Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH BIOLOGI REPRODUKSI

(Hormon dalam Reproduksi Wanita)

Disusun Oleh :

Meila Setiawati (202005036)

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA SEHAT PPNI
TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena kami dapat
menyelesaikan Makalah ini. Penyusunan Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Biologi Reproduksi. Selain itu tujuan dari penyusunan Makalah ini juga untuk menambah
wawasan tentang pengetahuan secara meluas.
Kami juga mengucapkan terima kasih Elis Meilinawati S.B, S. ST., S.Psi., M. Keb selaku
dosen mata kuliah Biologi Reproduksi, kami yang telah membimbing kami agar dapat
menyelesaikan makalah ini.

Akhirnya kami menyadari bahwa Makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, dengan segala kerendahan hati, kami menerima kritik dan saran agar penyusunan
Makalah selanjutnya menjadi lebih baik. Untuk itu kami mengucapkan banyak terima kasih dan
semoga karya tulis ini bermanfaat bagi para pembaca.

Mojokerto, 13 Maret 2021

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hormon adalah pebawa pesan kimia yang diproduksi dan dilepaskan oleh kelenjar
endokrin dalam aliran darah. Hormon juga membantu mengatur banyak proses tubuh,
seperti nafsu makan, tidur, dan pertumbuhan. Hormon seks adalah hormon yang
memainkan peran penting dalam perkembangan dan reproduksi seksual. Kelenjar utama
yang menghasilkan hormon seks adalah kelenjar adrenal dan kelenjar yang meliputi
ovarium pada perempuan dan testis pada laki-laki.
Rumusan Masalah
1. Apa pengertian hormon reproduksi?
2. Apa saja macam dan fungsi hormon reproduksi wanita?
3. Apa saja macam hormon yang mempengaruhi reproduksi?
4. Apa fungsi endokrin reproduksi wanita?
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengetahuan hormone reproduksi.
2. Untuk mengetahui macam dan fungsi hormone reproduksi wanita.
3. Untuk mengetahui macam hormon yang mempengaruhi reproduksi.
4. Untun mengetahui fungsi endokrin reproduksi wanita.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Hormon Reproduksi

Hormon – hormon reproduksi dibuat di testis ovarium, adrenal korteks, berguna dalam
pembentukan sperma dan ovum, serta membentuk sifat seks sekunder. Hormon – hormon
reproduksi bersifat anabolik. Hormon reproduksi disekresi oleh kelenjar adrenal sama seperti
glukokortikoid dan mineralkortikoid. Hormon reproduksi seperti androgen dan esterogen,
bearasal dari sel – sel zona retikularis dan zona fasikulata, yang berperan dalam pembentukan
sifat seks sekunder. Hormon reproduksi merupakan molekul steroid derivat dari kolesterol.
Hormon reproduksi berada di sitoplasma bergabung dengan protein reseptor spesifik. Hormon ini
terikat secara kompetitif membentuk kompleks Hormon reseptor. Kompleks pengikatan hormon
reproduksireseptor berperan sebagai pengatur pembentukan protein dan enzim sistem reproduksi.
Kompleks Hormon reseptor masuk ke inti dan terikat pada kromatin (reversibel) DNA yang
selanjutnya sebagai bahan untuk membuat mRNA pada sintesis protein atau enzim sistem
reproduksi. Hormon reproduksi pada konsentrasi tinggi bekerja langsung melalui aktivitas enzim
– enzim yang ada di membran sel – sel target.
B. Macam dan Fungsi Hormon Reproduksi Wanita
1. Gonadrotopin (GnRh)
Merupakan hormon yang diproduksi oleh hipotalamus di otak. Fungsi GrNh
adalah menstimulasi hipofisis anterior untuk memproduksi dan melepaskan hormon
GnRh, yaitu Folice Stimulating Hormon (FSH), Lutheinzing Hormon (LH) dan Hcg.
2. Folice Stimulating Hormon (FSH)
Merupakan hormon gonadrotopin yang diproduksi pada sel – sel basal hipofisis
anterior sebagai respon terhadap GnRh yang berfungsi dalam pertumbuhan dan
pematangan folikel granulosa di ovarium wanita. FSH terkait dengan reseptor spesifik
pada membrane plasma sel targetnya, yaitu sel folikel di ovarium dan sel sertoli dui testis.
Kenaika atau penurunan kadar FSH merupakan indikasi kegagalan gonad akibat disfungsi
hipofisis. Oleh karena itu gangguan ketidaksuburan dapat dipastikan melalui pengujian
kadar FSH.
3. Lutheinzing Hormon (LH)
Hormone ini diproduksi di sel – sel kromofob hipofisis anterior. Hormone ini
bersama FSH berfungsi memicu perkembanga folikel dan menyebabkan ovulasi di
pertengahan siklus. Selama fase lutheal, LH berfungsi mempertahankan korpus luteum
pasca ovulasi. Terkait pada reseptor membrane plasma yang spesifik dan menstimulasi
progesteron oleh sel korpus luteum.
4. Estrogen
Esterogen dihasilkan oleh ovarium. Terdapat berbagai jenis estrogen, akan tetapi
yang paling umum untuk reproduksi adalah estradiol. Esterogen berguna untuk
pembentukan ciri – ciri perkembanga seksual pada wanita, membentuk ketebalan
endrometrium saat siklus mnstruasi, menjaga kualitas dan kuantitas cairan serviks dan
vagina, membantu mengatur temperatur suhu.
5. Progesteron
Hormone ini diproduksi oleh korpus luteum, sebagian diproduksi di kelenjar adrenal, dan
pada masa kehamilan diproduksi di plasenta. Fungsi progesterone adalah
mempertahankan endrometrium sehingga dapat menerima implantasi zigot.
6. Human Chorionic Gonadotrophin (hCG)
Merupakan glikoprotein yang disintetis di sel sinsitiotrofoblas plasenta. Kadar
Hcg meningkat dalam darah dan urin segera setelah implantasi ovum yang sudah dibuahi.
hCG erfungsi untuk meningkatkan dan memprtahankan fungsi korpus luteum dan
produksi hormone – hormone steroid terutama pada masa kehamilan awal.
7. Prolaktin
Prolaktin diproduksi di hipofisisi interior. Fungsi prolaktin adalah memicu
produksi dan sekresi air susu oleh kelenjar payudara. Di ovarium prolaktin ikut
mempengaruhi pematangan sel telur dan mempengaruhi fungsi korpus luteum. Pada masa
kehamilan prolaktin diproduksi di plasenta.
C. Macam Hormon yang Mempengaruhi Reproduksi
1. Androgen
Androgen terdiri dari dehidroepiandrosteron (DHEA) dan androstendion. Sumber
androgen berasal dari sel-sel zona retikularis. Pengatur androgen adalah ACTH. Fungsi
utama androgen adalah membantu membentuk karakteristik atau sifat sekunder pria.
Dehidroepiandroteron (DHEA) dan androstenedion dibentuk di gonad dan adrenal.
Adrenal merupakan sumber utama DHEA (pria dan wanita). Pada wanita memiliki
sedikit DHEA, sehingga DHEA yang disintesis sebagai prazat estrogen jumlahnya lebih
sedikit dari pria. Androgen diekskresi sebagai senyawa 17-keto, termasuk DHEA (sulfat)
dan androtenedion beserta metabolitnya. Testosteron (sedikit dari adrenal), bukan hanya
berasal dari 17 keto, tetapi hepar mengubahnya menjadi androsteron (50%) dan
etiokolonolon yang berbentuk senyawa 17-keto. Androgen sintetik dapat dijumpai dalam
bentuk fluoxy mesteron dan 2-metil dehidrotestosteron. Bentuk ekskresi di urin dalam
bentuk androsteron, etiokolanolon (17 ketosterol), keduanya dalam jumlah besar dan
sedikit DHEA. Dalam urin androgem berkonyugasi dengan sulfat dan glukoronat.
Sejumlah 1/3 androgen berasal dari testis yang membentuk struktur dan sifat fungsional
testis, penyusunnya antara lain dalam bentuk androsteron, etiokolanolon, dan
epiandrosteron.
2. Testosteron
Testosteron (C-19 ketosteroid) disintesis di sel-sel leidig testis, melalui 3 tahapan
yaitu :
 kolesterol, pregnenolon, progesteron, hidroksiprogesteron, androstenedion dan
menjadi testosterone.
 kolesterol, pregnenolon, hidroksipregnenolon, dehidroepiandrosteron,
androstenedion, testosterone.
 DHEA dapat langsung menjadi testosteron tanpa melalui androstenedion.
Testosteron mengalami 19-hidroksilasi membentuk 19-hidroksitestosteron
atau 19-hidroksiandrostenedion, oksidasi C19 ini membentuk derivat keto dan
liolisis aldehid membentuk gugus keto, akibatnya pada C19 hilang
membentuk cincin aromatik. Dalam mekanisme ini senyawa metirapon
merupakan inhibitor proses hidroksilasi dengan menghambat enzim 19-
hidroksilase. Hal ini merupakan salah satu penyebab pembentukan testosteron
terhambat.
3. Estrogen
Estrogen (C-18 ketosteroid) mempunyai cincin asam amino aromatik, terdiri dari
struktur estradiol (paling aktif), estron dan estriol (tidak aktif). Estrogen dapat disintesis
dalam testis, ovarium, adrenal, plasenta, prekusornya berupa testosteron dan
androstenedion. Estrogen utama yang terdapat diurin dalam bentuk estriol. Estrogen akan
disintesis dalam plasenta pada masa kehamilan. Kadar estriol dalam urin dipakai untuk
menilai keadaan hubungan fetus dan plasenta pada kondisi distres (kegawatan fetus),
dalam hal ini kadar estriol dalam urin wanita hamil menurun dengan cepat. Estriol
dihidroksilasi dari estron pada C-11 serta mengalami reduksi keton pada C-17. Estriol
dalam urin berkonyugasi dengan sulfat dan glukoronat. Senyawa kompleks 2-
hidroksiestradiol–katekolesterogen merupakan inhibitor mekanisme metilasi katekolamin
normal. Contoh senyawa kompleks tersebut yaitu katekolamin yang meningkat dapat
menyebabkan wanita hamil mengalami hipertensi.
4. Progesteron (Hormon Luteal)
Progesteron dibentuk di corp lutein sel graaf dan plasenta, sebagai prekusor
hormon-hormon C19 dan C21. Dibentuk oleh pregnenolon. Trimetilandrostenolon yang
merupakan analog pregnenolon yang sifatnya menghambat progesteron. Dalam darah
terikat dengan protein pengikat kortikosteroid. Bentuk ekskresi pregnediol sebagai
glikoronida-sulfat 75% di ekskresi dalam empedu. Pada kelainan adrenal tertentu seperti
Congenital adrenal hyperplasia (CAH) yang ditemukan banyak pregnanetriol dalam urin
(gejala khas).
5. Relaxin-progestational
Relaxin – progestational merupakan hormon yang dihasilkan oleh corpusluteum
dan plasenta, relaksasi simpanan pubis menjelang dan waktu melahirkan untuk
memperluas jalan lahir. Progesteron tak efektif jika diberikan peroral untuk pil KB
dipakai sintetisnya yaitu noretindron (norlutein) dan noretinodrel (enovid).
6. Hurmane Chorionik Gonadotropin (hCG)
Human Chorionik Gonadotropin (hCG) memiliki berat molekul antara 36.000 -
46.000, secara struktur merupakan 127. hCG memiliki kekerabatan dengan LH, FSH,
TSH, memiliki subunit α identik. subunit α ini dapat berikatan dengan subunit β yang
berbeda-beda yang memiliki aktivitas spesifik. hCG disekrei oleh sinsitiotrofoblas pada
masa awal kehamilan. dapat juga dihasilkan oleh jaringan trofoblast yang lain seperti
chorioadenoma destruens, choriocarcinoma, dan mola hidatidosa. hCG merupakan
hormon luteotrofik selama kehamilan. hCG berfungsi mempertahankan korpusluteum
dan pertumbuhan endometrium hingga plasenta mengambil alih perannya. hCG dapat
mengatur produksi steroid dalam fetus, termasuk produksi dehidroepiandrosteron sulfat
(DHA-S) melalui kelenjar adrenal fetus dan produksi testosteron oleh testis. hCG
disintesis oleh sel sinsitiotrofoblas plasenta kadar dalam darh meningkat segera setelah
implantasi ovum yang dibuahi dan merupakan dasar pemeriksaan kehamilan.
7. Ovarium sekresi hormone reproduksi
Ovarium adalah sepasang organ reproduksi yang sangat erat kaitannya dengan
hormon. Ovarum berlokasi di dalam pelvis. Ovarium dipertahankan ke dinding lateral
pelvis oleh ligament suspensor. Ovarium berlokasi di sebelah lateral uterus dan tertambat
di daerah medial melalui ligament ovarium. Di antaranya terdapat ligament luas (broad
ligament) yang merupakan lipatan peritoneum. Organ ini sepasang, berbentuk seperti
kenari, dengan panjang kurang lebih 3 cm, lebar 1,5 – 2 cm, dan tinggi kurang lebih 1
cm. Ovarium terbagi menjadi bagian korteks 128, dan medulla di bagian tengahnya.
Bagian luarnya dilapisi oleh epitel germinal yang merupakan modifikasi peritoneum.
Jaringan ikat fibrosa membentuk tunika albugenia di bagian korteks.
D. Fungsi Endokrin Reproduksi Wanita
Meski androgen dikenal sebagai “hormon pria”, tubuh wanita juga memproduksi
hormon androgen. Pada wanita, testosteron diproduksi di ovarium bersama dengan
estrogen yang merupakan salah satu hormon utama di tubuh wanita. Selain ovarium,
kelenjar adrenal juga memproduksi hormon ini. Jumlah testosteron yang diproduksi oleh
tubuh wanita tidak sebanyak pada tubuh pria, namun fungsinya tidak kalah penting.
Berikut ini adalah beberapa fungsi hormon androgen pada tubuh wanita:
 Menjaga kesehatan organ tubuh
Hormon androgen di dalam tubuh wanita berfungsi untuk menunjang
kesehatan organ tubuh. Beberapa organ di dalam tubuh wanita yang
membutuhkan hormon androgen untuk tetap sehat adalah tulang, payudara,
dan organ reproduksi wanita lainnya.
 Meningkatkan kemampuan daya ingat dan konsentrasi
Hormon androgen juga memiliki peran cukup besar terhadap kemampuan
wanita dalam mempelajari dan mengingat sesuatu, terutama yang
berhubungan dengan visual. Hormon androgen juga diketahui berperan dalam
mendukung daya konsentrasi dan memori pada wanita.
 Mengatur kinerja sistem reproduksi
Siklus menstruasi, gairah seksual, dan kesuburan wanita juga turut
dipengaruhi oleh kadar hormon androgen dalam tubuh. Tanpa kadar hormon
androgen yang seimbang, wanita lebih berisiko mengalami gangguan pada
hal-hal tersebut. Jika jumlah hormon androgen bermasalah, tubuh wanita bisa
mengalami menstruasi tidak teratur atau bahkan tidak terjadi menstruasi sama
sekali.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Hormon sangat berperan penting dalam reproduksi termasuk pada wanita. Hormon
pada wanita akan berpengaruh pada reproduksi, kehamilan, dan laktasi. Oleh karena itu,
kita harus menjaga keadaan horon tubuh kita, sebelum kerja hormon pada tubuh
menurun. Hormon juga diepngaruhi oleh beberapa faktor, yaitu usia, lingkungan, obat-
obatan, dan menstruasi atau saat haid.
B. Saran
 Diharapkan kepada mahasiswa/i untuk memahami materi ini, karena materi ini
penting untuk profesinya dan juga untuk kehidupannya kelak.
 Diharapkan mahasiswa/i untuk lebih mengerti dan memahami konsep kehamilan dan
juga laktasi. Dan jangan mengarahkan materi ini kepada hal-hal yang negatif
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38258/11/%289%29%20BAB%20VI
%20Hormon%20Reproduksi.pdf

http://repository.ump.ac.id/5988/2/Dwi%20Candra%20Muliana%20BAB%20I.pdf

http://repository.unimus.ac.id/953/2/BAB%20I.pdf

Anda mungkin juga menyukai