Anda di halaman 1dari 12

TUGAS FARMASETIKA

INKOMPATIBILITAS SEDIAAN CAIR

Disusun oleh :

1. Aidila Kurnia Febriyanti ( 10119009 )


2. Deviana Nur I. ( 10119044 )
3. Dewanti Yoga Permatasari ( 10119047 )
4. Dian Nur Fitriya ( 10119048 )
5. Dwi Andini Ayu Woroastuti ( 10119053 )
6. Dwi Hadiah Pamungkas ( 10119054 )
7. Esti Putri Kinanti ( 10119061 )
8. Faradea Rifka Amanda R.A ( 10119063 )
9. Fasilatur Rakhma Lailya ( 10119064 )
10. Ferdiana Isnaini Alinnuris M. ( 10119068 )

PRODI S1 FARMASI

FAKULTAS FARMASI

INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI


2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha


Esa, karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan
sehingga makalah ini bisa selesai pada waktunya.

Terima kasih juga kepada teman – teman yang telah berkontribusi dengan
memberikan saran atau idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan
rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para


pembaca. Namun tak lepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih
jauh dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran
yang bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik
lagi.

Kediri, 20 Desember 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................ ii
DAFTAR ISI............................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................ 2
1.3 Tujuan.............................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Formula obat.................................................................................... 3
2.2 Cara kerja formula obat.................................................................... 3
2.3 Fungsi Secara Farmakologi.............................................................. 4
2.4 Pemerian fisik dan kimia.................................................................. 4
2.5 Inkompatibilitas.............................................................................. 6
2.6 Penyelesaian.................................................................................... 6

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan...................................................................................... 7
3.2 Saran.................................................................................................. 7

DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 8

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Farmasi adalah ilmu yang mempelajari tentang cara membuat,


mencampur, memformulasi dan melakukan pembakuan senyawa obat.
Obat adalah bahan tunggal atau campuran yang digunakan semua makhluk
untuk bagian luar maupun dalam guna mencegah maupun mengobati
penyakit. Inkompatibilitas adalah pencampuran antara dua reaksi atau
lebih antara obat-obatan dan menimbulkan ketidakcocokan atau
ketidaksesuaian. Sediaan cair atau suspensi adalah sediaan yang
mengandung partikel tidak larut dalam bentuk halus yang terdispersi ke
dalam fase cair.
Inkompatibilitas merupakan suatu kejadian obat yang tidak
tercampurkan secara fisika maupun kimia dan berakibat pada hilangnya
potensi, meningkatnya toksisitas atau efek samping yang lain.
Inkompatibilitas obat dapat terjadi sebelum obat mencapai pasien yang
dihasilkan dari reaksi fisikokimia antara beberapa obat, antara obat dengan
pelarut atau dengan peralatan yang digunakan (Newton,D.W.,2009)
Inkompatibilitas sediaan cair adalah inkomp yang terjadi pada
sediaan cair seperti larutan. Inkompatibilitas pada sediaan cair,
Inkompatibilitas atau biasa dikenal dengan OTT (obat tak tercampurkan)
pada sediaan cair biasanya terjadi inkomp secara fisika ataupun kimia
tergantung pada larutan tersebut. Perubahan yang terlihat seperti larutan
yang terjadi perubahan warna yang tidak diinginkan, Perubahan warna tak
tercampurkannya dengan sediaan galenika, bahan-bahan tidak dapat
bercampur, terbentuk endapan yang tidak larut, reaksi yang berasal dari
pengaruh zat-zat yang bereaksi asam atau basa, reaksi yg terjadi karena
oksidasi atau reduksi, dan tidak stabil dalam larutan. Interaksi dapat terjadi
antara pelarut dengan pelarut, pelarut dengan zat terlarut, dan zat terlarut
dengan zat terlarut.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi inkompaktibilitas sediaan cair?
2. Apa sajakah bentuk bentuk sediaan cair?
3. Bagaimana inkompatibilitas dari sediaan cair?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa definisi inkompatibilitas sediaan cair
2. Untuk mengetahui apa sajakah bentuk bentuk sediaan cair
3. Untuk mengetahui bagaimana inkompatibilitas dari sediaan cair

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Formula Obat


R/ Mg Carbonat 3,75
Sodium bicarbonat 7,5
Citric acid 7,5
Aqua 25
m f solutio

- Mg Carbonat : bahan obat, pahit


- Sodium bicarbonat : tab 500 mg, btl 1000 tab, inj i.v 8.4%, btl
25 ml Inj. 1,4% isotonik btl
- Citric acid : bahan pengawet atau tambahan rasa
- Aqua : pelarut

2.2 Cara Kerja Formula Obat


2.2.1 Magnesium Carbonat sebagai antasida yang bekerja dengan cara
menetralkan keasaman lambung dengan cara bereaksi dengan asam
klorida membentuk magnesium klorida larut dan karbon dioksida.
2.2.2 Natrium Bicarbonat mengatasi asidosis metabolik, urine yang terlalu
asam, dan asam lambung berlebih. Obat ini bekerja dengan cara
mengurai natrium dan bikarbonat di dalam air untuk membentuk
alkaline yang menetralkan asam.
2.2.3 Citric Acid adalah alkaline, sering digunakan dalam pengobatan
dengan kondisi yang memerlukan pemeliharaan jangka panjang dari
urine alkali dan asidosis metabolik kronis. Asam sitrat juga
digunakan dalam campuran berbuih dan sebagai sinergis untuk
meningkatkan efek antioksidan. Ini juga dapat digunakan dalam
sediaan pengobatan mulut kering dan untuk melarutkan batu ginjal
serta mencegah kerak kateter urin.

3
2.3 Fungsi Secara Farmakologi
Obat ini digunakan untuk menetralkan kadar asam di dalam
lambung. Pada dasarnya lambung membutuhkan asam yang berperan pada
proses pencernaan serta membunuh bakteri berbahaya yang ada di
makanan. Antasida secara langsung akan menetralkan keasaman,
meningkatkan pH, atau secara reversibel mengurangi atau menghalangi
sekresi asam lambung oleh sel untuk mengurangi keasaman di lambung.
Rasa pedih terasa ketika asam klorida lambung mencapai saraf di mukosa
saluran cerna.
Magnesium karbonat adalah obat yang digunakan untuk mengatasi
dispepsia atau yang lebih dikenal dengan maag. Maag merupakan
gangguan pencernaan yang ditandai dengan perut kembung, rasa tidak
nyaman di perut, mual dan muntah, serta dada yang terasa nyeri seolah
terbakar (heartburn). Obat ini berperan sebagai antasid yang bekerja
dengan cara membantu menetralkan asam lambung. Magnesium karbonat
juga mungkin dapat digunakan sebagai suplemen mineral untuk mengatasi
hipomagnesemia, yaitu kadar magnesium dalam darah yang terlalu rendah.
Secara umum, magnesium dibutuhkan untuk mendukung fungsi saraf,
otot, tulang, jantung dan sel-sel di tubuh upaya dapat bekerja sebagaimana
mestinya.
Obat ini tersedia dalam bentuk cairan. Untuk obat yang berbentuk
cairan atau sirup, kocok dulu botolnya supaya obat dapat tercampur secara
merata.

2.4 Pemerian Fisika dan Kimia ( sifat obat )


2.4.1 MAGNESII CARBONAS
Sinonim : Magnessi Carbonas Lovis, Magnesium karbonat
ringan, Carbonas Magnosicus, Magnesia alba,
Magsii Subcarbonas, Magnosii Carbonas et
hydras,
Pamerian : Serbuk butir, warna putih, tidak berbau, hampir
tidak berasa.

4
Kelarutan : asl/air dan etanol 95%, 1/asam encer disertai
pengeluaran gas.
Khasiat : Anthasida, laxatif

2.4.2 NATRII SUBCARBONAS


Nama lain : Natrium bikarbonat
Rumus molekul : NaHCO3
Berat molekul : 84,01 g/mol
Pemerian : Serbuk hablur, putih. Stabil di udara
kering,tetapi di udara lembab secara
perlahan-lahan terurai
Kelarutan : Larut dalam air, tidak larut dalam etanol
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Khasiat : Antasidum

2.4.3 CITRIC ACID


Sinonim : Asam Sitrat
Struktur kimia : C6H807.H2O
BM : 210.14
Pemerian : Hablur tidak berwarna atau serbuk putih
tidak berbau. Rasa sangat asam, agak
higroskopis, merapuh dalam udara kering
dan panas.
Kelarutan : Larut dalam kurang dari 1 bagian air dan
dalam 1,5 bagian etanol (95%) P, sukar
larut dalam eter.
Khasiat : Zat tambahan

2.4.4 AQUADEST
Nama Resmi : Aqua Destillata
Nama Lain : Aquadest, air suling
Rumus Molekul : H2O

5
Berat Molekul : 18,02
Pemerian : Cairan tidak berwarna, tidak berbau, dan
tidak berasa
Kelarutan : Larut dengan semua jenis larutan
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup kedap
Kegunaan : Zat pelarut

2.5 Inkompatibilitas 
Citric acid + Sodium bicarbonat + Magnesii Carbonat -> Suspensi karena
magnesii carbonat sukar larut (pencampuran salah)

2.6 Penyelesaian
Cara pencampuran yang benar :
1. Citric acid + aqua ad larut
2. Tambahkan magnesii carbonat -> magnesii sitrat (larut)
3. Sodium bicarbonat + aqua ada larut
4. Campur nomor 2 dan 3 ad homogen -> solutio (solutio citrusis
megnesi)

6
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Inkompaktibilitas sediaan cair merupakan inkom yang


terjadi secara fisika ataupun kimia pada sediaan cair seperti larutan,
emulsi, dan sediaan cair lainnya. Perubahan yang terjadi seperti
perubahan warna yang tidak diinginkan, perubahan warna tak
tercampurkannya dengan galenika, bahan bahan tidak dapat
bercampur, terbentuk endapan yang tidak larutreaksi yang berasal
dari pengaruh zat-zat yang bereaksi asam atau basa, reaksi yang
terjadi karena oksidasi atau reduksi, dan tidak stabil dalam larutan.

3.2 Saran

Dari makalah inkompatibilitas yang telah kami susun,


adapun saran yang dapat kami berikan terutama kepada tim medis
agar hendak lebih berhati-hati dan teliti mengingat banyaknya
inkompatibilitas yang terjadi itu berasal dari kesalahan pihak
medis. Inkompabilitas dalam resep merupakan hal yang tidak
diinginkan oleh karena itu dalam pembuatan suatu sediaan perlu
mengetahui sifat bahan baik fisika maupun kimia. Makalah ini
masih memiliki kekurangan terutama referensi yang digunakan
masih sebatas pengetahuan penulis. Oleh karena itu diharapkan
kritik dan saran untuk perbaikan dan diharapkan dapat menambah
pengetahuan pembaca.

7
DAFTAR PUSTAKA

Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen kesehatan RI:
Jakarta
Dirjen POM. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Departemen kesehatan RI:
Jakarta
Dirjen POM. 2014. Farmakope Indonesia Edisi V. Departemen Kesehatan RI:
Jakarta
Dirjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan. 2008. Daftar Obat Esensial
Nasional. Departemen Kesehatan RI : Jakarta
Newton, D.W., 2009, Drug Incompatibility Chemistry, American Journal:
Health-System Pharmacy

Anda mungkin juga menyukai