Anda di halaman 1dari 14

Hormon Progesteron dan Hormon Estrogen

HORMON
Hormon (dari bahasa Yunani, όρμή: horman - "yang mengerakan") adalah
pembawa pesan kimiawi antar sel atau antarkelompok sel. Hormon adalah senyawa
yang secara normal dikeluarkan oleh kelenjar endokrin atau jaringan tubuh dan
dilepaskan ke peredaran darah, menuju jaringan sasaran, berinteraksi secara selektif
dengan reseptor khas dan menunjukkan efek biologis (Siswandono dan Soekardjo, B.,
1995). Semua organisme multiselular, termasuk tumbuhan, memproduksi hormon.
Hormon beredar di dalam sirkulasi darah dan fluida sel untuk mencari sel target.
Ketika hormon menemukan sel target, hormon akan mengikat protein reseptor
tertentu pada permukan sel tersebut dan mengirimkan sinyal. Reseptor protein akan
menerima sinyal tersebut dan bereaksi baik dengan mempengaruhi ekspresi
genetik sel atau mengubah aktivitas protein selular, termasuk di antaranya adalah
perangsangan atau penghambatan pertumbuhan serta apoptosis (kematian sel
terprogram), pengaktifan atau penonaktifan sistem kekebalan,
pengaturan metabolisme dan persiapan aktivitas baru (misalnya terbang, kawin, dan
perawatan anak), atau fase kehidupan (misalnya pubertas dan menopause). Pada
banyak kasus, satu hormon dapat mengatur produksi dan pelepasan hormon lainya.
Hormon juga mengatur siklus reproduksi pada hampir semua organisme multiselular.
Hormon dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
1. Hormon kelenjar, yaitu hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar-kelenjar endokrin,
seperti kelenjar adrenalin, pituitari, tiroid, pankreas, dan gonad.
2. Hormon jaringan, yaitu hormon yang dihasilkan oleh jaringan. Contoh: histamin,
norefinefrin dan serotonin.
Pada hewan, hormon yang paling dikenal adalah hormon yang diproduksi
oleh kelenjar endokrin vertebrata. Walaupun demikian, hormon dihasilkan oleh
hampir semua sistem organ dan jenis jaringan pada tubuh hewan. Molekul hormon
dilepaskan langsung ke aliran darah, walaupun ada juga jenis hormon - yang disebut
ektohormon (ectohormone) - yang tidak langsung dialirkan ke aliran darah, melainkan
melalui sirkulasi atau difusi ke sel target. Hormon merupakan mediator kimia yang
mengatur aktivitas sel / organ tertentu. Dahulu sekresi hormonal dikenal dengan cara
dimana hormon disintesis dalam suatu jaringan diangkut oleh sistem sirkulasi untuk
bekerja pada organ lain disebut sebagai fungsi Endokrin. Ini bisa dilihat dari sekresi
hormon Insulin oleh pulau β Langerhans Pankreas yang akan dibawa melalui sirkulasi
darah ke organ targetnya sel-sel hepar.
Pada prinsipnya pengaturan produksi hormon dilakukan
oleh hipotalamus (bagian dari otak). Hipotalamus mengontrol sekresi banyak kelenjar
yang lain, terutama melalui kelenjar pituitari, yang juga mengontrol kelenjar-kelenjar
lain. Hipotalamus akan memerintahkan kelenjar pituitari untu mensekresikan
hormonya dengan mengirim faktor regulasi ke lobus anteriornya dan mengirim impuls
saraf ke posteriornya dan mengirim impuls saraf ke lobus posteriornya.
Sumber hormon alami yang praktis biasanya dari hewan ternak misalnya sapi.
Tetapi beberapa hormon karena khasnya sehinga yang berasal dari hewan tidak
berfungsi untuk manusia seperti hormon pertumbuhan, FSH dan LH (luteinizing
hormone). Cara lain untuk menghasilkan hormon alami dengan rekayasa genetik.
Melalui rekayasa genetik, DNA mikroba dapat diarahkan untuk memproduksi
rangkaian asam amino yang urutanya sesuai dengan hormon manusia yang dinginkan.
Analog hormon adalah zat sintetis yang berkaitan dengan reseptor hormon. Analog
hormon sangat mirip dengan hormon alami dan sering kali fungsi klinisnya lebih baik
dari pada hormon alaminya sebab mempunyai beberapa sifat yang lebih
menguntungkan. Misalnya estradiol adalah hormon alami yang masa kerjanya sangat
pendek, sedangkan etinilestradiol adalah analog hormon yang masa kerjanya lebih
panjang.
Organ terpenting dalam sistem reproduksi perempuan adalah indung telur, yang
masing-masing beratnya 10-20 gram. Indung telur membuat sel telur yang merupakan
setengah dari setiap orang yang baru lahir (setengah lainnya terbentuk dari sel sperma
yang berasal dari tubuh laki-laki).
Fungsi lain indung telur adalah menghasilkan hormon-hormon seksual. Fungsi ini
seperti seorang pemahat yang memahat patung, tetapi hormon-hormon ini tak berada
di luar tubuh seperti patung berada di luar tubuh pemahatnya, melainkan (pada
hormon) patungnya dibuat dalam tubuh.
Hormon seks merupakan zat yang dikeluarkan oleh kelenjar seks dan kelenjar
adrenalin langsung ke dalam aliran darah. Mereka secara sebagian bertanggungjawab
dalam menentukan jenis kelamin janin dan bagi perkembangan organ seks yang
normal. Mereka juga memulai pubertas dan kemudian memainkan peran dalam
pengaturan perilaku seksual.
Karena sekresinya yang akan masuk aliran darah dan mengikuti peredaran darah
ke seluruh tubuh maka apabila hormon telah sampai pada suatu organ target, maka
hormon akan merangsang terjadinya perubahan. Pada umumnya pengaruh hormon
berbeda dengan saraf. Perubahan yang dikontrol oleh hormon biasanya merupakan
perubahan yang memerlukan waktu panjang. Contohnya pertumbuhan dan pemasakan
seksual.
Hormon-hormon seksual menghasilkan tubuh perempuan, misalnya, membuat
tulang panggul melebar karena pada masa kehamilan ini akan memberikan ruang
yang dibutuhkan bayi dalam rahim ibunya.
Hormon wanita terutama dibentuk di ovarium (hormon pria dibentuk di testis).
Baik pria maupun wanita, pada dasarnya memiliki jenis hormon yang relatif sama.
Hanya kadarnya yang berbeda. Hormon seksual wanita antara lain progesteron dan
estrogen. Hormon seksual pria antara lain androstenidion dan testosteron (androgen).
Pada wanita, hormon seksual kewanitaannya lebih banyak ketimbang pria. Begitu
pula sebaliknya.
Dalam alat reproduksi wanita terdapat berbagai macam hormon yang dapat
membantu wanita dalam proses produksi. Dari sekian banyak hormon yang
memegang peranan penting pada wanita adalah hormon estrogen dan progesteron.
Dan masing – masing memiliki fungsi yang berbeda – beda.
Hormon progesteron diproduksi dan disekresi di ovarium, terutama dari korpus
luteum pada fase luteal atau sekretoris siklus haid, kelenjar adrenal dan plasenta (saat
hamil). Hormon progesteron berfungsi menaikkan faktor pertumbuhan epidermal,
meningkatkan temperatur inti selama ovulasi, mengurangi kejang dan rileks otot polos
(memperluas saluran pernapasan dan mengatur lendir) dan anti-inflamasi.
Progesterone mempertahankan ketebalan endometrium sehingga dapat menerima
implantasi zygot. Kadar progesterone terus dipertahankan selama trimester awal
kehamilan sampai plasenta dapat membentuk hormon HCG.
Pada manusia dan beberapa binatang, progesteron diproduksi di ovarium
(khususnya setelah ovulasi di corpus luteum), pada otak, selama kehamilan, dan pada
plasenta. Progesteron menyebabkan terjadinya proses perubahan sekretorik (fase
sekresi) pada endometrium uterus, yang mempersiapkan endometrium uterus berada
pada keadaan yang optimal jika terjadi implantasi.
Kontrasepsi adalah alat untuk mencegah kehamilan setelah berhubungan intim.
Alat ini atau cara ini sifat tidak permanen dan memungkinkan pasangan untuk
mendapatkan anak apabila diinginkan. Pil kontrasepsi dipergunakan oleh kurang lebih
50 juta akseptor di seluruh dunia. Di Indonesia diperkirakan kurang lebih 60%
akseptor mempergunakan pil kontrasepsi. Jumlah ini tampaknya akan tetap tinggi
dibandingkan dengan jumlah akseptor yang mempergunakan cara kontrasepsi yang
lain. Pil mengakibatkan perlunya tenaga pelayanan lebih banyak dibandingkan IUD,
sehingga merupakan beban yang berat bagi tenaga medis serta para medis. Oleh
karena itu perlu pelayanan yang diatur oleh tenaga terlatih yang terdapat dalam
masyarakat sendiri. Sehubungan dengan ini diperlukan pengetahuan dasar serta
petunjuk-petunjuk untuk pelaksana pelayanan tersebut, baik untuk seleksi akseptor
maupun cara mengatasi keluhan-keluhan yang ditemukan.

1. Pengertian
Hormon Progesteron
Progesteron merupakan hormon dari golongan steroid yang berpengaruh pada
siklus menstruasi perempuan, kehamilan dan embriogenesis. Progesteron tergolong
kelompok hormon progestogen, dan merupakan hormon progestogen yang banyak
terdapat secara alami. Hormon ini merupakan bentukan dari pregnenolon yang
dihasilkan oleh kelenjar dan berasal dari kolesterol darah. Progesteron bertanggung
jawab pada perubahan endometrium pada paruh kedua siklus mestruasi dan perubahan
siklik dalam serviks serta vagina. Progesteron menyiapkan lapisan uterus
(endometrium) untuk penempatan telur yang telah dibuahi dan perkembangannya, dan
mempertahankan uterus selama kehamilan.
Progesteron diproduksi dan disekresi di ovarium, terutama dari korpus luteum
pada fase luteal atau sekretoris siklus haid. Selain itu, hormon ini juga disintesis di
korteks adrenal, testis dan plasenta. Sintesis dan sekresinya dirangsang oleh LH. Pada
pertengahan fase luteal kadarnya mencapai puncak kemudian akan menurun dan
mencapai kadar paling rendah pada akhir siklus haid, yang diakhiri dengan
perdarahan haid. Bila terjadi konsepsi, implantasi terjadi 7 hari setelah fertilisasi dan
segera terjadi perkembangan trofoblas yang mengeluarkan hormon gonadotropin
korion ke dalam sirkulasi.
Hormon ini akan ditemukan di urin beberapa hari sebelum taksiran waktu
perdarahan haid yang berikutnya. Pada bulan pertama kehamilan fungsi korpus
luteum akan dipertahankan dan hormon gonadotropin akan terus disekresi sampai
akhir kehamilan trimester I. Pada bulan kedua dan ketiga plasenta yang sedang
tumbuh mulai mensekresi estrogen dan progesteron, mulai saat ini sampai
partus,korpus luteum tidak diperlukan lagi. Sekresi progesteron selama fase folikuler
hanya beberapa milligram sehari, kemudian kecepatan sekresi ini terus meningkat
menjadi 10 sampai 20 mg pada fase luteal sampai beberapa ratus milligram pada akhir
masa kehamilan. Pada pria sekresi ini hanya mencapai 1-5 mg sehari, dan nilai ini
kira-kira sama dengan wanita pada fase folikuler.

Progesteron dibagi menjadi dua, yaitu:


 Progesteron alami : Homon steroid 21-karbon yang diproduksi oleh korpus luteum
dan plasenta. Menyebabkan perubahan sekresi pada fase poliferatif endometrium.
Perubahan ini sangat penting pada awal kehamilan.
 Progesteron sintetis : Efek hormon sintetis mirip dengan progesteron alami.
Sebagaian besar efek biologisnya bergantung pada interaksi dengan estrogen (Buku
Saku Ilmu Kandungan, 2003)
Bagaimana dan dari manakah sebenarnya hormon Progesteron itu dihasilkan,
berikut adalah uraiannya.
Sistem hormonal yang mempengaruhi siklus menstruasi adalah:
1. FSH-RH (follicle stimulating hormone releasing hormone) yang
dikeluarkan hipotalamus untuk merangsang hipofisis mengeluarkan FSH
2. LH-RH (luteinizing hormone releasing hormone) yang dikeluarkan
hipotalamus untuk merangsang hipofisis mengeluarkan LH
3. PIH (prolactine inhibiting hormone) yang menghambat hipofisis untuk
mengeluarkan prolaktin
Baik FSH dan LH merangsang sel target ovarium dengan cara berkombinasi
dengan reseptor FSH dan LH yang sangat spesifik pada membran sel. Reseptor yang
diaktifkan selanjutnya akan meningkatkan laju kecepatan sekresi dari sel-sel ini
sekaligus pertumbuhan dan proliferasi sel. Hampir semua efek perangsangan ini
dihasilkan dari pengaktifan sistem second messenger siklus adenosin monofosfat
dalam sitoplasma sel, yang selanjutnya menyebabkan pembentukan protein kinase dan
kemudian berbagai fosforilasi dari enzim-enzim kunci yang membangkitkan banyak
fungsi intraselular.
Progesteron juga merupakan salah satu steroid yang disintesis didalam ovarium
terutama dari kolesterol yang berasal dari darah. Walaupun dalam jumlah kecil
hormon progresteron ini juga diperoleh dari asetil koenzim A, yaitu suatu multipel
yang dapat berkombinasi untuk membentuk inti steroid yang tepat. Selama sintesis,
progesteron dan hormon kelamin pria, testosteron akan disintesis pertama kali, baru
kemudian salama fase folikular dari siklus ovarium, sebelum kedua hormon ini
dikeluarkan dari ovarium, hampir semua testosteron dan sebagian besar progesteron
akan diubah menjadi esterogen oleh sel-sel granulosa. Setelah terbentuk sel-sel
granulosa kemudian progresteron dan esterogen ditransfor dalam sitoplasma
darah terutama berikatan dengan albumin plasma dan globulin khusus pengikat
esterogen dan progresteron. Dalam waktu 30 menit progesteron disekresi, yang
kemudian berdegradasi menjadi steroid lain yang tidak mempunyai efek
progresterionik. Sedangkan hasil akhir dari degradasi progesteron sendiri yaitu
pregnanediol dan disekresi dalam urin.

Hormon Estrogen
Estrogen adalah hormon seks yang umumnya diproduksi oleh rahim wanita
yang merangsang pertumbuhan organ seks anak perempuan, seperti halnya
payudara dan rambut kelamin, dikenal sebagai karakteristik seks sekunder.
Estrogen juga mengatur siklus menstruasi. Pada kebanyakan wanita, hormon
indung telur tidak memainkan peran yang penting dalam gairah seks mereka.
Dalam sebuah penelitian pada wanita dibawah usia 40 tahun, 90% melaporkan
tidak adanya perubahan dalam nafsu seks atau fungsi setelah hormon seks
diturunkan karena pengangkatan kedua rahim.
Estrogen penting dalam menjaga kondisi dinding vagina dan
elastisitasnya, serta dalam memproduksi cairan yang melembabkan vagina.
Mereka juga membantu untuk menjaga tekstur dan fungsi payudara wanita. Pada
pria, estrogen tidak memiliki fungsi yang diketahui. Namun, kadar yang terlalu
tinggi dapat mengurangi selera seksual, menyebabkan kesulitan ereksi,
pembesaran payudara, dan kehilangan rambut tubuh pada beberapa pria.
Hormon estrogen adalah hormon steroid seks dengan 18 atom C dan dibentuk
terutama dari 17-ketosteroid androstenedion. (Sarwono Prawirohardjo, ilmu
kandungan)
Hormon estrogen adalah hormon seks yang diproduksi oleh rahim untuk
merangsang pertumbuhan organ seks, seperti; payudara dan rambut pubik; mengatur
siklus menstruasi.
Hormon Estrogen merupakan hormon steroid kelamin karena memiliki struktur
kimia berintikan steroid dan secara fisiologik sebagian besar diproduksi oleh kelenjar
endokrin sistem reproduksi. Hormon ini dihasilkan oleh Folikel Graaf. Pembentukan
estrogen dirangsang oleh FSH.

Estrogen dibagi menjadi dua, yaitu:


 Estrogen Alami : Estrogen diproduksi oleh folikel ovarium, dan juga adrenal dan
testis. Merupakan hormon steroid yang memiliki 18 atom kabon dengan cincin-A
(aromatik) tidak tersaturasi.
 Estrogen Sintetis : Senyawa sintetis (buatan) yang mempunyai efek estrogenik kuat
bila diberikan secara oral.
Berdasarkan struktur kimia, estrogen yang digunakan dalam terapi dibagi
menjadi 2 kelompok, yaitu:
1. Steroid
Ketiga estrogen alami utama dalam perempuan estron (E1), estradiol (E2), dan
estriol (E3). Estradiol (E2) adalah bentuk dominan pada wanita tidak hamil, estron
diproduksi selama menopause, dan estriol merupakan estrogen utama kehamilan.
Dalam tubuh ini semua diproduksi dari androgen melalui tindakan enzim.
Meskipun orang sering menganggap estrogen sebagai entitas tunggal, hormon ini
sebenarnya tiga molekul biokimiawi berbeda yang secara alami tubuh memproduksi
Ketiga molekul estrogen memiliki kegiatan yang berbeda yang membuat mereka lebih
atau kurang "estrogenik:".
 Estrone lebih lemah dari estradiol. Estron dibuat dari lemak tubuh.Dari
menarche dengan menopause estrogen utama adalah 17β-estradiol. Pada wanita
postmenopause lebih estron hadir dari estradiol. Ia wujud dengan banyak untuk
wanita yang putus-haid.
 Estradiol adalah dihasilkan dari testosteron dan estron dari androstenedion
oleh aromatase. Estradiol dibuat dari ovarium, dan memberikan penampilan wanita
melengkung mereka.
 Estriol hadir dalam jumlah kecil dan sebagian besar dibuat selama kehamilan
Premarin, obat estrogenik sering diresepkan, mengandung estrogen dan steroid
equilin equilenin, selain estron sulfat tetapi karena resiko kesehatan, lebih banyak
estrogen genetik bernama Progynova (estradiol valerat) sekarang lebih sering
diresepkan.
2. Nonsteroid
Berbagai bahan sintetis dan alami telah diidentifikasi yang juga memiliki
aktivitas estrogenik.
 Zat sintetis dari jenis ini dikenal sebagai xenoestrogens.
 Tanaman produk dengan aktivitas estrogenik yang disebut fitoestrogen.
 Yang dihasilkan oleh jamur yang dikenal sebagai mycoestrogens.

2. Fungsi
Hormon Progesteron
Jenis hormon kelamin ovarium adalah estrogen dan progrestin. Sejauh ini hormon
yang paling penting dari esterogen adalah hormon estradiol dan yang paling penting
dari progestin adalah progresteron. Estrogen terutama meningkatkan poliferasi dan
pertumbuhan sel-sel khusus di dalam tubuh dan berperan dalam perkembangan
sebagian besar karakteristik kelamin sekunder pria. Sebaliknya, progrestin hampir
berkaitan seluruhnya dengan persiapan akir dari uterus untuk menerima kehamilan
dan persiapan.
 Fungsi Hormon Progesteron pada Uterus
Sejauh ini fungsi progesteron yang paling penting adalah untuk meningkatkan
perubahan sekresi pada endometrium uterus selama separuh terakir siklus seksual
bulanan wanita, atau untuk mempersiapkan uterus untuk menerima ovum yang akan
dibuahi. Selain itu progresteron juga berfungsi mengurangi frekuensi dan intensitas
kontraksi uterus untuk mencegah terlepasnya ovum yang sudah berimplantasi.
 Fungsi Progresteron pada Tuba Fallopi
Progresteron disini berfungsi untuk meningkatkan sekresi pada mukosa yang
melapisi tuba fallopil. Sekresi ini dibutuhkan untuk menutrisi ovum yang telah
dibuahi, yang sedang membelah, sewaktu ovum berjalan dalam tuba fallopi sebelum
berimplantasi.
 Fungsi Progresteron pada Payudara
Hormon progresteron ini berkerja meningkatkan perkembangan lobulus dan
alveoli kelenjar payudara, mengakibatkan sel-sel alveolar berproliferasi, membesar,
dan menjadi bersifat sekretoris. Akan tetapi, progresteron tidak menyebabkan alveoli
benar-benar mensekresi air susu, karena air susu disekresi hanya sesudah payudara
yang siap dirangsang (biasanya pada masa kehamilan) oleh prolaktin dari hipofisis
anterior.
Progesteron juga dapat mengakibatkan payudara membengkak, hal ini terjadi
karena timbulnya sekresi dari lobulus dan alveoli, selain itu karena terjadinya
peningkatan cairan pada jaringan subkutan.
 Fungsi Progresteron pada Keseimbangan Elektrolit
Progresteron dalam jumlah besar dapat meningkatkan reabsorpsi natrium,
klorida, dan air dalam tubulus distal ginjal. Namun progresteron lebih sering
menyebabkan peningkatan ekskresi natrium dan air.
Hormon Estrogen
Fungsi Estrogen yang umumnya diproduksi oleh rahim yakni :
1. merangsang pertumbuhan organ seks anak perempuan, seperti halnya payudara dan
rambut kelamin, dikenal sebagai karakteristik seks sekunder.
2. Estrogen juga mengatur siklus menstruasi.
3. Menjaga kondisi dinding vagina dan elastisitasnya, serta dalam memproduksi
cairan yang melembabkan vagina.
4. Mereka juga membantu untuk menjaga tekstur dan fungsi payudara wanita.
5. Mencegah gejala menopause seperti hot flushes (rasa panas didaerah tubuh bagian
atas dan gangguan mood)
6. Mempertahankan fungsi otak.
7. Mengatur pola distribusi lemak di bawah kulit sehingga membentuk tubuh wanita
yang feminine
8. Meningkatkan pertumbuhan dan elastisitas serta sebagai pelumas sel jaringan
(kulit, saluran kemih, vagina, dan pembuluh darah).
9. Estrogen juga mempengaruhi sirkulasi darah pada kulit, mempertahankan struktur
normal kulit agar tetap lentur, menjaga kolagen kulit agar terpelihara dan kencang
serta mampu menahan air.
10. Produksi sel pigmen kulit
11. Pada pria, estrogen tidak memiliki fungsi yang diketahui. Namun, kadar yang
terlalu tinggi dapat mengurangi selera seksual, menyebabkan kesulitan ereksi,
pembesaran payudara, dan kehilangan rambut tubuh pada beberapa pria.
3. Mekanisme Kerja

Hormon Progesteron
Progestin merupakan hormon yang secara alami terutama diproduksi oleh corpus
luteum dan plasenta yang berperan dalam reproduksi dengan mempersiapkan
endometrium untuk implantasi telur dan membantu perkembangan serta berfungsinya
kelenjar mammary. Di samping efek progestationalnya, progestin sintetik tertentu
memiliki efek anabolik, androgenik atau estrogenik (biasanya lemah). Progesteron
merupakan progestin alam yang paling banyak yang selain efeknya sebagai hormon
juga berfungsi sebagai prazat untuk produksi berbagai androgen, kortikosteroid dan
estrogen secara endogen.
Progesteron merupakan progestin alam yang paling banyak yang selain efeknya
sebagai hormon juga berfungsi sebagai prazat untuk produksi berbagai androgen,
kortikosteroid dan estrogen secara endogen. Mekanisme kerja progesteron dalam
kontrasepsi adalah sebagai berikut :
1. Ovulasi
Ovulasi sendiri mungkin dapat dihambat karena terganggunya fungsi poros
hipotalamus-hipofisis-ovarium dan karena modifikasi dari FSH dan LH pada
pertengahan siklus yang disebabkan oleh progesteron.
2. Implantasi
Implantasi mungkin dapat dicegah bila diberikan progesteron pra-ovulasi. Ini yang
menjadi dasar untuk membuat IUD yang mengandung progesteron. Pemberian
progesteron-eksogenous dapat mengganggu kadar puncak FSH dan LH, sehingga
meskipun terjadi ovulasi produksi progesteron yang berkurang dari korpus luteum
menyebabkan penghambatan dari implantasi. Pemberian progesteron secara sistemik
dan untuk jangka waktu yang lama menyebabkan endometrium mengalami
keadaan istirahat dan atropi.
3. Transpor Gamet atau Ovum
Pengangkutan ovum dapat diperlambat bila diberikan progesteron sebelum terjadi
fertilisasi.
4. Luteolisis
Pemberian jangka lama progesteron saja mungkin menyebabkan fungsi corpus
luteum yang tidak adekuat pada siklus haid sehingga menghambat folikulogenesis.
5. Lendir serviks yang kental
Dalam 48 jam setelah pemberian progesteron, sudah tampak lendir serviks yang
kental, sehingga motilitas dan daya penetrasi dari spermatozoa sangat terhambat.
Lendir serviks yang tidak cocok dengan sperma adalah lendir yang jumlahnya
sedikit, kental dan seluler serta kurang menunjukkan ferning dan spinnbarkeit.
Hormon Estrogen
Estradiol memasuki sel-sel bebas dan berinteraksi dengan target sitoplasma sel
reseptor. Setelah reseptor estrogen yang telah mengikat ligan, estradiol dapat
memasukkan inti dari sel target, dan mengatur transkripsi gen, yang mengarah ke
pembentukan pesan RNA (MRNA). MRNA berinteraksi dengan ribosom untuk
memproduksi protein tertentu yang mengekspresikan efek estradiol pada sel target.
Estradiol mengikat baik untuk kedua reseptor estrogen, ERα, dan ERβ,
berbeda dengan estrogen tertentu lainnya, terutama obat yang preferentially bertindak
atas salah satu reseptor. Obat-obat ini disebut modulator reseptor estrogen
selektiv/selective estrogen receptor modulation, atau SERM. Estradiol adalah estrogen
alami yang paling ampuh.

Mekanisme kerja Hormon Progesteron dan Estrogen


Progesteron : Menginduksi sintesis protein spesifik melalui reseptor intrasel
Estrogen : Menginduksi sintesis protein spesifik melalui efek androgen (Belajar
Mudah Farmakologi, EGC 2004)
Kekurangan
Hormon Progesteron
Deteksi kekurangan hormon progesteron
a. Anamnesa
Merujuk pada fungsi-fungsi hormon progesteron yang telah dipaparkan
sebelumnya, maka ada beberapa pertanyaan dalam proses anamnesa yang dapat
ditanyakan kepada pasien, yang dalam hal ini dapat membimbing kita untuk
memahami gambaran konsentrasi progestseron dalam tubuh pasien.
b. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan ini adalah pemeriksaan lanjutan yang harus dilakukan oleh
pemeriksa setelah menemukan kemungkinan kekurangan progesteron pada pasien
melalui proses anamnesa sebelumnya.
Pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan antara lain :
-Menilai tanda-tanda kekurangan cairan .Tanda ini biasanya tidak spesifik dan
mudah untuk dikenali, tetapi dapat menjadi gejala awal yang menjadi pertimbangan
pemeriksa.
- Menilai tampilan otot wajah pasien
Pasien yang mengalami kekurangan progesteron cenderung memiliki otaot
wajah yang tampak tegang.
Efek kekurangan hormon progesteron
Melihat dari betapa besar fungsi hormon progesteron dalam tubuh, maka
kekurangan progesteron dapat sangat berpengaruh bagi penderita. Pengaruh-pengaruh
yang mungkin terjadi antara lain :
a. Pengaruh umum
 Terganggunya siklus menstruasi
 Nyeri berlebihan selama siklus menstruasi
 Tidak terjadinya ovulasi
 Meningkatnya resiko keguguran
 Meningkatnya stres dan rasa tidak nyaman selama kehamilan, terutama pada
trimester I.
 Gangguan tidur (insomnia) yang dapat berakibat buruk pada perkembangan janin.
 Menurunnya daya ingat
 Keringnya mukosa vagina
 Nyeri sendi dan infeksi saluran kencing
b. Pasca persalinan
- Depresi
Selama hamil, kadar progesteron selalu terjaga karena tubuh terus menerus
menghasilkan hormon ini melalui plasenta. Setelah melahirkan, plasenta berhenti
memproduksi sehingga kadar progesteron mendadak turun. Menurut penelitian yang
dilakukan NaProTechnology, penurunan kadar progesteron berkaitan dengan
terjadinya depresi setelah melahirkan (postpartum depression). Kadang-kadang
depresi yang ditandai dengan gejala selalu sedih dan gelisah serta mudah menangis ini
bisa berlangsung hingga 6 bulan.
- Retensi cairan
Retensi atau penumpukan cairan sering terjadi setelah melahirkan, sebagai
akibat dari berkurangnya kadar progesteron. Biasanya kondisi ini ditandai dengan
pembengkakan (edema) terutama dibagian kaki dan tangan. Hal ini terjadi karena
pada siklus normal, progesteron juga berfungsi sebagai diuretic. Oleh progesteron,
kelebihan carain yang terdapat dibeberapa jaringan tubuh akan dikeluarkan melalui
urin.
- Siklus menstruasi yang tidak teratur
Dalam siklus yang normal, menstruasi terjadi ketika kadar progesteron
mendadak turun sebagai sinyal bagi dinding rahim untuk luruh. Kekurangan
progesteron menyebabkan dinding rahim tidak luruh tepat pada waktunya, karena
perubahan komposisi hormonal tidak terjadi secara drastis.
Gangguan pada siklus menstruasi merupakan keluhan yang sering dialami
para ibu setelah melahirkan. Selain kadar hormon progesteron belum normal,
produksi Air Susu Ibu (ASI) juga sering dituding sebagai pemicunya
Penyebab kekurangan hormon progesteron
a. Stres
Aktifitas yang padat dan beban kerja yang berat dapat menimbulkan stres. Hal
inilah yang memicu terhentinya produksi hormon sehingga menyebabkan terjadinya
kekurangan progesteron.
b. Diet
Pola makan sehari-hari juga memberikan kontribusi dalam ketidakseimbangan
hormon. Hal ini terjadi karena kebiasaan mengkonsumsi makanan yang secara tidak
langsung mengandung estrogen, seperti daging ayam, sapi, serta babi yang
diternakkan yang diberikan makanan tambahan berupa hormon estrogen demi
memepercepat pertumbuhannya.
c. Kontrasepsi
Kebanyakan pil kontasepsi menggunakan progestin sebagai terapi pengganti
hormon. Progestin memiliki sifat yang ridak sama dengan progesteron alami,
sehingga hanya akan memicu meningkatnya kadar hormon estrogen didalam tubuh.
d. Lingkungan
Tanpa kita sadari tubuh kita sehari-hari telah banyak menerima paparan
estrogen sintesis seperti yang terkandung dalam deterjen, pestisida serta berbagai
macam produk perawatan kecantikan. Stimulus paparan yang terjasi secara terus-
menerus ini memberikan dampak negatif terhadap reseptor estrogen dalam tubuh,
sehingga menyebabkan ketidakseimbangan hormon yang mengacu pada keadaan
estrogen dominan.
Hormon Estrogen
Dampak jangka panjang akibat berkurangnya hormon estrogen adalah:
1. Meningkatnya risiko Osteoporosis ( patah tulang ).
2. Meningkatnya risiko penyakit jantung koroner.
3. Meningkatnya risiko dimensia ( linglung ).
4. Meningkatnya risiko kanker usus besar.
5. Meningkatnya risiko stroke dan katarak.

4. Kelebihan

Hormon Progesteron
1. Pengaruh kelebihan hormon progesteron
- Pasien tampak kelelahan
- Kehiangan gairah seksual
- Ketidakstabilan emosi
- Kembung dan nafsu makan berkurang
- Siklus menstruasi tidak teratur
2. Penyebab kelebihan hormon progesteron
Progesteron hanya akan berada dalam keadaan over supply apabila
pasien mengkonsumsi suplemen serta obat-obatan yang mengandung
progesteron dalam dosis yang tinggi, yang dalam hal ini tidak sesuai dengan
kebutuhan.
Hormon Estrogen
Kelebihan Estrogen :
 kista pada payudara,
 kelelahan,
 sakit kepala,
 mood swing

5. Indikasi dan Kontraindikasi

Hormon Progesteron
• Indikasi
a. Kontrasepsi
b. Perdarahan menstruasi hemoragik/ tidak teratur
c. Karsinoma endometrium
d. Hipoventilasi
• Kontraindikasi
Meningioma.
• Efek samping
a. Maskulinisasi pada penggunaan lama
b. Toksisitas minimal.
• Farmakokinetik
Dimetabolisme oleh hati menjadi glukoronida atau konjugat sulfat. Sebagian
besar dosis awal cepat didegradasi oleh metabolisme lintasan pertama,
sehingga progesterone tidak mencapai jaringan bila diberikan secara oral.
Progestin sintetis sebaliknya tidak rentan terhadap metabolisme lintasan
pertama sehingga dapat diberikan secara oral.
Hormon Estrogen
• Indikasi
a. Kontrasepsi
b. Vaginitis atrofik
c. Osteoporosis
d. Penyakit kardiovaskuler yang terkait menopause
e. Perdarahan menstruasi hemoragik
f. Kegagalan perkembangan ovarium
g. Hirsutisme
h. Kanker prostate
• Kontraindikasi
a. Kehamilan teratogenik
b. Neoplasma yang tergantung estrogen
c. Perdarahan pervaginam
d. Kerusakan hati
e. Kelainan tromboembolik
• Efek Samping
a. Nausea (memburuk pada waktu pagi, kemudian terjadi toleransi)
b. nyeri tekan payudara dan edema
c. ginekomastia
d. (Peran estrogen dalam mengubah risiko penyakit kardiovaskuler belum
jelas)
• Farmakokinetik
Sebagian besar estrogen diabsorpsi dengan baik secara oral. Estrogen
cenderung cepat didegradasi oleh hati selama lintasan pertama dari saluran
cerna. Metabolitnya adalah glukororonida dan konjugat sulfide yaitu estradiol,
estron dan estriol.

Anda mungkin juga menyukai