EMULSI
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena dengan
rahmatnya, Karunia, dan hidayah-Nya penulis dapat menyusun makalah ini
sehingga selesai pada waktunya.
Makalah yang berjudul “Sediaan Emulsi” ini disusun dan dibuat
berdasarkan materi yang telah dirangkum dari sumber yang tepercaya. Selain
untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknologi liquid dan semi solod, pembuatan
makalah ini bertujuan agar dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca.
Penulis mengharapkan semoga makalah ini dapat memberikan manfaat untuk kita
semua.
Ucapan terima kasih tak lupa penulis sampaikan kepada yang telah
membantu kami dalam penyusunan makalah ini. Akhir kata, penulis menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan
maupun materinya. Ucapan maaf dari penulis sendiri apabila terjadi kesalahan
pengetikan kata dan isi dalam makalah ini. Oleh karena itu, diharapkan kritik dan
saran dari para pembaca untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Satu sistem koloid yang ada dalam kehidupan sehari – hari dan
dalam Sistem koloid banyak digunakan pada kehidupan sehari-hari,
terutama dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini disebabkan sifat
karakteristik koloid yang penting, yaitu dapat digunakan untuk
mencampur zat-zat yang tidak dapat saling melarutkan secara homogen
dan bersifat stabil untuk produksi dalam skala besar.Salah industri adalah
jenis emulsi.
Emulsi merupakan suatu sistem yang tidak stabil,
sehinggkan dibutuhkan zat pengemulsi atau emulgator untuk
menstabilkannya sehingga antara zat yang terdispersi dengan
pendispersinnya tidak akan pecah atau keduannya tidak akan
terpisah. Ditinjau dari segi kepolaran, emulsi merupakan campuran cairan
polar dan cairan non polar.Salah satu emulsi yang kita kenal sehari-hari
adalah susu, di mana lemak terdispersi dalam air. Dalam susu terkandung
kasein suatu protein yang berfungsi sebagai zat pengemulsi. Bebera contoh
emulsi yang lain adalah pembuatan es krim, sabun, deterjen, yang
menggunakan pengemulsi gelatin.
Dari hal tersebut diatas maka sangatlah penting untuk mempelajari
sistem emulsi karena dengan tahu banyak tentang sistem emulsi ini maka
akan lebih mudah juga untuk mengetahui zat – zat pengemulsi apa saja
yang cocok untuk menstabilkan emulsi selain itu juga dapat diketahui
faktor – faktor yang menentukan stabilnya emulsi tersebut karena selain
faktor zat pengemulsi tersebut juga dipengaruhi gaya sebagai penstabil
emulsi.
Sistem emulsi termasuk jenis koloid dengan fase terdispersinya
berupa zat cairnamun dalam makalah ini kita hanya
akan membahas mengenai sistem emulsi saja diantaranya dari defenisi
emulsi, mekanisme secara kimia dan fisika, teori dan persamaannya dan
serta penerapannya dalam kehidupan sehari – hari dan industri.
4
B. Rumusan Masalah
Bagaimana defenisi sediaan emulsi?
Bagaimanakah tipe-tipe sediaan emulsi?
Apakah komponen-komponen sediaan emulsi?
Keuntungan dan kerugian sediaan emulsi?
Mengetahui teori pembentukan emulsi?
Mengetahiu bahan-bahan pengemulsi?
Mengetahui cara pembuatan emulsi?
C. Maksud Dan Tujuan
Maksud dan tujuan dari makalah ini yaitu selain sebagai salah satu
syarat penilaian dari mata kuliah Faramasetika I.Tetapi juga untuk
menambah pengetahuan mahasiswa mengenai sediaan emulsi.Diharapkan
dengan adanya makalah ini pembaca dapat lebih memahami lagi mengenai
sediaan emulsi.
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Emulsi
Emulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau larutan
obat,terdispersi dalam cairan pembawa,distabilkan dengan zat pengemulsi
atau surfaktan yang cocok (Depkes,1979). Emulsi adalah sistem dua fase
yang salah satu cairannya terdispersi kedalam kedalam cairan lain dalam
benuk tetesan kecil (Depkes,1995).Emulsi adalah suatusediaan yang
engandung dua zat cair yang tidak mau campur,biasanya air dan minyak
dimana cairan satu terdispersi menjadi butir-butir kecil dalam cairan yang
lain.Dispersi ini tidak stabil,butir-butir ini akan bergabung (koalesen) dan
membentuk dua lapisan air dan minyak yang terpisah.Flavor dan pengawet
yang berada dalam fase air yang mungkin larut dalam minyak harus dalam
kadar yang cukup untuk memenuhi yang diinginkan.Emulgator merupakan
komponen yang penting untuk memperoleh emulsi yang stabil (Anief,1993)
Emulsi adalah sediaan berupa campuran terdiri dari dua fase cairan
dalam sistem dispersi,fase cairan yang satu terdispersi sangat halus dan
merata dalam fase cairan lainya,umumnya dimantapkan oleh zat pengemulsi
,fase cairan terdispersi disebut fase dalam,sedangkan fase cairan pembayanya
disebut fase luar.Jika fase dalam berupa minyak atau larutan dalam minyak
dan fase luarnya air atau larutan,maka emulsi disebut emulsi minyak-
air,sedangkan sebaliknya emulsi disebut air-minyak (Depkes,1978).
Emulsi adalah suatu disperse dimana fase terdispers terdiri dari
bulatan-bulatan kecil zat cair yang terdistribusi ke seluruh pembawa yang
tidak bercampur.Dalam batasan emulsi,fase terdispers dianggap sebagai fase
dalam dan medium disperse sebagai fase luar atau fase kontinu.Emulsi yang
mempunyai fase dalam minyak dan fase luar air disebut emulsi minyak dalam
air tapi sebaliknya emulsi yang memiliki fase dalam air dan fase luar adalah
minyak disebut emulsi air dalam minyak(Ansel,1985)
6
Emulsi atau emulsions adalah sistem disperse kasar yang solid
termodinamik tidak stabil,terdiri dari minimal dua atau lebih cairan yang
tidak bercampur satu sama lain.Dimana cairan yang satu terdispersi didalam
cairan yang lain dan untuk memantapkannya diperlukan penambahan
emulgator(voight,1994). Oleh karena itu,dari cairan yang tidak dapat
bercampur satu sama lain.Yang satu terdistribusi kedalam yang lain
dipertahankan untuk melayang.Maka garis tengah tetesan cairan yang
terdistribusi sangat penting untuk mengkarakterisasikan sebuah
emulsi.(Voight,1994). Semua emulgator bekerja dengan membentuk film (
lapisan) disekeliling butir-butir tetesan yang terdispersi dan film ini berfungsi
agar mencegah terjadinnya koalesen dan terpisahnya cairan dispers sebgai
fase terpisah (Anief,1997)
Emulsi adalah sistem heterogen, terdiri dari kurang lebih satu cairan
yang tidak tercampurkan yang terdispersi dalam cairan lainnya dalam bentuk
tetesan-tetesan di mana diameternya kira-kira 0,1 mm atau dapat diartikan
sebagai dua fase yang terdiri dari satu cairan yang terdispersi dalam cairan
lainnya yang tidak tercampurkan.(Martin,1971). Emulsi yang digunakan
dalam farmasi adalah sediaan yang mengandung 2 cairan yang tidak
bercampur, satu diantaranya terdispersi secara seragam sebagai
globul.(Jenkins,1957)
B. Tipe Emulsi
Ada dua macam tipe emulsi yang terbentuk yaitu tipe M/A dimana
tetes minyak terdispersi kedalam fase air,dan tipe A/M dimana fase intern
adalah air dan fase ekstern adalah minyak.Fase intern disebut pula fase
dispers atau fase kontinu (Anief,1993). Emulsi yang memliki fase dalam
minyak dan fase luar air disebut emulsi minyak dalam air dan biasanya diberi
tanda sebagai emulsi “M/A”.Sebaliknya emulsi yang mempunya fase dalam
air dan fase luar minyak disebut emulsi air dalam minyak dan dikenal sebaga
emulsi “A/M”.Karena fase luar dari suatu emulsi bersifat kontinu,suatu
emulsi minyak dalam air bias diencerkan atau ditambah dengan air atau suatu
preparat dalam air (Ansel,1985).
7
Emulsi terdiri dari dua fase yang tidak dapat bercampur satu sama
lainya,dimana yang satu menunjukkan karakter hidrofil,yang lain
lipofil.Hidrofil (lipofod) umumnya adalah air atau suatu cairan yang dapat
tercampur dengan air.Sedangkan sebagai fase lipofil (hidrofod) adalah lemak
mineral atau minyak tumbuhan atau lemak (minyak
lemak,paraffin,lilin,lemak coklat,malam bulu domba) atau juga bahan pelarut
lipofil kloroform,benzene dan sebagainya (Voight,1994)
Dengan demikian ada dua kemungkinan yang dapat terjadi,apakah fase
hidrofil yang terdispersi kedalam fase hidrofod,ataukah fase hidrofod
kedalam fase hidrofil.dengan demikian dapat dhasilkan dua macam emulsi
yang berbeda.Yaitu yang dinyatakan sebagai emulsi ar dalam minyak ‘’A/M’’
atau emulsi minyak dalam air “M/A’’.(Voight,1994)
Jenis emulsi M/A dan A/M adalah sistem emulsi sederhana.Sistem
emulsi ganda akan diperoleh apabila didalam bola-bola emulsi yang terbentuk
terdapat lagi bola-bola dari fase lainya.Sistem semacam ini dikatakan sebagai
emulsi A/M/A atau emulsi M/A/M.Komponen-komponen yang terdistribusi
didalam sebuah emulsi,dikatakan sebagai fase terdispersi atau fase dalam atau
fase terbuka.Komponen-komponen yang mengandung cairan
terdispersi,dinyatakan sebagai bahan pendispersi atau fase luar atau fase
tertutup.(Voight,1994)
Untuk emulsi yang diberika secara oral,tipe emulsi yang diberikan adalah
minyak dalam air memungkinkan pemberian obat yang harus dimakan
tersebut mempunyai rasa yag lebih enak walaupun sebenarnya diberikan
minyak yang tidak enak rasanya,dengan menambahkan pemanis dan pemberi
rasa pada pembawa airnya,sehingga mudah dimakan atau ditelan sampai ke
lambung.Ukuran partikel yang diperkecil dari bola-bola minyak dapat
mempertahankan minyak tersebut agar lebih cepat dicerna dn lebih mudah
diabsorpsi,atau jka bukan dimaksudkan untuk itu,tugasnya juga akan lebih
efektif,msalnya meningkatkan efikasi minyak mineral sebagai katartik bila
diberikan dalam bentuk emulsi.(Ansel,1985)
8
Emulsi yang dipakai pada kulit atau sebagai obat luar bias dibuat
sebagai emulsi A/M atau emulsi M/A,tergantung pada berbagai factor seperti
sifat zat terapeutik yang akan dimasukkan ke dalam emulsi,keinginan untuk
mendapatkan efek amolien atau pelembut jaringan dari preparat tersebut,dan
keadaan kulit.Zat obat yang mengiritasi kulit umumnya kurang mengiritasi
jika ada dalam fase luar yang mengalami kontak langsung dengan kulit.Tentu
saja dapat bercampurnya dan kelarutan dalam air dan dalam minyak dari zat
obat yang digunakan dalam preparat yang diemulsikan menentukan
banyaknya pelarut yang harus ada sifatnya yang meramalkan fase emulsi
yang dihasilkan.Pada kulit yang tidak luka,suatu emulsi air dalam minyak
biasanya dapat digunakan lebih rata karena kulit diselaputi oleh suatu lapisan
tipis dari sabun dan permukaan ini mudah dibasahi oleh minyak dari pada
oleh air.Suatu emulsi air dalam minyak juga lebih lembut ke kulit,karena ia
mencegah mengeringnya kulit dan tidak mudah hilang bila kena air.Sealiknya
apabila diinginkan preparat yang mudah di hilangkan dari kulit dengan
air,digunakan suatu emulsi minyak dalam air(Ansel,1985).
Jika tetesan-tetesan minyak didispersikan dalam fase air, fase kontinu,
maka emulsi disebut minyak dalam air (M/A). Jika minyak merupakan fase
kontinu, emulsi merupakan tipe air dalam minyak (A/M). Telah diamati
bahwa emulsi M/A kadang-kadang berubah menjadi emulsi A/M atau
sebaliknya (inversi).Dua tipe emulsi tambahan yang digolongkan sebagai
emulsi ganda, tampaknya diterima oleh para ahli kimia. Secara keseluruhan
memungkinkan untuk membuat emulsi ganda dengan karakteristik minyak
dalam air dalam minyak (M/A/M) atau air dalam minyak dalam air (A/M/A)
(Lachman,1994)
Ketika air terdispersikan atau menjadi fase internal (fase dalam) emulsi
disebut air dalam minyak (W/o) emulsi. Dalam minyak ketika medium
dispersi atau fase eksternal.Sistem yang mengandung sedikit dari 25% air
umumnya emulsi w/o. kadang-kadang, lebih kecil dari 10% air akan
dipastikan emulsi w/o.Ukuran partikel dari fase dispersi umumnya 0,05 µ
atau lebih kecil.(Martin,1971)
9
C. Komponen Emulsi
Komponen dari emulsi dapat digolongkan menjadi 2 macam yaitu
1. Komponen Dasar
2. Komponen Tambahan
10
diinaktifkan dengan pemanasan akasia mucilogo untuk beberapa menit
noda rat 100oc.
2) Pengaroma, dibutuhkan untuk membuat emulsi enak dengan
pertimbangan dibutuhkan dalam penggunanya. Formulasion natural,
memberikan sejumlah campuran asumotik yang digunakan dengan
efek yang baik. aroma dan rasa tajam tidak menyebar pada minyak
sebab pengaruhnya lebih lembut. Untuk minyak hati ikan, ekstrat
kering atau ekstrak glicynzhea yang diperoleh dari cengkeh atau mint
yang mempunyai rasa dan penyebaran yang paling efektif. Dalam
beberapa fomulasi, kedua fase diaromai, Bisaanya 0,1 – 0,5 persen
minyak menguap cukup untuk mengaroma emulsi. Semua
pengaroma membutuhkan bahan pertonis untuk membuatnya lebih
berasa enak sirup, gula, sakarin dapat digunakan untuk tujuan ini, dan
alirerin juga mempunyai sifat sebagai pemanis. Namun demikian
bahan-bahan harus digunakan dengan pertimbangan agar sediaan lebih
baik dan tidak menutupi rasa dan beberapa komponen lain. kombinasi
di beberapa bahan ini tidak.
3) pewarna,Sebagian besar emulsi berwarna putih atau kuning dan gelap.
Ini dikarenakan oleh perbedaan refleksi cahaya yang diberikan oleh
minyak dan air, juga karena larutan gelap atau suspensi dari
emulagator yang juga berwarna gelap. Jika larutan dari bahan-bahan
jernih dan minyak dan air dapat menerangi pada refleksi yang sama,
emulsi dari minyak hati ikan dengan penambahan gula yang cukup
untuk menyebabkan refleksi. Gliserin memiliki efek yang sama
terhadap minyak emulsi yang transparan dimana pertimbangannya
mengandung jumlah minyak
11
2) zatantioksidan, dapat digunakan butil hidroksanisol, butil
hidrositoluen, propel galat,asam sitrat atau antioksidan lain yang
cocok.
12
terjadi pada bidang batas mengakibatkan antara kedua zat cair itu semakin
susah untuk bercampur. Tegangan yang terjadi pada air akan bertambah
dengan penambahan garam anorganik atau senyawa elektrolit, tetapi akan
berkurang dengan penambahan senyawa organik tertentu antara lain sabun
(sapo)
Teori ini dikatakan bahwa penambahan emulgator yang akan menurunkan
tegangan yang terjadi pada bidang batas sehingga antara kedua zat cair
tersebut akan mudah bercampur.Semakin besar tegangan permukaan,
semakin tinggi tegangan bidang batasnya, sehingga jika semakin tinggi
tegangan bidang batasnya, maka semakin sulit untuk bercampur
(𝑋−𝐻𝐿𝐵𝑏)
Jawab: A% = X 100%
(𝐻𝐿𝐵𝑎−𝐻𝐿𝐵𝑏)
B% = (100%-A%)
13
A= Harga HLB yang tinngi
12−8,6)
% Tween= x 100% = 42 %
(16,7−8,6)
= 42/100 x 5 g = 2,1 g
= 58/100 x 5 g = 2,9 g
Teori ini emulgator akan menyelubungi fase dispers Mayoritas tipe emulsi
yang dibentuk adalah o/w
14
a. Terjadinya ionisasi dari molekul pada permukaan partik
b. Terjadinya absorbsi ion oleh partikel dari cairan disekitarnya
c. Terjadinya gesekan partikel dengan cairan disekitarnya
F. Bahan-Bahan pengemulsi
Emulgator Alam
a) Gom Arab
Sangat baik untuk elmugator tipe o/w dan untuk obat minum,
emulsi terbentuk sangat stabil dan tidak terlalu kental. Kestabilan
emulsi yang dibuat dengan gom arab berdasarkan pada dua factor,
yaitu:
Jika tidak dinyatakan lain, emulsi yang dibuat dengan gom arab
menggunakan gom arab sebanyak 1 dari jumlah minyaknya, untuk
membuat korpus emulsi (inti emulsi) diperlukan 1,5 x bobot gom,
kemudian diaduk kuat kuat lalu diencerkan dengan sisa airnya
b) Tragakan
15
sebanyak satu persepuluh kali gom arab saja, emulgator ini hanya
bekerja optimum pada Ph 4,5-6.
c) Agar Agar
d) Chondrus
e) Emulgator Lain
b. Emulgator Hewani
a) Kuning Telur
16
b) Adeps Lanae
b) Bentonit
2. Emulgator Buatan/Sintetis
a. Sabun
Dipakai untuk tujuan luar sangat peka terhadap elektrolit, dapat digunakan
sebagai emulsi tipe o/w maupun w/o, tergantung pada valensinya, sabun
bervalensi satu,misalnya sabun kalium,merupakan emulgator tipe
o/w,sedangakan sabun bervalensi dua,misalnya sabun kalsium,merupakan
emulgator tipe w/o
b. Tween 20,40,60,80
c. Span 20,40,80
17
G. Cara Pembuatan Emulsi
1. Metode Gom Kering atau Metode Kontinental
Digunakan untuk minyak menguap dan zat zat yang bersifat minyak dan
mempunyai viksositas rendah( kurang kental). Serbuk gom dimasukan
kedalam botol kering ditambahkan 2 bagian air,botol ditutup, kemudian
campuran tersebut dikocok dengan kuat dan tambahkan sisa air sedikit
demi sedikit sambil dikocok
18
EMULSI SPURIA (EMULSI BUATAN)
19
Perhitungan bahan:
1. Ol ricini = 2 g
2. PGA = (1/3 x 2) + 0,5 =1,1
3. Air pga = 1,5 x 1,1 = 1,65
4. Balsem per = 0,5
5. Nipagin = 0,12 / 100 x 60 ml = 0,072
6. Vit c = 0,1 /100 x 60 ml = 0,06
7. Syrup simpleks = 5 /100 x 60 ml = 3 g
8. Aqua dest = 60- ( 2+1,1+1,65+0,5 + 0,072+0,06+3) = 51,6 ml
Cara pengerjaan
20
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Emulsi merupakan sediaan yang mengandung dua zat yang tidak dapat
bercampur, biasanya terdiri dari minyak dan air, dimana cairan yang satu
terdispersi menjadi butir-butir kecil dalam cairan yang lain.Emulsi dapat
dibedakan menjadi dua macam yaitu emulsi vera (emulsi alam) dan emulsi spuria
(emulsi buatan). Emulsi vera dibuat dari biji atau buah, dimana terdapat
disamping minyak lemak juga emulgator yang biasanya merupakan zat seperti
putih telur.
Ada dua macam tipe emulsi yang terbentuk yaitu tipe M/A dimana tetes
minyak terdispersi kedalam fase air,dan tipe A/M dimana fase intern adalah air
dan fase ekstern adalah minyak.Fase intern disebut pula fase dispers atau fase
kontinu.Komponen emulsi ada dua yaitu komponen dasar yang terdiri dari fase
dispers,fase kotinue,dan emulgator,dan kompnen tambahan terdiri dari
pengawet,pewarna,pengaroma,dan antioksidan.
B. SARAN
Sebagai mahasiswa farmasi sebaiknya memahami lebih dalam lagi
mengenai defenisi emulsi,tipe-tipe emulsi,serta komponen emulsi agar dapat di
aplikasikan pada saat bekerja baik di rumah sakit,puskesmas maupun di apotek.
21
DAFTAR PUSTAKA
22