Anda di halaman 1dari 16

Tugas Makalah

FARMAKOGNOSIS
(Steroid)

Oleh :
Rindawati Katili
432418072

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2021
KATA PENGANTAR
Segala puji saya panjatkan kepada Allah SWT. Tuhan pencipta alam
semesta yang menjadikan bumi dan isinya dengan begitu sempurna. Tuhan
yang menjadikan setiap apa yang ada dibumi sebagai penjelajahan bagi kaum
yang berfikir. Dan sungguh berkat limpahan rahmat-Nya saya dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini demi memenuhi tugas matakuliah
Farmakognosis dengan tema “Steroid”.
Saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
terdapat kekurangan, oleh karena itu saya mengharapkan saran dan kritikan
yang bersifat membangun demi lebih baiknya kinerja saya yang akan
mendatang. Semoga makalah ini dapat memberikan tambahan ilmu
pengetahuan dan informasi yang bermanfaat bagi semua pihak.

Gorontalo, Mei 2021

Rindawati Katili
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ........................................................................................
Daftar Isi ...................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang .....................................................................................
1.2 Rumusan masalah ................................................................................
1.3 Tujuan...................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Steroid ................................................................................
2.2 Pembagian Steroid ...............................................................................
2.3 Struktur Steroid.....................................................................................
2.4 Contoh tumbuhan yang banyak mengandung Steroid..........................
2.5 Manfaat Senyawa Steroid bagi tubuh ..................................................
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tumbuhan merupakan sumber berbagai jenis senyawa kimia mulai dari
struktur dan sifatnya yang sederhana sampai yang rumit sekalipun. Berbagai
jenis senyawa kimia yang terkandung dalam tumbuhan akan bernilai
ekonomis dengan adanya khasiat dan manfaat yang dimilikinya. Upaya
pencarian tumbuhan yang berkhasiat telah lama dilakukan baik untuk mencari
senyawa barn ataupun menambah keanekaragaman senyawa yang telah ada.
Hasil pencarian tersebut dilanjutkan dengan upaya pengenalan zat kemudian
diidentifikasi khasiatnya dan dijadikan sebagai bahan obat modern maupun
ekstrak untuk fitofarmaka.
Indonesia terkenal dengan khasanah tanaman obatnya. Namun
demikian, penelitian sekaligus pengembangan tanaman obat Indonesia
dirasakan belum maksimal. Padahal, dunia barat kini diliputi semangat
kembali ke alam, salah satunya mencari upaya pengobatan melalui bahan-
bahan yang tersebar di alam.
Telah berabad-abad lamanya masyarakat menggunakan obat tradisional
yang didasarkan pada pengalaman yang diwariskan secara turun-temurun dan
mendapat perhatian serius oleh pemerintah untuk dikembangkan dalam upaya
peningkatan kesehatan masyarakat. Salah satu komponen kimia yang terdapat
dalam tumbuhan adalah steroid. Steroid adalah senyawa organik lemak sterol
tidak terhidrolisis yang dapat dihasil reaksi penurunan dari terpena atau
skualena.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan dengan Steroid?
2. Apa saja Bagian-bagian Steroid?
3. Bagaimana Struktur Steroid?
4. Apa saja Contoh tumbuhan yang banyak mengandung steroid?
5. Apa saja manfaat SSteroid bagi tubuh?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertianSteroid
2. Untuk mengetahui bagian-bagian Steroid
3. Untuk mengetahui struktur Steroid
4. Untuk mengetahui contoh tumbuhan yang mengandung Steroid
5. Untuk mengetahui manfaat Steroid bagi tubuh
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Steroid
Steroid adalah kelompok senyawa bahan alam yang kebanyakan
strukturnya terdiri atas 17 atom karbon dengan membentuk struktur dasar 1,2-
siklopentenoperhidrofenantren. Steroid memiliki kerangka dasar triterpena
asiklik. Ciri umum steroid ialah sistem empat cincin yang tergabung. Cincin
A, B, dan C beranggotakan enam atom karbon dan cincin D beranggotakan
lima atom karbon.
Steroid adalah senyawa organik lemak sterol tidak terhidrolisis yang
didapat dari hasil reaksi penurunan dari terpena atau skualena. Senyawa yang
termasuk turunan steroid, misalnya kolesterol, ergosterol, progesteron, dan
estrogen. Pada umunya steroid berfungsi sebagai hormon. Steroid mempunyai
struktur dasar yang terdiri dari 17 atom karbon yang membentuk tiga
cincinsikloheksana dan satu cincin siklopentana.
Beberapa steroid bersifat anabolik antara lain testosterone,
metandienon, nandrolon dekanoat, 4-androstena-3 17-dion. Steroid anabolik
dapat mengakibatkan sejumlah efek samping yang berbahaya, seperti
menurunkan rasio lipoprotein densitas tinggi, yang berguna bagi jantung,
menurunkan rasio lipoprotein densitas rendah, stimulasi tumor prostat,
kelainan koagulasi dan gangguan hati, kebotakan, menebalnya rambut,
tumbuhnya jerawat dan timbulnya payudara pada pria. Secara fisiologi,
steroid anabolik dapat membuat seseorang menjadi agresif.
2.2 Pembagian Steroid
Steroid terdiri atas beberapa kelompok senyawa yang
pengelompolannya didasarkan pada efek fisiologis yang dapat ditimbulkan.
Ditinjau dari segi struktur, perbedaan antara berbagai kelompok ini
ditentukan oleh jenis subtituen R1, R2, dan R3 yang terikat pada kerangka
dasar sedangkan perbedaan antara senyawa yang satu dengan senyawa lain
dari satu kelompok ditentukan oleh panjangnya rantai karbon subtituen,
gugus fungsi yang terdapat pada subtituen, jumlah dan posisi gugus fungsi
oksigen dan ikatan rangkap pada kerangka dasar serta konfigurasi pusat
asimetris pada kerangka dasar. Kelompok-kelompok tersebut adalah sebagai
berikut:
1) Sterol Lemak
Sterol adalah bentuk khusus dari steroid dengan rumus bangun
diturunkan dari kolestana dilengkapi gugus hidroksil pada atom C-3,
banyak ditemukan pada tanaman, hewan dan fungi. Semua steroid dibuat
di dalam sel dengan bahan baku berupa lemak sterol, baik berupa
lanosterol pada hewan atau fungsi, maupun berupa sikloartenol pada
tumbuhan. Kedua jenis lemak sterol di atas terbuat dari siklisasi squalena
dari triterpena. Kolesterol adalah jenis lain lemak sterol yang umum
dijumpai.
Lemak sterol juga dikenal sebagai alkohol steroid, sebuah
subkelompok steroid dengan gugus hidroksil pada posisi ketiga dari
cincin-A. Lemak sterol bersifat amfipatik yang terbentuk dari acetyl-
coenzyme A melalui jalur HMGCoA reductase.
Lemak sterol nabati disebut fitosterol dan yang hewani disebut
zoosterol. Jenis zoosterol yang penting antara lain adalah kolesterol dan
hormon steroid. Sedangkan pada fitosterol dikenal campesterol, sitosterol,
dan stigmasterol. Ergosterol adalah lemak sterol yang ditemukan pada
membran sel fungi yang berfungsi layaknya kolesterol pada hewan.
Sebenarnya nama sterol dipakai khusus untuk steroid yang
memiliki gugus hidroksi, tetapi karena praktis semua steroid tumbuhan
berupa alkohol dengan gugus hidroksi pada posisi C-3, maka semuanya
disebut sterol. Selain dalam bentuk bebasnya, sterol juga sering dijumpai
sebagai glikosida atau sebagian ester dengan asam lemak. Glikosida sterol
sering disebut sterolin.
2) Asam Empedu
Asam empedu adalah asam steroid yang diproduksi oleh hati dan
disimpan di dalam empedu. Asam empedu biasa ditemukan dalam bentuk
asam kolik dengan kombinasi dengan glisin dan taurin. Asam empedu
utama (primer) yang terbentuk dihati adalah asam kolat dan asam
kenodeoksikolat. Di kolon, bakteri mengubah asam kolat menjadi asam
deoksikolat dan asan kenodeoksikolat menjadi asam litokolat. Karena
terbentuk akibat kerja bakteri, asam deoksikolat dan asam litokolat
disebut sebagai asam empedu sekunder.
3) Hormon Kelamin
Hormon kelamin dihasilkan oleh gonad dan adrenal yang
diperlukan untuk konsepsi, maturasi embrionik, dan perkembangan ciri-
ciri khas seks primer dan sekunder pada pubertas. Hormon kelamin pada
umumnya merupakan turunan steroid, molekulnya bersifat planar dan
tidak lentur.
Kerangka dasarnya adalah cyclopentanoperhydrophenanthrene
yang bersifat kaku. Hormon kelamin dibagi dalam empat kelompok yaitu:
a) Hormon androgen (testosteron dan dihidrotestosteron)
b) Hormon estrogen (estradiol, estron, dan estriol)
c) Hormon progestin (progesteron)
d) Obat kontrasepsi.

4) Hormon Adrenokortikoid
Hormon adrenokortikoid merupakan hormon steroid yang
disintesis dari kolesterol dan diproduksi oleh kelenjar adrenalis bagian
korteks. Pengeluaran hormon dipengaruhi oleh adreno cortico tropin
hormon (ACTH) yang berasal dari kelenjar pituitari anterior. Beberapa
fungsi fisiologisnya berhubungan dengan kardiovaskuler dari darah,
sistem saraf pusat, otot polos dan stress. Hormon adrenokortikoid terbagi
menjadi 2, yaitu:
a. Mineralokortikoid Aktivitas mineralokortikoid mempengaruhi
elektrolit (mineral) cairan ekstrasel, terutana natriun dan kalium. Pada
manusia, terutama adalah aldosteron.
b. Glukokortikoid Glukokortikoid dapat meningkatkan glukosa darah,
serta efek tambahan pada metabolisme protein dan lemak seperti pada
metabolisme karbohidrat. Yang termasuk dalam hormon
glukokortikoid adalah kortisol atau hidrokortisol.

5) Aglikon kardiak
Aglikon kardiak dam bentuk glikosidanya lebih dikenal sebagai
glikosida jantung dan kardenolida. Tumbuhan yang mengandung senyawa
ini telah digunakan sejak jaman prasejarah sebagai racun. Glikosida ini
mempunyai efek kardiotonik yang khas. Keberadaan senyawa ini dalam
tumbuhan mungkin memberi perlindungan kepada tumbuhan dari
gangguan beberapa serangga tertentu.
6) Sapogenin
Sapogenin dan bentuk glikosidanya yang dikenal sebagai saponin.
Glikolisasi biasanya terjadi pada posisi C-3. Saponin adalah senyawa
yang dapat menimbulkan busa jika dikocok dalam air (karena sifatnya
yang menyerupai sabun, maka dinamakan saponin). Saponin bersifat
amfifilik karena sapogenin bersifat lipofilik serta sakarida yang hidrofilik.
Saponin dapat membentuk busa dan merusak membran sel karena bisa
membentuk ikatan dengan lipida dari membran sel. Pada konsentrasi yang
rendah, saponin dapat menyebabkan hemolisis sel darah merah. Dalam
bentuk larutan yang sangat encer, saponin sangat beracun untuk ikan.
Berdasarkan sifat kimia saponin diklasifikasikan menjadi 2, yaitu;
a. Saponin steroid, tersusun atas inti steroid (C27) dengan molekul
karbohidrat. Tipe saponin ini memiliki afek anti jamur. Contohnya:
Asparagosida (terkandung dalam tumbuhan Asparagus sarmentosus).
b. Saponin triterpenoid, tersusun atas inti terpenoid dengan karbohidrat.
Contohnya: Asiacosida

2.3 Struktur Steroid


Steroid mempunyai struktur dasar yang terdiri dari 17 atom karbon
yang membentuk tiga cincin sikloheksana dan satu cincin siklopentana.
Perbedaan jenis steroid yang satu dengan steroid yang lain terletak pada
gugus fungsional yang diikat oleh ke-empat cincin ini dan tahap oksidasi tiap-
tiap cincin.
2.4 Contoh tumbuhan yang mengandung Steroid
1) Pepaya (Carica papaya)
Salah satu tumbuhan yang ditemukan mengandung senyawa
steroid adalah tumbuhan pepaya (Carica papaya L.), yang mengandung
senyawa steroid golongan sterol (campesterol) yaitu ergost-5-en-3b-ol.
Daun pepaya (Carica papaya L.), digunakan sebagai obat penyakit beri-
beri, malaria, kejang perut, penurun panas dan penambah nafsu makan .
2) Kulit batang Bakau Merah (Rhizophora stylosa)
Senyawa steroid yang terkandung dalam kulit batang Bakau
Merah (Rhizophora stylosa) merupakan campuran senyawa steroid yaitu,
campesterol (ergost-5-en-3-ol) dengan rumus molekul C28H48O,
stigmasterol (stigmast-5,22-dien-3-ol) dengan rumus molekul C29H50O.
Tumbuhan tersebut biasanya dimanfaatkan masyarakat sebagai tanaman
pelindung pantai dari abrasi air laut, bahan bangunan serta kayu bakar.
3) Buah Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa)
Senyawa steroid yang terdapat dalam buah mahkota dewa adalah
stigmast5-en-3𝛽-ol (𝛽-sitosterol).
4) Kulit Batang buah Maja
Senyawa steroid yang terdapat dalam buah maja adalah stigmasterol.
5) Daun tumbuhan asam jawa
Digunakan masyarakat sebagai obat demam, kencingmanis,
sariawan, eksim, gatal-gatal, sakit kuning, bisul, cacingan dan susah tidur.
Hasil pemeriksaan pendahuluan terhadap daun tumbuhan asam jawa
(Tamarindus indica L.)
2.2 Manfaat Senyawa Steroid bagi tubuh
Steroid berperan penting bagi tubuh dalam menjaga keseimbangan
garam, mengendalikan metabolisme dan meningkatkan fungsi organ seksual
serta perbedaan fungsi biologis lainnya antara jenis kelamin. Tubuh manusia
memproduksi steroid secara alami yang terlibat dalam berbagai proses
metabolisme. Sebagai contoh steroid dari garam empedu, seperti garam
deoksikolik, asam kholik dan glisin serta konjugat taurin yang berfungsi
memperlancar proses pencernaan (Bhawani dkk., 2011).
Berdasarkan sumbernya steroid dibedakan atas steroid sisntetis dan
alami. Steroid sintetis yang umum digunakan adalah glukokortikosteroid,
estrogen, metilprednisolon, kortikosteroid, androgen, squalamine dan
hydrocortisone. Senyawa ini juga digunakan untuk pengobatan penyakit
akibat kelebihan atau kekurangan hormon, penyakit berbahaya serta penyakit
lainnya seperti radang sendi dan alergi (Bhawani dkk., 2011). Sterol
tumbuhan yang telah lama dikenal adalah campesterol, stigmasterol dan β-
sitosterol. Sterol ini menunjukkan efek menurunkan kolesterol dan
antikarsinogenik. Efek antiangiogenik diduga melibatkan aksi senyawa
tersebut sebagai antikanker (Choi dkk., 2007). Stigmasterol dimungkinkan
untuk mencegah penyakit kanker tertentu, misalnya kanker ovarium, prostat,
payudara dan kanker usus besar karena mempunyai potensi antioksidan,
hipoglikemik dan mampu menghambat tiroid (Gabay dkk., 2010; Panda dkk.,
2009).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesmpulan
Dari hasil pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa Steroid adalah
kelompok senyawa bahan alam yang kebanyakan strukturnya terdiri atas 17 atom
karbon dengan membentuk struktur dasar 1,2- siklopentenoperhidrofenantren,
kemudian Steroid mempunyai struktur dasar yang terdiri dari 17 atom karbon
yang membentuk tiga cincin sikloheksana dan satu cincin siklopentana. Kemudian
Steroid terdiri atas sterol, asam empedu, hormon kelamin, hormon
adrenokortikoid, aglikon kardiak, dan sapogenin, dan Steroid terdapat pada
tumbuhan, diantaranya pada: pepaya, kulit batang bakau merah, buah mahkota
dewa, dan kulit batang buah maja dll.
DAFTAR PUSTAKA
Bhawani, S.A., Sulaiman, O., Hashim, R., dan Ibrahim, M.N.M., 2011, Thinlayer
chromatographic analysis of steroids., Trop J Pharm Res., 9, 301-313.
Choi, J.M., Lee, E.O., Lee, H,Y., dkk., 2007, Identification of campesterol from
Chrysanthemum coronarium L. and its antiangiogenic activities.,
Phytother Res., 21, 954-959.
Gabay, O., Sanchez, C., Salvat, C., dkk., 2010, Stigmasterol: a phytosterol with
potential anti osteoarthritic properties., Am J Clin Nutr., 18, 106-116.
Ganong, W.F. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 22. EGC. Jakarta.
Kristanti, A.N., dkk. 2008. Buku Ajar Fitokimia. Airlangga University Press.
Surabaya.
Mukharromah, R.R. dan Suyatno. 2014. Senyawa Metabolit Sekunder dari
Ekstrak Diklorometana Kulit Batang Bakau Merah (Rhizophora
stylosa). Journal of Chemistry. 3(3).
Panda, S., Jafri, M., Kar, A., dan Meheta, B.K., 2009, Thyroid inhibitory,
antiperoxidative and hypoglycemic effects of stigmasterol isolated from
Butea monosperma., Fitoterapia, 80, 123-126
Saleh, Chairul. 2009. Isolasi dan Identifikasi Senyawa Steroid dari Kulit Batang
Tumbuhan Maja (Aegle marmelos (L.) Correa). Jurnal Kimia
Mulawarman. 7(1)
Slamet, M. Dan Rahayu, A. 2013. Isolasi dan Identifikasi Senyawa Steroid dari
Buah Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa). Digital Rposotory UNILA.

Anda mungkin juga menyukai