Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

EMULSI

Disusun oleh :

JOENIARTI (194085)

PRODI D3 FARMASI
INSTITUT TEKNOLOGI SAINS DAN KESEHATAN
RS.dr. SOEPRAOEN
MALANG
2020

1
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
kesempatan kepada kami, sehingga tugas makalah ini dapat terselesaikan dengan waktu
yang diharapkan meskipun masih dalam bentuk yang sangat sederhana, dimana makalah
ini membahas tentang “EMULSI” dan kiranya makalah ini dapat meningkatkan
pengetahuan kita khususnya tentang apa dan bagaimana sediaan dalam bentuk larutan.
Dengan adanya makalah ini, mudah-mudahan dapat membantu meningkatkan
minat baca dan belajar teman-teman, selain itu kami juga berharap semua dapat
mengetahui dan memahami tentang materi ini, karena akan meningkatkan mutu individu
kita.
Kami sangat menyadari bahwa pembuatan makalah ini masih sangat minim,
sehingga saran serta kritikan dari semua pihak masih kami harapkan untuk perbaikan
makalah ini.

Penyusun

                                                                                                                        

                                                                    penulis

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii
BAB I 1

PENDAHULUAN1

A. LATAR BELAKANG 2
B. RUMUSAN MASALAH 2
C. MAKSUD DAN TUJUAN 2
BAB II 4
PEMBAHASAN 4
A. DEFINISI EMULSI 5
B. TIPE-TIPE EMULSI5
C. KOMPONEN EMLSI 5
BAB III 4
A. PENUTUP 4
B. KESIMPULAN 5
C. SARAN 5
DAFTAR PUSTAKA 4

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sistem koloid banyak digunakan pada kehidupan sehari-hari, terutama dalam


kehidupan sehari-hari. Hal ini disebabkan sifat karakteristik koloid yang penting,
yaitu dapat digunakan untuk mencampur zat-zat yang tidak dapat saling melarutkan
secara homogen dan bersifat stabil untuk produksi dalam skala besar.Salah satu
sistem koloid yang ada dalam kehidupan sehari – hari dan dalam industri adalah jenis
emulsi.

Emulsi merupakan suatu sistem yang tidak stabil, sehingga  dibutuhkan zat


pengemulsi atau emulgator untuk menstabilkannya sehingga antara zat yang
terdispersi dengan pendispersinnya tidak akan pecah atau keduannya tidak akan
terpisah. Ditinjau dari segi kepolaran, emulsi merupakan campuran cairan polar dan
cairan non polar.Salah satu emulsi yang kita kenal sehari-hari adalah susu, di mana
lemak terdispersi dalam air. Dalam susu terkandung kasein suatu protein yang
berfungsi sebagai zat pengemulsi. Bebera contoh emulsi yang lain adalah pembuatan
es krim, sabun, deterjen, yang menggunakan pengemulsi gelatin.

Dari hal tersebut diatas maka sangatlah penting untuk mempelajari sistem
emulsi karena dengan tahu banyak tentang sistem emulsi ini maka akan lebih mudah
juga untuk mengetahui zat – zat pengemulsi apa saja yang cocok untuk menstabilkan
emulsi selain itu juga dapat diketahui faktor – faktor yang menentukan stabilnya
emulsi tersebut karena selain faktor zat pengemulsi tersebut juga dipengaruhi gaya
sebagai penstabil emulsi.

 Sistem emulsi termasuk jenis koloid dengan fase terdispersinya berupa zat


cairnamun dalam makalah ini kita hanya akan membahas mengenai sistem emulsi
saja diantaranya dari defenisi emulsi, mekanisme secara kimia dan fisika, teori dan

persamaannya dan serta penerapannya dalam kehidupan sehari – hari dan industri . 

1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana defenisi sediaan emulsi?
2. Bagaimanakah tipe-tipe sediaan emulsi?
3. Apakah komponen-komponen sediaan emulsi?

C. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dan tujuan dari makalah ini yaitu selain sebagai salah satu syarat
penilaian dari mata kuliah Faramasetika I.Tetapi juga untuk menambah pengetahuan
mahasiswa mengenai sediaan emulsi.Diharapkan dengan adanya makalah ini
pembaca dapat lebih memahami lagi mengenai sediaan emulsi.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN EMULSI

Emulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau larutan
obat,terdispersi dalam cairan pembawa,distabilkan dengan zat pengemulsi atau
surfaktan yang cocok (Depkes,1979).

Emulsi adalah sistem dua fase yang salah satu cairannya terdispersi kedalam
kedalam cairan lain dalam benuk tetesan kecil (Depkes,1995).

Emulsi adalah suatusediaan yang engandung dua zat cair yang tidak mau
campur,biasanya air dan minyak dimana cairan satu terdispersi menjadi butir-butir
kecil dalam cairan yang lain.Dispersi ini tidak stabil,butir-butir ini akan bergabung
(koalesen) dan membentuk dua lapisan air dan minyak yang terpisah.Flavor dan
pengawet yang berada dalam fase air yang mungkin larut dalam minyak harus dalam
kadar yang cukup untuk memenuhi yang diinginkan.Emulgator merupakan
komponen yang penting untuk memperoleh emulsi yang stabil (Anief,1993)

Emulsi adalah sediaan berupa campuran terdiri dari dua fase cairan dalam
sistem dispersi,fase cairan yang satu terdispersi sangat halus dan merata dalam fase
cairan lainya,umumnya dimantapkan oleh zat pengemulsi ,fase cairan terdispersi
disebut fase dalam,sedangkan fase cairan pembayanya disebut fase luar.Jika fase
dalam berupa minyak atau larutan dalam minyak dan fase luarnya air atau
larutan,maka emulsi disebut emulsi minyak-air,sedangkan sebaliknya emulsi disebut
air-minyak (Depkes,1978).

Emulsi adalah suatu disperse dimana fase terdispers terdiri dari bulatan-
bulatan kecil zat cair yang terdistribusi ke seluruh pembawa yang tidak
bercampur.Dalam batasan emulsi,fase terdispers dianggap sebagai fase dalam dan

3
medium disperse sebagai fase luar atau fase kontinu.Emulsi yang mempunyai fase
dalam minyak dan fase luar air disebut emulsi minyak dalam air tapi sebaliknya
emulsi yang memiliki fase dalam air dan fase luar adalah minyak disebut emulsi air
dalam minyak(Ansel,1985).

Emulsi atau emulsions adalah sistem disperse kasar yang solid termodinamik
tidak stabil,terdiri dari minimal dua atau lebih cairan yang tidak bercampur satu
sama lain.Dimana cairan  yang satu terdispersi didalam cairan yang lain dan untuk
memantapkannya diperlukan penambahan emulgator(voight,1994)       

Oleh karena itu,dari cairan yang tidak dapat bercampur satu sama lain.Yang satu
terdistribusi kedalam yang lain dipertahankan untuk melayang.Maka garis tengah
tetesan cairan yang terdistribusi sangat penting untuk mengkarakterisasikan sebuah
emulsi.(Voight,1994)

Semua emulgator bekerja dengan membentuk film ( lapisan) disekeliling butir-


butir tetesan yang terdispersi dan film ini berfungsi agar mencegah terjadinnya
koalesen dan terpisahnya cairan dispers sebgai fase terpisah (Anief,1997)

Emulsi adalah sistem heterogen, terdiri dari kurang lebih satu cairan yang tidak
tercampurkan yang terdispersi dalam cairan lainnya dalam bentuk tetesan-tetesan di
mana diameternya kira-kira 0,1 mm atau dapat diartikan sebagai dua fase yang
terdiri dari satu cairan yang terdispersi dalam cairan lainnya yang tidak
tercampurkan.(Martin,1971)

Emulsi yang digunakan dalam farmasi adalah sediaan yang mengandung 2


cairan yang tidak bercampur, satu diantaranya terdispersi secara seragam sebagai
globul.(Jenkins,1957)

B. TIPE EMULSI

Ada dua macam tipe emulsi yang terbentuk yaitu tipe M/A dimana tetes minyak
terdispersi kedalam fase air,dan tipe A/M dimana fase intern adalah air dan fase

4
ekstern adalah minyak.Fase intern disebut pula fase dispers atau fase kontinu
(Anief,1993).

Emulsi yang memliki fase dalam minyak dan  fase luar air disebut emulsi
minyak dalam air dan biasanya diberi tanda sebagai emulsi “M/A”.Sebaliknya emulsi
yang mempunya fase dalam air dan fase luar minyak disebut emulsi air dalam minyak
dan dikenal sebaga emulsi “A/M”.Karena fase luar dari suatu emulsi bersifat
kontinu,suatu emulsi minyak dalam air bias diencerkan atau ditambah dengan air
atau suatu preparat dalam air (Ansel,1985).

Emulsi terdiri dari dua fase yang tidak dapat bercampur satu sama
lainya,dimana yang satu menunjukkan karakter hidrofil,yang lain lipofil.Hidrofil
(lipofod) umumnya adalah air atau suatu cairan yang dapat tercampur dengan
air.Sedangkan sebagai fase lipofil (hidrofod) adalah lemak mineral atau minyak
tumbuhan atau lemak (minyak lemak,paraffin,lilin,lemak coklat,malam bulu domba)
atau juga bahan pelarut lipofil kloroform,benzene dan sebagainya (Voight,1994)

Dengan demikian ada dua kemungkinan yang dapat terjadi,apakah fase hidrofil
yang terdispersi kedalam fase hidrofod,ataukah fase hidrofod kedalam fase
hidrofil.dengan demikian dapat dhasilkan dua macam emulsi yang berbeda.Yaitu
yang dinyatakan sebagai emulsi ar dalam minyak ‘’A/M’’ atau emulsi minyak dalam
air “M/A’’.(Voight,1994)

Jenis emulsi M/A dan A/M adalah sistem emulsi sederhana.Sistem emulsi ganda
akan diperoleh apabila didalam bola-bola emulsi yang terbentuk terdapat lagi bola-
bola dari fase lainya.Sistem semacam ini dikatakan sebagai emulsi A/M/A atau emulsi
M/A/M.Komponen-komponen yang terdistribusi didalam sebuah emulsi,dikatakan
sebagai fase terdispersi atau fase dalam atau fase terbuka.Komponen-komponen yang
mengandung cairan terdispersi,dinyatakan sebagai bahan pendispersi atau fase luar
atau fase tertutup.(Voight,1994)

Untuk emulsi yang diberika secara oral,tipe emulsi yang diberikan adalah
minyak dalam air memungkinkan pemberian obat yang harus dimakan tersebut
mempunyai rasa yag lebih enak walaupun sebenarnya diberikan minyak yang tidak

5
enak rasanya,dengan menambahkan pemanis dan pemberi rasa pada pembawa
airnya,sehingga mudah dimakan atau ditelan sampai ke lambung.Ukuran partikel
yang diperkecil dari bola-bola minyak dapat mempertahankan minyak tersebut agar
lebih cepat dicerna dn lebih mudah diabsorpsi,atau jka bukan dimaksudkan untuk
itu,tugasnya juga akan lebih efektif,msalnya meningkatkan efikasi minyak mineral
sebagai katartik bila diberikan dalam bentuk emulsi.(Ansel,1985)

Emulsi yang dipakai pada kulit atau sebagai obat luar bias dibuat sebagai emulsi
A/M atau emulsi M/A,tergantung pada berbagai factor seperti sifat zat terapeutik
yang akan dimasukkan ke dalam emulsi,keinginan untuk mendapatkan efek amolien
atau pelembut jaringan dari preparat tersebut,dan keadaan kulit.Zat obat yang
mengiritasi kulit umumnya kurang mengiritasi jika ada dalam fase luar yang
mengalami kontak langsung dengan kulit.Tentu saja dapat bercampurnya dan
kelarutan dalam air dan dalam minyak dari zat obat yang digunakan dalam preparat
yang diemulsikan menentukan banyaknya pelarut yang harus ada sifatnya yang
meramalkan fase emulsi yang dihasilkan.Pada kulit yang tidak luka,suatu emulsi air
dalam minyak biasanya dapat digunakan lebih rata karena kulit diselaputi oleh suatu
lapisan tipis dari sabun dan permukaan ini mudah dibasahi oleh minyak dari pada
oleh air.Suatu emulsi air dalam minyak juga lebih lembut ke kulit,karena ia mencegah
mengeringnya kulit dan tidak mudah hilang bila kena air.Sealiknya apabila diinginkan
preparat yang mudah di hilangkan dari kulit dengan air,digunakan suatu emulsi
minyak dalam air(Ansel,1985).

Jika tetesan-tetesan minyak didispersikan dalam fase air, fase kontinu, maka
emulsi disebut minyak dalam air (M/A). Jika minyak merupakan fase kontinu, emulsi
merupakan tipe air dalam minyak (A/M). Telah diamati bahwa emulsi M/A kadang-
kadang berubah menjadi emulsi A/M atau sebaliknya (inversi).Dua tipe emulsi
tambahan yang digolongkan sebagai emulsi ganda, tampaknya diterima oleh para ahli
kimia. Secara keseluruhan memungkinkan untuk membuat emulsi ganda dengan
karakteristik minyak dalam air dalam minyak (M/A/M) atau air dalam minyak dalam
air (A/M/A) (Lachman,1994)

6
Ketika air terdispersikan atau menjadi fase internal (fase dalam) emulsi disebut
air dalam minyak (W/o) emulsi. Dalam minyak ketika medium dispersi atau fase
eksternal.Sistem yang mengandung sedikit dari 25% air umumnya emulsi w/o.
kadang-kadang, lebih kecil dari 10% air akan dipastikan emulsi w/o.Ukuran partikel
dari fase dispersi umumnya 0,05 µ atau lebih kecil.(Martin,1971)

C. KOMPONEN EMULSI

Komponen dari emulsi dapat digolongkan menjadi 2 macam yaitu :

1. Komponen Dasar

Adalah bahan pembentuk emulsi yang harus terdapat dalam emulsi. Terdiri atas :

a. Fase dispers/ fase internal / fase discontinue

Yaitu zat cair yang terbagi-bagi atau butiran kecil kedalam zat cair lain.

b. Fase continue / fase external / fase luar

Yaitu zat cair dalam emulsi yang berfungsi sebagai bahan dasar (pendukung)
dari emulsi tersebut.

c. Emulgator

Adalah bagian dari emulsi yang berfungsi untuk menstabilkan emulsi

Menurut scovilles halaman 318 emulgator terbagi menjadi:

1. Emulgator alam

Emulgator dapat dibagi menjadi beberapa kelompok :

a) Berasal dari tumbuhan

Karbohidrat,Gum dan bahan-bahan mucilago cocok untuk digunakan


dalam emulsi farmasetik. Mereka mempunyai kemampuan mengemulsi
banyak substansi secara murni dan menghasilkan emulsi yang Bisaanya
bekerja baik jika dilindungi dari fermentasi dengan pengawet. Namun
demikian, alkali, sodium borat, caitan alkohol dan garam metalik harus

7
ditambahkan ke dalam gum sangat kationik dan encer, mencegah
pemecahan karbohidrat yang banyak digunakan adalah akasia, tragakan,
agar, chondrus, dextrum, malt ekstrak dan pektin membentuk minyak
dalam air

b) Berasal dari hewan


 Protein Gelatin mengemulsi cairan petrolatum dengan lebih mudah
dibanding minyak lain dan membuat suatu sediaan yang sangat putih
dan lembut serta rasa yang enak. Protein juga membentuk emulsi
yang jika digunakan dalam konsentrasi rendah.Kerugian : Emulsi
gelatin sulit dijaga dari kerusakan yang    membatasi  nilainya
 Kuning telur Keuntungan  Emulsi yang dibuat dengan kuning telur,
stabil dengan asam dan garam. Jika kuning telur cukup segar, dapat
membentuk emulsi yang creaming yang menunjukkan sedikit
kecenderungan untuk memisah.Kerugian Jika digunakan kuning
telur, emulsi dapat membentuk koalesens dan dapat terwarnai lebih
dalam
 Albumin atau putih telur Keuntungan Serbuk putih telur lebih efektif
dari pada putih telur segar karena lebih kental.
Kerugian Diendapakan oleh banyak bahan.
 Kasein Protein dan susu telah digunakan sebagai bahan pengemulsi
tapi tidak memiliki keuntungan di bandingkan akasia dan kurang
stabil daripada akasia, tidak digunakan untuk tujuan berarti 
c) Lain – lain
 Sabun dan Basa Keuntungan Sering digunakan dalam dermatologi
untuk penggunaan luar. Sabun adalah emulgator yang lebih kuat
khususnya sabun lembut sebagai  bahan yang mengurangi tegangan
permukaan dari air Kerugian  Menghasilkan sediaan yang tidak
bercampur  dengan asam dengan berbagai tipe.
 Alkohol

8
Padatan yang terbagi merata, bagian emulgator ini membentuk
lapisan khusus disekelilin tetesan terdispersi dan menghasilkan
emulsi  yang meskipun berbutr  kasar, mempunyai stabilitas pisik. Hal
ini dapat menyebabkan padatan dapat bekerja sebagai emulgator  dari
efek yang ditimbulkan dari pewarna dan serbuk halus
2. Emulgator sintetik
 Anionik pada sub bagian ini ialah sulfaktan bermuatan (-) Contoh : Na,
K  dan garam-garam ammonium dari asam oleat dan laurat yang larut
dalam air dan baik sebagai bahan pengemulsi tipe o/w. Bahan pengemulsi
ini rasanya tidak menyenangkan dan mengiritasi saluran pencernaan
 Kationik. Aktivitas permukaan pada kelompok ini bermuatan
(+).  Komponen ini bertindak sebagai bakterisid dan juga menghasilkan
emulsi antiinfeksi seperti ini pada lotion kulit dan krem
 Non ionic. Merupakan surfaktan tidak berpisah ditempat tersebar luas
digunakan sebagai bahan pengemulsi ketika kerja keseimbangan molekul
antara hidrofik dan lipofilik

2. Komponen Tambahan

Menurut buku scovile’s zat tambahan pada emulsi terdiri dari:

1) Pengawet,
Beberapa pengawet dibutuhkan dalam emulsi yang disimpan untuk mencegah
proses pembusukan protein dan proses fermentasi pada gum dan struktur
sekalian agar efektif, pengawet harus larut dalam fase air emulsi dimana ia
dapat menggunakan aksi perlindungannya alkohol dari konsertrasi 7 sampai
12 persen sering digunakan untuk tujuan ini. Asam benzoat 0,2%. Kadang-
kadang digunakan tapi kurang efektif. Gusein juga digunakan parahidroksi
berzoat dalam konsentasi 0,1 – 0,2 persen telah digunakan tapi
penggunaannya dapat dibahasi oleh karena kekuatannya dalam air besar.
komponen amonium kuarter dari konsentrasi 0,05 – 0,1 persen telah

9
memberikan komponennya sebagai pengawet untuk buatan gelatin dan
sukrosa. Minyak menguap digunakan sebagai pengaroma yang cenderung
bekerja sebagai penjawab. Tidak sedikit emulsi yang khusus positif untuk
berubah atau dijaga untuk beberapa waktu. Akasia mengandung enzim
oksidatif yang cenderung untuk merusak vitamin A dalam emulsi minyak hati
ikan. Namun demikian, enzim dapat siap diinaktifkan dengan pemanasan
akasia mucilogo untuk beberapa menit noda rat 100oc.   
2) Pengaroma
dibutuhkan untuk membuat emulsi enak dengan pertimbangan dibutuhkan
dalam penggunanya. Formulasion natural, memberikan sejumlah campuran
asumotik yang digunakan dengan efek yang baik. aroma dan rasa tajam tidak
menyebar pada minyak sebab pengaruhnya lebih lembut. Untuk minyak hati
ikan, ekstrat kering atau ekstrak glicynzhea yang diperoleh dari cengkeh atau
mint yang mempunyai rasa dan penyebaran yang paling efektif.  Dalam
beberapa fomulasi, kedua fase diaromai, Bisaanya 0,1 – 0,5 persen minyak
menguap cukup untuk mengaroma emulsi.    Semua pengaroma membutuhkan
bahan pertonis untuk membuatnya lebih berasa enak sirup, gula, sakarin
dapat digunakan untuk tujuan ini, dan alirerin juga mempunyai sifat sebagai
pemanis. Namun demikian bahan-bahan harus digunakan dengan
pertimbangan agar sediaan lebih baik dan tidak menutupi rasa dan beberapa
komponen lain. kombinasi di beberapa bahan ini tidak.
3) pewarna,
Sebagian besar emulsi berwarna putih atau kuning dan gelap. Ini dikarenakan
oleh perbedaan refleksi cahaya yang diberikan oleh minyak dan air, juga
karena larutan gelap atau suspensi dari emulagator yang juga berwarna gelap.
Jika larutan dari bahan-bahan jernih dan minyak dan air dapat menerangi
pada refleksi yang sama, emulsi dari minyak hati ikan dengan penambahan
gula yang cukup untuk menyebabkan refleksi. Gliserin memiliki efek yang
sama terhadap minyak emulsi yang transparan dimana pertimbangannya
mengandung jumlah minyak
4) Menurut fornas edisi II zat tambahan pada emulsi terdiri dari:

10
 zat pengawet,dapat digunakan metil paraben,propel paraben,campuran
metal paraben dan propil paraben,asam sorbet,atau zat pengawet lain
yang cocok.
 zat antioksidan,dapat digunakan
butilhidroksanisol,butilhidrositoluen,propel galat,asam sitrat atau
antioksidan lain yang cocok.

11
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Emulsi merupakan sediaan yang mengandung dua zat yang tidak dapat
bercampur, biasanya terdiri dari minyak dan air, dimana cairan yang satu terdispersi
menjadi butir-butir kecil dalam cairan yang lain.Emulsi dapat dibedakan menjadi dua
macam yaitu emulsi vera (emulsi alam) dan emulsi spuria (emulsi buatan). Emulsi
vera dibuat dari biji atau buah, dimana terdapat disamping minyak lemak juga
emulgator yang biasanya merupakan zat seperti putih telur.

Ada dua macam tipe emulsi yang terbentuk yaitu tipe M/A dimana tetes minyak
terdispersi kedalam fase air,dan tipe A/M dimana fase intern adalah air dan fase
ekstern adalah minyak.Fase intern disebut pula fase dispers atau fase
kontinu.Komponen emulsi ada dua yaitu komponen dasar yang terdiri dari fase
dispers,fase kotinue,dan emulgator,dan kompnen tambahan terdiri dari
pengawet,pewarna,pengaroma,dan antioksidan.

B. SARAN

Sebagai mahasiswa farmasi sebaiknya memahami lebih dalam lagi mengenai


defenisi emulsi,tipe-tipe emulsi,serta komponen emulsi agar dapat di aplikasikan
pada saat bekerja baik di rumah sakit,puskesmas maupun di apotek.

12
DAFTAR PUSTAKA

Anief,Moh.1993.Farmasetika.Universitas Gajah Mada:Yogyakarta

Anief,Moh.1997.Ilmu Meracik Obat.Universitas Gajah Mada:Yogyakarta

Ansel,c howard.1985.Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi.Universitas Indonesia:Jakarta

Depkes.1979.Farmakope Indonesia Edisi III.Departemen kesehatan RI:Jakarta

Depkes,1995.Farmakope Indonesia Edisi IV.Departemen Kesehatan Ri:Jakarta

Depkes.1978.Formularium Nasional Edisi II.Departemen Kesehatan RI:Jakarta

Jenkins,Glenn L.1957.Scoville’s the Art of Compounding Nineth edition.The  McGrawHill


Book Company : USA

Lahman. L, dkk.1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri Edisi III. Universitas Indonesia:
Jakarta

13

Anda mungkin juga menyukai