“Hormon Reproduksi”
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah farmakologi
Disusun Oleh :
Hanna Salsabila Aprilia : 1804010105
Hebi Sriwahyuni : 1804010098
Prasti Nurul Qolbi : 1804010075
Mety Apriliani : 1804010080
Risa Setiawati : 1804010090
Rai Putri Utami : 1804010161
Atikah Resti Rustandi : 1804010086
Aa Permana : 1804010078
Novi Ratnawati : 1704010106
Asep Rizki :
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PERJUANGAN
TAHUN 2020/2021
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim.
Segala puji bagi Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, yang menciptkan alam
semesta dan seluruh umat manusia. Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepeda baginda
tercinta Rasulullah saw. Kepada sahabatnya tabiin dan tabiatnya, keluarganya, dan semoga
sampai kepada kita sebagai umatnya, Amin.
Berkat rahmat dan Rahim Allah, kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah
sederhana ini dengan judul Hormon reproduksi. Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi
tugas dalam mata kuliah farmakologi.
Dalam penyusunan makalah ini kami mendapat bantuan dan dukungan dari berbagai
pihak yang turut berpartisipasi langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian makalah ini.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan yang turut memberikan dukungan
baik berupa materil maupun moril.
Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih terdapat berbagai kekurangan dan
kesilapan baik dalam hal penulisan maupun isi. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
dari para pembaca.
Penulis,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan ..........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
A. Hormon Estrogen
1. Mekanisme kerja hormon estrogen...............................................................3
2. Indikasi dan Kontra Indikasi dari Estrogen...................................................3
3. Sediaan dan dosis..........................................................................................5
4. Efek Samping................................................................................................6
B. Hormon progesteron
1. Mekanisme kerja hormon progesteron..........................................................7
2. Indikasi dan Kontra Indikasi dari progesteron..............................................7
3. Sediaan dan dosis..........................................................................................8
4. Efek Samping................................................................................................9
C. Hormon Androgen
1. Mekanisme kerja hormone Androgen..........................................................12
2. Indikasi dan Kontra Indikasi dari Androgen................................................12
3. Sediaan dan dosis.........................................................................................12
4. Efek Samping...............................................................................................13
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hormon merupakan suatu zat yang dihasilkan oleh suatu bagian dalam tubuh. Organ yang
berperan dalam sekresi hormon dinamakan kelenjar endokrin. Disebut demikian karena hormon
yang disekresikan diedarkan ke seluruh tubuh oleh darah dan tanpa melewati saluran khusus. Di
pihak lain, terdapat pula kelenjar eksokrin yang mengedarkan hasil sekresinya melalui saluran
khusus. Walaupun jumlah yang diperlukan sedikit, namun keberadaan hormon dalam tubuh
sangatlah penting. Ini dapat diketahui dari fungsinya yang berperan antara lain dalam proses
pertumbuhan dan perkembangan tubuh, proses reproduksi, metabolisme zat, dan lain sebagainya.
Hormon-hormon reproduksi dibuat di testis ovarium, adrenal korteks, berguna dalam
pembentukan sperma dan ovum, serta membentuk sifat seks sekunder. Hormonhormon
reproduksi bersifat anabolik. Hormon reproduksi disekresi oleh kelenjar adrenal sama seperti
glukokortikoid dan mineralkortikoid. Hormon reproduksi seperti androgen dan esterogen,
bearasal dari sel-sel zona retikularis dan zona fasikulata, yang berperan dalam pembentukan
sifat seks sekunder.
Hormon reproduksi merupakan molekul steroid derivat dari kolesterol. Hormon reproduksi
berada di sitoplasma bergabung dengan protein reseptor spesifik. Hormon ini terikat secara
kompetitif membentuk kompleks Hormon-reseptor. Kompleks pengikatan hormon
reproduksireseptor berperan sebagai pengatur pembentukan protein dan enzim sistem reproduksi.
Kompleks Hormon reseptorreseptor masuk ke inti dan terikat pada kromatin (reversibel) DNA
yang selanjutnya sebagai bahan untuk membuat mRNA pada sintesis protein atau enzim sistem
reproduksi. Hormon reproduksi pada konsentrasi tinggi bekerja langsung melalui aktivitas
enzim-enzim yang ada di membran sel-sel target
Estrogen dan progesteron merupakan hormon streroid kelamin endogen yang diproduksi
oleh ovarium,korteks adrenal,testis dan plasenta pada masa kehamilan. Kedua jenis hormon ini
dan derivat sintetiknya mempunyai peranan penting pada wanita dalam perkembangan tubuh,
proses ovulasi, fertilisasi, implantasi, dan dapat mempengaruhi metabolisme lipid,kabohidrat,
protein dan mineral. Juga berperan penting pada pertumbuhan tulang,spermatogenesis dan
behavior.
Androgen adalah istilah generik untuk senyawa alami atau sintetis, biasanya hormon steroid ,
yang merangsang atau mengendalikan pembangunan dan pemeliharaan karakteristik maskulin
vertebrates untuk mengikat ke androgen receptors. Ini termasuk aktivitas dari aksesori organ sek
laki-laki dan perkembangan karakteristik seks sekunder.
B. Rumusan Masalah
1. Sebutkan macam-macam dari hormon reproduksi!
2. Bagaimana mekanisme dari macam –macam hormone reproduksi?
3. Penyakit apa saja yang ada di hormone reproduksi serta jelaskan sediaan
obat,mekanisme,dosis dan efek sampingnya!
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari hormon estrogen,progesteron dan androgen
2. Untuk mengetahui mekanisme kerja dari hormon estrogen,progesteron dan androgen
3. Untuk mengetahui indikasi dan kontra indikasi dari hormon estrogen,progesteron dan
progesteron.
4. Untuk mengetahui penyakit apa saja di hormon reproduksi serta cara pengobatannya
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hormon Estrogen
Estrogen maupun progesteron adalah hormon wanita. Estrogen merupakan hormon steroid
kelamin karena memiliki struktur kimia berintikan steroid dan secara fisiologik sebagian besar
diproduksi oleh kelenjar endokrin sistem reproduksi. Hormon estrogen adalah hormon steroid
seks dengan 18 atom C dan dibentuk terutama dari 17-ketosteroid androstenedion. (Sarwono
Prawirohardjo, ilmu kandungan).
Hormon estrogen merupakan salah satu hormon steroid kelamin, karena mempunyai struktur
kimia berintikan steroid yang secara fisiologik sebagian besar diproduksi oleh kelenjar endokrin
sistem produksi wanita. Pria juga memproduksi estrogen tetapi dalam jumlah jauh lebih sedikit,
fungsi utamanya berhubungan erat dengan fungsi alat kelamin primer dan sekunder wanita.
Hal yang spesifik bagi hormon ini pada wanita usia subur ialah sekresinya dari ovarium
berlangsung secara siklik dan peranannya yang sangat penting dalam mempersiapkan kehamilan.
Berdasarkan struktur kimia, estrogen yang digunakan dalam terapi dibagi menjadi 2 kelompok,
yaitu:
a. Zat steroida: Estradiol, Estron dan Estriol, derivat sintetisnya Etiestradiol, Mestranol dan
Epimestrol.
b. Zat non-steroida: Dietilstilbestrol, Dienestrol dan Fosfestrol.
Esterogen sangat penting peranan nya pada perubahan bentuk dan fugsi tubuh yang
karakteristik untuk wanita dewasa yaitu fungsi seks sekunder. Esterogen berperan pada
pembentukan kontur tubuh, skelet dan tulang panjang pada masa pubertas dan diakhiri dengan
fungsi epifisis,juga berperan pada tumbuhan rambut axila, pubis, pigmentasi rigonetalis, dan
pigmentasi areolamamae pada masa kehamilan trimester pertama.
1. Mekanisme hormone Esterogen
Reseptor estrogen berupa protein telah ditemukan dijaringan target yaitu disaluran reproduksi
wanita,kelenjar payudara,hipofisis dan hipotalamus.estrogen terikat dengan reseptor protein di
sitoplasma,setelah mengalami modifikasi ditranlokasikan di inti sel dan berikatan dengan
kromatin.ikatan ini memacu sintesis protein, kemudian terjadi sintesis RNA dan protein lebih
banyak dan terjadi stimulasis sintesis DNA.
2. Indikasi dan Kontra Indikasi dari Estrogen
indikasi :
a) Kontrasepsi. Estrogen sintetik paling banyak digunakan untuk kontrasepsi oral dalam
kombinasi dengan progestin.
beberapa tanda metode kontrasepsi yang mungkin tidak cocok:
Menstruasi berlebihan, mual, obesitas, mood naik turun dan sakit kepala.
b) Menopause. Pada usia sekitar 45 tahun umumnya fungsi ovarium menurun. Terapi
pengganti estrogen dapat mengatasi keluhan akibat gangguan vasomotor, antara lain hot
flushes, vaginitis atropikans dan mencegah osteoporosis.
Gejala menopause terjadi dalam masa peri monopause, yaitu beberapa bulan atau
beberapa tahun sebelum menstruasi berhenti. Durasi dan tingkat keparahan gejala yang
timbul berbeda-beda pada tiap orang. Gejala atau tanda-tanda monopause dapat berupa:
Perubahan siklus menstruasi
Menstruasi menjadi tidak teratur, kadang terlambat atau lebih awal dari biasanya
Darah yang keluar saat menstruasi dapat lebih sedikit atau justru lebih banyak.
Perubahan penampilan fisik
Rambut romtok.
Kulit kering.
Payudara kendur.
Berat badan bertambah.
Perubahan psikologis
Suasana hati berubah-ubah atau moody.
Sulit tidur.
Depresi
Perubahan seksual
Vagina menjadi kering.
Penurunan libido (gairah seksual).
Perubahan fisik
Merasa panas atau gerah, sehingga mudah berkeringat. Kondisi ini disebut hot flashes.
Berkeringan dimalam hari
Pusing.
Jantung berdebar
Infeksi berulang pada saluran kemih.
c) Vaginitis Senilis atau Atropikans. Radang pada vagina ini sering berhubungan dengan
adanya infeksi kronik pada jaringan yang mengalami atrofi. Dalam hal ini, estrogen lebih
berperan untuk mencegah daripada mengobati.
Gejala yang sering muncul
Keputihan berwarna putih atau kuning kehijauan yang berbau tidak sedap
Gatal di area vagina atau di sekitarnya, misalnya pada vulva atau labia mayora.
Kemerahan dan nyeri di sekitar vagina (vulvitis).
Flek atau perdarahan dari vagina.
Nyeri saat buang air kecil dan berhubungan seks.
Kontraindikasi
a. Kehamilan teratogenik
b. Neoplasma yang tergantung estrogen
c. Perdarahan pervaginam
d. Kerusakan hati
e. Kelainan tromboembolik
Anti Esterogen
a. Klomifen
Klomifen suatu trifeniletilen derivat 7α-Alkalimide estradiol, bersifat antagonis murni
estrogen pada semua jaringan.
Diindikasikan untuk infertilitas wanita akibat siklus haid anovulatoar, tetapi dengan syarat
tidak mempunyai kelainan organik pada sumbu hipotalamus hipofisis-ovariumnya. Pada pria
pernah digunakan juga untuk merangsang gonadotropin dan menambah spermatogenesis, dan
dibutuhkan waktu yang lebih lama (40-90 hari) daripada untuk wanita.
Dosis untuk infertilitas wanita adalah 1-2x50 mg, dimulai pada hari ke-5. perdarahan haid
selama 5-7 hari.Efeksamping yang sering timbul pada penggunaan jangka panjang adalah
vasomotor-flushes,kista ovarium, rasa kembung, mual, muntah, gangguan
pengelihatan.Dikontraindikasikan pada wanita hamil.
4. Efek Samping
Efek samping estrogen yang sering timbul ialah mual dan muntah, yang mirip dengan
keluhan pada kehamilan muda. Kadang-kadang disertai anoreksia dan pusing, yang biasanya
hilang sendiri meskipun terapi diteruskan, bila sangat menganggu obat harus dihentikan.
Keluhan tersebut biasanya timbul pada minggu ke 1 dan ke 2 pengobatan, ini sering terjadi pada
terapi karsinoma atau pengunaan kontarsepsi oral. Ferkuensi timbulnya mual diduga sejajar
dengan potensi estrogeniknya, sehingga beberapa sediaan lebih jarang menimbulkan mual
dibanding lainnya.
Efek samping lain berupa rasa penuh dan nyeri pada payudara, sedangkan odema yang
disebabkan oleh retensi air dan natrium lebih sering terjadi pada pengunaan dosis besar
Peningkatan giektasis
B. Hormon progesterone
Progesteron merupakan hormon steroid kelamin alamiah yang diproduksi ditempat yang
sama dengan estrogen . Derivat sintetiknya, golongan progestin, merupakan hasil modifikasi
struktur testosteron tanpa atom C19 atau derivat 19-nortestosteron.
Progesteron adalah hormon wanita lain dalam tubuh dengan efek progestogenik.
Progesterone bertanggung jawab pada perubahan endometrium pada paruh kedua siklus
mestruasi. Progesterone menyiapkan lapisan uterus (endometrium) untuk penempatan telur yang
telah dibuahi dan perkembangannya, da mempertahankan uterus selama kehamilan.
Terdapat beberapa senyawa sintetik yang berefek progestogenik dan beberapa diantaranya juga
berefek androgenik atau estrogenik yang disebut golongan progestin.
1. Mekanisme kerja
Isoform PR-A dan PR-B ini mempunyai Ligand binding domain yang identik, tidak berbeda
seperti yang dimiliki isoform ER. Pada keadaan tanpa ligand, PR berada di inti dalam bentuk
monomerik terikat inaktif dengan heat-shock proteins (HSP-90, HSP-70 dan p59), apabila telah
terikat progesteron HSP terlepas (berdisosiasi) dan reseptor mengalami fosforilase dan kemudian
membentuk dimer (homo dan heterodimer) yang terikat dengan selektivitas tinggi pada
progesteron response elements (PREs) pada gen target. Proses transkripsi oleh PR terjadi melalui
recruitment beberapa ko-aktivator. Kompleks reseptor koaktivator ini selanjutnya berinteraksi
dengan beberapa protein spesifik yang mempunyai aktivitas asetilasi histon. Asetilase histon
menyebabkan remodeling kromatin dan menambah protein transkripsi.
2. Farmakokinetik
Dimetabolisme oleh hati menjadi glukoronida atau konjugat sulfat. Sebagian besar dosis awal
cepat didegradasi oleh metabolisme lintasan pertama, sehingga progesterone tidak mencapai
jaringan bila diberikan secara oral. Progestin sintetis sebaliknya tidak rentan terhadap
metabolisme lintasan pertama sehingga dapat diberikan secara oral.
Menstruasi berlebihan, mual, obesitas, mood naik turun dan sakit kepala.
5. Efek Samping
Anti Progesteron
a. Mifepriston
Mifepriston Adalah derivat 19-norprogestin noretindron yang mengandung substitusi dimetil-
aminofenil pada posisi 11β, merupakan antagonis potent reseptor progesteron dan
glukokortiroid.
Mekanisme kerja : preparat ini merupakan antagonis kompetitif progestin pada PR-A dan
PR-B. Penggunaannya untuk terminasi kehamilan pada kehamilan fase awal karena adanya
hambatan pada PR diuterus menyebabkan hancurnya desidua dan blastokist terlepas diikuti
menurunnya produksi Hcg. Hal ini menyebabkan sekresi progesteron menurun dan menambah
hancurnya desidua. Menurunnya progesteron endogen dan blokade PR menyebabkan
meningkatnya kadar prostaglandin diuterus dan hal ini akan mensensitisasi miometrium untuk
berkontraksi. Juga terjadi pelunakan serviks yang akan mempermudah keluarnya blastokist
• Indikasi
FDA telah menyetujui penggunaan mifepriston bersama misiprostol untuk terminasi kehamilan
dini (kurang lebih 49 hari dihitung dari awal haid yang terakhir) pada hamil ektopik, abortus
inkomplit atau perdarahan yang hebat, atau tindakan abortus dengan alasan medis. Hanya
dianjurkan digunakan oleh dokter ahli kebidanan.
• Efek samping
Efek samping yang berbahaya meski jarang perdarahan vaginal dapat berlangsung sampai 8-
17 hari terkadang membutuhkan transfusi darah . Yang lebih sering : rasa sakit di abdomen,
kramp uterus, mual, muntah, dan diare.
C. Hormon Androgen
Androgen adalah hormon seks yang biasanya diproduksi hanya oleh testis pria, namun juga
diproduksi dalam jumlah kecil oleh rahim wanita dan kelenjar adrenalin yang terdapat pada pria
dan wanita. Androgen membantu memulai perkembangan testis dan penis pada janin laki-laki.
Mereka memulai proses pubertas dan mempengaruhi pertumbuhan rambut pada wajah, tubuh,
dan alat kelamin, mendalamkan suara, pertumbuhan otot, karakteristik seks kedua pria. Setelah
pubertas, hormon androgen - khususnya testosteron - memainkan peran dalam pengaturan gairah
seks.
pemberian
1. testoteron IM 10-50 mg/3x
seminggu
10-25 mg/ 2-3x
2. testoteron Ester IM Karsinoma payudara seminggu
propionate
4. Efek Samping
a. Maskulinisasi.
Pada perempuan, semua sediaan androgen berefek maskulinisasi. Gejala ini ialah pertumbuhan
kumis, akne, merendahnya nada suara. Gangguan menstruasi akan terjadi bila sekresi
gonadotropin terhambat. Gejala ini akan hilang bila penggunaan androgen segera dihentikan.
Setelah pengobatan jangka lama, misalnya pada karsinoma payudara, efek samping ini
irreversible. Efek maskulinisasi lebih kecil dengan sediaan anabolik atau sediaan androgen
lemah. Androgen dikontraindikasikan pada kehamilan berdasarkan kemungkinan efek
maskulinisasi janin perempuan.
b. Feminisasi.
Efek samping ginekomastia cenderung terjadi pada laki-laki, terutama yang ada gangguan
hepar. Hal ini mungkin berhubungan dengan aromatisasi androgen menjadi estrogen, sebab
pemberian ester testosterone meningkatkan kadar estrogen plasma pada laki-laki.
c. Penghambatan spermatogenesis.
Androgen diperlukan untuk spermatogenesis ,tetapi penggunaan androgen dosis rendah
jangka panjang justru dapat menghambat spermatogenesis. Androgen dosis tersebut cukup untuk
menghambat sekresi LH, FSH, dan testosterone di dalam testis tidak cukup untuk
berlangsungnya spermatogenesis normal.hal ini terjadi karena aromatisasi testosterone menjadi
estrogen, penghambat kuat sekresi gonadotropin
Androgen dosis tinggi juga dapat menghambat sekresi testosterone endrogen, tetapi kadar plasma
yang dicapai jauh di atas normal, jadi kadar testosterone dalam testis cukup untuk
spermatogenesis.
d. Hiperplasia Prostat.
Pada laki laki usia lanjut, androgen dapat merangsang pembesaran prostat karena
hyperplasia, hal ini menyebabkan obstruksi. Karena itu perlu perhatian khusus bila digunakan
pada laki laki usia lanjut.
e. Gangguan Pertumbuhan.
f. Oedema
pada dosis terapi untuk hipogonadisme retensi cairan biasanya tidak sampai menimbulkan
oedema. Pemberian androgen dosis besar menimbulkan oedema yang disebabkan oleh retensi air
dan elektrolit.
g. Ikterus
i. Hiperkalsemia dapat timbul pada perempuan penderita karsinoma payudara yang diobati
dengan androgen.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Baik estrogen maupun progesteron adalah hormon wanita. Estrogen merupakan hormon
steroid kelamin karena memiliki struktur kimia berintikan steroid dan secara fisiologik sebagian
besar diproduksi oleh kelenjar endokrin sistem reproduksi. Sedangkan androgen adalah hormon
seks yang biasanya diproduksi hanya oleh testis pria, namun juga diproduksi dalam jumlah kecil
oleh rahim wanita dan kelenjar adrenalin yang terdapat pada pria dan wanita. Androgen
membantu memulai perkembangan testis dan penis pada janin laki-laki.
DAFTAR PUSTAKA