Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH FITOKIMIA

“STEROID”

Disusun oleh :
Kelompok : I (satu)
Kelas : Farmasi 2017 A

Nama Anggota : Adinda Dwi Tania (17101105001)


Eufrasia Seru (17101105002)
Mustika Nur Rajab S (17101105003)
Hendra. (14101105052)
Sharon firginia wagei. (16101105070)

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan hidayah-Nya
penulis dapat menyelesaikan makalah tentang “STEROID” ini dengan baik dan tepat pada
waktunya.
Penulis berharap makalah ini dapat memberikan manfaat baik pada orang lain maupun
pada penulis sendiri. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
adanya kritik dan saran demi perbaikan makalah yang akan penulis buat dikemudian hari.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan memohon maaf jika terdapat kata-kata
yang kurang berkenan di dalam makalah ini.

Manado, 17 April 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1 LATAR BELAKANG ....................................................................................... 1
1.2 RUMUSAN MASALAH .................................................................................. 1
1.3 TUJUAN............................................................................................................ 1
BAB II ISI ...................................................................................................... 2
2.1 PENGERTIAN STEROID ................................................................................ 2
2.2 KLASIFIKASI STEROID ................................................................................. 2
BAB III PENUTUP ....................................................................................... 7
3.1 KESIMPULAN ................................................................................................. 7
3.2 SARAN.............................................................................................................. 7
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 8

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tumbuhan merupakan sumber berbagai jenis senyawa kimia mulai dari struktur dan
sifatnya yang sederhana sampai yang rumit sekalipun. Berbagai jenis senyawa kimia yang
terkandung dalam tumbuhan akan bernilai ekonomis dengan adanya khasiat dan manfaat
yang dimilikinya. Upaya pencarian tumbuhan yang berkhasiat telah lama dilakukan baik
untuk mencari senyawa barn ataupun menambah keanekaragaman senyawa yang telah ada.
Hasil pencarian tersebut dilanjutkan dengan upaya pengenalan zat kemudian diidentifikasi
khasiatnya dan dijadikan sebagai bahan obat modern maupun ekstrak untuk fitofarmaka.
Indonesia terkenal dengan khasanah tanaman obatnya. Namun demikian, penelitian
sekaligus pengembangan tanaman obat Indonesia dirasakan belum maksimal. Padahal,
dunia barat kini diliputi semangat kembali ke alam, salah satunya mencari upaya
pengobatan melalui bahan-bahan yang tersebar di alam.
Salah satu komponen kimia yang terdapat dalam tumbuhan adalah steroid. Steroid
adalah senyawa organik lemak sterol tidak terhidrolisis yang dapat dihasil reaksi penurunan
dari terpena atau skualena.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu senyawa steroid?
2. Apa saja yang diklasifikasikan sebagai senyawa steroid?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu senyawa steroid.
2. Untuk mengetahui apa saja yang diklasifikasikan sebagai senyawa steroid.

1
BAB II
ISI
2.1 Pengertian Steroid
Steroid adalah senyawa organik lemak sterol tidak terhidrolisis yang didapat dari hasil
reaksi penurunan dari terpena atau skualena. Steroid merupakan kelompok senyawa yang
penting dengan struktur dasar sterana jenuh (bahasa Inggris: saturated tetracyclic
hydrocarbon : 1,2-cyclopentanoperhydrophenanthrene) dengan 17 atom karbon dan 4
cincin. Senyawa yang termasuk turunan steroid, misalnya kolesterol, ergosterol,
progesteron, dan estrogen. Pada umunya steroid berfungsi sebagai hormon. Steroid
mempunyai struktur dasar yang terdiri dari 17 atom karbon yang membentuk tiga cincin
sikloheksana dan satu cincin siklopentana. Perbedaan jenis steroid yang satu dengan steroid
yang lain terletak pada gugus fungsional yang diikat oleh ke-empat cincin ini dan tahap
oksidasi tiap-tiap cincin.

Steroid dan metabolitnya pada umumnya berfungsi sebagai molekul pensinyalan


(hormone steroid), dan merupakan komponen penting dalam membran sel bersama dengan
fosfolipid dimana berfungsi untuk mengatur fluiditas membrane. Senyawa steroid
misalnya kolesterol berfungsi untuk meningkatkan fluiditas membrane.
2.2 Klasifikasi Steroid
Steroid terdiri atas beberapa kelompok senyawa yang pengelompolannya didasarkan
pada efek fisiologis yang dapat ditimbulkan. Ditinjau dari segi struktur, perbedaan antara
berbagai kelompok ini ditentukan oleh jenis subtituen R1, R2, dan R3 yang terikat pada
kerangka dasar sedangkan perbedaan antara senyawa yang satu dengan senyawa lain dari
satu kelompok ditentukan oleh panjangnya rantai karbon subtituen, gugus fungsi yang
terdapat pada subtituen, jumlah dan posisi gugus fungsi oksigen dan ikatan rangkap pada
kerangka dasar serta konfigurasi pusat asimetris pada kerangka dasar. Kelompok-
kelompok tersebut adalah sebagai berikut.
2
a. Sterol
Lemak sterol adalah bentuk khusus dari steroid dengan rumus bangun
diturunkan dari kolestana dilengkapi gugus hidroksil pada atom C-3, banyak
ditemukan pada tanaman, hewan dan fungsi. Semua steroid dibuat di dalam sel
dengan bahan baku berupa lemak sterol, baik berupa lanosterol pada hewan atau
fungsi, maupun berupa sikloartenol pada tumbuhan. Kedua jenis lemak sterol di
atas terbuat dari siklisasi squalena dari triterpena. Kolesterol adalah jenis lain lemak
sterol yang umum dijumpai.
Lemak sterol juga dikenal sebagai alkohol steroid, sebuah subkelompok steroid
dengan gugus hidroksil pada posisi ketiga dari cincin-A. Lemak sterol nabati
disebut fitosterol dan yang hewani disebut zoosterol. Jenis zoosterol yang penting
antara lain adalah kolesterol dan hormon steroid. Sedangkan pada fitosterol dikenal
campesterol, sitosterol, dan stigmasterol. Ergosterol adalah lemak sterol yang
ditemukan pada membran sel fungi yang berfungsi layaknya kolesterol pada hewan.

b. Asam Empedu
Asam empedu adalah asam steroid yang diproduksi oleh hati dan disimpan di
dalam empedu. Asam empedu biasa ditemukan dalam bentuk asam kolik dengan
kombinasi dengan glisin dan taurin. Asam empedu utama (primer) yang terbentuk
dihati adalah asam kolat dan asam kenodeoksikolat. Di kolon, bakteri mengubah
3
asam kolat menjadi asam deoksikolat dan asan kenodeoksikolat menjadi asam
litokolat. Karena terbentuk akibat kerja bakteri, asam deoksikolat dan asam
litokolat disebut sebagai asam empedu sekunder.

c. Hormon Kelamin
Hormon kelamin dihasilkan oleh gonad dan adrenal yang diperlukan untuk
konsepsi, maturasi embrionik, dan perkembangan ciri-ciri khas seks primer dan
sekunder pada pubertas. Hormon kelamin pada umumnya merupakan turunan
steroid, molekulnya bersifat planar dan tidak lentur. Kerangka dasarnya adalah
cyclopentanoperhydrophenanthrene yang bersifat kaku.
Hormon kelamin dibagi dalam empat kelompok yaitu:
1) Hormon androgen (testosteron dan dihidrotestosteron)
2) Hormon estrogen (estradiol, estron, dan estriol)
3) Hormon progestin (progesteron)
4) Obat kontrasepsi

d. Hormon Adrenokortikoid
Hormon adrenokortikoid merupakan hormon steroid yang disintesis dari
kolesterol dan diproduksi oleh kelenjar adrenalis bagian korteks. Pengeluaran
hormon dipengaruhi oleh adreno cortico tropin hormon (ACTH) yang berasal dari
4
kelenjar hipofisis anterior. Beberapa fungsi fisiologisnya berhubungan dengan
kardiovaskuler dari darah, sistem saraf pusat, otot polos dan stress. Hormone
adrenokortikoid terbagi menjadi 2 yaitu:
1) Glukokortikoid
Hormon ini memiliki efek metaboli yang luas seperti glukoneogenesis
(pembentukan gula dari bahan selain karbohidrat, misal protein) dan
hiperglikemia (peningkatan kadar glukosa darah); lipolisis (pemecahan
trigliserida menjadi asam lemak dan gliserol untuk produksi energi. Kortisol
atau hidrokortison merupakan glukokortikoid utama.
2) Mineralkortikoid
Aldosterone merupakan mineralkortikoid utama. Fungsi utama hormon ini
berhubungan dengan mempertahankan keseimbangan air dan elektrolit
tubuh. Melalui unpan balik negatif, aldosterone menstimulasi reabsorbsi
natrium di tubulus ginjal dan ekskresi kalium di urin. Reabsorbsi natrium
akan disertai retensi air sehingga aldosterone terlibat juga dalam pengaturan
volume dan tekanan darah.

e. Aglikon Kardiak
Aglikon kardiak dam bentuk glikosidanya lebih dikenal sebagai glikosida
jantung dan kardenolida. Tumbuhan yang mengandung senyawa ini telah
digunakan sejak jaman prasejarah sebagai racun. Glikosida ini mempunyai efek
kardiotonik yang khas. Keberadaan senyawa ini dalam tumbuhan mungkin
memberi perlindungan kepada tumbuhan dari gangguan beberapa serangga
tertentu.
Glikosida jantung memiliki efek yang spesifik di otot jantung dan merupakan
agen yang berharga dalam penanganan penyakit jantung. Glikosida ini juga
merupakan senyawa aktif yang digunakan pada anak panah beracun di Afrika yang
berasal dari tumbuhan Strophanthus spp.

5
f. Sapogenin
Sapogenin dan bentuk glikosidanya yang dikenal sebagai saponin. Saponin
adalah senyawa yang dapat menimbulkan busa jika dikocok dalam air (karena
sifatnya yang menyerupai sabun, maka dinamakan saponin). Senyawa ini memiliki
bagian hidrofobik dan hidrofilik. Saponin dapat membentuk busa dan merusak
membran sel karena bisa membentuk ikatan dengan lipida dari membran sel. Pada
konsentrasi yang rendah, saponin dapat menyebabkan hemolisis sel darah merah.
Dalam bentuk larutan yang sangat encer, saponin sangat beracun untuk ikan.
Berdasarkan sifat kimia saponin diklasifikasikan menjadi 2, yaitu;
1) Saponin steroid, tersusun atas inti steroid (C27) dengan molekul
karbohidrat. Tipe saponin ini memiliki afek anti jamur. Contohnya:
Asparagosida (terkandung dalam tumbuhan Asparagus sarmentosus).
2) Saponin triterpenoid, tersusun atas inti terpenoid dengan karbohidrat.
Contohnya: Asiacosida

6
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Steroid adalah senyawa organik lemak sterol tidak terhidrolisis yang didapat dari hasil
reaksi penurunan dari terpena atau skualena. Steroid memiliki 2 fungsi biologis yaitu sebagai
molekul pensinyalan (hormon steroid) dan dan merupakan komponen penting dalam membran
sel bersama dengan fosfolipid dimana berfungsi untuk mengatur fluiditas membran.
Steroid diklasifikasikan berdasarkan perbedaan rantai samping yaitu sterol, asam
empedu, hormon kelamin, hormone adrenokortikoid, aglikon kardiak, dan sapogenin.
3.2 Saran
Dari makalah ini disarankan untuk menambah referensi mengenai steroid.

7
DAFTAR PUSTAKA
Listiarini. 2015. Senyawa Metabolit Sekunder Steroid. www.academia.edu. Diakses pada: 17
April 2019.
Wikipedia. Steroid. en.m.wikipedia.org Diakses pada: 17 April 2019.

8
9

Anda mungkin juga menyukai