PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hormon merupakan suatu zat yang dihasilkan oleh suatu bagian dalam tubuh.
Organ yang berperan dalam sekresi hormon dinamakan kelenjar Endokrin. Disebut
demikian karena hormon yang disekresikan diedarkan ke seluruh tubuh oleh darah
dan tanpa melewati saluran khusus. Walaupun jumlah yang diperlukan sedikit
namun keberadaan hormon dalam tubuh sangatlah penting. Ini dapat diketahui dari
fungsinya yang berperan antara lain dalam proses pertumbuhan dan perkembangan
tubuh, proses reproduksi, metabolisme zat dan lain sebagainya.
Hormon-hormon yang terdapat di dalam organ reproduksi sangatlah banyak
seperti estrogen dan progesteron. Hormon-hormon tersebut berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan perkembangan ciri seks pada laki-laki maupun perempuan. Dari
latar belakang tersebut, penulis membuat makalah ini dengan judul Hormon
Reproduksi sehingga nantinya diharapkan penulis dan pembaca dapat mengetahui
dan memahami mengenai hormon reproduksi dan sistem kerjanya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Hormon apa saja yang terdapat di dalam organ reproduksi ?
2. Bagaimana struktur hormon reproduksi ?
3. Apa saja sasaran yang dituju oleh hormon reproduksi ?
4. Bagaimana mekanisme aksi kerja hormon reproduksi ?
5. Apa saja akibat dan gejala utama apabila kekurangan hormon reproduksi ?
6. Apa saja akibat dan gejala utama apabila kelebihan hormon reproduksi ?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui hormon-hormon yang terdapat di dalam organ reproduksi
2. Memahami dan mengerti struktur-struktur hormon yang terdapat di dalam organ
reproduksi
3. Mengetahui dan memahami sasaran yang dituju oleh hormon reproduksi
4. Mengetahui mekanisme aksi kerja hormon reproduksi
5. Mengetahui akibat dan gejala utama apabila seseorang mengalami kekurangan
hormon reproduksi
6. Mengetahui akibat dan gejala utama apabila seseorang mengalami kelebihan
hormon reproduksi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Hormon-hormon yang terdapat pada Organ Reproduksi
Berikut adalah beberapa hormon yang terdapat di dalam organ reproduksi,
diantaranya :
2
untuk
menerima
dan
mematangkan
ovum
yang
telah
dibuahi
dan
3. FSH
FSH merupakan hormon yang memiliki struktur glikoprotein, diproduksi di sel
gonadotrop hipofisis pada lobus Anterior, distimulasi oleh hormon aktivin dan
dihambat oleh hormon inhibin.
4. LH
LH merupakan glikoprotein heterodimeric. Setiap unit monomer
adalah molekul glikoprotein, satu alpha dan beta subunit satu
membuat penuh, protein fungsional. Strukturnya mirip dengan
hormon lainnya glikoprotein, follicle-stimulating hormone (FSH),
thyroid-stimulating hormone (TSH), dan human chorionic
gonadotropin (hCG). Protein mengandung dimer 2 subunit
glycopeptidic, alpha label dan subunit beta, yang non-kovalen
terkait (yaitu, tanpa jembatan disulfida menghubungkan
mereka):
1. Alpha subunit LH, FSH, TSH, dan HCG adalah identik, dan
mengandung 92 asam amino pada manusia tetapi 96 asam
amino di hampir semua spesies vertebrata lainnya (hormon
glikoprotein tidak ada dalam invertebrata).
2. Subunit beta bervariasi. LH memiliki subunit beta dari 120
asam amino (LHB) yang menganugerahkan tindakan tertentu
biologis dan bertanggung jawab untuk kekhususan interaksi
dengan reseptor LH. Ini subunit beta berisi urutan asam amino
yang menunjukkan homologi besar dengan yang dari subunit
beta hCG dan keduanya merangsang reseptor yang sama.
Namun, beta subunit hCG mengandung tambahan 24 asam
3. GnRH
Hormon peptida, BM GtH-RH 1: 2.500 & BM GtH 2 : 3.000 (mudah hancur dg
tripsin). Dapat diekstraksi (kec : TRH).
GtH-RH 1 & 2 blm dpt dipisahkan.
2.3 Sasaran yang dituju oleh Hormon - Hormon Reproduksi
2.3.1 Sasaran yang dituju oleh hormon reproduksi pada wanita
1. Hormon Estrogen
bertahan.
Merangsang pertumbuhan dan diferensiasi sel-sel alveolar kelenjar mammae
Melepasan oosit skunder dari folikel tersier (de graf) sehingga terjadi ovulasi.
5. Folicle Stimulating Hormone (FSH)
Merangsang pertumbuhan folikel telur pada ovarium.
6. HormonOksitosin
Merangsang kontraksi uterus pada saat persalinan.
7. HormonRelaksin
Merelaksasi dan melunakkan serviks serta melonggarkan tulang panggul
sehingga mempermudah persalinan.
8. Hormon Prostaglandin
Meningkatkan intensitas kontraksi uterus rahim ketika proses persalinan.
9. HormonProlaktin
Meningkatkan sekresi air susu oleh glandula mamae.
2.3.2 Sasaran yang dituju oleh hormon reproduksi pada wanita
1.
Hormon Testosteron
Meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan genitalia laki-laki.
Meningkatkan ketebalan dan tekstur kulit serta mengakibatkan permukaan kulit
satu
dari
cara.
Jalur
utama
melibatkankonversi
dari17-
folikel
dan
selanjutnya
akan
menghasilkan
ovum.
LH
plasenta. Hormon kehamilan yang dihasilkan oleh villi choriales ini berdampak
pada meningkatnya produksi progesteron oleh indung telur sehingga menekan
menstruasi dan menjaga kehamilan. Produksi HCG akan meningkat hingga
sekitar hari ke 70 dan akan menurun selama sisa kehamilan. Hormon kehamilan
HCG mungkin mempunyai fungsi tambahan, sebagai contoh diperkirakan HCG
mempengaruhi toleransi imunitas pada kehamilan. Hormon ini merupakan
indikator yang dideteksi oleh alat test kehamilan yang melalui air seni. Jika, alat
test kehamilan mendeteksi adanya peningkatan kadar hormon HCG dalam urine,
maka alat test kehamilan akan mengindikasikan sebagai terjadinya kehamilan
atau hasil test positif Dampak Kadar HCG yang tinggi dalam darah
menyebabkan mual-muntah (morning sickness).
9. Hormon Kehamilan HPL (Human Placental Lactogen)
Hormon yang dihasilkan oleh plasenta, merupakan hormon protein yang
merangsang pertumbuhan dan menyebabkan perubahan dalam metabolisme
karbohidrat dan lemak. Hormon kehamilan ini berperan penting dalam produksi
ASI. Kadar HPL yang rendah mengindikasikan plasenta yang tidak berfungsi
dengan baik. Dampak Memberikan perubahan terhadap payudara. Perubahan ini
berupa pembesaran pada payudara, serta membuat rasa ngilu dan sakit pada
puting jika disentuh
2.5 Akibat dan Gejala Apabila Kekurangan Hormon Reproduksi
1. Kekurangan testosteron dapat membuat kerutan di wajah, kehilangan otot tubuh,
pinggang menggendut, kelelahan yang kronis, penurunan libido, disfungsi ereksi
dan kesulitan mencapai orgasme ini bisa terjadi pada pria juga wanita.
Rendahnya kadar testosteron pada pria bisa menyebabkan berbagai gangguan,
baik fisik maupun psikis. Termasuk diantaranya adalah berkurangnya rambut di
tubuh, gangguan ereksi, berkurangnya massa otot, hingga gangguan kesuburan.
Beberapa tanda pria terkena gangguan pada hormon tetosteron :
12
Mudah Lelah. Pria dengan hormon testosteron yang rendah cenderung mudah
lalah dan kurang berenergi dalam aktivitasnya sehari-hari
Penurunan Massa Tulang. Melemahnya tulang atau yang sering disebut dengan
osteoporosis dianggap sebagai kondisi yang terjadi hanya pada wanita saja.
Pria dengan testosteron rendah juga dapat mengalami pengeroposan tulang
karena produksi testosteron dapat membantu penguatan tulang. Akibatnya pria
tersebut lebih rentan terhadap patah tulang, biasanya di pinggul, kaki, tulang
rusuk,
dan
pergelangan
tangan.
13
mengakibatkan keguguran.
Premenstrual syndrom, jika sering mengalami gejala seperti perubahan suasana
hati, kecemasan, dan lain-lain yang belum pernah terjadi sebelumnya, bisa jadi
teratur.
Depresi, kekurangan progesteron dapat mengakibatkan depresi dan dapat
14
Anamnesa
Merujuk pada fungsi-fungsi hormon progesteron yang telah dipaparkan
sebelumnya, maka ada beberapa pertanyaan dalam proses anamnesa yang
dapat ditanyakan kepada pasien, yang dalam hal ini dapat membimbing kita
untuk memahami gambaran konsentrasi progestseron dalam tubuh pasien.
Bila pasien memiliki tanda-tanda seperti disebutkan diatas, maka pemeriksa
dapat mencurigai kemungkinan pasien mengalami kekurangan hormon
progesteron
b.
Pasca persalinan
Depresi
Selama hamil, kadar progesteron selalu terjaga karena tubuh terus menerus
menghasilkan hormon ini melalui plasenta. Setelah melahirkan, plasenta
berhenti memproduksi sehingga kadar progesteron mendadak turun.
Menurut penelitian yang dilakukan NaProTechnology, penurunan kadar
progesteron berkaitan dengan terjadinya depresi setelah melahirkan
(postpartum depression). Kadang-kadang depresi yang ditandai dengan
gejala selalu sedih dan gelisah serta mudah menangis ini bisa berlangsung
hingga 6 bulan
Retensi cairan
Retensi atau penumpukan cairan sering terjadi setelah melahirkan, sebagai
akibat dari berkurangnya kadar progesteron. Biasanya kondisi ini ditandai
dengan pembengkakan (edema) terutama dibagian kaki dan tangan. Hal ini
terjadi karena pada siklus normal, progesteron juga berfungsi sebagai
diuretic. Oleh progesteron, kelebihan carain yang terdapat dibeberapa
jaringan tubuh akan dikeluarkan melalui urin.
15
Ketidakstabilan emosi
Progesteron hanya akan berada dalam keadaan over supply apabila pasien
mengkonsumsi suplemen serta obat-obatan yang mengandung progesteron
dalam dosis yang tinggi, yang dalam hal ini tidak sesuai dengan kebutuhan.
4. Estrogen
16
BAB III
PENUTUP
2.7 Kesimpulan
Hormon merupakan suatu zat yang dihasilkan oleh suatu bagian dalam tubuh.
Di dalam organ reproduksi terdapat banyak hormon hormon yang dihasilkan baik
17
itu organ reproduksi pria maupun organ reproduksi wanita. Di dalam organ
reproduksi wanita terdapat beberapa hormon yang dihasilkan seperti hormon
estrogen, progesteron, FSH, LH dan prolaktin. Selain itu, masih banyak lagi
hormon yang dihasilakn pada saat kehamilan. Pada organ reproduksi pria juga
terdapat beberapa hormon yang dihasilkan seperti testosteron, estrogen,
progesteron, FSH dan LH.
Masing-masing hormon reproduksi memiliki sruktur serta fungsinya masingmasing yang berpengaruh terhadap proses pertumbuhan dan perkembangan tubuh.
Selain itu, dapat terjadi gangguan gangguan yang terjadi apabila kekurangan
maupun kelebihan hormon reproduksi.
18