Anda di halaman 1dari 18

JURNAL PRAKTIKUM FARMASETIKA

PULVERES

KELOMPOK 1

NAMA ANGGOTA :

1. DIANA AYU SAVITRI (K1A019016)


2. LINDA TUANIDA NINGRUM (K1A019040)
3. M. ABDURRAHMAN FARDIAZ (K1A019044)
4. NUNUNG USWATUN HASANAH (K1A019050)
5. SRI SUSANTI (K1A019062)
6. SYIFAUL JANNAH (K1A019064)

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MATARAM

2021
1. SKRINING ADMINISTRASI
A. Resep Lengkap

B. Skrining Administrasi
Kelengkapan Ada Tidak Keterangan
Ada
Nama Dokter ✓ dr.Andi Alamsyah
SIP ✓ SIP : 123/SIP/2015
No Telp/ HP ✓ -
Alamat Dokter ✓ Jl. Majapahit No. 62, Mataram
Paraf/Tanda ✓ -
Tangan Dokter
Tempat dan ✓ Mataram, 15 Desember 2020
Tanggal
penulisan resep
Tanda R/ ✓ R/
Nama dan jumlah ✓ Paracetamol (250 mg)
obat Chloropheniramini maleat (4 mg)
Salbutamol (3 mg)
Aturan Pakai ✓ s. t.d.d pulv I
Bentuk Sediaan ✓ Pulveres
Nama Pasien ✓ Lisa
Umur Pasien/ BB ✓ Umur 2 tahun/BB pasien tidak
tercantum
No. Telp/ HP ✓ -
Pasien
Alamat Pasien ✓ Jl. Pemuda No 4C

2. RESEP LATIN

Recipe / Paracetamol mg 250

Chloropheniramini maleat mg 4

Salbutamol mg 3

Laktosa quantum sufficit.sahs

Miscefas pulveres da tales dosis namero X signater de die


pulvers 1
Signa ter de die Pulveres uno
Pro : Lisa

3. RESEP INDONESIA

Ambillah / Paracetamol mg 250

Chloropheniramini maleat mg 4

Salbutamol mg 3
Laktosa Jumlah secukupnya
Racik dan buatlah serbuk terbagi sesuai dosis sebanyak 10
Tandai tiga kali sehari 1 Pulveres
Untuk : Lisa
4. MONOGRAFI

a. Paracetamol (Kemenkes RI, 1979)


• Nama resmi :Acetaminopheum
• Nama lain/sinonim :Asetaminofen, paracetamol, N-asetil-4-
aminofenol.
• RM/BM : C8H9NO2 / 151,16
• Pemerian :Hablur atau serbuk hablur putih; tidak berbau;
rasa pahit
• Kelarutan : Larut dalam 70 bagian air, dalam 7 bagian
etanol (95%) P, dalam 13 bagian aseton P,
dalam 40 bagian gliserol P dan dalam 9
bagian propilenglikol P ; larut dalam larutan
alkali hidroksida.
• Incompabilitas :Tidak bercampur dengan senyawa yang
memililki ikatan hidrogen dan beberapa
antasida.
• Penyimpanan :Dalam wadah tertutup baik, terlindung
dari cahaya.

b. Chlorepheniramini maleat (Kemenkes RI, 1979)


• Nama resmi : Chlorepheniramini maleat

• Nama lain/sinonim : Klorfeniramina maleat


• RM/BM : C16H19 CIN2 , C4H4O4 / 390,87
• Pemerian : Serbuk hablur; putih; tidak berbau; rasa pahit
• Kelarutan : Larut dalam 4 bagian air, dalam 10 bagian
etanol (95%) P, dan dalam 10 bagian
kloroform P; sukar larut dalam eter P.
• Incompabilitas : Dengan kalsium klorida, kanamisin sulfat,
neradrenalin asam tartat, rentorbarbital
natrium, dan megumine antipiroden.
• Penyimpanan :Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari
cahaya.
c. Salbutamol (Kemenkes RI, 1995)
• Nama resmi : Salbutamolum
• Nama lain/sinonim : Albutenol
• RM/BM : C13H21NO3 / 137,14
• Pemerian : Serbuk hablur, putih
• Kelarutan : Agak sukar larut dalam air; larut dalam
etanol, melebur pada suhu lebih kurang
156⁰ C.
• Incompabilitas :-
• Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, tidak tembus
cahaya.
d. Laktosa (Kemenkes RI, 1995)
• Nama resmi : Chlorepheniramini maleat
• Nama lain/sinonim : Klorfeniramina maleat
• RM/BM : C16H19 CIN2 , C4H4O4 / 390,87
• Pemerian : Serbuk atau masa hablur, keras, putih atau
putih krem, tidak berbau dan rasa sedikit
manis. Stabil di udara, tetapi mudah
menyerap bau.
• Kelarutan : Mudah (dan pelan-pelan) larut dalam air dan
lebih mudah larut dalam air mendidih; sangat
sukar larut dalam etanol : tidak larut dalam
kloroform dan eter.
• Incompabilitas :-
• Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
5. PERHITUNGAN DOSIS
1. Paracetamol
➢ Dosis lazim (DL) untuk dewasa
Sekali : 500 mg
Sehari : 500 – 1 gram
➢ Dosis maksimum (DM) untuk dewasa
Sekali : 1000 mg
: 1 gram
Sehari : 4000 mg
: 4 gram
➢ Dosis maksimum (DM) untuk anak 2 tahun
n
Sekali = × DM dewasa
n + 12
2
= × 1000 mg
2 + 12
= 142,86 mg
n
Sehari = × DM dewasa
n + 12
2
= × 4000 mg
14
= 571,43 mg
➢ Dosis pemakaian dalam resep
Sekali = 125 mg
Sehari = 125 mg × 3
= 375 mg
➢ Persentase pemakaian
Dosis pemakaian (DP)
Sekali = × 100%
Dosis maksimum (DM)
125 𝑚𝑔
= × 100%
142,86 𝑚𝑔

= 87,50% (Aman)
Dosis pemakaian (DP)
Sehari = × 100%
Dosis maksimum (DM)
375 𝑚𝑔
= × 100%
571,42 𝑚𝑔

= 65,63% (Aman)
➢ Kesimpulan = Penggunaan obat tidak overdosis atau sesuai
dengan aturan karena pemakaian sehari tidak melebihi dosis
maksimum yag boleh dikonsumsi anak.
2. Chloropheniramin Maleat (CTM)
➢ Dosis lazim (DL) untuk dewasa
Sekali : 2 mg - 4 mg
Sehari : 6 mg - 16 mg
➢ Dosis maksimum (DM) untuk dewasa
Sekali : -
Sehari : 40 mg
➢ Dosis maksimum (DM) untuk anak 2 tahun
Sekali = -
n
Sehari = × DM dewasa
n + 12
2
= × 40 mg
2+12
= 5,7142 mg
➢ Dosis pemakaian dalam resep
Sekali = 1 mg
Sehari = 1 mg × 3
= 3 mg
➢ Persentase pemakaian
Sekali = -
Dosis pemakaian (DP)
Sehari =
Dosis maksimum (DM)
3 𝑚𝑔
= × 100%
5,7142 𝑚𝑔

= 52,50% (Aman)
➢ Kesimpulan = Penggunaan obat tidak overdosis atau sesuai
dengan aturan karena pemakaian sehari tidak melebihi dosis
maksimum yang boleh dikonsumsi anak.
3. Salbutamol
➢ Dosis lazim (DL) untuk dewasa
Sekali : 4 mg
Sehari : 12 mg
➢ Dosis maksimum (DM) untuk dewasa
Sekali : 8 mg
Sehari : 24 mg
➢ Dosis maksimum (DM) untuk anak 2 tahun
n
Sekali = × DM dewasa
n + 12
2
= × 8 mg
2 + 12
= 1,143 mg
n
Sehari = × DM dewasa
n + 12
2
= × 24 mg
2 + 12
= 3,43 mg
➢ Dosis pemakaian dalam resep
Sekali = 0,2 mg
Sehari = 0,2 mg × 3
= 0,6 mg
➢ Persentase pemakaian
Dosis pemakaian (DP)
Sekali =
Dosis maksimum (DM)
0,2 𝑚𝑔
= × 100%
1,143 𝑚𝑔

= 17,49% (Aman)
Dosis pemakaian (DP)
Sehari =
Dosis maksimum (DM)
0,6 𝑚𝑔
= × 100%
3,43 𝑚𝑔

= 17,49% (Aman)
➢ Kesimpulan = Penggunaan obat tidak overdosis atau sesuai
dengan aturan karena pemakaian sehari tidak melebihi dosis
maksimum yang boleh dikonsumsi anak.
6. PERHITUNGAN BAHAN
1. Paracetamol
• Sediaan serbuk
Paracetamol = 250 mg x 10
= 2500 mg
= 2,5 g
• Sediaan tablet
250 𝑚𝑔 ×10
Paracetamol =
500 𝑚𝑔/𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒𝑡
2500 𝑚𝑔
=
500 𝑚𝑔/𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒𝑡

= 5 tablet
2. Chloropheniramini Maleat (CTM)
• Sediaan serbuk
CTM = 4 mg x 10
= 40 mg
• Sediaan tablet
4 𝑚𝑔 ×10
CTM =
4 𝑚𝑔/𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒𝑡
40 𝑚𝑔
=
4 𝑚𝑔/𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒𝑡

= 10 tablet
3. Salbutamol
• Sediaan serbuk
Salbutamol = 3 mg x 10
= 30 mg
• Sediaan tablet
3 𝑚𝑔 ×10
Salbutamol =
2 𝑚𝑔/𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒𝑡
30 𝑚𝑔
=
2 𝑚𝑔/𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒𝑡

= 15 mg/tablet
3 𝑚𝑔 ×10
Salbutamol =
4 𝑚𝑔/𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒𝑡
30 𝑚𝑔
=
4 𝑚𝑔/𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒𝑡

= 7,5 tablet
4. Laktosa
Laktosa = 500 mg – 257 mg
= 243 mg
Laktosa = 243 mh x 10
= 2430 mg
= 2,43 g
7. PENGERJAAN SEDIAAN
Paracetamol
⚫ Ditimbang 2,5 gram
⚫ Dimasukkan k dalam mortir dan digerus sampai halus
Hasil
CTM (Chloropheniramini maleat)
⚫ Ditimbang 40 mg
⚫ Dimasukkan k dalam mortir dan digerus sampai halus
Hasil
Salbutamol
⚫ Ditimbang 30 mg
⚫ Dimasukkan k dalam mortir dan digerus sampai halus
Hasil
Laktosa
⚫ Ditimbang 2,43 gram
⚫ Dimasukkan k dalam mortir dan digerus sampai halus
Hasil

Paracetamol, CTM, Salbutamol, Laktosa


⚫ Digerus keempat bahan (Paracetamol, CTM, Salbutamol,
dan Laktosa) sampai halus dan homogen
⚫ Dibagi menjadi dua bagian sama banyak
⚫ Masing-masing dibagi menjadi 5 bungkus
Hasil
⚫ Dimasukkan ke dalam wadah dan diberi etiket putih
Hasil
8. ETIKET

APOTEK MICI-RAHMAN

JL. Sultan Hasanuddin 0370-640587(646842)


APA:Apt.Sri Susanti,S.Farm
SIPA : 1501/3112/2302/1-14

No.001 Tgl:25/02/2021

Ny. Lisa (2 Tahun)


Aturan Pakai
Sehari 3 x 1
Obat nyeri
Bungkus
Tablet
Sesudah/Sebelummakan Kapsul

9. PEMBAHASAN
Serbuk terbagi (pulveres) adalah serbuk yang dibagi dalam
bobot yang kurang lebih sama yang dibungkus menggunakan bahan
pembungkus yang cocok dan digunakan untuk sekali minum (dosis
tunggal). Bahan pembungkus yang digunakan dapat berupa kertas
perkamen atau kapsul disesuaikan dgn usia dan kondisi pasien (Rahayu,
2017). Kadar suatu obat sangat berpengaruh pada efek yang
ditimbulkan obat tersebut. Apabila suatu takaran melebihi dosis
maksimum akan mengakibtkan efek toksis, namun apabila suatu
takaran kurang dari dosis terapi maka pasien tidak akan mendapatkan
efek yang diinginkan (Iskandar, 2020).
Pada percobaan ini langkah pertama yang dilakukan yaitu
setelah menerima resep, maka dilakukan skrining resep, dimana setelah
melakukan skrining resep, pada pulveres ini tidak terdapat SIP, nama
pasien, aturan pakai, tanda tangan dokter, sehingga resep ini tidak dapat
dipenuhi, dengan alasan ditakutkan bukan resep dari dokter atau resep
palsu. Dalam resep ini dilakukan perhitungan bahan dimana
paracetamol, CTM, salbutamol, dan laktosa untuk menetukkan banyak
serbuk yang akan dibuat. Langkah yang pertama yaitu dengan
menimbang 2,5 gram paracetamol kemudian dimasukkan ke dalam
mortar, digerus sampai halus. Kemudian kedua ditimbang 40 gram
CTM lalu dimasukkan kedalam mortar, digerus sampai halus.
Kemudian ketiga, ditimbang 30 mg salbutamol lalu dimasukkan
kedalam mortar, digerus sampai halus . yang keempat ditimbang 2,43
gram laktosa, lalu dimasukkan ke dalam mortir dan digerus sampai
halus, kemudian digerus keempat bahan sampai halus dan homogenkan,
lalu dibagi menjadi dua bagian sama banyak, kemudian masing-masing
dibagi menjadi 5 bungkus dan dimasukkan dalam wadah kemudian
diberi etiket putih.

Dalam proses pembuatan obat serbuk (puyer), proses yang


banyak memakan waktu adalah proses pembagian takaran dosis agar
dapat langsung dikonsumsi. Dalam proses pembagian dosis dari hasil
gerusan obat tersebut, masih banyak apotik maupun rumah sakit yang
menggunakan metode manual yaitu dengan sendok takar dan timbangan
manual. Hal ini tentu kurang efektif jika dilihat dari segi waktu, selain
itu menggunakan metode manual dapat menghasilkan takaran obat yg
tidak akurat, ini bisa menjadi dampak yang sangat berbahaya mengingat
ini adalah ukuran obat, sedikit saja kelebihan takaran/dosis bisa
berakibat fatal pada pengguna (Arianto, 2016).

Pembuatan pulveres menggunakan bahan R/ parasetamol dan


CTM dicampur menjadi 5 puyer dengan cara menggerus searah jarum
jam sampai benar-benar halus. Tujuan dari pembuatan puyer agar
memudahkan pasien untuk mengkonsumsinya. Parasetamol ini bersifat
analgesik dan antipiretik yang populer dan digunakan untuk melegakan
sakit kepala, sengal-sengal dan sakit ringan, serta demam. Digunakan
dalam sebagian besar resep obat analgesikselesma dan flu. Terdapat
problem pada saat menggerus CTM karna bentuknya yang sangat padat
dan kecil maka sedikit keras saat menggerusnya. Dosis yang digunakan
adalah dosis untuk orang dewasa, tujuan pengobatan ini untuk
meredakan demam, flu, meredakan rasa sakit, serta meredakan alergi.
Serbuk yang tidak homogen berpengaruh pada penyerapan obat dalam
tubuh sehingga efek terapi yang diinginkan tidak tercapai. Serbuk obat
atau pulveres harus lebih cepat diserap oleh tubuh semakin homogen
dan halus partikel obat kecepatan disolusi semakin tinggi dan absorpsi
semakin baik (Warnida, dkk, 2018).
DAFTAR PUSTAKA

Arianto, E. 2016. Sistem Takar Obat Serbuk (Puyer). Jurnal Penelitian.


Vol. 19 No. 2: 124-132

Rahayu, P, Y. 2017. Keseragaman Bobot Resep Racikan Serbuk Bagi


(Pulveres) di Kota Bbandar Lampung. Jurnal Analisis
Kesehatan. Vol. 8 No. 1: 13-16

Iskandar, B. 2020. Uji Keragaman Bobot Pulveres Untuk Penyakit Infeksi


Saluran Pernapasan Akut (ISPA) Pada Apotek di Wilayah Kerja Unit
Pelayanan Teknis Puskesmas Bengkalis. Jurnal Penelitian Farmasi.
Vol. 9 No. 1: 21-26

Warnida, H., dkk. 2018. Evaluasi Mutu Fisik Sediaan Pulveres Pada
Puskesmas di Kota Balikpapan. Jurnal Ilmu Kesehatan. Vol. 6 No.
1: 36-43
Lampiran 1: Uraian Tugas

No. Nama NIM Uraian Tugas

1 Diana Ayu Savitri K1A019016 Perhitungan Dosis

2 Linda Tuanida Ningrum K1A019040 Perhitungan Bahan

3 M. Abdurrahman Fardiaz K1A019044 Resep Latin

&

Resep Indonesia

4 Nunung Uswatun Hasanah K1A019050 Skrining Administrasi

&

Pengerjaan Sediaan

5 Sri Susanti K1A019060 Pembahasan dan Dapus

6 Syifaul Jannah K1A019064 Monografi Bahan


Lampiran II : Gambar Hasil Pembuatan Pulveres

Gambar 1. Hasil dari Muhammad Abdurrahman Fardiaz

Gambar 2. Hasil dari Diana Ayu Savitri


Gambar 3. Hasil dari Syifaul Jannah

Gambar 4. Hasil dari Sri Susanti


Gambar 5. Hasil dari Nunung Uswatun Hasanah

Gambar 6. Hasil dari Linda Tuanida Ningrum

Anda mungkin juga menyukai