Anda di halaman 1dari 14

1.

Definisi Hormon
Hormon berasal dari bahasa Yunani kuno yaitu Hormaein yang mempunyai arti
yang menimbulkan gairah. Definisi klasik hormon adalah suatu zat kimia organik
yang diproduksi oleh sel-sel khusus yang sehat, dirembeskan melalui aliran darah,
dalam jumlah sedikit dan dapat menghambat atau merangsang aktivitas fungsional
dari target organ atau jaringan.

Hormon adalah subtansi yang dihasilkan oleh sel atau kelompok sel yang bergerak
dalam aliran darah yang mengantarnya ke organ target atau jaringan dalam tubuh
yang memberikan suatu reaksi yang dapat menolong mengkoordinasi fungsi-
fungsi dalam tubuh.

Hormon berasal dari kata hormao yang berarti pembangkit aktivitas adalah sebuah
zat organik. Sifat-sifat atau kekhususan dari hormon adalah zat ini merupakan
pengatur fisiologis terhadap kelangsungan hidup suatu organ atau suatu sistem.
Hormon dapat didefinisikan sebagai zat organik yang diproduksi oleh sel-sel
khusus dalam bahan dan dialirkan ke dalam peredaran darah dan dengan jumlah
yang sangat kecil dapat merangsang sel-sel tertentu untuk berfungsi.
Hormon adalah subtansi yang dihasilkan oleh sel atau kelompok sel yang bergerak
dalam aliran darah yang mengantarnya ke organ target atau jaringan dalam tubuh
yang memberikan suatu reaksi yang dapat menolong mengkoordinasi fungsi-
fungsi dalam tubuh. Hormon dapat memberikan efeknya pada struktur-struktur
target dengan cara :

 Mengubah fungsi gen


 Memengaruhi jalur-jalur metabolik secara langsung
 Mengontrol perkembangan organ-organ spesifik atau produk-produk
skretorisnya.
Hormon adalah zat kimia berupa getah yang dihasilkan kelenjar endokrin dan
disekresi secara alami yang kemudian dibawa darah ke areal yang dituju atau
ditentukan. Adanya hormon menimbulkan efek tertentu sesuai dengan fungsinya
masing-masing. Oleh karena itu, sama halnya dengan sistem tubuh lainnya, sistem
reproduksi juga mempunyai hormon yang memberikan efek dan fungsi dalam
perkembangannya.

1. Perbedaan antara Hormon, Pheromon dan Kairomon


Perbedaan antara hormon, pheromon dan kairomon adalah :

 Hormon dihasilkan oleh tubuh dan bekerja ditubuh itu sendiri.


 Pheromon dihasilkan oleh individu tertentu yang bekerja pada saat ada
atau terdapat lawan jenis.
 Kairomon dihasilkan oleh spesies tertentu yang bekerja padaa individu
yang lain.
1. Kaitan antara Hormon dan Reproduksi
Kaitan hormon dan reproduksi adalah :

 Hormon primer adalah hormon yang berhubungan langsung dengan


reproduksi. Contohnya : spermatogenesi, ovulasi dan lain-lain.
 Hormon-hormon metabolik adalah hormon yang mempertahankan fungsi
tubuh dalam keadaan normal (hemeostatis). Contohnya : insulin, hormon tiroid,
vasopressin dan glukagon
1. Klasifikasi Hormon Reproduksi Berdasarkan Unsur Pembentuknya
Semua hormon berpartisipasi dalam semua aspek reproduksi. Partisipasi ini
mungkin melalui kerja langsung terhadap fungsi fisiologik lingkungan internal
yang menjamin keberhasilan reproduksi atau pengaruh tidak langsung. Hormon-
hormon reproduksi dibagi dalam tiga kategori menurut unsur pembentuknya,
yakni Golongan protein (peptida), Golongan steroid, dan Golongan asam lemak.
Berikut penjelasan dari ketiga golongan hormon diatas, sebagai berikut :

70. Hormon protein atau polipeptida bermolekul besar dengan berat molekul
300-70.000 dalton dengan sifat-sifat mudah dipisahkan oleh enzim sehingga tidak
dapat diberikan melalui oral tetapi harus diberikan melalui suntikan (Contohnya :
Gn-RH).
71. Hormon steroid mempunyai berat molekul 300-400 dalton. Hormon
steroid alami tidak efektif apabila diberikan melalui oral, tetapi steroid sintesis
dan yang berasal dari tumbuhan dapat diberikan melalui oral maupun suntikan
(Contohnya : estrogen, progesteron, dan androgen).
72. Hormon asam lemak mempunyai berat molekul 400 dalton dan hanya
dapat diberikan melalui suntikan (Contohnya : prostaglandin).
73. Fungsi Hormon Reproduksi
Fungsi hormon reproduksi adalah :

 Merangsang keluarnya hormon-hormon lain


 Mempengaruhi fungsi gonad
 Activator sexual
 Mempertahankan kebuntingan
 Melisis corpus luteum
1. Hormon-hormon Reproduksi
Ada empat kelenjar endokrin yang terdapat di dalam tubuh yang dapat
menghasilkan hormon reproduksi, yakni Kelenjar Hipofisa, Kelenjar Ovarium,
Endometrium, dan Testis. Berikut hormon-hormon yang dihasilkan oleh empat
kelenjar tersebut, antara lain :

1. Kelenjar Hipofisa, yang masing-masing bagian anterior meghasilkan tiga


macam hormon reproduksi yaitu, Follicle Stimulating Hormone , Luteinizing
Hormone yang pada hewan jantan disebut dengan Interstitial Cell Stimulating
Hormone dan Luteotropic Hormone, serta bagian posterior yang menghasilkan
dua macam hormon yakni oksitoksin dan vasopressin.
2. Kelenjar Ovarium yang menghasilkan tiga hormon yaitu estrogen,
progesteron, dan relaksin.
3. Endometrium dari uterus yang menghasilkan hormon Prostaglandin.
4. Testis pada hewan jantan menghasilkan hormon testosteron. Kedua belas
hormon ini mempunyai peranan mengatur kegiatan reproduksi pada tubuh hewan,
sehingga disebut hormon reproduksi.
 Hormon Estrogen.
Hormon Estrogen dihasilkan oleh ovarium, Estrogen berguna untuk pembentukan
ciri-ciri perkembangan seksual pada betina yaitu pembentukan payudara, lekuk
tubuh, rambut kemaluan, dan lain-lain.

 Hormon Progesteron
Hormon Progesteron mempertahankan ketebalan endometrium sehingga dapat
menerima implantasi zygot, mengatur pembentukan plasenta dan produksi air
susu.

 Hormon FSH (Folikel Stimulating Hormone)


Hormon ini dinamakan gonadotropoin hormon yang diproduksi oleh hipofisis
akibat rangsangan dari GnRH. FSH akan menyebabkan pematangan dari folikel.

 Hormon LH (Luteinizing Hormone)


Hormon ini ujuga dihasilkan oleh hipofisis akibat rangsangan dari GnRH.
Berfungsi untuk merangsang sekresi kelenjar Gonade / Foliclle menjadi matang
pecah dan ovulasi.

 Gonadotropin Releasing Hormone (GnRH)


GnRH merupakan hormon yang diproduksi oleh hipotalamus diotak. GNRH akan
merangsang pelepasan FSH (folikl stimulating hormone) di hipofisis.

 Hormon Testosteron
Dihasilkan di dalam testes. Berfungsi mempegaruhi pertumbuhan alat kelamin
jantan, menstimulasi bermacam-macam metabolisme tubuh, memperpanajang
daya hidup spermatozoa dalam saluran kelamin, meningkatkan pertumbuhan
tulang.
 Hormon Pertumbuhan / Growth Hormone (GH)
Hormon pertumbuhan (Somatotrop) dihasilkan di Kelenjar hipofisa. Fungsinya
antara lain mengendalikan pertumbuhan & perkembangan, meningkatkan
pembentukan protein, mendorong pertumbuhan umum tubuh, mempercepat
sintesa protein.

 Hormon Prostaglandin (PGF2α)


Dihasilkan di endometrium dari uterus.

1. Klasifikasi Hormon Reproduksi Berdasarkan Cara Kerjanya


Berdasarkan cara kerjanya, hormon-hormon reproduksi dapat dibagi dalam tiga
kelompok yaitu hormon reproduksi primer, hormon reproduksi sekunder, dan
hormon pelepas.

Hormon-hormon reproduksi primer secara langsung memengaruhi berbagai aspek


reproduksi seperti spermatogenesis, ovulasi, kelakuan kelamin, fertilisasi,
pengangkutan ovum, implantasi, kelangsungan kebuntingan, kelahiran, laktasi dan
tingkah laku induk.Hormon-hormon reproduksi sekunder berfungsi untuk
mempertahankan keadaan fisiologik yang memungkinkan terjadinya proses
reproduksi.

Tabel 1. Hormon-hormon reproduksi primer

Kelenjar Hormon Beberapa fungsi


Adenohipofisis Follicle Stimulating spermatogenesis, pertumbuhan
Hormone(FSH) folikel
Luteinizing Hormon (LH) ovulasi, pelepasan estrogen,
pelepasan progesteron
Interstitial Cell Stimulating Stimulasi sel-sel interstitial leydig,
Hormone (ICSH) pelepasan testosteron
Prolaktin/Luteotropic Hormone Pelepasan progesteron, laktasi
(LTH)
Neurohipofisis Oksitosin Kontraksi uterus, kelahiran,
penurunan (let down) susu
Testis Testosteron Spermatogenesis, mempertahankan
sistem kelamin jantan dan sifat-
sifat kelamin sekunder, kelakuan
kelamin jantan.
Ovarium Estrogen/estradiol Mempertahankan sistem saluran
kelamin betina dan sifat-sifat
kelamin sekunder, tanda-tanda
birahi/ekstrus, kelakuan kelamin
betina, stimulasi kelenjar susu,
mobilisasi Ca, dan lemak pada
unggas
Progesteron Implantasi, mempertahankan
kebuntingan, stimulasi kelenjar
susu
Relaxin Relaksasi serviks uteri, kontraksi
uterus, pemisahan simfisis pubis
Plasenta Human Chorionic Seperti LH (LH-like)
Gonadotrophin (HCG)
Pegnan Mare Serum Seperti FSH (FSH-like)
Gonadotrophin (PMSG)
Estradiol Lihat ovarium
Progesteron Lihat ovarium
Relaxin Lihat ovarium
Prostaglandin Luteolisis (melisiskan korpus
luteum)
Reproduksi merupakan hasil kerjasama berbagai sekresi endoktrin terhadap organ
sasaran dan reaksi-reaksi khusus di dalam tubuh. Kelompok ketiga dari hormon-
hormon reproduksi terdapat di dalam hipotalamus dan kelompok hormon ini
disebut sebagai faktor-faktor pelepas (releasing factors).

Tabel 2. Hormon-hormon reproduksi sekunder

Kelenjar Hormon Beberapa fungsi


Adenohipofisis Somatotropic Hormone (STH) Pertumbuhan, sintesa protein
Thyroid Stimulating Stimulasi kelenjar tyroid,
Hormone(TSH) pelepasan tiroksin, dan pengikatan
iodium oleh thyroid
Adrenocorticotrophic Stimulasi korteks adrenal,
Hormone(ACTH) pelepasan kortikoid adrenal
Neurohipofisis Vasopressin (Antidiuretic Pertumbuhan tubuh,
Hormone, ADH) perkembangan dan pematangan,
oksidasi zat makanan
Tri-iodothyronin Sama dengan atas
Thyrocalcitonin Metabolisme kalsium
Pankreas Aldosteron Metabolisme air dan elektrolit
Corticoid Metabolisme karbohidrat, lemak
dan protein
Parathyroid Insulin Metabolisme karbohidrat, lemak
dan protein
Parathormon Metabolisme Ca dan P
Tabel 3. Faktor-faktor pelepas (Releasing factors)
Faktor (Hormon) Fungsi
Gonadotropin Releasing Hormone (Gn-RH) Stimulasi pelepasan gonadotropin (FSH
dan LH)
Thyrotropin Hormone (TRH) Stimulasi pelepasan TSH
Prolacting Inhibition Factore (PIF) Inhibisi pelepasan prolaktin
Corticotropin Releasing Factore ( CRF) Stimulasi pelepasan ACTH
Somatotropic Hormone Releasing Factore(STH- Stimulasi pelepasan STH
RH)
1. Hormon-hormon reproduksi primer
 Kelenjar Hipofisis
Kelenjar hipofisis terletak di dalam legokan pada dasar ruang otak yang dikenal
sebagai sella turcic. Kelenjar ini mensekresikan sejumlah hormon-hormon,
sepertiMelanophore Stimulating Hormone (MSH) dan Vasopressin juga
disekresikan oleh kelenjar hipofisis. MSH mengatur sintesis dan penyebaran
melanin sedangkanVasopressin mempengaruhi tekanan darah dan keseimbangan
air dalam tubuh.
 Hormon-hormon gonadotropin
Kelenjar adenohipofisis mensekresikan tiga hormon gonadotropin yaitu, FSH, LH
dan LTH. Hormon-hormon ini sangat penting dalam pengaturan ovarium dan
testis untuk produksi ova dan spermatozoa dan pelepasan hormon-hormon
gonadal yaitu testosteron, estradiol, dan progesteron.

Fungsi utama FSH menstimulasi pertumbuhan dan pematangan folikel deGraaf di


dalam ovarium dan spermatogenesis di dalam tubuli semeniferi testis. FSH murni
menstimulir pertumbuhan folikel pada hewan betina yang dihipofisektomi tetapi
tidak menyebabkan ovulasi, luteinisasi, atau stimulasi terhadap jaringan
interstistial ovarium.

Luteinizing Hormon (LH) bekerja sama dengan FSH untuk menstimulir


pematangan folikel dan pelepasan estrogen. Sesudah pematangan folikel, LH
menyebabkan ovulasi dengan menggertak pemecahan dinding sel dan pelepasan
ovum. FSH dan LH bersifat sinergistik dalam pengaruhnya terhadap gonad.
Keduanya terdapat dalam berbagai perbandingan yang berimbang sesuai dengan
berbagai kondisi atau tahap siklus kelamin dari berbagai jenis hewan.

Luteotropic Hormone (LTH) atau Prolaktin. Hormon ini merupakan hormon


protein dengan berat molekul 22.000 sampai 35.000. prolaktin yang berasal dari
domba dan sapi tampaknya terdiri dari satu rantai peptida tunggal dengan suatu
konfigurasi siklis dan mengandung jembatan-jembatan disulfida.
 Oksitosin
Oksitosin adalah suatu oktapeptida yang mengandung 8 asam amino yaitu
tirosin, leusin, isoleusin, prolin, asam glutamik, asam aspartic, glisin dan sistin.
Aktifitas oksitosin adalah kontraksi uterus dan let down atau penurunan air susu.
 Hormon-hormon gonadal
Gonad, yaitu testis pada hewan jantan dan ovaria pada hewan betina sebagai
organ-organ kelamin merupakan tempat pembentukan hormon-hormon kelamin
jantan dan betina selain fungsinya sebagai penghasil gamet atau sel-sel kelamin.
Pada umumnya, hormon-hormon gonadal berfungsi mempertahankan organ-organ
kelamin pelengkap dan sifat-sifat kelamin sekunder

Androgen. Androgen atau testosteron merupakan hormon kelamin jantan


diproduksi di dalam testis dan sedikit ole korteks adrenal. Selain androgen, testis
juga menghasilkan sejumlah kecil estrogen. Testosteron dan testis berfungsi
untuk:
1. Diferensiasi sesual organ-organ kelamin luar dan penurunan testis kedalam
skrotum pada fetus yang baru lahir,
2. Keratinisasi epithel praeputium, pemisahan glands penis dari praeputium,
serta pertumbuhan penis dan praeputium pada pubertas,
3. Pertumbuhan dan kelangsungan fungsi kelenjar-kelenjar kelamin untuk
menghasilkan cairan atau plasma semen pada waktu ejakulasi,
4. Keinginan kelamin atau libido dan kesanggupan untuk ereksi serta
ejakulasi,
5. Perkembangan sistem-sistem kelamin sekunder yang khas bagi hewan
jantan, misalnya pertumbuhan tanduk, bentuk tubuh yang kecil pada pinggul,
jengger ayam dan perubahan suara,
6. Kelangsungan sekretoris dan aktivitas absorbsi dan struktur ductulli
eferentes, epididimis, ductus defferensia termasuk ampula,
7. Spermatogenesis, perkembangan dan pematangan spermatid dan
spermatozoa didalam saluran-saluran testiskuler dan memperpanjang umur
sperma di dalam epididymis,
8. Aktifitas metabolik terhadap protein.
Kastrasi (penghilangan testis) yang dilakukan sebelum pubertas akan
menghambat perkembangan fungsi, dan aktivitas organ-organ yang memerlukan
testosteron. Apabila kastrasi dilakukan sesudah pubertas maka akan menyebabkan
atropi organ-organ reproduksi dan terhentinya aktivitas-aktivitas tersebut dapat
dipulihkan kembali dengan penyuntikan preparat-preparat testosteron.
Estrogen. Hormon ini merupakan hormon yang menimbulkan estrus atau birahi
pada hewan betins. Hormon estrogen disekresikan oleh sel-sel theca interna dan
folikel de Graaf. Estrogen bertanggung jawab atas timbulnya sifat-sifat kelamin
sekunder pada hewan betina. Hormon ini menggertak pertumbuhan sistem saluran
kelenjar susu, mempengaruhi deposisi dan distribusi lemak tubuh, serta
mempercepat ossifikasi epifise tulang.
Progesteron. Progesteron merupakan progesteron alamiah terpenting yang di
ekskresikan oleh sel-sel lutein korpus luteum. Fungsi progesteron sulit dipisahkan
dari hormon-hormon lsin seperti estrogen. Hal ini disebabkan progesteron secara
normal bekerja sama dengan estrogen dan steroid-steroid lainnya yang
menghasilkan hanya sedikit pengaruh khusus jika berdiri sendiri. Beberapa
pengaruh progesteron dapat disebut sebagai berikut:
1. Menstimulir pertumbuhan sistem glanduler pada endometrium uterus yang
telah disensitifkan oleh estrogen.
2. Mempertahankan kebuntingan dengan menghasilkan suatu lingkungan
endometrial yang sesuai untuk kelanjutan hidup dan perkembangan embrio,
3. Menghambat otilitas atau pergerakan uterus secara spontan dan
meniadakan atau menurunkan respon miometrium terhadap oksitosin,
4. Dengan menghambat produksi FSH dan LH, progesteron mencegah
terjadinya estrus, ovulasi dan siklus strus,
5. Bekerjasama dengan estrogen untuk menstimulir ovulasi dengan
menggertak LH, apabila disuntikkan dalam jumlah kecil selama permulaan estrus
pada sapi, progesteron akan mempercepat terjadinya ovulasi,
6. Bekerjasama dengan estrogen menyebabkan pertumbuhan dan
perkembangan sistem alveolar kelenjar mammae.
Relaxin. Hormon ini terutama dihasilkan oleh korpus luteum selama masa
kebuntingan. Fungsi fisiologik terutama berhubungan dengan partus yaitu:
1. Menstimulir pemisahan simfisis pubis pada marmot dan mencit sesudah
pemberian estrogen. Fungsi ini mempermudah keluarnya fetus pada waktu partus,
2. Menghambat aktivitas miometrium yaitu menghambat kontraksi uterus,
3. Menurunkan kadar air dalam uterus,
4. Bersama estrogen menyebabkan pertambahab pertumuhan uterus,
5. Meningkatkan pertumbuhan kelenjar susu bila diberikan bersama estrogen
dan progesteron.
 Hormon-hormon plasenta
Gonadotropin telah ditemukan pada plasenta kuda, kera, manusia, dan tikus.
Sifat-sifat fisiologik hormon-hormon plasenta dari kuda dan manusia telah banyak
dipelajari dan merupakan sumber biologik hormon-hormon gonadotropin. Pada
kuda, hormon gonadotropin dihasilkan oleh mangkok-mangkok endometrium
uterus kuda bunting kira-kira 40 sampai 120 hari masa kebuntingan dan tidak
diekskresikan melalui urin tetapi terdapat dalam konsentrasi tinggi pada serum
darah sehingga disebut Pregnant Mare Serum Gonadotrophin ( PMSG).
 Hormon-hormon uterus
Prostaglandin merupakan hormon yang meregulasi beberapa fenomena fisiologik
seperti kontraksi otot polos pada saluran reproduksi dan saluran gastrointestinal,
transpor sperma, ovulasi, kelahiran dan turun susu, menstimulasi kontraksi uterus,
serta meregenerasi korpus luteum.

1. Hormon-hormon reproduksi sekunder


Hormon-hormon reproduksi sekunder adalah zat-zat endoktrin dengan aktivitas
metabolik yang mempertahankan fungsi fisiologik tubuh dan memungkinkan
berlangsungnya proses-proses reproduksi.

Tiroksin. Kelancaran sekresi kelenjar tiroid merupakan salah satu syarat untuk
kelangsungan reproduksi secara normal. Hormon tiroid memengaruhi reproduksi
dn fertilitas dengan mempertahankan hubungan gonadohipofiseal.
Corticoid adrenal. Keterlibatan korteks adrenal dalam proses-proses reproduksi
dinyatakan oleh (a) kesanggupan kelenjar tersebut menghasilkan steroid-steroid
kelamin, dan (b) kegunaan dasar kortikoid adrenal untuk mempertahankan hidup
hewan dan fungsi reproduksi.
Pankreas. Pada umumnya, pancreatectomi (penghilangan kelenjar pankreas) akan
menyebabkan disfungsi aktivitas reproduksi, yaitu perpanjangan waktu atau
pemberhentian siklus estrus dan kelambatan masa pubertas.
Paratiroid. Peninggian aktivitas paratiroid terjadi selama kebuntingan. Pada
sapi,parathreoidectomi selama kebuntingan tidak mempengaruhi kebuntingan
walaupun produksi susu menurun, tetapi pada
kambing parathreoidectomi menimulkan gejala-gejala tetanik dan kegagalan
laktasi.
Thyrocalcitonin. Hormon ini diekskresikan oleh kelenjar tiroid dan berfungsi
menurunkan kadar kalsium dalam darah dan meninggikan retesi kalsium pada
tulang.
Hipotalamus. Hipotalamus berfungsi dalam pengaturan proses penting yang
terjadi secara otomatis, seperti nafsu dan selera makan, detak jantung, kontrol
suhu tuuh, tingkah laku kawin, serta aktivitas neuroendoktrin. Hipotalamus
merupakan pusat pengolahan dan integrasi informasi yang diterima kemudian
menterjemahkan kepada neurohumoral untuk memberikan respon secara
fisiologis.
1. Mekanisme Kerja Hormon dalam Mengatur Fungsi Reproduksi
Secara umum hormon reproduksi dihasilkan oleh tiga bagian utama yakni
Hipotalamus, Hipofisa, dan Gonadotropin. Ketiga bagian inilah yang memegang
peranan penting dalam mensintesis ataupun mensekresikan hormon reproduksi.
Hipotalamus menghasilkan hormon Gn-RH (Gonadotropin Releasing Hormone),
dimana Gn-RH berfungsi untuk merangsang atau menstimulasi hipofisa anterior
untuk mensintesis hormon gonadotropin yakni FSH dan LH, ICSH pada jantan.

Setelah hipotalamus menstimulasi hipofisa anterior, maka hipofisa anterior akan


mensintesis dan melepaskan hormon-hormon gonadotropin yakni FSH (Follicle
Stimulating Hormone) dan LH (Luteinizing Hormone) pada betina dan ICSH
(Interstitial Cell Stimulating Hormone) pada jantan.

Hormon gonadotropin (FSH, LH, dan ICSH) berperan dalam merangsang


perkembangan pada organ reproduksi baik jantan maupun betina. FSH akan
menstimulasi pertumbuhan folikel di dalam ovarium dalam menghasilkan hormon
estrogen tepatnya pada folikel yang terdapat di dalamnya, sedangkan LH akan
menstimulasi ovarium dalam menghasilkan hormon progesteron tepatnya pada
corpus luteum.

Pada jantan, FSH akan menstimulasi testis dalam menghasilkan dan mengatur
perkembangan sperma serta proses spermatogenesis tepatnya di dalam tubulus
seminiferus. Sedangkan LH akan menstimulasi testis dalam mensintesis hormon
testosteron yang tepatnya berlangsung di dalam sel leydig atau sel interstitial.

1. Mekanisme Kerja Hormon Reproduksi pada Hewan Betina


Telah diketahui bahwa hipotalamus merupakan kelenjar sumber hormon
reproduksi. Dimana hipotalamus dalam kerjanya menghasilkan hormon Gn-RH
yang kemudian Gn-RH akan menstimulasi hipofisa anterior dalam mengatur
pelepasan hormon FSH dan hormon LH. Hormon FSH akan menstimulasi
pertumbuhan folikel dalam ovarium dan menghasilkan hormon estrogen,
sedangkan hormon LH akan menstimulasi corpus luteum dalam ovarium untuk
menghasilkan hormon progesteron. Apabila terlampau banyak FSH yang
dilepaskan oleh HA (hipofisa anterior) maka kadar estrogen yang dihasilkan oleh
folikel akan semakin meningkat, disinilah peranan enzim inhibin dalam
menghambat folikel dalam menghasilkan hormon estrogen melalui feedback
negatif terhadap HA (hipofisa anterior).

1. Mekanisme Kerja Hormon Reproduksi pada Hewan Jantan


Tidak jauh beda dengan penjelasan diatas, hal yang membedakan adalah pada
hewan jantan yang berperan sebagai alat reproduksi primer adalah testis. Di dalam
testis terdiri dari tubulus seminiferus dan sel leydig. Tubulus seminiferus akan
menghasilkan dan mengatur perkembangan sperma dalam proses
spermatogenesis, sedangkan sel leydig berperan dalam mensintesis hormon
testosteron.

Proses spermatogenesis yang terjadi di dalam tubulus seminiferus distimulasi oleh


FSH sedangkan pelepasan hormon testosteron oleh sel leydig distimulasi oleh
ICSH. Apabila terlampau banyak FSH yang dilepaskan oleh HA (hipofisa
anterior) maka kadar spermatozoa yang dihasilkan oleh tubulus seminiferus akan
semakin meningkat, disinilah peranan enzim inhibin dalam menghambat tubulus
seminiferus dalam menghasilkan spermatozoa melalui feedback negatif terhadap
HA (hipofisa anterior).

Daftar Pustaka
Dellmaan, Brown. 1992. Buku Teks Histologi Veteriner II 3rd. Jakarta: UI Press.
Hardjopranjoto, S. 1995. Ilmu Kemajiran Pada Ternak. Airlangga University
Press. Surabaya.
Isnaeni, W. 2006. Fisiologi Hewan. Yogyakarta : Penerbit Kanisius.
Linda J. Heffner and Danny J. Schust., At a Glance Sistem Reproduksi, Jakarta:
EGC, 2008.
Luqman, M., 1999. Fisiologi Reproduksi. Fakultas Kedokteran
Hewan. Universitas Airlangga. Surabaya.
Syaifuddin., Fisiologi Tubuh Manusia, Jakarta: Salemba Medica, 2011.

Anda mungkin juga menyukai