Disusun Oleh :
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat-Nya saja, tugas makalah yang berjudul “Dispersi Kasar (Emulsi dan
Suspensi)” ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Makalah
ini tentunya tidak akan selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak, untuk itu saya
mengucapkan banyak terima kasih untuk seluruh pihak yang turut membantu
dalam pembuatan makalah ini.
Saya sadar bahwa dalam tulisan ini masih terdapat banyak kekurangan,
untuk itu saya menerima segala bentuk kritik dan saran yang ditujukkan kepada
saya. Kritik dan saran tersebut nantinya akan saya jadikan sebagai acuan dan
pedoman dalam membuat karya tulis lainnya, agar semakin baik dan semakin baik
lagi.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................2
DAFTAR ISI.....................................................................................................................3
BAB I. PENDAHULUAN................................................................................................4
A. Latar Belakang.......................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..................................................................................................4
C. Tujuan....................................................................................................................5
BAB II. PEMBAHASAN.................................................................................................7
A. Pengertian Dispersi Kasar (Emulsi dan Suspensi)..................................................7
Ciri-ciri dispersi kasar........................................................................................7
C. Tipe Emulsi..........................................................................................................13
D. Stabilitas Fisik Emulsi..........................................................................................13
BAB III. KESIMPULAN...............................................................................................15
3.1 Kesimpulan......................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................21
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem koloid banyak digunakan pada kehidupan sehari-hari, terutama
dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini disebabkan sifat karakteristik koloid
yang penting, yaitu dapat digunakan secara homogeny dan bersifat stabul
untuk produksi skala besar. Salah satu sistem koloid yang ada dalam
kehidupan sehari-hari dan dalam industri adalah dispersi kasar (emulsi dan
suspensi) (Depkes, 1995).
C. Tujuan
Adapun tujuan dalam makalah ini adalah :
C. Tipe Emulsi
Berdasarkan tipenya emulsi dibagi menjadi empat yaitu :
1. Emulsi tipe o/w (oil in water)
Adalah fase minyak terdispersi sebagai tetesan dalam keseluruhan fase
luar air (Winarno, 1997).
2. Emulsi tipe w/o (water in oil)
Adalah fase air terdispersi sebagai tetesan dalam fase luar minyak
(Winarno, 1997).
3. Emulsi tipe o/w/o (oil in water in oil)
Adalah tetesan minyak yang terdispersi dalam tetesan air yang kemudian
terdispersi dalam fasa minyak kontinyu (Attama et al., 2016).
4. Emulsi tipe w/o/w (water in oil in water)
Adalah fase air terdispersi dalam fase air yang mengandung polimer
kemudian membentuk emulsi air dalam minyak (w/o). Emulsi yang
terbentuk kemudian ditambahkan ke fasa berair kedua (mengandung
surfaktan) dan diaduk terus menerus untuk membentuk emulsi (Attama
et al., 2016).
a. Viskositas
Untuk mendapatkan suatu emulsi yang stabil atau untuk menaikkan
stabilitas suatu emulsi dapat dengan cara menambahkan zat-zat yang
dapat menaikkan viskositasnya dari fase luar. Bila viskositas fase luar
dipertinggi maka akan menghalangi pemisahan emulsi.
b. Pemakaian alat khusus dalam mencampur emulsi
Untuk membuat emulsi yang lebih stabil, umumnya proses
pengadukannya dilakukan dengan menggunakan daya tarik.
c. Perbandingan optimum fase interdal dan fase kontinu
Umumnya emulsi yang stabil memiliki nilai range fase dalam
antara 40-60% dari jumlah seluruh bahan emulsi yang digunakan.
Creaming
Fase dalam lebih pekat dan mendorong fase luar, bisa diperbaiki dengan
pengocokan
Cracking
Fase dalam dan luar memisah pada pemecahan sistem emulsi, tidak bisa
diperbaiki dengan pengocokan
Inversi
Pecahnya emulsi dengan tiba-tiba dari satu tip eke tipe yang lain
BAB III. KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dalam makalah ini adalah :
1. Dispersi kasar adalah sistem tersebar heterogen, di mana partikel fase tersebar
lebih besar dari 1000 nm (4x10-5). Dispersi kasar ditandai dengan
sedimentasi yang relatif cepat dari fase tersebar yang disebabkan oleh
gravitasi atau kekuatan lain. Emulsi adalah campuran dari dua cairan yang
biasanya tidak bergabung, seperti minyak dan air. Suspensi adalah sediaan
caur yang mengandung partikel padat tidak larut yang terdispersi dalam fase
cair.
2. Terdapat fase terdispersi dan medium pendispersi. Fase terdispersi biasanya
berupa padatan, sedangkan medium pendispersi berupa zat cair.
3. Perbedaan emulsi dan suspensi meliputi : emulsi adalah kombinasi dari dua
cairan yang tidak bercampur, sedangkan dalam suspensi kedua komponen
dapat dalam fase serupa, stabilitas emulsi dapat ditingkatkan dengan
menambahkan bahan pengemulsi, partikel dalam suspensi dapat dipisahkan
dengan penyaringan, namun partikel / tetesan dalam emulsi tidak dapat
dipisahkan dengan penyarinyan
4. Kriteria emulsi dan suspensi yang baik
Emulsi Suspensi
- Stabil baik secara fisik maupun - Zat terdispersi harus halus dan
khemis dalam penyimpanan tidak boleh mengendap
- Merupakan disperse homogen - Jika dikocok harus segera
antara minyak dengan air terdispersi kembali
- Fase dalam mempunyai ukuran - Dapat mengendung zat dan
partikel yang kecil dan sama bahan menjamin stabilitas
besar mendekati ukuran partikel suspensi
koloid - Kekentalan suspensi tidak
- Tidak terjadi creaming atau boleh terlalu tinggi agar
cracking mudah dikocok atau sedia
- Memiliki viskositas yang dituang
optimal - Karakteristik suspensi harus
- Dikemas dalam kemasan yang sedemikian rupa sehingga
mendukung penggunaan dan ukuran partikel dari suspensi
stabilitas obat tetap agak konstan untuk
jangka penyimpanan yang
lama
Kelebihan Kekurangan
Emulsi Untuk melarutkan obat- Kurang stabil
obatan larut lemak dibandingkan dengan
Meningkatkan absorpsi obat bentuk sediaan lain
Meningkatkan absorpsi obat Memiliki waktu simpan
secara topikal yang pendek
Menutupi rasa dan bau yang Dapat terjadi creaming,
tidak enak cracking, dan
Meningkatkan palabilitas flocculation selama
nutrisi minyak masa penyimpanan
Mudah ditelan Takaran dosis kurang
DAFTAR PUSTAKA
Alfauziah, T.Q. 2018. Fakta Dibalik Label “Kocok Dahulu” pada Obat Bentuk
Sediaan Suspensi. Majalah Farmasetika. Universitas Padjadjaran. 3(4), 73-
76
Anief, M. 1993. Farmasetika. Universitas Gadjah Mada : Yogyakarta
Attama, A.A. et al. 2016. Nanomedicined for the Eye : Current Status and Future
Development. 1st ed. United States : Academia Press