Anda di halaman 1dari 10

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ..................................................................................................................................................... 1


BAB I ............................................................................................................................................................ 2
PENDAHULUAN ........................................................................................................................................ 2
A. Latar Belakang ..................................................................................................................................... 2
B. Rumusan Masalah ................................................................................................................................ 2
C. tujuan .................................................................................................................................................... 3
BAB II........................................................................................................................................................... 4
PEMBAHASAN ........................................................................................................................................... 4
1. Definisi Emulsi ................................................................................................................................. 4
2. komponen- komponen emulsi ........................................................................................................... 5
a) Komponen dasar ........................................................................................................................... 5
b) Komponen tambahan ................................................................................................................... 5
3. Tipe Emulsi ....................................................................................................................................... 6
4. Tujuan Pemakaian Emulsi ................................................................................................................ 6
5. Prinsip Dari System Emulsi .............................................................................................................. 6
6. Bahan-Bahan Pengemulsi ................................................................................................................. 7
7. kelebihan serta kekurangan sediaan emulsi ...................................................................................... 7
8. Aplikasi Sistem Emulsi Dalam Farmasi ........................................................................................... 8
BAB III ......................................................................................................................................................... 9
PENUTUP .................................................................................................................................................... 9
KESIMPULAN ............................................................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 10

1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem koloid banyak digunakan pada kehidupan sehari-hari, terutama dalam kehidupan
sehari-hari. Hal ini disebabkan sifat karakteristik koloid yang penting, yaitu dapat di gunakan
untuk mencampur zat-zat yang tidak dapat saling melarutkan secara homogen danbersifat stabil
untuk produksi dalam skala besar.Salah satu sistem koloid yang ada dalam kehidupan sehari
hari dan dalam industri adalah jenis emulsi.Emulsi merupakan suatu sistem yang tidak
stabil, sehinggkan dibutuhkan zat pengemulsi atau emulgator untuk menstabilkan nya sehingga
antara zat yang terdispersidengan pendispersi nya tidak akan pecah atau keduannya tidak akan
terpisah. Ditinjau darisegi kepolaran, emulsi merupakan campuran cairan polar dan cairan non
polar. Salah satu emulsi yang kita kenal sehari-hari adalah susu, di mana lemak terdispersi dalam
air.
Dalam susu terkandung kasein suatu protein yang berfungsi sebagai zat pengemulsi.
Bebera contoh emulsi yang lain adalah pembuatan es krim, sabun, deterjen, yang menggunakan
pengemulsi gelatin.Dari hal tersebut diatas maka sangatlah penting untuk mempelajari sistem
emulsikarena dengan tahu banyak tentang sistem emulsi ini maka akan lebih mudah juga
untuk mengetahui zat
zat pengemulsi apa saja yang cocok untuk menstabilkan emulsi selain itu juga dapat
diketahui faktor
faktor yang menentukan stabilnya emulsi tersebut karena selain faktor zat pengemulsi
tersebut juga dipengaruhi gaya sebagai penstabil emulsi.Sistem emulsi termasuk jenis koloid
dengan fase terdispersinya berupa zat cair namundalam makalah ini kita hanya akan membahas
mengenai sistem emulsi saja diantaranya dari defenisi emulsi, mekanisme secara kimia dan fisika,
teori dan persamaannya dan sertapenerapannya dalam kehidupan sehari hari dan industri.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi emulsi ?

2. Apa saja komponen- komponen emulsi?

3. Apa saja tipe emulsi?

2
4. Apa tujuan pemakaian emulsi ?

5. bagaimana prinsip dari system emulsi ?

7. Apa saja bahan-bahan pengemulsi?

9. Apa saja kelebihan serta kekurangan sediaan emulsi?

10. apa aplikasi system emulsi dalam farmasi?

C. tujuan
1. mengetahui definisi emulsi

2. mengetahui Apa saja komponen- komponen emulsi

3. mengetahui Apa saja tipe emulsi

4. mengetahui Apa tujuan pemakaian emulsi

5. mengetahui prinsip dari sistem emulsi

7. mengetahui Apa saja bahan-bahan pengemulsi

9. mengetahui Apa saja kelebihan serta kekurangan sediaan emulsi

10. mengetahui aplikasi sistem emulsi dalam farmasi

3
BAB II
PEMBAHASAN
1. Definisi Emulsi
Emulsi merupakan jenis koloid dengan fase terdispersinnya berupa fase cair
denganmedium pendispersinya bisa berupa zat padat, cair, ataupun gas. Emulsi merupakan
sediaanyang mengandung dua zat yang tidak dapat bercampur, biasanya terdiri dari minyak dan
air,dimana cairan yang satu terdispersi menjadi butir-butir kecil dalam cairan yang lain. Dispersiini
tidak stabil, butir-butir ini bergabung ( koalesen ) dan membentuk dua lapisan yaitu airdan minyak
yang terpisah yang dibantu oleh zat pengemulsi ( emulgator ) yang merupakankomponen yang
paling penting untuk memperoleh emulsi yang stabil.
Zat pengemulsi(emulgator) merupakan komponen yang paling penting agar memperoleh
emulsi yang stabil.Zat pengemulsi adalah PGA, tragakan, gelatin, sapo dan lain-lain. Emulsi dapat
dibedakanmenjadi dua macam yaitu emulsi vera (emulsi alam) dan emulsi spuria (emulsi
buatan).Emulsi vera dibuat dari biji atau buah, dimana terdapat disamping minyak lemak
jugaemulgator yang biasanya merupakan zat seperti putih telur (Anief, 2000).
Konsistensi emulsi sangat beragam, mulai dari cairan yang mudah dituang hinggakrim
setengah padat. Umumnya krim minyak dalam air dibuat pada suhu tinggi, berbentuk cair pada
suhu ini, kemudian didinginkan pada suhu kamar, dan menjadi padat akibatterjadinya solidifikasi
fase internal. Dalam hal ini, tidak diperlukan perbandingan volumefase internal terhadap volume
fase eksternal yang tinggi untuk menghasilkan sifat setengahpadat, misalnya krim stearat atau krim
pembersih adalah setengah padat dengan fase internalhanya hanya 15%. Sifat setengah padat
emulsi air dalam minyak, biasanya diakibatkan olehfase eksternal setengah padat (Anonim, 1995).
Masing-masing emulsi dengan medium pendipersi yang berbeda juga mempunyainama yang
berbeda,yaitu sebagai berikut:
a). Emulsi gas (aerosol cair )
Emulsi gas merupakan emulsi dengan fase terdispersinnya berupa fase cair danmedium
pendispersinnya berupa gas.Salah satu contohnya hairspray, dimanadapat membentuk emulsi gas
yang diingikan karena adannya bantuan bahanpendorong atau propelan aerosol

b). Emulsi cair


Emulsi cair merupakan emulsi dengan fase terdispersinya maupunpendispersinnya berupa
fase cairan yang tidak saling melarutkan karena

4
keduafase bersifat polar dan non polar.Emulsi ini dapat digolongkan menjadi 2 jenis yaitu emulsi
minyak didalam air contoh susu terdiri dari lemak sebagaifase terdispersi dalam air jadi butiran
minyak didalam air atau emulsi airdalam minyak contoh margarine terdispersi dalam minyak jadi
butiran airdalam minyak.

c).Emulsi padat
Emulsi padat merupakan emulsi dengan fase terdispersinnya cair dengan
fasependispersinnya berupa fase padat.Contoh : Gel yang dibedakan menjadi gelelastic dan gel
non elastic dimana gel elastic ikatan partikelnya tidak kuatsedangkan non elastic ikatan antar
partikelnya membentuk ikatan kovalenyang kuat

2. komponen- komponen emulsi


Komponen dari emulsi dapat digolongkan menjadi 2 macam yaitu :

a) Komponen dasar
Adalah bahan pembentuk emulsi yang harus terdapat didalam emulsi. Terdiri atas :

Fase dispers / fase internal / fase diskontinue

Yaitu zat cair yang terbagi- bagi menjadi butiran kecil ke dalam zat cair lain.

Fase kontinue / fase external / fase luar

Yaitu zat cair dalam emulsi yang berfungsi sebagai bahan dasar (pendukung) dari emulsi tersebut.

Emulgator

Adalah bagian dari emulsi yang berfungsi untuk menstabilkan emulsi.

b) Komponen tambahan
Bahan tambahan yang sering ditambahkan pada emulsi untuk memperoleh hasil yang lebih
baik. Misalnya corrigen saporis, odoris, colouris, preservative (pengawet), anti oksidan.

Preservative yang digunakan antara lain metil dan propil paraben, asam benzoat, asam
sorbat, fenol, kresol dan klorbutanol, benzalkonium klorida, fenil merkuri asetas dan lain lain.

Antioksidan yang digunakan antara lain asam askorbat, L.tocopherol, asam sitrat, propil
gallat , asam gallat.

5
3. Tipe Emulsi
Emulsi dapat dibagi menjadi 3 tipe yaitu

1. Tipe o/w (m/a) : suatu emulsi dimana minyak terdispersi sebagai tetesan dalam fase air disebut
minyak dalam air.

2. Tipe w/o (a/m) : jika air adalah fase terdispersi dan minyak adalah medium pendispersi. emulsi
disebut air dalam minyak.

3. Emulsi ganda. Dalam tipe emulsi ini dihadirkan 3 fase yang disebut bentuk emulsi w/o /w
(a/m/a) atau o/w/o (m/a/m) atau disebut emulsi dalam emulsi.

4. Tujuan Pemakaian Emulsi


Tujuan pemakaian emulsi adalah :

1. Dipergunakan sebagai obat dalam / per oral. Umumnya emulsi tipe o/w

2.Dipergunakan sebagai obat luar.

Bisa tipe o/w maupun w/o tergantung banyak faktor misalnya sifat zat nya atau jenis efek terapi
yang dikehendaki.

5. Prinsip Dari System Emulsi


Teori Tegangan permukaan
Bila cairan kontak dengan cairan kedua yang tidak larut dan tidak saling bercampur, kekuatan
(tenaga) yang menyebabkan masing-masing cairan menahan pecahnya menjadi partikel-partikel
yang lebih kecil disebut tegangan antarmuka. Zat-zat aktif permukaan (surfaktan) atau zat
pembasah, merupakan zat yang bekerja menurunkan tegangan antarmuka ini.

Oriented Wedge Theory


Menganggap bahwa lapisan monomolecular dari zat pengemulsi melingkari suatu tetesan dari
fase dalam pada emulsi. Teori ini berdasarkan pada anggapan bahwa zat pengemulsi tertentu
mengarahkan dirinya di sekitar dan dalam suatu cairan yang merupakan gambaran kelarutannya
pada cairan tertentu.

Teori plastic atau Teori Lapisan antarmuka

6
Bahwa zat pengemulsi membentuk lapisan tipis atau film yang mengelilingi fase dispers dan
diabsorbsi pada permukaan dari tetesan tersebut. Lapisan tersebut mencegah kontak dan
bersatunya fase terdispersi; makin kuat dan makin lunak lapisan tersebut, akan makin besar dan
makin stabil emulsinya.

6. Bahan-Bahan Pengemulsi
1. Bahan-bahan karbohidrat , bahan-bahan alami seperti akasia (gom), tragakan, agar, kondrus
dan pectin. Bahan-bahan ini membentuk koloid hidrofilik bila ditambahkan kedalam air dan
umumnya menghasilkan emulsi m/a.
2. Zat-zat protein seperti : gelatin, kuning telur, dan kasein. Bahan-bahan ini menghasilkan
emulsi tipe m/a. kerugian gelatin sebagai suatu zat pengemulsi adalah sediaan menjadi terlalu
cair dan menjadi lebih cair pada pendiaman.
3. Alkohol dengan bobot molekul tinggi seperti : stearil alcohol, setil alcohol, dan gliseril
monostearat. Biasa digunakan sebagai penstabil emusi tipe m/a dari lotio dan salep tertentu
yang digunakan sebagai obat luar. Kolesterol dan turunannya dapat digunakan sebagai emulsi
untuk obat luar dan menghasilkan emulsi tipe a/m.
4. Zat-zat pembasah, yang bersifat kationik, anionic dan nonionic. Zat-zat ini mengandung
gugus hidrofilik dan lipofilik dengan bagian lipofilik dari molekul menyebabkan aktivitas
permukaan dari molekul tersebut.
5. Zat padat yang terbagi halus, seperti : tanah liat koloid termasuk bentonit, magnesium
hidroksida dan aluminium hidroksida. Umumnya membentuk emulsi tipe m/a bila bahan
padat ditambahkan ke fase air jika jumlah volume air lebih besar dari minyak. Jika serbuk
bahan padat ditambahkan dalam inyak dan volume fase minyak lebih banyak dari air, suatu
zat seperti bentonit sanggup membentuk suatu emulsi a/m.

7. kelebihan serta kekurangan sediaan emulsi


Keuntungan dalam bentuk emulsi yaitu

1. Banyak bahan obat yang mempunyai rasa dan susunan yang tidak menyenangkan dan dapat
dibuat lebih enak pada pemberian oral bila diformulasikan menjadi emulsi.

2. Beberapa obat menjadi lebih mudah diabsorpsi bila obat-obat tersebut diberikan secara oral
dalam bentuk emulsi.

7
3. Emulsi memiliki derajat elegansi tertentu dan mudah dicuci bila diinginkan.

4. Formulator dapat mengontrol penampilan, viskositas, dan kekasaran (greasiness) dari emulsi
kosmetik maupun emulsi dermal.

5. Emulsi telah digunakan untuk pemberian makanan berlemak secara intravena akan lebih mudah
jika dibuat dalam bentuk emulsi.

6. Aksi emulsi dapat diperpanjang dan efek emollient yang lebih besar daripada jika dibandingkan
dengan sediaan lain.

Kerugian bentuk emulsi adalah emulsi kadang-kadang sulit dibuat dan membutuhkan
tehnik pemprosesan dan keahlian khusus.

8. Aplikasi Sistem Emulsi Dalam Farmasi


1. Senyawa-senyawa yang larut lemak seperti vitamin, diabsorbsi lebih sempurna jika diemulsikan
daripada dibuat dalam larutan berminyak.

2. Emulsi intravena untuk pasien lemah yang tidak bisa menerima obat-obat secara oral.

3. Emulsi radiopaque sebagai zat diagnostik dalam pengujian sinar X.

4. Emulsifikasi digunakan dalam produk aerosol untuk menghasilkan busa.

5. Contoh : Propelan yang membentuk fase cair terdispersi di dalam wadah menguap. Bila emulsi
tersebut dikeluarkan dari wadahnya maka akan menghasilkan pembentukan busa.

6. Emulsi secara luas digunakan dalam produk farmasi dan kosmetik untuk pemakaian luar berupa
lotio dan krim. (Farmasi Fisik, 2016)

8
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Masing-masing emulsi dengan medium pendipersi yang berbeda juga mempunyainama yang
berbeda,yaitu sebagai berikut:
a) Emulsi gas (aerosol cair )Emulsi gas merupakan emulsi dengan fase terdispersinnya berupa fase
cair danmedium pendispersinnya berupa gas.Salah satu contohnya hairspray, dimanadapat
membentuk emulsi gas yang diingikan karena adannya bantuan bahanpendorong atau propelan
aerosol
b) Emulsi cair Emulsi cair merupakan emulsi dengan fase terdispersinya maupunpendispersinnya
berupa fase cairan yang tidak saling melarutkan karena
keduafase bersifat polar dan non polar.Emulsi ini dapat digolongkan menjadi 2 jenis yaitu emulsi
minyak didalam air contoh susu terdiri dari lemak sebagaifase terdispersi dalam air jadi butiran
minyak didalam air atau emulsi airdalam minyak contoh margarine terdispersi dalam minyak jadi
butiran airdalam minyak.
c) Emulsi padatEmulsi padat merupakan emulsi dengan fase terdispersinnya cair dengan
fasependispersinnya berupa fase padat.Contoh : Gel yang dibedakan menjadi gelelastic dan gel
non elastic dimana gel elastic ikatan partikelnya tidak kuatsedangkan non elastic ikatan antar
partikelnya membentuk ikatan kovalenyang kuat

9
DAFTAR PUSTAKA

Anief, 2000,Ilmu Meracik Obat, Teori dan Praktek , Gadjah Mada University press:Jogjakarta.
Sinila,santi. 2016. Farmasi Fisik.KEMENKES RI : jakarta
martin, Alfard, dkk.1990. Farmasi fisik edisi ketiga bagian 1. Ui-press :Jakarta
c asnel,howard. Penghantar bentuk sediaan farmasi edisi keempat. Ui-press :Jakarta
https://rgmaisyah.wordpress.com/2008/12/03/emulsi/

10

Anda mungkin juga menyukai