini
ini harus ada pengenceran ctm, karena bobotnya kurang dari 50 mg. Pengenceran ctm
dilakukan dengan menimbang 50mg ctm ditambah sl ad 500mg. Setelah ditimbang lalu di
gerus ad homogrn dan ambil hasil pengenceran sesuai perhitungan. Lalu masukan
amoxicillin dan paracetamol, gerus ad homogen, bagi dua sama banyak diatas timbangan
satu bagian untuk 10 bungkus total 20 bungkus. Kemas, masukan ke dalam plasrik klip dan
beri etiket dan label habiskan karena sediaan mengandung antibiotik yang bisa
menyebabkan resistensi. obat ini mempunyai efek samping yaitu dapat menyebabkan
kantuk, karena terdapat ctm di dalamnya.
BAB IV

PENUTUPAN

Kesimpulan

1. Serbuk tak terbagi atau pulvis adalah serbuk ringan untuk penggunaan topikal,

dikemas dalam wadah yang bagian atasnya mempunyai lubang halus untuk

memudahkan penggunaan pada kulit.

2. Serbuk bagi atau pulveres adalah serbuk yang dibagi dalam bobot lebih kurang sama,

dikemas menggunakan pengemas yang cocok untuk sekali minum.

3. pulvis pada resep 01 mengandung asam salisilat yang berfungsi sebagai keratolitikum

jadi dapat disimpulkan obat ini digunakan untuk menyembuhkan penyakit kulit yang

dapat juga disebabkan oleh jamur atau obat untuk menghilangkan iritasi pada kulit.

4. pulvis pada resep 02 mengandung acid bocric sebagai antiseptikan extrem, obat ini

berfungsi untuk mencegah jamur dan bakteri pada kulit.

5. Pulveres pada resep 03 berfungsi untuk mnurunkan demam dan menghambat

pertumbuhan bakteri.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai