FARMASETIKA DASAR
OLEH :
KELOMPOK : II (DUA)
JURUSAN FARMASI
FARMASETIKA DASAR
OLEH :
KELOMPOK II (DUA)
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Farmasi didefinisikan sebagai profesi yang menyangkut seni dan ilmu
penyediaan bahan obat, dari sumber alam atau sintetik yang sesuai, untuk
disalurkan dan digunakan pada pengobatan dan pencegahan penyakit. Farmasi
mencakup pengetahuan mengenai identifikasi, pemilahan (selection), aksi
farmakologis, pengawetan, penggabungan, analisis, dan pembakuan bahan obat
(drugs) dan sediaan obat (medicine). Pengetahuan kefarmasian mencakup pula
penyaluran dan penggunaan obat yang sesuai dan aman, baik melalui resep
(prsecription) dokter berizin, dokter gigi, dan dokter hewan, maupun melalui cara
lain yang sah, misalnya dengan cara menyalurkan atau menjual langsung kepada
konsumen (Murtini,2016).
Di dunia farmasi, kita akan mempelajari tentang obat. Obat adalah bahan
atau paduan bahan yang dimaksudkan untuk digunakan untuk menentukan
diagnosis, mencegah, mengurangi, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau
gejala penyakit luka atau kelainan badaniah atau rohaniah pada manusia atau
hewan, termasuk memperelok tubuh atau bagian tubuh manusia (Syamsuni, 2006).
Obat dapat berasal dari bahan alam seperti tumbuhan, hewan, dan mineral. Obat
juga dapat berasal dari zat-zat kimia yang diolah sedemikia rupa hingga dapat
memberikan efek terapi pada pasien.
Obat memiliki berbagai macam bentuk sediaan antara lain bentuk sediaan
padat, setengah padat, cair, dan gas. Salah satu contoh dari bentuk sediaan cair yaitu
sirup dan eliksir. Sirup adalah larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula lain
dalam kadar tinggi dan eliksir adalah larutan oral yang mengandung etanol 95%
sebagai kosolven (pelarut). Penggunaan obat dalam sediaan sirup dan eliksir ini
dapat memudahkan masyarakat bagi yang tidak menyukai obat dalam bentuk tablet
karena tidak dapat menutupi rasa tidak enak dari obat tersebut terutama anak-anak,
1.2 Maksud dan Tujuan Percobaan
1.2.1 Maksud Percobaan
Mahasiswa diharapkan mampu untuk membuat sirup dan eliksir untuk
pemakaian dalam dan mengetahui cara penggunaannya.
1.2.2 Tujuan Percobaan
1. praktikan dapat mengetahui dan memahami apa itu sirup dan eliksir
2. Praktikan dapat mengetahui dan memahami cara pembuatan sirup dan
Eliksir.
3. Praktikan dapat mengetahui dan memahami hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam pembuatan sirup dan eliksir.
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Dasar Teori
2.1.1 Definisi Sirup dan Eliksir
Sirup adalah larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula lain dalam
kadar timggi (sirup simpleks adalah sirup yang hampir jenuh dengan sukrosa).
Selain sukrosa dan gula lain, pada larutan oral dapat ditambahkan senyawa poliol
seperti sorbitol dan gliseryl untuk menghambat penghabluran dan untuk
mengubah kelarutan,rasa,dan sifat zat pembawa lainnya. Umumnya ditambahkan
juga zat antimikroba untuk mencegah pertumbuhan bakteri,jamur, dan
ragi(Syamsuni,2006).
Eliksir adalah larutan oral yang mengandung etanol sebagai
kosolven(pelarut) untuk mengurangi kadar etanol yang dibutuhkan untuk pelarut,
dapat ditambahkan kosolven lain seperti gliserin dan propilenglikol
(Syamsuni,2006).
Menurut Anief(1997), larutan terjadi apabila suatu zat padat
bersinggungan dengan suatu cairan, maka zat padat tadi terbagi secara molekular
dalam cairan tersebut. Pernyataan kelarutan zat dalam bagian tertentu pelarut
adalah kelarutan pada suhu 20o, kecuali dinyatakan lain menunujukkan 1 bagian
bobot zat padat atau 1bagian volume zat cair larut dalam bagian volume tertentu
pelarut. Pernyataan kelarutan zat dalam bagian tertentu pelarut adalah kelarutan
pada suhu kamar.
R/ paracetamol 500 mg
Alcohol 95 % 5%
Syrupus simpleks 20 %
Strawberry qs
Aquadest ad 30 ml
m.f elixir. da in fls 30 ml No 1
s.tdd. cth 1
Pro : nana
Umur : 12 th
3.4.2 Narasi Resep
3.4.2.1 Narasi resep perkata
R/ : recipe : Ambillah
Quinque percent : 5%
Viginti percent : 20 %
Nonaginta quinque percent : 95 %
Triginti milli : 30 ml
m.f : misce fac : Campur, buat
no I : nomero I : Sebanyak Satu
S : signa : Tandailah
b. % Dosis
5 𝑚𝑙
Setiap cth mengandung paracetamol 30 𝑚𝑙 × 500 𝑚𝑔 = 83,33 𝑚𝑔
1 𝑥 83,33 𝑚𝑔
%Sekali = × 100% = 27,77%
300 𝑚𝑔
1 𝑥 3 𝑥 83,33 𝑚𝑔
%Sehari = × 100% = 20,83%
1200 𝑚𝑔
4.2 Pembahasan
Menurut Farmakope Indonesia III, sirup adalah sediaan cair berupa larutan
yang mengandung sakarosa, kadar sakarosa (C12H22O11) tidak kurang dari 64% dan
tidak lebih dari 66%.
Eliksir adalah larutan oral yang mengandung etanol 90% yang berfungsi
sebagai kosolven (pelarut) dan untuk mempertinggi kelarutan obat. Kadar etanol
berkisar antara 3% dan 4% dan biasanya eliksir mengandung etanol 5-10%
(Syamsuni, 2006: 118).
Sebelum memulai praktikum pembuatan sirup dan eliksir, kami menyiapkan
alat dan bahan yang akan kami gunakan. Alat diantaranya neraca analitik, lumpang
dan alu, spatula, penangas air, botol sirup dua buah. Kemudian, bahan yang
digunakan diantaranya Paracetamol, aquadest, alcohol 70%, sukrosa, metil
paraben.
Sebelum melakukan semua percobaan, kami membersihkan alat dengan
alcohol 70% karena menurut Pratiwi (2008) alcohol 70% berfungsi sebgaai
disinfektan dan anriseptik. Selain itu menrut Handoko (2007) efektivitas alcohol
70% sebagai disenfektan terhadap kuman pada membrane stetoskop, dengan
menyemprot dan menggenangi membrane stetoskop selama 10 menit terbukti
mempu mereduksi jumlah koloni kuman sampai 91 persen tiap membrane
stetoskop.
Pada pembuatan sirup dan elixir, dibuat terlebih dahulu Sirup simpleks.
Pertama – tama diambil air dan diukur dalam gelas ukur sejumlah 22 ml, kemudian
tuangkan kedalam penangas air. Panaskan sampai setengah mendidih. Sembari
memanaskan, masukkan sukrosa sedikit demi sedikit dan aduk hingga larut. Alasan
dituangkan sedikit demi sedikit, agar sukrosa mudah larut dalam air. Kemudian
masukkan metil paraben sejumlah 0.015 g aduk hingga homogen (tercampur
sempurna). Setelah larut, matikan penangas, dan tuangkan sirup simpleks dalam
wadah, tutup dengan aluminium foil.
Tahap selanjutnya yaitu pembuatan eliksir. Pertama – tama, dilakukan
kalibrasi botol. Tujuannya yaitu Untuk mengukur jumlah sediaan agar tidak lebih
ataupun kurang. Larutan yang diminta dalam resep sejumlah 30 ml maka dilakukan
kalibrasi botol, dimulai dengan mengambil aquadest 30ml tuangkan ke dalam botol.
Beri tanda batas pada permukaan air sejajar dengan mata, kemudain buang airnya.
Setelah melakukan kalibrasi botol, gerus paracetamol dalam mortar hingga halus.
Setelah halus, larutkan PCT tadi dalam Erlenmeyer menggunakan alcohol 2 ml
sampai homogen (tercampur sempurna). Kemudian dimasukkan dalam botol yang
telah dikalibrasi tadi. Selanjutnya masukkan sirup simpleks kedalam botol. Sirup
simpleks berfungsi sebagai pemanis, menutupi rasa tidak enak dari zat aktif serta
untuk meningkatkan penerimaan konsumen. Selanjutnya masukkan strawberry
flavor secukupnya. Tujuannya untuk menambahkan cita rasa strawberry pada
sediaan ini. Kemudian tambahkan aquadest secukupnya sampai batas tanda
kalibrasi botol tadi. Selanjutnya beri label dan cantumkan aturan pakai dalam etiket
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasaarkan Praktikum yang tekah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
sirup merupakan siediaan cair berupa larutan yang mengandung sakarosa, kadar
sakarosa (C12H22O11) tidak kurang dari 64% dan tidak lebih dari 66% dan
menggunakan aquadest sebagai pelarutnya. Sedangkan eliksir merupakan larutan
oral yang mengandung etanol 90% yang berfungsi sebagai kosolven (pelarut) dan
untuk mempertinggi kelarutan obat. Kadar etanol berkisar antara 3% dan 4% dan
biasanya eliksir mengandung etanol 5-10% (Syamsuni, 2006: 118).
Tahap pembuatan sirup dan eliksir hamper tak memiliki perbedaan.
Perbedaannya hanya pada pelarutnya. Eliksir menggunakan alcohol, sedangkan
sirup menggunakan aquadest. Tahapannya dimulai dari pembuatan sirup simpleks,
kemudian kalbrasi botol, menggerus zat aktif (PCT), menambahkan zat tambahan,
diantaranya sirup simpleks dan strawberry flavor, kemudian aduk hingga
homogeny (tercampur sempurna) dan terakhir beri label dan aturan pakai pada
etiket
5.2 Saran
5.2.1 Saran Untuk Asisten
Saran kami untuk asisten agar lebih membimbing praktikan dalam
menjalankan praktikum Farmasetika Dasar sehingga praktikum dapat menjalankan
prosedur kegiatan dengan baik.
5.2.1 Saran Untuk Laboratorium
Dapat memberikan dukungan dalam hal kelengkapan alat-alat laboratorium
agar praktikan dapat melaksanakan praktikum dengan lebih maksimal
5.2.2 Saran Untuk Jurusan
Saran kami kepada jurusan farmasi Universitas Negeri Gorontalo agar lebih
menunjang kegiatan praktikum Farmasetika Dasar agar lebih maksimal. Baik itu
menyediakan fasilitas, transportasi dan administrasi lainnya
DAFTAR PUSTAKA