FARMAKOGNOSIS
(Terpenoid)
Oleh :
Rindawati Katili
432418072
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2021
KATA PENGANTAR
Segala puji saya panjatkan kepada Allah SWT. Tuhan pencipta alam
semesta yang menjadikan bumi dan isinya dengan begitu sempurna. Tuhan yang
menjadikan setiap apa yang ada dibumi sebagai penjelajahan bagi kaum yang
berfikir. Dan sungguh berkat limpahan rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini demi memenuhi tugas matakuliah Farmakognosis dengan
tema “Terpenoid”.
Saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
terdapat kekurangan, oleh karena itu saya mengharapkan saran dan kritikan yang
bersifat membangun demi lebih baiknya kinerja saya yang akan mendatang.
Semoga makalah ini dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan dan
informasi yang bermanfaat bagi semua pihak.
Rindawati Katili
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ..............................................................................................
Daftar Isi .........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang .....................................................................................
1.2 Rumusan masalah ................................................................................
1.3 Tujuan...................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Terpenoid ...........................................................................
2.2 Bagian-bagian Terpenoid .....................................................................
2.3 Struktur Terpenoid................................................................................
2.4 Contoh tumbuhan yang banyak mengandung terpenoid, kegunaan senyawa
aktif hasil metabolisme sekunder yang terkandung dalam tumbuhan........
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Senyawa metabolit sekunder merupakan molekul kecil yang dihasilkan
dari organisme. Senyawa ini bukan merupakan senyawa komponen dasar
untuk proses kehidupan. Beberapa contoh senyawa metabolit sekunder adalah
terpenoid, flavonoid, alkaloid, fenilpropanoid.
Dalam makalah akan dibahas mengenai salah satu senyawa metabolit
sekunder yaitu terpenoid. Terpenoid adalah komponen-komponen tumbuhan
yang mempunyai bau dan dapat diisolasi dari bahan nabati dengan
penyulingan.
Pada tumbuhan, terpenoid berguna sebagai hormon pertumbuhan dan
sebagai pelindung untuk menolak serangga dan serangan mikroba. Sedangkan
pada pengobatan, senyawa ini dapat mengendalikan aktivitas bakteri gram
positif dan bakteri gram negatif.
Penelitian mengenai terpenoid telah banyak dilakukan melihat
manfaatnya yang begitu luas khususnya dalam dunia kesehatan. Contoh dari
golongan senyawa terpenoid adalah monoterpen, seskuiterpen, diterpen,
triterpen, tetraterpenoid, politerpenoid. Beberapa golongan senyawa tersebut
mempunyai turunan senyawa khusus yang berbeda-beda contohnya pada
monoterpenoid terdapat senyawa champor, sineol, thymol. Pada seskuiterpen
terdapat senyawa artemisinin, chamomile, feverfew, valerian. Pada
diterpenoid terdapat senyawa ginkgo dan taxol. Pada triterpenoid terdapat
senyawa Cucurbitacins. Pada tetraterpenoid terdapat senyawa karotenoid. Dan
pada politerpenoid terdapat senyawa karet alam.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Terpenoid?
2. Apa saja Bagian-bagian Terpenoid?
3. Bagaimana Struktur Terpenoid?
4. Apa saja Contoh tumbuhan yang banyak mengandung terpenoid, kegunaan
senyawa aktif hasil metabolisme sekunder yang terkandung dalam
tumbuhan
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari terpenoid
2. Untuk mengetahui Bagian-bagian Terpenoid
3. Untuk mengetahui Struktur Terpenoid
4. Untuk mengetahui Contoh tumbuhan yang banyak mengandung terpenoid,
kegunaan senyawa aktif hasil metabolisme sekunder yang terkandung
dalam tumbuhan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Terpenoid
Terpenoid merupakan komponen-komponen tumbuhan yang
mempunyai bau dan dapat diisolasi dari bahan nabati dengan penyulingan yang
disebut minyak atsiri. Minyak atsiri yang berasal dari bunga pada awalnya
dikenal dari penentuan struktur secara sederhana, yaitu dengan perbandingan
atom hidrogen dan atom karbon dari senyawa terpenoid yaitu 8:5 dan dengan
perbandingan tersebut dapat dikatakan bahwa senyawa tersebut adalah
golongan terpenoid.
Minyak atsiri bukanlah senyawa murni akan tetapi merupakan
campuran senyawa organik yang kadang kala terdiri dari lebih besar dari 25
senyawa atau komponen yang berlainan. Sebagian besar komponen minyak
atsiri adalah senyawa yang hanya mengandung karbon, dan hidrogen atau
karbon, hidrogen dan oksigen yang tidak bersifat aromatik yang secara umum
disebut terpenoid.
Fraksi yang paling mudah menguap biasanya terdiri dari golongan
terpenoid yang mengandung 10 atom karbon. Fraksi yang mempunyai titik
didih lebih tinggi terdiri dari terpenoid yang mengandung 15 atom karbon.
Sebagian besar terpenoid mempunyai kerangka karbon yang dibangun
oleh dua atau lebih unit C-5 yang disebut isopren. Klasifikasi terpenoid
ditentukan dari unit isopren atau unit C-5 penyusun senyawa tersebut. Senyawa
umum biosintesa terpenoid dengan terjadinya 3 reaksi dasar, yaitu:
- Pembentukan isoprene aktif berasal dari asam asetat melalui asam
mevalonat.
- Penggabungan senyawa dan ekor dua unit isopren akan membentuk
mono-, seskui-, di-, sester-, dan poli-terpenoid.
- Pengabungan ekor dan ekor dari unit C15 atau C20 menghasilkan
terpenoid atau steroid.
2.2 Bagian-bagian Terpenoid
Terpenoid merupakan bentuk senyawa dengan keragaman struktur
yang besar dalam produk alami yang diturunkan dari unit isoprena (C5) yang
bergandengan dalam model kepala ke ekor (head-to-tail), sedangkan unit
isoprena diturunkan dari metabolisme asam asetat oleh jalur asam
mevalonat (mevalonic acid : MVA). Adapun reaksinya adalah Senyawa ini
memiliki gugus hidroksi pada atom C21 dengan titik lelehnya 265_-266_C,
dan dari berat molekul 440, rumus molekul yang diduga adalah C30H48O2.
Berdasarkan klasifikasi terpenoid, sebagian besar terpenoid
mengandung atom karbon yang jumlahnya merupakan kelipatan lima.
Penyelidikan kimia selanjutnya menunjukkan bahwa sebagian besar terpenoid
mempunyai kerangka karbon yang dibangun oleh dua atau lebih unit C-5 ini
dinamakan karena kerangka karbonnya sama seperti isopren.
Penyelidikan yang lebih seksama lagi mengenai struktur molekul
terpenoid telah mengungkapkan bagaimana unit-unit isoprene tersebut saling
berkaitan secara teratur, dimana “kepala” dari unit yang satu berkaitan dengan
“ekor” dari unit lain. Cara penggabungan “kepala ke ekor” dari unit-unit
isoprene dapat dilihat pada gambar dibawah ini.