Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH TEKNOLOGI LIQUID

EMULSI

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena dengan
rahmatnya, Karunia, dan hidayah-Nya penulis dapat menyusun makalah ini
sehingga selesai pada waktunya.
Makalah yang berjudul “Sediaan Emulsi” ini disusun dan dibuat
berdasarkan materi yang telah dirangkum dari sumber yang tepercaya. Selain
untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknologi liquid dan semi solod, pembuatan
makalah ini bertujuan agar dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca.
Penulis mengharapkan semoga makalah ini dapat memberikan manfaat untuk kita
semua.
Ucapan terima kasih tak lupa penulis sampaikan kepada yang telah
membantu kami dalam penyusunan makalah ini. Akhir kata, penulis menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan
maupun materinya. Ucapan maaf dari penulis sendiri apabila terjadi kesalahan
pengetikan kata dan isi dalam makalah ini. Oleh karena itu, diharapkan kritik dan
saran dari para pembaca untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.

Bengkulu, 17 Februari 2020

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ 2


BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 4
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 5
C. Maksud Dan Tujuan ................................................................................................ 5
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................... 6
A. Pengertian Emulsi ................................................................................................... 6
B. Tipe Emulsi ............................................................................................................. 7
C. Komponen Emulsi ................................................................................................ 10
D. Keuntungan Dan kerugia Sediaan Emulsi............................................................. 12
E. Teori Pembentukan Emulsi ...................................................................................... 12
F. Bahan-Bahan pengemulsi ....................................................................................... 15
G. Cara Pembuatan Emulsi .......................................................................................... 18
BAB III PENUTUP .......................................................................................................... 21
A. KESIMPULAN ...................................................................................................... 21
B. SARAN .................................................................................................................. 21
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 22

3
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Satu sistem koloid yang ada dalam kehidupan sehari – hari dan
dalam Sistem koloid banyak digunakan pada kehidupan sehari-hari,
terutama dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini disebabkan sifat
karakteristik koloid yang penting, yaitu dapat digunakan untuk
mencampur zat-zat yang tidak dapat saling melarutkan secara homogen
dan bersifat stabil untuk produksi dalam skala besar.Salah industri adalah
jenis emulsi.
Emulsi merupakan suatu sistem yang tidak stabil,
sehinggkan dibutuhkan zat pengemulsi atau emulgator untuk
menstabilkannya sehingga antara zat yang terdispersi dengan
pendispersinnya tidak akan pecah atau keduannya tidak akan
terpisah. Ditinjau dari segi kepolaran, emulsi merupakan campuran cairan
polar dan cairan non polar.Salah satu emulsi yang kita kenal sehari-hari
adalah susu, di mana lemak terdispersi dalam air. Dalam susu terkandung
kasein suatu protein yang berfungsi sebagai zat pengemulsi. Bebera contoh
emulsi yang lain adalah pembuatan es krim, sabun, deterjen, yang
menggunakan pengemulsi gelatin.
Dari hal tersebut diatas maka sangatlah penting untuk mempelajari
sistem emulsi karena dengan tahu banyak tentang sistem emulsi ini maka
akan lebih mudah juga untuk mengetahui zat – zat pengemulsi apa saja
yang cocok untuk menstabilkan emulsi selain itu juga dapat diketahui
faktor – faktor yang menentukan stabilnya emulsi tersebut karena selain
faktor zat pengemulsi tersebut juga dipengaruhi gaya sebagai penstabil
emulsi.
Sistem emulsi termasuk jenis koloid dengan fase terdispersinya
berupa zat cairnamun dalam makalah ini kita hanya
akan membahas mengenai sistem emulsi saja diantaranya dari defenisi
emulsi, mekanisme secara kimia dan fisika, teori dan persamaannya dan
serta penerapannya dalam kehidupan sehari – hari dan industri.

4
B. Rumusan Masalah
 Bagaimana defenisi sediaan emulsi?
 Bagaimanakah tipe-tipe sediaan emulsi?
 Apakah komponen-komponen sediaan emulsi?
 Keuntungan dan kerugian sediaan emulsi?
 Mengetahui teori pembentukan emulsi?
 Mengetahiu bahan-bahan pengemulsi?
 Mengetahui cara pembuatan emulsi?
C. Maksud Dan Tujuan
Maksud dan tujuan dari makalah ini yaitu selain sebagai salah satu
syarat penilaian dari mata kuliah Faramasetika I.Tetapi juga untuk
menambah pengetahuan mahasiswa mengenai sediaan emulsi.Diharapkan
dengan adanya makalah ini pembaca dapat lebih memahami lagi mengenai
sediaan emulsi.

5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Emulsi
Emulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau larutan
obat,terdispersi dalam cairan pembawa,distabilkan dengan zat pengemulsi
atau surfaktan yang cocok (Depkes,1979). Emulsi adalah sistem dua fase
yang salah satu cairannya terdispersi kedalam kedalam cairan lain dalam
benuk tetesan kecil (Depkes,1995).Emulsi adalah suatusediaan yang
engandung dua zat cair yang tidak mau campur,biasanya air dan minyak
dimana cairan satu terdispersi menjadi butir-butir kecil dalam cairan yang
lain.Dispersi ini tidak stabil,butir-butir ini akan bergabung (koalesen) dan
membentuk dua lapisan air dan minyak yang terpisah.Flavor dan pengawet
yang berada dalam fase air yang mungkin larut dalam minyak harus dalam
kadar yang cukup untuk memenuhi yang diinginkan.Emulgator merupakan
komponen yang penting untuk memperoleh emulsi yang stabil (Anief,1993)
Emulsi adalah sediaan berupa campuran terdiri dari dua fase cairan
dalam sistem dispersi,fase cairan yang satu terdispersi sangat halus dan
merata dalam fase cairan lainya,umumnya dimantapkan oleh zat pengemulsi
,fase cairan terdispersi disebut fase dalam,sedangkan fase cairan pembayanya
disebut fase luar.Jika fase dalam berupa minyak atau larutan dalam minyak
dan fase luarnya air atau larutan,maka emulsi disebut emulsi minyak-
air,sedangkan sebaliknya emulsi disebut air-minyak (Depkes,1978).
Emulsi adalah suatu disperse dimana fase terdispers terdiri dari
bulatan-bulatan kecil zat cair yang terdistribusi ke seluruh pembawa yang
tidak bercampur.Dalam batasan emulsi,fase terdispers dianggap sebagai fase
dalam dan medium disperse sebagai fase luar atau fase kontinu.Emulsi yang
mempunyai fase dalam minyak dan fase luar air disebut emulsi minyak dalam
air tapi sebaliknya emulsi yang memiliki fase dalam air dan fase luar adalah
minyak disebut emulsi air dalam minyak(Ansel,1985)

6
Emulsi atau emulsions adalah sistem disperse kasar yang solid
termodinamik tidak stabil,terdiri dari minimal dua atau lebih cairan yang
tidak bercampur satu sama lain.Dimana cairan yang satu terdispersi didalam
cairan yang lain dan untuk memantapkannya diperlukan penambahan
emulgator(voight,1994). Oleh karena itu,dari cairan yang tidak dapat
bercampur satu sama lain.Yang satu terdistribusi kedalam yang lain
dipertahankan untuk melayang.Maka garis tengah tetesan cairan yang
terdistribusi sangat penting untuk mengkarakterisasikan sebuah
emulsi.(Voight,1994). Semua emulgator bekerja dengan membentuk film (
lapisan) disekeliling butir-butir tetesan yang terdispersi dan film ini berfungsi
agar mencegah terjadinnya koalesen dan terpisahnya cairan dispers sebgai
fase terpisah (Anief,1997)
Emulsi adalah sistem heterogen, terdiri dari kurang lebih satu cairan
yang tidak tercampurkan yang terdispersi dalam cairan lainnya dalam bentuk
tetesan-tetesan di mana diameternya kira-kira 0,1 mm atau dapat diartikan
sebagai dua fase yang terdiri dari satu cairan yang terdispersi dalam cairan
lainnya yang tidak tercampurkan.(Martin,1971). Emulsi yang digunakan
dalam farmasi adalah sediaan yang mengandung 2 cairan yang tidak
bercampur, satu diantaranya terdispersi secara seragam sebagai
globul.(Jenkins,1957)
B. Tipe Emulsi
Ada dua macam tipe emulsi yang terbentuk yaitu tipe M/A dimana
tetes minyak terdispersi kedalam fase air,dan tipe A/M dimana fase intern
adalah air dan fase ekstern adalah minyak.Fase intern disebut pula fase
dispers atau fase kontinu (Anief,1993). Emulsi yang memliki fase dalam
minyak dan fase luar air disebut emulsi minyak dalam air dan biasanya diberi
tanda sebagai emulsi “M/A”.Sebaliknya emulsi yang mempunya fase dalam
air dan fase luar minyak disebut emulsi air dalam minyak dan dikenal sebaga
emulsi “A/M”.Karena fase luar dari suatu emulsi bersifat kontinu,suatu
emulsi minyak dalam air bias diencerkan atau ditambah dengan air atau suatu
preparat dalam air (Ansel,1985).

7
Emulsi terdiri dari dua fase yang tidak dapat bercampur satu sama
lainya,dimana yang satu menunjukkan karakter hidrofil,yang lain
lipofil.Hidrofil (lipofod) umumnya adalah air atau suatu cairan yang dapat
tercampur dengan air.Sedangkan sebagai fase lipofil (hidrofod) adalah lemak
mineral atau minyak tumbuhan atau lemak (minyak
lemak,paraffin,lilin,lemak coklat,malam bulu domba) atau juga bahan pelarut
lipofil kloroform,benzene dan sebagainya (Voight,1994)
Dengan demikian ada dua kemungkinan yang dapat terjadi,apakah fase
hidrofil yang terdispersi kedalam fase hidrofod,ataukah fase hidrofod
kedalam fase hidrofil.dengan demikian dapat dhasilkan dua macam emulsi
yang berbeda.Yaitu yang dinyatakan sebagai emulsi ar dalam minyak ‘’A/M’’
atau emulsi minyak dalam air “M/A’’.(Voight,1994)
Jenis emulsi M/A dan A/M adalah sistem emulsi sederhana.Sistem
emulsi ganda akan diperoleh apabila didalam bola-bola emulsi yang terbentuk
terdapat lagi bola-bola dari fase lainya.Sistem semacam ini dikatakan sebagai
emulsi A/M/A atau emulsi M/A/M.Komponen-komponen yang terdistribusi
didalam sebuah emulsi,dikatakan sebagai fase terdispersi atau fase dalam atau
fase terbuka.Komponen-komponen yang mengandung cairan
terdispersi,dinyatakan sebagai bahan pendispersi atau fase luar atau fase
tertutup.(Voight,1994)
Untuk emulsi yang diberika secara oral,tipe emulsi yang diberikan adalah
minyak dalam air memungkinkan pemberian obat yang harus dimakan
tersebut mempunyai rasa yag lebih enak walaupun sebenarnya diberikan
minyak yang tidak enak rasanya,dengan menambahkan pemanis dan pemberi
rasa pada pembawa airnya,sehingga mudah dimakan atau ditelan sampai ke
lambung.Ukuran partikel yang diperkecil dari bola-bola minyak dapat
mempertahankan minyak tersebut agar lebih cepat dicerna dn lebih mudah
diabsorpsi,atau jka bukan dimaksudkan untuk itu,tugasnya juga akan lebih
efektif,msalnya meningkatkan efikasi minyak mineral sebagai katartik bila
diberikan dalam bentuk emulsi.(Ansel,1985)

8
Emulsi yang dipakai pada kulit atau sebagai obat luar bias dibuat
sebagai emulsi A/M atau emulsi M/A,tergantung pada berbagai factor seperti
sifat zat terapeutik yang akan dimasukkan ke dalam emulsi,keinginan untuk
mendapatkan efek amolien atau pelembut jaringan dari preparat tersebut,dan
keadaan kulit.Zat obat yang mengiritasi kulit umumnya kurang mengiritasi
jika ada dalam fase luar yang mengalami kontak langsung dengan kulit.Tentu
saja dapat bercampurnya dan kelarutan dalam air dan dalam minyak dari zat
obat yang digunakan dalam preparat yang diemulsikan menentukan
banyaknya pelarut yang harus ada sifatnya yang meramalkan fase emulsi
yang dihasilkan.Pada kulit yang tidak luka,suatu emulsi air dalam minyak
biasanya dapat digunakan lebih rata karena kulit diselaputi oleh suatu lapisan
tipis dari sabun dan permukaan ini mudah dibasahi oleh minyak dari pada
oleh air.Suatu emulsi air dalam minyak juga lebih lembut ke kulit,karena ia
mencegah mengeringnya kulit dan tidak mudah hilang bila kena air.Sealiknya
apabila diinginkan preparat yang mudah di hilangkan dari kulit dengan
air,digunakan suatu emulsi minyak dalam air(Ansel,1985).
Jika tetesan-tetesan minyak didispersikan dalam fase air, fase kontinu,
maka emulsi disebut minyak dalam air (M/A). Jika minyak merupakan fase
kontinu, emulsi merupakan tipe air dalam minyak (A/M). Telah diamati
bahwa emulsi M/A kadang-kadang berubah menjadi emulsi A/M atau
sebaliknya (inversi).Dua tipe emulsi tambahan yang digolongkan sebagai
emulsi ganda, tampaknya diterima oleh para ahli kimia. Secara keseluruhan
memungkinkan untuk membuat emulsi ganda dengan karakteristik minyak
dalam air dalam minyak (M/A/M) atau air dalam minyak dalam air (A/M/A)
(Lachman,1994)
Ketika air terdispersikan atau menjadi fase internal (fase dalam) emulsi
disebut air dalam minyak (W/o) emulsi. Dalam minyak ketika medium
dispersi atau fase eksternal.Sistem yang mengandung sedikit dari 25% air
umumnya emulsi w/o. kadang-kadang, lebih kecil dari 10% air akan
dipastikan emulsi w/o.Ukuran partikel dari fase dispersi umumnya 0,05 µ
atau lebih kecil.(Martin,1971)

9
C. Komponen Emulsi
Komponen dari emulsi dapat digolongkan menjadi 2 macam yaitu

1. Komponen Dasar

Adalah bahan pembentuk emulsi yang harus terdapat dalam emulsi.


Terdiri atas:

a. Fase dispers/ fase internal / fase discontinue,Yaitu zat cair yang


terbagi-bagi atau butiran kecil kedalam zat cair lain.
b. Fase continue / fase external / fase luar,Yaitu zat cair dalam emulsi
yang berfungsi sebagai bahan dasar (pendukung) dari emulsi tersebut.
c. Emulgato, Adalah bagian dari emulsi yang berfungsi untuk
menstabilkan emulsi

2. Komponen Tambahan

Menurut buku scovile’s zat tambahan pada emulsi terdiri dari:

1) Pengawet,Beberapa pengawet dibutuhkan dalam emulsi yang disimpan


untuk mencegah proses pembusukan protein dan proses fermentasi
pada gum dan struktur sekalian agar efektif, pengawet harus larut
dalam fase air emulsi dimana ia dapat menggunakan aksi
perlindungannya alkohol dari konsertrasi 7 sampai 12 persen sering
digunakan untuk tujuan ini. Asam benzoat 0,2%. Kadang-kadang
digunakan tapi kurang efektif. Gusein juga digunakan parahidroksi
berzoat dalam konsentasi 0,1 – 0,2 persen telah digunakan tapi
penggunaannya dapat dibahasi oleh karena kekuatannya dalam air
besar. komponen amonium kuarter dari konsentrasi 0,05 – 0,1 persen
telah memberikan komponennya sebagai pengawet untuk buatan
gelatin dan sukrosa. Minyak menguap digunakan sebagai pengaroma
yang cenderung bekerja sebagai penjawab. Tidak sedikit emulsi yang
khusus positif untuk berubah atau dijaga untuk beberapa waktu. Akasia
mengandung enzim oksidatif yang cenderung untuk merusak vitamin
A dalam emulsi minyak hati ikan. Namun demikian, enzim dapat siap

10
diinaktifkan dengan pemanasan akasia mucilogo untuk beberapa menit
noda rat 100oc.
2) Pengaroma, dibutuhkan untuk membuat emulsi enak dengan
pertimbangan dibutuhkan dalam penggunanya. Formulasion natural,
memberikan sejumlah campuran asumotik yang digunakan dengan
efek yang baik. aroma dan rasa tajam tidak menyebar pada minyak
sebab pengaruhnya lebih lembut. Untuk minyak hati ikan, ekstrat
kering atau ekstrak glicynzhea yang diperoleh dari cengkeh atau mint
yang mempunyai rasa dan penyebaran yang paling efektif. Dalam
beberapa fomulasi, kedua fase diaromai, Bisaanya 0,1 – 0,5 persen
minyak menguap cukup untuk mengaroma emulsi. Semua
pengaroma membutuhkan bahan pertonis untuk membuatnya lebih
berasa enak sirup, gula, sakarin dapat digunakan untuk tujuan ini, dan
alirerin juga mempunyai sifat sebagai pemanis. Namun demikian
bahan-bahan harus digunakan dengan pertimbangan agar sediaan lebih
baik dan tidak menutupi rasa dan beberapa komponen lain. kombinasi
di beberapa bahan ini tidak.
3) pewarna,Sebagian besar emulsi berwarna putih atau kuning dan gelap.
Ini dikarenakan oleh perbedaan refleksi cahaya yang diberikan oleh
minyak dan air, juga karena larutan gelap atau suspensi dari
emulagator yang juga berwarna gelap. Jika larutan dari bahan-bahan
jernih dan minyak dan air dapat menerangi pada refleksi yang sama,
emulsi dari minyak hati ikan dengan penambahan gula yang cukup
untuk menyebabkan refleksi. Gliserin memiliki efek yang sama
terhadap minyak emulsi yang transparan dimana pertimbangannya
mengandung jumlah minyak

Menurut fornas edisi II zat tambahan pada emulsi terdiri dari:

1) zat pengawet,dapat digunakan metil paraben,propel paraben,campuran


metal paraben dan propil paraben,asam sorbet,atau zat pengawet lain
yang cocok.

11
2) zatantioksidan, dapat digunakan butil hidroksanisol, butil
hidrositoluen, propel galat,asam sitrat atau antioksidan lain yang
cocok.

D. Keuntungan Dan kerugia Sediaan Emulsi


keuntungan sediaan emulsi adalah sebagai berikut

1. Dapat membentuk sediaan yang saling tidak bercampur menjadi dapat


bersatu membentuk sediaan yang homogen dan stabil
2. Bagi oarng yang susah menelan tablet dapat menggunakan sediaan emulsi
sebagai alternatif
3. Dapat menutupi rasa tidak enak obat dalam bentuk cair, contohnya minyak
ikan
4. Meningkatkan penerimaan oleh pasien

kerugian emulsi adalah sebagai berikut


1. Sediaan emulsi kurang praktis daripada sediaan tablet
2. Sediaan emulsi mempunyai stabilitias yang rendah daripada sediaan tablet
karena cairan merupakan media yang baik untuk pertumbuhan bakteri
3. Takaran dosisnya kurang teliti

E. Teori Pembentukan Emulsi

1. TEORI TEGANGAN PERMUKAAN (Surface tension)


Molekul memilki daya tarik menarik antara molekul yang sejenis yang
disebut sebagai daya kohesi, selain itu mulekul juga memiliki daya tarik
menarik antara molekul yang tidak sejenis yang disebut daya kohesi
Daya kohesi suatu zat selalu sama, sehingga pada permukaan suatu zat cair
akan tejadi perbedaan tegangan karena tidak adanya keseimbangan daya
kohesi. Tegangan yang terjadi pada permukaan tersebut dinamakan dengan
tegangan permukaan (surface tension)
Dengan cara yang sama dapat dijelaskan terjadinya perbedaan tegangan
bidang batas dua cairan yang tidak dapat bercampur (immicible liquid).
Tegangan yang terjadi antara 2 (dua) cairan tersebut dinamakan tegangan
bidang batas (interfacia lfilm).Semakin tinggi perbedaan tegangan yang

12
terjadi pada bidang batas mengakibatkan antara kedua zat cair itu semakin
susah untuk bercampur. Tegangan yang terjadi pada air akan bertambah
dengan penambahan garam anorganik atau senyawa elektrolit, tetapi akan
berkurang dengan penambahan senyawa organik tertentu antara lain sabun
(sapo)
Teori ini dikatakan bahwa penambahan emulgator yang akan menurunkan
tegangan yang terjadi pada bidang batas sehingga antara kedua zat cair
tersebut akan mudah bercampur.Semakin besar tegangan permukaan,
semakin tinggi tegangan bidang batasnya, sehingga jika semakin tinggi
tegangan bidang batasnya, maka semakin sulit untuk bercampur

2. TEORI ORIENTASI BENTUK BAJI (Oriented wedge)


Setiap molekul emulgator dibagi menjadi 2 (dua) kelompok:
a. Kelompok hidrofilik, yaitu dari emulgator yang suka pada air
b. Kelompok lipofilik, yaitu dari emulgator yang suka pada minyak
Semua jenis emulgator yang memiliki harga keseimbangan yang besarnya
tidak sama. Harga keseimbangan dikenal dengan istilah hidrofil lipofil
balance (HLB), Yaitu angka yang menunjukkan perbandingan antara
kelompok lipofil dengan kelompok hidrofil

Untuk menentuan komposisi elmugator sesuai dengan nilai HLB yang


dikehendaki dapat dilakukan dengan contoh perhitungan sebagai berikut

Contoh: pada pembuatan 100 ml emulsi tipe o/w diperlukan elmugator


dengan harga HLB 12. Sebagai elmugator dipakai campiran span 20 (HLB
8,6) dan Tween (HLB 16,7) sebanyak 5 g

Berapa gram masing-masing bobot span 20 dan tween 20?

(𝑋−𝐻𝐿𝐵𝑏)
Jawab: A% = X 100%
(𝐻𝐿𝐵𝑎−𝐻𝐿𝐵𝑏)

B% = (100%-A%)

Ket: X= Harga HLB yang diminta

13
A= Harga HLB yang tinngi

B= Harga HLB yang rendah

12−8,6)
% Tween= x 100% = 42 %
(16,7−8,6)

= 42/100 x 5 g = 2,1 g

% Span = 100% - 42% =58 %

= 58/100 x 5 g = 2,9 g

3. TEORI INTERPARSIAL FILM


Untuk memberikan stabilitas maksimum pada emulsi, syarat emulgator
yang dipakai:

a. Dapat membentuk lapisan film yang kuat tapi lunak


b. Jumlah cukup untuk menutup semua permukaan partikel fase dispers
c. Dapat membentuk lapisan film dengan cepat dan dapat menutup semua
permukaan partikel dengan segera

Teori ini emulgator akan menyelubungi fase dispers Mayoritas tipe emulsi
yang dibentuk adalah o/w

4. TEORI ELECTRIC DOUBLE LAYER (Lapisan listrik rangkap)


Teori ini tanpa adanya emulgator Jika minyak terdispers ke dalam
permukaan air, lapisan air yang langsung berhubungan dengan permukaan
minyak akan bermuatan sejenis, sedangkan lapisan berikutnya akan
mempunyai muatan yang berlawanan dengan lapisan didepannya. Dengan
demikian seolah-olah partikel minyak dilindungi oleh 2 benteng lapisan
listrik yang saling berlawanan. Terjadinya muatan listrik disebabkan oleh
salah satu dari ketiga cara di bawah ini,

14
a. Terjadinya ionisasi dari molekul pada permukaan partik
b. Terjadinya absorbsi ion oleh partikel dari cairan disekitarnya
c. Terjadinya gesekan partikel dengan cairan disekitarnya

F. Bahan-Bahan pengemulsi
 Emulgator Alam

Elmugator Yang diperoleh dari alam tanpa proses yang rumit,dapat


digolongkan menjadi tiga golongan yaitu:

a. Elmugator dari tumbuh tumbuhan

Termasuk golongan karbohidrat dan merupakan elmugator tipe o/w,


sangat peka terhadap elektrolit dan alcohol kadar tinggi dan dapat
dirusak oleh bakteri, pembuatan emulsi dengan elmugator ini harus
selalu menambahkan bahan pengawet.

a) Gom Arab

Sangat baik untuk elmugator tipe o/w dan untuk obat minum,
emulsi terbentuk sangat stabil dan tidak terlalu kental. Kestabilan
emulsi yang dibuat dengan gom arab berdasarkan pada dua factor,
yaitu:

 Kerja gom sebagai koloid pelindung (teori plastis film)


 Terbentuknya cairan yang cukup kental sehingga laju
pengendapannya cukup kecil, tetapi masih dapat dituang
(tiksotropik)

Jika tidak dinyatakan lain, emulsi yang dibuat dengan gom arab
menggunakan gom arab sebanyak 1 dari jumlah minyaknya, untuk
membuat korpus emulsi (inti emulsi) diperlukan 1,5 x bobot gom,
kemudian diaduk kuat kuat lalu diencerkan dengan sisa airnya

b) Tragakan

Tragakan dalam air sangat kental sehingga untuk memperoleh


emulsi dengan viksositas yang baik hanya diperlukan tragakan

15
sebanyak satu persepuluh kali gom arab saja, emulgator ini hanya
bekerja optimum pada Ph 4,5-6.

Tragakan dibuat korpus emulsi dengan menambahkan air sekaligus


sebanyak 20x berat tragakan,tragakan hanya berfungsi sebagai
pengental tidak dapat membentuk koloid pelindung seperti pada
gom

c) Agar Agar

Emulgator ini kurang efektif jika digunakan sendiri pada umumnya


zat ini ditambahkan untuk menambahkan viksositas dari emulsi
dengan gom arab, sebelum dipakai agar agar ini dilarutkan dulu
dengan air mendidih kemudian didinginkan pelan pelan sampai
sushu tidak kurang dari 45 derajat celcius( jika kurang dari suhu
tersebut maka agar agar akan berubah menjadi gel)

d) Chondrus

Sangat baik dipakai untk emulsi minyak ikan karena dapat


menutupi rasa dan bau pada minyak ikan tersebut, cara
mempersiapkannya sama seperti agar agar

e) Emulgator Lain

Pektin, metil selulosa, karboksimetilselulosa(CMC); biasa


digunakan 1-2%

b. Emulgator Hewani

a) Kuning Telur

Kuning telur mengandung lesitin (golongan protein atau asam


amino) dan kolesterol. Lesitin adalah emulgator tipe o/w, sedangkan
kolesterol adalah tipe w/o, kemampuan lesitin lebih besar dari
kolesterol sehingga secara total kuning telur merupakan emulgator
tipe o/w, lesitin mampu mengemulsikan minyak lemak empat kali
bobotnya dan minyak menguap dua kali bobotnya

16
b) Adeps Lanae

Zat ini banyak mengandung kolesterol, merupakan emulgator tipe


o/w dan banyak dipergunakan untuk pemakain luar. Penambahan
emulgator ini akan menambah kemampuan minyak untuk menyerap
air, dalam keadaan kering dapat menyerap dua kali bobotnya

c. Emulgator Dari Mineral

a) Magnesium Alumunium Silikat (Veegum)

Merupakan senyawa organic yang terdiri atas garam garam


magnesiumdan alumunium, dengan emulgator ini, emulsi yang
terbentuk adalah emulsi tipe o/w, sedangkan pemakain yang lazim
adalah sebanyak 1%.Emulsi ini khusus untuk pemakain luar

b) Bentonit

Tanah liat terdiri atas senyawa alumunium silikat yang dapat


mngabsorbsikan sejumlah besar air sehingga membentuk massa
seperti gel, untuk tujun sebagai emuigator dipakai sebanyak 3%

2. Emulgator Buatan/Sintetis

a. Sabun

Dipakai untuk tujuan luar sangat peka terhadap elektrolit, dapat digunakan
sebagai emulsi tipe o/w maupun w/o, tergantung pada valensinya, sabun
bervalensi satu,misalnya sabun kalium,merupakan emulgator tipe
o/w,sedangakan sabun bervalensi dua,misalnya sabun kalsium,merupakan
emulgator tipe w/o

b. Tween 20,40,60,80
c. Span 20,40,80

17
G. Cara Pembuatan Emulsi
1. Metode Gom Kering atau Metode Kontinental

Zat pengemulsi ( biasanya gom arab) dicampur dengan minyak terlebih


dahulu kemudian ditambah air untuk membentuk korpus emulsi, baru
diencerkan dengan sisa air yang tersedia

2. Metode Gom Basah atau Metode Inggris

Zat pengemulsi ditambahkan kedalam air(zat pengemulsi umumnya larut


dalam air) agar membentuk suatu mucilago, kemudian perlahan lahan
minyak dicampurkan untuk membentuk emulsi, kemudian diencerkan
dengan sisa air

3. Metode Botol atau Metode Botol Forbes

Digunakan untuk minyak menguap dan zat zat yang bersifat minyak dan
mempunyai viksositas rendah( kurang kental). Serbuk gom dimasukan
kedalam botol kering ditambahkan 2 bagian air,botol ditutup, kemudian
campuran tersebut dikocok dengan kuat dan tambahkan sisa air sedikit
demi sedikit sambil dikocok

18
EMULSI SPURIA (EMULSI BUATAN)

 Emulsi minyak lemak


PGA = ½ x minyak lemak (ol olivae)
PGA = 1/3 x minyak lemak (ol ricin)
 Emulsi dengan ekstrak
PGA= sama dengan berat ekstrak
 Emulsi dengan esktrak + minyak lemak
PGA= ( ½ x minyak lemak) + berat ekstrak (ol olivae)
PGA = (1/3 x minyak lemak) + berat esktraks (ol ricini)
 Emulsi dengan balsem peru
PGA = 2x berat balsem
 Emulsi dengan balsem peru + minyak lemak
PGA = ( 1/2 x miyak lemak) + berat balsem ( ol olivae)
PGA = (1/3 x minyak lemak ) + berat balsem (ol ricini)
 Emulsi dengan parapin liquid ( cera / camphora)
PGA = sama berat

Contoh resep: R/ OL Ricini 2 g


PGA qs
Balsem Peru 0,5
Mf emulsi 60 ml
Sue
Pro : lita 12 thn
Komponen:
1. Elmugator = Pga + Air Pga (1,5 x pga)
2. Pengawet = nipagin 0,12%
3. Pemanis = sirup simpleks 5%
4. Antioksidan = vic c 0,1 %
5. Pelarut = aqua dest
6. Pewangi = ol citri

19
Perhitungan bahan:
1. Ol ricini = 2 g
2. PGA = (1/3 x 2) + 0,5 =1,1
3. Air pga = 1,5 x 1,1 = 1,65
4. Balsem per = 0,5
5. Nipagin = 0,12 / 100 x 60 ml = 0,072
6. Vit c = 0,1 /100 x 60 ml = 0,06
7. Syrup simpleks = 5 /100 x 60 ml = 3 g
8. Aqua dest = 60- ( 2+1,1+1,65+0,5 + 0,072+0,06+3) = 51,6 ml

Cara pengerjaan

1. Kali brasi botol 60 ml


2. Timbangan dan ukur semua bahan yang ada diresep
3. Larutkan nipagin kedalam air panas (m1)
4. Larutkan vit c kedalam air(m2)
5. Buat fase minyak dengan cara gerus ol ricini + balsem peru
6. Buat corpus dengan cara gerus pga + air pga + fase minya ad terbentuk
corpus emulsi + m1 gerus + m2 gerus + sirup simplex gerus + sisa air
gerus ad homogen
7. Masukan kedalam botol + ol citri tutup botol dengan sumbat gabus, beri
etiket biru tandai untuk pemakaian luar + label KD
8. Obat siap diserahkan.

20
BAB III

PENUTUP
A. KESIMPULAN

Emulsi merupakan sediaan yang mengandung dua zat yang tidak dapat
bercampur, biasanya terdiri dari minyak dan air, dimana cairan yang satu
terdispersi menjadi butir-butir kecil dalam cairan yang lain.Emulsi dapat
dibedakan menjadi dua macam yaitu emulsi vera (emulsi alam) dan emulsi spuria
(emulsi buatan). Emulsi vera dibuat dari biji atau buah, dimana terdapat
disamping minyak lemak juga emulgator yang biasanya merupakan zat seperti
putih telur.
Ada dua macam tipe emulsi yang terbentuk yaitu tipe M/A dimana tetes
minyak terdispersi kedalam fase air,dan tipe A/M dimana fase intern adalah air
dan fase ekstern adalah minyak.Fase intern disebut pula fase dispers atau fase
kontinu.Komponen emulsi ada dua yaitu komponen dasar yang terdiri dari fase
dispers,fase kotinue,dan emulgator,dan kompnen tambahan terdiri dari
pengawet,pewarna,pengaroma,dan antioksidan.

B. SARAN
Sebagai mahasiswa farmasi sebaiknya memahami lebih dalam lagi
mengenai defenisi emulsi,tipe-tipe emulsi,serta komponen emulsi agar dapat di
aplikasikan pada saat bekerja baik di rumah sakit,puskesmas maupun di apotek.

21
DAFTAR PUSTAKA

Anief,Moh.1993.Farmasetika.Universitas Gajah Mada:Yogyakarta


Anief,Moh.1997.Ilmu Meracik Obat.Universitas Gajah Mada:Yogyakarta
Ansel,c howard.1985.Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi.Universitas
Indonesia:Jakarta
Depkes.1979.Farmakope Indonesia Edisi III.Departemen kesehatan RI:Jakarta
Depkes,1995.Farmakope Indonesia Edisi IV.Departemen Kesehatan Ri:Jakarta
Depkes.1978.Formularium Nasional Edisi II.Departemen Kesehatan RI:Jakarta
Jenkins,Glenn L.1957.Scoville’s the Art of
Compounding Nineth edition.The McGraw-Hill Book Company : USA
Lahman. L, dkk.1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri Edisi III. Universitas
Indonesia: Jakarta
Martin,W.1971.Dispending of Medication 7th edition.Marck
Publishing Company: USA

Voight,R.1994.Buku Pelajaran Teknologi Farmasi Edisi V.Universitas Gajah


Mada:Yogyakarta

22

Anda mungkin juga menyukai