Anda di halaman 1dari 8

Widya Kusumawati : Faktor-Faktor Risiko Kejadian Preeklampsia Pada Ibu Bersalin (Di RS Aura Syifa Kabupaten Kediri Bulan

Februari – April Tahun 2016)

engan Penerapan MediaTerhadap Tingkat Keyakinan Diri dan Keberhasilan Menyusui pada Ibu Post partum

GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO KEJADIAN PREEKLAMPSIA


PADA IBU BERSALIN DENGAN PREEKLAMPSIA
(Di RS Aura Syifa Kabupaten Kediri bulan Februari – April tahun 2016)

Widya Kusumawati, Aida Ratna Wijayanti, Wahyuningtyas1


1
Akademi Kebidanan Dharma Husada Kediri Jawa Timur

Abstrak

Preeklampsia merupakan sekumpulan gejala yang muncul selama kehamilan dengan usia lebih dari
20 minggu dengan tanda-tanda hipertensi, oedema, dan proteinuria. Penyebab preeklampsia belum
diketahui, dan masih merupakan disease of theory. Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor
risiko kejadian preeklampsia pada ibu bersalin.
Desain penelitian adalah deskriptif, populasi semua ibu bersalin dengan preeklampsia sebanyak 43
ibu bersalin, menggunakan teknik total sampling, variabel dalam penelitian ini variabel tunggal yaitu
faktor-faktor risiko kejadian preeklampsia pada ibu bersalin dengan preeklampsia. Pengumpulan data
menggunakan rekam medik pada bulan Februari – April 2016, pengolahan data dengan
menggunakan editing, coding, scoring, dan tabulating, kemudian data dianalisa menggunakan
prosentase.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor risiko kejadian preeklampsia pada ibu bersalin
dengan preeklampsia berdasarkan jumlah paritas (primigravida sejumlah 19%, multigravida 81%),
usia (< 20 sejumlah 7%, 20-35 sejumlah 56%, > 35 sejumlah 37%), faktor lain (distensia rahim
berlebihan sejumlah 17%, hipertensi kronis sejumlah 2%, riwayat preeklampsia sejumlah 14%, dan
tidak ada faktor sejumlah 67%).
Kesimpulan dari hasil penelitian ini faktor-faktor risiko kejadian preeklampsia pada ibu bersalin
dengan preeklampsia berdasarkan paritas tertinggi multigravida, usia tertinggi pada rentang 20-35
tahun, dan faktor lain karena distensia rahim berlebihan, hipertensi kronis serta riwayat
preeklampsia.
Risiko preeklampsia pada ibu bersalin dari berbagai faktor tersebut dapat dijadikan gambaran oleh
tenaga kesehatan untuk memberikan informasi kepada ibu-ibu hamil dan lebih mengutamakan pada
antenatal care sedini mungkin untuk mendeteksi preeklampsia.

Kata kunci : Faktor Risiko Kejadian Preeklampsia.

Korespondensi : Jl. Ahmad Dahlan Gg II No 14 Mojoroto Kediri Jawa Timur HP : 085722223910, email :
widya.koesoemawati@gmail.com

139 | Jurnal Kebidanan Dharma Husada Vol. 6, No. 2 Oktober 2017


Pendahuluan
Pencegahan pre-eklamsia/eklamsia sangat
Rasio kematian maternal merupakan penting agar tidak terjadi bahaya pada ibu dan
salah satu indikator MDG’s (Millenium janinnya. Ibu hamil harus periksa antenatal yang
Developmen Goals) Indonesia pada tahun 2015 teratur dan bermutu secara teliti, mengenali
adalah 102 per kelahiran hidup. Berdasarkan tanda-tanda sedini mungkin (pre-eklamsia
Survey SDKI 2012 diketahui bahwa angka ringan), memberikan pengobatan yang cukup
kematian ibu masih tinggi yaitu 359 / 100.000 supaya penyakit tidak menjadi lebih berat, harus
kelahiran hidup, sehingga diketahui bahwa target selalu waspada terhadap kemungkinan terjadinya
MDG’s 2015 masih belum tercapai. Maka dari pre-eklamsia kalau ada faktor-faktor presdiposisi,
pada itu tujuan pembangunan berkelanjutan memberikan penerangan tentang manfaat
program MDG’s dilanjutkan ke SDG’s istirahat dan tidur, ketenangan, serta pentingnya
(Sustainable Development Goals) dengan target mengatur diit rendah garam, lemak, serta
angka kematian ibu adalah 70 per 100.000 karbohidrat dan tinggi protein, juga menjaga
kelahiran hidup pada tahun 2030 (Kemenkes RI, kenaikan berat badan yang berlebihan.
2015). (Padila,2015:150).
Preeklampsia merupakan sekumpulan gejala Dari hasil study pendahuluan di RS Aura
yang secara spesifik hanya muncul selama Syifa Kabupaten Kediri bulan Februari tahun
kehamilan dengan usia lebih dari 20 minggu 2016 terdapat jumlah persalinan sebanyak 118
disini. Saat ini edema tidak lagi dijadikan ibu bersalin yang menderita preeklampsia
komponen ketiga dari trilogi preeklamsia sebanyak 7 orang. Oleh karena itu peneliti
(Varney,2007:644). Faktor yang menyebabkan tertarik meneliti mengenai “Faktor-faktor Risiko
preeklamsia sampai saat ini masih belum Kejadian Preeklampsia Pada Ibu Bersalin
diketahui penyebabnya, namun beberapa teori Dengan Preeklampsia di RS Aura Syifa
yang dapat menjelaskan penyebab preeklamsia Kabupaten Kediri.”
yaitu ada beberapa teori mencoba menjelaskan
perkiraan etiologi kelainan seperti Metode
pembengkakan-proteinuria-tekanan darah tinggi,
sehingga kelainan ini sering dikenal sebagai the Desain penelitian pada penelitian ini adalah
diseases of theory. Adapun teri-teori tersebut diskriptif. Populasi adalah semua ibu bersalin
yaitu peran prostasiklin dan tromboksan, peran dengan preeklampsia sebanyak 43 ibu bersalin di
faktor immunologis, dan peran faktor genetik RS Aura Syifa Kabupaten Kediri, menggunakan
(Lubis, NL, 2013: 46-47). teknik total sampling. Variabel dalam penelitian
Sedangkan beberapa faktor risiko pada ini adalah variabel tunggal yaitu faktor-faktor
kejadian preeklampsia yaitu sekitar 85% risiko kejadian preeklampsia pada ibu bersalin
preeklamsia terjadi pada primigravida, dengan preeklampsia. Pengumpulan data
grandemultidravida, janin besar, distensia rahim menggunakan rekam medik pada bulan Februari
berlebihan (hidramnion, hamil ganda mola, – April 2016.
molahidatisoda) sekitar 14% sampai 20%,
diabetus melitus, hipertensi mencapai 25% dan
usia ibu diatas 35 tahun (Radjamuda, N, Et al,
2014).
Dampak preeklampsia pada ibu yaitu
kelahiran prematur, oliguria, kematian,
sedangkan dampak pada janin yaitu pertumbuhan
janin terhambat, oligohidramnion, dapat pula
meningkatkan morbiditas dan mortalitas (Yogi
ED etal,2014).

Jurnal Kebidanan Dharma Husada Vol. 6, No. 2 Oktober 2017| 140


Widya Kusumawati : Faktor-Faktor Risiko Kejadian Preeklampsia Pada Ibu Bersalin (Di RS Aura Syifa Kabupaten Kediri Bulan Februari
– April Tahun 2016)

engan Penerapan MediaTerhadap Tingkat Keyakinan Diri dan Keberhasilan Menyusui pada Ibu Post partum

Hasil

Tabel 1. Distribusi Ibu Bersalin Dengan Preeklampsia Berdasarkan Pekerjaan Di RS


Aura Syifa Kabupaten Kediri Bulan Februari-April Tahun 2016

No. JenisPekerjaan Jumlah Prosentase(%)

1 IRT 25 58
2 Tani 2 5
3 Swasta 13 30
4 PNS 2 5
5 Wiraswasta 1 2
Jumlah 43 100

Pada tabel 1 di atas menunjukkan bahwa sebagai ibu rumah tangga sebanyak 25
dari 43 ibu bersalin dengan orang (58%).
preeklampsia, pekerjaan tertinggi yaitu

Tabel 2. Distribusi Ibu Bersalin Dengan Preeklampsia Berdasarkan Pendidikan Di RS


Aura Syifa Kabupaten Kediri Bulan Februari-April Tahun 2016

No. Pendidikan Jumlah Prosentase(%)

1 SD 3 7
2 SMP 19 44
3 SMA 16 37
4 PT 5 12
Jumlah 43 100

Pada tabel 2 di atas menunjukkan bahwa pendidikan SMP dengan jumlah 19 orang
dari 43 ibu bersalin dengan preeklampsia (44%).
di dapatkan hasil tertinggi yaitu

Tabel 3. Distribusi faktor risiko kejadian preeklampsia pada ibu bersalin dengan
preeklampsia berdasarkan jumlah paritas di RS Aura Syifa Kabupaten
Kediri bulan Februari – April Tahun 2016

No Paritas Jumlah Prosentase (%)


1. Primigravida 8 19
2. Multigravida 35 81
3. Grandemultigravida 0 0
Jumlah total 43 100%

Pada tabel 3 di atas menunjukkan bahwa hasil tertinggi yaitu multigravida sebanyak
dari 43 ibu bersalin dengan preeklampsia, 35 orang (81%).
berdasarkan jumlah paritas didapatkan

141 | Jurnal Kebidanan Dharma Husada Vol. 6, No. 2 Oktober 2017


Tabel 4. Distribusi faktor risiko kejadian preeklampsia pada ibu bersalin dengan
preeklampsia berdasarkan usia di RSAura Syifa Kabupaten Kediri
bulan Februari – April Tahun 2016

No Usia Jumlah Prosentase (%)


1. < 20 3 7
2. 20-35 24 56
3. > 35 16 37
Jumlah total 43 100%

Pada tabel 4 di atas menunjukkan usia didapatkan hasil tertinggi yaitu


bahwa dari 43 orang ibu bersalin umur 20-35 tahun sebanyak 24 orang
dengan preeklampsia, berdasarkan (56%).

Tabel 5. Distribusi faktor risiko kejadian preeklampsia pada ibu bersalin dengan
preeklampsia berdasarkan faktor lain di RS Aura Syifa Kabupaten
Kediri bulan Februari – April Tahun 2016

No. Faktor lain Jumlah Prosentase (%)


1. Distensia rahim berlebihan 7 17
2. DM 0 0
3. Hipertensi kronis 1 2
4. Riwayat PE 6 14
5. Tidak ada faktor 29 67
Jumlah total 43 100

Pada tabel 5 di atas menunjukkan orang (67%) tidak ada faktor risiko
bahwa dari 43 orang ibu bersalin preeklampsia.
dengan preeklampsia sejumlah 29
Diskusi

Paritas (primigravida, multigravida, adalah untuk meningkatkan respon simpatis,


grandemultigravida) sehingga curah jantung juga akan meningkat.
Dari hasil penelitian yang didapatkan pada Penelitian ini menemukan proporsi
tabel 3 bahwa dari 43 ibu bersalin yang penderita preeklampsia pada multigravida lebih
mengalami preeklampsia, ibu primigravida tinggi dibandingkan dengan primigravida. Semua
sebanyak 8 orang (19%), multigravida 35 orang wanita memiliki resiko mengalami preeklampsia
(81%), sedangkan yang berstatus selama hamil, bersalin dan nifas. Preeklampsia
grandemultigravida (0%). tidak hanya terjadi pada primigravida /
Secara teori, primigravida lebih beresiko primipara, pada multigravida yang mengalami
untuk mengalami preeklampsia dari pada peregangan rahim yang berlebihan dapat
multigravida karena preeklampsia biasanya menyebabkan iskemia berlebihan yang dapat
timbul pada wanita yang pertama kali terpapar menyebabkan preeklampsia (Suwanti, dkk,
vilus korion. Hal ini terjadi karena pada wanita 2012).
tersebut terjadi mekanis imunologik Dari hasil penelitian di RS Aura Syifa
pembentukan blocking antibody yang dilakukan Kabupaten Kediri tahun bulan Februari – April
oleh HLA-G (Human Leucocyte Antigen G) 2016, tidak ditemukan faktor risiko pada
terhadap antigen plasenta belum terbentuk secara grandemultigravida. Saat ini ibu yang berstatus
sempurna, sehingga proses implantasi trofoblas grandemultigravida sudah sangat jarang bahkan
ke jaringan desidual ibu menjadi terganggu. sudah hampir tidak ada atau tidak ditemukan ibu
Primigravida juga rentan mengalami stres dalam grandemultigravida. Hal ini dikarenakan saat ini
menghadapi persalinan yang akan menstimulasi untuk mengakses sumber informasi sangatlah
tubuh untuk mengeluarkan kortisol. Efek kortisol mudah dibandingkan di masa yang lampau serta
Jurnal Kebidanan Dharma Husada Vol. 6, No. 2 Oktober 2017| 142
Widya Kusumawati : Faktor-Faktor Risiko Kejadian Preeklampsia Pada Ibu Bersalin (Di RS Aura Syifa Kabupaten Kediri Bulan Februari
– April Tahun 2016)

engan Penerapan MediaTerhadap Tingkat Keyakinan Diri dan Keberhasilan Menyusui pada Ibu Post partum

terjadi pergeseran paradigma dimana jumlah pada ibu yang berusia 20-35 tahun, dikarenakan
anak saat ini menjadi pertimbangan dalam hal saat ini kebanyakan ibu yang hamil berusia 20-35
ekonomi keluarga. Orang-orang dulu tahun. Mereka sudah mengetahui jika ibu yang
berpendapat jika mereka mempunyai anak sedang sedang hamil dengan status usianya tua
banyak rejeki mereka semakin banyak juga. itu beresiko pada dirinya sendiri dan juga pada
Sedangkankan saat ini justru kebalikannya jika janin atau bayinya. Namun ibu yang berusia
mereka mempunyai anak banyak tanggung jawab lebih dari 35 tahun tetap harus diwaspadai,
serta kebutuhan mereka juga semakin banyak. karena kondisi fisik ibu hamil dengan usia lebih
Sehingga saat ini jarang ditemukan ibu dari 35 tahun akan sangat menentukan proses
grandemultigravida. Namun grandemultigravida kelahirannya, hal ini pun turut mempengaruhi
tetap menjadi faktor risiko kejadian preeklampsia kondisi janin, kontraksi uterus juga sangat di
pada ibu bersalin, karena ibu yang melahirkan pengaruhi oleh kondisi fisik ibu. Kondisi ibu
lebih dari 4 kali sangat berisiko pada ibu dan yang hamil pada umur lebih dari 35 tahun akan
juga bayinya. Saat ini ibu grandemultigravida mengalami banyak kesulitan karena pada usia
bergeser pada multigravida. Karena saat ini tersebut mudah terjadi penyakit pada ibu dan
sudah di adakan program KB, sehingga jarang karena organ kandungan menua jalan lahir juga
ibu bersalin yang lebih dari 4 kali. tambah kaku sehingga terjadi persalinan macet
dan perdarahan. Disamping hal tersebut
Usia kemungkinan mendapatkan anak cacat juga
Dari hasil penelitian yang diperoleh melalui menjadi lebih besar. Oleh karena itu sebagai
rekam medik pada tabel 4 bahwa dari 43 orang tenaga kesehatan memberikan pengetahuan
ibu bersalin dengan preeklampsia, usia < 20 kepada ibu-ibu tentang bahaya dan resiko dari
sebanyak 3 orang (7%), 20-35 sebanyak 24 hamil dengan usia tua.
(56%), > 35 sebanyak 16 orang (37%).
Usia mempunyai pengaruh terhadap Faktor Lain
kehamilan dan persalinan ibu. Usia yang Distensia rahim berlebihan : hidramnion,
kemungkinan tidak risiko tinggi pada saat hamil ganda, mola hidatidosa, dan janin besar
kehamilan dan persalinan yaitu umur 30-35 Berdasarkan penelitian pada tabel 5 diperoleh
tahun, karena pada usia tersebut rahim sudah siap bahwa dari 43 ibu bersalin dengan preeklampsia
menerima kehamilan, mental sudah matang dan yaitu hidramnion sebanyak 1 orang (2%), hamil
sudah mampu merawat bayi dan dirinya. ganda sebanyak 1 orang (2%) , mola hidatidosa
Sedangkan umur kurang dari 20 tahun dan lebih tidak ada (0%) sedangkan untuk janin besar yang
35 tahun merupakan umur yang risiko tinggi mengalami preeklampsia sebanyak 5 orang
terhadap kehamilan dan persalinan. Dengan (12%).
demikian diketahui bahwa umur ibu pada saat Menurut (Norma, ND, 2013 : 59)
melahirkan turut berpengaruh pada morbiditas preeklampsia terjadi pada 14% sampai 20%
dan mortalitas ibu maupun anak yang dilahirkan. kehamilan dengan janin lebih dari satu . Penyakit
Usia aman untuk kehamilan dan persalinan preeklampsi yang meliputi : nuliparitas, penyakit
adalah 20-35 tahun. Wanita usia > 35 tahun trofoblastik (70% terjadi pada kasus mola
mempunyai risiko untuk menderita hipertensi hidatidosa), janin besar, kehamilan kembar tanpa
kronik yang akan berlanjut menjadi memperhatikan paritas (Varney, 2007: 646).
superimposed preeclamsia ketika sedang hamil Komplikasi hamil ganda pada trimester kedua /
(Prahastiwi, 2008). ketiga meliputi persalinan prematuritas,
Berdasarkan penelitian di RS Aura Syifa kehamilan dengan hidramnion, preeklampsia /
Kabupaten Kediri bulan Februari – April tahun eklampsia, kelainan letak, perdarahan antepartum
2016 di temukan ibu yang berusia lebih dari 35 / plasenta previa / solusio plasenta, gangguan
tahun sebanyak 16 orang (37%). Pada penelitian pertumbuhan janin (IUGR, pertumbuhan
ini ibu berusia lebih 35 tahun tidak sebanyak

143 | Jurnal Kebidanan Dharma Husada Vol. 6, No. 2 Oktober 2017


prematuritas, terjadi anomali pertumbuhan). abortus, cacat bawaan, dismaturitas, janin besar,
(Manuaba : 2008 : 107). kematian dalam kehamilan, kematian neonatal,
Menurut teori diatas dijelaskan bahwa kelainan neurologi, kelainan psikologi kemudian
penyakit mola hidatidosa 70% merupakan faktor hari, hipokalsemia, hiperbilirubimia.
risiko preeklampsia. Namun pada penelitian di (Purwaningsing : 2010 : 135).
RS Aura Syifa Kabupaten Kediri pada bulan Pada penelitian di RS Aura Syifa Kabupaten
Februari – Apri tahun2016 tidak ditemukan pada Kediri bulan Februari-April Tahun 2016 tidak di
mola hidatidosa. Sedangkan mayoritas temukan faktor risiko diabetus melitus. Namun
preeklampsia terjadi pada janin besar sebanyak 5 diabetus tetap menjadi faktor risiko terjadinya
orang (12%). Ibu yang makannya banyak bisa preeklampsia karena diabetus melitus kadar
menyebabkan janin besar, sehingga janin besar glukosa meningkat, itu merupakan salah satu
merupakan faktor risiko terjadinya preeklampsia. faktor menjadi preeklampsia. Serta ibu yang
Namun pada hidramnion dan hamil ganda obesitas oleh faktor genetik, gangguan
masing-masing 1 orang (2%). Namun metabolik, dan konsumsi makanan yang
molahidatidosa tetap menjadi faktor risiko berlebihan, makin gemuk seseorang makin
kejadian preeklampsia pada ibu bersalin banyak pula jumlah darah yang terdapat didalam
walaupun pada penelitian ini tidak ditemukan tubuh yang berarti makin berat pula fungsi
kasus pada molahidatidosa. Karena pemompaan jantung. Sehingga dapat
molahidatidosa juga merupakan faktor yang menyumbangkan terjadinya preeklampsia.
berisiko pada bayi. Sehingga kasus Sehingga hal ini perlu di waspadai.
molahidatidosa juga harus diwaspadai.
Dalam penelitian ini peneliti menyimpulkan Hipertensi kronis
bahwa hidramnion, hamil ganda, mola Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh
hidatidosa, dan janin besar tetap menjadi faktor pada tabel 5 bahwa dari 43 ibu bersalin dengan
risiko terjadinya preeklampsia. Karena ke empat preeklampsia pada ibu yang memiliki riwayat
faktor tersebut juga berbahaya bagi ibu dan juga hipertensi kronis sebanyak 1 orang ( 2% ).
harus di perhatikan. Hipertensi kronis yaitu jika muncul sebelum
kehamilan atau pada usia kehamilan dibawah 20
Diabetus Mellitus minggu, tekanan darah sistolik > 140 mmHg dan
Berdasarkan penelitian diperoleh melalui diastolik > 90 mmHg. Apabila hipertensi
rekam medik didapatkan, pada tabel 5 bahwa didiagnosa selama kehamilan, terapi tidak
dari 43 bersalin dengan preeklampsia, tidak ada kunjung menurun hingga pasca partum.
yang menderita DM. Hipertensi berlanjut berlanjut menjadi
Diabetus melitus merupakan kelainan superimposed preeclamsia ketika sedang hamil.
herediter dengan ciri influensi atau absesnya Pada ibu yang mengalami hipertensi kronis
insulin dalam sirkulasi darah, konsentrasi gula insiden dapat mencapai 25%. Faktor risiko
darah tinggi, dan berkurangnya glikogenesis. yang terkait dengan perkembangan hipertensi
Diabetus mellitus dalam kehamilan pada ibu hamil yaitu congenital,
menimbulkan banyak kesulitan, karena penyakit grandemultigravida, janin besar, kehamilan
ini akan banyak menimbulkan perunahan- dengan janin besar, morbit obesitas. Sedangkan
perubahan metabolik dan hormonal pada klasifikasinya yaitu hipertensi kronis,
penderita yang juga dipengaruhi kehamilan, preeklampsia dan eklampsia, preekalmpsia pada
sebaliknya juga diabetes akan mempengaruhi hipertensi kronis, hipertensi transparan.
kehamilan dengan frekuensi 0,3-0,7% Sedangkan menurut (Manuaba: 2010: 335)
Menurut (Salwa, R, 2016) wanita dengan kehamilan dengan hipertensi dapat berlangsung
riwayat diabetes yang memiliki protein dalam sampai aterm tanpa gejala menjadi preeklampsia
urin mereka sebagai akibat dari komplikasi tidak murni. Hanya sekitar 20% dapat menjadi
nefropati diabetik (penyakit ginjal) memiliki preeklampsia / eklampsia tidak murni
sekitar empat kali peningkatan risiko untuk (superimposed) yang disertai gejala proteinuria,
mengembangkan pre-eklampsia. edema, dan terdapat keluhan nyeri epigastrium,
Komplikasi pengaruh dalam kehamilan yaitu sakit kepala, penglihatan kabur, dan mual serta
abortus, partus prematurus, pre eklamsia, muntah.
hidramnion, kelinan letak janin, insufisiensi Berdasarkan uraian diatas , dapat disimpulkan
plasenta. Sedangkan pengaruh pada janin yaitu bahwa pada penelitian di RS Aura Syifa
Jurnal Kebidanan Dharma Husada Vol. 6, No. 2 Oktober 2017| 144
Widya Kusumawati : Faktor-Faktor Risiko Kejadian Preeklampsia Pada Ibu Bersalin (Di RS Aura Syifa Kabupaten Kediri Bulan Februari
– April Tahun 2016)

engan Penerapan MediaTerhadap Tingkat Keyakinan Diri dan Keberhasilan Menyusui pada Ibu Post partum

Kabupaten Kediri bulan Februari- April tahun terdapat 83 (50,9%) kasuspreeklapmsia


2016 ibu yang mempunyai hipertensi kronis mempunyai riwayat preeklapmsia, sedangkan
sebanyak 1 orang. Hipertensi kronis tetap padakelompok kontrol terdapat 12 (7,3%)
menjadi faktor risiko terjadinya preeklampsia. mempunyia riwayatpreeklampsia.
Karena ibu yang mengalami hipertensi kronis Berdasarkan penelitian di RS Aura Syifa
tekanan darahnya 140/90 mmHg dan itu bisa Kabupaten Kediri bulan Februari – April tahun
beralih ke preeklampsia. Ibu dengan hipertensi 2016 di temukan ibu yang mengalami
kronis sangat berbahaya karena besar preeklampsia dengan riwayat preeklampsia
kemungkinan beralih ke preeklampsia. Oleh sebanyak 6 orang (14% ). Faktor risiko
karena itu di anjurkan ibu- ibu yang hamil untuk preeklampsia pada ibu yang mempunyai riwayat
menjaga pola makan, menghindari makanan preeklampsia perlu di waspadai, karena ibu hamil
yang bisa menyebabkan naiknya tekanan darah. dengan riwayat preeklampsia mempunyai resiko
Dalam usaha untuk menurunkan angka preeklampsia lagi , hal ini perlu di lakukan
kesakitan dan kematian ibu (AKI) dan angka pengawasan lebih ketat pada ibu hamil karena
kematian anak (AKA), bidan memegang peranan sangat berbahaya jika ibu hamil mengalami
yang penting melalui pelaksanaan pengawasan preeklampsia bisa berdampak pada bayinya
kehamilan. Salah satu yang harus diperhatikan juga.
saksama adalah tekanan darah yang seharusnya
dalam batas normal. Bila dijumpai tekanan darah Tidak ada faktor
sekitar 140/90 mmHg sudah harus mendapat Dari hasil penelitian yang diperoleh dari tabel
perhatian bidan untuk mengukur ulang dengan 5 bahwa dari 43 ibu bersalin dengan
tenggang waktu 6 jam. Apabila dalam tenggang preeklampsia sebanyak 67%.
waktu 6 jam tekanan darah masih tetap, Menurut teori ada beberapa faktor- faktor
sebaiknya ibu hamil dikonsultasikan kepada risiko terjadinya preeklamspsia yaitu paritas
dokter. Terdapat kemungkinan bahwa kehamilan (primigravida dan grandemultigravida), usia,
yang disertai hipertensi sewaktu-waktu menjadi faktor lain meliputi (distansia rahim berlebihan
preeklampsia. Bidan dapat melakukan (hidramnion, hamil ganda, molahidatidosa, janin
pengawasan hamil secara ketat sehingga jika ada besar), diabetus melitus, hipertensi kronis,
perubahan harus segera melakukan konsultasi riwayat preeklampsia serta tidak ada faktor
atau merujuk penderita kepusat pelayanan preeklampsia).
terpadu. Dari hasil penelitian yang dilakukan di RS
Aura Syifa Kabupaten Kediri tahun 2016, di
Riwayat Preeklampsia temukan terdapat sebanyak 67% orang
Dari hasil penelitian yang diperoleh pada preeklampsia yang tidak ada faktor risiko
tabel 5 bahwa dari 43 ibu bersalin dengan kejadian preeklampsia. Preeklampsia pada ibu
preeklampsia dengan riwayat preeklampsia bersalin harus mendapatkan pemantauan lebih
sebanyak 6 orang (14%). intensif dengan cara melakukan ANC teratur
Preeklampsia merupakan penyebab kematian pada ibu hamil. Dengan begitu preeklampsia
ibu dan perinatal yang tinggi terutama dinegara dapat segera diatasi atau tindakan lebih lanjut
berkembang. Kematian akibat preeklampsia serta mencari tahu faktor-faktor apa saja yang
meningkat lebih tajam dibandingkan pada tingkat dapat mempengaruhi terjadinya preeklampsia
preeklampsia berat. Oleh karena itu, menegakkan pada ibu bersalin. Sehingga dapat mengurangi
diagnosis preeklampsia merupakan tujuan angka kejadian preeklampsia yang dapat
pengobatan. Dikemukakan beberapa teori yang menyebabkan kematian ibu dan bayi.
dapat menerangkan kejadian preeklampsia
sehingga dapat menetapkan upaya promotif, dan
preventif. Hasil penelitian Agung Supriandono
dan Sulchan Sofoewanmenyebutkan bahwa

145 | Jurnal Kebidanan Dharma Husada Vol. 6, No. 2 Oktober 2017


Simpulan multigravida, usia tertinggi pada rentang 20-35
tahun, dan faktor lain karena distensia rahim
Gambaran faktor-faktor risiko kejadian berlebihan, hipertensi kronis serta riwayat
preeklampsia pada ibu bersalin dengan preeklampsia.
preeklampsia berdasarkan paritas tertinggi

Daftar Pustaka Gin Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. V. L.


Ratumbuysang Kota Manado. Jurnal Ilmiah
Bidan. Vol. 2 No.1. Januari – Juni 2014.
Denantika O, Serudji J, Revilla Gusti Hubungan
Status Gravida Ibu Terhadap Kejadian Rakorpok Kementrian Kesehatan Ri, 2015.
Preeklamsia di Fakultas Kedokteran Andalas Kesehatan Dalam KerangkaSustainable
Padang . Jurnal andalas. Vol 4 No. 1 Februari Development Goals (SDGs). Jakarta.
2015 hal 212-213. Rukiah, A, et al. 2009. Asuhan Kebidanan II
Hidayat, AAA. 2012. Riset Keperwatan Dan Persalinan. Jakarta: Trans Info Media.
Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta : Salemba Sabarguan, 2008. Karya Tulis Ilmiah Untuk
Medika. Mahasiswa D3 Kebidanan. Jakarta :
JNPK-KR, 2008. Asuhan Persalinan Normal. Anggota IKAPI.
Jakarta : Tim Revisi. Sastroasmoro,2008. Dasar-dasar metode
Lubis, NL, 2013. Psikologi Kespro Wanita Dan penelitian klinis. Jakarta: CV Sugeng
Perkembangan Reproduksinya. Jakarta : Sefa.
Kencana Perdana Media Group. Sofian, A. 2013. Sinopsis Obstetri Jilid I.
Manuaba, 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Jakarta EGC.
Kandungan, Dan KB. Jakarta : EGC. Sugiono,2012. Stastitika untuk penelitian.
Marmi,et al. 2015. Asuhan Kebidanan Patologi. Bandung: Alfabeta.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Varney,H,2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan.
Notoatmodjo, S, 2010. Metodologi Penelitian Jakarta: EGC.
Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Wulandari, E, Wijayanti,2014. Jurnal
________, 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Keperawatan, Vol 1, No.1.
Jakarta : Rineka Cipta. Yogi ED , Haryanto, Sonbay E. Hubungan
Nursal, Tamela, Fitrayeni Faktor Risiko Antara Usia Dengan Preeklamsia Pada
Preeklampsia Pada Ibu Hamil Jurnal Ibu Hamil Di Poli KIA RSUD
Kesehatan Masyarakat Andalas, Vol. 10, No. Kefamenanuka Kabupaten Timor Tengah
1Oktober 2015 - Maret hal. 38-44. Utara. Jurnal Delima Harapan, Vol 3,
Nursalam, 2013. Metode Penelitian Ilmu No.2 Agustus-Januari 2014 hal 10-19.
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika Noveliza.2012.Grandemultipara.https://midwif
Padila, 2014. Keperawatan Maternitas. Yogyakarta: eryfonynoveliza.wordpress.com/2012/06/
Nuha Medika. 29/grandemultipara. [akses 22 Mei 2016].
________, 2015. Asuhan Keperawatan Maternitas Salwa.2016.Hubungan Diabetus Melitus
II.Yogyakarta: Nuha Medika. Dengan Preeklampsia.
Purwaningsih, 2010. Asuhan Keperawatan http;//www.diabetics1.com/2016/03/hubu
Maternitas. Yogyakarta : Nuha Medika. ngan-diabetes-dengan-preeklampsia.
Pratiwi, CS, 2013.Faktor Resiko Ibu Hamil. [Akses 18 Mei 2016].
Yogyakarta. Prodi DIII Kebidanan STIKES ‘ Suwanti, Edi Prasetyo Wibowo, & Nur Aini
Aisyiyah. Safitri. (2012) Hubungan Tekanan Darah
Prawirohardjo,S,2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Dan Paritas Dengan Kejadian Preklampsia
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Di Ruang Bersalin RSUP NTB Tahun
________,2013. Ilmu kebidanan. Jakarta: PT Bina 2012. Media Bina Ilmiah . Volume 8, No.
Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 1, Februari 2014. ISSN No. 1978-3787.
Radjamuda N, Montolalu A. Faktor-Faktor Risiko Pp 25-30.
Yang Berhubungan Dengan Kejadian
Hipertensi Pada Ibu Hamil Di Poli Klinik Obs-

Jurnal Kebidanan Dharma Husada Vol. 6, No. 2 Oktober 2017| 146

Anda mungkin juga menyukai