Anda di halaman 1dari 132

BAGIAN VII

Obatr Endokrin

Horrnon-Hormon Hipotalamik &


H ipof isis
Susan B. Masters, PhD*

Kontrol metabolisme, pertumbuhan, dan reproduksi c1i- terrnasuk sistenr verra porta Yang ttrendrainase hipota-
perantarai olel'r kombinasi sistem saraf dan endokrin lamus dan memperdarahi hipofisis auterior. Sisteur veua
yang terletak pada kelenjar hipotalamus clar-r hipofisis. porta mcmbalva homron L)engatllr 1,ang kecil (Cambar
Berat kelerrjar hipofisis rata-rata sekitar 0,6 g clan terletak 37-1, Tabel 37-1) clari hipotalamus ureuuju hipofisis an-
di dasar otak di dalarn hrlang sela tursika di clekat kiasura te ri ol.
optik darr sinus kavernus. Kelenjar hipofisis terdiri c{ari Flormon lobus posterior disintesis di dalam l-ripota-
lobus arrterior (adenohipofisis), clan lobus posterior (neu- lanrus clarr diaugkut melalui serabut neurosekretori c1i
rohipofisis) (Gambar 37-1). Kelenjar irri terhuburrg dengan dalanr tangkai hipofisis tnenuju lobus posterior tenrpat
hipotalamus varrg terletak cli atasnya oleh tangkai yarrg hormorr tersebut dilepaskarr ke dalam silkulasi.
rurengar-rdung serabut neurosekretori dan pembuluh darah, Obat yang meniru atau meurblokade efek hormon hi-
potalanrik dan hipofisis memiliki aplikasi famrakologik
c1i clalam tiga daelal-r utama: (1) sebagai terapi pengganti
pacla keadaan defisiensi horurou; (2) sebagai antagonis
SINGKATAN ur.riuk penyakit yang disebabkan karena produksi hormon
ACTH HormonadrenokortikotroPik hipofisis ),ang berlelrih; dan (3) sebagai alat diagnostik
CRH Hormon pelepas kortikotroPin untrrk nrengenali betrerapa kelainan endokrin.
FSH Hormon perangsang folikel
GH Hormon pertumbuhan
GHRH' Hormon pelepas GH HORMON HIPOFISIS
GnRH Hormon pelepas gonadotroPin
IGF Faktor pertumbuhan seperti insulin ANTERIOR DAN REGU!.ATOR
LH Hormon pelutein (luteinizing) HIPOTALAMIKNYA
PRL Prolaktin
rhGH Hormon pertumbuhan manusia Seluruh horrnon yang dihasilkan oleh hipofisis anterior,
rekombinan
kecuali prolaktin (PRL), aclalal-r peserta kunci di dalam
SST Somatostatin
sistenr homronal tempat tnereka nengatur produksi hor-
TRH Hormon pelepas tirotroPin
TSH Hormon perangsang tiroid (tirotropin) mon jaringan perifer yang melakukan fungsi pengaturan
telakhir. Di dalam sistet.n ini, sekresi hormon hipofisis
beracla di bart'ah kenclali sebuah hormon hipotalamik.
*ptnulis menghargai kontribusi pcuulis scbclutnlrva, yaitu Dr P,A Setiap sistem atau sumbu kelenjar hipotalamik-hipofisis-
Fitzgcr.rlcl. er-rdokrin memberikan banvak keseurpatan bagi peng-

617
618 / BAB 37

Hipotalamus kan, membenfuk satu kelompok. Kedua honnon ini


mengaktifkan reseptor superfarnili JAK/STAT (lihat bab
TRH 2). Tiga horrnon hipofisis-hormon perangsang tiroid
CRH
GnRH (TSH, tirotropin), hormon perangsang folikel (FSH),
dan hormon pelutein (LH)-adalah protein dirnerik yang
rnengaktifkan reseptor protein G terkopel (Bab 2). Hor-
.mon perangsang tiroid, FSH, dan LH megriliki rantai cr
yallg sama. Rantai p-nya,walaupun agak serupa sahr sama
lain, cukup berbeda unbuk rnernberikan spesifisitas re-
Sistem septor. Akhirnya, hormon adrenokortikotropik (ACTH),
vena porta
yaitu suatu peptida tunggal yang dipisahkan dari prekur-
Hipofisis Hipofisis sor yang lebih besar yang juga mengandung endorfin-p
anterior posterior
peptida (lihat Bab 31), mewakili kelornpok ketiga. Namun,
/ot
./o oa(
to ACTH sama seperti TSH, LH, clan FSH, yaitu bekerja me-
-oo, lalui reseptor protein G terkopel.
oo/,t Hormon perangsang tiroid, FSH, LH, dan ACTH
oo-o
GH \.o memiliki kesamaan dalam pengafuran procluksinya cli
TSH I,ipofisis. Sernuanya berada di bawah kendali peptida
ACTH PRL oksitosin hipotalarnik yang merangsang produksinya dengan cara
LH
FSH bekerja pada reseptor protein G terkopel (tabel 37-1). pe-
lepasan hormon perangsang tiroid diatur oleh hormon
pelepas tirotropin (TRH), sedangkan pelepasan LH dan
\
1;;;\ FSH (keduanya dikenal sebagai gonadotropir-r) dirang-
sang secara berkala oleh hormon pelepas gonadotropin
(GnRH). Pelepasan adrenokortikotropin dirangsang oleh

\l7 hormon pelepas kortikotropin (CRH). Ciri-ciri peng-


aturan penting yar-rg terakhir yang dimiliki oleh ketiga
horrnon yang strukturnya berhubungan ini adalah bahwa
hormon ini dan faktor pelepas hipotalamiknya adalah
subjek pengaturan pengharnbatan umpan balik oleh hor-
Gambar i7-1. Sistem endokrin hipotalamik-hipofisis. Kecuali mon lain yang diatur produksinya oleh ketiga hormon
prolaktin, hormon yang dihasilkan oleh hipofisis anteribr akan tersebut. Produksi hormon perangsang tiroid dan TRH
merangsang produksi hormon kelenjar endokrin perifer atau dihambat dua hormon tiroid yang penting, yaitu tiroksin
hati. Prolaktin dan hormon yang dilepaskan oleh hipofisis
posterior (vasopresin dan oksitosin) bekerja langsung pada dan triiodotironin (Bab 38). Produksi gonadotropin dan
jaringan sasaran. Faktor hipotalamik mengatur pelepasan GnRH dihambat oleh estrogen dan progesteron pacia
hormon hipofisis anterior. (ACTH, adrenokortikotropin; ADH, wanita, dan oleh androgen seperti testosteron pada pria.
hormon antidiuretik [vasopresin]; CRH, hormon pelepas Produksi ACTH dihambat oleh korfisol. pengaturan
kortikotropin; DA, dopamin; F5H, hormon perangsang folikel;
GH, hormon pertumbuhan; GHRH, hormon pelepas GH; GnRH,
umpan balik penting bagi kontrol fisiologik fungsi tiroid,
hormon pelepas gonadotropin; LH, hormon pelutein; pRL, korteks adrenal, dan gonad dan juga sangat penting dalam
prolaktin; SSL somatostatin; TRH, hormon pelepas tirotropin; terapi farmakologik yang rrempengaruhi sistem ini.
TSH, hormon perangsang tiroid.) Kontrol hormon hipotalamik GH dan prolaktin ber-
beda dengan sistem pengaturan TSH, FSH, LH, dan
ACTH. Hipotalamus menghasilkan dua hormon yang
aturan neuroenclokrin kompleks fungsi perfumbuhan,
mengatur GH; hormon pelepas GH (GHRH) merangsang
perkembangan, dan reproduktif.
produksi hormon pertumbuhan, sedangkan peptida so-
matostatin (SST) mengharnbat produksi hormon pertum-
RESEPTOR HORMON HIPOFISIS buhan. Hormon pertumbuhan (GH) dan mediator perifer
primemya, yaitu faktor pertumbuhan-l seperti insulin
ANTERIOR DAN HIPOTALAMIK
0GF-1), juga mernberikan umpan balik unruk mengham-
Hormon hipofisis anterior dapat digolongkan berdasarkan bat pelepasan GH. Produksi prolaktin dihambat oleh ka-
struktur horrnon dan jenis reseptor yang mereka aktifkan. tekolamin dopamin yang bekerja melalui reseptor dopa-
Hormon pertumbuhan dan prolaktin, yaitu suatu hormon min subtipe D". Hipotalarnus tidak rnenghasilkan hormon
protein rantai tunggal yang memiliki homologi signifi- yang merangsang produksi prolaktin.
HORMON-HORMON HIPOTALAMIK & HIPOFISIS / 619
Tabet 37-1 . Hubungan antara hormonatau mediator hipotalamik, hipofisis anterior, dan organ sasaran.l

Hormon perangsang tiroid (TSH) (+)


Hormon pelepas tirotropin (TRH) Tiroid Tiroksin, triiodotironin
Ad renokortikotropi n (ACTH) Hormon pelepas kortikotropin Korteks Glukokortikoid,

Hormon perangsang folikel (F5H) Hormon pelepas gonadotropin Gonad Estrogen, progesteron,
Hormon pelutein (LH) (GnRHX+)'z testosteron
Prolaktin (PRL) Dopamin (-) Payudara
(+) = perangsang; (-) = penghambat
lseluruh hormon rni bekerja melalui reseptor protein G terkopel kecuali hormon pertumbuhan dan prolaktin yang bekerja melalui reseptor JAK/
5TAT.
,GnRH endogen yang dilepaskan secara berkala, akan merangsang pelepasan LH dan FSH. Jika diberikan terus-menerus sebagai obat. GnRH dan
analognya akan menghambat pelepasan LH dan FSH.

Seluruh hormon hipofisis darr hipotalamik yang dije- Tabel 37-2. Penggunaan klinis hormon hipotalamik
laskan sebelumrrya, tersedia urrtuk digunakan bagi ura- dan analognya.
nusia, tetapi hanya beberapa hormon saja yarrg memiliki
Hormon hipotalamik Penggunaan klinis
kepentingan klinis utan'ra. Kareua semakin mudahnya
pemberian hormon kelenjar endokrin sasaran atau analog Hormon pelepas GH (GHRH) Jarang digunakan sebagai
uji diagnostik untuk
sintetiknya, hormon hipotalan'rik dan hipofisis yang ber-
responsifitas GH
l-rubungan (TRH, TSH, CRH, ACTH, GHRH) tidak digu-
Hormon pelepas tirotropin Jarang digunakan untuk
nakan secara klinis atau jararrg digunakan untuk uji diag-
(TRH, protirelin) mendiagnosis hiper- atau
nostik khusus. Agen-agen ini dijabarkarr di Tabel 37-2 dan hipotiroid isme
37-3 dan tidak dibal'ras lebih jauh pada bab ir-ri. Sebaliknya,
Hormon pelepas Jarang digunakan untuk
GH, somatostatin, LH. FSH, GnRH, dan dopan'rin analog- kortikotropin (CRH) membedakan penyakit
nya sering digunakan dan akau dijelaskan berikut ini. Cushing dengan sekresi
ACTH ektopik
HORMON PERTUMBUHAN Hormon pelepas Jarang digunakan secara
(SoMATOTROPTN) gonadotropin (GnRH) berkala untuk mengobati
infertilitas yang disebabkan
Hormon perfur-trbuhan, I'aitu salah satu horuton peprida oleh disfungsi hipotalamik
yang dihasilkan oleh hipofisis anterior, diperlukan selama
Analog yang digunakan
masa kanak-kanak dan remaja unhrk mencapai ukurar-r
di dalam formulasi /ong-
lubuh dewasa normal dan n'remiliki efek penting selalna acting untuk menghambat
kehidupan pasca lahir pada rnetabolisme lemak dan kar- fungsi gonad pada pria
bohidrat, dan pada massa tubuh tanpa len'rak. Efeknya penderita kanker prostat
terutama diperantarai rnelalui faktor pertumbuhan-1 se- dan pada wanita yang
menjalani teknologi
perti insulin (IGF-l, somatomedin C) dan lebih jauh lagi
reproduktif bantuan
baik secara langsung dan rnelalui faktor pertumbuhan-2 (ART=35561u4 rep rodu ctive
sepelti insulin 0GF-2). Individu yang menderita defi- tech nol ogy) atau wan ita
siensi GH kongenital atau didapat selama masa kanak- yang memerlukan supresi
kanak atau remaja akan gagal mencapai tirrggi dewasa ovarium karena gangguan
ginekolgis
yang diperkirakan darr mengalarni peningkatan lemak
tubuh yang tidak sebanding serta pungurangan massa Dopamin Analog yang
digunakan untuk terapi
otot. Orang dewasa penderita defisiensi GH juga rnemi-
h iperprolaktinem ia
liki massa tubuh tanpa lemak yang sedikit dan tidak se-
banding.
620 / BAB 37

Tabel 37-3. Penggunaan diagnostik hormon injeksi subkutan sehingga mGH dikeluarkan sekitar dalam
perangsang tiroid dan adrenokortikotropin. l bulan.

-!Lgl-T.9.T,...:.:..::l:.ii.,:- .l:.19.9-yL:.ll,9i:.s..1-"_:t!L.._.. ._,..' Farmakodinamik


Hormon perangsang Pada pasien yang telah menjalani
tiroid (TSH; terapi pembedahan untuk karsinoma
Honnon pertumbuhan mernperantarai efeknya melalui
tirotropin) tiroid, untuk menguji rekurensi reseptor perrnukaan sel pada superfamili reseptor sitokin
dengan cara memeriksa pencitraan JAK/STAT. Dirnerisasi dua reseptor GH dirangsang oleh
1131 di seluruh tubuh yang dirangsang rnolekul GH tunggal dan rnengakLifkan kaskade pengisya_
TSH dan tiroglobulin serum rat yang diperantarai oleh tirosin kinase JAK yang terkait
Adrenokortikotropin Pada pasienyangdicurigai reseptor dan STAT (lihat Bab 2). Hormon pertumbuharl
(ACTH) menderita insufisiensi adrenal, untuk rnemiliki efek yang kompleks pada pertumbuhan, korn-
_ I 9.t g_yLt L9-lp__._t _!:f_l:-.. i.. _. _ _ _ _ _ posisi tubuh, dan rnetabolisme karbohidrat, protein, dan
pada pasien yang dicurigai mende_
lemak. Efek pemacu perturnbuhan diperantarai rnelalui
rita hiperplasia adrenal kongenital,
peningkatan produksi IGF-1. Sebagian besar IGF-1 yang
untuk mengidentifikasi defisiensi 21-
hidroksilase, def isiensi I 1-B hidroksi- beredar diproduksi di dalarn hati. Honnon pertumbuhan
lase, dan def isiensi 3-hidroksi-As juga merangsang produksi IGF-1 di dalam tulang, tulang
steroid dehidrogenase, berdasarkan rawan/ otot, dan ginjal tempat autokrin atau parakrin me_
pada steroid yang berakumulasi lnegang peran. Hormon pertumbuhan menstimulasi per_
sebagi respon terhadap pemberian
tumbuhan tulang longitudinal sampai epifisis menutup-
ACTH (lihat Gambar 39-1 dan Bab
3s) nrendekati akhir pubertas. Baik pada anak ltlaupun orang
dewasa, GH merniliki efek anabolik pada otot dan efek
katabolik pada sel lemak yang nrengubah keseirnbangan
lnassa tubuh berupa peningkatan ulassa otot clan
Kimiawi dan Farmakokinetik pengurangan lemak pusat. Efek GH pada metabolisme
A. Srnuxrun karbohidrat bermacam-ntacam, sebagian karena GH dan
IGF-1 memiliki efek berlawanan terl-radap sensitivitas
Hormon pertumbuhan (somatotropin) merupakan suatu
irrsulin. Hormon perLur-r.rbuhan mengurangi sensitivitas in-
peptida yang terdiri dari 191 asarn amino dengan 2 jem-
sulin yang menghasilkarr hiperinsulinemia ringan. Sebalik-
batan sulfhidril. Strukturnya sangat mirip dengan pro-
nya, pada pasien yang tidak mampu merespon GH er.rclo_
laktin. Dahulu kala, hormon pertumbuhan yang cliguua-
ger-r karena reseptor GH yang bermutasi, IGF-1 yang bekerja
kan unfuk terapi, diisolasi dari hipofisis ma)/at rllanus'a.
melalui reseptor IGF-1-nya sendiri dan melalui reseptor
Namun, bentuk GH ini terbukti terkontaminasi oleh prion
insulirr menurunkan glukosa serum darr mengurangi
yang dapat menyebabkan penyakit Creutzfeldt-Jakob. Ka-
insulin yang beredar.
rena alasan ini, GH jenis tersebut tidak digunakan lagi.
Telah disetujui dua jenis hormon pertumbuhan ma-
Farmakologi Klinis
nusia rekombinan (rhGH) untuk penggunaan klinis. So-
matotropin adalah suatu rarrgkaian yang terdiri dari A. Drrrsrerusl HoRMoN Prnrurvlsuxanr
191 asam amino yang identik dengan bentuk asli utarna Defisiensi hormon pertun.rbuhan dapat memiliki dasar ge-
hormon pertumbuhan rnanusia. Somatrem memiliki 192 rretik atau bisa didapat karena kerusakan hipofisis atau
asam amino yang terdiri dari 191 asam amino hormon per- hipotalarnus oleh tumor, infeksi, pembedahan, atau terapi
turnbuhan ditan'rbah residu ekstra rnetior-rin pada ujung radiasi. Pada masa kanak-kanak, defisiensi GH cligarnbar-
amino terminal. Dua sediaan ini tampak ekuipoten. kan perawakan pendek dan gemuk di daerah perut. (Neo-
natus yang menderita defisiensi GH terisolasimemiliki
B. Aesonest, Merneoltsrilr, DAN EKsKRESI
ukurau lahir normal, mungkin karena GH fetal tidak di-
Hormon perfurnbuhan endogen dalam sirkulasi mempu- perlukan untuk pertumbuhan prenatal norrnal.) Tanda
nyai waktu paruh 20-25 menit dan terutama dibersihkan awal defisiensi GH yang lain adalah hipoglikernia karena
oleh hati. Hornon pertumbuhan manusia rekombinan kerja insulin yang tidak dihambat, dan anak kecil sensitif
diberikan secara subkutan sebanyak 3-6 kali per rninggu. terhadap keadaan ini. Kriteria untuk diagnosis defisiensi
Kadar puncak terjadi dalam 2-4 jam dan kadar clarah aktif horlnon pertumbuhan biasanya nreliputi: (1) kecepatan
menetap selama kira-kira 36 jam. pertumbuhan di bawah 4 cm per tahun dan (2) tidak ada-
Suspensi sometropin yang dapat diinjeksikan adalah n)/a respons hormon pertuntbuharr dalam serum terhadap
kelahiran hidup preparat mGH krja lama terbungkus dalam dua pemicu sekresi hormorr pertumbuhan. Insidensi defi-
mikrosfer. Mikrosfer tersebut diurai secara lambat setelah siensi honnon perturnbuhan kongenital kira-kira 1:4000.
HORMON-HORMON HIPOTALAMIK & HIPOFISIS / 621
Pengobatan dengan rhGH mernbuat sebagian besar anak hidrat. Pada pasien anak yang rnenderita sindrom Prader-
yarrg merniliki perawakan pendek karena defisiensi GH Willi dan gagal tumbuh, terapi GH n'rengurangi lemak
mencapai tinggi dewasa normal. tubuh dan rneningkatkan massa tubuh tanpa lemak, per-
Dahulu, diyakini bahwa orang dewasa penderita de- tumbuhan linear, dan penggurlaan energi.
fisiensi GH tidak rnenunjukkan sindrom yang signifikan. 'Ierapi hormon perturnbuhan juga telah terbukti me-
Namun, penelitian lebil'r lanjut menunlukkan bahwa orang miliki efek )/ang sangat menguntungkal pada tinggi akhir
dewasa penderita GH sering menderita obesitas nlenye- fubuh wanita yang menderita sindrom Turner, sindrom
luruh, pengurangan massa otot, astenia, dan pengurang- ini clisebabkan oleh kariotipe 45,XO. Pada uji klinis, te-
an curah iantung. Orang dewasa penderita defisiensi GH rapi GH telah terbukti rneningkatkan tinggi akhir tubuh
yang merrdapatkan terapi GH telah rnenunjukkan per- warrita penderita sindrom Turner sebanyak 10-15 crn (4-6
baikan pada manifestasi-manifestasi tersebut. inci). Karena wanita penderita sindrorn Turner juga tidak
rnemiliki ovarium atau ovariumnya rudimenter, GH harus
B.Tenapt Honuoru PeRruMguxnN PADA Pnsrrru Arunr
digabungkan dengan steroid gonad secara seksama unfuk
Ynruc MertanrKr PERAwAKAN PENDEK
merrcapai efek tinggi fubuh maksirnal.
Walaupun perbaikan dalam pertumbuhan yang paling Kondisi gagal tumbuh l,ang lain yang disetujui untuk
bagus terjadi pada pasien penderita defisiensi GH, GH diterapi dengan GH terrnasuk gagal ginjal kronik pada
eksogen memiliki beberapa efek terhadap tinggi badan pasien anak dan kondisi kecil ur-rtuk masa kehan"rilan
pada anak-anak 1'ang meniliki perawakan p.reldek kare- pada saat lahir, dan arrak tersebut gagal untuk rnengejar
na faktor selain defisiensi GH. Hormon pertumbuhan pertumbuhannya pada urnur 2 tal"run. Pada semua pasien
telah disetujui untuk beberapa kondisi (tabel 37-4) dan anak ini seperti juga pada pasien penderita defisiensi GH,
telalrdigunakan secara eksperirnental atau off-label pada penting untuk memulai terapi GH sebelum epifisis tulang
sebagian besar kasus lain. Sindrom Prader-Willi adalah panjang menutup.
suatu penyakit genetik dorninan autosomal yang meng- Perrggunaan resrni GH yang paling kontroversial ada-
akibatkan gagal tumbuh, obesitas, dan intoleransi karbo- lah pada anak-anak penderita perawakan pendek idio-
patik, yang juga dikenal sebagai perawakan pendek non-
Tabel 37-4.
Penggunaan klinis hormon pertumbuhan
defisiensi hormon pertumbuhan. Kelonrpok ini adalah
manusia rekombinan. populasi heterogen yallg secara klinis didefinisikan de-
ngan tinggi fubuh berupa deviasi standar sebesar 2,25 atau
1,5a;1gn tqrypeutik
lebih di bawah nilai normal rrasional untuk anak pada
:r'Pflmef 1f': :i:'r' Kondisi klinisl:.: usia sebaya. Arrak-anak varrg masuk ke dalar.n kategori irri
Pertumbuhan Kegagalan pertumbuhan juga merniliki tingkat pertumbuhan yang tidak mungkin
pada pasien anak-anak yang rnencapai kisaran tinggi tubuh dewasa norrnal serta tidak
berhubungan dengan: adanya kondisi yang diketahui menyebabkan gangguan
Defisiensi hormon
pertumbuhan. Pada kelornpok anak ini, terapi GH selama
pertumbuhan
Gagal ginjal kronik beberapa tahun akan menghasilkan perringkatan tinggi,
Sindrom Prader-Willi tubulr dewasa rata-rata sebanyak 4-7 crn (7,57-2,76 incl)
Sindrom Turner pada biaya rata-rata sebesar $35.000 untuk setiap inci yarrg
Perawakan pendek idiopatik dicapai. Masalah kompleks yang terlibat dalam hubungan
pada pasien anak
cost-risk-bcnefif pada penggunaan GH ini penting, karena
Kecil untuk masa kehamilan diperkirakan sebar-ryak 400.000 anak di AS mernenuhi kri-
dan gagal untuk mengejar
teria diagnostik unfuk perawakan pendek idiopatik.
pertumbuhan pada umur 2
tahun Terapi unfuk anak penderita perawakan pendek harus
dilakukan oleh spesialis yang berperrgalaman dalam
Keadaan metabolik yang Defisiensi hormon pertumbuhan
membaik, peningkatan pada dewasa penggunaan GH. Terapi dimulai pada dosis sebesar 0,025
massa tubuh tanpa ng/kg per hari dan dapat ditingkatkan menjadi dosis
lemak, merasa sehat rnaksimal sebesar 0,045 mg/kg per hari. Suspensi soma-
Peningkatan massa Kondisi lemah pada pasien tostatin yang dapat disunbikkan adalal-r sediaan rhGH
tubuh tanpa lemak, penderita AIDS yang diberikan secara subkutan pada dosis '1,5 mg/kg
ketahanan fisis per bulan atau 0,75 mg/kg dua kali per bulan. Anak-anak
Fungsi gastrointestinal 5indrom usus pendek (short harus diobservasi dengan cermat perlambatan kecepatan
yang membaik bowel syndrome) pada pasien perturnbuhan, yang dapat menandakan perlunya pening-
yang juga menerima makanan katan dosis atau kemungkinan penyatuan epifisis atau
tambahan khusus
penyakit yang mengiringi seperti hipotiroidisme atau
622 I BAB37

malnutrisi. Anak-anak penderita sindrom Turner atau in- intrakranial yang dapat berrnanifestasi sebagai perubah-
sufisiensi ginjal kronik memerlukan dosis yang agak lebih an penglihatar-r, sakit kepala, mual, atau rnuntah. Bebe_
tinggi. rapa anak mengalarni skoliosis selama masa pertumbuhan
cepat. Pasien penderita sindrom Turner memiliki resiko
Penggunaan lain hormon pertumbuhan otitis rnedia selama menerima terapi GH. Hipotiroiclisme
Hormon pertumbuhan rltempengaruhi sebagian besar sering ditemukan s'elama terapi GH, sehingga pernerik-
sistem organ dan juga memiliki efek anabolik. Hormon saan periodik fungsi tiroid perlu dilakukan. Telah terjacli
ini telah diuji dalam beberapa kondisi yang berkaitan de- pankreatitis, ginekomastia, dan pertumbuhan nevus pada
ngan keadaan katabolik berat dan telah disetujui untuk pasien yang menerima terapi GH. Orang dewasa cen_
terapi pada pasien AIDS yang kondisinya lemah. Pada derung mengalarni lebih banyak efek simpang dan terapi
tahun 2004, GH telah disetujui untuk terapi pada pasien GH. Edema perifer, mialgia, dan artralgia (terutama di
penderita sindrom usus pendek yang tergantung pada tangan dan pergelangan tangan) sering terjadi tetapi
nutrisi parenteral total (TPN=to tal parenteral nutrition). Se- menghilang dengan pengurangan dosis. Dapat terjacli
telalr dilakukan reseksi usus atau bypass, usus fungsional sindrom lorong karpal (Carpal ttn'nrcl syndrome). Terapi
yang tersisa pada sebagian besar pasien akan rnengalami hormon pertumbuhan meningkatkan aktivitas sitokrom
adaptasi yang luas yang memungkinkan usus tersebut isoforrn P450 yang dapat rnengurangi kadar obat clalam
menyerap nutrien dengan adekuat. Namun, sebagian pa- serum yang telah dimetabolisasi oleh sistem enzim ter_
sien gagal untuk beradaptasi dengar-r adekuat dan meng- sebut (lihat Bab 4). Tidak terdapat peningkatan insiclens
alami sindrorn malabsorpsi. Hormon pertumbul"ran ter- keganasan di antara pasien yang rnenerima terapi GH,
bukti meningkatkan pertumbuhan usus dan memperbaiki tetapi terapi GH dikontraindikasikan pada pasien yang
fungsinya pada hewan percobaan. Hasil terapi GH pada diketal-rui keganasan. Retinopati proliferatif jarang terjacli.
pasien penderita sindrom usus pendek dan tergantung Terapi hormon pertumbuhan pada pasien yang sangat
pada nutrisi parenteral total tercampur dengan hasil uji sakit tanrpakny a nteningkntkan at rgka kematian.
klinis yang telah dipublikasikan sebelumnya. Hormon per- Efek samping suspensi sornatotropin kerja-lama yang
turnbuhan diberikan bersarna glutamin yang juga merni- dapat disuntikkan tennasuk nodul di lokasi penyuntikan
liki efek trofik pada mukosa usus. yang menetap selama 5-7 hari (96%), ederna, artralgia,
Hormon pertumbuhan adalah bagiat"r populer pro- kelelahan sesaat (24%), mual derajat ringan sarnpai me-
gram antipenuaan. Kadar GH di dalam serum biasanya rrengah (24%), dan sakit kepala (36%).
berkurang seiring penuaar-U program antipenuaan meng-
klaim bahwa penyuntikan GH atau pernberian obat yang MECASERMIN
bertujuan unfuk meningkatkan pelepasan GH adalah Sejurnlah kecil anak penderita gagal tumbuh mengalarni
obat antipenuaan yang efektif. Menarik diketahui bahwa defisiensi IGF-1 berat yang tidak responsif terhaclap GH
dalam sejumlah penelitian pada tikus dan nernatoda C eksogen. Penyebabnya termasuk mutasi pada reseptor
elegans menunjukkan dengan jelas bahwa analog GH ma- GH dan perkembangan antibodi penetral GH. pada tahun
nusia dan IGF-1 secara konsisten nwnperpendek rnasa 2005, FDA menyetujui mecasermin sebagai terapi untuk
hidup dan mutasi berupa kehilangan fungsi pada jalur defisiensi IGF-1 berat yang tidak responsif terhadap
pengisyarat untuk analog GH dan IGF-1 akan rnemanjang- GH. Mecasennin adalah suatu kompleks yar.rg terdiri
kan masa hidup. Penggunaan lair-r GH adalah olel-r para dari IGF-1 manusia rekombirran (rhlGF-1) dan protein
atlet dengan tujuan unfuk meningkatkall massa otot dan pengikat-3 faktor pertumbuharr seperti insulin rnanusia
performa atletik. Honnon perturnbuhan adalah salah satu rekombinan (rhlGFBP-3). IGF-1. mengaktifkan reseptor
obat yang dilarang oleh Komite Olirnpiade. transmernbran yang seperti reseptor insulin dan EGF, me-
Pada tahun 1993, FDA rnenyetujui penggunaan hor- lakukarr aktivitas tirosir-r kinase pada dornain irrtraselular
mon pertumbuhan sapi rekombinan (rbGH) pada sapi nrereka (lil-rat Bab 2 dan 4l). Prorein pengikat rhlGFBp-3
perah untuk meningkatkan produksi susu. Walaupun susu diperlukan unLuk menrpertahankan waktu paruh aclekuat
dan daging sapi yang diberikan rbGH tampak aman, sapi rhlGF-l. Normalnya, lebih dari 80% IGF-1 yang beredar
ini merniliki insidens mastitis yang lebih tinggi yang dapat terikat pada IGFBP-3 yang dil-rasilkan oleh hati di bawal-r
rneningkatkan penggunaan obat antibiotik dan mengha- kendali GH. Pasien penderita defisiensi IGF-1 berat yang
silkan residu antibiotik yang lebih banyak di dalam susu disebabkan olel, pengisyarat GH aberans juga mengalarni
dan daging. defisiensi IGFBP-3 sehingga penting untuk rnenyediakan
pengganti IGF-1 untuk keadaan ini. Mecaserrnin diberi-
Toksisitas dan Kontraindikasi kan secara subkutan dua kali per hari pada dosis awal
Anak-anak umumnya rnenoleransi terapi GH dengan baik. yang dianjurkan sebesar 0,04-0,08 mg/kg dan ditingkat-
'Efek samping yang jarang dilaporkan adalah hipertensi karr setiap minggu sampai dosis maksimal sebesar 0,12
HORMON-HORMON HIPOTALAMIK & HIPOFISIS / 623
mC/kC dua kali per hari. Efek sirrpang paling penting sistem saraf pusat, pankreas, dan daerah lain pada salur-
yang diamati pada mecasermin adalah hipoglikemia. an pencernaan. Zat ini rnenghanlbat pelepasan GH, glu-
Untuk mencegah hipoglikernia, instruksi yang diresepkan kagon, insulin, dan gastrin.
memerlukan konsumsi makanan lengkap atau kudapan Sornatostatin eksogen dengan cepat dibersil'rkan dari
20 menit sebelum atau setelah pemberian mecasermin. sirkulasi, dengan waktu paruh awal selarna 1-3 menit.
Beberapa pasien telah mengalarni hiperter-rsi intrakranial Ginjal tampaknya memegang peran penting dalam meta-
dan elevasi enzim hati asimtomatik. bilisme dan ekskresi.
Somatostatin rnemiliki kegunaan terapeutik terbatas
ANTAGONIS HORMON PERTUMBUHAN karena durasi kerjanya yang singkat dan efek multipel-
nya pada sebagian besar sistem organ. Octreotide, yaitu
Kebutuhan terhadap antagonis GH berasal dari kecende-
suatu analog sonratostatin (Gambar 37-2), 45 kali lebih
rungan sel penghasil GH (somatotroQ di dalam hipofisis
poten daripada somatostatin dalam menghambat pele-
anterior untuk membentuk tumor yang bersekresi. Ade-
pasan GH tetapi hanya dua kali lebih poten dalam me-
norna hipofisis terjadi paling sering pada orang dewasa.
ngurangi sekresi insulin. Karena efek yang relatif berku-
Pada orang dewasa, adenoma yang rnenghasilkan GH rang pada sel B pankreas, jarang terjadi hiperglikemia
menyebabkan akromegali yang ditandai dengan pertum-
selama terapi. Waktu paruh eliminasi plasma octreotide
buhan abnormal jaringan kartilago dan tulang, sebagian adalah sekitar 80 menit, yaitu 30 kali lebih larna pada
besar organ termasuk kulit, otot, jantung, hati, dan salur-
rnanusia daripada somatostatin.
an pencernaan. Akrornegali secara luas mempengaruhi Octreotide yang diberikan sebanyak 50-200 mcg se-
sistem rangka, otot, kardiovaskular, pernapasan dan meta-
cara subkutan setiap 8 jarn, mengurangi gejala yang dise-
bolik. Bila adenoma yang menghasilkan GH terjadi sebe- babkan oleh variasi turnor yang menghasilkan hormon:
lum epifisis tulang panjang menutup, tumor ini mengha- akrornegali; sindrom karsinoid; gastrinotna; glukagono-
silkan kondisi yang jarang, yaitu gigantisme. Adenoma rna; nesidioblastosis; sindrom diare berair (zoatery diarrlrca\,
berukuran kecil yang mengl-rasilkan GH dapat diobati hipokalernia, dan aklorhidria (WDHA); dan diare diabe-
dengan antagonis GH. Octreotide, yaitu suatu analog tik. Sintigrafi reseptor sornatostatin yang nlellggunakan
somatostatin, dan bromocriptine, yaitu agonis resePtor radiolaheled octreotide, berguna dalan'r rnenemukan lokasi
dopamin (dijelaskan di bawah) rnengurangi produksi GH, tumor neuroendokrir-r yang memiliki reseptor somatosta-
sedangkan pegvisomant rnencegal-r GH untuk mengak- tin dan membanfu n'remprediksi respon terhadap terapi
tifkan reseptomya. Adenoma hipofisis yang berukuran octreotide. Octreotide juga berguna untuk kontrol akut
lebih besar yang menghasilkan lebih banyak GH dan juga perdarahan yang berasal dari varises esofagus.
dapat menggangu penglihatan dan fungsi sistenr saraf Suspensi ocreotride asetat kerja-larna yallg dapat di-
pusat dengan cara merusak struktur otak terdekat, diobati suntikkan adalah suafu formulasi rnikrosfer lepasJarnbat.
dengan cara pen'rbedahan trans-sfenoid atau radiasi. Obat ini dapat diberikan hanya setelah pernberian jangka
pendek ocreotride kerja-singkat telah terbukti efektif dan
Somatostatin & Octreotide ditoleransi. Penyuntikan di otot gluteus sisi yang bergan-
Sornatostatin, yaitu suatu peptida asam arnino-14 (Gam- tian diulangi dengan jarak 4 rninggu pada dosis sebesar
bar 37-2), ditemukan di dalam hipotalarnus, bagian lain 20-40 rng. Octreotide sangat nahal harganya.

sfts

Ala
cys
Ser
,| 99[c'i r?frn"Xry 14
2Y 3ib.*'ngtnedrrpdr-ys
10
13

S'.-S
Gambar 37-2. Atas: rangkaian asam amino
o-Phe cys Thr-ol Asetat
somatostatin. Bawah: rangkaian asam amino analog Cyslor.. o-Trp ]t-ysfThr
sintetik, ya itu octreotide.
624 I BAB37

Efek simpang terapi octreotide terrnasuk rnual, protein plasenta yar-rg har.npir serupa derrgan LH; kerjanya
muntah, kram perut, perut kembung, dan steatorea de- diperantarai melalui reseptor LH.
ngan peristaltik usus yang sangat rneningkat. Obstruksi Pada pria, FSH adalah pengatur utama spermatoge-
bilier dan batu ernpedu dapat terjadi setelah 6 bulan pe- nesis, sedangkan LH adalah perangsang utarna produksi
makaian pada 20-30% pasien. Namun, insidens tahunan testosteron oleh sel Leydig. FSH rnembantu rnemperta-
batu enrpedu sirntomatik adalah sekitar 1%. Efek kardiak hankan konsentrasi androgen lokal yang tinggi di sekitar
termasuk bradikardia sirrus (25%) dan gangguan konduksi sperma yang sedang berkembang dengan cara merang-
(10%). Sering tirnbul rasa nyeri pada lokasi perryuntikan, sang produksi protein pengikat androgen oleh sel Sertoli.
terutama oleh suspensi octreotide kerja-larna. Defisiensi FSH juga merangsang konversi testosteron menjadi estro-
vitamin B12 dapat terjadi pada penggunaarl octreotide gen sel Sertoli.
jangka panjang. FSH, LH, dan hCG secara komersial tersedia dalam
beberapa bentuk yang berbeda. Ketiga hormon ini cligu-
Pegvisomant nakarr pada keadaan ir-rfertilitas untuk rnerangsang sper-
Pegvisomant adalah antagonis reseptor GH yang bergu- matogenesis pada pria dan untuk menginduksi ovulasi
na untuk terapi akromegali. Pegvisornant adalah turun- pada wanita. Penggunaan klinis paling utama horrnon
an polietilen glikol (PEG) GH rnutan, yaitu 82036 yang ir-ri adalah urrtuk hiperstirnulasi ovulasi terkendali yang
rner-niliki afinitas yang meningkat pada salah satu tem- rnerupakan dasar teknologi reproduktif bantuan seperti
pat reseptor GH tetapi juga rnemiliki afiuitas yang ber- fertilisasi in vitro (lVF, lihat di bawah).
kurang pada tempat pengikatan kedua. Hal ini nernur-rg-
kinkan dirnerisasi reseptor tetapi mernblokade perubahan Kimiawi & Farmakokinetik
konformasi yang diperlukan untuk trasrrduksi sinyal. Ketiga hormorr ini-FSH, LH, dan hCG-nrerupakan dimer
Pegvisornant adalah antagonis reseptor GH yang kurang yang memiliki rantai o, idenfik sebagai tarnbahan pada
poten dibandingkan 82036, tetapi proses pegilasi me- rantai p yang berbeda yarlg membenfuk spesifisitas re-
ngurangi bersihannya dan mernperbaiki efekhifitas klinis septor. Rantai B hCG dan LH hampir serupa, dan kedua
keseluruhannya. Ketika pegvisomant diberikan secara hormon ini digunakan secara bergantian. Seluruh sediaan
subkutan kapada 160 pasien penderita akromegali setiap gonadotropin diberikan melalui suntikan subkutan atau
hari selanra 12 bulan atau lebih, kadar IGF-1 dalam serum intranruskular, biasanya setiap hari. Waktu paruh setiap
mer"rurun ke dalam kisaran nornral pada 97% pasien; dua sediaan bervariasi dan mte penyuntikan rnulai dari 10
pasien mengalan'ri perturnbuhan tumor hiprofisisnya yang hingga 40 jar.n.
menghasilkan GH, dan dua pasien mengalami peningkat-
an enzin'r hati. A. Meruornopuv
Produk gonadotropin komersial vang pertama diekstraksi
GONADOTNOPIru-UORMON clari urin lvanita pascaltlenopause Yang mengandung
PERANGSANG.FOLTKEL & HORMON substansi vang berkhasiat seperti FSH (tetapi dengan po-
PELUTEIN-& GONADOTROPIN KORION tensi FSH sebesar 4%) dan substansi seperti-LH. Ekstrak
MANUSIA (hCG=Hum an Chorionic murni FSH dan LH ini dikenal sebagai menotropin, atau
gonadotropin menopause manusia (hMG).
Gonadotropinl
Gonadotropin diproduksi oleh jenis tunggal sel hipofisis, B. Honnaoru PeRnHcsnruc For-rxel
yaitu gonadotrof. Honnon-hormon ini melakukan fungsi Tersedia tiga bentuk FSH murni. Urofolitropin yang juga
pelengkap proses reproduktif . dikenal sebagai uFSH, adalah sediaan rnurni FSH ma-
Pada rvanita, fungsi utarna FSH adalah untuk rneng- nusia yar-rg diekstraksi dari urin wanita pascamenopause.
arahkan perkembangan folikel ovarium. Baik FSH rnau- Sebenranya, seluruh aktivitas LH telah disirrgkirkan rne-
pun LH diperlukan unfuk steroidogenesis ovariurn. Di lalui suatu bentuk kromatografi imunoafinitas yang
dalam ovarium, LH merangsang produksi androgen oleh menggunakan antibodi anti-hCG. Selain itu, juga tersedia
sel teka pada stadium folikular siklus menstruasi, sedang- dua bentuk rekombinan FSH (rFSH): folitropin alfa dan
kan FSH merangsang konversi androgen rnenjadi estro- folitropin beta. Rangkaian asam amino kedua produk ini
gen oleh sel granulosa. Pada fase luteal siklus menstruasi, iclentik dengan FSH marrusia. Keclua sediaan ini berbecla
produksi estrogen dan progesteron terutarna berada di satu sama lain dan dengan urofolitropin pada komposisi
bawah kendali LH pada awalnya, kemudian bila terjadi rantai samping karbol"ridrat. Sediaan rFSH memiliki
keharrilan, berada di bawah kenclali gonadotropin korion waktu paruh lebih pendek daripada sediaan yang berasal
manusia ftCG). Gonadotropin korion manusia adalah c{ari urin manusia tetapi merangsang sekresi estrogen de-
HORMON-HORMON HIPOTALAMIK & HIPOFISI5 / 625
ngan efisiensi yang sama dan bahkan, pada beberapa pe- maternal turun karena peningkatan korisentrasi proges-
nelitian, lebih efisien. Sediaan rFSH harganya jauh lebih teron dan estrogen, pemeliharaan korpus luteum harus
mahal. diambil alih oleh hCG yang diproduksi oleh plasenta.
C. Honnnoru Pelurerr
Farmakologi Klinis
Lutropiry yaitu suatu LH manusia rekombinan (rLH),
ditemukan di AS pada tahun 2004. Bila diberikan melalui A. lrrrouxsr Ovuusl
suntikan subkutary obat ini memiliki waktu paruh se- Gonadotropin digunakan untuk menginduksi ovulasi
kitar 10 jam. Lutropin telah disetujui untuk digunakan pada wanita penderita anovulasi karena hipogonadisme
hanya bersama kombinasi bersama folitropin alfa untuk hipogonadotropik, sindrom ovarium polikistik, obesitas,
stimulasi perkembangan folikel pada wanita infertil yang dan penyebab lainnya. Karena biaya gonadotropin tinggi
menderita defisiensi LH yang sangat berat. Obat ini tidak dan kebufuhan unfuk pemantauan ketat selama pembe-
disetujui untuk digunakan bersama dengan sediaan FSH rian obat ini, gonadotropin umumnya disediakan untuk
lain atau unfuk merangsang lonjakan LH endogen yang wanita anovulatori yang gagal merespon bentuk peng-
diperlukan untuk menyelesaikan perkembangan folikel obatan lain yang lebih sederhana (klomifen, penghambat
dan mempercepat ovulasi. aromatase, mefformin; lihat Bab 40). Gonadotropin juga
digunakan untuk hiperstimulasi ovarium terkendali pada
D. GoruaoornoPrN KoRtoN Mlrusll prosedur teknologi reproduktif bantuan. Sejumlah proto-
Gonadotropin korion manusia diproduksi oleh plasenta kol menggrrnakan gonadotropin dalam induksi ovulasi
manusia dan diekskresikan ke dalam urin tempat hormon dan hiperstimulasi ovulasi terkontrol, dan protokol baru
ini dapat diekstraksi dan dimurnikan. Hormon ini ada- secara kontinu sedang dikembangkan untuk memperbaiki
lah suatu glikoprotein yang mengandung rantai cr 92- tingkat kesuksesan dan untuk mengurangi dua risiko
asam amino yang sebenarnya identik dengan FSH, LH, primer induksi ovulasi.: kehamilan multipel dan sindrom
dan TSH serta rantai 0 yang terdiri dari 145 asam amino hiperstimulasi ovarium (OHSS=ouanan hyperstimulation
yang menyerupai dengan LH kecuali adanya rangkaian syndrome; lihat di bawah). Walaupun isinya berbeda-
terminal karboksil yang terdiri dari 30 asam amino yang beda, seluruh protokol ini berdasarkan fisiologi kompleks
tidak ada pada LH. Koriogonadotropin alfa (rhCG) ada- yang mendasari siklus menstruasi normal. Seperti sebuah
lah bentuk rekombinan hCG. Karena konsistensinya yang siklus menstruasi, induksi ovulasi dibahas dalam hubung-
lebih baik dalam aktivitas biologik, kemasan dan dosis an terhadap siklus yang mulai pada hari pertama perda-
rhCG dibuat berdasarkan berat daripada unit aktivitas. rahan menskuasi Gambar 37-3). Tak lama setelah hari
Kemasan dan dosis gonadotropin yang lain, termasuk pertama (biasanya pada hari ketiga), suntikan harian
rFSH, dibuat berdasarkan unit aktivitas. Sediaan hCG yang berisi salah satu sediaan FSH (hMG, urofollitropin)
yang dimurnikan dan urin manusia diberikan melalui sun- mulai diberikan dan dilanjutkan selama kira-ki ra 7-12l:eiri.
tikan intramuskular, sedangkan rhCG diberikan melalui Pada wanita penderita hipogonadisme hipogonadotro:.
suntikan subkutan. pik, perkembangan folikel memerlukan terapi kombinasi
FSH dan LH karena para wanita ini tidak menghasilkan
Farmakodinamik kadar basal LH yang diperlukan untuk produksi estrogen
Gonadotropin dan hCG menggunakan efeknya melalui ovarium yang adekuat dan perkembangan folikel normal.
reseptor protein G terkopel. LH dan FSH memiliki efek Dosis dan durasi terapi FSH berdasarkan respon melalui
kompleks pada jaringan reproduktif pria dan wanita. Pada pengukuran konsentrasi estradiol serum dan melalui eva-
wanita, efek ini berubah seiring berjalannya waktu siklus luasi ultrasound perkembangan folikel ovarium dan kete-
menstruasi sebagai hasil interaksi kompleks yang saling balan endometrium. Bila gonadotropin eksogen unfuk
mempengaruhi antara efek gonadotropin tergantung-kon- merangsang perkembangan folikel, terdapat risiko ter-
sentrasi, interaksi silang LH, FSH, dan steroid gonad, dan jadinya lonjakan endogen dini LH karena perubahan ling-
pengaruh hormon ovarium yang lain. Pola sekresi FSH kungan hormonal yang cepat. Untuk mencegah hal ini,
dan LH yang terkoordinasi selama siklus menstruasi (lihat gonadotropin selalu diberikan bersama obat yang mem-
Gambar 40-1) diperlukan untuk perkembangan folikel blokade efek GnRH endogen-baik pemberian agonis
normal, ovulasi, dan kehamilan. GnRH secara kontinu yang mengatur penekanan reseptor
Selama 8 minggu pertama kehamilan, progesteron dan GnRH, ataupun terapi antagonis GnRH selama beberapa
estrogen yang diperlukan untuk mempertahankan keha- hari (lihat di bawah dan Gambar 37-3).
milan, diproduksi oleh korpus luteum ovarium. Selama Bila terjadi maturasi folikel yang tepat, suntikan ago-
beberapa hari pertama ovulasi, korpus luteum diperta- nis FSH dan GnRH atau antagonis GnRH harus dihenti-
hankan oleh LH maternal. Namun, saat konsentrasi LH kan; pada hari berikutnya, hCG (5000-10.000IU) diberikan
626 I BAB 37

Pengambilan
kembali oosit Transfer
dan fertilisasi embrio

hcG

I
t- Gonadotropinl
I
Atau
f cnnH
A^t.s".i"l
I I

Fase folikular Fase luteal

Gambar 37-3. Hiperstimulasi ovarium terkendali dalam persiapan untuk


teknologi reproduktif bantuan seperti fertilisasi in vitro. Fase folikular:
Perkembangan folikel dirangsang dengan penyuntikan gonadotropin
yang dimulai sekitar 3 hari setelah menstruasi dimulai. Ketika folikel sudah
siap, setelah diperiksa melalui pengukuran konsentrasi estrogen serum
dan pengukuran ultrasound terhadap ukuran folikel, maturasi folikel final
diinduksi oleh penyuntikan hCG. Fase luteal: Tidak lama kemudian oosit
diambil kembali dan difertilisasi secara in vitro. Fase luteal resipien dibantu
dengan penyuntikan progesteron. Untuk mencegah lonjakan dini hormon
pelutein, sekresi gonadotropin endogen dihambat selama fase folikular baik
dengan menggunakan agonis GnRH ataupun antagonis GnRH. Pada sebagian
besar protokol, agonis GnRH dimulai di pertengahan jalan melewati siklus
luteal sebelumnya.

secara intramuskular untuk menginduksi maturasi folikel fase awal, disuntikkan hMG dengan dosis sebesar 75-150
akhir dan ovulasi (dalam protokol induksi ovulasi). Pem- unit tiga kali per minggu. Pada pria penderita hipogona-
berian hCG diikuti oleh inserninasi pada induksi ovulasi disme hipogonadal, diperlukan waktu rata-rata 4-6 bulan
dan oleh pengambilan kembali oosit pada prosedur tekno- untuk terapi seperti ini agar sperma dapat muncul dalam
logi reproduktif. Karena penggunaan agonis atau antago- cairan ejakulat. Dengan semakin bertambahnya keterse-
nis GnRH selama fase folikular induksi ovulasi menekan diaan urofollitropin, rFSH, dan rLH, telah dikembangkan
produksi LH endogen, harus disediakan bantuan hormonal sejumlah protokol alternatif. Sebuah kemajuan yang se-
eksogen fase luteal. Pada uji klinis, progesteron eksogen, cara tidak langsung menguntungkan terapi gonadotropin
hCG, atau kombinasi kedua hormon ini terbukti efektif pada infertilitas pria adalah injeksi sperma intrasitoplas-
dalam memberikan bantuan luteal yang adekuat. Namun, mik (ICSI=lntracytoplasmic sperm injection), yaitu sebuah
progesteron lebih dipilih karena hCG untuk bantuan sperma tunggal yang disuntikkan langsung ke dalam oosit
luteal memiliki risiko sindrom hiperstimulasi ovarium dewasa yang telah diambil kembali setelah hiperstimulasi
lebih tinggi (lihat di bawah). ovarium terkendali pada pasangan wanita. Dengan ada-
nya ICSI, batas minimal spermatogenesis yang diperlukan
B. lwreRnuns PRIA
untuk kehamilan menjadi sangat menurun.
Sebagian besar tanda dan gejala hipogonadisme pada
pria (misalnya pubertas terlambat, pemeliharaan karak-
Toksisitas & Kontraindikasi
teristik seks sekunder setelah pubertas) yang diobati de-
ngan androgen eksogen; namun, terapi infertilitas pria Pada wanitayang diobati dengan gonadotropin dan hCG,
hipogonadal memerlukan aktivitas baik LH rnaupun FSH. dua komplikasi paling serius adalah sindrom hiperstimu-
Selama beberapa tahun, terapi konvensional pengobatan Iasi ovarium dan kehamilan multipel. Stimulasi ovarium
awal selama 8-12 minggu berupa pemberian suntikan hCG yang berlebihan selama induksi ovulasi sering menye-
sebanyak 1000-2500 IU beberapa kali per minggu. Setelah babkan pembesaran ovarium tanpa komplikasi yang bia-
HORMON-HORMON HIPOTALAMIK & HIPOFISIS / 627
sanya sembuh spontan. Sindrom hiperstimulasi ovarium hiknya termasuk goserelin, histrelin, leuprolide, nafarelin,
adalah komplikasi yang lebih serius yang terjadi pada dan triptorelin. Analog ini memliliki asam amino-D pada
0,5-4% penderita. Sindrom ini ditandai dengan pembesar- posisi 6, dan semuanya memiliki etilamida yang diganti
an ovarium, asites, hidrotoraks, dan hipovolemia, kadang- glisin pada posisi 10, kecuali nafarelin. Kedua modifikasi
kadang sampai syok. Dapat terjadi hemoperitoneum (dari ini membuat obat-obat ini lebih poten dan tahan lebih
kista ovarium yang ruptur), demam, atau tromboembo- lama daripada GnRH asli dan gonadorelin.
lisme arteri.
B. Fenrvrerorrruenx
Probabilitas kehamilan ganda sangat meningkat bila
induksi ovulasi dan teknologi reproduktif bantuan diguna- Gonadorelin dapat diberikan secara intravena atau sub-
kan. Pada induksi ovulasi, risiko kehamilan multipel diper-
kutan. Analog GnRH dapat diberikan secara subkutan,
kirakan sebesar 15-20%, sedangkan persentase kehamilan intramuskular, atau melalui semprot hidung (nafarelin),
multipel pada populasi umum mendekati 1%. Kehamilan atau sebagai implan subkutan. Waktu paruh gonadorelin
multipel memiliki risiko komplikasi yang meningkaf seperti intravena adalah 4 menit, dan waktu paruh analog GnRH
diabetes pada kehamilan, preeklampsia, dan persalinan subkutan dan intranasal adalah sekitar 3 jqm. Durasi
preterm. Pada IVF, risiko kehamilan multipel terutama penggunaan klinis agonis GnRH bervariasi mulai dari
beberapa hari untuk induksi ovulasi hingga beberapa tahun
ditentukan oleh jumlah embrio yang diindahkan ke resipien.
Transfer embrio yang lebih sedikit menjadi sebuah tren yang unfuk pengobatan kanker prostat metastatik. Oleh karena
kuat dalam beberapa tahun belakangan ini. itu, sediaan obat telah dikembangkan dengan kisaran lama
Efek simpang terapi gonadotropin lain yang dilapor- kerja mulai dari beberapa jam (untuk pemberian per hari)
kan adalah nyeri kepala, depresi, edema, pubertas prekoks, hingga 1,,4,6, atau 12 bulan (bentuk depot).
dan produksi antibodi terhadap hCG (jarang). Pada pria
yang diobati dengan gonadotropin, risiko ginekomastia
Farmakodinamik
berhubungan langsung dengan kadar testosteron yang Kerja farmakodinamik GnRH menunjukkan hubungan
diproduksi sebagai respon terhadap terapi. Telah dila- dosis-respon yang kompleks yang berubah secara dra-
porkan kaitan antara kanker ovarium dan obat ferrilitas. matis mulai dari masa janin hingga akhir pubertas. Hal ini
Namun, tidak diketahui jenis obat fertilitas (jika ada) yang tidak mengagetkan dalam sudut pandang peran fisiolo-
menyebabkan kanker. gik kompleks yang dimainkan GnRH dalam reproduksi
normal, terutama dalam reproduksi wanita. Pelepasan
HORMON PELEPAS.GONADOTROPIN & GnRH berkala terjadi dan bertanggung jawab untuk me-
rangsang produksi LH dan FSH selama masa janin dan
ANALOGNYA
neonatus. Namury mulai dari usia 2 tahun hingga onset
Hormon pelepas-gonadotropin disekresi oleh neuron di pubertas, sekresi GnRH menurun jauh dan hipofisis secara
dalam hipotalamus. Hormon ini menempuh perjalanan simultan menunjukkan sensibivitas yang sangat rendah
melalui vena porta hipotalamik-hipofisis menuju hipofi- terhadap GnRH yang sedang dihasilkan. Tepat sebelum
sis anterior tempat ia berikatan dengan reseptor protein G
pubertas, terjadi peningkatan frekuensi dan ampliludo pe-
terkopel pada membran plasma sel gonadotropin. Sekresi lepasan GnRH. Pada awal pubertas, sensitivitas hipofisis
GnRH berkala diperlukan untuk merangsang sel gonado- terhadap GnRH meningkat. Hal ini adalah bagian efek
trof untuk memproduksi dan melepaskan LH dan FSH. peningkatan konsentrasi steroid gonad. Pada wanita, bia-
Pemberian GnRH atau analog GnRH secara terus- sanya diperlukan beberapa bulan hingga setahun setelah
menerus dan tidak berkala akan menghambat pelepasan onset pubertas bagi sistem hipotalamik-hipofisis untuk
FSH dan LH oleh hipofisis pada wanita dan pria, dan menghasilkan lonjakan LH dan ovulasi. Pada akhir pu-
menyebabkan hipogonadisme. Agonis GnRH digunakan
bertas, sistem ini tersusun dengan baik sehingga siklus
untuk menghasilkan supresi gonad pada pria penderita menstruasi berjalan pada interval yang relatif konstan.
kanker. Obat ini juga digunakan pada wanita yang nen- Amplitudo dan frekuensi GnRH yang dihasilkan secara
jalani prosedur teknologi reproduktif bantuan atau memi-
berkala juga bervariasi dalam sebuah pola normal selama
liki masalah ginekologik yang diuntungkan oleh supresi siklus menstruasi dengan amplitudo tertinggi yang ter-
ovarium. jadi selarna fase luteal dan frekuensi tertinggi yang ter-
jadi pada akhir fase folikular. Frekuensi produksi berkala
Kimiawi & Farmakokinetik yang lebih rendah menyebabkan sekresi FSH, sedangkan
A. Srnurrun frekuensi yang lebih tinggi menyebabkan sekresi LH.
GnRH merupakan suatu dekapeptida yang ditemukan Steroid gonad seperti juga hormon peptida activin dan
pada semua mamalia. Gonadorelin adalah garam asetat inhibin memiliki efek pengaturan kompleks pada respons
GnRH sintetik yang berasal dari manusia. Analog sinte- gonadotropin terhadap GnRH.
628 I BAB37

Pada penggunaan farmakologik GnRH dan analog- 3. Diagnosis respons LH-GnRH dapat digunakan untuk
nya, pemberian gonadorelin intravena secara berkala se- menenfukan apakah pubertas terlambat pada remaja hi-
tiap 1-4 jam merangsang sekresi FSH dan LH. Pemberian pogonadotropik disebabkan karena keterlambatan konsti-
gonadorelin secara kontinu atau analongnya yang bekerja tusional atau karena hipogonadisme hipogonadotropik.
lebih lama akan menghasilkan respon bifasik. Selama 7-10 Respon LH (tetapi bukan respon FSFI) terhadap dosis tung-
hari pertama, terjadi efek agonis yang menyebabkan pe- gal GnRH dapat membedakan kedua kondisi ini. Kadar
ningkatan konsentrasi hormon gonad pada pria dan wa- LH serum diukur sebelum dan pada beberapa waktu
nita. Fase inisial ini disebut sebagai sebuah gejolak. Sete- yang berbeda setelah pemberian bolus GnRH subkutan
lah periode ini, keberadaan GnRh yang berlangsung terus atau intravena. Peningkatan LH serum dengan puncak
menyebabkan aksi penghambatan yang bermanifestasi melebihi 15,6 mIU/mL adalah sesuatu yang normal dan
sebagai penumnan konsentrasi gonadotropin dan steroid menandakan pubertas akan terjadi. Respon LH di bawah
gonad. Aksi penghambatan disebabkan oleh kombinasi normal menandakan hipogonadisme hipogonadotropik baik
penekanan reseptor dan perubahan dalam jalur peng- karena penyakit hipotalamik ataupun hipofisis, tetapi tidak
isyarat yang diaktifkan oleh GnRH. menyingkirkan keterlambatan konstitusional pada remaja.

Farmakologi Klinis B. Supnest pRoDUKsr GoNADorRoprN

Agonis GnRH biasanya digunakan untuk stimulasi pro- 1. Hiperstimulasi ovarium terkendali-pada hiperstimu-
duksi gonadotropin. Obat ini jauh lebih sering digunakan lasi ovarium terkendali yang menyediakan oosit matur
untuk supresi pelepasan gonadotropin. multipel untuk teknologi reproduktif bantuan seperti
IVF, lonjakan LH endogen harus ditekan yang dapat men-
A. Snnauusr cefuskan ovulasi sebelum waktunya. Supresi ini paling
1.Infertilitas wanita- pada jaman ketika ketersediaan go- sering dilakukan melalui penyuntikan subkutan leu-
nadotropin dan teknologi reproduktif bantuan yang luas prolide setiap hari atau aplikasi nasal nafarelin setiap
ini, penggunaan GnRH secara berkala Qnlsatile GaRIJ) hari. Untuk leuprolide, terapi sering diawali pada dosis
untuk mengobati infertilitas menjadi kurang dipilih. Wa- sebesar 1,0 mg setiap hari selama 10 hari atau hingga ter-
laupun GnRH secara berkala kurang menyebabkan keha- jadi perdarahan menstruasi. Setelah ini, dosis dikurangi
milan mulfipel dan sindrom hiperstimulasi ovarium se- menjadi 0,5 mg setiap hari hingga diberikan hCG (Gambar
perti pada penggunaan gonadotropin, ketidaknyamanan 37-3). Untuk nafarelin, dosis permulaan umumnya se-
dan biaya pada penggunaan pompa intravena secara kon- besar 400 mcg dua kali sehari yang dikurangi menjadi
tinu dan kesukaran memperoleh GnRH asli (gonadorelin) 200 mcg bila terjadi perdarahan menstruasi. pada wanita
adalah rintangan bagi GnRH berkala. Bila pendekatan ini yang merespon protokol standar dengan buruk, protokol
digunakan, sebuah pompa portabel yang dapat diprogram altematif yang menggunakan rangkaian yang lebih sing-
dan bertenaga baterai serta pipa intravena akan menya- kat dan dosis GnRH agonis yang lebih rendah dapat
lurkan gonadorelin secara berkala setiap 90 menit. memperbaiki respon folikular terhadap gonadotropin.
Gonadorelin atau analog agonis GnRH dapat diguna- 2. Endometriosis-Endometriosis adalah suatu sindrom
kan untuk mempercepat lonjakan LH dan ovulasi pada berupa siklus nyeri abdominal pada wanita premeno-
wanita penderita infertilitas yang menjalani induksi ovu- pause yang disebabkan karena adanya jaringan seperti
lasi dengan menggunakan gonadotropin. hCG biasanya endometrium yang sensitif-estrogen yang terletak di luar
digunakan untuk mempercepat ovulasi pada situasi ini. uterus. Nyeri endometriosis sering dikurangi dengan
Namun, terdapat beberapa bukti bahwa gonadorelin atau cara mengakhiri pemajanan terhadap siklus perubahan
agonis GnRH kurang menyebabkan pelepasan ovum konsentrasi estrogen dan progesteron yang merupakan
multipel dan kurang menyebabkan sindrom hiperstimu- bagian normal siklus menstruasi. Supresi ovarium yang
lasi ovarium. diinduksi oleh terapi kontinu menggunakan agonis
2. Infertilitas pria-gonadorelin secara berkala (pulsatile GnRH sangat mengurangi konsentrasi estrogen dan pro-
gonadorelin) dapat digunakan untuk infertilitas pada pria gesteron dan mencegah perubahan siklus. Durasi terapi
penderita hipogonadisme hipogonadotropik hipotalamik. agonis GnRH yang dianjurkan dibatasi hingga 6 bulan
Sebuah pompa portabel memasukkan gonadorelin secara karena supresi ovarium yang melebihi periode ini dapat
intravena setiap 90 menit. Kadar testosteron serum dan menyebabkan berkurangnya densitas tulang. Leuprolid,
analisa semen harus dilakukan secara teratur. Setidaknya goserelin, dan nafarelin telah disetujui untuk indikasi ini.
infus secara berkala selama 3-6 bulan diperlukan sebe- Leuprolide dan goserelin diberikan sebagai sediaan depot
lum terlihat sejumlah sperma. Alternatif yang lebih di- yang memberikan aktivitas agonis GnRH kontinu selama L
sukai untuk terapi gonadorelin intravena adalah terapi hingga 3 bulan. Nafarelin diberian dua kali sehari sebagai
gonadotropin yang dijelaskan di atas. semprotan hidung dengan dosis 0,2 mg tiap semprot.
HORMON-HORMON HIPOTALAMIK & HIPOFISIS / 629
3. Leiomioma uterus (fibroid uterus)-Leiomioma uterus secara subkutan setiap hari, kemudian disesuaikan ber-
adalah suatu pertumbuhan jaringan fibrosa di dalam dasarkan respon klinis. Sediaan depot pediatrik leupro-
uterus yang jinak, sensitif-estrogen, yang dapat menye- lide juga tersedia. Dosis awal nafarelin yang dianjurkan
babkan menoragia yang berhubungan anemia dan nyeri untuk pubertas prekoks sentral adalah 1,6 mg/hari. Dosis
pelvik. Terapi selama 3-6 bulan menggunakan agonis GnRH ini diberikan dalam dua unit semprotan berdosis (setiap
akan mengurangi ukuran fibroid, dan bila digabungkan semprotan mengandung 0,1 mL, 0,2 mg) ke setiap lubang
dengan suplemen besi, akan memperbaiki anemia. Leu- hidung dua kali sehari. Terapi menggunakan agonis
prolide, goserelin, dan nafarelin disetujui untuk indikasi GnRH biasanya dilanjutkan hingga usia 11 tahun pada
ini. Dosis dan jalur pemberian serupa dengan obat yang wanita dan usia 1.2 pada pria.
diberikan untuk terapi endometriosis. 5. Lainnya-Penggunaan klinis lain untuk supresi gonad
4. Kanker prostat-Terapi antiandrogen adalah terapi yang ditawarkan oleh terapi agonis GnRH kontinu ter-
medis primer unfuk kanker prostat. Terapi antiandrogen masuk kanker payudara tahap lanjut dan kanker ovarium;
yang digabungkan dengan agonis GnRH kontinu dan an- pengurangan tebal endometrium sebagai persiapan untuk
tagonis reseptor androgen seperti flutamide (lihat Bab 40) prosedur ablasi endometrium pada wanita penderita
sama efektifnya seperti bedah kastrasi dalam usaha me- perdarahan uterus disfungsional; dan terapi amenorea
ngurangi konsentrasi testosteron serum. Leuprolide, go- serta infertilitas pada wanita penderita penyakit ovarium
serelin, histrelin, dan triptorelin disetujui untuk indikasi polikistik.
ini. Formulasi yang dipilih adalah salah satu bentuk depot
kerjalama yang menyediakan terapi obat aktif selama1,,3, Toksisitas
4,6, atau 12 bulan. Selama 7-10hari pertama terapi analog Gonadorelin dapat menyebabkan nyeri kepala, kepala
GnRH, kadar testosteron serum meningkat karena kerja terasa ringan, mual, dan flushing. pembengkakan lokal
agonis obat tersebut.; hal ini dapat menimbulkan nyeri sering terjadi di lokasi penyuntikan subkutan. Dermatitis
pada pasien penderita metastatis tulang, dan mempercepat
hipersensitivitas menyeluruh terjadi setelah pemberian
pertumbuhan tumor serta menimbulkan gejala neurologik subkutan jangka panjang. Reaksi hipersensitivitas akut
pada pasien penderita metastasis vertebra. Hal ini juga yang jarang terjadi adalah bronkospasme dan anafilaksis.
dapat memperberat gejala obstruksi saluran kemih untuk Apopleksi hipofisis mendadak dan kebutaan telah dila-
sementara wakfu. Perfumbuhan fumor seperti ini biasa-
porkan setelah pemberian GnRH pada pasien penderita
nya dapat dicegah dengan menggunakan pemberian bica- tumor hipofisis yang menghasilkan gonadotropin.
Iutamide atau salah satu antagonis reseptor androgen Terapi kontinu analog GnRH (leuprolide, nafarelirl
lainnya pada saat bersamaan (lihat Bab 40). Dalam waktu goserelin) pada wanita menyebabkan gejala menopause
kira-kira 2 minggu, kadar testosteron serum turun ke ki- yang khas, termasuk hot flushes, berkeringaf dan sakit
saran hipogonad.
kepala. Selain itu, juga dapat terjadi depresi, penurunan
5. Pubertas prekoks sentral-Pemberian kontinu agonis libido, nyeri menyeluruh, vagina yang kering, dan atrofi
GnRH diindikasikan untuk terapi pubertas prekoks sen- payudara. Kista ovarium dapat terjadi dalam 2 bulan
tral (onset karakteristik seks sekunder sebelum 8 tahun terapi dan biasanya menghilang setelah terapi tambahan
pada anak perempuan dan sebelum 9 tahun pada anak selama 6 minggu; namun, kista dapat tetap bertahan dan
laki). Sebelum diberikan agonis GnRH, seseorang harus memerlukan penghenbian terapi. Densitas tulang yang
dipastikan menderita pubertas prekoks sentral dengan berkurang dan osteoporosis dapat terjadi pada penggu-
cara menunjukkan respon gonadotropin pubertas, bukan naan yang lama sehingga pasien harus dipantau dengan
anak-anak, terhadap GnRH dan usia tulang setidaknya 1 menggunakan densitometri tulang sebelum diberikan
tahun lebih tua daripada usia kronologik. Evaluasi pre- terapi ulang. Tergantung pada kondisi selama diobati de-
terapi juga harus termasuk kadar steroid gonad yang ngan menggunakan agonis GnRH, kita dapat memper-
cocok dengan pubertas prekoks dan bukan hiperplasia baiki tanda dan gejala keadaan hipoestrogenik tanpa ke-
adrenal kongenital; kadar hCG yang cukup rendah hilangan efektivitas klinik dengan cara menambahkan
untuk menyingkirkan fumor kronik yang menghasilkan kembali dosis kecil progestin dan estrogen. Kontraindikasi
gonadohopin; MRI otak untuk menyingkirkan tumor untuk menggunakan agonis GnRH pada wanita adalah
intrakranial; dan pemeriksaan ultrasound kelenjar adrenal kehamilan dan menyusui.
dan ovarium atau testis untuk menyingkirkan tumor Pada pria yang diobati dengan pemberian agonis
penghasil steroid. GnRH kontinu, efek simpangnya adalah hot flushes dan
Terapi dapat dilakukan dengan penyuntikan leupro- berkeringat, edema, ginekomastia, penurunan libido, pe-
lide atau aplikasi nasal nafarelin. Terapi leuprolide biasa- nurunan hematokrit, penurunan densitas fulang, astenia,
nya diawali pada dosis 0,05 mg/kgBB yang disuntikkan dan reaksi pada lokasi penyuntikan. Terapi analog GnRH
630 I BAB37

pada anak-anak biasanya ditoleransi dengan baik, kan untuk induksi ovulasi dalam kombinasi dengan go-
Namun, eksaserbasi temporer pubertas prekoks dapat nadotropin, toksisitas yang paling serius adalah sindrom
terjadi dalam beberapa minggu pertama terapi. Semprot hiperstimulasi ovarium.
hidung nafarelin dapat menyebabkan sinusitis yang berat.
PROTAKTIN
ANTAGONIS RESEPTOR GNRH Prolaktin adalah suatu hormon peptida yang mengan-
Dua dekapeptida sintetik yang berfungsi sebagai anta- dung 198-asam amino yang diproduksi di dalam hipo-
gonis kompetitif reseptor GnRH tersedia untuk peng- fisis anterior. Strukturnya menyerupai struktur hormon
gunaan klinis. Ganirelix dan cetrorelix menghambat se- pertumbuhan. Prolaktin adalah hormon utama yang ber-
kresi FSH dan LH dari segi dose-dependenf. Kedua obat ini tanggung jawab terhadap laktasi. Produksi susu dirang-
disetujui untuk digunakan dalam hiperstimulasi ovarium sang oleh prolaktin bila terdapat kadar estrogen, proges-
terkendali sebagai bagian dari prosedur reproduktif ban- tin, kortikosteroid, dan insulin yang tepat dalam sirkulasi.
tuan seperti IVF. Defisiensi prolaktin-yang dapat terjadi pada keadaan
defisiensi hipofisis yang jarang-ditandai oleh kegagalan
Farmakokinetik laktasi atau oleh defek fase luteal. Pada kasus destruksi
Ganirelix dan cetrorelix diabsorpsi dengan cepat setelah hipotalamus yang jarang, kadar prolaktin dapat meningkat
penyuntikan subkutan. Pemberian dalam dosis sebesar sebagai akibat terganggunya transpor dopamin (prolactin-
0,25 mg setiap hari akan mempertahankan antagonisme inhibiting hormone) ke hipofisis. Namun, prolaktin lebih se-
GnRH. Sebagai pilihannya, sebuah dosis tunggal cetrorelix ring lagi meningkat sebagai akibat adanya adenoma yang
sebesar 3,0 mg menekan sekresi LH selama 96 iam' menghasilkan prolaktin. Hiperprolaktinemia menyebab-
kan sindrom amenorea dan galaktorea pada wanita,
Farmakologi klinis serta kehilangan libido dan infertilitas pada pria. Pada
kasus tumor besar (makroadenoma), hiperprolaktinemia
Antagonis GnRH disetujui untuk mencegah lonjakan LH
dapat dikaitkan dengan gejala massa hipofisis, yaitu per-
selama hiperstimulasi ovarium terkendali. Obat ini me-
nawarkan beberapa keunfungan daripada terapi kontinu ubahan penglihatan karena kompresi nervus opticus.
Hipogonadisme dan infertilitas yang disebabkan oleh hi-
menggunakan agonis GnRH. Karena obat ini menghasil-
kan efek antagonis dengan segera, penggunaannya perprolaktinemia berasal dari penghambatan pelepasan
GnRH.
dapat ditunda hingga hari ke-6 sampai 8 pada siklus IVF
(gambar 37-3) sehingga durasi pemberian menjadi lebih Tidak tersedia sediaan prolaktin untuk digunakan
singkat. Obat ini tampaknya juga memiliki lebih sedikit
pada penderita defisiensi prolaktin. Untuk pasien yang
rnenderita gejala hiperprolaklinemia, penghambatan sek-
pengaruh negatif pada respon ovarium terhadap stimu-
lasi gonadotropin yang memungkinkan pengurangan resi prolaktin dapat dilakukan dengan menggunakan
agonis dopamin yang bekerja di dalam hipofisis untuk
durasi dan dosis total gonadotropin. Terakhir, antagonis
menghambat pelepasan prolaktin.
GnRH memiliki risiko sindrom hiperstimulasi ovarium
yang lebih rendah, yang dapat menyebabkan pembatal-
an siklus. Di sisi lain, karena efek antagonis obat ini lebih AGONIS DOPAMIN
cepat hilang setelah penghentian obat tersebut, penting Adenoma yang menghasilkan prolaktin berlebihan biasa-
untuk tetap patuh mengikuti rejimen terapi ini. Antago- nya mempertahankan sensitifitas terhadap penghambatan
nis ini menghasilkan supresi yang lebih lengkap terhadap oleh dopamin yang ditunjukkan oleh hipofisis normal.
sekresi gonadotropin daripada golongan agonis. Terdapat Bromocriptine, cabergoline,dan pergolide adalah turunan
kekhawatiran bahwa supresi LH dapat menghambat ergot (lihat Bab 16 dan 28) yang memiliki afinitas tinggi
steroidogenesis ovarium sampai tahap yang dapat meng- terhadap reseptor dopamin Dr. Quinagolide, yaitu suatu
ganggu pematangan folikel bila FSH bentuk rekombinan obat yang disetujui di Eropa, adalah agen nonergot yang
ataupun mumi digunakan selama fase folikular pada se- juga memiliki afinitas terhadap reseptor D, yang tinggi.
buah siklus IVF. Uji klinis telah menunjukkan angka ke- Struktur kimiawi ciri-ciri farmakokinetik alkaloid ergot
hamilan yang sedikit lebih rendah dalam siklus IVF yang dibahas dalam Bab 16.
menggunakan terapi antagonis GnRH dibandingkan de- Agonis dopamin menekan pelepasan prolaktin dengan
ngan siklus yang menggunakan terapi agonis GnRH. sangat efektif pada pasien penderita hiperprolaktinemia.
Pelepasan hormon pertumbuhan pada pasien penderita
Toksisitas akromegali akan berkurang, walaupun tidak seefektif pen-
Antagonis GnRH ditoleransi dengan baik. Efek simpang derita hiperprolaktinemia. Cabergoline, bromocriptine,
paling sering adalah mual dan sakit kepala. Bila diguna- dan pergolide juga digunakan pada penyakit Parkinson
HORMON-HORMON HIPOTALAMIK & HIPOFISIS / 631

untuk memperbaiki fungsi motorik dan mengurangi kebu- A


tuhan levodopa (lihat Bab 28). ^
o)
120

5o) roo
Farmakokinetik o
980
Seluruh agonis dopamin yang tersedia memiliki bentuk E
560
aktif sebagai sediaan oral, dan seluruhnya dieliminasi o
melalui metabolisme. Obat ini juga dapat diabsorpsi se- 2qo
cara sistemik setelah tabletnya dimasukkan melalui va- f;20
'o
gina. Cabergoline yang memiliki waktu paruh kira-kira (L0
65 jam, memiliki durasi kerja yang paling lama. Pergolide 0 2 4 6 81012 141618202224
dan quinagolide memiliki waktu paruh sekitar 20 jam, Durasi terapi cabergoline (minggu)
sedangkan waktu paruh bromocriptine adalah sekitar 7
jam. Setelah pemberian melalui vagina, kadar di dalam 100
serum meningkat lebih pelan.
880
c
Farmakologi Klinis
$60
(!
A. HrpenpnouKTrNEMrA o-
-c 40
Agonis dopamin adalah terapi medis standar untuk hi -g
E
perprolaktinemia. Obat ini memperkecil ukuran tumor 820
hipofisis yang menghasilkan prolaktin, rnenurunkan 0
kadar prolaktin dalarn darah, dan mengembalikan ovulasi Berhasil berhasil gagal
pada sekitar 70% wanlta penderita mikroadenoma dan seluruhnYa sebagian
30% wanita penderita makroadenoma (Gambar 37-4). Gambar 37-4. Hasil dari sebuah uji klinis cabergoline pada
Pemberian cabergoline dimulai pada dosis 0,25 mg dua wanita penderita hiperprolaktinemia dan anovulasi. A: garis
kali seminggu, melalui oral maupun vagina. Dosis ini yang ditandai menandakan batas atas konsentrasi prolaktin
serum normal. B: "berhasil seluruhnya" berarti kehamilan
dapat ditingkatkan secara bertahap, sesuai dengan kadar
atau setidaknya dua menstruasi berturut-turut beserta bukti
prolaktin dalam serum, dengan dosis maksimal sebesar 1 setidaknya sekali ovulasi. "berhasil sebagian" adalah dua
mg dua kali seminggu. Bromocriptine umumnya dikon- siklus menstruasi tanpa bukti adanya ovulasi atau hanya
sumsi setiap hari setelah makan malam dengan dosis sekali siklus ovulasi. Alasan yang paling umum digunakan
untuk mundur dari penelitian ini adalah mual, sakit kepala,
awal sebesar '1,25 mg; dosis ini kemudian ditingkatkan pusing, nyeri perut, dan letih. (Dimodifikasi dan direproduksi,
jika dapat ditoleransi. Sebagian besar pasien memerlukan dengan izin, dari Webster J et al: A comparison of cabergoline
dosis sebesar 2,5-7,5 mg setiap hari. Tersedia formulasi and bromocriptine in the treatment of hyperprolactinemic
bromocriptine oral kerjalama (Parlodel SRO) dan formu- amenorrhea. N engl J Med 1994;331:904.)
lasi intramuskular (Parlodel L.A.R.) di luar Amerika.
Pada dosis 0,"15-0,6 mg/hari secara oral, quinagolide
menekan prolaktin dan memperkecil sebagian besar pro-
laktinoma. Quinagolide kadang-kadang ditoleransi lebih megali memerlukan bromocriptine sebanyak 20 hingga 30
baik daripada agonis dopamin turunan ergot. Obat ini mg/hari dan jarang merespon dengan adekuat terhadap
tidak tersedia di Amerika. bromocriptine sendiri kecuali rumor hipofisis tersebut
menghasilkan prolaktin sebagaimana pula hormon per-
B. Lnrrnsr Frstor-ocrx
tumbuhan.
Dahulu, agonis dopamin digunakan untuk rnencegah
pembengkakan payudara bila pemberian air susu lidak Toksisitas & Kontraindikasi
diinginkan. Penggunaan agonis dopamin untuk tujuan ini
Agonis dopamin dapat menyebabkan mual, sakit ke-
tidak dianjurkan karena toksisitasnya mlihat toksisitas
pala, kepala terasa ringan, hipotensi ortostatik, dan letih.
dan kontraindikasi).
Kadang-kadang terjadi manifestasi psikiatrik, bahkan
C. Axnoruecnu pada dosis yang lebih rendah, dan memerlukan waktu
Agonis dopamin sendiri atau dalam kombinasi dengan berbulan-bulan untuk membaik. Eritromelalgia jarang ter-
pembedahan hipofisis, terapi radiasi, pemberian octreotide jadi. Sediaan turunan ergot dosis tinggi dapat menyebab-
dapat dig-unakan untuk mengobati akromegali. Dosis yang kan rasa dingin yang dicetuskan oleh vasospasme pem-
diperlukan lebih tinggi daripada dosis untuk mengobati buluh darah pada daerah jari perifer. Infiltrat pada paru
hiperprolaktinemia. Sebagai contoh, pasien penderita akro- terjadi pada terapi jangka panjang menggunakan dosis
I'

632 I BAB37

terapi. Cabergoline tampaknya lebih jarang menyebabkan


mual daripada bromocriptine. Pemberian melalui vagina tt
-o-o-
Sis-Tir- ll - Gln -Asn -Sis - Pro- Leu - Gli- NH2
dapat mengurangi mual, tetapi dapat menyebabkan iritasi 123 4 5 6 7 I I
lokal. Oksltosln
Terapi agonis dopamin selama minggu-minggu awal _G_C_
kehamilan tidak menyebabkan peningkatan risiko abor-
fus spontan atau malformasi kongenital. Walaupun ter-
tt
Sis - Tir- Phe - Gln -Asn - Sis - Pro -Arg - cli - NH2
dapat pengalaman yang lebih lama tentang keamanan 123456789
Vasopresln arginln
bromocriptine selama masa awal kehamilan, semakin
banyak bukti bahwa cabergoline juga aman untuk digu-
nakan pada wanita penderita makroadenoma yang harus lol
lill
CH2CH2CH - Tir - Phe - Gln - Asn - Sis - Pro - D - Arg - Gli - NH2
melanjutkan terapi agonis dopamin selama kehamilan.
Pada pasien penderita adenoma hipofisis berukuran kecil,
123456789
Dosmopressin
terapi agonis dopamin dihentikan selama masa konsepsi
karena pertumbuhan mikroadenoma selama kehamilan Gambar 37-5. Hormon hipofisis posterior dan desmopressin.
jarang terjadi. Pasien penderita adenoma berukuran besar (Dimodifikasi dan diproduksi, dengan izin,dari Ganong WF:
review of Medical Physiology,2lst ed. McGraw-Hill, 2003.)
memerlukan pengawasan ketat terhadap pertumbuhan
fumor dan sering memerlukan agonis dopamin selama
kehamilan. Terdapat sedikit laporan tentang stroke atau
trombosis koroner pada wanita pasca melahirkan yang B. Agsonpsr, Mrtegousnae, DAN EKsKRESI
mengkonsumsi bromocriptine untuk menekan laktasi
Oksitosin diberikan secara intravena unfuk inisiasi dan
pasca melahirkan.
augmentasi persalinan. Hormon ini juga dapat diberikan
secara intramuskular untuk mengendalikan perdarahan

I HORMON HIPOFISIS pasca persalinan. Oksitosin tidak terikat dengan protein


plasma dan dieliminasi oleh ginjal dan hati, dengan waktu
POSTERIOR paruh sirkulasi selama 5 menit.

Dua hormon hipofisis posterior-vasopresin dan oksi- Farmakodinamik


tosin-disintesis di dalam badan sel neuron pada hipo- Oksitosin bekerja melalui reseptor protein G terkopel dan
talamus kemudian diangkut melalui aksonnya menuju perantara kedua fosfoinositida-kalsium agar otot polos
hipofisis posterior tempat hormon ini disimpan dan selan- uterus berkontraksi. Oksitosin juga merangsang pelepasan
jutnya dilepaskan ke dalam sirkulasi. Setiap hormon ini prostaglandin dan leukotrien yang memperkuat kontraksi
memiliki manfaat klinis yang terbatas tetapi penting. uterus. Oksitosin dalam dosis kecil meningkatkan baik
frekuensi dan kekuatan kontraksi uterus. Pada dosis lebih
oKsrTostN tinggi, oksitosin menghasilkan kontraksi yang berlang-
Oksitosin adalah suatu hormon peptida yang disekresi sung terus-menerus. Oksitosin juga menyebabkan kon-
oleh hipofisis posterior yang berperan dalam persalinan traksi sel mioepitel yang mengelilingi alveoli mammae
dan menyebabkan pengeluaran susu pada wanita yang yang menyebabkan pengeluaran susu. Tanpa kontraksi
menyusui. Selama paruh kedua masa kehamilary otot yang dicetuskan oksitosin, tidak terjadi laktasi normal.
polos uterus menunjukkan peningkatan ekspresi reseptor Pada konsentrasi tinggi, oksitosin memiliki sifat antidiu-
oksitosin dan menjadi sangat sensitif terhadap kerja sti- retik lemah dan aktivitas pressor karena aktivasi reseptor
mulan oksitosin endogen. Konsentrasi farmakologik oksi- vasopresin.
tosin merangsang kontraksi uterus dengan kuat.
Farmakologi Klinis
Kimiawi & Farmakokinetik Oksitosin digunakan untuk menginduksi persalinan pada
A. Srnurrun kondisi yang memerlukan persalinan per vaginam dini
Oksitosin adalah suatu peptida g-asam amino yang seperti masalah Rh, diabetes maternal, preeklamsia, atau
memiliki taut silang disulfida intrapeptida (Gambar ketuban pecah dini. Oksitosin juga digunakan untuk mem'
37-5). Rangkaian asam aminonya berbeda dengan vaso- bantu persalinan abnormal yang berlangsung lama atau
presin pada posisi 3 dan 8. Vasotosin serupa dengan menunjukkan tanda-tanda inersia uterus. Oksitosin memi-
oksitosin dan vasopressin dan ditemukan pada vertebrata liki beberapa manfaat dalam masa awal pascapersalinan,
nonmamalia. termasuk mengontrol perdarahan uterus setelah persalin-
HORMON.HORMON HIPOTALAMIK & HIPOFISIS / 633
an per vaginam atau seksio caesaria. Kadang-kadang obat bentuk modifikasi oksitosin yang diberikan melalui infus
ini digunakan selama aborsi trimester kedua. intravena selama 248 jam. Dalam sejumlah kecil uji klinis
Sebelum persalinan, oksitosin biasanya diberikan se- yang dipublikasikan, atosiban tampaknya sama efektifnya
cara intravena melalui pompa infus dengan pemantauan dengan tokolitik agonis p-adrenoseptor dan memiliki lebih
janin dan meternal yang baik. Untuk induksi persalinary sedikit efek simpang. Namun, pada sebuah uji yang di-
diberikan oksitosin pada kecepatan infus awal sebesar kontrol plasebo, kelompok subjek yang menerima atosiban
0,5-2 mU/menit dan ditingkatkan setiap 30-60 menit sam- mengalami kematian janin lebih banyak daripada kelom-
pai terbentuk pola kontraksi fisiologik. Kecepatan infus pok plasebo. Pada tahun 1998, FDA memutuskan untuk
maksimal adalah 20 mU/menit. Untuk perdarahan pasca tidak menyetujui atosiban karena kekhawatiran terhadap
persalinary 10-40 unit ditambahkan ke dalam 1 L dekstrosa efektif itas dan keamanannya.
5%, dan kecepatan infus dititrasi untuk mengendalikan
atonia uteri. Pilihan lainnya adalah 10 unit oksitosin dapat VASOPRESIN (Hormon Antidiuretik, ADH)
diberikan melalui penyuntikan intramuskular setelah ke-
Vasopresin adalah hormon peptida yang dilepaskan oleh
lahiran plasenta.
hipofisis posterior sebagai respons untuk meningkatkan
Selama masa antepartum, oksitosin menginduksi kon-
tonisitas plasma atau menurunkan tekanan darah. Va-
traksi uterus yang sesaat mengurangi aliran darah pla-
sopresin mempunyai sifat antidiuretik dan vasopresor.
senta ke janin. Uji beban oksitosin mengukur respons
Defisierui hormon ini mengakiba&an diabetes insipidus
denyut jantung janin terhadap infus oksitosin standar
(lihat Bab 15 dan.17).
dan memberikan informasi tentang cadangan sirkulasi
plasenta. Oksitosin diberikan pada kecepatan infus awal
sebesar 0,5 mU/menit, kemudian dilipatgandakan setiap
Kimiawi & Farmakokinetik
20 menit hingga kontraksi uterus mengurangi suplai A. Srnuxrun
darah plasenta. Respons abnormal yang terlihat sebagai Vasopresin adalah hormon nonapeptida dengan cincin
deselerasi denyut jantung janin, menandakan hipoksia 5-asam amino dan rantai samping 3-asam amino. Residu
janin dan memi:rlukan persalinan dengan cara seksio cae- pada posisi 8 adalah arginin pada manusia dan seba-
saria secepatnya. gian besar mamalia lain kecuali babi dan spesies yang
berhubungan; spesies ini memiliki vasopresin yang me-
Toksisitas & Kontraindikasi ngandung lisin pada posisi 8 (Gambar 37-5). Desmopresin
Bila oksitosin digunakan dengan semestinya, jarang terjadi asetat (DDAVP, 1-desamino-8-D-arginin vasopresin) ada-
toksisitas yang serius. Toksisitas yang terjadi disebabkan lah analog vasopresin sintetik kerja lama yang memiliki
baik karena stimulasi berlebihan kontraksi uterus ataupun aktivitas V' minimum dan rasio antidiuretik terhadap
aktivasi reseptor vasopresin yang kurang hati-hati. Stimu- pressor sebesar 4000kali dari vasopresin. Seperti vasopresin
lasi berlebihan kontraksi uterus sebelum persalinan dapat dan oksitosin, desmopresin memiliki hubungan disulfida
menyebabkan gawat janin (fetal distress), abruptio placenta, antara posisi 1 dan 6.
atau ruptur uterus. Komplikasi ini dapat dideteksi dini
menggunakan alat pemantauan janin standar. Konsentrasi B. Assonpst, Merngousnre, DAN EKSKRESI
oksitosin yang tings bersama dengan aktivasi reseptor Vasopresin harus diberikan melalui injeksi intramuskular
vasopresin dapat menyebabkan retensi cairan berlebihan, atau intravena; pemberian oral tidak efektif karena pep-
atau intoksikasi air yang dapat menyebabkan hiponatremia, tida dinonaktifkan oleh enzim pencemaan. Waktu paruh
gagal jantung kejang dan kematian. Injeksi bolus oksitosin vasopresin dalam sirkulasi kira-kira 15 menit, dengan me-
dapat menyebabkan hipotensi. Untuk mencegah hipotensi, tabolisme ginjal dan hati melalui reduksi ikatan disulfida
oksitosin diberikan secara intravena sebagai larutan encer dan pemecahan peptida.
pada kecepatan tertentu. Desmopresin dapat diberikan secara intravena, sub-
Kontraindikasi terhadap oksitosin meliputi gawat kutan, intranasal, atau oral. Waktu paruh desmopresin
janiry prematuritas, presentasi janin abnormal, disproporsi dalam sirkulasi adalah 1",5-2,5 jam. Desmopressin nasal
sefalopelvik, dan predisposisi lain untuk ruptur uterus. tersedia dalam bentuk semprotan dalam dosis unit yang
mengeluarkan 0,1. mL per semprotan; obat ini juga ter-
ANTAGONIS OKSITOSIN sedia dalam bentuk tabung nasal terkalibrasi yang dapat
Atosiban adalah sebuah antagonis reseptor oksitosin yang digunakan untuk memberikan dosis yang lebih tepat. Bio-
telah digunakan di luar Amerika Serikat sebagai terdpi availabilitas nasal desmopresin adalah 3-4y", sedangkan
untuk persalinan preterm (tokolisis). Atosiban adalah bioavailabilitas oralnya kurang dari'l.o/o.
63,4 I BAB37

Farmakodinamik Toksisitas & Kontraindikasi


Vasopresin mengaktifkan dua subtipe reseptor protein G Jarang terjadi nyeri kepala, mual, kram abdominal, agitasi,
terkopel (lihat Bab 17). Reseptor V, ditemukan pada sel dan reaksi alergi. Terapi obat ini dapat menyebabkan
otot polos pembuluh darah dan memperantarai vasokon- hiponatremia dan kejang.
striksi. Reseptor V, ditemukan pada sel tubulus ginjal dan Vasopresin (tetapi tidak desmopresin) dapat menye-
mengurangi diuresis melalui peningkatan permeabilitas babkan vasokonstriksi dan harus digunakan secara hati-
air dan resorpsi air pada tubulus pengumpul. Reseptor hati pada pasien penderita penyakit arteri koroner. Insu-
ekstrarenal yang mirip V, mengatur pelepasan faktor koa- flasi nasal desmopresin dapat menjadi kurang efektif bila
gulasi VIII serta faktor von Willebrand. terdapat kongesti nasal.

Farmakologi Klinis ANTAGONIS VASOPRESIN


Vasopresin dan desmopressin merupakan terapi pilihan Sejumlah antagonis nonpeptida reseptor vasopresin
untuk pengobatan diabetes insipidus hipofisis. Dosis des- sedang diteliti untuk penggunaan pada pasien penderita
mopresin adalah 10-40 mcg (0,1,-0,4 mL) dalam dua atau hiponatremia atau gagal jantung akut yang sering menun-
tiga dosis terbagi sebagai semprotan hidung atau, sebagai jukkan peningkatan konsentrasi vasopresin. Conivaptan
tablet oral, 0,1-0,2 mg dua hingga tiga kali sehari. Dosis memiliki afinitas tinggi baik terhadap reseptor V,u maupun
injeksi adalah 1-4 mcg (0,25-1 mL). setiap 12-24 jarn sesuai Vr. Tolvaptan memiliki afinitas 30 kali lipat lebih tinggi
keperluan untuk poliuria, polidipsia, atau hipematremia. terhadap reseptor V, daripada V.,. Pada beberapa uji klinis,
Terapi desmopresin sebelum tidur, melalui pemberian kedua agen ini menghilangkan gejala dan mengurangi
intranasal atau oral, memperbaiki enuresis noktumal de- tanda objektif hiponatremia dan gagal jantung. Conivap-
ngan cara mengurangi produksi urin malam hari. Infus tan telah disetujui oleh FDA untuk pemberian intravena
vasopresin efektif pada beberapa kasus perdarahan varises pada hiponatremia, tetapi tidak untuk gagal jantung kon-
esofagus dan perdarahan divertikulitis kolon. gestif. Beberapa antagonis reseptor vasopresin nonpep-
Desmopresin juga digunakan untuk terapi koagulo- tida nonselektif yang lain sedang diteliti untuk kondisi-
pati pada hemofilia A dan penyakit von Willebrand (lihat kondisi ini.
Bab 34).

Aconrs & Altrnconrs Honuor PenruMsunnN tropin)


Parenteral: 0,2; 0,4; 0,6; 0,8; 1,0; 1,2; '1,4; 1,6; 1,8; 2;
Mecasermin rinfabate (lplex)
' 4; 5; 5,8;5; 8; 8,8; 10; 12; '13,5; 13,8;24 mg untuk
Parenteral: 36 mg per 0,5 mL untuk injeksi subkutan
injeksi subkutan lM
Mecasermin (lncrelex)
Parenteral: 36 mg/mL untuk injeksi subkutan
Acorts & Auucorrs Gorunoornopnr
Octreotide (Sandostatin)
Parenteral: 0,05; 0,1; 0,2; 0,5; 1,0 mg/mL untuk
Cetrorelix (Cetrotide)
pemberian subkutan ataupun lV Parenteral: 0,25; 3,0 mg dalam vial sekali pakai untuk
lnjeksi depot parenteral (Depot Sandostatin LAR): 10, injeksi subkutan
20. 30 mg untuk injeksi lM Choriogondotropin alfa lrhCG] (ovidrel)
Pegvisomant (Somavert) Parenteral: 250 mcg dalam tabung prefilled dosis
Parenteral: bubuk 10,15, 29 mg untuk dilarutkan tunggal untuk injeksi subkutan
sebagai injeksi subkutan Chorionic gonadotropin [hCGl (generik, Profasi,
Sermorelin (Gere0 Pregnyl, dan lain-lain)
Parenteral: bubuk 500, 1000, 2000 Ul/ml untuk
Parenteral: 0,5; 1,0 mg untuk injeksi subkutan;
bubuk 50 mcg untuk dilarutkan sebagai injeksi dilarutkan sebagai injeksi lM
intravena. Follitropin alfa [rFSH] (Gonal-f)
Parenteral: bubuk 82,600, 1200 lU dalam vial dosis
Somatrem (Protropin)
Parenteral:5, 10 mg untuk injeksi subkutan atau lM . tunggal atau 415, 558, 1025 lU dalam pena
prefilled berisi jarum untuk injeksi subkutan
Somatropin (Genotropin, Humatrope, Nutropin,
Nutropin AQ, Norditropin, Saizen, Serostim, Tev- (berlanjut)
HORMON-HORMON HIPOTALAMIK & HIPOFISIS / 635
Follitropin beta [rFSHl (Follistim) Anncolrs Pnouxrlt (Aconrs Dorarnrn)
Parenteral: bubuk 37,5, 150 lU dalam vial dosis
Bromocriptine (generik, Parlodel)
bertanda atau 175,350,650,975 lU dalam
Oral: tablet 2.5 mg, kapsul 5 mg
larutan benzil alkohol dalam kemasan untuk
Cabergoline (9enerik. Dostinex)
injeksi subkutan
Oral: tablet bergaris tengah 0,5 mg
Ganirelix (Antagon)
Pergolide (generik, Permax)
Parenteral: 500 mcg/mL dalam tabung prefilled
Oral: tablet 0,05; 0,25; 1,0 mg
untuk injeksi subkutan
Gonadorelin hydrochloride [GnRHI (Factrel) Oxvrocn
Parenteral: 100, 500 mcg untuk injeksi subkutan atau
intravena Oxytocin (generik, Pitocin)
Parenteral: 10 uniVmL untuk injeksi intravena atau
Goserelin (Zoladex)
IM
Parenteral: implan subkutan 3.5, 10, 8 mg
Histrelin acetate (Vantas)
Parenteral: implan subkutan 50 mg
Acorrs DnH Anraconts VAsopREsll{
Leuprolide (generik, Eligard, Lupron) Conivaptan (Vaprisol)
Parenteral: 5 mg/mL dalam vial dosis multipel, atau Parenteral: larutan 5 mg/mL untuk suntikan lV
bubuk 7,5 mg dalam perangkat sekali pakai, Desmopressin (DDAVfl generik, M inirin, Stimate)
atau 30 mg (depot 4 bulan), 45 mg (depot 5 Nasal: larutan 0,1, 1,5 mg/mL
bulan) dalam perangkat dosis tunggal untuk Nasal: pompa semprot dan sistem pemberian tabung
injeksi subkutan hidung 0,1 mg/mL
5istem pemberian polimerik depot parenteral Parenteral: larutan 4 mcg/ml untuk injeksi lV atau
(Eligard): 7,5,22,5,30,45 mg dalam perangkat subkutan
dosis tunggal untuk injeksi subkutan Oral: tablet 0,1, 0,2 mg
Suspensi mikrosfer depot parenteral (Lupron Depot, Vasopresin (generik, Pitressin)
Depot-ped, Depot-3, Depot-4): 3,7 5, 7,5,1 1,25, Parenteral: 20 pressor lU/mL untuk pemberian lM
15,22,5,30 mg dalam perangkat dosis tunggal atau subkutan
untuk injeksi lM
lmplan parenteral:72 mg untuk implan subkutan Llru-Llrn
Lutropin [RH] (Luveris) Corticoreline ovine (Acthrel)
Parenteral: bubuk 82,5 lU untuk injeksi subkutan Parenteral: 100 mcg untuk injeksi lV
Menotropin [hMGI (Menopur Repronex) Corticotropin (H.P. Acthar Gel)
Parenteral: aktivitas 75 lU FSH dan 75 lU LH, aktivitas Parenteral: 80 uniUmL
150 lU FSH dan 150 lU LH untuk injeksi subkutan Cosyntropin (Cortrosyn)
atau lM Parenteral: 0,25 mg/vial untuk suntikan lV atau lM
Nafarelin (Synarel) Thyrotropin alpha (Thyrogen)
Nasal: 2 mg/mL (200 mcA/semprotan) Parenteral: 1,1 mg (4 lU) untuk injeksi lM
Urofollitropin (Bravelle) Triptorelin (Trelstar)
Parenteral:75 lU FSH untuk injeksi subkutan Parenteral: mikrogranul 3,75, 11,25 mg untuk
injeksi lM

REFERENSI Chandraharan E, Arulkumaran S: Acute tocolysis. Curr Opin


Obs tet Gynecol 2005;17 :157.
Attia AM, Al-Inany HG, Proctor ML: Gonadotropins for heaF Bevan JS et al: Primary medical therapy for acromegaly: An open"
ment of male factor subfertility. Cochrane Database Syst Rev prospective, multicenter study of the effects of subcutaneous
2006;1:CD005071 . and intramuscular slow-release octreotide on growth hor-
Bankowski BJ, Zaotr HA: Dopamine agonist therapy for hyper- mone, insulin-llke growth factorl, and tumor size. J Clin En-
prolactinemia. Clin Obstet Gynecol 200,3;46:M9. docrinol Metab 200287 :4554.
Barlier A, Jaquet P: Quinagolide-a valuable heahnent option for Blanks I Thomton S: The role of oxytocin in parturition. Br J Obstet
hyperprolactinaemia. Eur J Endocrinol 2006;154:1.87 Gynecol 2003; 1 10(Suppl 20):46.
536 I BAB37

Carter-Su C, Schwartz J, Smit lS: Molecular mechanism of growth Macklon NS et al: The science behind 25 years of ovulation stimu
hormone action. Annu Rev Physiol 1996;58:187. lation for in vitro fertilization. Endocr Rev 2006;27:170.
Daya S: Updated meta-analysis of recombinant follicle-stimulating Mammen AA, Ferrer FA: Nocturnal enuresis: Medical manage-
hormone (FSH) versus urinary FSH for ovarian stimulation in ment. Urol Clin North Am 2004;31:491.
assisted reproduction. Fertil Steril 2002;77 :7t1.. Maughan KL, Heim SW, Galazka S.S: Preventing postpartum hem-
de Jong D et al: High dose gonadotropin-releasing hormone orrhage: Managing the third stage of labor. Am Fam Physician
antagonist (ganirelix) may prevent ovadan hyperstimulation 2006;73:1,08.
syndrome caused by ovarian stimulation for in-viho ferti- Melmed S et al: Consensus statement: Medical management of ac-
lization. Hum Reprod 1998;13:573. romegaly. Eur J Endocrinol 2005; 153:737.
Demling R: Growth hormone therapy in critically ill patients. N Papatsonis D et al: Oxytocin receptor antagonists for inhibiting pre-
Engl J Med "1999;341.:837. term labour. Cocfuane Database Syst Rev 2005;20:CD0O1452.
Devroey P et al: Reproductive biology and IVF: Ovarian stimula- Scolapio j: Short bowel syndrome: Recent dinical outcomes with
tion and endometrial receptivity. Trends Endocrinol Metab growth hormone. Gastroenterology 20M;130:S 1.22.
20M;15:84. Speroff L, Fitz MA: Clinical Gynecologic Endocrinology and
EblingFJ: The neuroendocrine timing of puberty. Neuroendooine Infertility, 7th ed. Lippincott Williams & Wilkins, 2005.
2005;129:675. van der Lely AJ et al: Long-term treatment of acromegaly with
Gabe SG, Neibyl JR, Simpson JL: Obstetrics: Normal and Problem pegvisomant, a growth hormone receptor antagonist. l,ancet
Pregnancies, 4th ed. Churchill Livingstone, 2002. 2001;358:1754.
Gheorghiade M, Teerlink JR, Mebazaa A: Pharmacology of Van Wely M et al: Human menopausal gonadotropin versus re-
new agents for acute heart failure syndromes. Am J Cardiol combinant follicle stimulation hormone for ovarian stimula-
2005;96:68G. tion in assisted reproductive cycles. Cochrane Database Syst
Goffin V, Touraine P: Pegvisomant. Pharmacia. Curr Opin Investig Rev 2003;1CD003973.
Drtgs2002;3:752. Webster J et al: A comparison of cabergoline and bromocriptine
Hapgood JP et al: Regulation of expression of mammalian gona- in the heahnent of hyperprolactinemic amenorrhea. N Engl J
dotropin-releasing hormone receptor genes. I Neuroendocri- Med 1994;331:904.
nol20O5;17:61,9. ZitzmNrn M, Niesctrlag E: Hormone substitution in male hypogo-
Larson PR et al: Wiltams Textbook ofEndocrinolog, 10th ed. nadism. Mol Cell Endocrinol 2000;161:73.
Saunders,2003.
Francis 5. Greenspan, MD, FAC| & Betty J. Dong, PharmD

FISIOLOGI TIROID bentuk ini dengan cepat menimbulkan iodinasi residu-


residu tirosin dalam molekul tiroglobulin menjadi mono-
Kelenjar tiroid normal menyekresi hormon-hormon tiroid
iodotirosin (MIT) dan diiodotirosin (DIT). Proses ini di-
-triiodotironin (TJ dan tetraiodotironin (T, tiroksin)- sebut organifikasi iodida. Peroksidase tiroid dihambat
dalam jumlah yang cukupuntuk mempertahankan per-
secara transien oleh iodida berkadar tinggi dalam kelenjar
tumbuhan dan perkembangan, suhu tubuh yang normaf
dan tingkat energi yang normal. Kedua jenis hormon ini
tiroid dan dihambat lebih persisten oleh obat golongan
(berturut-turut) mengandung39% dan 65% iodin sebagai tioamida.
bagian esensial molekul. Kalsitoniru jenis hormon tiroid Dua molekul DIT bergabung di dalam molekul tiro-
kedua, penting dalam pengaturan metabolisme kalsium globulin menjadi bentuk L-tiroksin (t). Satu molekul MIT
dan satu molekul DIT berkombinasi menjadi bentuk Tr. Se-
dan dibahas dalam Bab 42.
lain tiroglobulin, protein lain dalam kelenjar tiroid dapat
Metabolisme lodida diiodinasi, tetapi iodoprotein ini tidak mempunyai akti-
vitas hormonal. Tiroksiru T3, MIT, dan DIT dibebaskan dari
Asupan iodida (I)* harian yang dianjurkan pada orang
tiroglobulin melalui eksositosis dan proteolisis tiroglobu-
dewasa adalah 150 mcg (200 mcg selama kehamilan).
lin pada batas koloid apikal. MIT dan DIT dideiodinasi
Iodida, yang masuk melalui makanan, air atau obat,
dalam kelenjar tiroid, dan iodin digunakan kembali. Proses
diabsorpsi dengan cepat dan memasuki kompartemen
proteolisis ini juga dihambat oleh iodida berkadar tinggi
cairan ekstrasel. Kelenjar tiroid mengeluarkan sekitar 75
dalam kelenjartiroid. Rasio T, denganTu dalam tiroglobulin
mcg iodida per hari dari kompartemen tersebut untuk
adalah sekitar 5:1 sehingga sebagian besar hormon yang di-
sintesis hormon dan sisanya diekskresikan ke dalam urin.
bebaskan tersebut berupa tiroksin. Sebagian besar T, yang
Bila asupan iodida meningkat, fraksi ambilan iodin oleh
bersirkulasi dalam darah berasal dari metabolisme tiroksin
kelenjar tiroid akan berkurang.
di perifer (lihat uraian selanjutnya, Gambar 38-2).
Biosintesis Hormon Tiroid
Transpor Hormon Tiroid
Begitu diambil oleh kelenjar tiroid, iodida akan mengalami
To dan T, dalam plasma terikat pada protein secara rever-
serangkaian reaksi enzimatik yang akan mengubahnya
sibel, terutama globulin pengikat-tiroksin (IBG). Hanya
menjadi hormon tiroid yang aktif (Gambar 38-1). Tahap
sekitar O,Ot% total Tn dan 0,4To T" yang terdapat dalam
pertama reaksi tersebut adalah transpor iodida ke dalam
bentuk bebas. Banyak keadaan fisiologis dan patologis serta
kelenjar tiroid oleh suatu protein membran basal sel foli-
obat-obat yang memengaruhi transpor \, Tr, dan tiroid.
kel intrinsik, yang disebut sebagai simpor natrium/iodida
Meskipun demikian, umumnya tingkat kadar hormon
(so dium/i o di de symp or ter). Transp or tersebu t dapat diham-
bebas yang sebenamya tetap normal, yang mencerminkan
bat oleh anion-anion seperti tiosianat (SCNJ, perteknetat
adanya kontrol umpan balik.
GcQ), dan perklorat (ClO4-). Pada membran sel apikaf
suatu enzim transpor I- kedua, yang disebut pendrirl Metabolisme Hormon Tiroid di Perifer
mengatur aliran iodida melalui membran tersebut. Pen-
drin juga ditemukan di koklea telinga dalam dan bila Jalur utama unfuk metabolisme tiroksin di perifer adalah
kadar pendrin ini berkurang atau tidak ada, akan terjadi deiodinasi. Deiodinasi Tn dapat terjadi sebagai mono-
suatu sindrom dengan gejala tuli dan gondok, yang di- deiodinasi cincin luar, yang membenfuk 3,5,3'-triiodo-
sebut sindrom Pendred. Pada membran sel apikal, iodida
tironin (t ), yu.g tiga hingga empat kali lebih paten dari
dioksidasi oleh peroksidase tiroid menjadi iodin, dan Tn. Deliodinasi dapat juga terjadi pada cincin dalam,
menghasilkan 3,3', S'-trilodo tironin (reaerse Tr. atau rTr),
*Dalam bab ini istilah "iodin" menunjukkan semua bentuk elemen yodium;
yang inaktif secara metabolik (Gambar 38-2). Obat-obatan
istilah "iodida" hanya menunjukkan bentuk ion yodium, I-.

637
638 / BAB 38

KELENJARTIROID

Tiroglobulin
lP"r"k"id*;l
+

T+' Ts
JARINGAN DARAH
PERIFER
Tc' Ts

T3

Gambar 38-1. Biosintesis hormon tiroid. Tempat kerja berbagai obat yang mengganggu biosintesis hormon tiroid
diperlihatkan.

II IMKflVASI

,.*N..Ff!*,-c(2 Deaminasi

),i /
II
.,*rr
F/ --> Dekarboksilasi
Konjugasi
(glukuronida
atau sulfat)

llrckrln

t/Deiodinasi\
Al(rvAst

'I I
3,5,3LTdlododrcnln 3,3',C-Trllodotlronln
(I!) (nverse 13)

Gambar 38-2. Metabolisme tiroksin di perifer. (Dimodif ikasi dari Greenspan F5: Thyroid gland. ln: Greenspan F5, Gardner D
leditorsl: Basic & Clinical Endocrinologl4, Ts ed. McGraw-Hill, 2004.)
TIROID DAN OBAT ANTITIROID I 639

Tabet 38-1 . Rangkuman kinetika hormon tiroid.

5-12 mcg/dL (64-164 nmol/L) 70-132 ngldL (1,1-2,0 nmol/L)

.....q*1:........
Jumlah vano terikat 99,960/o 99,60/o

o/o
Absorpsi per oral 80% 95

seperti amiodaron, media kontras teriodinasi, penyekat B, bergantung pada kadar iodin dalam darah. Sejumlah
dan kortikosteroid serta penyakit yang parah atau kela- besar dosis iodin menghambat organifikasi iodida (blok
paran menghambat S'-deiodinase yang diperlukan untuk Wolff-Chaikoff, lihat Gambar 38-1). Pada penyakit ter-
perubahan Tn menjadi T' yang berakibat rendahnya kadar tentu (misalnya, tiroiditis Hashimoto), hal tersebut dapat
T, dan tingginya kadar rT, dalam serum' Farmakokinetika menghambat sintesis hormon tiroid dan berakibat tim-
hormon tiroid dicantumkan di Tabel 38-1. Rendahnya bulnya hipotiroidisme. Hipertiroidisme dapat terjadi aki-
kadar T, dan rT, dalam serum individu normal terjadi bat hilangnya blok Wolff-Chaikoff pada individu-individu
akibat lingginya bersihan kedua senyawa tersebut. yang rentan (misalnya, goiter multinodular).
C. SnruuuroR TrRotD Asluonluel
Evaluasi Fungsi Tiroid Pada penyakit Grave (lihat uraian selanjutnya), limfosit
Uji-uji yang digunakan untuk mengevaluasi fungsi tiroid menyekresi suatu TSH re cep tor-stimulating antibody (TSH-R
dicantumkan dalam Tabel 38-2. Ab[stim]), yang juga dikenal sebagai thyroid-stimulating
immunoglobulin (TSI). Imugroglobulin ini berikatan pada
A. HueuNclru Ttnoto'HtPortsts
reseptor TSH dan merangsang kelenjar tiroid dengan cara
Pengaturan fungsi tiroid melalui umPan balik tiroid- yang sama seperti TSH itu sendiri. Walaupun demikiary
hipofisis juga dibahas dalam Bab 37' Secara singkat sel- efeknya lebih lama ketimbang efek TSH. Reseptor TSH
sel hipotalamus menyekresi thyrotropin-releasing hormone juga ditemukan di fibrosit orbita yang dapat dirangsang
[IRH) (Gambar 38-3). TRH disekresi ke dalam kapiler- oleh TSH-R Ab [stim] dalam kadar tinggi.
kapiler sistem vena porta hipofisis, dan di kelenjar hi-
pofisis, TRH merangsang sintesis dan melepaskan tlryroid-
stimulating hormone (TSH). TSH kemudian merangsang ffi I. FARMAKOLOGI DASAR
suatu mekanisme yang diperantarai-adenilil siklase di
sel-sel tiroid untuk meningkatkan sintesis dan pelepasan OBAT.OBAT TIROID &
Tn danTr. Hormon-hormon tiroid ini bekerja dalam bentuk ANTITIROID
umpan balik negatif di hipofisis untuk menghambat kerja
TRH, dan di hipotalamus untuk menghambat sintesis dan HORMON.HORMON TIROID
sekresi TRH. Hormon-hormon atau obat-obat lain dapat
Kimia
juga memengaruhi pelepasan TRH atau TSH.
Shuktur kimia tiroksin dan triidotirodin serta reaerse
B. AuronrculAst KELENJAR TlRolD triiodothyronine (rTr) terlihat pada Gambar 38-2- Semua
molekul-molekul alami ini berada dalam bentuk isomer
tesis hormon tiroid dengan mekanisme intratiroid yang levo (L). Dekstrotiroksin, yaitu bentuk isomer dekstro (D)
tidak bergantung pada TSH. Mekanisme ini terutama sintetik dari tiroksin, mempunyai aktivitas sekitar 4% akn-
640 / BAB 38

Tabel 38-2. Nilaitipikal untuk uji fungsi tiroid.

..I:-9.-".9-l-'--!fli ...0--?:9:!]..1.s_!!_L__!1-.9:i-.p-T.911_!1..-__-_
Rendah rinssi
.rin;;l----
.-Llg!11-l1ll9l'..1-.?1j:r s-350/o Rendah
Autoantibodi tiroglobulin (Tg-ab) Sering ada Biasanya ada
Antibodi peroksidase tiroid (TPA) <1 lU/mL Sering ada Biasanya ada

Kalsitonin serum Pria: < 8 ng/L (< 2,3 pmol/L); Uji tidak diindikasikan Uji tidak diindikasikan

i;;;;;;;;;;;i;i;;;;;";;;;;;;; :#l?1'-ar'e1!'{:'1:l1e'r'el/!1""-
'
iil;r J,;;t;;;;r;;"' M;il;k;i;;;;-
------
(thyroid stimulating immunoglobulin) penyakit Graues
rHasil-hasil dapat bervariasi pada laboratorium yang
berlainan.
zPengecualian pada hipotiroidisme sentral.

vitas biologis L-isomer seperti yang tampak dari kemampu- Namun, pasien yang mendapatkan obat pengganti Tn
annya yang lebih kecil dalam menekan sekresi TSH dan mungkin memerlukan peningkatan dosis untuk memper-
memperbaiki hipotiroidisme. tahankan efektivitasnya secara klinis. Kompensasi yang
serupa juga terjadi bila tempat-tempat pengikatan ber-
Farmakokinetik ubah. Bila TBG meningkat karena kehamilary estrogen,
Tiroksin paling baik diabsorbsi di duodenum dan ileum; atau kontrasepsi oral, mula-mula akan terjadi pergeseran
absorpsi dimodifikasi oleh faktor-faktor intraluminal se- hormon dari bentuk bebas ke bentuk terikat dan kecepatan
perti makanan, obat-obatan, dan flora usus. Biovailabilitas eliminasi berkurang sampai konsentrasi normal hormon
per oral sediaan L-tiroksin terkini rata-rata 80% (Tabel tersebut tercapai kembali. Jadi, konsentrasi hormon total
38-1). Sebaliknya, T, hampir seluruhnya diabsorpsi (95%). dan hormon terikat akan meningkat, tetapi konsentrasi
Absorpsi \ dan T, agaknya tidak dipengaruhi oleh hipoti- hormon bebas dan keadaan eliminasi mantap (steady-state
roidisme ringan tetapi dapat terganggu pada miksedema elimination) akan tetap normal. Hal yang sebaliknya terjadi
berat dengan ileus. Faktor-faktor tersebut penting dalam bila tempat pengikatan tiroid berkurang.
mengganti rute terapi oral ke terapi parenteral. Untuk
penggunaan parenteral, rute pemberian melalui intravena Mekanisme Keria
lebih disukai untuk kedua hormon tersebut. Suatu model kerja hormon tiroid dilukiskan dalam
Pada pasien dengan hipertiroidisme, laju bersihan Gambar 38-4. Pada model ini, tampak bentuk bebas
metabolik Tn dan T. meningkat dan waktu paruhnya ber- hormon tiroid, yaitu Tn dan Tr, yang terlepas dari protein
kuranp hal yang sebaliknya berlaku untuk pasien hipo- pengikat-tiroid, dan memasuki sel melalui transpor aktif.
tiroidisme. Obat-obat yang menginduksi enzim-enzim Di dalam sel, Tn diubah menjadi T, oleh 5'-deiodinase, dan
mikrosom hati (misalnya, rifampiry fenobarbital, karban- T, memasuki nukleus tempat T, berikatan dengan suatu
mazepin, fenitoin, imatinib, inhibitor protease) mening- protein reseptor T, spesifik, yakni suatu anggota famili
katkan metabolisme Tn dan T, (tabel 38-3). Meskipun ter- onkogen c-erb. (Famili ini juga mencakup reseptor hormon
dapat perubahan bersihan tersebu! konsentrasi hormon steroid dan reseptor untuk vitamin A dan D.|Reseptor T,
normal tetap dipertahankan pada pasien-pasien eutiroid terdapat dalam dua bentuk, yaitu cr dan p. Berbedanya
karena adanya hiperfungsi kompensatorik kelenjar tiroid. konsentrasi kedua untuk reseptor di berbagai jaringan
TIROID DAN OBAT ANTITIROID I 641
Psikosis Ritme pulsatil anabolik yang lemah terhadap Tr, mengandung reseptor
akut dan sirkadian dalam jumlah sedang. Sejalan dengan potensi biologis-
nya, afinitas reseptor untuk Tn kira-kira 10 kali lebih
rendah daripada afinitasnya terhadap Tr. Jumlah resep-
tor nukleus dapat berubah-ubah untuk mempertahankan
homeostasis tubuh. Contohnya, kelaparan mengurangi
hormon T, di sirkulasi dan jumlah reseptomya di sel.
Hipotalamus

Efek-efek Hormon-hormon Tiroid


Hormon-hormon tiroid berperan penting dalam perfum-
buhan, perkembangan, fungsi, dan pemeliharaan yang
optimal di semua jaringan tubuh. Jumlah hormon yang
berlebihan atau tidak adekuat masing-masing menyebab-
kan timbulnya tanda dan gejala hipertiroidisme atau hipo-
tiroidisme (Tabel 38- ). Karena T, dan T, secara kualitatif
sama, kedua hormon ini dapat dianggap sebagai satu
hormon yang akan dibahas selanjutnya.
Hormon tiroid sangat penting untuk jaringan saraf,
kerangka, dan sistem reproduksi. Efeknya bergantung
pada sintesis protein serta potensiasi sekresi dan kerja hor-
mon pertumbuhan. Kurangnya hormon tiroid pada awal
kehidupan menyebabkan retardasi mental ireversibel dan
dwarfismrgejala tipikal kretinisme kongenital.
Efek-efek terhadap pertumbuhan dan kalorigenesis
Gambar 38-3. Aksis hipotalamus-hipofisis-tiroid. Psikosis disertai dengan suatu pengaruh yang luas terhadap me-
akut atau pajanan lama terhadap udara dingin dapat tabolisme obat-obatan serta karbohidra! lemak, protein,
mengaktifkan aksis tersebut. TRH hipotalamus merangsang dan vitamin. Sejumlah besar perubahan ini bergantung
pelepasan TSH dari hipofisis, sedangkan somatostatin
dan dopamin menghambatnya. TSH merangsang sintesis pada atau dimodifikasi oleh aktivitas hormon lain. Seba-
dan pelepasan To dan T, dari kelenjar tiroid, dan kedua liknya, laju sekresi dan degradasi hampir semua hormon
hormon tersebut selanjutnya menghambat sintesis dan lain, yang mencakup katekolamin, kortisol, estrogen, tes-
pelepasan TRH dan TSH. Sejumlah kecil iodida diperlukan
tosteron, dan insulin, dipengaruhi oleh status hormon
untuk memproduksi hormon, namun sejumlah besar iodida
menghambat produksi dan pelepasan T, dan To. (Panah tiroid.
utuh, pengaruh stimulatorik; panah putus-putus, pengaruh Banyak manifestasi hiperaktivitas tiroid menyerupai
inhibitorik. H, hipotalamus, AP, hipofisis anterior.) aktivitas berlebih sistem saraf simpatis (terutama pada sis-
tem kardiovaskular), walaupun kadar katekolamin tidak
meningkat. Perubahan aktivitas adenilil siklase fang di-
mungkin berperan menyebabkan variasi efek-efek T, rangsang katekolamin seperti yang terukur sebagai cAMP
terhadap jaringan-jaringan yang berbeda. ditemukan menyertai perubahan aktivitas tiroid. Penjelas-
Sebagian besar efek tiroid terhadap proses metabolik an yang mungkin untuk hal tersebut meliputi peningkatan
tampaknya diperantarai oleh aktivasi reseptor nukleus, jumlah reseptor p atau penguatan sinyal reseptor p. Gejala-
yang menyebabkan peningkatan pembentukan RNA gejala klinis lain yang menyerupai aktivitas epinefrin yang
dan sintesis protein selanjublya, misalnya peningkatan berlebihan (dan sebagian dapat dikurangi oleh antagonis
pembentukan Na*/K* ATPase. Hal ini sesuai dengan adrenoseptor) mencakup retraksi dan gerak kelopak mata
pengamatan bahwa efek tiroid bermanifestasi secara in yang lambat tremor, keringat berlebih, ansietas, dan
vivo dengan jeda waktu berjam-jam atau berhari-hari se- cemas. Gejala-gejala yang berlawanan dengan gejala ter-
telah diberikan. sebut terlihat pada hipotiroidisme (Tabel 38-4).
Sejumlah besar reseptor hormon tiroid terdapat pada
kebanyakan jaringan yang berespons terhadap hormon Sediaan Hormon Tiroid
(hipofisis, hati, ginjal, jantung, otot rangka, paru-paru, dan Sediaan hormon tiroid dapat dilihat pada bagian "Preparat
usus), sedangkan sejumlah kecil tempat reseptor terdapat yang Tersedia" di akhir bab ini. Preparat tersebut dapat
pada jaringan yang tidak memberikan respons terhadap berupa preparat sintetik (levotiroksin, liotironin, liotriks),
hormon (limpa, testis). Otak, yaitu organ dengan respons atau berasal dari binatang (tiroid kering).
642 i BAB 38

Tabel 38-3. Efek obat dan fungsi tiroid.

Perubahan sintesis hormon tiroid


lnhibisi sekresi TRH atau TSH tanpa menginduksi Dopamin, levodopa, kortikosteroid, somatostatin, metformin,
hipotiroidisme atau hipertiroidisme beksaroten
lnhibisi pelepasan atau sintesis hormon tiroid dengan lodida (termasuk amiodaron), litium, aminoglutetimida,
menginduksi hipotiroidisme (atau terkadang tioamida, etionamida
h ipertiroidisme)

Perubahan transpor hormon tiroid dan kadar T, & Tn total dalam serum,

Peningkatan TBG Estrogen, tamoksifen, heroin, metadon, mitotan, fluorourasil

Pelepasan T. dan To dari TBG dengan hipertiroksinemia Salisilat, fenklofenak, asam mefenamat, f urosemid
transien
Perubahan metabolisme To dan T, dengan mengubah kadar T, dan T4 serum tetapi

:::::::.':::.]]t:::l::t::::::: ijiilil!'tin:is",'r,riii:lfiilTi"'xflilil:
lnhibisi S'-deiodinase dengan penurunan T' dan Asam iopanoat, ipodat, amiodaron, penyekat B,

lnteraksi lain
Menghambat absorpsi To Kolestiramin, kolestipol, siprofloksasin, aluminium hidroksida,
sukralfat, natrium polistiren sulfonat, raloksifen, ferro sulfat,
kalsium karbonat, bran, kedelai
lnduksi penyakit tiroid autoimun dengan hipotiroidisme lnterferon-a, interleukin-2, interferon-B, litium, amiodaron
atau hipertiroidisme
Efek fungsi tiroid terhadap efek obat
Antikoagulasi Diperlukan dosis warfarin yang lebih rendah pada
hipertiroidisme; dosisnya lebih tinggi pada hipotiroidisme
Pengaturan glu.kosa Peningkatan produksi glukosa hepar dan intoleransi glukosa
pada hipertiroidisme; mengganggu kerja insulin dan bersihan
glukosa pada hipotiroidisme
Obat yang bekerja pada jantung Dibutuhkan dosis digoksin yang lebih tinggi pada
.-.--..... -..... 1ip_.._!lLgi9!:re_i.9.s:.i:Ly.l.l-".yl_'.r.91q.1!.p.9.*.lip9jtr_9i9i:r9.._.....
Sedatil analgesik Peningkatan efek sedatif dan penekanan pernapasan akibat
pemberian sedatif dan opioid pada hipotiroidisme; hal
sebaliknya pada hipertiroidisme

Hormon-hormon tiroid tidak efektif dan dapat meru- dan waktu paruhnya yang panjang (7 hari) sehingga dapat
gikan pada penanganan obesitas, perdarahan abnormal diberikan sekali sehari. Selain itu, To diubah menjadi, T,
dari vagina, atau depresi jika kadar hormon tiroid masih di dalam sel sehingga pemberian To menghasilkan kedua
normal. Laporan anekdot mengenai efek menguntungkan macam hormon. Preparat generik levotiroksin dapat digu-
T, yang diberikan dengan antidepresan belum dikonfir- nakan karena efektivitasnya hampir sama dan harganya
masi oleh suatu uji terkontrol. lebih murah ketimbang preparat dengan nama dagang.
Levotiroksin sintetik merupakan preparat terpilih Walaupun liotironin (T) tiga sampai empat kali lebih
untuk terapi pengganti hormon tiroid dan terapi supresi poten ketimbang levotiroksin, zat tersebut tidak dianjur-
karena stabilitasnya, isinya yang seragam, harga yang kan untuk terapi pengganti rutin karena waktu paruhnya
murah, kurang mengandung protein asing alergenik, yang pendek Qa jam), yang memerlukan pemberian dosis
pengukuran kadarnya dalam serumyangmudahdilakukan, beberapa kali dalam sehari; harganya lebih mahaf dan
TIROID DAN OBAT ANTITIROID I 643

Gambar 38-4. Model interaksi T, dengan


reseptor Tr. A: Fase inaktif-dimer reseptor
T, tak berligan yang terikat pada elemen
respons hormon tiroid (TRE) beserta
korepreso4 bertindak sebagai suatu supresor
transkripsi gen. B: Fase aktif-T, dan To
yang bersirkulasi berikatan dengan protein TRE
pengikat-tiroid (TBP). Kedua hormon bebas
tersebut diangkut ke dalam sel melalui suatu
sistem transpor spesifik. Di dalam sitoplasma,
To dikonversi menjadi T, oleh 5'-deiodinase;
T, kemudian berpindah ke dalam nukleus. Di
sana, T, berikatan dengan domain pengikat-
ligan pada monomer reseptor tiroid (TR).
Hal tersebut memicu perubahan homodimer
TR dan heterodimerisasi dengan reseptor
X retinoid (RXR) pada TRE, pelepasan
korepresol dan pengikatan koaktivator.
Kompleks TR-koaktivator mengaktifkan
transkripsi gen, yang menyebabkan
perubahan sintesis protein dan fenotipe sel.
(TR-LBD, T, receptor ligan-binding domain;
TR-DBD, T3 receptor DNA-binding domain;
RXR-LBD, retinoid X receptor ligand-binding
domain; RXR-DBD, retinoid X receptor
DN A-bi nd i ng doma i n; T' triiodotiron i n;
To, tetraiodotironin, L-tiroksin; 5'Dl, 5'
TRE
deiodinase. (Dimodifikasi dan diproduksi
ulang atas izin dari Greenspan FS, Gardner DG
[editor]: Basic & Clinical Endocrinology, T'h ed.
McGraw-Hill, 2004.)

lebih sulit memantau kecukupan penggantiannya de- beberapa ekstrak tiroid dan liotriks dapat menyebabkan
ngan uji-uji lahoratorium konvensional. Tambahan pula, peningkatan hebat kadar T, dan toksisitas. Dosis ekuivalen
karena aktivitas hormon ini lebih besar dan risiko kardio- adalah 100 mg tiroid kering, 100 mcg levotiroksin, dan37,5
toksisitasnya juga lebih besar, penggunaan T, harus dihin- rncg liotironin.
dari pada pasien dengan penyakit jantung. Hormon ini Masa kadaluarsa preparat hormon sintetik kira-kira 2
lebih baik digunakan untuk mensupresi TSH dalam jangka tahun, khususnya bila preparat tersebut disimpan dalam
pendek. Karena pemberian T, secara oral tidak diperlukan, botol gelap untuk meminimalkan terjadinya deiodinasi
pemberian campuran tiroksin dengan liotironin (liotriks) spontan. Masa kadaluarsa tiroid kering tidak diketahui
yang lebih mahal ketimbang levotiroksin tidak pernah dengan pasti, tetapi bila tetap dipertahankan dalam ke-
diperlukan. adaan kering, potensinya akan lebih baik.
Penggunaan preparat tiroid kering tidak pernah diakui
lebih baik ketimbang preparat sintetik karena keuntungan OBAT.OBAT ANTITIROID
preparat ini dalam hal harga yang murah tidak berimbang Penurunan aktivitas tiroid dan efek-efek hormon tiroid
dengan kerugian pada antigenisitas protein, ketidak-sta- dapat dilakukan oleh zat yang memengaruhi produksi
bilan produk, konsentrasi hormon yang bervariasi, dan hormon tiroid, oleh zat yang memodifikasi respons
kesulitan dalam memantau kadarnya di laboratorium. jaringan terhadap hormon tiroid; atau dengan radiasi
T, dalam jumlah yang bermakna yang terdapat pada atau tindakan pembedahan yang merusak kelenjar tiroid.
I
644 / BAB 38

Tabel 38-4. Manifestasi tirotoksikosis dan hipotiroidisme.

Kulit dan struktur yang Kulit hangat, lembab; berkeringat; tidak tahan Kulit pucat, dingin, dan sembab; rambut
kerins dan mudah rusak; kuku mudah rusak
:::::::l: !ll;;;ilff",1ff1ii,''*1lag,|"..?rummer;
Mata, wajah Retraksi kelopak mata atas dengan mata Kelopak mata jatuh; edema periorbital;
terbelalak. Edema periorbital; eksoftalmus; aspek temporal mata pada alis hilang; muka
...........--9ill-".ei.:-l3lv.:Ill-911.".:L __._..._._....9s.1-s.\:1.9.,-a:_t:te.tylg._tll-".'.li.l'.*!:.9.".:11...
Sistem kardiovaskular Penurunan tahanan pembuluh darah tepi,
Peningkatan resistensi pembuluh darah
peningkatan denyut jantung, isi sekuncup, perifer; penurunan frekuensi denyut jantung,
curah jantung, tekanan nadi; gagal jantung
isi sekuncup, curah jantung. tekanan nadi;
high-output; efek-efek inotropik dangagal jantung low-output; EKG: bradikardia,
kronotropik meningkat; aritmia; angina
pemanjangan interval pR, gelombang T

.iitiriiiriiiiir. .......ijiiriIliiilliiyliirir!{yr . . ..-_..;ilff,"-;1t':T;H-il]I,ii;irlji'j;1lil1l*


--'iti;ft;I;;;;il;f.I;;;;';;;"k;; "---'
sistem saluran cerna Nafsu makan meningkat; frekuensigerakan
._._..y:.y_'.I:1i19.!.:!.Iip9ptglsil..Tt1......
.._...._.._..._yl_T..T.9ly!.yr:.*9_:..
pusat
sistem saraf Gelisah; hiperkinesia; emosi labil Letarsi; proses mentat.niliiilifyiiiiii...--..
-sil;;,k,1;ilil;l-- -;;;;;;k;i;il;;.;;;i;;;;r^;i:;i;;'.'.""".-.ii"i.'.k";;;;;k;iilan
penurunan otot;

-ilil;fi;i
refleks tendon dalam; hiperkalsemia; refleks tendon dalam; alkali fosfatase, LDH,

hiiti;i;;;;;1,.il;;ilt;;;;";i;;;;--::k#tllk;;;;;;;;;;;;""'- '

Sistem hematopoietik Peningkatan eritropoiesis; anemiar


-ili;*p'.;;;k;i'-- Penurunan eritropoiesis; anemial
-'-".-li;;;;i;;;iil;i;;;;;;;ili;i;;;;;;;;;"--;il;;;;;;;;r..i;ift;;;'ibi;;il;il'.-"'
peningkatan metabolisme steroid gonad impotensi; oligospermia; penurunan
.;il;;;il;it.-.-""'-"".1;;',"J;;i;ij;;i;hi;;;;i"" ""'
i:lj':;-";j'f,+Tt;:':':l;*;;;;;t;""""""
keseimbangan nitrogen negatif; keseimbangan nitrogen positif ringan;
hiperglikemia; asam-asam lemak bebas degradasi insulin melambat, dengan
bertambah; pengurangan kolesterol dan peningkatan sensitivitas; kolesterol dan
trigliserida; peningkatan degradasi hormon; trigliserida bertambah; penurunan degradasi
peningkatan kebutuhan akan vitamin larut-air hormon; penurunan kebutuhan akan
dan larut-lemak; peningkatan metabolisme vitamin larut-air dan larut-lemak; penurunan
obat metabolisme obat
'Anemia pada hipertiroidisme biasanya normokromik dan disebabkan oleh peningkatan laju sulih eritrosit. Anemia pada hipotiroidisme dapat
normokromik, hiperkromik, atau hipokromik dan dapat disebabkan oleh penurunan laju produksi, penurunan absorpii besi, penurunan aUsoipsi
asam folat, atau akibat anemia pemisiosa autoimun. (LDH, laktat dehidrogenase; ASI asbartat aminoiransferase.)

"Goitrogen" adalah zatyang menekan sekresi T, dan Tn ke Struktur kimia senyawa-senyawa ini diperlihatkan
tingkat kadar subnormal sehingga meningkatkan kadar dalam Gambar 38-5. Gugus tiokarbamida esensial untuk
TSH, yang kemudian menyebabkan terjadinya pembesar- aktivitas antitiroid.
an kelenjar (goiter). Senyawa antitiroid yang digunakan
dalam klinik adalah tioamida, iodida, dan iodin radioaktif. Farmakokinetik
Propiltiourasil diabsorpsi dengan cepat, dan mencapai
l. Tioamida kadar puncak dalam serum setelah 1jam. Bioavailabililas
Tioamida metimazol dan propiltiourasil merupakan obat obat ini sebesar 50-80% dapat disebabkan oleh absorpsi-
utama untuk pengobatan tirotoksikosis. Di Inggris, kar- nya yang tidak sempurna atau oleh efek frst-pass yang
bimazol (yang diubah menjadi metimazol in vivo) banyak besar di hati. Volume distribusi mendekati total air dalam
digunakan. Metimazol kira-kira 10 kali lebih poten ke- tubuh dengan akumulasi di kelenjar tiroid. Sebagian besar
timbang propiltiourasil. propiltiourasil yang memasuki tubuh akan diekskresikan
TIROID DAN OBAT ANTITIROID I 645
tidak mudah melintasi plasenta. Tambahan pula, metima-
zol dapat menyebabkan malformasi kongenital meskipun
jarang terjadi. Kedua obat tersebut disekresi dalam kon-
sentrasi kecil ke dalam air susu namun dianggap aman
untuk bayi yang sedang menyusu.

Proplltlourasll Farmakodinamik
o Tioamida bekerja dengan berbagai mekanisme. Kerja uta-
il manya adalah mencegah sintesis hormon dengan meng-
?
-0-c2H5 hambat reaksi yang dikatalisis-peroksidase tiroid dan
dengan menghambat organifikasi iodin. Selain itu, obat-
,<:1 obat ini menghambat penggabungan iodotirosin. Obat-
obat ini tidak menghambat ambilan iodida oleh kelenjar
I
tiroid. Propiltiourasil dan metimazol (dalam tingkatan yang
cHr lebih rendah) menghambat deiodinasi Tn dan T, di perifer
Karblmazol (Gambar 38-1). Karena pengaruh pada sintesis hormon
Gambar 38-5. Struktur tioamida. Gugus tiokarbamida lebih kuat ketimbang pengaruh pada pelepasan hormory
diperlihatkan dengan arsir. mula kerja obat-obat ini lambat dan sering memerlukan
waktu 3-4 minggu sebelum simpanan Tn habis.

oleh ginjal dalam waktu 24 jam berupa glukuronida yang


Toksisitas
tidak aktif. Efek samping tioamida ditemukan pada 3-72% pasien
Sebaliknya, metimazol diabsorpsi secara sempurna te- yang diobati, Umumnya efek samping timbul secara
tapi pada kecepatan yang bervariasi. Metimazol teraku- dini, terutama mual dan distres saluran cerna. Perubahan
mulasi dengan mudah oleh kelenjar tiroid dan volume sensasi kecap atau bau dapat terjadi pada penggunaan
distribusinya serupa dengan volume dishibusi propil- metimazol. Efek sarnping yang paling umum adalah
tiourasil. Metimazol dieksresi lebih lambat daripada pro- ruam makulopapular dengan rasa gatal (4-5'/.), dan ter-
piltiourasil, dan sebanyak 65-70% ditemukan kembali kadang disertai dengan tanda-tanda sistemik seperti de-
dalam urin dalam waktu 48 jam. mam. Efek-efek samping yang jarang ditemukan adalah
Waktu paruh obat-obat ini yang pendek dalam ruam urtikaria, vaskulitis, reaksi yang mirip-lupus, limfa-
plasma (1,5 jam untuk propiltiourasil dan 6 jam untuk denopati, hipoprotrombinemia, dermatitis eksfoliatif, po-
metimazol) tidak banyak berpengaruh pada masa kerja liserositis, dan artralgia akut. Hepatitis (lebih sering pada
antitiroid atau interval pemberian obat karena kedua obat penggunaan propiltiourasil) dan ikterus kolestatik (lebih
ini diakumulasikan oleh kelenjar tiroid. Cara pemberian sering pada penggunaan metimazol) dapat bersifat fatal;
propiltiourasil dengan frekuensi setiap G8 jam cukup ber- meskipun peningkatan kadar transaminase asimtomatik
alasan karena dosis funggal sebesar 100 mg dapat meng- juga terjadi.
hambat organifikasi iodin sebanyak 60o/. selama 7 hari. Komplikasi yang paling berbahaya adalah agranu-
Karena dosis tunggal sebesar 30 mg metimazol memper- lositosis (hitung granulosit < 500 sel/mm3), yaitu reaksi
lihatkan efek antitiroid selama lebih dari 24 jam, pemberi- simpang yang jarang namun berpotensi fatal. Reaksi ini
an dengan dosis tunggal setiap hari cukup efektif dalam ditemukan pada 0,1-0,5% pasien yang menggunakan
penatalaksanaan hipertiroidisme ringan sampai sedang. tioamida, tetapi risiko ini meningkat pada pasien-pasien
Kedua tioamida tersebut melintasi sawar plasenta dan yang lebih tua dan mereka yang mendapat terapi meti-
terakumulasi di kelenjar tiroid janin sehingga penggunaan mazol dosis tinggi (lebih dari 40 mg/hari). Reaksi tersebut
obat-obat ini pada ibu hamil harus dilakukan dengan hati- biasanya cepat menghilang bila pemberian obat dihenti-
hati. Karena adanya risiko hipotiroidisme janin, kedua kan, tetapi terapi antibiotik berspektrum luas mungkin
tioamida diklasifikasikan sebagai kategori D kehamilan diperlukan untuk menangani komplikasi infeksi. Faktor
(bukti risiko yang dialami janin manusia berdasarkan penstimulasi-koloni (misalnya, G-CSF; lihat Bab 33) dapat
data reaksi simpang dari berbagai penyelidikan dan mempercepat pemulihan granulosit. Sensitivitas-silang
pengalaman pemasaran obat). Dari kedua obat tersebut, antara propiltiourasil dan metimazol adalah sekitar 50%;
propiltiourasil lebih disukai ketimbang metimazol pada oleh sebab itu, pertukaran kedua ini obat pada pasien-
kehamilan karena ikatan proteinnya lebih kuat sehingga pasien dengan reaksi berat tidak dianjurkan.
646 / BAB 38

2. Inhibitor Anion menyebabkan goiter pada janin. Pada kedaruratan akibat


Anion-anion monovalen seperti perklorat (Cl0n), per- radiasi, efek penghambatan tiroid yang dimiliki kalium
teknetat (T.On-), dan tiosianat (SCN) dapat menghambat iodida dapat melindungi kelenjar tiroid dari kerusakan bila
ambilan iodida oleh kelenjar tiroid melalui inhibisi kom- diberikan sebelum terpajan oleh radiasi.
petitif mekanisme franspor iodida. Karena efek-efek ini
dapat diatasi oleh iodida dalam dosis besar, efektivitasnya
Toksisitas
agak sukar diperkirakan, Reaksi simpang terhadap iodin (iodisme) jarang terjadi
Kegunaan klinis utama kalium perklorat adalah meng- dan pada kebanyakan kasus dapat pulih kembali bila pem-
hambat ambilan kembali I- oleh tiroid pada pasien dengan berian iodin dihentikan. Reaksi tersebut mencakup ruam
hipertiroidisme yang terinduksi-iodida (misalnya, hiper- akneiformis (mirip dengan bromisme), pembengkakan
tiroidisme yang terinduksi-amiodaron). Akan tetapi, kelenjar saliva, ulserasi membran mukosa, konjungtivifis,
kalium perklorat jarang digunakan secara klinis karena rinorea, demam akibat oba! rasa logam pada lidah, ke-
dapat menyebabkan anemia aplastik. lainan perdarahan, dan reaksi anafilaktoid (jarang).

4. Media Kontras Teriodinasi


3. lodida
Zat-zat media kontras teriodinasi, yaitu diatrizoat (per
lodida merupakan antitiroid yang utama sebelum diper-
oral) dan ioheksol (per oral atau intravena), dapat ber-
kenalkannya tioamida dalam tahun 1,940-an; kini, iodida
rnanfaat dalam pengobatan hipertiroidisme, walaupun
jarang digunakan tersendiri sebagai terapi.
zat-zat ini tidak resmi dicantumkan untuk indikasi ini.
Obat-obat ini dengan cepat menghambat konversi To
Farmakodinamak menjadi T, di hati, ginjal, kelenjar hipofisis, dan otak. Hal
Iodida mempunyai beberapa efek terhadap kelenjar tersebut menjelaskan perbaikan dramatis pada parameter-
tiroid. Iodida menghambat organifikasi dan pelepasan pararneter subyektif dan obyektif. Contohnya, penurunan
hormon serta mengurangi ukuran dan vaskularitas kelenjar frekuensi denyutjantung sudah terlihat dalam 3 hari sete-
tiroid yang hiperplastik. Pada individu yang rentan, iodida lah pemberian per oral obat tersebut sebanyak 0,5-1 g/hari.
dapat menginduksi hipertiroidisme (fenomena 7o dbasedout) Ketika hal tersebut terjadi, kadar T, seringkali kembali
atau mencetuskan hipotiroidisme. normal. Efek penekanan Tn dan T, yang lama mengisya-
Pada dosis farmakologik (t6 -g per hari), efek utarna ratkan bahwa inhibisi pelepasan hormon akibat pelepasan
iodida adalah menghambat pelepasan hormon, rnungkin iodin dapat merupakan suatu mekanisme kerja tambahan.
melalui penghambatan proteolisis tiroglobulin. Perbaikan Untungnya, obat-obat ini relatif tidak toksik. Obat-obat
gejala-gejala tirotoksik berlangsung cepat dalarn waktu ini merupakan terapi tarnbahan yang bermanfaat pada
2-7 hari sehingga iodida memiliki nilai terapi pada krisis pengobatan krisis tiroid dan merupakan obat altematif
nroid (tlryroid stornt). Selain itu, iodida mengurangi vasku- yang berharga bila iodida atau tioamida dikontraindika-
laritas, ukuran, dan kerapuhan kelenjar yang hiperplastik, sikan: Hal yang mengejutkan adalah bahwa obat-obat ini
sehingga obat-obat ini dapat bermanfaat sebagai preparat mungkin tidak mengganggu retensi 1131 sebanyak iodida
preoperatif untuk pembedahan. meskipun kandungan iodin dalam obat tersebut besar.
Toksisitasnya serupa dengan toksisitas iodida, dan data
Penggunaan Klinis lodida keamanan pemakaiannya pada wanita hamil belum ada.

Kerugian terapi dengan iodida meliputi suatu peningkatan


simpanan iodin dalam kelenjar, yang dapat memperlambat 5. lodin Radioaktif
mula kerja terapi dengan tioamida atau mencegah efektivitas 1131 adalah satu-satunya isotop yang digunakan unfuk
terapi dengan iodin radioaktif selama beberapa minggu. pengobatan tirotoksikosis (isotop lainnya digunakan da-
Jadi, pemberian iodida harus dimulai setelah dimulainya lam diagnosis). Bila diberikan per oral dalam bentuk
terapi tioamida dan pemberian iodida harus dihindari bila larutan sebagai natrium Ir31, obat ini akan cepat diabsorpsi,
terdapat kemungkinan adanya pengobatan dengan iodin dikonsentrasikan oleh kelenjar tiroid, dan dimasukkan ke
radioaktif. lodida fidak boleh digunakan tersendiri karena dalam kompartemen-kompartemen folikel. Efek terapeu-
kelenjar akan lepas dari efek penghambatan iodida dalam tiknya bergantung pada emisi sinar beta dengan waktu
waktu 2-8minggu, danpenghentianpemberianobatini dapat paruh efektif selama 5 hari dengan kisaran penetrasi
menimbulkan eksaserbasi tirotoksikosis berat dalam suatu sebesar 400-2000 pm. Beberapa minggu setelah pemberian
kelenjar yang banyak mengandung iodin. Pernakaian iodida isotop tersebut, terjadi penghancuran parenkim tiroid
pada wanita hamil dalam jangka panjang harus'dihindari yang dibuktikan dengan pembengkakan dan nekrosis
karena iodida dapat melewati sawar plasenta dan dapat epitel, pecahnya folikel, edema, dan infiltrasi leukosit.
TIROID DAN OBAT ANTITIROID I 647
Keuntungan radioiodin ini antara lain, cara pemberian secara reversibel (Tahel 38-4). Pada bayi dan anak-anak,
yang mudah, keefektifan, harga yang tidak mahal, dan terdapat keterlambatan nyata pada perturnbuhan dan per-
ketiadaan rasa nyeri. Ketakutan akan terjadir-rya keru- kenrbangan yang menirnbulkan dtoarfisnt dan retardasi
sakan genetik yang diinduksi oleh radiasi, Ieukernia, dan mental yang ireversibel.
tumor ganas tidak terbukti pada pemakaian radioiodin Etiologi dar-r patogenesis hipotiroidisme secara garis
selama lebih dari 50 tahun berdasarkan pengalaman klinis' besar digarnbarkan dalarn Tabel 38-5. Hipotiroidisme
Iodin radioaktif tidak boleh diberikan pada wanita hamil dapat terjadi dengan atau tanpa pembesaran tiroid (goi-
atau ibu menyusui karena obat ini dapat melintasi pla- ter). Diagnosis laboratorium hipotiroidisme pada orang
senta dan menghancurkan kelenjar tiroid janin serta di- dewasa dengan mudah dibuat dengan adanya kombinasi
eksresikan ke dalam air susu ibu. tiroksin bebas dalam kadar rendah dan kadar TSH plasma
yang meningkat (Tabel 38- 2).
6. Obat-Obat Penyekat Adrenoseptor Penyebab hipotiroidisme yang paling umum di
Amerika Serikat pada saat ini mungkin adalah tiroiditis
Penyekat beta yang tidak memiliki aktivitas simpatomirne-
Hashimoto, yakni suatu kelainan imunologis pada indi-
tik intrinsik (misalnya, metoprolol, propranolol, atenolol)
vidu-individu yarlg mempunyai predisposisi genetik. Pada
merupakan agen terapeutik tambahan yang efektif pada
keadaan ini, terdapat bukti imunitas l-rurnoral dengan ke-
penanganan tirotoksikosis karena sebagian besar gejala
beradaan antibodi antitiroid dan sensitisasi lirnfosit ter-
penyakit tersebut menyerupai gejala yang tirnbul akibat
hadap antigen tiroid. Obat-obat tertentu juga dapat me-
stimulasi sirnpatis. Propranolol adalah penyekat F yang
nyebabkan hipotiroidisn're (Tabel 38-5).
paling sering diteliti dan digunakan dalarn terapi tiro-
toksikosis. Penyekat beta n-renimbulkan perbaikan klinis
Penatalaksanaan Hipotiroidisme
gejala hipertiroid tetapi tidak mengubah kadar horrnon
tiroid. Kecuali untuk hipotiroidisme yang disebabkan oleh obat-
obat (Tabel 38-5), yang dapat ditangani hanya dengan
il;:.*Ariirii:*:.!, #;{li:j:i,1"*i!*iijn$l'1t1:::ti}i',r:ji.rrri!ql3hit:',;J,riitlt{r*t',ri,i;;:}irt'i,i$tRi.i rnenghentikar-r obat yang menekan tiroid, strategi umum
iir ll. FARMAKOLOGI KLINIS pengobatan yar-rg cocok adalah terapi pengganbi. Preparat
yang paling rnemuaskan adalah levotiroksin, yang di-
OBAT.OBAT TIROID DAN berikan dalam preparat paten atau generik. Terapi dengan
ANTJJIRof D kolnbirrasi levotiroksin plus liotironin tidak terbukti
lebih baik ketimbang penggurlaan levotiroksin sendiri.
HIPOTIROIDISME Bayi dan anak mernerlukan lebih banyak To per kilograrn
berat badan ketimbang orang dewasa. Dosis rata-rata
Hipotiroidisme adalah suatu sindrom yang ditimbulkan "10-15
untuk bayi berumur 1-6 bulan adalah ncg/kg/
oleh defisiensi hormon tiroid dau sebagian besar manifes-
hari, sedangkan dosis rerata untuk dewasa adalah sekitar
tasinya berupa perlambatan sernua fungsi-fungsi tubuh

label 38-5. Etiologi dan patogenesis hipotiroidisme

Tiroiditis Hashimoto Destruksi autoimun pada tiroid Permulaan ada, kemudian tidak ada Ringan sampai berat

lnduksi obatl Penghambatan pembentukan Ada Ringan sampai sedang


hormon2
D ishormonogen esis Gangguan sintesis To akibat Ada Ringan sampai berat
defisiensi enzim
Radiasi, 1131, sinar-X, Destruksi atau pengangkatan Tidak ada Berat
tiroidektomi kel enj a r

Kongenital (kretinisme) Atireosis atau tiroid ektoPik, Tidak ada atau ada Berat
defisiensi iodin. Antibodi yang
menghambat reseptor TSH
Sekunder (def isit TSH) Penyakit hipof isis atau hipotalamus Tidak ada Ringan
llodida, litium, fluorida, tioamida, asam aminosalisilat, fenilbutazon, amiodaron, perklorat, etionamid, tiosianat, sitokin (interferon, interleukin),
beksaroten dan lain-lain.
'Lihat Tabel 38-3 untuk patogenesis spesifik.
648 / BAB 38

1,7 mcg/kg/hari. Lansia (> 65 tahun) mungkin memer- koroner. Dalam situasi ini, tingkat kadar hormon tiroid
lukan lebih sedikit tiroksin sebagai pengganti. Terdapat yang rendah dalam sirkulasi sebenarnya melindungi jan-
variabilitas dalam absorpsi tiroksin sehingga dosis ini tung terhadap peningkatan kebutuhan yang dapat me-
akan bervariasi dari satu pasien dengan pasien lain- nimbulkan angina pektoris atau infark miokardium. Ko-
nya. Karena interaksi dengan makanan tertentu (mi- reksi miksedema harus dilakukan secara hati-hati untuk
salnya, bran, keled.ai) dan obat-obatan (tabel 38-3) dapat menghindari timbulnya aritmia, angina, atau infark mio-
mengganggu absorbsinya, tiroksin' harus diberikan pada kardium akut. Pembedahan arteri koronaria, bila diindika-
keadaan lambung kosong (misalnya, 30 menit sebelum sikanharus dilakukanterlebihdulu,sebelum upaya korektif
makan atau 1 jam setelah makan). Karena tiroksin mem- miksedema dilakukan dengan pemberian tiroksin.
punyai waktu paruh yang panjang selama 7 hari, obat ini
dapat diberikan sekali sehari. Anak-anak harus dipantau B. Korn Mrxseorul
apakah pertumbuhan dan perkembangannya normal. Koma miksedema adalah suatu.tahap akhir hipotiroi-
TSH dan tiroksin bebas dalam serum harus diukur dengan disme yang tidak ditangani. Hal ini disertai dengan kele-
interval yang teratur dan TSH dipertahankan dalam mahan yang progresif, stupor, hipotermia, hipoventilasi,
kisaran optimal sebesar 0,5-2,5 mU/L. Hal tersebut me- hipoglikemia, hiponatremia, intoksikasi air, syok, dan ke-
merlukan waktu 6-8 minggu setelah pemberian tiroksin matian.
dimulai hingga mencapai tingkat kadar mantap (steady- Penanganan koma miksedema merupakan suafu ke-
sfafe) dalam aliran darah. ]adi, perubahan dosis harus adaan darurat. Pasien harus dirawat di ICU (intensitse care
dilakukan secara. perlahan-lahan. unit) karena mungkin memerlukan intubasi trakea dan
Pada hipotiroidisme yang sudah lama, pada pasien ventilasi mekanik. Penyakit penyerta seperti infeksi atau
yang lebih tua, dan pada pasien dengan penyakit jantung, kegagalan jantung harus ditangani dengan terapi yang
pengobatan harus dimulai dengan dosis yang lebih ren- tepat. Semua preparat sebaiknya diberikan secara intra-
dah. Pada pasien dewasa seperti ini, levotiroksin diberi- vena karena pasien-pasien dengan koma miksedema sukar
kan dalam dosis 12,5-25 mcg/hari selama 2 minggu, yang untuk mengabsorpsi obat melalui rute pemberian lain.
kemudian ditingkatkan sebanyak 25 mcg/hari setiap 2 Cairan intravena harus diberikan dengan hati-hati untuk
minggu sampai eutiroidisme tercapai atau sampai terlihat menghindari asupan air yang berlebihan. Pasien-pasien
tanda toksisitas obat. Pada pasien yang lebih tua, jantung ini mempunyai sejumlah besar tempat-tempat ikatan
sangat sensitif terhadap kadar tiroksin yang bersirku- T, dan Tn yu.g kosong, dan harus diisi sebelum terdapat
lasi, dan bila angina pektoris atau aritmia jantung terjadi, tiroksin bebas yang memadai untuk memengaruhi meta-
pemberian tiroksin harus segera dihentikan atau dikurangi bolisme jaringan. Karena itu, pengobatan terpilih untuk
dosisnya. Pada pasien yang lebih muda atau pasien dengan koma miksedema yang tepat adalah pemberian levotirok-
penyakit yang sangat ringary terapi penggantian penuh sin intravena dengan dosis lajak (Ioading dose) permulaan
dapat dimulai secepatrya. sebesar 300-400 mcg, yang kemudian diikuti dengan
Toksisitas tiroksin berhubungan langsung dengan 50-100 mcg per hari. T, intravena dapat juga digunakan
kadar hormon tersebut. Pada anak-anak, kegelisahan, in- tetapi mungkin lebih toksik terhadap jantung dan lebih
somnia, serta percepatan mafurasi fulang dan pertum- sulit untuk dipantau. Hidrokortison intravena juga diin-
buhan dapat merupakan tanda-tanda toksisitas tiroksin. dikasikan bila pasien mengalami insufisiensi adrenal atau
Pada orang dewasa, peningkatan kecemasary intoleransi hipofisis tetapi mungkin tidak diperlukan pada kebanyak-
panas, episode palpitasi dan takikardia, atau penurunan an pasien-pasien dengan miksedema primer. Opioid dan
berat badan yang tidak dapat dijelaskan dapat merupa- sedatif harus diberikan dengan sangat hafi-hati.
kan gejala-gejala toksisitas tiroksin. Bila gejala-gejala ini
muncul, kadar TSH serum harus dipantau (tabel 38-2), C. HrponnorotsME DAN Kexlrrnrter
yang akan menentukan apakah gejala-gejala tersebut dise- Wanita dengan hipotiroidisme sering mengalami siklus
babkan oleh kadar tiroksin darah yang berlebihan. Terapi anovulasi dan karena itu, wanita ini relatif infertil sampai
berlebihan dalam jangka panjang dengan Tu, khususnya keadaannya pulih kembali (eutiroid). Hal tersebut me-
pada pasien laruia, dapat meningkatkan risiko fibrilasi nyebabkan meluasnya penggunaan hormon tiroid untuk
alrium dan percepatan osteoporosis. mengatasi infertilitas, meskipun tidak terdapat bukti me-
ngenai manfaabrya pada pasien-pasien eutiroid yang infer-
Masalah Khusus dalam PSnatalaksanaan
til. Pada pasien hipotiroid hamil yang mendapat tiroksin,
Hipotiroidisme
dosis harian tiroksin harus cukup memadai karena per-
A. MrxseoertaA DAN PENvAKIT ARTERT KonotrR kembangan awal otak janin bergantung pada tiroksin ibu.
Karena miksedema sering ditemukan pada orang-orang Pada sejumlah besar pasien hipotiroid, peningkatan dosis
tua, miksedema ini sering disertai dengan penyakit arteri tiroksin (sekitar 3G50%) diperlukan untuk menormalkan
TIROID DAN OBAT ANTITIROID I 649
kadar TSH serum selama kehamilan. Karena kadar TBG Penatataksanaan Penyakit Grave
ibu meningkat sehingga kadar Tn total meningkat dosis Tiga metode utama untuk mengontrolhipertiroidisme adalah
tiroksin ibu yang adekuat harus menjamin pemeliharaan dengan pemberian obat antitiroid, pembedahan riroidektomi,
kadar TSH antara 0,5 dan 3,0 mU/L dan Tn total pada atau dan destruksi kelenjar dengan iodin radioaktif.
di atas batas atas normal.
A. Tennpr DENGAN Osnr ANrrnnoro
D. HrponnororsME SuBKLrNrs
Terapi obat merupakan terapi yang paling bermanfaat
Hipotiroidisme subklinis, yang ditentukan berdasarkan pada pasien muda dengan kelenjar yang kecil dan kelain-
peningkatan kadar TSH dan kadar hormon tiroid yang an yang ringan. Metimazol atau propiltiourasil diberikan
normal, terdapat pada 4.10% populasi umum namun me- sampai terjadi remisi spontan. Hanya terapi ini yang mem-
ningkat sampai 2O% pada wanita yang berusia lebih tua pertahankan keufuhan kelenjar tiroid, tetapi terapi ini
dari 50 tahun. Hasil konsensus organisasi pakar tiroid me' memerlukan observasi jangka panjang (12-18 bulan), dan
nyimpulkan bahwa terapi dengan hormon tiroid harus insiden kekambuhan berkisar antara 50-68%.
dipertimbangkan pada pasien dengan kadar TSH yang me- Metimazol lebih disukai ketimbang propiltiourasil (ke-
lebihi 10 mU/L sedangkan pemantauan ketat TSH diperlu- cuali pada kehamilan) karena obat ini dapat diberikan se-
kan untuk mereka dengan sedikit peningkatan kadar TSH. kali sehari, yang dapat menambah kepatuhan pasien. Terapi
E. HtponnororsuE vANG DnruouxsrOger obat antitiroid biasanya dimulai dengan dosis terbagi, yang
kemudian beralih pada terapi pemeliharaan dengan dosis
Hipotiroidisme yang diinduksi-obat (Iabel 38-3) dapat
tunggal sekali sehari jika pasien telah menjadi eutiroid se-
ditangani secara memuaskan dengan levotiroksin bila
cara klinis. Walaupun demikiarU tirotoksikosis berderajat
pemberian obat penyebab kelainan tersebut tidak dapat
ringan sampai agak berat seringkali dapat dikontrol dengan
dihentikan. Pada kasus hipotiroidisme yang diinduksi oleh
metimazol dosis tunggal pada pagi hari sebesar 20-40 mg
amiodaron, terapi dengan levotiroksin mungkin tetap di-
pada awalnya, selama 4-8 minggu unfuk menormalkan
perlukan bahkan setelah pemberian amiodaron dihentikan
kadar hormon. Terapi rumatan memerlukan dosis 5-15 mg
karena waktu paruh amiodaron yang sangat panjang.
sekali sehari. Pilihan lain adalah memulai terapi dengan
propiltiourasil, dengan dosis 100-150 mg setiap 6 atau 8
HIPERTIROIDISME
jam sampai pasien menjadi eutiroid, yang dilanjutkan
Hipertiroidisme (tirotoksikosis) adalah sindrom klinis dengan penurunan dosis secara perlahan hingga tercapai
yang dihasilkan bila jaringan-jaringan terpapar oleh kadar kadar pemeliharaan sebesar 50-150 mg sekali sehari. Se-
hormon tiroid yang tinggi (Tabel 38-4). lain menghambat organifikasi iodin, propiltiourasil juga
menghambat konversi To menjadi T, sehingga hal ini me-
1. Penyakit Graves nyebabkan kadar hormon tiroid aktif menurun lebih cepat
Hipertiroidisme yang tersering adalah penyakit Graves, ketimbang pada pemakaian metimazol. Petunjuk klinis
atau goiter toksik difus. Tanda-tanda dan gejala-gejala pe- terbaik adalah berkurangnya ukuran goiter. Uji laborato-
nyakit Graves dicantumkan dalam Tabel 38-4. rium yang paling bermanfaat dalam memantau hasil terapi
adalah kadar FTu, FTn, dan TSH serum.
Patofisiologi Reaktivasi proses autoimun dapat terjadi jika dosis
Penyakit Graves dianggap sebagai suatu penyakit autoi obat antitiroid diturunkan selama terapi rumatan diberi-
mun. Pada penyakit ini, limfosit T helper merangsang kan dan TSH mulai merangsang kelenjar. Pada beberapa
limfosit B untuk menyintesis antibodi terhadap antigen kasus, pelepasan TSH dapat dicegah dengan pemberian
tiroid. Antibodi yang dibahas sebelumnya QSH-R Abl levotiroksin dengan dosis harian sebesar 50-150 mcg de-
stiml) secara langsung menempati reseptor TSH di mem- ngan 5-15 mg metimazol atau 50-150 mg propiltiourasil
bran sel kelenjar tiroid dan mempunyai kapasitas untuk untuk terapi pada tahun kedua. Angka kekambuhan de-
merangsang pertumbuhan dan aktivitas biosintesis sel ngan program terapi ini mungkin sebanding dengan
tiroid. Remisi spontan terjadi namun beberapa pasien me- angka kekambuhan pada terapi antiroid yang diberikan
merlukan terapi antitiroid selama bertahun-tahun. tersendiri, namun risiko terjadinya hipotiroidisme dan
terapi yang berlebihan dapat dihindari.
Diagnosis Laboratorium Reaksi terhadap obat-obat antitiroid telah dijabar-
Pada kebanyakan pasien dengan hipertiroidisme, Tr, To, kan sebelumnya. Ruam kulit yang minor seringkali dapat
FT' dan FIn akan meningkat danTSH tertekan (Tabel38-2). dikontrol dengan terapi antihistamin. Karena reaksi agra-
Ambilan radioiodin biasanya meningkat secara nyata. An- nulositosis yang lebih berat sering disertai dengan radang
tibodi antitiroglobulin, peroksidase tiroid, dan antibodi tenggorokan atau demam tinggi, pasien yang menerima
TSH-R Ab[stim] biasanya ditemukan. obat-obat antitiroid harus diinstruksikan untuk menghen-
650 / BAB 38

tikan pemberian obat tersebut dan segera mencari perto- Barbiturat mempercepat pemecahan To (oleh induksi enzim
longan rnedis jika gejala-gejala tersebut timbul. Sel darah hati) dan mungkin rnembantu menurunkan tingkat kadar
putil'r dan hitung jenis serta kultur apusan tenggorok Tn atau sebagai sedatif.
diindikasikan untuk kasus seperti ini, dan diikuti dengan
terapi anLibiotik yang sesuai. 2. Goiter Uninodular Toksik & Goiter
B. TrRoroexronnl Multinodular Toksik
Tiroidektomi subtotal merupakan pengobatan terpilih Bentuk-bentuk hipertiroidisme ini sering diternukan pada
untuk pasien dengan penbesaran kelenjar tiroid yang wanita tua dengan goiter nodular. FT, meningkat dalani
sangat besar atau goiter rnultinodular. Pasien ir-ri diobati jurnlah sedang atau kadang-kadang norrnal, tetapi FT,
hbih clulu dengan obat-obat anlitiroid sampai tercapai atau T, sangat meningkat. Aderroma toksik turrggal dapat
keadaan eutiroid (kira-kira 6 rninggu). Tarnbahan pula, 10- dikelola dengan eksisi adenoma atau dengan terapi ra-
14 hari sebelum pembedahan, pasien diberi larutan jenuh dioiodin. Goiter rnultinodular toksik biasanya disertai
kalium iodida, 5 tetes 2 kali sehari, untuk rnengurangi dengan satu goiter yang besar dan paling baik diobati de-
vaskularitas kelenjar dan rnernperinuclah pernbeclahan. llgan preparat metirnazol atau propiltiourasil yang dikuti
Sekitar 80-90% pasien akan mernerlukan tarnbahan horrnon dengan tiroidektomi subtotal.
tiroid setelah menjalani tireoidektomi subtotal.
C. loorr'r Rnoronrnr 3. Tiroiditis Suhakut
Terapi iodin radioaktif (radioiodin) clengan mengguna- Selama fase akut infeksi virus di kelenjar tiroid, terjadi
kan I13r merupakan pengobatan yang lebih disukai pada destruksi parenkirn tiroid dengan pelepasan transien hor-
kebanyakan pasien-pasien berusia di atas 21 tahur-r. Padil mon-hormon tiroid yang tersimpan. Suatu keadaan serupa
pasien tanpa penyakit jantung, dosis terapi dapat segera dapat terjadi pada pasien dengan tiroiditis Hashimoto.
diberikan dengan besar antara S0-120 ltCi/ g dari perkira- Episode tirotoksikosis transien ini disebut hipertiroidisnte
an berat tiroid yang dikoreksi untuk an-rbilan. Pada pasien yang senfuuh spontnn. Terapi suportif biasanya diberikan
dengan dasar penyakit jantung atau tirotoksikosis berat bila diperlukan seperti penyekat adrenoseptor-p tanpa
dan pada pasien lansia, terapi dengan obat-obat antitiroid aktivitas sirnpatomimetik intrinsik (misalnya proprar-rolol)
(rnetimazol lebih disukai) sebaiknya dilakukan sampai untuk mengatasi takikardia dan aspirin atau anti-inflamasi
tercapai keadaan eutiroid. Pemberian obat dihentikan se- non steroid untuk meredakan nyeri lokal dan demam.
larna 5-7 l'rari sebelurn dosis 1131 yang sesuai diberikan. Pada kasus-kasus yang berat, kortikosteroid mungkin juga
Iodida harus dihindari untuk rnenjarnin agar arnbilan Ir3l diperlukan untuk rnengontrol peradangan.
maksirnal. Enam sampai 12 minggu setelah pemberian
radioiodin, kelenjar tiroid akan mengecil dan pasien bia- 4. Masalah Khusus
sanya mencapai keadaan eutiroicl atau hipotiroid. Bebe-
Krisis Tiroid
rapa pasien mungkin memerlukan pemberian dosis kedua.
Hipotiroidisme terjadi pada sekitar 80% pasien setelah Krisis tiroid, atau "krisis tirotoksikosis," adalah eksaserbasi
menerima terapi dengan radioiodin. Kadar FTo dan TSH akut sernua gejala tirotoksikosis secara mendadak, dan
serum harus dipantau secara teratur. Jika hipotiroidisme rnerupakan suatu sindroln yang mengancam jiwa. Pena-
ditemukan, levotiroksin per oral 50-150 mcg/hari sebagai talaksanaannya memerlukan kesungguhan. Untuk me-
terapi pengganti harus segera diberikan. ngontrol gejala kardiovaskular yang berat diperlukan pro-
pranolol sebanyak "I-2 mg intravena yang diberikan secara
D. TnrusnxeN uNTUK TeRnpr Arurrnnoro perlahan-lahan atau 40-80 lrrg per oral setiap 6 jam. Apabila
Selama fase akut tirotoksikosis, pemberian obat penyekat terdapat kontraindikasi propranolol karena adanya gagal
adrenoseptor-B tanpa aktivitas simpatomimetik intrinsik jantung yang berat atau asma, hipertensi dan takikardia
sangat berguna. Propranolol per oral dengan dosis 20-40 rng dapat dikontrol dengan diltiazem sebanyak 90-120 mg per
setiap 6 jam akan dapat mengontrol takikardia, hipertensi, oral 3 atau 4 kali sehari, atau dengan infus intravena 5-10
dan fibrilasi atrium. Pemberian propranolol dihenhkan mg/jarn (hanya untuk pasien asrna). Pelepasan horrnon
secara berangsur-angsur sampai kadar tiroksin kembali tiroid dari kelenjar tiroid diperlambat dengan penrberian
normal. Untuk mengontrol takikardia pada pasien derrgan larutan jenuh kaliurn iodida sebanyak 10 tetes per l-rari,
kontraindikasi pemberian penyekat B, seperti pada asma, atau media kontras teriodinasi per oral 1 gram per l-rari.
diltiazem sebanyak 90-120 rng tiga sarnpai ernpat kali Media kontras tersebut juga mengharnbat perubahan Tn
sehari dapat digunakan penyekat saluran kalsiunr lainnya menjadi T, di perifer. Sintesis horrnon dihambat dengan
mungkirl tidak seefektif diltiazern. Nutrisi yang cukup dan pernberian propiltiourasil per oral sebanyak 250 mg setiap
suplemen vitamin rnerupakan hal yang sangat penting. 6 jarn. Bila pasien tidak dapat menggunakan obat ini rne-
TIROID DAN OBAT ANTITIROID I 651
lalui mulut, preparat dengan formulasi rektal* dapat dibuat tiroidektomi subtotal sebelum hamil untuk mencegah ek-
dan diberikan dengan dosis 400 mg setiap 6 jam sebagai saserbasi akut penyakit selama kehamilan atau setelah
suatu enema retensi. Metimazol juga dapat disediakan melahirkan. Bila tirotoksikosis terjadi selama kehamilan,
untuk pemakaian rektal dalam dosis 60 mg per hari. Hi- terapi radioiodin dikontraindikasikan karena obat ini
drokortison, dengan pemberian secara intravena sebanyak dapat melintasi plasenta dan dapat merusak kelenjar
50 mg setiap 6 jam, akan melindungi pasien dari syok dan tiroid janin. Pada kehamilan trimester pertama, pasien
menghambat perubahan Tn menjadi Tr, yang akan menu- dapat diobati dengan propiltiourasil, dan tiroidektomi
runkan kadar zat tiroaktif dalam darah secara cepat. subtotal aman dilakukan selama trimester kedua. Pem-
Terapi suportif diperlukan untuk mengontrol demam, berian suplemen tiroid sangat diperlukan pasien selama
gagal jantung, dan proses penyakit mendasar yang dapat keseimbangan kehamilan. Walaupun demikian, kebanyak-
memperparah krisis akut. Dalam situasi yang jarang saat an pasien diobati dengan propiltiourasil selama kehamilary
metode tersebut tidak cocok untuk mengatasi masalah, dan keputusan mengenai penatalaksanaan jangka panjang
plasmaferesis atau dialisis peritoneal digunakan untuk dapat dibuat setelah melahirkan. Pemberian propiltioura-
menurunkan kadar tiroksin dalam sirkulasi' sil harus dalam dosis minimal yang cukup untuk mengon-
trol penyakit tersebut (yaitu, < 300 mg/hari) karena obat
Oftalmopati ini dapat memengaruhi fungsi kelenjar tiroid janin. Meti-
Walaupun oftalmopafi berat jarang terjadi, kelainan ini mazol berpotensi digunakan sebagai alternatif meskipun
sulit diobati. Penatalaksanaan membutuhkan pengobatan terdapat kekhawatiran mengenai risiko terjadinya defek
yang efektif pada penyakit tiroid, dan biasanya dilakukan
kulit kepala janin.
dengan eksisi total atau ablasi kelenjar dengan 1131plus
terapi dengan prednison oral (lihat bawah). Selain itu, tera- Penyakit Graves pada Neonatus
pi lokal mungkin diperlukan, misalnya dengan meninggi- Penyakit Graves dapat ditemukan pada bayi baru lahir,
kan kepala untuk mengurangi edema periorbital dan baik akibat masuknya TSH-R Ab[stim] ibu melalui pla-
pemberian air mata buatan untuk mencegah kekeringan senta, yang akan merangsang kelenjar tiroid neonafus,
kornea. Pasien juga harus dianjurkan untuk berhenti atau akibat transmisi genetik bawaan ke janin. Penelitian
merokok untuk mencegah progresivitas oftalmopati. Untuk Iaboratorium menunjukkan adanya suafu peningkatan ti-
reaksi inflamasi akut yang berat, pemberian prednison per roksin bebas, suatu peningkatan T, yang nyata dan kadar
oral jangka pendek, dengan dosis 60-100 mg/hari selama TSH yang rendah-berbeda dengan bayi normal, dengan
kira-kira I minggu, dan kemudian 60-100 mg selang sehari, peningkatan TSH pada waktu lahir. TSH-R Ab[stim] bia-
yang kemudian dikurangi secara bertahap dalam jangka sanya terdapat dalam serum anak dan ibu.
waktu 6-12 minggu, dapat efektif. Jika terapi steroid gagal Jika disebabkan oleh TSH-R Ab[stim] ibu, penyakit ini
atau dikontraindikasikan, iradiasi pada bagian Posterior biasan;ra dapat sembuh sendiri dan kemudian menghilang
orbita, dengan penggunaan terapi sinar-X zoell-collimated dalam waktu 4"l2mingga, disertai Penurunan kadarTSH-R
high-energy, akan sering menghasilkan perbaikan yang Ab[stim] secara bersamaan pada bayi. Walaupun demikian,
nyata pada proses akut. Risiko hilangnya visus merupakan pengobatan tetap diperlukan karena bayi mengalami stres
indikasi untuk melakukan pembedahan dekompresi pada metabolik yang berat. Pengobatan dapat berupa pemberian
orbita. Pembedahan kelopak mata atau otot mata mungkin propiltiourasil dengan dosis 5-10 mg/kg/hari dalam dosis
diperlukan untuk memperbaiki masalah yang tersisa se- terbagi dengan interval setiap 8 jam; larutan Lugol (8 mg
telah proses akut tersebut mereda. iodida per tetes) 1 tetes setiap 8 jam; dan propranolol 2 mg/
kg/hari dalam dosis terbagi. Perhatian terhadap terapi
Dermopati suportif juga sangat diperlukan. Jika bayi tampak sakit
Dermopati atau miksedema pretibial seringkali memberi- berat, prednison oral 2mg/kg/hari dapat diberikan dalam
kan respons terhadap Penggunaan kortikosteroid topikal dosis terbagi, yarrg akan dapat membanfu menghambat
yang digunakan pada daerah yang terkena dan ditutup perubahan Tn menjadi T.. Dosis obat ini diturunkan secara
dengan pembalut oklusif. bertahap sesuai dengan perbaikan gambaran klinis dan
dapat dihentikan dalam wakru 612 minggu.
Tirotoksikosis Selama Kehamilan
Idealnya, wanita dengan penyakit berat pada masa subur Hipertiroidisme Subklinis
sebaiknya mendapatkan terapi definitif dengan Ir31 atau Hipertiroidisme subklinis ditandai dengan penurunan
kadar TSH (di bawah nilai normal) disertai kadar hormon
*Untuk menyiapkan enema propilhourasil (suspensi air), gerinda
tiroid yang normal. Toksisitas terhadap jantung (misal-
8 tablet propiltiourasil 50 mg dan suspensikan dalam air steril
sebanyak 90 ml.
nya fibrilasi atrium), terutama pada orang tua, paling
652 / BAB 38

menimbulkan kekhawatiran. Konsensus pakar tiroid utama dalam makanan. Di daerah tempat orang kesulit_
menyimpulkan bahwa penatalaksanaan hipertiroidisme an mendapatkan garam yodium atau iodat sebagai peng_
cocok unfuk pasien dengan kadar TSH kurang dari 0,1 awet larutan minyak biji candu (poppyseed oil) teriodisasi
mU/L, sementara pemantauan kadar TSH cocok unfuk diberikan secara intramuskular untuk penyediaan sumber
pasien dengan sedikit penurunan kadar TSH. yodium anorganik dalam jangka panjang.
Goiter akibat masuknya goitrogen dalam makanan di_
Tirotoksikosis yang Di induksi-Amiodaron
tangani dengan mengeluarkan goitrogen atau menambah_
Sekitar 3% pasien yang mendapatkan amiodaron akan kan tiroksin dalam jumlah cukup untuk menghentikan
mengalami hipertiroidisme. Dua tipe tirotoksikosis yang rangsangan TSH. Demikian halnya, pada tiroiditis Hashi_
diinduksi-amiodaron telah dilaporkan: terinduksi-iodin moto dan dishormonogenesis, terapi dengan tiroksin per
(tipe I), yang seringkali te4adi pada orang yang memiliki
oral secara adekuat dengan dosis sebesar 150-200 mcg/hari
dasar penyakit tiroid (misalnya goiter multinodular); dan
akan dapat menekan TSH hipofuis dan menyebabkan reg_
tiroiditis inflamatorik (tipe II) yang terjadi pada pasien resi goiter secara lambat serta mengoreksi hipotiroidisme.
yang tidak mengalami kelainan tiroid namun timbul akibat
kebocoran hormon tiroid ke dalam sirkulasi. penanganan
tirotoksikosis tipe I memerlukan tioamida sedangkan tipe NEOPTASMA TIROID
II paling baik berespons dengan pemberian glukokorti- Neoplasma kelenjar tiroid dapat jinak (adenoma) atau
koid. Karena pembedaan antara kedua tipe tersebut tidak ganas. Uji diagnostik yang utama adalah biopsi aspirasi
selalu dapat dilakukan, tioamida dan glukokortikoid dengan jarum halus dan pemeriksaan sitologi. Lesi jinak
sering diberikan bersama-sama. Bila memungkinkan, pem- dapat dipantau untuk mengetahui pertumbuhan atau
berian amiodaron harus dihentikan; akan tetapi, perbaikan gejala akibat obstruksi lokal, yang akan memerlukan tin_
klinis tidak cepat terjadi karena waktu paruh amiodaron dakan eksisi. Penatalaksanaan karsinoma tiroid memer_
yang panjang. Iukan tiroidektomi total, terapi dengan radioiodin pasca
operasi pada keadaan tertentu, dan terapi pengganti de_
GOITER NONTOKSIK ngan levotiroksin untuk seumur hidup. Evaluasi untuk
Goiter nontoksik adalah suafu sindrom pembesaran ke- mengetahui kekambuhan sejumlah keganasan tiroid
lenjar tiroid tanpa produksi hormon tiroid yang berle- sering dilakukan dengan menghentikan pemberian peng_
bihan. Pembesaran kelenjar tiroid biasanya disebabkan ganti tiroksin selama 4-6 minggu-yang disertai dengan
oleh rangsangan TSH akibat sintesis hormon tiroid yang timbulnya hipotiroidisme. Kekambuhan tumor mungkin
tidak adekuat. Penyebab goiter nontoksik yang tersering di terjadi bila terdapat kenaikan kadar tiroglobulin serum
dunia adalah defisiensi iodida, tetapi di Amerika Serikat (yaitu, penanda tumor) atau hasil pemindaian yang
penyebab terseringnya adalah tiroiditis Hashimoto. pe- positif dengan 131I ketika kadar TSH meningkdt. Altematif
nyebab lain meliputi mutasi gen yang terlibat dalam sinte- lain adalah pemberian TSH rekombinan untuk manusia
sis hormon secara bawaan atau didapat goitrogen dari (Thyrogen) yang dapat menimbulkan peningkatan ber_
dief dan neoplasma (lihat bawah). makna kadar TSH tanpa harus menghentikan pemberian
Goiter akibat defisiensi iodida paling baik ditangani tiroksin dan menghindari hipotiroidisme. TSH rekombi_
dengan pemberian iodida sebagai profilaksis. Asupan nan manusia diberikan secara intamuskular sekali sehari
harian iodida yang optimal adalah 150-200 mcg. Garam selama 2 hari. Peningkatan kadar tiroglobulin serum atau
yodium dan iodat yang digunakan sebagai pengawet hasil pemindaian yang positif dengan r3rl akan mengindi_
dalam tepung dan roti, merupakan sumber yodium yang kasikan terjadinya kekambuhan kanker tiroid.

Orlr Trnoro Liotironin [T3l (generik, Cytomel, Triostat)


Levotiroksin [Tol (generik, Levoxyl, Levo-f,, Oral: tablet 5, 25, 50 mcg,
Levothroid, Levolet, Novothyrox, Synthroid, Parenteral: 10 mcg/mL :
Unithroid) Liotriks [rasio 4:1 untuk T4:T3l (Thyrolar)
Oral: tablet 0,025; 0,05; 0,075; 0,088; 0,1:0,11r2; Oral: tablet berisi 12,5; 25; 30; 50; 60; 100; 120;
0,125; 0,137; O,15; 0,175;0,2, 0,3 mg 150; 180 mcg T4 dan seperempat jumlah
Parenteral: 200, 500 mcg per vial (100 mcg/mL
t
jika dilarutkan) untuk injeksi (berlanjut)
TIROID DAN OBAT ANTITIROID I 653
Tiroid kering [USPI (generik, Armour Thyroid, Metimazol (Tapazole)
Thyroid Strong, Thyrar, S-P-T) Oral:tablet 5, 10 mg
Oral: tablet berisi 1 5; 30; 60; 90; 120; 180; 240: Kalium iodida
300 mg; kapsul (S-P-T) berisi 120; 180;300 Larutan oral (generik, SSKI): 1 g/mL
mg Larutan oral (larutan Lugol): 100 mg/mL
kalium iodida plus 50 mg/mL iodin
Ognr Anrmnoro Sirup oral (Pima): 325 mg/5 mL
Natrium diatrizoat (Hypaque) Tablet oral dengan kerja terkontrol (lodo-
Parenteral: 25% (150 mg iodin/mL); 50% (300 Niacin): 135 mg kalium iodida plus 25 mg
mg iodin/mL) (bukan indikasiyang resmi niasinamid hidroiodida
tercantum); 250 g bubuk untuk dilarutkan Tablet kalium iodida per oral (generik, IOSAT,
(penggunaan per oral di luar indikasi resmi) RAD-Block, Thyro-Block): 65, 130 mg
lodida (1311) natrium (lodotop, Natrium lodida I Propiltiourasil IPTU] (generik)
131 Terapeutik) Oral: tablet 50 mg
Oral; tersedia dalam bentuk kapsul dan larutan Tirotropin; recombinant human I5H (Thyrogin)
loheksol (Omnipaque) Parenteral: 0,9 mg per vial
Parenteral: 140; 180; 240; 300; 350 mg iodin/mL
(bukan indikasi rutin)

REFERENSI Gruters A et al: Long-term consequences of congenital hypothy-


roidism in the era of screening prograrns. Endocrinol Metab
Umum 2C['2;1,6:369.

Greenspan FS: Thyroid gland. In: Greenspan FS, Gardner DG Khouzam HR et al: Thyroid hormone therapy: A review of their
(editor). Bnsic t Clinical Endocrinology, 7th ed. McGraw-Hill, effects in the heatment of psychiatric and medical conditions.
Comp Ther 2ffi4;30:148.
2004.
American Thyroid Association (http://thyroid.org/). Toft A: Which thyroxine? Thyroid 2005;15:124.
Wartofsky ! Dickey RA: The evidence for a narrower thyroho-
Panduan pin reference range is compelling. J Clin Endocrinol Metab.
2005;90:5483.
Anonymous: American Association of Clinical Endocrinologists Wiersinga QM: Thyroid hormone replacement therapy. Horm Res
medical guidelines for clinical practice for the evaluation and 2001;s6(Suppl 1):74.
heatment of hyperthyroidism and hypothyroidism. Endocr
Pnct2ffi2;8:457, Hipertiroidisme
Cooper DS et al: Management guidelines for patients with
Abraham P et al: Antithyroid drug regimen for heating Graves'
thyroid modules and differentiated thyroid cancer. Thyroid
2006;1,6:109.
hyperthyroidism. Cochrane Database Syst Rev 2005; CD00920
(http:/ rzwww.thecochranelibrary.com).
Gharib H et al: Consensus statement #1: Subclinical thyroid
dysfunction: A joint statement on management from the Abraham P et al: A systematic review of drug therapy for Graves'
hyperthyroidisrn. Eur J Endocrinol 2005 ;'153:489.
American Association of Clinical Endocrinologists, the
Braga M, Cooper DS: Oral cholecystographic agents and the
American Thyroid Associatiory and the Endocrine Society.
thyroid. J Clin Endocrinol Metab 2001;86:1853.
Thyroid. 2N5:15:24.
Cooper DS: Antithyroid drugs. N Engl J Med 2005;352:905.
Surks MI et al: Subclinical thyroid disease: Scientific review and
Cooper DS: Hyperthyroidism. Lancet 2003;362:459.
guidelines for diagnosis and management. JAMA. 2004;
El-Kaissi S, Frauman AG, Wall JR: Thyroid-associated ophthal-
291:228.
US Department of Health and Human Services: Potassium iodide
mopathy: A practical guide to classificatiory nahrral history
and management, Intem Med,J 20M;M:482.
as a thyroid blocking agent in radiation emergencies. December
2001 (http://www.fda.gov / cder / guidance/index.hun). Jongiaroenprasert W et al: Rectal administration of propylthiou-
racil in hyperthyroid patients. Comparison of suspension
Hipotiroidisme enema and suppository form. Thyroid 2OO2;12:627.
Mestman JH: Hyperthyroidism in pregnancy. Best Pract Res Clin
Dong BJ et al: Bioequivalence of generic and brand-name levo- Endocrinol Metab 2004 ;'l.. 8:267 .
thyroxine products in the heatment of hypothyroidism. JAMA
1.997;277:'1205. Goiter nontoksik, Nodul & Kanker
Escobar-Morreale FIF et al: Treatment of hypothyroidism with
Hegedus L: Clinical practice. The thyroid nodule. N Engl J Med
combinations of levothyroxine plus liothyronine. J Clin En-
2004;351,:1764.
docrinol Metab 2005;90:4946.
654 / BAB 38

Lawrence W fr, Kaplan BJ: Diagnosis and management of patients Caraccop M et al: Long-term follow-up of 106 multiple sclerosis
with thyroid nodules. J Surg Oncol 2002;80:157. patients undergoing interferon-p La or 1b therapy: Predictive
factors of thyroid disease development and duration. I Clin
Efek Obat Terhadap Fungsi Tiroid Endocrinol
r ruuLtulut Metab
lvtg@v 2005;90:4133.
-wJ, 7v.a LJJ.

Arafah BM: Increased need for thyroxine in women with Prummel MF, I-auberg P: Interferon-c and autoimmune thyroid
hypothyroidism during estrogen therapy. N Engl ] Med disease'Thyroid2003;13:547'
2007;344:7743.
Basaria I Cooper DS: Amiodarone and the thyroid. Am J Med
2005;118:706.
d,&
6rtika.l',.

Hormon adrenokortikal yang alarni merupakan n'rolekul Akan tetapi, DHEA dan dua androgen adrenal lainnya,
steroid yang diproduksi dan dilepaskan oleh korteks adre- yakni androstenediol dan androstenedion, adalah andro-
nal. Baik kortikosteroid alami rnaupun sintetik diguna- gen atau (melalui konversi) estrogen yang len'rah. Androgen
kan untuk n'rendiagnosis dau meugobati kelainan fungsi adrenal rnenjadi prekursor endogen utarna untuk estro-
adrenal. Horrnon ini juga digunakan-lebih sering dan gen pada perempuan pascarrerlopause dan pada pasien
dalam dosis yang lebih besar-dalam terapi berbagai ke- muda yang mengalami gangguan atau ketiadaarr fungsi
lainan peradangan dan imunologik. ovariu rn.
Sekresi steroid adrenokortikal dikontrol oleh pelepas-
an kortikotropin hipofisis (ACTH). Sekresi hormon aldos- GLUKOKORTIKOID YANG DIBENTUK
teron yang menahan garam terutarna dipengaruhi oleh SECARA ALAMIAH; KORTISOL
angiotensin. Kortikotropin mempunyai sejumlah efek yang (HTDROKORTTSON)
tidak bergantung pada efeknya terhadap sekresi adreno- Farmakokinetik
kortikal. Akan tetapi, nilai farmakologiknya sebagai agen
Kortisol (disebut juga hidrokortison, senyawa F) memiliki
anti-inflarnasi dan penggunaarlnya dalam pemeriksaan
banyak efek fisiologik, termasuk regulasi metabolisme
fungsi adrenal bergantung pada efek sekretoriknya. Far-
perantara, fungsi kardiovaskular, perturnbuhan, dan imu-
rnakologinya dibahas dalam Bab 37 dan hanya akan dikaji
nitas. Sintesis dan sekresirrya diregulasi secara ketat oleh
secara singkat dalam bab ini.
sistem saraf pusat, yang sarlgat sensitif terhadap urnparl
Penghambat sintesis atau antagonis kerja steroid adre-
nokortikal pentirrg dalam terapi bebqrapa gangguan. Agen-
balik negatif oleh kortisoi clan glukokortikoid eksogen
(sintetik) dalam peredaran. Kortisol disintesis dari koles-
agen ir-ri dijelaskan di bagian akhir bab ini.
terol (seperti terlihat pada Cambar 39-1). N'lekanisme yang
mengerrc'lalikan sekresinl'a dibahas pada Bab 37.
.: l
Pada orang dewasa rrorrnal tanpa stres, disekresi 10-20
:.,r [[lpgNoKoRTl KOSTERO I D nrg kortisol tiap harinya. Laju sekresirrya mengikuti irama
sirkadian yang diatur oleh pulsasi ACTH yang berpun-
Korteks adrenal melepaskan sejun'rlah besar steroid ke cak pada dini hari dan sesudah makan (Gambar 39-2). Di
dalam peredaran darah. Beberapa di antaranya metn- plasrna, kortisol terikat pada protein dalam peredaran.
punyai aktivitas biologik yang n'rinimal dan terutama Globulin pengikat kortikosteroid (CBG), suatu o, globu-
berfungsi sebagai prekursor, dan beberapa belum diten- lin yang disintesis oleh hati, pada keadaan normal rneng-
tukan fungsinya dengan jelas. Steroid horrnoual ini dapat ikat sekitar 90% kortisol dalam peredaran. Sisanya dalam
digolongkan sebagai berikut: yang sangat berpengaruh bentuk bebas (sekitar 5-10%) atau terikat longgar pada
terhadap metabolisme perar"rtara dan fungsi imun (gluko- albunrin (sekitar 5%) darr dapat rnenimbulkan efeknya
kortikoid), yang mempunyai aktivitas utama menahan pada sel target. Jika kadar kortisol plasnra melebihi
garam (mineralokortikoid), dan yang men'rpunyai akti- 20-30 rncg/dL, CBG akan jenuh sehingga kadar kortisol
vitas androgenik atau estrogenik (lihat Bab 40). Pada ma- bebas meningkat cepat. CBG meningkat pada kehamilan,
nusia, glukokortikoid yang utama adalah kortisol dan pada pemberian estrogen, dan pada hipertiroidisme. CBG
mineralokortikoid yang terpenting adalah aldosteron. ll1er1urun pada hipotiroidisme, defek genetik pada sinte-
Secara kuantitatif, del-ridroepianclrosteron (DHEA) clalam sisnya, dan keadaan defisiensi protein. Alburnin mem-
bentuk tersulfasinya (DHEAS) merupakan androgen adre- punyai kapasitas yang besar tetapi afinitas.yang rendah
nal yang utama karena disekresikan sekitar 20 mg tiap hari, untuk kortisol sehingga unLuk kepentingan praktis,

555
656 / BAB 39

17c-Hidroksilase lT.2GLiase
(P4s0c17)

_-_>
Pregnenolon

cHr Ho
30-Dehidrooenase I
ds, aa-lsorierase
NAD+ I C:O

+ ..'.....---------.---

17-Hidroksi-
progesteron
cH20H cH20H
21p-Hidmksilase I

(P450c21)
C:O C=O

Teslosteron

1'l-Deoksl
I 1 p-Deoksikortisol
kortikostoron
cH2oH cH2oH
I
11p-Hidmksilase
(P450c11)
.1,

HO
I

c=0 I
HO
I
C:O Estradiol

Jalur Jalur Jalur


mlnsrelokorllkold glukokortikoitorold androgon dan ostrogon

Gambar 39-1. Kerangka jalur utama dalam biosintesis hormon adrenokortikal. produk sekresi yang utama
digarisbawahi. Pregnenolon merupakan prekursor utama untuk kortikosteron dan aldosteron, danlz-
hidroksipregnolon merupakan prekursor utama untuk kortisol. Enzim dan kofaktor untuk reaksi yang berjalan
ke bawah pada tiap kolom disajikan di sisi kiri dan di antara kolom pada bagian atas gambar. feiitaierlaOi
defisiensi enzim tertentu, produksi hormon terhenti pada titik yang ditandai oleh batls abu-abu. (oimobifikasi
berdasarkan Welikey et al; direproduksi, atas izin, dari Ganong WF: Review of Medical physiotogy, 17th ed.
Awalnya diterbitkan oleh Appleton & Lange. Hak cipta @ 1995 oleh The McGraw-Hill Companie{ tnc.)

kortisol yang terikat pada albumin harus dianggap seba- keton dan diukur sebagai 17-hidroksisteroid (lihat Gambar
gai kortisol bebas. Kortikosteroid sintetik seperti deksame- 39-3 untuk penomoran karbon). Banyak metabolit korti-
tason lebih banyak terikat ke albumin daripada ke CBG. sol dikonjugasikan dengan asam glukuronat atau sulfat
Waktu-paruh kortisol dalam peredaran biasanya se- masing-masing pada hidroksil C, dan C' di hati; metabolit
kitar 60-90 menit; waktu-paruh dapat meningkat ketika ini kemudian diekskresi dalam urine.
diberikan hidrokortison (preparat farmasi untuk kortisol) Pada beberapa spesies (misalnya, tikus), kortikosteron
dalam jumlah besar atau ketika terdapat stres, hipotiroi- merupakan glukokortikoid utama. Kortikosteron kurang
disme, atau penyakit hati. Hanya 1% kortisol diekskresi di kuat terikat pada protein sehingga lebih cepat dimeta-
urin tanpa mengalami perubahan sebagai kortisol bebas; bolisasi. Jalur degradasinya sama seperti kortisol.
sekitar 20% kortisol dikonversi menjadi kprtison oleh ll-
hidroksisteroid dehidrogenase di ginjal dan jaringan lain Farmakodinamik
dengan reseptor mineralokortikoid (lihat di bawah) sebe-
lum mencapai hati. Kebanyakan kortison dimetabolisasi di A. MrxruursruE KERJA
hati. Sekitar sepertiga kortisol yang diproduksi tiap hari- Kebanyakan efek glukokortikoid yang diketahui diperan-
nya diekskresi dalam urine sebagai metabolit dihidroksi tarai oleh reseptor glukokortikoid yang tersebar luas.
ADRENOKORTIKOSTEROID & ANTAGONIS ADRENOKORTIKAT I 657
200

180

160

^
J
140
E
E) 25
I
(u
120
E
6 3
so too 208
I g
F G
?Bo 158
E
?
o.
t60
I
a
I
10q
40
=

20
Makan Ku- Makan' Ku- Ku-
ul
siang dapan malam dapan dapan l'idur Sarapan

Tengah hari 4 PM 8 PM Tengah malam 4 AM 8AM Tengah hari


Gambar 39-2. Fluktuasi ACTH dan glukokortikoid plasma sepanjang hari pada seorang
gadis normal (usia 16 tahun). Nilai ACTH diukur dengan immunoassay, dan glukokortikoid
diukur sebagai 1 1-oksisteroid (1 1-OCHS). Perhatikan peningkatan ACTH dan glukokortikoid
yang nyata di pagi hari, sebelum bangun dari tidur. (Direproduksi, atas izin, dari Krieger DT
et al: Characterization of the normal temporal pattern of plasma corticosteroid levels. J Clin
Endocrinol Metab 1 97 1;32:265.)

Protein ini merupakan anggota superfamili reseptor inti Selain berikatan dengan GRE, reseptor yang berikatan
yang meliputi steroid, sterol (vitamin D), tiroid, asam re- dengan iigan ini juga membentuk kompleks dengan dan
tinoat, dan banyak reseptor lainnya dengan ligan yang mempengaruhi fungsi faktor transkripsi lainnya, seperti
tidak diketahui atau tidak memiliki ligan (orphan receptor). AP1 dan NF-rB, yang bekerja pada promotor yang tidak
Semua reseptor ini berinteraksi dengan promotor dari- mengandung GRE, untuk terlibat dalam regulasi trans-
dan meregulasi transkripsi dari- gen target (Gambar 39-4). kripsi gen responsif mereka. Faktor transkripsi ini memi-
Pada keadaan tidak adanya ligan hormonal, reseptor glu- liki efek yang luas terhadap regulasi faktor pertumbuhary
kokortikoid terutama berada dalam sitoplasma, memben- sitokin proinflamasi, dll., dan memiliki peran penting
tuk kompleks oligomerik dengan heat-shock protein (Hsp). dalam memerantarai efek glukokortikoid sebagai antiper-
Protein yang paling penting dari Hsp adalah dua mo- tumbuhan, antiinflamasi, dan imunosupresan.
lekul Hsp90, meskipun protein lain sudah pasti ikut ter- Telah dikenali adanya dua gen reseptor kortikoid; satu
libat. Hormon bebas dari plasma dan cairan interstisial gen mengode reseptor glukokortikoid yang klasik, dan
memasuki sel dan berikatan pada reseptor, memicu per- gen yang satu lagi mengode reseptor mineralokortikoid.
ubahan konformasional yang memungkinkannya untuk Penggabungan (splicing) alternatif pra-mRNA reseptor
berdisosiasi dati htat-shock protein. Kompleks ikatan ligan- glukokortikoid manusia menghasilkan dua isoform yang
reseptor ini kemudian ditranspor secara aktif ke dalam sangat hornolog, yang disebut hGR alfa dan hGR beta. hGR
nukleus, tempatnya berinteraksi dengan DNA dan protein alfa adalah reseptor glukokortikoid yang diaktivasi-ligan
nuklear. Sebagai suatu homodimer, kompleks ini berikat- klasik yang, pada saat terikat dengan hormon, mernodu-
an dengan elemen reseptor glukokortikoid (GRE) pada lasi ekspresi gen yang responsif terhadap glukokortikoid.
promotor gen yang responsif. GRE tersusun atas dua se- Sebaliknya, hGR beta tidak mengikat glukokortikoid dan
kuens palindromik yang berikatan dengan dimer reseptor secara transkripsional tidak aktif. Akan tetapi, hGR beta
hormon. mampu menghambat efek hGR alfa yang teraktivasi-
658 I BAB 39

21
CH,OH cH20H
2ol
C:0 C:O

Hidrokoriison Prednisolon

cH20H

z'O
l--9- /"t
c

--o cHs

Betametason Triamsinolon (gugus asetonid diwarnai abu-abu)


Gambar 39-3. struktur kimiawi beberapa glukokortikoid. Turunan yang disubstitusi
asetonid (misalnya, triamsinolon asetonid) memiliki peningkatan dalam aktivitas
permukaan dan bermanfaat dalam ilmu kulit. Deksametason identik dengan betametason,
kecuali untuk konfigurasi gugus metil pada C,r: pada betametason, konfigurasinya beta
(mengarah ke atas dari bidang cincin); pada deksametason, konfigurasinya alfa.

hormon pada gen responsif-glukokortikoid sehingga me- lainnya dan dengan rnengekspresikan aktivitas enzimatik
mainkan peran yang secara fisiologis setara dengan peng- seperti histon asetilase atau deasetilase vang mengubah
hambat endogen efek glukokortikoid. konformasi nukleosorn dan transkribabilitas gen.
Reseptor glukokortikoid tersusun atas sekitar 800 asam Sekitar 10%-20% gen yang terekspresi dalam suatu sel
amino dan dapat dibagi menjadi tiga ranah fungsional diregulasi oleh glukokortikoid. Jumlah dan afinitas re-
(lihat Gambar 2-6). Ranah pengikat-glukortikoid terletak septor untuk hormon tersebut, komplemen faktor trans-
pada ujung karboksil molekul ini dan menjadi tempat kripsi dan koregulatornya, dan berbagai kejadian pasca-
terikatnya glukokortikoid bebas. Ranah pengikat-DNA transkripsi menentukan spesifisitas relatif kerja hormon
terletak di tengah protein dan mengandung sembilan re- ini di berbagai macam sel. Efek glukokortikoid terutama
sidu sistein. Daerah ini melipat menjadi suatu struktur dihasilkan oleh protein yang disintesis dari mRNA yang
" dua-jari" yang distabilisasi oleh ion seng yang terhubung dihanskripsi oleh gen target mereka.
ke sistein untuk rnembentuk dua tetrahedron. Bagian Beberapa efek glukokortikoid dapat dijelaskan dari
molekul ini berikatan dengan GRE yang meregulasi efek ikatannya dengan reseptor aldosteron (AR). Memang,
glukokortikoid pada gen yang diregulasi glukokortikoid. afinitas AR serupa dalam mengikat aldosteron dan kor-
"]ari" seng mencerminkan struktur dasar yang digunakan tisol. Efek mineralokortikoid kortisol dihindari di bebe-
oeh ranah pengikat-DNA untuk mengenali sekuens asam rapa jaringan melalui ekspresi 1lB-hidroksisteroid dehi-
nukleat tertentu. Ranah terminal-amino terlibat dalam drogenase tipe 2, suatu enzim yang berperan penting da-
transaktivasi aktivitas reseptor dan meningkatkan spesi- lam biotransformasi kortisol menjadi turunan 11-ketonya
fisitasnya. (kortison), yang afinitasnya minimal terhadap reseptor
Interaksi reseptor glukokortikoid dengan GRE atau aldosteron.
faktor transkripsi lainnya difasilitasi atau dihambat oleh Efek glukokortikoid yang segera, seperti supresi
beberapa famili protein yang disebut koregulator reseptor umpan-balik inisial dari ACTH hipofisis, terjadi dalam
steroid, yang terbagi menjadi koaktiaator atau korepresor. hitungan menit dan terlalu cepat untuk dijelaskan ber-
Koregulator melakukan kerjanya dengan berperan seba- dasarkan transkripsi gen dan sintesis protein. Belum
gai jembatan antara reseptor steroid dan protein nuklear diketahui bagaimana efek-efek ini diperantarai. Salah
,f
ADRENOKORTIKOSTEROID & ANTAGONIS ADRENOKORTIKAL / 659

Dimer reseptor-
steroid (teraKivasi)

DNA
Respons

\Protein

\ Perlengkapan
dalam trans-
kripsi (RNA
polimerase,
dil.)

Gambar 39-4. Model interaksi suatu steroid, 5 (misalnya, kortisol), dan


reseptornya, R, serta kejadian berikutnya pada suatu sel target. Steroid ini
dijumpai di darah dalam bentuk terikat pada globulin pengikat kortikosteroid
(CBG) tapi memasuki sel sebagai molekul bebas. Reseptor intrasel terikat pada
protein penstabil, termasuk dua molekul heat shock protein 90 (Hsp90) dan
beber:apa molekul lainnya, yang ditandai sebagai "X" dalam gambar. Kompleks
reseptor ini tidak mampu mengaktifkan transkripsi. Ketika kompleks ini mengikat
satu molekul kortisol, terbentuk suatu kompleks yang tidak stabil, dan Hsp90
serta molekul terkait kemudian dilepaskan. Kompleks steroid-reseptor mampu
memasuki nukleus, berikatan dengan elemen respons glukokortikoid (GRE) di
gen, dan meregulbsi transkripsi dengan menggunakan RNA polimerase ll dan
faktor transkripsi terkait. Berbagai macam faktor regulator (tidak disajikan) dapat
berperan dalam memfasilitasi (koaktivator) atau menghambat (korepresor) respons
steroid. mRNA yang dihasilkan kemudian diedit dan diangkut ke sitoplasma untuk
produksi protein yang memunculkan respons hormon akhir.

satu mekanisme yang diajukan adalah efek langsung dosis dan bertambah bila diberikan dalam jumlah besar
di membran sel atau
terhadap reseptor hormon tersebut untuk tujuan terapi, terdapat juga efek lain- disebut efek
efek nongenomik reseptor glukokortikoid klasik yang permisif-yang jika tidak ada, akan mengganggu banyak
berikatan dengan hormon. Reseptor membran teoritis ini fungsi normal. Misalnya, respons otot polos vaskular
kemungkinan sangat berbeda dengan reseptor intrasel dan bronkus terhadap katekolamin akan berkurang
yang sudah dikenal. pada keadaan tidak adanya kortisol dan dipulihkan oleh
B. Errx Frsrolocrx pemberian glukokortikoid ini dalam jumlah yang fisio-
logik. Lebih lanjut, respons lipolitik sel lemak terhadap
Glukokortikoid mempunyai efek yang luas karena mem-
katekolamin, ACTH, dan hormon pertumbuhan juga me-
pengaruhi fungsi kebanyakan sel dalam tubuh. Konse-
lemah pada keadaan tidak adanya glukokortikoid.
kuensi metabolik utama dari sekresi atau pemberian
glukokortikoid disebabkan oleh kerja langsung hormon C. Erex M:reeolrr
ini dalam sel. Akan tetapi, beberapa efek penting timbul Glukokortikoid mempunyai efek penting yang berhu-
akibat respons homeostatik insulin dan glukagon. Walau- bungan dengan dosis terhadap metabolisme karbohidrat,
pun banyak efek glukokortikoid berhubungan dengan protein, dan lemak. Efek yang serupa juga bertanggung
660 / BAB 3s

jawab terhadap beberapa efek simpang serius yang ber- Peningkatan neutrofil disebabkan oleh peningkatan influks
hubungan dengan penggunaannya dalam dosis terapi. ke darah dari sumsum tulang dan penurunan migrasi
Glukokortikoid merangsang dan diperlukan untuk gluko- dari pembuluh darah, yang menyebabkan pengurangan
neogenesis dan sintesis glikogen pada keadaan puasa. jumlah sel pada daerah peradangan. Pengurangan limfosit,
Glukokortikoid juga merangsang fosfoenolpiiruvat karbok- monosit, eosinofil, dan basofil dalam sirkulasi terutama
sikinase, glukosa-6-fosfatase, dan glikogen sintase serta terjadi akibat perpindaharurya dari bantalan vaskular ke
pelepasan asam amino di jalur katabolisme otot. jaringan limfoid.
Glukokortikoid meningkatkan kadar glukosa dalam Glukokortikoid juga menghambat fungsi makrofag
serum sehingga merangsang pelepasan insulin dan meng- jaringan dan sel presentasi antigen lainnya. Kemampuan sel
hambat ambilan glukosa oleh sel otot, sambil merangsang ini untuk berespons terhadap antigen dan mitogen diturun-
lipase yang sensitif-hormon dan, oleh sebab itu, lipolisis. kan. Efeknya pada makrofag sangat jelas dan membatasi
Peningkatan sekresi insulin merangsang lipogenesis dan, kemampuan makrofag untuk memfagositosis dan mem-
pada tingkat yang lebih rendah, menghambat lipolisis, bunuh mikroorganisme serta memproduksi tumor necl:osis
hasil akhimya adalah peningkatan bersih timbunan lemak
fac tor-a, interleukin-1, metaloproteinase, dan aktivator plas-
beserta peningkatan pelepasan asam lemak dan gliserol ke minogen. Baik makrofag maupun limfosit menghasilkan
dalam peredaran. lebih sedikit interleukin-l2 dan interferon-y, yang merupa-
Hasil bersih kerja ini paling terlihat pada waktu puasa, kan penginduksi aktivitas sel TH1, dan imunitas selular.
ketika penyediaan glukosa dari glukoneogenesis, pelepasan Selain efeknya terhadap fungsi leukosi! glukokor-
asam amino dari katabolisme otot, penghambatan ambilan tikoid mempengaruhi respons peradangan dengan me-
glukosa perifer, dan perangsangan lipolisis berperan da- ngurangi sintesis prostaglandin, leukotrieru dan sintesis
lam menjaga pasokan glukosa yang adekuat bagr otak, faktor pengaktivasi trombosit @Iatelet actiaating factor)
D. Erex Krrasoux DAN ANTIANABoLIK yang diakibatkan oleh aktivasi fosfolipase A' Akhirnya,
glukokortikoid mengurangi ekspresi siklooksigenase-2,
Meskipun merangsang sintesis protein dan RNA di hati,
yakni bentuk fosfolipase A, yang mampu diinduksi, dalam
glukokortikoid mempunyai efek katabolik dan antiana-
sel-sel peradangan, sehingga mengurangi jumlah enzim
bolik. pada jaringan ikat dan limfoid, otot, lemak perifer,
yang tersedia untuk menghasilkan prostaglandin (lihat
dan kulit. Glukokortikoid dalam jumlah suprafisiologik
Bab 18 dan 36).
menyebabkan pengurangan massa otot dan kelemahan
Glukokortikoid menyebabkan vasokonstriksi jika di-
serta penipisan kulit. Efek katabolik dan antianabolik ter-
oleskan langsung ke kulit, kemungkinan dengan menekan
hadap tulang merupakan penyebab osteoporosis pada sin-
degranulasi sel mast. Glukokortikoid juga menurunkan
drom Cushing dan menjadi faktor pembatas utama dalam
permeabilitas kapiler dengan mengurangi jumlah hista-
penggunaan glukokortikoid terapeutik jangka-panjang.
min yang dilepaskan oleh basofil dan sel mast.
Pada anak, glukokortikoid mengurangi pertumbuhan.
Efek anti-inflamasi dan imunosupresif milik glukokor-
Efek ini mungkin sebagian dapat dicegah melalui pem-
tikoid sebagian besar disebabkan oleh berbagai efek yang
berian hormon pertumbuhan dalam dosis tinggi.
diuraikan di atas. Pada manusia, aktivasi komplemen tidak
E. Errr Arurrrrurrnrrarsr DAN luurosupnesr mengalami perubahan, tetapi efeknya dihambat. Produk-
Glukokortikoid secara dramatis mengurangi manifestasi si antibodi dapat dikurangi oleh dosis besar steroid, mes-
peradangan. Hal ini disebabkan oleh efeknya yang nyata kipun tidak dipengaruhi oleh dosis sedang (misalnya,
terhadap kadar, distribusi, dan fungsi leukosit perifer prednison 20 mg/hari).
serta oleh efek supresifnya terhadap sitokin dan kemokin Efek anti-inflamasi dan imunosupresan agen-agen ini
peradangan serta terhadap perantara peradangan lainnya. banyak bermanfaat untuk terapi, tetapi juga berperan me-
Peradangan, tanpa melihat penyebabnya, ditandai dengan nipbulkan beberapa efek sampingnya yang serius (lihat di
ekstravasasi dan infiltrasi leukosit ke dalam jaringan yang bawah).
terpengaruh. Kejadian ini diperantarai oleh serangkaian
F. Erer Larruvl
interaksi rumit antara molekul adhesi sel darah putih
dan molekul di sel endotel serta dihambat oleh glukokor- Glukokortikoid mempunyai efek penting terhadap sistem
tikoid. Setelah pemberian glukokortikoid kerja-singkat saraf. Insufisiensi adrenal menyebabkan perlambatan yang
dosis tunggaf kadar neutrofil dalam peredaran meningkat jelas pada irama alfa elektroensefalogram dan menye-
sedangkan jumlah limfosit (sel T dan B), monosit, eosinofil, babkan depresi. Peningkatan jumlah glukokortikoid sering
dan basofil menurun. Perubahan ini terjadi secara maksimal menimbulkan gangguan perilaku pada manusia; awalnya,
dalam waktu 6 jam dan menghilang dalam waktu 24 jam. terjadi insomnia dan euforia, dan lama kelamaan, timbul
ADRENOKORTIKOSTEROID & ANTAGONIS ADRENOKORTIKAL I 661
Tabel 39-1. Beberapa kortikosteroid alami dan sintetik yang sering digunakan untuk kepentingan umum.

Glukokortikoid kerja-singkat hin gga-sedang

Cortisone 0,8 0,8 25


Prednisone 4 00,35 Oral
Prednisolone 5 4
I Oral, suntikan
-9:3-
Methylprednisolone 5 5 0 4 Oral, suntikan
Meprednisone2 5 Oral, suntikan

Paramethasone2 10 2 Oral, suntikan


Fluprednisolone2 15 7 0 1,5 Oral

Fludrocortisone 10 Oral
Desorycorticosterone 10 Suntikan, pelet
acetate2
tPotensi relatif terhadap hydrocortisone
'lDi luar AS.
3Asetonid: Hingga 100.

depresi. Glukokortikoid dosis besar dapat meningkatkan Glukokortikoid mempunyai efek penting tprhadap per-
tekanan intrakranial (pseudotumor serebri). kembangan paru janin. Memang, perubahan struktural
Glukokortikoid yang diberikan secara menahun me- dan fungsional pada paru janin yang hampir aterm, ter-
nekan pelepasan ACTH, hormon pertumbuhan, hormon masuk produksi bahan aktif pada permukaan pam yang
penstimulasi tiroid, dan hormon luteinisasi dari hipofisis. dibutuhkan untuk bemapas (surfaktan), dirangsang oleh
Glukokortikoid dosis besar menyebabkan timbulnya glukokortikoid.
ulkus peptikum, kemungkinan dengan menekan respons
imun lokal terhadap Helicobac.ter pyloi. Glukokortikoid juga KORTIKOSTEROID SINTETIK
meningkatkan redistribusi lemak dalarh tubuh, dengan
Glukokortikoid telah menjadi agen yang penting untirk
peningkatan lemak viseral, wajah, nukal, dan supra-
digunakan dalam terapi berbagai kelainan peradangarl
klavikular, dan glukokortikoid tampaknya mengantagonis
imunologik, hematologik, dan kelainan lainnya. Hal ini
efek vitamin D pada absorpsi kalsium. Glukokortikoid
merangsang pengembangan banyak steroid sintetik de-
mempunyai efek penting terhadap sistem hematopoietik.
ngan aktivitas antiinflamasi dan imunosupresif.
Selain efeknya terhadap leukosit seperti yang dibicarakan
di atas, glukokortikoid meningkatkan jumlah trombosit
Farmakokinetik
dan sel darah merah.
Pada keadaan tidak adanya kortisol dalam jumlah A. SuMeen
fisiologik, fungsi ginjal (terutama filtrasi glomerulus) ter- Steroid farmaseutikal biasanya disintesis dari asam kolat
ganggu, sekresi vasopresin meningkat dan terjadi keti- yang didapat dari temak atau steroid sapogenin yang di-
dakmampuan untuk mengekskresikan muatan air secara temukan pada tanaman. Modifikasi steroid ini lebih
normal, lanjut telah menyebabkan dipasarkannya sekelompok
662 I BAB 39

besar steroid sintetik dengan sifat khusus yang penting bentuk koreksi kelainan cairan dan elektrolit serta terapi
secara farmakologis dan terapi (Iabel 39-1; Gambar 39-3). faktor pencetus.
Hidrokortison natrium suksinat atau fosfat dalam
B. Drsposrsr
dosis 100 mg intravena diberikan tiap 8 jam sampai pen-
Metabolisme steroid adrer-ral alamiah telah dibicarakan derita stabil. Dosis kemudian dikurangi secara bertatrap,
di atas. Kortikosteroid sintetik (Tabel 39-1) kebanyakan sampai tercapai dosis rumat dalam 5 hari.
diabsorpsi dengan cepat dan komplet jika diberikan per Pemberian hormon retensi garam dilanjutkan jika
oral. Walaupun ditranspor dan dimetabolisasi dalam cara dosis total hidrokortison telah diturunkan hingga menca-
yang serupa dengan steroid endogen, terdapat perbedaan pai 50 mg/hari.
penting. 2.Hiperfungsi dan hipofungsi adrenokortikal -
Perubahan pada molekul glukokortikoid mempenga- a. Hiperplasia adrenal kongenital-Kelompok gang-
ruhi afinitasnya terhadap reseptor glukokortikoid dan guan ini ditandai dengan kelainan spesifik pada sintesis
mineralokortikoid serta afinitasnya mengikat protein, sta- kortisol. Pada kehamilan yang berisiko tinggi mengalami
bilitas rantai samping, laju eliminasi, dan produk meta- hiperplasia adrenal kongenital, kelainan genital janin
bolik. Halogenasi pada posisi 9, ikatan tak-jenuh pada A1-2 dapat dicegah dengan memberikan deksametason kepada
cincin A, dan metilasi pada posisi 2 atau 1.6 memperpan- ibunya. Kelainan yang paling sering terjadi adalah penu-
jang waktu-paruh menjadi lebih dari 50%. Senyawa 41 runan atau tidak adanya aktivitas P450c21 (21p-hidrok-
diekskresikan dalam bentuk bebas. Pada beberapa kasus, silase).*
senyawa yang diberikan adalah suatu calon obat (prodrug); Seperti terlihat pada Gambar 39-1., kelainan ini akan
misalnya, prednison cepat dikonversi menjadi produk menimbulkan penurunan sintesis kortisol sehingga meng-
aktifnya, yakni prednisolon, di dalam tubuh. hasilkan peningkatan kompensatorik dalam pelepasan
ACTH. Kelenjar menjadi hiperplastik dan menghasilkan
Farmakodinamik sejumlah besar prekursor secara abnormal seperti 17-
Kerja steroid sintetik serupa dengan kortisol (lihat di hidroksiprogesteron yang dapat dialihkan ke jalur andro-
atas). Steroid sintetik terikat pada protein reseptor intra- gen, menyebabkan virilisasi. Metabolisme senyawa ini di
sel spesifik dan menghasilkan efek yang sama, terhadap hati menghasilkan pregnanetriol, yang secara khas dieks-
mineralokortikoid tetapi mempunyai rasio glukokortikoid kresi ke urine dalam jumlah besar pada kelainan ini dan
yang berbeda-beda. dapat digunakan untuk menegakkan diagnosis serta me-
mantau efektivitas substitusi glukokortikoid. Akan tetapi,
Farmakologi Klinis metode deteksi kelainan ini yang paling dapat diandal-
A. Drncruosrs DAN PENGoBATAN GANGGUAN FuNGsl kan adalah peningkatan respons 17-hidroksiprogesteron
Aoner'tal plasma terhadap perangsangan ACTH.
1. Insufisiensi adrenokortikal Jika kelainan ada pada 1l-hidroksilasi, akan dihasilkan
- sejumlah besar deoksikortikosteron, dan karena steroid
a. Kronik (penyakit Addison)-Insufisiensi adreno-
kortikal kronik ditandai dengan kelemahan, kelelahan, ini memiliki aktivitas mineralokortikoid, akan timbul hi-
penumnan berat badan, hipotensi, hiperpigmentasi, dan pertensi dengan atau tanpa alkalosis hipokalemik. Jika
ketidakmampuan untuk mempertahankan kadar glukosa terjadi kelainan pada 17-hidroksilasi di adrenal dan gonad,
darah selama puasa. Pada individu seperti ini, rangsang- akan juga timbul hipogonadisme. Akan tetapi, terjadi pe-
an bahaya, trauma, atau infeksi yang ringan dapat me- ningkatan jumlah 11-deoksikortikosteron (DOC; lihat di
nirnbulkan insufisiensi adrenal akut disertai syok sirku- hlm. 668), dan juga ditemukan tanda dan gejala yang ber-
latorik dan akhirnya kematian. kaitan dengan kelebihan mineralokortikoid, seperti hiper-
Pada insufisiensi adrenal primer, sekitar 20-30 mg tensi dan hipokalemia.
hidrokortison harus diberikan tiap hari, dan jumlahnya Ketika pertama dijumpai, janin dengan hiperplasia
ditingkatkan selama periode stres. Meskipun mempunyai adrenal kongenital mungkin berada dalam keadaan krisis
sedikit aktivitas mineralokortikoid, hidrokortison harus adrenal akut sehingga harus ditangani seperti di atas,
ditambah der-rgan hormon retensi garam dalam jumlah menggunakan larutan elektrolit yang tepat dan preparat
yang tepat seperti fludrokortison. Glukokortikoid sintetik hidrokortison intravena dalam dosis stres.
dengan masa kerja yang lama dan tidak merniliki aktivitas
retensi garam tidak boleh diberikan pada pasien ini.
* Nama-numu
b. Akut-Jika dicurigai terjadi insufisiensi adrenal e.zim steroid. adrenal sintetik sebagai berikut:
P450c11 (11p-hidroksilase)
akut, terapi harus segera diberikan. Selain kortisol paren- P450c17 (17a-hidroksilase)
teral dalam jumlah besar, terapi juga diberikan dalam P450c21 (21p-hidroksilase)
ADRENOKORTIKOSTEROID & ANTAGONIS ADRENOKORTIKAL I 663
Setelah penderita stabil, hidrokortison oral, "12-1,8 mg/ Berbeda dengan penderita aldosteronisme sekunder
m2/hari dalam dua dosis terbagi yang tidak setara (dua (lihat di bawah), penderita ini mempunyai kadar aktivitas
.,
pertiga di pagi hari, sepertiga di malam hari) dapat di- renin plasma dan angiotensin II yang rendah (tertekan).
mulai. Dosisnya disesuaikan untuk memungkinkan per- Jika diobati dengan fludrokortison (0,2 mg dua kali sehari
turnbuhan dan maturasi fulang yang normal serta unfuk per oral selama 3 hari) atau deoksikortikosteron asetat (20
mencegah kelebihan androgen. Terapi prednison selang mg/ hari intramuskular selama 3 hari - tapi tidak tersedia
sehari juga telah digunakan untuk mencapai supresi di AS), pasien akan gagal meretensi natrium dan penu-
ACTH yang lebih besar tanpa meningkatkan inhibisi per- runan sekresi aldosteronnya tidak bermakna. Jika kelain-
tumbuhan. Fludrokortison, 0,05-0,2 mg/hari, juga harus annya ringan, kelainan ini dapat tidak terdeteksi jika digu-
diberikan per oral, dan ditambahkan garam untuk me- nakan skrining kadar kalium serum. Akan tetapi, kelainan
melihara tekanan darah normal, aktivitas renin plasma, ini dapat dideteksi melalui peningkatan rasio aldosteron-
dan elektrolit. renin plasma. Penderita umumnya membaik jika diobati
b. Sindrom Cushing-Sindrom Cushing biasanya di- dengan spironolakton, dan responsnya terhadap agen ini
sebabkan oleh hiperplasia adrenal bilateral akibat adeno- bemilai diagnostik dan terapeutik.
ma hipofisis penyekresi ACTH (penyakit Cushing) tapi 3. Penggunaan glukokortikoid untuk tujuan diagnos-
kadang disebabkan oleh tumor atau hiperplasia nodular tik-Penekanan produksi ACTH kadang perlu dilakukan
kelenjar adrenal atau produksi ACTH ektopik oleh tumor untuk mengidentifikasi sumber hormon tertentu atau
lain. Manifestasinya terkait dengan adanya kelebihan untuk menetapkan apakah produksinya dipengaruhi oleh
glukokortikoid yang kronik. Jika terjadi hipersekresi glu- sekresi ACTH. Pada keadaan ini, pemberian senyawa
kokortikoid yang nyata dan berkepanjangan, terlihat jelas yang sangat kuat seperti deksametason sangat bermanfaat
adanya wajah yang bulat dan pletorik serta obesitas karena pemberiannya dalam jumlah kecil mengurangi
batang tubuh. Sering kali dijumpai manifestasi kehilang- kemungkinan kekacauan dalam interpretasi analisis hor-
an protein, yang meliputi penurunan massa otot (muscle mon dalam darah atau urine. Misalnya, jika tercapai pene-
utasting), penipisan, striae keunguan, dan mudah memai kanan sempurna dengan menggunakan 50 mg kortisol,
pada kulit; penyembuhan luka yang buruk; dan osteopo- jumlah l"7-hidroksikortikosteroid dalam urine akan men-
rosis. Gangguan berat lainnya meliputi gangguan mental, jadi 15-18 mg/24 jam, karena sepertiga dari dosis yang
hipertensi, dan diabetes. Kelainan ini diobati dengan cara diberikan akan dikeluarkan ke dalam urine sebagai 17-
operasi pengangkatan tumor yang menghasilkan ACTH hidroksikortikosteroid. Jika diberikan suatu deksameta-
atau kortisol, radiasi fumor hipofisis, atau reseksi salah son dosis ekivalen sebesar 1,5 rng, ekskresinya dalam
satu atau kedua adrenal. Penderita ini harus mendapat urine hanya akan mencapai 0,5 mg/24 jam dan kadarnya
dosis besar kortisol selama dan setelah prosedur operasi. dalarn darah akan rendah.
Dosis larutan hidrokortison hingga 300 mg dapat diberi- Uji supresi deksametason digunakan untuk mendiag-
kan sebagai infus intravena kontinu pada hari operasi. nosis sindrom Cushing dan juga telah digunakan pada
Dosis ini harus dikurangi secara perlahan sarnpai kadar diagnosis banding keadaan depresif psikiatrik. Sebagai uji
pengganti normal, karena pengurangan dosis yang cepat skrining, deksametason, 1 mg, diberikan per oral pada jam
dapat menimbulkan gejala putus-obat, seperti demam dan 1l rnalam, dan sampel plasma kemudian diambil keesokan
nyeri sendi. fika adrenalektomi telah dilakukan, rurnatan pagir-rya. Pada individu normal, kadar kortisol pagi hari
jangka-panjangnya serupa dengan yang diuraikan di atas biasanya kurang dari 3 mcg/dL, sedangkan pada sindrom
untuk insufisiensi adrenal. Cushing, kadarnya biasanya lebih besar dari 5 mcg/dl.
c. Aldosteronisme-Aldosteronisme primer biasanya Hasilnya tak dapat dipercaya pada keadaan depresi, an-
terjadi akibat produksi aldosteron berlebil-r oleh adeno- sietas, penyakit penyerta, dan kondisi stres lainnya atau
ma adrenal. Akan tetapi, kelainan ini juga dapat terjadi jika pasien mendapatkan pengobatan yang meningkatkan
akibat sekresi abnormal oleh kelenjar hiperplastik atau katabolisme deksametason di hati. Untuk membedakan hi-
dari tumor maligna. Temuan klinis berupa hipertensi, perkortisolisme akibat ansietas, depresi, dan alkoholisme
kelemahan, dan tetani disebabkan oleh hilangnya kalium . (sindrom pseudo-Cushing) dengan sindrom Cushing yang
melalui ginjal secara kontinu, yang menimbulkan hipo- sebenamya, dilakukan suatu uji kombinasi yang terdiri
kalemia, alkalosis, dan peningkatan kadar natrium dalarn atas deksametason (0,5 mg per oral tiap 6 jam untuk 2 hari)
serum. Sindrom ini juga dapat ditimbulkan oleh kelainan dan diikuti oleh uji standar hormon pelepas kortikotropin
biosintesis steroid adrenal akibat sekresi deoksikorti- (CRH) (1 mC/kg, diberikan sebagai infus bolus intravena 2
kosteron, kortikosteron, atau l8-hidroksikortikosteron- jam setelah dosis deksametason terakhir).
semua senyawa dengan aktivitas mineralokortikoid esen- Pada pasien dengan diagnosis sindrom Cushing yang
sial-yang berlebihan. telah ditegakkan secara klinis dan dipastikan dengan
664 / BAB 39

adanya temuan peningkatan kortisol bebas dalam urine, prematur. |ika pelahiran diperkirakan terjadi sebelum usia
penekanan menggunakan deksametason dosis besar kehamilan 34 minggu, biasanya digunakan betametason
akan membantu membedakan antara penderita penyakit intramuskular 12 mg diikuti dosis tambahan 12 mg lagi
Cushing dan penderita tumor korteks adrenal penghasil "l&24 jam kemudian. Betametason dipilih karena ikatan
steroid atau sindrom ACTH ektopik. Deksametason di- oleh protein ibu dan metabolisme plasental kortikosteroid
berikan dalam dosis 0,5 mg per oral tiap 5 jam selama 2 ini lebih lemah dibandhgkAtt dengan kortisol sehingga me-
hari, diikuti dengan 2 mg per oral tiap 6 jam selama 2 hari ningkatkan transfemya ke janin dengan melintasi plasenta.
dan urine kemudian dianalisis untuk mencari kortisol atau
C. Keurunn KonflrosrsnotD DAN Nonnonrrun-
metabolihrya (uji Liddle); atau deksametason diberikan
sebagai dosis tunggal 8 mg pada jam 11 malam dan korti- Analog sintetik kortisol berguna dalam terapi berbagai
sol plasma kemudian diukur pada jam 8 pagi keesokan kelompok penyakit yang tidak terkait dengan kelainan
harinya. Pada penderita penyakit Cushing, efek supresan fungsi adrenal apa pun yang telah dikenal (Iabel 39-2):
deksametason biasanya akan menghasilkan pengurangan Kortikosteroid digunakan pada kelainan ini karena ke-
kadar hormon sebanyak 50%. Pada penderita yang tidak mampuannya unfuk menekan respons peradangan dan
mengalami supresi, kadar ACTH akan menjadi rendah jika respons imun serta untuk mengubah fungsi leukosit, se-
terdapat tumor adrenal penghasil kortisol dan meningkat perti telah dibicarakan di atas dan dalam Bab 55. Pada
pada penderita dengan tumor penghasil ACTH ektopik. kelainan dengan respons pejamu yang menjadi penyebab
manifestasi utama penyakit ini, agen ini berguna. Pada
B. KonnrosrsRorD DAN PennNcsnNcAN MATURAsI PARU keadaan ketika respons peradangan atau respons imun
paon Jntrru
penting untuk mengendalikan proses patologik, terapi
Maturasi paru pada janin diregulasi oleh sekresi kortisol dengan kortikosteroid mungkin berbahaya tetapi dibe-
janin. Terapi pada ibu dengan glukokortikoid dosis besar narkan untuk mencegah timbulnya kerusakan yang tidak
menurunkan insidens sindrom gawat napas pada bayi dapat diperbaiki akibat respons peradangan-jika digu-

Tabel 39-2. Beberapa indikasi terapeutik untuk pemakaian glukokortikosteroid pada kelainan nonadrenal.

Reaksi alergik Edema angioneurotik, asma, sengatan lebah, dermatitis kontak, reaksi obat, rinitis alergika,
penyakit serum, urtikaria
Kdlainan vaskular-kolagen Arteritis sel raksasa, lupus eritematosus, sindrom jaringan ikat campuran. polimiositis,
pgliT.i?J.9!1.t.ey.T.:.t{.1:.?.liill.:.r.T.9L9i.q:.*:II:._!:.T.p.9t9!i:........_._..._......._....__
Penyakit mata Uveitis akut, konjungtivitis alergika, koroiditis, neuritis optika
Penyakit saluran cerna Penyakit peradangan usus, sprue nontropis, nekrosis hati subakut
Kelainan hematologik Anemia hemolitik akuisita, purpura alergika akut, leukemia, anemia hemolitik autoimun,
purpura trombositopenik idiopatik, multipel mieloma
lnflamasi sistemik Sindrom distres pernapasan akut (terapi bersinambungan dengan dosis sedang mempercepat
perbaikan dan menurunkan mortalitas)
lnfeksi Sindrom distres pernapasan akut, sepsis, sindrom inflamasi sistemik
Gangguan peradangan tulang Artritis, bursitis, tenosinovitis
dan sendi
Kelainan neurologik Edema serebrum (deksametason dosis besar diberikan pada penderita pascaoperasi otak
untuk meminimalkan edema serebrum pada masa pascaoperasi), multipel sklerosis
Transplantasi organ Pencegahan dan terapi penolakan organ (imunosupresi)

fungoides, pemfigus, dermatitis seboroik, xerosis


Penyakit tiroid Eksoftalmus maligna, tiroiditis subakut
Lainnya Hiperkalsemia, mou nta i n sickness
ADRENOKORTIKOSTEROID & ANTAGONIS ADRENOKORTIKAL / 665
nakan bersama dengan terapi spesifik untuk proses pe- alami serangkaian perubahan yang disebut sindrom
nyakilnya. Cushing iatrogenik. Kecepatan perkembangannva ber-
Karena kortikosteroid biasanya tidak bersifat kuratif, gantung pada dosis dan latar belakang genetik pada pa_
proses patologtk dapat terus berjalan sedangkan mani- sien. Wajah biasanya berubah menjadi bulat, bengkak,
festasi klinisnya tertekan. Oleh karena itu, terapi kronik de- terdapat penumpukan lemak, dan pletorik (muka bulan).
ngan obat ini harus dijalankan secara hati-hati dan hanya Serupa dengan hal ini, lemak cenderung diredistribusi
dilakukan bila derajat keparahan kelainan ini membe- dari ekstremitas ke batang tubuh, tengkuk dan fossa su-
narkan penggunaan kortikosteroid dan semua tindakan praclavicular. Terdapat peningkatan pertumbuhan rambut
yang kurang berbahaya telah digunakan. halus pada wajah, paha dan batang tubuh. Dapat timbul
Pada umumnya, sebaiknya dilakukan upaya untuk akne puntata yang diinduksi steroid, dan dijumpai ada-
mengendalikan proses penyakit menggunakan glukokor- nya insomnia dan peningkatan nafsu makan. pada terapi
tikoid kerja-sedang hingga kerja-intermedia, seperti pred- kelainan yang membahayakan atau yang menimbulkan
nison dan prednisolon (Tabel 39-1), begitu juga dengan hendaya, perubahan ini tidak perlu sampai rnenghentikan
semua tindakan tambahan yang memungkinkan unfuk terapi. Akan tetapi, perubahan metabolik yang mendasari
menjaga agar dosis tetap rendah. Jika mungkin, sebaiknya dan rnenyertainya dapat sangat serius sewakfu gejalanya
dilakukan terapi selang sehari (lihat di bawah). Terapi menjadi jelas. Pemecahan protein dan pengalihan asam
tidak boleh dikurangi atau dihentikan mendadak. Jika se- amino rnenjadi glukosa yang kontinu meningkatkan ke_
kiranya diperlukan terapi berkepanjangan, perlu dibuat butuhan akan insulin dan setelah beberapa waktu me-
Rontgen toraks dan uji tuberkulin karena terapi gluko- nyebabkan kenaikan berat badan; deposisi lemak viseral;
kortikoid dapat mengaktifkan kembali penyakit dorman. miopati dan penghabisan massa otot; penipisan kulit,
Diabetes, ulkus peptikum, osteoporosis, dan gangguan disertai striae dan memar; hiperglikemia; dan akhimya
psikologik harus dipertimbangkan, dan fungsi kardiovas- timbulnya osteoporosis, diabetes, dan nekrosis aseptik
kular harus dinilai. pada pinggang. Penyembuhan luka juga terganggu pada
Terapi penolakan transplan merupakan penggunaan keadaan ini. Jika timbul diabetes, kelainan ini cliobati de-
glukokortikoid yang sangat penting. Efektifitas agen ini ngan diet dan insulin. Penderitanya sering kali resisten
didasarkan pada kemampuannya menurunkan ekspresi terhadap insulin tetapi jarang menderita ketoasidosis. pada
antigen dari jaringan yang digraft, menunda revaskulari- umun'lnya, penderita yang diobati dengan kortikosteroid
sasi, dan mengganggu sensitisasi limfosit T sitotoksik dan seharusnya diberi diet tinggi protein dan kaya kalium.
pembentukan sel primer pembentuk antibodi.
B. Kompurnst LAIN
Toksisitas Efek samping lain yang berat meliputi ulkus peptikum
Manfaat yang diperoleh dari penggunaan glukokorfi- dan komplikasinya. Temuan klinis yang berkaitan dengan
koid sangat bervariasi. Penggunaan obat ini harus diper- kelainan lain, terutama infeksi bakteri dan jamur, dapat
timbangkan secara matang pada tiap penderita terhadap disamarkan oleh kortikosteroid sehingga penderita perlu
efeknya yang luas pada tiap bagian organisme. Efek diawasi dengan ketat untuk menghindari kecelakaan se-
utama yang tidak diinginkan dari glukokortlkoid adalah rius bila digunakan kortikosteroid dosis tinggi. Frekuensi
akibat kerja hormonalnya (lihat di atas), yang memun- miopati berat lebih besar pada penderita yang diobati
culkan gambaran klinis sindrom Cushing iatrogenik (lihat dengan glukokortikoid kerja-lama. Pemberian senyawa ini
di bawah). telah dihubungkan dengan timbulnya mual, pusing, dan
Jika glukokortikoid digunakan untuk waktu singkat penurunan berat badan pada beberapa penderita. Gejala-
(kurang dari 2 minggu), jarang terlihat efek simpang yang gejala ini diatasi dengan mengganti obat, mengurangi
serius walaupun dengan dosis yang cukup besar. Akan dosis, dan meningkatkan asupan kalium dan protein.
tetapi, kadang dijumpai adanya insomnia, perubahan pe- Hipomania atau psikosis akut dapat terjadi, terutama pada
rilaku (terutama hipomania), dan ulkus peptikum akut penderita yang mendapat kortikosteroid dosis sangat besar.
setelah beberapa hari pengobatan. Pankreatitis akut me- Terapi jangka-lama dengan steroid kerja-intermedia dan
rupakan efek simpang glukokortikosteroid dosis tinggi -lama dapat menimbulkan depresi dan katarak subkapsular
yang jarang terjadi tapi berat. poterior. Tindak lanjut psikiatrik dan pemeriksaan slitlamp
periodik diindikasikan pada penderita ini. peningkatan
A. Erex Mernaour tekanan intraokular sering terjadi, dan glaukoma mungkin
Kebanyakan penderita yang diberikan dosis hidrokorti- dapat terinduksi. Hipertensi intrakranial jinak juga ter-
son 100 mg atau lebih tiap harinya (atau steroid sintetik jadi. Pada pemberian hidrokortison dosis 45 mg/mz/hari
dalam jumlah setara) selama lebih dari 2 minggu meng- atau ekivalennya, terjadi retardasi pertumbuhan pacla anak.
666 / BAB 39

Glukokortikoid kerja-intermedia, kerja-sedang dan kerja- Kontraindikasi & Peringatan


lama memiliki potensi untuk menekan pertumbuhan yang
A. PenlrucarnN KHusus
lebih besar daripada steroid alamiah pada dosis ekuivalen.
jika diberikan dalarn jumlah lebih besar daripada Penderita yang mendapat obat ini harus dipantau secara
jumlah fisiologi, steroid seperti kortison dan hidrokorti- ketat terhadap adanya hiperglikemia, glikosuria, retensi
sory yang mempunyai efek mineralokortikoid selain efek natrium disertai edema atau hipertensi, hipokalemia, ulkus
glukokortikoid, menyebabkan retensi natrium dan cairan peptikum, osteoporosis, dan infeksi yang tersembunyi.
serta hilangnya kalium. Pada penderita dengan fungsi Dosisnya harus dijaga serendah mungkiry dan pem-
kardiovaskular dan ginjal yang normal, hal ini dapat me- berian dosis secara intermiten (misalnya, dosis selang
nimbulkan alkalosis hipokloremik hipokalemik dan pada sehari) sebaiknya diterapkan bila hasil terapi yang me-
akhirnya peningkatan tekanan darah. Pada penderita hi- muaskan dapat dicapai dengan jadwal ini. Penderita yang
ponatremia, penyakit ginjal, atau penyakit hati, dapat dipertahankan pada dosis kortikosteroid yang relatif
terjadi edema. Pada penderita penyakit jantung, sedikit rendah pun mungkin memerlukan terapi tambahan pada
retensi natrium saja sudah dapat menyebabkan gagal jan- waktu sbres, seperti sewaktu menjalani pembedahan, men-
tung. Efek ini dapat diminimalisasi menggunakan steroid derita penyakit, atau mengalami kecelakaan.
sintetik yang tidak meretensi garam, restriksi natrium, dan
B. KorurRnrruotrnsr
sejurnlah suplemen kalium.
Agen ini harus digunakan dengan sangat hati-hati pada
C. Supnesr Aoneral penderita ulkus peptikum, penyakit jantung atau hiper-
Jika kortikosteroid diberikan lebih dari 2 minggu, dapat tensi dengan gagal jantung, penyakit infeksi tertentu
terjadi supresi adrenal. Jika terapi mencapai mingguan seperti varisela dan tuberkulosis, psikosis, diabetes, osteo-
hit ggu bulanan, penderita sebaiknya diberikan terapi tam- porosis, atau glaukoma.
bahan ketika terjadi stres ringan (dosis ditingkatkan hingga
dua kali lipat untuk 24-48 jan) atau stres berat (dosis di- Pemilihan Obat & Jadwal Pemberian
tingkatkan hingga sepuluh kali lipat untuk 48-72 jam)
Karena preparat-preparat ini saling berbeda dalam hal efek
seperti trauma kecelakaan atau bedah mayor. Jika dosis
anti-inflamasi dan efek mineralokortikoid relatif, durasi
kortikosteroid akan dikurangi, dosis harus dikurangi secara
kerja, harga dan bentuk dosis yang tersedia (Iabel 39-1),
bertahap. Jika terapi akan dihentikary proses pengurangan
faktor-faktor ini harus dipertimbangkan dalam memilih
harus cukup lambat pada saat dosis mencapai kadar
obat.
substitusi. Sumbu hipotalarnus-hipofisis-adrenal mungkin
membutuhkan waktu 2--l2bulan untuk berfungsi kembali, A. ACTH Vensus Srenoro Aoneruoxonrrrll
dan kadar kortisol mungkin tidak kembali normal selama 69 Pada penderita dengan adrenal yang nonnal, ACTH dulu
bulan ke depan. Supresi adrenal yang dipicu glukokortikoid digunakan untuk menginduksi produksi kortisol endo-
bukanlah merupakan masalah hipofisis sehingga terapi gen unfuk mendapatkan efek yang sama. Namury ke-
dengan ACIH tidak mengurangi waktu yang diperlukan cuali bila kita menginginkan terjadinya peningkatan an-
untuk kembalinya fungsi normal. drogen, penggunaan ACTH sebagai agen terapeutik telah
Jika dosis dikurangi terlalu cepat pada penclerita yang ditinggalkan. Berbagai keadaan ketika ACTH diklaim lebih
mendapat glukokortikoid untuk kelainan tertentu, gejala efektif daripada glukokortikoid mungkin disebabkan oleh
kelainan tersebut dapat timbul kembali atau meningkat pemberian kortikosteroid dalam jumlah yang lebih kecil
intensitasnya. Akan tetapi, penderita tanpa kelainan yang daripada dihasilkan oleh ACTH.
mendasari (misalnya, penderita penyakit Cushing yang
diterapi secara bedah) juga akan menunjukkan gejala de- B. Dosls
ngan penurunan kadar kortikosteroid yang cepat. Gejala- Dalam menentukan regimen dosis yang akan digunakan,
gejala ini meliputi anoreksia, mual atau muntah, penu- dokter harus mempertimbangkan derajat keparahan pe-
runan berat badan, letargi, sakit kepala, demam, nyeri nyakit, jumlah obat yang mungkin diperlukan untuk
sendi atau otot, dan hipotensi postural. Meskipun banyak mendapatkan efek yang diharapkan, dan lamanya terapi.
dari gejala-gejala ini mungkin mencerminkan defisiensi Pada beberapa penyakit, dosis yang diperlukan untuk
glukokortikoid sejati, gejala-gejala ini juga dapat timbul mempertahankan efek terapi yang diinginkan lebih kecil
pada keadaan kadar kortisol plasma yang normal atau daripada dosis yang diperlukan untuk mendapat efek
meningkat, yang menunjukkan adanya ketergantungan awal, dan dosis terendah yang dapat memberikan efek
terhadap glukokortikoid. yang diperlukan sebaiknya ditentukan dengan menurun-
ADRENOKORTIKOSTEROID & ANTAGONIS ADRENOKORTIKAL I 667
kan dosis secara bertahap sampai terlihat sedikit pening- lalu rendah untuk mempengaruhi fungsi adrenal atau
katan tanda dan gejala. rnemiliki efek sistemik lain.
Jika kadar kortikosteroid plasma yang meningkat se- Kortikosteroid yang terkandung dalam bentuk salep,
cara konlinu perlu dipertahankan untuk menekan ACTH, krim, lotion, dan semprotan digunakan secara luas dalam
dibutuhkan preparat parenteral yang diabsorpsi secara dermatologi. Preparat ini dibicarakan lebih terperinci
perlahan-lahan atau pemberian dosis oral kecil tetapi sering. dalam Bab 62.
Keadaan yang sebaliknya berlaku dalam hal penggunaan
kortikosteroid pada terapi kelainan peradangan dan alergi. MTNERALOKORTTKOTD (AIDOSTERON,
Jumlah total serupa yang diberikan dalam beberapa dosis DEOKSIKORTIKOSTERON,
(sedikit) mungkin lebih efektif daripada bila diberikan FLUDROKORTTSON)
dalam banyak dosis yang lebih kecil atau dalam bentuk
Mineralokortikoid yang terpenting pada manusia adalah
parenteral yang diabsorpsi perlahan.
aldosteron. Namun, sejumlah kecil deoksikortikosteron
Penyakit autoimun berat yang melibatkan organ vital
(DOC) juga dibentuk dan dilepaskan. Walaupun secara
harus diterapi secara agresif, dan terapi yang kurang sama
normal jumlah ini tidak bennakna, DOC dahulu mem-
bahayanya dengan terapi yang berlebihan. Untuk memi-
purwai beberapa kepentingan terapeutik. Kerja, efek, dan
nimalkan deposisi kompleks imun dan influks leukosit
metabolismenya secara kualitatif serupa dengan yang
serta rnakrofag, mula-mula diperlukan prednison t
^g/ dibicarakan di bawah ini untuk aldosteron.
kg/hari dalam dosis terbagi. Dosis ini dipertahankan Fludrokortisory suatu kortikosteroid sintetik, merupa-
sampai manifestasi berat berespons. Dosis ini kemudian
kan hormon retensi-garam paling sering diresepkan.
dikurangi bertahap.
Bila diperlukan dosis besar untuk waktu lama, dapat
7. Aldosteron
dicoba pemberian senyawa ini selang sehari setelah
Aldosteron terutama disintesis di dalam zona glornerulosa
kontrol tercapai. Bila digunakan cara ini, dosis obat yang
korteks adrenal. Struktur dan sintesisnya dilukiskan dalam
sangat besar (misalnya, prednison 100 mg) kadang dapat
Gambar 39-1 .
diberikan dengan efek simpang rninimum karena terda-
pat masa pemulihan di antara setiap dosis. Peralihan ke Laju sekresi aldosteron dipengaruhi oleh berbagai ke-
jadwal selang sehari dapat dilakukan setelah proses penya- adaan. ACTH menghasilkan stimulasi yarrg sedang bagi
pelepasannya, tetapi efek ini tidak berlangsung lebih dari
kit terkontrol. Peralihan ini seharusnya dilakukan secara
beberapa hari pada individu normal. Meskipun efektivitas
bertahap dan dengan terapi penunjang tambahan di antara
aldosteron tidak kurang dari sepertiga efeklivitas kortisol
dosis.
dalam menekan ACTH, jumlah aldosteron yang dihasilkan
Kelika mernilih suatu obat yang akan digunakan
oleh korteks adrenal dan kadarnya dalam plasrna tidak
dalam dosis besar, dianjurkan untuk menggunakan ste-
cukup unhrk berperam dalam kontrol umpan-balik sekresi
roid sintetik kerja-sedang atau intermedia dengan efek
ACTH yang bermakna.
mineralokortikoid yang kecil. Jika mungkin, sebaiknya
Pada keadaan tidak adanya ACTH, sekresi aldosteron
diberikan sebagai dosis tunggal pagi hari.
menurun hingga mencapai separuh jumlah normal, me-
C. Bprrur Dosrs Kxusus nandakan bahwa faktor lain, seperti angiotensin, sanggup
Penggunaan terapi lokal, seperti preparat topikal untuk mempertahankan dan mungkin mengatur sekresinya
penyakit kulit, sediaan mata untuk penyakit mata, sun- (lihat Bab 1f. Variasi independen antara sekresi kortisol
tikan intra-artikular untuk penyakit sendi, dan enema hi- dan aldosteron dapat juga diperlihatkan oleh lesi pada
drokortison untuk kolitis ulserativa menjadi cara untuk sistem saraf seperti deserebrasi, yang menurunkan sekresi
memberikan steroid dalam jumlah besar ke jaringan yang kortisol, tetapi meningkatkan sekresi aldosteron.
sakit dengan pengurangan efek sistemik.
Beklometason dipropionat dan beberapa glukokorti- Efek Fisiologik & Farmakologik
koid lain- terutama budesonid dan flunisolid serta motne- Aldosteron dan steroid lain dengan sifat mineralokorti-
tason furoaf diberikan sebagai aerosol-terbukti efektif koid meningkatkan reabsorpsi natrium dari pars distalis
dalam terapi asma (lihat Bab 20). tubulus contortus distalis dan dari tubulus koligentes
Beklometason dipropionat, triamsinolon asetonid, bu- di korteks, yang dikoping secara longgar dengan sekresi
desonid, flunisolid, dan mometason furoat tersedia sebagai ion kalium dan hidrogen. Reabsorpsi natrium dalam ke-
obat semprot hidung untuk terapi topikal rinitis alergik. lenjar keringat dan kelenjar liur, mukosa saluran cerna,
Obat-obat ini efektif pada dosis (satu atau dua semprotan, dan di sepanjang membran sel pada umumnya juga me-
satu, dua, atau tiga kali per hari) yang pada kebanyakan ningkat. Kadar aldosteron yang berlebihan yang diha-
penderita mengakibatkan kadar dalam plasma yang ter- silkan oleh fumor atau akibat overdosis mineralokortikoid
668 / BAB 39

sintetik menyebabkan hipokalemia, alkalosis metabolik, vitas retensi garam yang kuat dan digunakan dalam terapi
peningkatan volume plasma, dan hipertensi. insufisiensi adrenokorteks yang menyebabkan defisiensi
Mineralokortikoid bekerja dengan mengikat reseptor mineralokortikoid. Dosis ini terlalu kecil untuk memiliki
mineralokortikoid pada sitoplasma sel target, terutama sel efek antiinflamasi atau antipertumbuhan yang berarti.
prinsipal tubulus contortus distalis dan tubulus koligen-
tes. Kompleks obat-reseptor ini mengaktifkan serangkai- ANDROGEN ADRENAL
an kejadian yang serupa dengan yang dijelaskan untuk Korteks adrenal menyekresikan banyak DHEA serta se-
glukokortikoid dan digambarkan pada Gambar 39-4. Yang dikit androstenedion dan testosteron. Meskipun androgen
menarik adalah bahwa reseptor ini mempunyai afinitas yang ini dianggap berperan dalam proses mafurasi normal, an-
sama untuk kortisol, yang terdapat pada konsentrasi yang drogen ini tidak merangsang atau menyokong berbagai
lebih tinggi dalam cairan ekstraselular. Spesifisitas untuk perubahan pada masa pubertas manusia yang bergantung
mineralokortikoid pada tempat ini tampaknya disebabkan, androgen. Penelitian baru-baru ini menunjukkan bahwa
paling tidak sebagian, oleh adanya enzim llBJridroksiste- DHEA dan sulfatnya mungkin mempunyai efek fisiologik
roid dehidrogenase tipe 2, yar"rg rnengubah kortisol menjadi lain yang penting. Jika memang benar, hal ini mungkin
kortison. Kortison memiliki afinitas yang rendah untuk terjadi karena adanya konversi perifer DHEA menjadi an-
reseptor ini dan tidak aktif sebagai rnineralokortikoid atau drogen yang lebih poten atau menjadi estrogen serta inte-
glukokortikoid. Efek utama aktivasi reseptor aldosteron raksinya masing-masing dengan reseptor androgen dan
adalah peningkatan ekspresi Na*/K* ATPase dan kanal estrogen. Efek-efek tambahan dapat dihasilkan melalui
natrium epitel (ENaC). interaksi dengan reseptor GABAA dan glutamat di otak
atau dengan suatu reseptor nuklear di beberapa tempat
Metabolisme di sentral dan perifer. Penggunaan terapeutik DHEA pada
Aldosteron disekresikan pada kecepatan 100-200 mcg/hari manusia sedang diselidiki, tapi substansi ini telah digu-
pada individu normal dengan diet asupan garam sedang. nakan secara sembarangan oleh anggota dari pengguna
Kadar plasma pada laki-laki (istirahat terlentang) adalah obat-obatan olahraga (atlet) dan vitamin serta suplemen
sekitar 0,007 mcg/ dL. Waktu-paruh aldosteron yang di- makanan. Hasil uji coba terkontrol plasebo untuk DHEA
suntikkan dalam jumlah sangat sedikit adalah 15-20 rnenit, pada penderita lupus eritematosus sistemik baru-baru ini
dan tampaknya tidak terikat kuat pada protein serum. dilaporkan, begitu juga dengan hasil dari studi substitusi
Metabolisme aldosteron serupa dengan kortisol, sekitar DHEA pada perempuan dengan insufisiensi adrenal. Pada
50 ncg/24 jam dijumpai di urine sebagai tetrahidroal- kedua studi tersebut, terlihat sedikit efek yang bermanfaat,
dosteron terkonjugasi. Sekitar 5-15 mcg/24 jarn diekskresi- disertai perbaikan penyakit yang berrnakna pada uji yang
kan dalam bentuk bebas atau sebagai 3-okso glukuronida. pertana dan adanya rasa nyaman pada uji yang kedua.
Kerja androgenik atau estrogenik DHEA dapat menjelaskan
2. Deoksikortikosteron (DOC) efek senyawa ini dalam kedua keadaan.

DOC, yang juga berperan sebagai prekursor aldosteron


i':r)i.::ltii#lr{.ii*+1*#*ffif.".Yf$!F*fi!$f&iiffiWtSi.$gl. etEtr. ffiS#*,#$r$t
(Gambar 39-1), normaln)'a disekresikan dalam jumlah se-
kitar 200 mcg/hari. Waktu-paruhnya jika disuntikkan ke
I$ ANTAGONIS AGEN
dalam sirkulasi manusia adalah sekitar 70 menit. Perkira- ADRENOKORTIKAL
an awal kadarnya dalam plasma adalah sekitar 0,03 mcg/
dL. Pengendalian sekresinya berbeda dengan aldosteron; PENGHAMBAT SINTESIS & ANTAGONIS
sekresi DOC terutama dikendalikan oleh ACTH. Meskipun
GLUKOKORTIKOID
respons terhadap ACTH ditingkatkan oleh restriksi diet
natrium, diet rendah garam tidak meningkatkan sekresi 1. Metirapon
DOC. Sekresi DOC dapat meningkat nyata padd kondisi Metirapon (Gambar 39-5) merupakan penghambat sin-
abnormal seperti karsinoma adrenokortikal dan hiperpia- tesis steroid yang relatif selektif. Metirapon menghambat
sia adrenal kongenital dengan penurunan aktivitas P450c11 11-hidroksilasi, sehingga mengganggu sintesis kortisol
atauP450c17. dan kortikosteron. Pada kondisi dengan kelenjar hipofisis
yang normal, terdapat peningkatan kompensatorik dalam
3. Ftudrokortison pelepasan ACTH darihipofisis dansekresi 11-deoksikortisol.
Respons ini menjadi ukuran kapasitas hipofisis anterior
Senyawa ini, yang merupakan steroid kuat dengan akti-
vitas glukokortikoid dan mineralokortikoid, merupakan untuk memproduksi ACTH dan telah digunakan untuk
mineralokortikoid yang paling banyak digunakan. Dosis penggunaan klinis sebagai suatu uji diagnostik. Meskipun
0,1 mg dua hingga tujuh kali seminggu mernpunyai akti-
toksisitas metirapon jauh lebih rendah daripada mitotan
ADRENOKORTIKOSTEROID & ANTAGONIS ADRENOKORTIKAL / 669
(lihat bawah), obat ini dapat menimbulkan rasa pusing atau karsinoma adrenal yang menyekresi kortisol karena
transien dan gangguan saluran cerna. Agen ini tidak sekresi oleh tumor seperti itu menghasilkan penekanan
digunakan secara luas untuk terapi sindrom Cushing. ACTH dan atrofi korteks adrenal normal.
Akan tetapi, pada dosis 0,25 g dua kali sehari hingga 1 g Fungsi hipofisis juga dapat diuji dengan memberikan
empat kali sehari, metirapon dapat menurunkan produksi rnetirapory 2-3 g per oral pada tengah malam, dan meng-
kortisol hingga kadar normal pada beberapa penderita ukur kadar ACTH atau 1l-deoksikortisol dalam darah
dengan sindrom Cushing endogen. OIeh sebab itu, obat yang diambil pada jam 8 pagi, atau dengan memban-
ini dapat bermanfaat dalam tatalaksana manifestasi berat dingkar, ekskresi 17-hidroksikortikosteroid di urine selama
kelebihan kortisol sembari penyebab kelainan ini dicari periode 24 jam sebelum dan sesudah pemberian obat ini.
atau diberikan bersama terapi radiasi atau bedah. Metira- Padir penderita yang dicurigai atau diketahui mempunyai
pon adalah satu-satunya obat penghambat adrenal yang lesi pada hipofisis, prosedur ini adalah suatu cara mem-
dapat diberikan pada ibu hamil dengan sindrom Cushing. perkirakan kemampuan kelenjar untuk memproduksi
Efek simpang utama yang diamati terjadi adalah retensi ACTH. Obat ini telah ditarik dari pasaran di AS tapi dapat
garam dan air serta hirsutisme akibat pengalihan prekur- tersedia pada keadaan-keadaan tertentu.
sor 11-deoksikortisol ke sintesis DOC dan androgen.
Metirapon paling sering digunakan dalam berbagai 2. Aminoglutetimid
tes fungsi adrenal. Kadar l1-deoksikortisol dalam darah Aminoglutetirnid (Gambar 39-5) menyekat konversi ko-
dan ekskresi 17-hidroksikortikoid di urine diukur pra- lesterol menjadi pregnenolon dan menyebabkan pengu-
dan pascapemberian senyawa ini. Normalnya, terjadi pe- rangan dalam sintesis semua steroid yang aktif secara
ningkatan ekskresi 17-hidroksikortikoid di urine sebesar hormonal (lihat Gambar 39-1). Obat ini telah digunakan
dua kali lipat atau lebih. Dosis 300-500 mg biap 4 jam bersama dengan deksametason atau hidrokortison untuk
untuk enam dosis sering kali digunakan, dan pengumpul- mengurangi atau mengeliminasi produksi estrogen pada
an urine dilakukan pada hari sebelum dan sehari sesudah penderita karsinoma payudara. Pada dosis 1 g/hari, obat
pengobatan. Pada penderita sindrom Cushing, respons ini dapat ditoleransi dengan baik; akan tetapi, dengan
normal terhadap metirapon menunjukkan bahwa kele- dosis lebih besar, letargi dan ruam kulit merupakan efek
bihan kortisol te4adi bukan sebagai akibat dari adenoma yang sering dijumpai. Penggunaan aminoglutetimid pada

:v\
j:N:/ oJ-i,p NHz

cHs

Ampenon B Metirapon

QHs

aJ<_>-"
oArAo
-

Mitotan Aminoglutetimid

Gambar 39-5. Beberapa antagonis


adrenokcrtikal. Karena toksisitasnya, beberapa
senyawa ini tidak lagi tersedia di AS. Ketokonazol
670 / BAB 39

penderita kanker payudara saat ini telah digantikan oleh alamiah dan sintetik (deksametason memiliki waktu-paruh
penggunaan tamoxifen atau golongan obat lainnya, yakni 45 jam). Kurang dari'l% dosis harian obat ini diekskresi
penghambat aromatase (lihat Bab 40 dan 55). Obat ini dapat dalam urine, menandakan kecilnya peranan ginjal dalam
digrnakan bersama dengan metirapon atau ketokonazol membersihkan senyawa ini. Waktu-paruh mifepriston
untuk mengurangi sekresi steroid pada penderita sindrom yang lama dalam plasma terjadi akibat ikatannya yang
Cushing yang disebabkan oleh kanker adrenokortikal yang kuat dan ekstensif pada protein plasma. Kurang dari 5%
tidak berespons terhadap mitotan. senyawa ini dijumpai dalam bentuk bebas ketika plasma
Aminoglutetimid tampaknya juga meningkatkan ber- dianalisis melalui dialisis ekuilibrium. Mifepriston dapat
sihan beberapa steroid. Obat ini telah terbukti mening- berikatan dengan albumin dan glikoprotein asam-o,,, tapi
katkan metabolisme deksametason, mengurangi wakfu- senyawa ini tidak memiliki afinitas terhadap globulin
paruhnya dari 4-5 jam menjadi 2 jam. pengikat kortikosteroid.
Pada manusia, mifepriston menimbulkan resistensi
3. Ketokonazol glukortikoid umum. Ketika diberikan per oral pada bebe-
Ketokonazol, suatu antijamur turunan imidazol (lihat Bab rapa penderita sindrom Cushing akibat produksi ACTH
48), adalah penghambat sintesis steroid adrenal dan gona- ektopik atau karsinoma adrenal, mifepriston mampu me-
dal yang kuat dan cederung tidak selektif. Senyawa ini mulihkan fenotip cushingoid, menghilangkan intoleransi
menghambat pemecahan rantai samping kolesterol, enzim karbohidrat, menormalkan tekanan darah, mengoreksi
P 450c17, C17,2}-liase, 3 B-hidroksisteroid dehidro genase/ supresi tiroid dan hormon gonad, dan memperkecil se-
dan P450c11 yang diperlukan untuk sintesis hormon ste- kuele psikologik hiperkortisolisme pada penderita ini. Saat
roid. Sensitivitas enzim P450 terhadap senyawa ini pada ini, penggunaan mifepriston hanya dapat dianjurkan pada
jaringan mamalia jauh lebih rendah daripada yang di- penderita sekresi ACTH ektopik atau karsinoma adrenal
perlukan untuk mengobati infeksi jamur sehingga efek yang tidak dapat dioperasi dan gagal berespons terhadap
penghambatannya pada biosintesis steroid harrya terlihat manipulasi terapeutik lainnya. Farmakologinya dan peng-
pada dosis tinggi. gunaannya pada kaum perempuan sebagai antagonis pro-
Ketokonazol telah digunakan untuk terapi penderita gesteron dibahas dalam Bab 40.
sindrom Cushing karena berbagai sebab. Dosis 200-"1200
mg/hari menyebabkan penurunan kadar hormon dan per- 5. Mitotan
baikan klinis yang mengesankan. Obat ini bersifat hepa- Mitotan (Gambar 39-5) bersifat adrenolitik pada anjing dan
totoksik dan sebaiknya dimulai pada 200 mg/hari dan sedikit bersifat demikian pada rnanusia. Obat ini diberi-
perlahan ditingkatkan sebesar 200 mg/hari tiap 2-3 hari kan per oral dalam dosis terbagi hingga 12 mg per hari.
hingga mencapai dosis harian total sdbesar 1000 mg. Sekitar sepertiga penderita karsinoma adrenal menunjuk-
kan penurunan massa tumor. Pada 80% penderita, efek
4. Mifepriston (RU 486) toksiknya cukup berat sehingga memerlukan pengurang-
Pencarian antagonis reseptor glukortikoid akhirnya mem- an dosis. Efek toksik ini meliputi diare, mual, muntah,
bawa hasil pada awal 1980an dengan dikembangkannya depresi, somnolen, dan ruam kulit. Obat ini telah ditarik
l9-norsteroid yang disubstitusikan 11p-aminofenil yang dari peredaran di pasaran AS tapi tersedia pada keadaan-
disebut RU 486, kemudian disebut mifepriston. Senyawa keadaan tertentu.
ini memiliki aktivitas antiprogestin yang kuat dan awalnya
diajukan sebagai agen kontraseptif-kontragestif. Mifepris- 6. Trilostan
ton dosis-tinggi menghasilkan aktivitas antiglukokortikoid
Trilostan adalah penghambat 3p-17 hidroksisteroid dehi-
dengan menyekat reseptor glukokortikoid karena mife-
drogenase yang mengganggu sintesis hormon adrenal
priston terikat pada reseptor tersebut dengan afinitas yang
dan gonad serta serupa dengan aminoglutetimid. Efek
tinggi, menyebabkan (1) stabilisasi kompleks reseptor Hsp-
san'rpingnya terutama terjadi di saluran cerna; efek sim-
glukokortikoid dan inhibisi disosiasi reseptor glukortikoid
pang terjadi pada sekitar 50% penderita yang menggunakan
yang mengikat RU 486 dari protein capherone HSp; dan (2)
salah satu dari kedua obat ini. Tidak ada resistensi-silang
perubahan interaksi reseptor glukokortikoid dengan kore-
atau lintas-silang efek samping antara kedua senyawa ini.
gulator, mendukung pembentukan kompleks yang secara
transkripsional tidak aktif dalam inti sel. Hasilnya adalah
inhibisi aktivasi reseptor glukokortikoid. ANTAGONIS MINERALOKORTI KOID
Waktu-paruh rerata mifepristonadalah 20 jam. Waktu Selain agen-agen yang mempengaruhi sintesis aldosteron
ini lebihlama daripada kebanyakanagonis glukokortikoid (lihat di atas), terdapat steroid yang bersaing dengan
ADRENOKORTIKOSTEROID & ANTAGONIS ADRENOKORTIKAL I 671
aldosteron untuk reseptomya dan menurunkan efek peri-
fernya. Dalam hal ini, progesteron sedikit aktif.
Spironolakton adalah suatu 7cr-asetiltiospironolakton.
Awitan kerjanya lambat, dan efeknya berlanjut selama
2-3 hari setelah obat dihentikan. Obat ini digunakan pada
terapi aldosteronisrne primer dengan dosis 50-100 mg/
hari. Spironolakton memulihkan banyak manifestasi aldo-
steronisme. Spironolakton berguna dalam menegakkan
diagnosis pada beberapa penderita serta memperbaiki SplronolaKon

tanda dan gejala jika operasi pengangkatan adenoma


ditunda. Jika digunakan secara diagnostik untuk mende- Penggunaan spironolakton sebagai diuretik dibicara-
teksi aldosteronisme pada penderita hipokalemik disertai kan dalarn Bab 15. Obat ini memiliki manfaat dalam gagal
hipertensi, dosis 400-500 mg/hari selama 4-8 hari-de- jantung yang lebih besar daipada yang diperkirakan
ngan asupan natrium dan kalium yang adekuat-akan berdasarkan efeknya sebagai diuretik (lihat Bab 13). Efek
memperbaiki kadar kalium menuju atau kembali normal. simpang vang dilaporkan untuk spironolakton meliputi
Agen ini juga berguna dalam mempersiapkan penderita hiperkalemia, aritmia jantung, kelainan menstruasi, gine-
yang akan dioperasi. Untuk tujuan ini, digunakan dosis komastia, sedasi, nyeri kepala, gangguan saluran cema,
300-400 mg/hari selama 2 minggu, dan dosis ini dapat dan ruam pada kulit.
mengurangi insidens aritmia jantung. Eplerenon, antagonis aldosteron lainnya, disetujui
Spironolakton juga merupakan suatu antagonis an- untuk terapi hipertensi (lihat Bab 11 dan 15). Antagonis
drogen sehingga kadang digunakan dalam terapi hir- reseptor aldosteron ini lebih selektif daripada spirono-
sutisme pada kaum perempuan. Dosis 50-200 mg/hari lakton dan tidak pemah dilaporkan memiliki efek pada
menyebabkan penurunan densitas, diameter, dan laju reseptor androgen. Dosis standar dalam hipertensi adalah
pertumbuhan rambut di muka pada penderita hirsutisme 50-100 mg/hari. Toksisitas yang paling sering terjadi adalah
idiopatik atau hirsutisme sekunder akibat kelebihan an- hiperkalemia, tapi kejadian ini biasanya ringan.
drogen. Efek ini biasanya terlihat dalam waktu 2 bulan Drospirenon, suatu progesLin dalam kontrasepsi oral,
dan menjadi maksimal dalam waktu sekitar 6 bulan. juga mengantagonis efek aldosteron.

GtuxoronnrorD uuruK Prlccurnnn pER ORAI & Dexamethasone natrium phosphate (9enerik,
Panenrrnll Decadron Phosphate)
Parenteral: 4, 10,20 mg/mL untuk suntikan lV lM,
Betamethasone (Celestone) intralesi, atau intraartikular;24 mg/mL untuk lV
Oral: tablet 0,5 mg; sirup 0,6 mg/5 mL saja
Betamethasone natrium phosphate (Celestone Hydrocortisone [cortisol] (generik, Cortef)
Phosphat) Oral:tablet 5, 10, 20 mg
Parenteral:4 mg/mL untuk suntikan lV lM, intralesi
Hydrocortisone acetate (generik)
atau intraartikular
Parenteral: suspensi 25, 50 mg/ml untuk suntikan in-
Cortisone (Cortone Acetate) tralesi, jaringan lunak, atau intraartikular
Oral: tablet 25 mg
Hydrocortisone cypionate (Cortef)
Dexamethasone (generik, Decadron) Oral: suspensi 10 mg/5 mL
Oral: tablet 0,25; 0,5; 0,75; 1; 1,5;2; 4;5 mg; eliksir 0,5
Hydrocortisone natrium phosphate (Hydrocortone)
mg/5 mL; larutan 0,5 mg/5 mL, 1 mg/1 mL
Parenteral: 50 mg/mL untuk suntikan lV lM, atau 5C
Dexamethasone acetate (generik, Decadron-LA)
Hydrocortisone natrium succinate (generik,
Parenteral: suspensi 8 mg/mL untuk suntikan lM,
SoluCorte0
intralesi, atau intraartikular; suspensi 16 mg/mL
Parenteral: 100, 250, 500, 1000 mg/vial untuk suntikan
untuk suntikan intralesi
rv lM
Methylprednisolone (generik, Medrol)
'Glukokortikoid untuk Penggunaan Aerosol: Lihat Bab 20. Oral: tablet 2, 4,8, 16,24,32 mg
Glukokortikoid untuk Penggunaan Dermatologik: Lihat Bab' 62.
Glukokortikoid untuk Penggunaan Gastrointestinal: Lihat Bab 63 (berlaniut)
672 / BAB 39

Methylprednisolone acetate (generik, DepoMedrol) Triamcinolone acetonide (generik, Kenalog)


Parenteral: 20, 40, 80 mg/ml untuk suntikan lM, in- Parenteral: 3, 10, 40 mg/mL untuk suntikan lM, intra-
tralesi, atau intra-artikular artikular; atau intralesi
Methylprednisolone natrium succinate (generik, Triamcinolone diacetate (generi k)
Solu-Medrol) Parenteral: 25, 40 mg/mL untuk suntikan lM, intra-
Parenteral: 40, 125, 500, 1000. 2000 mg/vial untuk artikular, atau intralesi'
suntikan Triamcinolone hexacetonide (Aristopan)
Prednisolone (generik, Delta-Cortef, Prelone) Parenteral: 5, 20 mg/mL untuk suntikan
Oral:tablet 5 mg; sirup 5, 15 mg/5 mL intraartikular, intralesi, atau sublesi
Prednisolone acetate (generik)
Parenteral: 25, 50 mg/mL untuk suntikan jaringan Mrnrnlloronnxoro
lunak atau intraartikular Fl udrocortisone acetate (generi k, Fl ori nef Acetate)
Prednisolone natrium phosphate (generik, Oral:tablet 0,1 mg
Hydeltrasol)
Oral: larutan 5 mg/5 mL PeNcHlllsnt Srrnolo Aoneunl
Parenteral: 20 mg/mL untuk suntikan lV, lM, intraar-
Aminoglutethimide (Cytad ren)
tikular, atau intralesi
Oral: tablet 250 mg
Prednisolone tebutate (generik)
Ketoconazole (generik, Nizoral)
Oral: cairan 5 mg/5 mL
Oral: tablet 200 mg (bukan indikasi rutin)
Parenteral: 20 mg/mL untuk suntikan intra-artikular
atau intralesi Mifepristone (M ifeprex)
Oral: tablet 200 mg
Prednisone (generik, Meticorten)
Oral:tablet 1;2,5;5;10; 20; 50 mg; larutan dan sirup Mitotane (Lysodren)
1, 5 mg/5 mL
Oral: tablet 500 mg
Triamcinolone (generik, Aristocort, Kenacort)
Oral:tablet 4, 8 mg; sirup 4 mg/5 mL

REFERENSI Hochberg Z, Pacak K, Chrousos GP: Endocrine withdrawal syn-


dromes. Endocrine Rev 2003;24:523.
Alesci S et al: Glucocorticoid-induced osteoporosis: Frorn basic Kalantaridou S, Chrousos GP: Clinical review 148: Monogenic
mechanisms to clinical aspects. Neurormmunomodulation disorders of puberg. J Clin Endocrin ol Metab 2002;87 :248I.
2005;12:1,. Kino T, Charmandari E, Chrousos G (editor): Glucocorticoid
Bamberger CM, Schulte HM, Chrousos GP: Molecular determi- action: Basic and clinical implications. Ann N y Acad Sci
nants of glucocorticoid receptor function and tissue sensitivity 2004;1024 (seluruh volume).
to glucocorticoids. Endocr Rev 7996;77:245. Kino T et aI: The GTP-bincling (G) protein B interacts with the
Charmandari E, Tsigos C, Chrousos GP: Neuroendocrinology of activated glucocorticoid receptor and supresses its trans-
shess. Arm Rev Physiol 2O05;67:259. criptional activity in the nucleus. J Cell Biol 2005;20:885.
Chrousos G: The glucocorticoid receptor gene, longevity, and the Koch CA, Pacak K, Cfuousos GP: The molecular pathogenesis of
highly prevalent complex disorders of westerns societies. Am hereditary and sporadic adrenocortical and adrenomedullary
J Med20M;'117:204. tumors. J Clin Endocrinol Metab 2002;87:5367.
Elenkov IJ, Chrousos GP: Stress hormones. TnI/Ta2 pattems, Mao J, Regelson W, Kalimi M: Molecular mechanism of RU 486
pro/ anti-inflammatory cytokines and susceptibility to disease. action: A review. Mol Cellular Biochem 1,992;109:1.
Trends Endocrinol Metab 1999;1,0:359. Meduri GU, Chrousus GP: Effectiveness of prolonged glucocor-
Elenkov IJ et al: Cytokine dysregulatiorl inflammation, and well- ticoid heatment in ARDS: The right drug the right way? Crit
being. Neuroimmunomodulation 2005;12:255. Care Med 2006;34:236.
Franchimont D et aI: Glucocorticoids and inflammation revisited: Merke DP et al: Future directions in the study and management
The state of the art. Neuroimmunomodulation 2002-03;1.0:247. of congenital adrenal hyperplasia due to 21-hydroxylase
Graber AL et al: Natural history of pituitary-adrenal recovery deficiency. Ann Intem Me d 2002;1,36:320.
following long-term suppression with corticosteroids. J Clin Tsigos C, Chrousos GP; Differential diagnosis and management
Endocrinol Metab 1965;25:11. of Cushing's syndrome. Annu Rev MedI996;47:M3.
;'! l.- :. ..-:,,: .,/:,r i, , .:..r::,,:;lri:,i..li:.r:, , : r::.r'.t _, ,,.1r-,; .., t,

George P. Chrousos, MD

;. r. ovARtuM (EsTRocEN, SINGKATAN


PROGESTIN, HORMON CBG Corticosteroid-binding globulin
OVARIUM LAINNYA, (transkorti n)
DHEA Dehidroepiandrosteron
KONTRASEPSI ORAL, DHEAS Dehidroepiandrosteron sulfat
PENGHAMBAT & ANTAGONIS, ERE Elemen respons estrogen
& AGEN PENGINDUKSI FSH Follicle.stimulating hormone
GnRH Gonadotropin-releasinghormone
ovuLAsr) HDL Lipoprotein densitas-tinggi
HRT Terapi sulih hormon (uga disebut HT)
Ovarium mempunyai fungsi gametogenik penting yang LDL Lipoprotein densitas-rendah
terintegrasi dengan aktivitas horrnonalnya. Pada perem-
LH Luteinizing hormone
puan, gonad relatif tenang selarna masa kanak-kanak,
PRE Elemen respons progesteron
SERM Selective estrogen receptor modulator
suatu masa ketika terjadi pertumbuhan dan maturasi SHBG Sex hormone-binding globulin
yang cepat. Pada pubertas, ovarium memulai suatu pe- TBG Thyroxine-binding globulin
riode fungsi siklus selama 30-40 tahun yarrg disebut siklus
menstruasi karena rnasa perdarahan teratur vang me-
rupakan rnanifestasinya yang paling jelas. Ovariun'r ke-
mudian gagal berespons terhadap gonadotropin vang perkembangan payudara. Berikutnya, FSH dan LH terus
disekresikan oleh kelenjar hipofisis anterior; terhentinya disekresi sepanjang siang dan malam l-rari, menyebabkan
perdarahan siklik yang terjadi ini disebut menopause. sekresi estrogen yang lebih banyak dan menirnbulkan
Mekanisme 1'ang bertanggung jawab bagi rnula kerja pernbesaran payudara lebih lanjut, perubahan distribusi
fungsi ovariurn pada masa pubertas dianggap berasal dari lemak, dan lonjakan perturnbuhan yang berpuncak pada
saraf, karena gonad yang tidak matang dapat dirangsang penubupan epifisis tulang panjang. Awal furrgsi ovarium
oleh gonadotropin yang sudah terdapat di dalam hipofisis pada saat pubertas disebut gonadarke.
dan karena hipofisis berespons terhadap hormon pelepas Sekitar setahun pascagonadarke, diproduksi estrogen
gonadotropin hipotalamik eksogen. Pematangan berbagai yang jumlahnya cukup untuk memicu perubahan endo-
pusat di otak dapat rnenghilangkan efek inhibitoris ter- metrium dan perdarahan periodik. Setelah beberapa
kait masa kanak-kanak terhadap neuron nukleus arkua- siklus pertama yang tidak teratur, yang mungkin saja
tus hipotalamus, memungkinkarurya untuk menghasilkan anovulatorik, terbentuk fungsi siklik yang normal.
hormon pelepas gonadotropin (gonadotropirureleasing Di awal tiap siklus, beberapa folikel (folikel vesikular)
honnone, GnRH) dalam pola denyutan dengan amplitudo yang jumlahnya beragam, rnasing-rnasing mengandung
yang tepat sehingga merangsang pelepasan hormon pe- satu ovum, mulai membesar sebagai respons terhadap
rangsang folikel (follicle-stintulating lrcnnone, FSH) dan FSH. Setelah 5 atau 6 hari, satu folikel, yang disebut foli-
luteinizirtg ltonnone (LH) (lihat Bab 37). Awalnya, dile- kel dominan, mulai berkembang lebih cepat. Sel-sel teka
paskan sejumlah kecil FSH dan LH pada malam hari, dan eksterna dan granulosa interna folikel ini memperbanyak
estrogen yang disekresikan dalam jumlah terbatas sebagai diri dan, di bawah pengaruh LH, menyintesis dan melepas
respons terhadap hormon tadi menyebabkan terjadinya estrogen pada laju yang rneningkat. Estrogen tampaknya

673
674 / BAB 40

menghambat pelepasan FSH dan dapat menyebabkan Perkembangan folikular


regresi folikel yang lebih kecil dan kurang matang. Folikel
ovarium dorninan yang matur terdiri dari satu ovum yang
dikelilingi oleh antrum yang terisi cairan dan dibatasi
oleh sel granulosa dan sel teka. Sekresi estrogen mencapai
o@Wffi
puncaknya tepat sebelum pertengahan siklus, dan sel
granulosa mulai menyekresikan progesteron. Perubahan Endometrium
ini merangsang Ionjakan singkat pelepasan LH dan FSH
yang mendahului dan menyebabkan ovulasi. Kerika foli-
kel pecah, ovum dilepaskan ke dalam rongga abdomen di
dekat muara tuba uterina.
Setelah kejadian di atas, rongga folikel yang pecah ter-
isi darah (korpus hemoragikum), dan sel teka serta granu- 80
Gonadotropin
losa vang terluteinisasi berproliferasi dan menggantikan
darah unhrk membentuk korpus luteum. Sel pada struk- 60
J
tur ini menghasilkan estrogen dan progesteron selama sisa E
siklus, atau lebih lama lagi jika terjadi kehamilan. 540
E
Jika tidak terjadi kehamilan, korpus luteum mulai ber- !H rsH
degenerasi dan berhenti mernproduksi hormon sehingga 20
......./...t...
kenrudian menjadi korpus albikans. Endometriurn, yar.g
berproliferasi selama fase folikular dan mengembang- 0
kan fungsi glandularnya selama fase luteal, akan meluruh 400
Estradiol
dalarn proses menstruasi. Kejadian ini diringkaskan J
dalanr Cambar 40-"1. t') zoo
o-
Dengan berjalannya waktu, ovarium normalnya meng-
hentikan fungsi gametogenik dan endokrinnya. Perubah- 0

an ini disertai dengan penghentian perdarahan uterus 20


(menopause) dan terjadi pada usia rata-rata 52 tahun di Progesteron
J
AS. Walaupun ovarium berhenti menyekresi estrogen, E
o)
kadar estrogen yang bermakna menetap pada kebanyakan c
perempuan akibat konversi steroid adrenal dan ovarium,
17142128
seperti androstenedion menjadi estron dan estradiol
Gambar 40-1.Siklus menstruasi, menunjukkan kadar
di dalam jaringan lemak dan kemungkinan di jaringan hormon hipofisis dan ovarium dalam plasma serta perubahan
nonendokrin lainnya. histologik.

Gangguan Fungsi Ovarium


Gangguan fungsi siklus lazim terjadi, bahkan pada tahun-
tahun puncak reproduksi. Sebagian kecil gangguan ini normal dapat dimodifikasi oleh androgen yang dihasilkan
diakibatkan oleh proses peradangan atau neoplastik yang oleh korteks adrenal atau tumor yang berasal dari tempat
mempengaruhi fungsi uterds, ovarium, atau hipofisis. tersebut. Ovarium juga dapat memunculkan neoplasma
Banyak kelainan ringan tersebut, yang menyebabkan pe- yang menghasilkan androgen, seperti arenoblastoma serta
riode amenore atau siklus anovulatorik, dapat sembuh tumor sel granulosa yang menghasilkan estrogen.
sendiri. Kelainan ini sering dikaitkan dengan stres emo-
sional atau fisik dan mewakili perubahan sernentara pada ESTROGEN
pusat stres di otak yang mengendalikan sekresi GnRH. Aktivitas estrogenik dimiliki oleh banyak zat kimia.
Siklus anovulatorik juga dikaitkan dengan gangguan Selain berbagai macam estrogen steroid yang berasal dari
makan (bulimia, anoreksia nervosa) dan dengan latihan hewan, telah disintesis pula sejumlah estrogen nonste-
berat, seperti lari jarak jauh dan befenang. Salah satu roid. Kebanyakan fenol bersifat estrogenik, dan aktivitas
penyebab organik gangguan ovulasi persisten yang eslrogenik telah diidentifikasi dalam bermacam-macam
sering terjadi adalah prolaktinoma hipofisis dan berbagai bentuk kehidupan seperti yang dijumpai pada sedimen
sindrom serta tumoryang ditandai oleh produksi androgen laut. Senyawa estrogen-mimeLik (flavonoid) dijumpai
ovarium atau adrenal yang berlebih, Fungsi ovarium dalanr banyak tanaman, termasuk saw palmetto, kacang ke-
HORMON GONAD & PENGHAMBATNYA I 675
delai serta rnakanan lainnya. Penelitian membuktikan, diet dibicarakan di atas, pada bagian pertama siklus menstruasi,
yang kaya akan produk tanaman ini dapat menghasilkan estrogen diproduksi dalam folikel ovarium oleh sel teka
sedikit efek estrogenik. Selain itu, beberapa senyawa yang dan granulosa. Pascaovulasi, baik estrogen maupun
digunakan dalam pembuatan plastik (bisfenol, alkilfenol, progesteron disintesis oleh sel granulosa dan teka yang
ftalat fenol) telah dijumpai bersifat estrogenik. Agen-agen terluteinisasi dari korpus luteum, dan jalur biosintesisnya
ini telah diklaim menyebabkan peningkatan insidens sedikit berbeda.
kanker payudara pada kaum perempuan dan laki-laki di Selama keharnilan, banyak estrogen disintesis oleh
negara-negara industri. unit fetoplasenta-terdiri atas zona adrenal janin, yang
menyekresi prekursor androgen, dan plasenta, yang
Estrogen Alamiah mengaromatisasi prekursor androgen tersebut menjadi
Estrogen utama yang dihasilkan oleh perempuan adalah estrogen. Estriol vang disintesis oleh unit fetoplasenta di-
estradiol (estradiol-17B, Er), estron (Er), dan estriol (Er) lepaskan ke dalam sirkulasi ibu dan diekskresi ke dalam
(Gambar 40-2). Estradiol merupakan produk sekresi uta- urine. Analisis ekskresi estriol dalam urin ibu secara ber-
rna dari ovarium. Meskipun sebagian estron dihasilkan ulang berguna untuk menilai kesejahteraan janin^
di ovarium, kebanyakan estron dan estriol dibentuk di Salah satu sumber berlimpah zat estrogenik yang
hati dari estradiol atau dalam jaringan perifer dari andro- alamiah adalah kuda jantan, yang menghasilkan lebih
stenedion dan androgen lain (lihat Gambar 39-1). Seperti banyak horrnon ini dibandingkan kuda betina yang hamil

FASE FOLIKULAR FASE LUTEAL


Pregnenolon Pregnenolon
\ /
\\ /
I Tc.Hldroksipregnenolon Progestoron

\ /
\ r,/
Dhidroopiandrosteron 7c-Hidroksiprogesteron

\ r
180 OH

Androstenedlon Testosteron

Estrlol 16a-Hidroksiestron Estron 17P-Estradlol


I

I I
Y
2-Hidroksiestron dan 2-Hidroksiestradiol
metabolit lainnya dan metabolit lainnya

Gambar 40-2. Biosintesis dan metabolisme estrogen dan testosteron.


676 / BAB 40

atau perempuan hamil. Estrogen kuda-ekuilenin dan Selain estrogen steroid, berbagai senyawa noruteroid
ekuilin- dan kongenernya dibuat tidak jenuh baik di cincin dengan aktivitas estrogenik telah disintesis dan digunakan
B maupun cincin A dan diekskresi dalam jumlah besar di secara klinis, meliputi dienestrol, dietilstilbeshol, benzes-
urine; dari urine, estrogen kuda tersebut dapat ditemukan trol, heksestrol, metestrol, metalenestril, dan klorotrianisen
kembali dan digunakan untuk tujuan medis. (Gambar 40-3).
Pada perempuan normal, estradiol dihasilkan dalam
kecepatan yang bervariasi selama siklus menstruasi, Farmakokinetik
menghasilkan kadar plasma serendah 50 pg/ml pada
Jika dilepaskan ke dalam sirkulasi, estracliol terikat kuat
fase folikular awal sampai setinggi 350-850 pg/ mL pada
pada a, globulin (sex hormone-binding globulln
puncak praovulasi (Gambar 40-1). [SHBG]) dan
pada albumin dengan afinitas yang lebih rendah. Estrogen
yang terikat ini relatif tidak tersedia untuk difusi ke dalam
Estrogen Sintetik sel sehingga hanya estrogen yang merupakan fraksi bebas
Berbagai perubahan kimiawi telah dihasilkan pada estro- yang aktif secara fisiologis. Estradiol dikonversi oleh hati
gen alamiah. Efek terpenting dari perubahan ini adalah dan jaringan lain menjadi estron dan estriol (yang mem-
untuk meningkatkan efektivitas estrogen bila diberikan punyai afinitas rendah untuk reseptor estrogen, Gambar
per oral. Beberapa struktur disajikan dalam Gambar 40-3. 40-2) serta turunan 2-hidroksilasi-nya dan metabolit kon-
Beberapa estrogen sintetik dengan penggunaan terapeutik jugatnya (yang terlalu tidak larut dalam lemak untuk
dicantumkan dalam Tabel 40-1. dapat dengan mudah melintasi membran sel) dan dieks-

Estradiol

20 21
c:cH :cH :cH

Etinil astradiol Mestranol Quinestrol

NONSTEROID,
SINTETIK

CH.
t" Cl
| /:\
*oi=lb*"'-otln\c{rFo-cHs n }:,1:1...,
it' Yo-cH3 H3c-o.'\ .Z cHs

cHr

Diotilstilbostrol Klorotrianisen Metalenestril


Gambar 40-3. Senyawa dengan aktivitas estrogenik.
HORMON GONAD & PENGHAMBATNYA I 677
Tabel 40-1. Estrogen yang lazim digunakan. sebagai suatu palindrom yang dipisahkan oleh sekelompok
kecil nukleotida yang disebut spacer.lnteraksi suatu dimer
reseptor dengan ERE juga melibatkan sejumlah protein
Ethinyl estradiol 0,005-0,02 mg/hari nuklear, koregulator, dan juga komponen perlengkapan
Estradiol termikronisasi 1-2 mg/hari transkripsi. Reseptor ini juga berikatan dengan faktor
Estradiol cypionate 2-5 mg tiap 3-4 minggu transkripsi lain untuk mempengaruhi efek faktor-faktor ini
Estradiol valerate 2-20 mg setiap selang
pada gen responsif mereka.
seminggu
Estropipate 1,25-2,5 mg/hari Konsentrasi dan jenis relatif dari reseptor, koregulator
Zat estrogenik terkonjugasi, teresterifikasi, atau campuran: reseptor, dan faktor transkripsi menimbulkan spesifisitas
Oral 0,3-1,25 mg/hari sel terhadap kerja hormon. Efek genomik estrogen ter-
Suntikan 0,2-2 mglhari utama disebabkan oleh protein yang disintesis dari trans-
Transdermal Patch
lasi RNA yang ditranskripsi dari gen responsif. Beberapa
Quinestrol 0,1-0,2 mg/minggu
Ch lorotrianisene 12-25 mg/hari efek estrogen bersifat tidak langsung, diperantarai oleh
Methallenestril 3-9 mg/hari efek autokrin dan parakrin autakoid, seperti faktor per-
tumbuhan, lipid, glikolipid, dan sitokin yang dihasilkan
dari sel target sebagai respons terhadap estrogen.
Efek cepat hasil induksi estrogen, seperti ambilan Ca2*
oleh sel granulosa dan peningkatan aliran darah uterus
kresi ke dalam empedu. Namun, konjugat tersebut dapat
tidak mernbutuhkan aktivasi gen. Efek-efek ini tampaknya
dihidrolisis di usus menjadi senyawa yang aktif dan dapat
diperantarai oleh efek nongenomik kompleks estrogen-
diabsorpsi kembali. Estrogen juga sedikit diekskresi ke
reseptor estrogen klasik, mempengaruhi beberapa jalur
dalam air susu ibu yang menyusui.
penyampaian sinyal intrasel.
Karena estrogen dalam jumlah bermakna dan meta-
bolit aktifnya diekskresi ke dalam empedu dan direab- B. Mnrunnsr PeReupuanr
sorbsi dari usus, sirkulasi enterohepatik yang terjadi me- Estrogen dibutuhkan untuk pematangan dan pertum-
mastikan bahwa estrogen yang diberikan per oral akan buhan normal perempuan. Estrogen merangsang perkem-
mempunyai rasio efek hepatik terhadap efek perifer yang bangan vagina, uterus, dan tuba uterina serta karakteris-
tinggi. Seperti dibahas di bawah, efek hepatik dianggap tik seks sekunder. Estrogen merangsang perkembangan
bertanggung jawab untuk beberapa efek yang tidak di- stroma dan pertumbuhan duktus payudara serta bertang-
inginkan, seperti peningkatan sintesis faktor pembekuan gung jawab atas terjadinya fase percepatan pertumbuhan
dan substrat renin plasma. Efek hepatik estrogen dapat dan penutupan epifisis tulang panjang yang terjadi pada
diperkecil melalui rute yang menghindari pajanan lintas masa pubertas. Estrogen menyokong pertumbuhan ram-
pertama di hati, yaitu, melalui vagina, transdermal, atau but ketiak dan pubis serta mengubah distribusi lemak
suntikan. tubuh sehingga membentuk tubuh perempuan yang khas,
Estrogen dalam jumlah lebih besar juga merangsang per-
Efek Fisiologik kembangan pigmentasi kulit, paling menonjol pada daerah
A. Mrrnrtsnae puting susu dan areola serta pada daerah genital.
Estradiol plasma dalam darah dan cairan interstisial ter- C. Erex TERHADAP Eroonnernrurvr
ikat pada SHBG; dari SHBG, estradiol berdisosiasi untuk Selain efek pertumbuhannya pada otot uterus, estrogen
memasuki sel dan berikatan dengan reseptornya. Ada dua juga berperan penting pada perkembangan lapisan endo-
gen yang mengode dua isoform reseptor estrogen, o dan metrium. Ketika produksi estrogen diselaraskan secara te-
9, yang merupakan anggota superfamili resePtor steroid, pat dengan produksi progesteron selama siklus menstruasi
sterol, asam retinoa! dan tiroid. Reseptor estrogen banyak manusia yang normal, teryadi perdarahan dan peluruhan
dijumpai di dalam inti, terikat pada heat-shock protein yang lapisan endometrium yang periodik dan teratur. Pajanan
menstabilkan mereka (lihat Gambar 39-4). kontinu estrogen unfuk waktu yang lama menimbulkan
Ikatan estrogen pada reseptomya mengubah konfor- hiperplasia endometrium yang biasanya terkait dengan
masinya dan melepaskannya dari protein penstabilisa- pola perdarahan yang abnormal.
sinya (terutama Hsp90). Kompleks hormon-reseptor
membentuk homodimer yang berikatan dengan sekuens
D. Errx Mernsoux DAN KARDTovASKULAR

nukleotida tertentu yang disebut elemen resPons estro- Estrogen mempunyai sejumlah efek metabolik dan kar-
gen (ERE) pada promotor berbagai gen dan meregulasi diovaskular yang penting. Estrogen tampaknya bertang-
transkripsinya. ERE terdiri atas dua situs-paruh, tersusun gung jawab sebagian unfuk mernpertahankan struktur dan
678 / BAB 40

fungsi normal kulit dan pembuluh darah pada perempuan. Penggunaan Klinis'
Estrogen juga menurunkan kecepatan resorpsi tulang
A. Hrpocol'tlDtsME PRIMER
dengan memicu apoptosis osteoklas dan mengantagonis
efek osteoklastogenik dan pro-osteoklastik milik hormon Estrogen telah digunakan secara luas sebagai terapi peng-
paratiroid dan interleukin-6. Estrogen juga merangsang ganti pada penderita defisiensi eshogen. Defisierui estrogen
produksi leptin oleh jaringan adiposa dan berperan mungkin disebabkan oleh kegagalan perkembangan ovarium
sebagian menyebabkan lebih tingginya kadar hormon ini prilner, menopause prematur, kastrasi, atau menopause.
pada perempuan daripada laki-laki. Terapi hipogonadisme primer biasanya dimulai pada
Selain merangsang sintesis enzim dan faktor per- umur 11-13 tahun untuk merangsang perkembangan ka-
tumbuhan yang menimbulkan pertumbuhan dan diferen- rakteristik seks sekunder dan menstruasi, unfuk merang-
siasi uterus dan payudara, estrogen mengrrbah produksi sang pertumbuhan optimal, untuk mencegah osteoporosis,
dan aktivitas banyak protein lain di dalam badan. per- dan untuk menghindari konsekuensi fisiologik pubertas
ubahan metabolik dalam hati khususnya sangat penting yang terlambat dan defisiensi estrogen. Terapi diupaya-
sehingga dijumpai tingginya kadar protein dalarn sirku- kan untuk menyerupai fisiologi pubertas. Terapi dimulai
lasi seperti, transkortin (CBG), globulin pengikat tiroksin dengan estrogen dosis rendah (estrogen terkonjugasi 0,3
(TBG), SHBG, transferiry substrat renin, dan fibrinogen. mg atau etinil estradiol 5-10 mcg) pada hari 1-21 tiap bulan
Perubahan ini menimbulkan peningkatan kadar tiroksin, dan perlahan ditingkatkan hingga dosis dewasa lalu kemu-
estrogen, testosteron, besi, tembaga, dan senyawa lain dian dipertahankan sampai usia menopause (sekitar usia
dalam sirkulasi. 51 tahun). Progestin ditambahkan setelah perdarahan ute-
Perubahan dalam kornposisi lipid plasma yang disebab- rus pertama. Ketika pertumbuhan telah selesai, diberikan
kan oleh estrogen ditandai dengan peningkatan lipopro- terapi menahun yang terutama terdiri atas estrogen dan
tein densitas-tinggi (HDL), sedikit penurunan lipoprotein progestin dosis dewasa, seperti dijelaskan di bawah.
densitas-rendah (LDL), dan penurunan kadar kolesterol B. Trnapt HoRnaorull Pasclruetopluse
plasma total. Kadar trigliserida plasma mengalami pe-
Selain tanda dan gejala yang timbul tidak berapa lama
ningkatan. Estrogen menurunkan oksidasi hepatik lipid
setelah berhentinya fungsi ovarium normal-seperti ber-
jaringan adiposa menjadi keton dan meningkatkan sintesis
hentinya menstruasi, gejala vasornotor, gangguan tidur,
trigliserida.
dan atrofi genital-terdapat perubahan yang berlangsung
E. Erpx TERHADAp PenreexunN DenaH lama yang mempengaruhi kesehatan dan kesejahteraan
Estrogen meningkatkan koagulabilitas darah. Telah dila- perempuan pascamenopause. Perubahan ini meliputi per-
porkan terjadi banyak perubahan dalam faktor yang cepatan hilangnya massa tulangi pada keadaan ini, pe-
n"rempengaruhi pembekuan, termasuk peningkatan kadar rempuan yang rentan dapat mengalami fraktur vertebra,
faktor II, VII, IX, dan X serta penurunan antitrombin III pinggul, dan pergelangan tangan; dan perubahan lipid,
dalam sirkulasi, sebagian terjadi akibat efek hepatik yang yang menyokong percepatan penyakit kardiovaskular
disebutkan di atas. Peningkatan kadar plasminogen dan aterosklerotik pada perempuan pascamenopause. Efek
penurunan perlekatan hombosit juga telah dijumpai (lihat esLrogen pada tulang telah
diteliti secara luas, dan efek
Kontrasepsi Hormonal, di bawah). putus-obat hormon telah diketahui dengan baik. Akan
tetapi, peranan estrogen dan progestin sebagai penyebab
F. Erex Lalru dan pencegah penyakit kardiovaskul ar, yangbertanggung
Estrogen menginduksi sintesis reseptor .progesteron. jawab terhadap 350.000 kematian per tahun, dan kanker
Estrogen bertanggung jawab untuk perilaku estrus pada payudara, yang menyebabkan 35.000 kematian per tahun,
binatang dan dapat mempengaruhi perilaku dan libido masih sedikit sekali diketahui.
pada manusia. Pemberian estrogen merangsang kompo- Jika fungsi ovulasi normal berhenti dan kadar estrogen
nen sentral sistem stres, termasuk produksi hormon pe- menurun pascamenopause, pascaooforektomi, atau pascake-
lepas kortikotropin dan aktivitas sistem simpatis, dan gagalan ovarium prematur, terjadi percepatan peningkatan
meningkatkan rasa sejahtera ketika diberikan pada kolesterol plasma dan konsentrasi LDL, sedangkan reseptor
perempuan yang mengalami defisiensi estrogen. Estrogen LDL berkurang. HDL tidak terlalu terpengaruh, dan kadar-
juga memfasilitasi keluarnya cairan intravaskular ke dalam nya tetap lebih tinggi daripada laki-laki. Kadar VLDL dan
rongga ekstrasel, menimbulkan edema. Penuru4an volume trigliserida juga relatif tidak banyak berbeda. Karena kelain-
plasma yang terjadi menyebabkan retensi kompensatorik an kardiovaskular merupakan penyebab kematian terbanyak
natrium dan air oleh ginjal. Estrogen juga memodulasi
sistem saraf simpatis yang mengontrol fungsi otot polos. *Penggunaan estrogen dalam
kontrasepsi dibahas di bawah
HORMON GONAD & PENGHAMBATNYA I 679
pada golongan umur ini, risiko kelainan ini merupakan maupun perempuan. Perkembangan osteoporosis juga
pertimbangan utama dalam memutuskan apakah terapi bergantung pada jumlah tulang yang ada dalam tubuh
sulih hormon (FIRT, juga disebut FIT) diindikasikan dan saat proses dimulai, pada asupan vitamin D dan kalsium,
mempengaruhi pilihan honnon yang akan diberikan. Terapi serta pada derajat aktivitas fisik. Risiko osteoporosis paling
sulih estrogen bermanfaat terhadap lipid dan lipoprotein tinggi pada perokok yang kurus, ras Kaukasian, dan inak-
dalam sirkulasi, dan efek ini awalnya dipikirkan selalu di- tifserta yang asupan kalsiumnya rendah dan memiliki
sertai dengan penuruuux infark miokard sekitar 50% dan riwayat osteoporosis yang kuat dalam keluarga. Depresi
stroke fatal sebanyak40o/.. Akan tetapi, temuan ini baru-baru juga merupakan faktor risiko utama timbulnya osteopo-
ini dibantah oleh hasil dari sebuah studi besar oleh proyek rosis pada perempuan.
Women's Health Initiative (WHI), yang menunjukkan tidak Estrogen sebaiknya digunakan dalam dosis terkecil
adanya manfaat kardiovaskular dari terapi sulih estrogen yang konsisten meredakan gejala. Pada perempuan yang
dan progestin pada penderita dalam masa perimenopause tidak menjalani histerektomi, paling tepat diberikan estro-
atau pascamenopause yang lebih tua. Bahkary mungkin ter- gen pada 2L-25 hari pertama setiap bulan. Dosis estrogen
dapat sedikit peningkatan masalah kardiovaskular serta yang dianjurkan adalah 0,3-1,25 mg/hari estrogen ter-
kanker payudara pada perempuan yang mendapat terapi konjugasi atau 0,0L-0,02 mg/hari etinil estradiol. Dosis di
sulih. Yang menarik di sini adalah diamati terdapat sedikit dalarn kisaran ini telah terbukti efektif secara maksimum
efek protektif terhadap kanker kolon. Meskipun panduan mencegah penurunan densitas tulang yang terjadi pada
klinis terkini tidak menganjurkan terapi hormon rutin pada menopause. Dari sudut pandangan ini, terapi harus dimulai
perempuan pascamenopause, kesahihan laporan WHI ini secepat mungkin pascamenopause untuk rnendapatkan
tetap dipertanyakan. Perempuan muda dengan menopause efek maksimum. Pada pasien ini dan pasien lain yang tidak
prematur harus rnendapat HRT. Pada studi terbaru lairu mendapat estrogen, tambahan kalsium dengan asupan
diamati terdapat efek protektif terapi sulih hormon terhadap total per hari sampai 1500 mg memberikan manfaat.
penyakit Alzheimer. Pasien yang berisiko rendah menderita osteoporosis
Progestin mengantagonis efek estrogen terhadap LDL dan hanya menunjukkan gejala vaginitis atrofik ringan
danHDL dalam berbagai tingkatan. Akan tetapi, satu studi dapat diobati dengan sediaan topikal. Pada pasien ini, cara
besar telah menunjukkan bahwa penambahan progestin pemberian per vagina juga berrnanfaat pada pengobatan
ke terapi sulih estrogen tidak mempengaruhi risiko gejala saluran kemih. Namun, penting untuk disadari
kardiovaskular. bahwa walaupun pemberian estrogen lokal menghindari
Tatalaksana optimal pasien pascamenopause memer- efek lintas-pertama (sehingga berbagai efek hepatik yang
lukan penilaian yang seksama terhadap gejala serta per- tidak dikehendaki berkurang), estrogen hampir diabsorpsi
timbangan usia dan adanya (atau risiko) penyakit kardio- sempurna ke dalam sirkulasi, dan sediaan ini sebaiknya
vaskular, osteoporosis, kanker payudara, dan kanker en- diberikan secara siklis.
dometrium. Dengan mengingat efek hormon gonad pada Seperti dibicarakan di bawah, pemberian estrogen di-
tiap kelainan ini, tujuan terapi dapat ditentukan, dan risiko hubungkan dengan peningkatan risiko karsinoma endo-
terapi dapat dikaji dan dibahas dengan penderita. metrium. Pemberian agen progestasional dengan esfrogen
]ika indikasi utama terapi adalah hot flushes dan mencegah hiperplasia endometrium dan secara nyata me-
gangguan tidur, diperlukan terapi estrogen dosis yang nurunkan risiko kanker endometrium. Jika estrogen di-
paling rendah untuk meredakan gejala. Terapi mungkin berikan selama 25 hari pertama setiap bulan dan progestin
diperlukan hanya unfuk waktu terbatas sehingga men- medroksiprogesteron (10 mg/hari) ditambahkan selama 10-
cegah kemungkinan terjadinya peningkatan risiko kanker 14 hari terakhir, risikonya hanya separuh dari perempuan
payudara. Pada perempuan yang telah menjalani histe- yang tidak mendapat terapi sulih hormon. Pada regimen
rektomi, estrogen saja dapat diberikan 5 hari per minggu ini, beberapa perempuan akan mengalami kembalinya
atau terus-menerus, karena progestin tidak dibutuhkan gejala selama periode tanpa pemberian estrogen. Pada
untuk mengurangi risiko hiperplasia dan kanker endo- pasien seperti ini, estrogen dapat diberikan secara kontinu.
metrium, Hot flushes, berkeringat, insomnia, dan vaginitis Jika progestin menimbulkan sedasi atau efek lain yang
atrofi umumnya sembuh dengan estrogen; banyak pasien tidak dikehendaki, dosisnya dapat dikurangi sampai
merasa nyaman; dan depresi klimakterik serta keadaan 2,5-5 mg selama 10 hari terakhir siklus yang akan disertai
psikopatologi lain turut membaik. sedikit peningkatan risiko hiperplasia endometrium.
Peranan estrogen pada pencegahan dan terapi osteo- Regimen ini biasanya disertai dengan perdarahan pada
porosis telahditeliti dengan seksama (lihat Bab 42). Jumlah akhir tiap siklus. Beberapa perempuan menderita nyeri
tulang yang dijumpai dalam tubuh maksimal pada de- kepala migren selama beberapa hari terakhir siklus. Peng-
wasa muda yang aktif pada dekade ketiga kehidupan dan gunaan regimen estrogen kontinu sering mencegah tim-
mulai menurun pada usia pertengahan baik pada laki-laki bulnya gejala ini. Perempuan yang berkeberatan dengan
680 / BAB 40

perdarahan siklik akibat terapi sekuensial dapat diper- B. KnNxen


timbangkan untuk mendapatkan terapi kontinu. Terapi
Hubungan terapi estrogen dengan kanker terus menjadi
harian dengan estrogen ekuin terkonjugasi sebesar 0,625
subjek penyelidikan aktil. Walaupun tidak terbukti
mg dan medroksiprogesteron 2,5-5 mg akan menghilang-
timbul efek simpang akibat terapi estrogen jangka-
kan perdarahan siklik, mengendalikan gejala vasomotor,
pendek pada insidens kanker payudara, dapat timbul
mencegah atrofi genital, mempertahankan densitas tulang,
sedikit peningkatan insidens tumor ini pada terapi jang-
serta memperlihatkan profil lipid yang baik dengan sedikit
ka lama. Meskipun faktor risikonya kecil (1,25), dampak-
penumnan konsentrasi LDL dan peningkatan konsentrasi
nya mungkin besar karena tumor ini terjadi pada 10%
HDL. Pada biopsi, terlihat atrofi endometrium pada
perempuan, dan penambahan progesteron tidak memberi_
kelompok perempuan ini. Sekitar separuh penderita ini
kan efek perlindungan. Per-relitian menunjukkan bahwa
mengalami perdarahan terobosan (breakthrough) selama
pascaeksisi kanker payudara unilateral, perempuan yang
beberapa bulan pertama terapi. Tujuh puluh hingga 80
mendapat tamoxifen (suafu agonis parsial estrogen, lihat
persen perempuan mengalami amenorea setelah 4 bulan
di bawah) menunjukkan penurunan kejadian kanker payu-
pertama, dan kebanyakan tetap begitu. Kerugian utama
dara kontralateral sebesar 35% dibandingkan dengan
terapi kontinu adalah perlunya biopsi uterus jika terjadi
kontrol. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa tamoxi_
perdarahan setelah beberapa bulan pertama terapi.
fen ditoleransi dengan baik oleh kebanyakan penderita,
Seperti telah dibahas di atas, estrogen dapat juga dibe-
menghasilkan perubahan seperti estrogen pada kadar
rikan per vagina atau transdermal. jika estrogen diberikan
lipid plasma, dan menstabilkan hilangnya mineral tulang.
melalui rute ini, hati dipirrtas pada sirkulasi pertama, dan
Penelitian mengenai kernungkinan efektifitas tamoksifen
rasio efek hati terhadap efek perifer berkurang.
pada perempuan pascamenopause yang berisiko tinggi
Pada pasien yang tidak dapat menerima terapi
mengalami kanker payudara sedang dilakukan. peneliti-
pengganti estrogen karena merupakan suatu kontraindi-
an terbaru menunjukkan bahwa terapi sulih hormon
kasi, seperti penderita tumor sensitif estrogen, gejala vaso-
estrogen plus progestin pascamenopause menyebabkan
motor dapat diredakan dengan menggunakan klonidin.
proliferasi sel epitel payudara dan densitas sel payudara
C. PpHccur'rmN LAIN yang lebih hebat daripada terapi estrogen saja atau tanpa
Kombinasi estrogen-progestin dapat digunakan untuk terapi sama sekali. Lebih lanjut lagi, akibat penggunaan
menekan ovulasi pada pasien dismenore yang sukar estrogen plus progestin, proliferasi hanya terbatas pada
diatasi atau bila penekanan fungsi ovarium digunakan unit lobularduktus terminal payudara, yang merupakan
dalam terapi hirsutisme dan amenore akibat sekresi an- lokasi utama terjadinya kanker payudara. Oleh sebab itu,
drogen ovarium yang berlebihan. Pada keadaan ini, diper- diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menyimpulkan
lukan supresi yang lebih besar, dan kontrasepsi oral yang hubungan antara progestin dan risiko kanker payudara.
mengandung 50 mcg estrogen atau kombinasi pil estrogen Banyak penelitian menunjukkan adanya peningkatan
dosis rendah dengan supresi GnRH mungkin diperlukan. risiko karsinoma endometrium pada penderita yang
mendapat estrogen saja. Risiko ini tampaknya bervariasi
Efek Simpang menurut dosis dan lama pengobatan: 15 kali lebih besar
pada penderita yang rnendapat estrogen dosis tinggi se-
Telah dilaporkan terjadi berbagai efek simpang,dengan
larna 5 tahun atau lebih, bertolak belakang dengan pende-
derajat keparahan yang bervariasi pada penggunaan te-
rita yang mendapat dosis lebih rendah dalam waktu
rapeutik estrogen. Banyak efek lain yang dilaporkan ber-
singkat, yang memiliki risiko dua sampai empat kali lebih
hubungan dengan kontrasepsi hormonal mungkin berkait-
besar. Namun, seperti dibahas di atas, penggunaan es-
an dengan kandungan estrogen. Hal ini dibahas di bawah.
trogen bersama dengan progestin mencegah terjadinya pe-
A. PrnoannxAN UTERUs ningkatan risiko ini, bahkan mengurangi insidens kanker
Terapi estrogen adalah penyebab utama perdarahan endometrium menjadi lebih sedikit daripada populasi
uterus pascamenopause. Sayangnya, perdarahan per va- umum.
gina pada oisia ini juga dapat disebabkan oleh karsinoma Terdapat sejun'rlah laporan mengenai terjadinya ade-
endometrium. Untuk menghindari kebingungan, pende- nokarsinoma vagina pada perempuan muda yang ibunya
rita sebaiknya diobati dengan dosis estrogen sekecil mung- mendapat dietilstilbestrol dosis besar di awal kehamilan.
kin. Estrogen sebaiknya diberikan secara siklik sehingga Kanker ini paling sering dijumpai pada perempuan muda
perdarahan, jika te4adi, cenderung dialami sdlama masa (usia 14-44). Insidensnya kurang dari 1:1000 perempuan
putus obat. Seperti dibicarakan di atas, hiperplasia endo- yang terpajan-terlalu rendah untuk digunakan untuk
metrium dapat dicegah dengan pemberian agen proges- menetapkan hubungan sebab-dan-efek dengan pasti. Akan
tasional menyertai estrogen pada setiap siklus. tetapi, risiko infertilitas, kehamilan ektopik, dan persa-
HORMON GONAD & PENGHAMBATNYA I 681
linan prematur juga meningkat. Saat ini diketahui bahwa Sediaan kombinasi oral yang mengandung estrogen ter-
tidak ada indikasi penggunaan dietilstilbestrol selama ke- konjugasi O,6?5 mg dan medroksiprogesteron asetat 5 mg
hamilan sehingga harus dihindari. Belum diketahui apa- tersedia untuk digunakan dalam kombinasi dengan estro-
kah ada estrogen lain yang mempunyai efek serupa atau gen terkonjugasi secara berurutan. Estrogen saja diguna-
apakah fenomena yang diamati ini hanya khas dimiliki kan pada hari 1-14, dan kombinasi pada hari 1S28.
dietilstilbestrol. Agen ini seharusnya hanya digunakan
dalam terapi kanker (misaLnya, kanker prostat) atau seba-
gai kontrasepsi pagi han(morning after) (hhat di bawah).
PROGESTIN
Progestin Alamiah: Progesteron
C. Erex Lrn
Progesteron merupakan progestin yang terpenting pada
Mual dan nyeri tekan pada payudara lazim terjadi dan
manusia. Selain mempunyai efek hormonal yang penting
dapat dikurangi dengan menggunakan dosis estrogen
progesteron juga merupakan prekursor untuk estrogen,
efektif terkecil. Hiperpigmentasi juga terjadi. Terapi es-
androgen, dan steroid adrenokortikal. Progesteron di-
trogen dikaitkan dengan peningkatan frekuensi nyeri ke-
sintesis di ovarium, testis, dan kelenjar adrenal dari ko-
pala migren serta kolestasis, penyakit kandung empedu,
lesterol dalam sirkulasi. Sejumlah besar progesteron juga
dan hipertensi.
disintesis dan dilepaskan oleh plasenta selama kehamilan.
Kontraindikasi Di ovarium, progesteron dihasilkan terutama oleh kor-
pus luteum. Laki-laki normal tampaknya menyekresikan
Estrogen sebaiknya tidak digunakan pada penderita de-
1-5 mg progesteron tiap hari, menghasilkan kadar dalam
ngan neoplasma yang bergantung estrogen seperti kar-
plasma sebesar O03 mcg/dl. Kadar ini hanya sedikit
sinoma endometrium atau pada penderita-atau yang
lebih tinggi pada perempuan selama fase folikular siklus
berisiko tinggi menderita - karsinoma payudara. Estrogen
menstruasi, ketika hanya disekresikan beberapa miligram
jangan digunakan pada penderita dengan perdarahan ge-
progesteron tiap hari. Selama fase luteal, kadar plasma
nital yang tidak terdiagnosis, penyakit hati, atau riwayat
berkisar dari 0,5 mcg/dl sampai lebih dari 2 mcg/dL
kelainan tromboembolik. Selain itu, penggunaan estrogen
(Gambar 40-1). Kadar progesteron dalam plasma terus
harus dihindari pada perokok berat.
meningkat dan mencapai kadar puncaknya pada trimester
ketiga kehamilan.
Sediaan & Dosis
Dosis sediaan alam dan sintetik yang biasa digunakan
Progestin Sintetik
tercatat pada Tabel 4G1. Meskipun semua estrogen meng-
hasilkan efek hormonal yang hampir sama, potensiny4 Berbagai senyawa progestasional telah disintesis. Bebe-
rapa di antaranya aktif bila diberikan per oral. Progestin
bervariasi di antara obat-obat ini dan bergantung pada
merupakan kelompok senyawa yang tidak seragam, dan
cara pemberian. Seperti dibicarakan di atas, estradiol ada-
lah estrogen endogen yang paling aktif, dan mempunyai semuanya berbeda dari progesteron dalam safu hal atau
afinitas paling tinggi untuk reseptor estrogen. Namury lebih. Tabel 40-2 menyajikan beberapa senyawa ini dan
metabolitnya, yakni estron dan estriol, mempunyai efek efeknya. Umumnya, senyawa 2L-karbon (hidroksiproges-
teron, medroksiprogesteron, megestrol, dan dimethisteron)
uterotropik yang lemah.
merupakan senyawa yang paling erat terkait, baik secara
Pada pemberian dalam dosis supresi gonadotropin,
farmakologis maupun secara kimiawi, dengan progesteron.
sediaan estrogen oral lebih berefek terhadap kadar CBG,
Sekelompok progestin sintetik baru generasi ketiga telah
SHBG, dan sejumlah protein hati lainnya, termasuk
diperkenalkan, terutama sebagai komponen kontrasepsi
angiotensinogeru di dalam sirkulasi daripada sediaan
oral. Senyawa steroid "l9-nor, 13-etil" ini meliputi desoges-
transdermal. Jalur per oral memberikan konsentrasi hor-
mon yang lebih besar untuk mencapai hati sehingga trel (Gambar 4G4), gestoden, dan norgestimat. Senyawa-
meningkatkan sintesis protein-protein di atas. Sediaan senyawa ini diklaim mempunyai aktivitas androgenik
transdermal dibuat untuk menghindari efek ini. fika yang lebih rendah daripada progestin sintetik yang lebih
tua.
diberikan secara transdermal, estradiol, 5G1fi) mcg, mem-
punyai efek yang serupa dengan estrogen terkonjugasi
oral, 0,6?5-7,% terhadap konsentrasi gonadotropio Farmakokinetik
endometrium,
^g,
dan epitel vagina. Lebih lanjut
sediaan Progesteron cepat diabsorbsi setelah diberikan dengan
estrogen transdermal tidak meningkatkan konsentrasi cara apapun. Waktu-paruhnya dalam plasma adalah sekitar
substrat renin, CBG, dan TBG secara bermakna serta tidak 5 menit, dan sejumlah kecil disimpan sementara di dalam
menimbulkan perubahan yang khas pada lemak serum. lemak badan. Progesteron dimetabolisasi hampir lengkap
682 / BAB 40

Tabel 40-2. Sifat beberapa agen progestasional.

L-Norgestrel2 Oral 1-3 hari


rlnterpretasi:+= aktif; - tidak aktif;
= ar= aktif ringan. Aktivitas dilaporkan pada berbagai spesies menggunakan berbagai macam titik akhir dan
mungkin tidak berlaku pada manusia.
,Lihat Tabel 40-3.
Tidak tersedia di AS.

?"
"cH, C:O

alt'
,ol-o ?"
C:0
dL+- ,+rAt

,#F n4l
?-'.-/"') "4
a\1/\/-
cHr

Progesterone Hydroxyprogesterone Medroryprogesterone

C:C-CH3
OH
c:cH

cHs

Dimethisterone Norethindrone Desogestrel


Gambar 40-4. Progesteron dan beberapa agen progestasional pada penggunaan klinis.
HORMON GONAD & PENGHAMBATNYA I 643
pada satu kali perjalanan melalui hati sehingga tidak efek- yang nyata terhadap toleransi glukosa. Di hati, progesteron
tif bila diberikan per oral. Namun, telah dikembangkan meningkatkan penyimpanan glikogen, mungkin dengan
sediaan progesteron termikronisasi oral dosis-tinggi yang cara memfasilitasi efek insulin. Progesteron juga memacu
memiliki efek progestasional yang adekuat. ketogenesis.
Di hati, progesteron dimetabolisasi menjadi pregnane- Progesteron dapat berkompetisi dengan aldosteron
diol dan terkonjugasi dengan asam glukuronat. Proges- untuk berikatan dengan reseptor mineralokortikoid pada
teron diekskresi ke dalam urine sebagai pregnanediol tubulus ginjal, menyebabkan penurunan reabsorpsi Na*.
glukuronida. Jumlah pregnanediol di dalam urine telah Penurunan ini menyebabkart peningkatan sekresi aldos-
digunakan sebagai indeks sekresi progesteron. Parameter teron oleh korteks adrenal (misalnya, pada kehamilan).
ini sang4t berguna meskipun pada kenyataannya propor- Progesteron meningkatkan suhu tubuh manusia. Meka-
si progesteron yang disekresikan yang diubah menjadi nisme efek ini belum diketahui, tetapi kemungkinan me-
senyawa ini, bervariasi dari hari ke hari dan dari individu lalui perubahan pada pusat pengatur suhu di hipotalamus.
ke individu. Selain progesteron, juga ditemukan 20a,- dan Progesteron juga mengubah fungsi pusat pernapasan.
2Op-hidroksiprogesteron (20o- dan 20B-hidroksi-4-preg- Respons ventilasi terhadap CO, meningkat (progestin sin-
nene-3-one). Senyawa-senyawa ini mempunyai kira-kira tetik dengan gugus etinil tidak mempunyai efek terhadap
seperlima aktivitas progestasional dari progesteron pada pernapasan). Hal ini menyebabkan penurunan PCO,
manusia dan spesies lainnya. Peran fisiologiknya hanya arterial dan alveolar yang dapat diukur selama kehamilan
sedikit diketahui, tetapi 20cr-hidroksiprogesteron di- dan pada fase luteal siklus menstruasi. Progesteron dan
produksi dalam jumlah besar pada beberapa spesies dan steroid terkait juga mempunyai efek depresan dan hipnotik
mungkin mempunyai makna secara biologis. pada otak.
Rute pemberian yang lazim dan masa kerja progestin Progesteron bertangg-ung jawab terhadap perkem-
sintetik disajikan pada Tabel 40-2. Kebanyakan agen ini bangan alveolobular aparatus sekretorik pada payudara.
dimetabolisasi secara ekstensif menjadi produk yang tidak Progesteron juga berperan dalam terjadinya lonjakan LH
akrif, yang terutama diekskresikan melalui urine. praovulatorik dan menyebabkan maturasi serta perubah-
an sekretorik di endometrium yang tampak pascaovulasi
Efek Fisiologik (Gambar 40-1).
A. Mexmttsrtae Progesteron menurunkan kadar berbagai asam amino
Mekanisme kerja progesteron-disajikan lebih terperinci dalam plasma dan menyebabkan peningkatan ekskresi
di atas-serupa dengan hormon steroid lainnya. Progestin nitrogen melalui urine. Progesteron memicu perubahan
memasuki sel dan berikatan dengan reseptor progesteron pada struktur dan fungsi reLikulum endoplasma halus
yang tersebar di antara inti dan sitoplasma. Kompleks pada binatang percobaan.
ligan-reseptor berikatan dengan elemen respons proges- Efek lain progesteron serta analognya dibicarakan di
teron (PRE) untuk mengaktifkan transkripsi gen. Elemen bawah pada bagian Kontrasepsi Hormonal.
respons unluk progesteron tampaknya serupa dengan C. PRocesru Srrurerrr
elemen respons kortikoid, dan spesifisitas respons ini ber-
gantung pada reseptor yang ada pada sel maupun pada Analog progesteron 21-karbon mengantagonis retensi nat-
koregulator reseptor serta faktor transkripsi lain yang rium yang diinduksi aldosteron (lihat di atas). Senyawa
spesifik untuk tiap sel. Kompleks progesteron reseptor lainnya (agen generasi ketiga "19-nortestosteron") menye-
membentuk suatu dimer sebelum berikatan dengan DNA. babkan perubahan desidua pada stroma endometrium,
Seperti reseptor estrogen, kompleks reseptor-progesteron tidak menyokong kehamilan pada binatang percobaan,
dapat membentuk heterodimer maupun homodimer di merupakan penghambat gonadotropin yang lebih efektif,
antara dua isoform: A dan B. Isoform ini dihasilkan melalui dan mungkin mempunyai aktivitas estrogenik dan andro-
splicing alternatif dari gen yang sama.
genik atau anabolik minimal Qabel 40-2, Gambar 40-4).
Agen-agen ini kadang disebut sebagai "impeded androgen".
B. Erex Pnocesrenor Progestin yang tidak memiliki aktivitas androgenik meli-
Progesteron hanya sedikit berpengaruh terhadap meta- puti desogestrel, norgestimat, dan gestoden. Dua senyawa
bolisme protein. Progesteron merangsang aktivitas lipo- pertama ini dipak dalam kombinasi dengan etinil estradiol
protein lipase dan tampaknya membanfu deposisi lemak. untuk kontrasepsi oral (Tabel 40-3) di AS. Kontrasepsi
Efek terhadap metabolisme karbohidrat lebih nyata. Pro- oral yang mengandung progestin siproteron asetat (uga
gesteron meningkatkan kadar insulin basal dan respons merupakan suatu antiandrogen) dalam kombinasi dengan
insulin terhadap glukosa. Biasanya tidak terjadi perubahan etinil estradiol masih diteliti di AS.
684 / BAB40

Penggunaan Klinis Progestin gesteror1 10 mg/hari selama S-7 han, akan diikuti dengan
A. Apurns Tenlpeunx perdarahan lucut pada penderita amenore hanya bila
endometrium telah dirangsang oleh estrogen. Kombinasi
Penggunaan utama hormon progestasional adalah
estrogen dan progestin dapat diberikan untuk menguji
untuk terapi sulih hormon (lihat di atas) dan kontrasepsi
respons endometrium pada penderita amenorea.
hormonal (lihat di bawah). Selain itu, progestin juga ber-
manfaat dalam supresi ovarium jangka-panjang untuk tu-
juan lain. ]ika digunakan sendiri pada dosis besar secara Kontraindikasi, Peringatan, & Efek Simpang
parenteral (misalnya, medroksiprogesteron asetat, 150 mg Penelitian pada senyawa progestasional saja dan dalam
intramuskular tiap 90 hari), timbul anovulasi dan ame- kombinasi kontrasepsi oral menunjukkan bahwa progestin
norea yang berkepanjangan. Terapi ini telah diterapkan dalam sediaan ini dapat meningkatkan tekanan darah pada
dalam pengobatan dismenorea, endometriosis, dan kelain- beberapa penderita. Progestin yang Iebih androgenik juga
an perdarahan ketika estrogen dikontraindikasikan, dan mengurangi kadar HDL plasma pada perempuan. (Lihat
unfuk kontrasepsi. Kendala utama regimi:n ini adalah la- Kontrasepsi Hormonal, bawah.) Dua penelitian terbaru me-
manya waktu yang dibutuhkan pada beberapa pasien nunjukkan bahwa terapi sulih hormon dengan kombinasi
untuk mengembalikan fungsi ovarium setelah terapi di- estrogan dan prajestin pada perempuan pascamenopause da-
hentikan. Progestin seharusnya tidak diberikan pada pat meningkatkan risiko kanker payudara secara bermakna,
pasien yang ingin hamil dalam waktu dekat. Regimen yang dibandingkan dengan risikonya pada perempuan yang
sama akan mengurangi hot flushes pada beberapa perem- hanya mendapat estrogen saja. Temuan ini memerlukan
puan menopause dan dapat digunakanjika terapi estrogen penelitian lanjutan yang cermat dan jika sudah dipastikan
dikontraindikasikan. akan menimbulkan perubahan besar dalam praktik sulih
Medroksiprogesteron asetat,70-20 mg per oral dua kali hormon bagi perempuan pascamenopause.
seminggu-atau secara intramuskular dalam dosis 100
mE/ m' nap 1,-2 minggu - akan mencegah menstruasi, tapi HORMON OVARIUM LAINNYA
tidak akan menghentikan percepatan maturasi fulang pada
anak dengan pubertas prekoks, Ovarium normal memproduksi sedikit androgery ter-
Progestin tampaknya tidak mendapat tempat dalam masuk testosteron, androstenedion, dan dehidroepian-
pengobatan terapi aborfus yang mengancam atau aborfus drosteron. Dari kesemuanya, hanya testosteron yang
habitualis. Laporan awal penggunaan obat-obat ini dida- mempunyai aktivitas biologik yang bermakna, walaupun
patkan dari perkiraan yang tidak beralasan, bahwa setelah androstenedion dapat diubah menjadi testosteron atau
beberapa kali kegugurary kemungkinan terjadi abortus estron di jaringan periler. Perempuan normal mempro-
berulang lebih dari 90%. Ketika agen progestasional di- duksi kurang dari 200 mcg testosteron dalam 24 jam, darr
berikan pada penderita yang sebelumnya pernah meng- sekitar sepertiganya kemungkinan langsung dibentuk di
alami abortus, didapat angka penyelamatan sebanyak dalam ovarium. Makna fisiologik androgen dalam jumlah
80%. Sekarang diketahui bahwa pada penderita yang se- kecil ini belum dipastikan, tetapi mungkin sebagian ber-
rupa, abortus hanya terjadi 20% walaupttn tidak diobati. peran dalam perfumbuhan rambut normal pada masa pu-
Di lain pihak, progesteron baru-baru ini digunakan secara bertas, unfuk merangsang libido pada perempuan, dan
eksperimental untuk menunda persalinan premafur, dan mungkin mempunyai efek metabolik. produksi androgen
hasilnya memuaskan. oleh ovarium dapat sangat meningkat pada beberapa-ke-
Progesteron dan medroksiprogesteron telah diguna- adaan abnormal biasanya terkait dengan hirsutisme dan
kan dalam terapi perempuan yang sulit mengandung dan amenorea, seperti yang dibicarakan di atas.
menunjukkan peningkatan suhu basal badan yang lambat. Ovarium juga menghasilkan inhibin dan aktivin. pep-
Tidak ada bukti yang meyakinkan bahwa terapi ini efektif. tida ini terdiri atas beberapa kombinasi subunit a dan p,
Sediaan progesteron dan medroksiprogesteron telah yang nanti akan dijelaskan lebih terperinci. Dimer aB
digunakan untuk mengobati sindrom pramenstruasi. (inhibin) menghambat sekresi FSH sedangkan dimer pp
Sfudi terkontrol belum memastikan efektivitas terapi se- (aktivin) meningka&an sekresi FSH. penelitian pada pri-
perti demikian, kecuali ketika digunakan dosis yang cukup mata menunjukkan bahwa inhibin tidak mempunyai efek
untuk menekan ovulasi. langsung terhadap steroidogenesis ovarium, tetapi
aktivin mengatur respons terhadap LH dan FSH. Misal-
B. PenccunnaN DnGNosnK nya, terapi simultan dengan aktivin dan FSH manusia
meningkatkan rangsangan FSH terhadap sintesis proges-
Pemberian progesterory 150 mg/hari, atau medroksipro- teron dan aktivitas aromatase pada sel granulosa. Jika
HORMON GONAD & PENGHAMBATNYA / 685
Tabel 40-3. Beberapa agen kontrasepsi oral dan implan yang digunakan. Senyawa yang mengandung estrogen
disusun dalam urutan peningkatan kandungan estrogen. (Etinil estradiol dan mestranol mempunyai potensi yang
sama).

Tablet kombinasi monofasik


Alesse, Aviane, Lessinea, Levlite Ethinyl estradiol 0,02 L-Norgestrel 0,1

Levlen, Levora, Nordette, Portia Ethinyl estradiol 0,03 L-Norgestrel 0.15

Ethinyl estradiol 0,03 Drospirenone 3,0


Brevicon, Modicon, Necon 0,5/35, Ethinyl estradiol 0.035 Norethindrone 0,5
Nortrel 0,5/35
Ortho-Cyclen, Sprintec Ethinyl estradiol 0,035 Norgestimate 0,25
Necon 1/35. Norinyl 1+, Nortrel 1/35, Ethinyl estradiol 0,035 Norethindrone 1,0
Ortho-Novum 1/35
Ovcon-35 Ethinyl estradiol 0,035 Norethindrone 0,4
Demulen 1/50 Ethinyl estradiol 0,05 Ethynodiol diacetate 1,0

Ovcon 50 Ethinyl estradiol 0,05 Norethindrone 1,0

Ovral-28 Ethinyl estradiol 0,05 D.L-Norgastrel 0,5

Tablet kombinasi bifasik


Ortho-Novum l0/11, Necon 10/11
Hari 1-10 Ethinyl estradiol 0.035 Norethindrone 0,s
Hari 1 1 -21 Ethinyl estradiol 0.035 Norethindrone 1,0

Tablet kombinasi trifasik


Enpresse, Triphasil. Tri-Levlen, Trivora
Hari 1-6 Ethinyl estradiol 0,03 L-Norgestrel 0,05
Hari 7-1 1 Ethinyl estradiol 0,04 L-Norgestrel 0,075

Ortho-Novum 7 l7 17, Necon 7 17 17

Hari 1-7 Ethinyl estradiol 0,035 Norethindrone 0,5


Hari 8-14 Ethinyl estradiol 0,035 Norethindrone 0,75
Haril5-21 Ethinyl estradiol 0,035 Norethindrone 1.0

Ortho-Tri-Cyclen
Hari 1-7 Ethinyl estradiol 0,035 Norgestimate 0,18
Hari 8-14 Ethinyl estradiol 0.035 Norgestimate 0,215
Hari 15-21 Ethinyl estradiol 0,03s Norgestimate 0,25
Tablet progestin harian
Micronor, Nor-QD, Ortho Micronor, Norethindrone 0,35
.....1!.gr_:99:.Sr_fl::.1Ir-..............-.-
Ovrette D,L-Norgestrel 0,075

Sediaan progestin implan


Norplant System L-Norgestrel (5 tube @ 35 mg)
686 / BAB 40

digabung dengan LH, aktivin menekan respons proges- salah satu atau kedua komponen berubah sekali atau dua
teron yang diinduksi LH sebanyak 50% tapi secara nyata kali sepanjang siklus). Sediaan per oral diabsorbsi dengan
meningkatkan aktivitas aromatase basal dan yang diin- baik, dan pada sediaan kombinasi, farmakokinetik kedua
duksi LH. Aktivin juga berperan sebagai faktor pertum- obat tidak diubah secara bermakna oleh obat yang lain.
buhan pada jaringan lain. Peranan fisiologik modulator ini Sekarang hanya tersedia beberapa sediaan kontrasepsi
belum diketahui sepenuhnya. implan di AS. Norgestrel, yang juga digunakan dalam be-
Relaksin adalah peptida lain yang dapat diekstraksi berapa kontrasepsi oral, tersedia dalam bentuk implan
dari ovarium. Struktur tiga-dimensi relaksin berhubung- subkutan yang disajikan dalam Tabel 40-3, dan telah
an dengan peptida yang memicu pertumbuhan dan se- tersedia untu'k beberapa tahun. Suatu implan yang me-
rupa dengan insulin. Walaupun sekuens asam aminonya ngandung etonogestrel, yakni progestin yang lebih baru,
berbeda dengan sekuens pada insuliry hormon ini, seperti tersedia di luar negeri dan akan dipasarkan di AS sebagai
insulin, terdiri atas dua rantai yang dihubungkan oleh Implanon. Beberapa kontrasepsi hormonal tersedia seba-
ikatan disulfida, yang dibelah dari satu prohormon. Relak- gai cincin vagina atau alat kontrasepsi dalam rahim. Injek-
sin dijumpai dalam ovarium, plasenta, uterus, dan darah. si intramuskular medroksiprogesteron dosis besar juga
Sintesis relaksin terbukti terjadi dalam sel granulosa ter- dapat digunakan seba gai kontrasepsi jangka-panjang.
Iuteinisasi pada korpus luteum. Relaksin meningkatkan
sintesis glikogen dan ambilan air oleh miometrium dan Efek Farmakologik
menurunkan kontraktilitas uterus. Pada beberapa spesies,
A. MrreusrvrE KERJA
relaksin mbngubah sifat mekanis serviks dan ligamentum
pubikum sehingga memfasilitasi persalinan. Kombinasi estrogen dan progestin terutama memberikan
Pada perempuan, relaksin diukur dengan imntunoassay. efek kontraseptifnya melalui inhibisi selektif fungsi hipo-
Kadarnya dijumpai tertinggi segera pascalonjakan LH dan fisis yang mengakibatkan inhibisi ovulasi. Kombinasi ini
selama menstruasi. Peranan fisiologik peptida ini belum juga menghasilkan perubahan pada t'nukus serviks, en-
dipastikan. dometrium uterus, serta pada motilitas dan sekresi tuba
Uji klinis dengan relaksin telah dilakukan pada pen- uterina, yang menurunkan kemungkinan konsepsi dan
derita dismenore. Relaksin juga telah diberikan pada implantasi. Penggunaan progestin saja secara kontinu
pasien yang melahirkan prematur dan selama proses per- tidak selalu menghambat ovulasi. Oleh sebab itu, faktor-
salinan lama. Jika diletakkan dalam serviks perempuan faktor lain yang disebutkan di atas berperan penting da-
yang hamil aterm, relaksin memudahkan dilatasi dan lam mencegah kehamilan jika digunakan agen ini.
memperpendek masa persalinan.
B. Erer TERHADAp Ovlnruvl
Beberapa zat nonsteroidal lainnya, seperti hormon
pelepas kortikotropin, folistatin, dan prostaglandin diha- Penggunaan menahun agen kombinasi akan menekan
silkan oleh ovarium. Senyawa-senyawa ini kemungkinan fungsi ovarium. Hanya terjadi sedikit perkembangan fo-
memiliki efek parakrin dalam ovarium. likular, dan tidak dijumpai adanya korpora lutea, folikel
yang lebih besar, edema stroma, dan gambaran morfologik
lain yang biasanya dijumpai pada perempuan yang sedang
KONTRASEPSI HORMONAL berovulasi. Ovarum biasanya mengecil, bahkan jika ter-
(KONTRASEPST ORAL, lebih dulu membesar sebelum terapi.
PARENTERAL, & IMPLAN) Sebagian besar pasien akan kembali ke pola menstruasi
yang normal bila terapi dihentikan. Sekitar 75% pasien
Banyak kontrasepsi oral yang mengandung estrogen atau akan mengalami ovulasi pada siklus pertama pascaterapi
progestin (atau keduanya) saat ini tersedia untuk diguna- dan97% pasien pada siklus ketiga pascaterapi. Sekitar 2%
kan dalam klinis (Tabel 40-3). Sediaan ini bervariasi secara penderita tetap mengalami amenorea hingga beberapa
kimiawi dan farmakologis serta mempunyai banyak sifat tahun setelah terapi dihentikan.
yang serupa dan juga berbeda, yang penting untuk memi- Temuan sitologik pada usapan vagina bervariasi me-
lih agen yang optimal dengan tepat. nurut sediaan yang digunakan. Namun, hampir semua se-
Dua macam sediaan digunakan unfuk kontrasepsi oral: diaan kombinasi menimbulkan indeks pematangan yang
(1) kombinasi estrogen dan progestin serta (2) terapi pro- rendah karena adanya obat progestasional.
gestin kontinu tanpa pemberian estrogen secara bersama-
an. Sediaan kombinasi dikelompokkan lebih lanjut men- C. Erpx rERt{ADAp Urenus
jadi bentuk monofasik (dosis kedua komponen tetap sama Setelah penggunaan yang lama, serviks dapat menunjuk-
sepanjang siklus) dan bentuk bifasik atau trifasik (dosis kan hipertrofi dan pembentukan polip. Juga terdapat efek
HORMON GONAD & PENGHAMBATNYA I 687
penting terhadap mukus serviks, membuatnya seperti biasa terjadi selama kehamilan. Karena lebih banyak
mukus pascaovulasi, yaitu kental dan lebih sedikit. tiroksin yang terikat kadar tiroksin bebas pada penderita
Agen yang mengandung estrogen dan progestin ini normal. Estrogen juga meningkatkan kadar SHBG
menghasilkan perubahan morfologik dan biokimiawi dalam plasma dan menurunkan kadar androgen bebas
lebih lanjut pada stroma endometrium di bawah penga- dalam plasma dengan meningkatkan ikatannya; estrogen
ruh progestin, yang juga merangsang sekresi glandular di dalam jumlah besar dapat menurunkan androgen melalui
sepanjang fase luteal. Agen yang mengandung "79-nor" supresi gonadotropin.
progestin-terutama sediaan yang mengandung lebih se- 3. Efek terhadap darah-Fenomena tromboembolik berat
dikit estrogen-cenderung lebih menimbulkan atrofi glan- yang terjadi pada perempuan yang menggunakan kon-
dular dan biasanya perdarahannya lebih sedikit. trasepsi oral telah merangsang banyak penelitian akan
D. Errr TERHADAP PavuonRn efek senyawa ini terhadap pembekuan darah. Belum ada
gambaran yang jelas akan efek tersebut. KontrasepSi oral
Perangsangan payudara terjadi pada kebanyakan pa-
tidak selalu mengubah masa perdarahan atau pembeku-
sien yang mendapat obat yang mengandung estrogen.
an. Perubahan yang diamati terjadi serupa dengan yang
Biasanya dijumpai pembesaran. Pemberian estrogen dan
dilaporkan pada kehamilan. Terdapat peningkatan faktor
kombinasi estrogen-progestin cenderung menekan lak-
VII, VIII, IX, dan X serta penurunan antitrombin IIL
tasi. Bila dosisnya kecil, efek terhadap pemberian ASI tidak
Peningkatan jumlah antikoagulan kumarin mungkin di-
cukup besar. Penelitian terhadap transpor kontrasepsi oral
butuhkan untuk memperpanjang masa protrombin pada
ke dalam air susu menggambarkan bahwa hanya sedikit
penderita yang mendapat kontrasepsi oral.
senyawa ini yang ditemukan dalam air susu sehingga tidak
Terdapat peningkatan besi serum dan kapasitas peng-
terlalu dianggap penting.
ikat total besi yang serupa dengan yang dilaporkan pada
E. Erex Lruru KorurnesEPsr ORAL penderita hepatitis.
1. Efek terhadap susunan saraf pusat-Efek kontrasepsi Belum dipastikan terjadi perubahan bermakna da-
oral terhadap susunan saraf pusat belum diteliti dengan lam komponen sel darah. Beberapa pasien dilaporkan
baik pada manusia. Berbagai efek estrogen dan proges- mengalami anemia defisiensi asam folat.
teron telah dituniukkan pada hewan. Estrogen cenderung 4. Efek terhadap hati-Hormon-hormon ini juga mempu-
meningkatkan eksitabilitas otak, sedangkan progesteron nyai efek nyata terhadap fungsi hati. Beberapa efek ini
cenderung menurunkannya. Kerja termogenik progeste- bersifat merugikan dan akan dibicarakan di bawah dalam
.ron dan beberapa progestin sintetik juga dianggap terjadi bagian efek simpang
dalam susunan saraf pusat. Efek terhadap protein serum dihasilkan dari efek es-
Evaluasi efek senyawa ini terhadap perilaku atau emosi trogen pada sintesis berbagai o,r-globulin dan fibrinogen.
sangat sulit dilakukan. Walaupun insidens perubahan Haptoglobin serum yang dihasilkan dari hati akan lebih
dalam suasana hati, afektif, dan perilaku yang nyata tam- ditekan daripada ditingkatkan oleh esbrogen.
paknya rendah, perubahan yang Iebih ringan sering dila- Beberapa efek terhadap metabolisme karbohidrat dan
porkan terjadi, dan estrogen berhasil diterapkan dalam lemak mungkin dipengaruhi oleh perubahan metabolisme
terapi sindrom premenstrual tension, depresi pascasalin, dan di hati (lihat di bawah).
depresi klimakterik. Perubahan penting dalam ekskresi dan metabolisme
2. Efek terhadap fungsi endokrin-Inhibisi sekresi gona- obat oleh hati juga terjadi. Estrogen dalam jumlah yang
dotropin hipofisis telah disebutkan. Estrogen juga meng- dijumpai selama kehamilan atau yang digunakan dalam
ubah struktur dan fungsi adrenal. Estrogen per oral atau obat kontrasepsi oral memperlambat bersihan sulfobro-
pada dosis tinggi meningkatkan kadar plasma crr-globulin moftalein dan mengurangi aliran empedu. Proporsi asam
yang mengikat kortisol (globulin pengikat kortikosteroid). kolat dalam asam empedu meningkat sedangkan proporsi
Konsentrasinya dalam plasma mungkin lebih dari dua kali asam kenodeoksikolat menurun. Perubahan-perubahan ini
kadar yang didapatkan pada individu yang tidak diobati, mungkin berperan dalam meningkatnya kolelitiasis terkait
dan dijumpai peningkatan ekskresi kortisol bebas dalam penggunaan obat ini.
urine. 5. Efek terhadap metabolisme lemak-Seperti dicatat
Sediaan ini menyebabkan perubahan dalam sistem di atas, estrogen meningkatkan trigliserida serum serta
renin-angiotensin-aldosteron. Aktivilds renin plasma ter- kolesterol bebas dan yang diesterifikasi. Fosfolipid juga
bukti meningkat, dan terdapat peningkatan sekresi aldo- meningkat, begitu juga HDL; kadar LDL biasanya me-
steron. nurun. Walaupun efeknya jelas pada dosis 100 mcg mes-
Globulin pengikat tiroksin meningkat. Akibatnya, tranol atau etinil estradiol, dosis 50 mcg atau kurang
kadar total tiroksin plasma (T) meningkat, seperti yang mempunyai efek minimal. Progestin (terutama turunan
688 / BAB 40

"19-nortestosteron") cenderung mengantagonis efek es- Progestin dan estrogen juga bermanfaat dalam terapi
trogen ini. Sediaan yang mengandung sedikit estrogen dan endometriosis. ]ika dismenorea hebat merupakan gejala
progestin dapat sedikit menurunkan kadar trigliserida dan utama, supresi ovulasi dengan estrogen saja dapat diikuti
HDL. dengan periode tanpa nyeri. Akan tetapi, pada kebanyak-
5. Efek terhadap metabolisme karbohidrat-pemberian an penderita, pendekatan terapi ini tidak adekuat. pem_
kontrasepsi oral menyebabkan perubahan pada metabo- berian dosis besar progestin atau kombinasi progestin
lisme karbohidrat serupa dengan yang diamati pada ke- dan estrogen jangka-lama mencegah peluruhan periodik
hamilan. Terjadi penurunan. kecepatan absorpsi karbo- jaringan endometrium dan pada beberapa kasus akan
hidrat dari saluran cema. Progesteron meningkatkan kadar menyebabkan fibrosis endometrium serta mencegah
insulin basal dan peningkatan insulin yang dipicu oleh reaktivasi implantasi untuk waktu yang lama.
ingesti karbohidrat. Sediaan dengan progestin yang lebih Seperti yang terjadi pada kebanyakan sediaan hor-
kuat seperti norgestrel dapat menyebabkan penurun.rn monal, banyak efek yang tidak dikehendaki merupakan
progresif pada toleransi karbohidrat selama bertahun- efek fisiologik atau farmakologik, ya g menimbulkan
tahun. Namun, perubahan dalam toleransi glukosa bersifat rasa tidak nyaman hanya karena tidak sesuai dengan fu-
reversibel dengan penghentian pengobatan. juan penggunaatrnya. Oleh karena itu, produk yang me-
7. Efek terhadap sistem kardiovaskular-Obat-obat ini ngandung hormon dalam jumlah efektif terkecil harus
menyebabkan peningkatan ringan curah jantung dengan dipilih untuk digunakan.
tekanan darah sistolik dan diastolik serta denyut jantung
yang lebih tinggi. Tekanan darah kembali normal bila Efek Simpang
terapi dihentikan. Walaupun pada kebanyakan penderita Insidens toksisitas akibat kontrasepsi hormonal yang di-
perubahan tekanan darah tersebut kecil, perubahan ini ketahui cukup serius adalah rendah-jauh lebih rendah
nyata pada pasien lain. Tekanan darah harus senantiasa daripada risiko akibat kehamilan. Terdapat sejumlah
dipantau pada setiap penderita. Peningkatan. tekanan perubahan reversibel pada metabolisme perantara. Efek
darah telah dilaporkan terjadi pada beberapa perempuan samping minor lebih sering dijumpai, tetapi kebanyakan
pascamenopause yang diobati dengan estrogen saja. ringan dan bersifat sementara. Masalah yang timbul terus-
8. Efek terhadap kulit-Kontrasepsi oral meningkatkan menerus dapat diatasi dengan perubahan sederhana pa-
pigmentasi kulit (kloasma). Efek ini tampaknya bertambah da formulasi pil. Walaupun penghentian terapi jarang
pada perempuul yang wama kulihrya gelap dan oleh pajan- diperlukan karena hal ini, sebanyak sepertiga dari semua
an sinar ultraviolet. Beberapa progestin yang menyerupai pasien yang memulai kontrasepsi oral menghentikan te-
androgen dapat meningkatkan produksi sebum, menimbul- rapi karena alasan lain selain keinginan untuk hamil.
kan akne pada beberapa penderita. Akan tetapi, karena A. Erex Strupnrc Rrucnr
androgen ovarium ditekan, banyak penderita menyadari
1. Mual, nyeri payudara, perdarahanbreaktrough, d,an
terjadi penurunan produksi sebum, akne, dan pertumbuhan
edema berkaitan dengan jumlah estrogen di dalam sedia-
rambut terminal. Sediaan kontrasepsi oral sekuensial serta
an. Efek ini sering dapat diredakan dengan berganti ke
estrogen saja sering menurunkan produksi sebum.
sediaan yang mengandung lebih sedikit estrogen atau
dengan agen yang mengandung progestin dengan efek
Penggunaan Klinis
androgenik yang lebih besar.
Penggunaan kombinasi estrogen dan progestin yang ter- 2. Perubahan dalam protein serum dan efek lain ter-
penting adalah untuk kontrasepsi oral. Tersedia banyak hadap fungsi endokrin Qihat di atas) harus diperhitung-
sediaan untuk tujuan spesifik ini, beberapa tercatat pada kan ketika sedang mengevaluasi fungsi tiroid, adrenal,
Tabel 40-3. Sediaan tersebut dikemas secara khusus untuk atau hipofisis. Peningkatan laju endap darah dianggap
memudahkan penggunaannya. Pada umumnya, sediaan disebabkan oleh peningkatan kadar fibrinogen.
tersebut sangat efektif; jika digunakan sesuai petunjuk, 3. Nyeri kepala bersifat ringan dan sering sementara.
risiko terjadinya konsepsi sangat kecil. Angka kehamilan Namun, migren sering kali memburuk dan telah dilapor-
dengan obat kombinasi diperkirakan sebesar 0,5-1 per 100 kan berhubungan dengan peningkatan frekuensi penyakit
perempuan yang berisiko per tahun. Kegagalan kontra- serebrovaskular. Bila ini terjadi atau bila migren mulai
sepsi diamati pada beberapa penderita jika mereka lupa timbul selama terapi dengan sediaan ini, terapi sebaiknya
meminum satu dosis atau lebih, jika fenitoin juga diguna- dihentikan.
kan (yang dapat meningkatkan katabolisme senyawa), 4. Perdarahan lucut (withdrawal) sering kali gagal ter-
atau jika digunakan antibiotika yang mengubah siklus jadi-paling sering dengan sediaan kombinasi-dan dapat
enterohepatik metabolit. menyebabkan kebingungan akan kehamilan. Bila hal ini
HORMON GONAD & PENGHAMBATNYA I 649
mengganggu penderita, dapat dicoba sediaan lain atau beriannya. Kadar prolaktin harus diukur pada penderita
digunakan metode kontrasepsi lain. ini karena banyak yang menderita prolaktinoma.
B. Erex Srnaparuc Seolr,rc C. Erex Srruparuc Brnnr
Hal-hal berikut mungkin memerlukan penghentian pema- 1. Kelainan vaskular-Tromboembolisme merupakan
kaian kontrasepsi oral: salah satu efek serius yang tidak diantisipasi yang paling
dini dilaporkan dan telah diteliti dengan sangat lengkap.
1. Perdarahan terobos (breaktrough) merupakan masa-
lah tersering yang timbul dalam penggururan agen pro- a. Penyakit tromboembolik vena-Penyakit trom-
gestasional saja untuk kontrasepsi. Perdarahan ini terjadi boembolik superfisialis atau profunda pada perempuan
pada 25% penderita. Perdarahan ini lebih sering terjadi yang tidak mendapat kontrasepsi oral terjadi'pada sekitar
pada penderita yang mendapat sediaan dosis rendah satu per 1000 perempuan tiap tahun. Insidens keseluruh-
daripada yang mendapat pil kombinasi dengan kadar an kelainan ini pada mereka yang mendapat kontrasepsi
progestin dan estrogen yang lebih tinggi. Kontrasepsi oral oral dosis-rendah adalah sekitar tiga kali lipat lebih
bifasik dan trifasik (Tabel 40-3) mengurangi perdarahan tinggi. Risiko kelainan ini meningkat pada bulan pertama
terobos tanpa peningkatan kandungan total hormon. pemakaian kontrasepsi dan tetap konstan selama bebe-
2. Pertambahan berat badan lebih sering terjadi pada rapa tahun atau lebih. Risiko ini kembali normal dalam
penggunaan sediaan kombinasi yang mengandung pro- sebulan jika terapi dihentikan. Risiko trombosis vena atau
gestin yang menyerupai androgen. Pertambahan ini biasa- emboli paru meningkat di antara perempuan dengan
nya dapat dikendalikan dengan berganti ke sediaan yang kondisi predisposisi, seperti statis, gangguan pada faktor
memiliki efek progestin yang lebih sedikit atau dengan pembekuan darah, seperti antitrombin III, peningkatan ka-
diet. dar homosistein, atau cedera. Kelainan genetik, termasuk
3. Dapat terjadi peningkatan pigmentasi kulit, ter- mutasi gen yang mengatur produksi protein C (faktor V
utama pada perempuan yang wama kulitnya gelap. Pe- Leiden), protein S, kofaktor II di hati, dan lainnya, sangat
ningkatan pigmentasi kulit ini cenderung meningkat meningkatkan risiko tromboembolisme vena. Insidens
dengan waktu; insidensnya sekitar 5% pada akhir tahun berbagai kelainan ini terlalu rendah untuk dapat diskri-
pertama dan 40o/. setelah 8 tahun. Hal ini dipikirkan dapat ning dengan biaya yang efektif dan menggunakan meto-
dieksaserbasi oleh defisiensi vitamin B, dan sering rever- de terkini, tapi episode sebelumnya atau riwayat keluarga
sibel setelah terapi dihentikan, tetapi menghilangnya dapat bermanfaat dalam mengenali pasien dengan peningkatan
sangat lambat. risiko.
4. Akne dapat dieksaserbasi oleh agen yang mengan- Insidens tromboembolisme v.ena tampaknya berhu-
dung progestin yang menyerupai androgen (Tabel 40-2), bungan dengan kandungan estrogen, tetapi bukan kan-
sedangkan agen yang mengandung estrogen dalam dungan progestiry dalam kontrasepsi oral dan tidak berhu-
jumlah besar biasanya dengan jelas memperbaiki akne. bungan denganusia, paritas, obesitas ringan, atau merokok.
5. Hirsubisme dapat juga diperburuk oleh turunan "19 Penurunan aliran darah vena, proliferasi endotel vena dan
-nortestosteron" sehingga kombinasi yang mengandung arteri, dan peningkatan koagulabilitas darah akibat per-
progestin nonandrogenik lebih disukai pada pasien ini. ubahan fungsi trombosit dan sistem fibrinolitik berperan
6. Dilaporkan terjadi dilatasi ureter yang serupa de- meningkatkan insidens trombosis. Penghambat utama
ngan yang terlihat pada kehamilan, dan lebih sering terjadi trombin dalam plasma, yakni antitrombin III, sangat me-
bakteriuria. nurun selama pemakaian kontrasepsi oral. Perubahan ini
7. Infeksi vagina lebih sering teryadi dan lebih sukar terjadi pada bulan pertama terapi dan berlangsung se-
diobati pada penderita yang mendapat kontrasepsi oral. lama pengobatan terus diberikaru dan kembali normal
8. Amenorea dialami oleh beberapa pasien. Setelah sebulan sesudahnya.
penghentian pemberian kontrasepsi orcl, 95% pasien b. Infark miokardium-Penggunaan kontrasepsi oral
dengan riwayat menstruasi normal akan kembali men- dikaitkan dengan sedikit peningkatan risiko infark mio-
dapat siklus normal, dan sebagian besar sisanya akan kardium pada perempuan yang obes, memiliki riwayat
kembali mendapat siklus normal dalam beberapa bulan preeklamsia atau hipertensi, atau menderita hiperlipo-
kemudian. Walaupun begitu, beberapa tetap amenorik proteinemia atau diabetes. Terdapat risiko yang jauh lebih
selama beberapa tahun. Kebanyakan pasien ini juga men- tinggi pada perempuan yang merokok. Risiko yang dapat
derita galaktore. Penderita dengan menstruasi yang tidak dihubungkan dengan kontrasepsi oral pada perempuan
teratur sebelum mendapat kontrasepsi oral sangat rentan berusia 30-40 tahun yang tidak merokok adalah sekitar
mengalami amenorea lama jika sediaan dihentikan pem- 4 kasus per 100.000 pengguna per tahury dibandingkan
690 / BAB 40

dengan 185 kasus per 100.000 di antara perernpuan berusia yang berperan menimbulkan ikterus dan perubahan asam
40-t14 tahun yang merupakan perokok berat. Hubungan urat seperti yang dijelaskan di atas.
kontrasepsi oral dengan infark miokardium ini dianggap Insidens adenoma hati tampaknya juga meningkat
melibatkan percepatan aterogenesis akibat penurunan to- pada perempuan yang mendapat kontrasepsi oral. Pe-
leransi glukosa, penurunan kadar HDL, peningkatan kadar nyakit usus iskemik akibat trombosis arteri dan vena
LDL, dan peningkatan agregasi trombosit. Selain itu, pe- mesenterika superior dan inferior serta seliaka juga telah
mudahan terjadinya spasme arteri koroner juga berperan dilaporkan pada perempuan yang menggunakan obat ini.
pada beberapa penderita. Komponen progestasional dari 3. Depresi-Depresi pada tingkat yang cukup untuk
kontrasepsi oral menurunkan kadar kolesterol HDL, menghentikan terapi terjadi pada sekitar 6% penderita
sesuai dengan aktivitas androgenik progestin. Oleh se- yang diobati dengan beberapa sediaan.
bab itu, efek bersih kontrasepsi hormonal akan bergan-
4. Kanker-Terjadinya tumor ganas pada penderita yang
tung pada komposisi spesifik pil yang digunakan dan
menggunakan kontrasepsi oral telah banyak diteliti. Saat
kerentanan penderita terhadap efek khusus. Penelilian ter-
ini jelas bahwa senyawa-senyawa ini menurunkan risiko
baru menunjukkan bahwa risiko infark tidak meningkat
kanker endometrium dan ovarium. Risiko kanker payu-
pada bekas pengguna yang telah berhenti menggunakan
dara seumur hidup pada keseluruhan populasi tam-
kontrasepsi oral.
paknya tidak dipengaruhi oleh pemakaian kontrasepsi
c. Penyakit serebrovaskular-Risiko stroke terpusat
oral. Beberapa penelitian telah menunjukkan adanya pe-
pada perempuan berusia di atas 35 tahun. Penyakit ini
ningkatan risiko pada perempuan muda, dan timbulnya
meningkat pada perempuan yang sedang menggunakan
tumor pada perempuan muda kemungkinan akan segera
kontrasepsi oral tetapi tidak pada bekas pengguna. Akan
tampak secara klinis. Hubungan risiko kanker serviks
tetapi, perdarahan subarakhnoid ditemukan meningkat
dengan pemakaian kontrasepsi oral masih menjadi per-
di antara pengguna maupurl bekas pengguna serta dapat
debatan. Perlu diperhatikan bahwa sejumlah penelitian
meningkat dengan waktu. Risiko stroke trombotik atau
terkini menghubungkan penggunaan kontrasepsi oral
hemoragik akibat kontrasepsi oral (berdasarkan sediaan
pada perempuan yang menderita infeksi serviks oleh virus
yang lebih lama dan dosisnya lebih tinggi) telah diper-
papiloma manusia dengan peningkatan risiko kanker
kirakan pada sekitar 37 kasus per 100.000 pemakai per
serviks.
tahun.
Sebagai ringkasan, data yang ada menunjukkan bahwa 5. Lainnya-Selain efek-efek di atas, berbagai efek sim-
kontrasepsi oral meningkatkan risiko berbagai kelainan pang lain dengan hubungan sebab-akibat yang belum jelas
kardiovaskular pada semua usia dan di antara perokok telah dilaporkan, meliputi alopesia, eritema multiforme,
maupun bukan perokok. Akan tetapi, risiko ini tampak- eritema nodosum, dan kelainan kulit lainnya.
nya terpusat pada perempuan perokok berat yang ber-
usia 35 tahun atau lebih. Jelas bahwa faktor risiko ini Kontraindikasi & Peringatan
harus dipertimbangkan pada setiap penderita yang akan Obat ini dikontraindikasikan pada penderita trombo-
mendapat kontrasepsi oral. Beberapa ahli rnenyarankan flebitis, fenomena tromboembolik, dan kelainan kardio-
bahwa skrining koagulopati harus dilakukan sebelum vaskular dan serebrovaskular atau dengan riwayat masa
memulai kontrasepsi oral. lalu menderita berbagai keadaan ini. Obat-obat ini tidak
2. Kelainan saluran cerna-Telah dilaporkan terjadi ba- boleh digunakan dalam terapi perdarahan per vaginam jika
nyak kasus ikterus kolestatik pada penderita yang men- penyebabnya tidak diketahui. Obat ini sebaiknya dihin-
dapat obat yang mengandung progestin. Perbedaan insi- dari pada penderita yang diketahui atau diduga memiliki
dens kelainan ini dari satu populasi ke populasi lainnya fumor payudara atau neoplasma bergantung-estrogen
menggambarkan adanya kemungkinan keterlibatan faktor lain. Karena sediaan ini menyebabkan memburuknya ke-
genetik. Ikterus yang disebabkan oleh sediaan ini serupa lainan yang sudah ada, penggunaannya harus dihindari
dengan yang disebabkan oleh steroid-subtitusi-17-alkil atau digunakan dengan hati-hati pada penderita penyakit
lainnya. Kelainan ini paling sering diamati pada tiga hati, asma, ekzema, migren, diabetes, hipertensi, neuritis
siklus pertama dan khususnya dijumpai pada perempuan optik, neuritis retrobulbar, atau kelainan konvulsif.
dengan riwayat ikterus kolestatik selama kehamilan. Ikte- Kontrasepsi oral dapat menimbulkan edema, dan oleh
rus dan pruritus menghilang 1-8 minggu setelah obat di- sebab itu harus digunakan secara hati-hati pada penderita
hentikan. gagal jantung atau pada pasien yang bisa timbul edema
Obat ini juga meningkatkan insidens penyakit berbahaya.
kandung empedu simtomatik, termasuk kolesistitis dan Estrogen dapat meningkatkan laju pertumbuhan fi-
kolangitis. Hal ini mungkin disebabkan oleh perubahan broid. Karena itu, pada perempuan penderita tumor
HORMON GONAD & PENGHAMBATNYA I 691
ini, harus digunakan obat dengan kandungan estrogen Kerugiannya meliputi perlunya dilakukan pembedahan
yang paling kecil dan kandungan progestin yang paling untuk menyisipkan dan mengangkat kapsul serta terjadi-
androgenik. Penggunaan agen progestasional saja untuk nya perdarahan ireguler dibandingkan menstruasi yang
kontrasepsi sangat bermanfaat untuk penderita seperti itu
dapat diramalkan. Hubungan antara hipertensi intra-
(lihat di bawah). kranial dan norgestrel implan telah diamali pada beberapa
Agen ini dikontraindikasikan pada remaja yang epi- perempuan. Pasien yang menderita nyeri kepala atau
fisisnya belum menutup sempurna.
gangguan penglihatan harus diperiksa akan adanya papil-
Perempuan yang menggunakan kontrasepsi oral harus
edema.
waspada terhadap interaksi penting yang terjadi dengan Kontrasepsi dengah progestin bermanfaat pada pen-
obat-obat antimikroba. Karena flora saluran cerna yang derita penyakit hepatik, hipertensi, psikosis atau retardasi
normal meningkatkan siklus enterohepatik (dan bioavai- mental, atau riwayat tromboembolisme. Efek sampingnya
labilitas) estrogen, obat antimikroba yang mempengaruhi meliputi nyeri kepala, pusing, kembung dan bertambah-
organisme ini dapat menurunkan efektivitas kontrasepsi nya berat badan sebesar 1.-2kg, dan penurunan toleransi
oral. Selain itu, pemberian bersamaan dengan penginduksi
glukosa reversibel.
enzim metabolisme mikrosomal hati yang potery seperti
rifampin, dapat meningkatkan katabolisme estrogen atau Kontrasepsi Pascasanggama
progestin di hati dan menghilangkan efektivitas kontra-
Kehamilan dapat dicegah setelah sanggama dengan pem-
sepsi oral.
berian estrogen saja atau dalam kombinasi dengan proges-
Kontrasepsi Progestin Saja tin (konhasepsi pagi harr/ morning after\. Jika pengobatan
dimulai dalam 7 2 jam, efektivitasny a 99%. Beb ercpa jadwal
Progestin dosis kecil yang diberikan per oral atau secara yang efektif disajikan pada Tabel 40-4. Hormon ini sering
implantasi di bawah kulit dapat digunakan untuk kon- diberikan bersama dengan antiemetik, karena 40% pasien
trasepsi. Obat ini sangat cocok digunakan pada penderita mengalami mual atau muntah. Efek simpang lain meliputi
yang tidak boleh mendapat estrogen. Efektivitas obat ini nyeri kepala, pusing, nyeri payudara, serta kram abdomen
kira-kira serupa dengan alat kontrasepsi dalam rahim dan tungkai.
atau pil kombinasi yang mengandung etinil estradiol 20- Mifepriston (RU 486), suatu antagonis reseptor proges-
30 mcg. Insidens timbulnya perdarahan abnormal tinggi.
teron dan glukokortikoid, mempunyai efek luteolitik dan
Kontrasepsi efektif dapat jrgu dicapai dengan efektif sebagai kontrasepsi pascasanggama. fika digabung
penyuntikan 150 mg depot medroksiprogesteron asetat dengan prostaglandin, mifepriston juga merupakan abor-
(DMPA) tiap 3 bulan. Setelah dosis 150 mg, ovulasi di- tifasien yang efektif.
hambat sekitar 14 minggu. Hampir semua pengguna
mengalami episode perdarahan bercak (spotting) serta per- Efek Kontrasepsi Oral yang Bermanfaat
darahan, khususnya pada tahun pertama penggunaan.
Penurunan dosis komponen kontrasepsi oral jelas menu-
Perdarahan bercak serta perdarahan berkurang seiring
runkan efek simpang ringan dan berat sehingga membuat
waktu, dan sering dijumpai amenorea. Sediaan ini tidak
metode kontrasepsi ini relatif aman dan nyaman bagi ba-
dianjurkan pada perempuan yang merencanakan ingin
nyak perempuan muda. Pengobatan dengan kontrasepsi
segera hamil pascapenghentian terapi karena supresi
ovulasi kadang dapat bertahan hingga selama 18 bulan
sejak suntikan terakhir. Penggunaan DMPA jangkalama
Tabel 40-4. Jadwal penggunaan kontrasepsi
menurunkan volume perdarahan menstruasi dan dikaitkan pascasanggama.
dengan penurunan risiko kanker endometrium. Penekanan
sekresi estrogen endogen dapat dikaitkan dengan pengu- Estrogen terkonjugasi: 10 mg 3 kali sehari selama 5 hari
rangan reversibel densitas tulang, dan perubahan pada Ethinyl estradiol: 2,5 mg dua kali sehari selama 5 hari
lipid plasma dikaitkan dengan peningkatan risiko ateros- Diethylstilbestrol: 50 mg per hari selama 5 hari
Mifepristone, 600 mg sekali dengan misoprostol, 400 mcg
klerosis. sekalit
Metode implan progestin mengg.rnakan implantasi L-Norgestrel: 0,75 mg dua kali sehari untuk t hari (misalnya,
kapsul yang mengandung progestin di subkutan. Kapsul Plan B'z)
ini melepaskan steroid sebanyak seperlima sampai seper- Norgestrel, 0,5 mg, dengan ethinyl estradiol, 0,05 mg
(misalnya, Ovral, Preven2): 2 tablet dan 2 tablet lagi
tiga sediaan oral, sangat efektil dan bertahan selama 5-6
dalam 12 jam
tahun (Norplant) atau 2-4 tahun (Implanon). Kadar hor-
lMifepristone diberikan pada hari pertama, misoprostol pada hari
mon yang rendah mempunyai efek ringan terhadap meta-
ketiga.
bolisme lipoprotein dan karbohidrat atau tekanan darah. ':Dipasarkan sebagai set kontrasepsi darurat.
692 / BAB 40

oral juga terbukti mempunyai banyak manfaat di luar kon- penderita yang mendapat tamoksifen pascamenopause
trasepsi, seperti penurunan risiko kista ovarium, kanker spontan atau pascamenopause akibat bedah. Akan tetapi,
ovarium dan endometrium, dan penyakit payudara jinak. aktivitas agonis ini juga mempengaruhi uterus dan dapat
Terdapat penurunan insidens kehamilan ektopik. Defi- meningkatkan risiko kanker endometrium.
siensi besi dan artritis reumatoid jarang dijumpai, dan Raloksifen merupakan agonis-antagonis parsial estro-
gejala pramenstrual, dismenorea, endometriosis, akne, dan gen (SERM) lainnya pada beberapa, tapi tidak semua,
hirsutisme akan membaik dengan penggunaannya. jaringan target. Obat ini memiliki efek yang serupa terha-

PENGHAMBAT & ANTAGONIS


Hipotalamus
ESTROGEN & PROGESTERON
TAMOKSIFEN & AGONIS PARSIAT
ESTROGEN TERKAIT
Tamoksifen, suatu agonis parsial penghambat kompetitif
estradiol pada reseptor estrogen (Gambar 40-5), merupa-
@
kan modulator reseptor estrogen selektif (SERM) yang
pertama diperkenalkan. Tamoksifen banyak digunakan
pada terapi paliatif kanker payudara lanjut pada perem-
puan pascamenopause dan disetujui untuk kemoprevensi
+il:T::::r.'
kanker payudara pada perempuan berisiko tinggi (lihat Bab
Hlpoflsls
+ Clomiphene
55). Tamoksifen merupakan agen nonsteroid (lihat struktur anterlor
<--Q- Kontrasepsi
oral, danazol
di bawah) yang diberikan per oral. Kadar puncak plasma
dicapai dalam beberapa jam. Tamoksifen mempunyai
waktu-paruh awal sebesar 7-74 jam dalam sirkulasi dan
6'h
terutama diekskresi oleh hati. Obat ini'digunakan dalam
dosis 10-20 mg dua kali sehari. Hot flushes serta mual dan X
muntah terjadi pada 25% penderlta, dan banyak diamati
efek samping minor yang lain. Penelitian pada penderita
yang diobati dengan tamoksifen sebagai terapi ajuvan
kanker payudara stadium dini menunjukkan penurunan
35% pada timbulnya kanker payudara kontralateral. Akan
Ovarlum

4'. <___F_
Progesterone
(fase luteal)

Ketoconazole,
danazol
tetapi, terapi ajuvan yang diperpanjang melebihi 5 tahun
pada penderita kanker payudara tidak menunjukkan per-
baikan hasil akhir lebih lanjut. Toremifen adalah senyawa

Androstenedione
ocH2cH2N
-\tcHs
<__F_ Anastrozole,

Q'p
lainnya

Estradiol ! E.tron" -----+ Estriol

C:C t r:,---'Futvestrant
J\ clr2o-r2 /g;_-seau
/t \
\:/ cCCCfi l{:#r:""
Tamorifen
t
Ekspresi pada sel responsif-estrogen
yang strukturnya serupa dengan tamoksifen dengan sifat,
indikasi, dan toksisitas yang sangat mirip. Gambar 40-5. Pengendalian sekresi ovarium dan kerja
hormonnya. Pada fase folikular. ovarium terutama
Pencegahan hilangnya densitas tulang belakang lum-
menghasilkan estrogen; pada fase luteal, ovarium
baris dan perubahan lipid pada plasma yang sesuai dengan menghasilkan estrogen dan progesteron. (SERM, modulator
penurunan risiko aterosklerosis telah dilaporkan pada reseptor estrogen selektif. Lihat teks.)
HORMON GONAD & PENGHAMBATNYA I 693
dap lemak dan tulang tapi tampaknya tidak merangsang hari atau 800 mg/hari selama 2 hari berhasil mengakhiri
endometrium atau payudara. Meskipun mengalami meta- kehamilan pada 85% perempuan dalam penelitian ini.
bolisme lintas-pertama yang tinggi, volume distribusi ra- Efek simpang utamanya adalah perdarahan lama yang
loksifen sangat besar dan waktu-paruhnya panjang (>24 sering kali tidak membutuhkan terapi. Kombinasi mife-
jam) sehingga dapat digunakan sekali sehari. Raloksifen priston dosis tunggal 600 mg per oral dan pesarium vagi-
telah disetujui di Amerika untuk mencegah osteoporosis nal yang mengandung prostaglandin E' 1 mg atau miso-
pascamenopause. prostol per oral telah terbukti efektif mengakhiri keha-
'Klomifen merupakan agonis parsial yang lebih tua, milan pada 95% penderita yang diobati pad,a 7 minggu
suatu estrogen lemah yang juga bekerja sebagai peng- pertama pascakonsepsi. Efek simpang terapi ini meliputi
hambat kompetitif estrogen endogen (Gambar 40-5). Obat muntah, diare, dan nyeri abdomen atau panggul. Sebanyak
ini berguna sebagai obat penginduksi ovulasi (lihat di 5% penderita mengalami perdarahan per vagina yang
bawah). memerlukan tindakan. Akibat efek simpangnya, RU 4g6
hanya diberikan oleh dokter di pusat keluarga berencana.
MIFEPRISTON Pada beberapa kasus yang jumlahnya sangat sedikit,
Mifepriston (RU 486) adalah suatu "19-norsteroid" yang penggunaan progesteron dalam bentuk tablet vagina telah
terikat sangat kuat pada reseptor progesteron dan meng- dikaitkan dengan sepsis sehingga kedua obat dianjurkan
hambat aktivitas progesteron. Obat ini mempunyai sifat untuk diberikan per oral pada semua pasien.
luteolitik pada 80% perempuan bila diberikan pada fase ZK 98734 (lilopristone) merupakan penghambat pro-
midluteal. Mekanisme efek ini belum diketahui, tetapi gesteron dan abortifasien eksperimental yang kuat pada
dapat menjadi dasar penggunaan mifepriston sebagai dosis 25 mg dua kali sehari. Seperti mifepristone, lilopris-
kontrasepsi (bukan sebagai abortifasien). Akan tetapi, tone tampaknya juga memiliki aktivitas antiglukokorti-
karena senyawa ini mempunyai waktu-paruh yang pan- koid.
jang; mifepriston dalam dosis besar dapat memperpan-
jang fase folikular siklus berikutnya sehingga membuat- DANAZOL
nya sukar untuk digunakan secara kontinu unfuk maksud Danazol, suatu isoksazol turunan eListeron (1Zcr-etinil-
ini. Dosis mifepriston tunggal sebesar 600 mg merupakan testosteron) dengan aktivitas progestasional, androgenik,
kontrasepsi pascasanggama darurat yang efektif, meski- dan glukokortkoid yang lemah, digunakan untuk mene-
pun dapat menyebabkan keterlambatan ovulasi pada kan fungsi ovarium. Danazol menghambat lonjakan LH
siklus berikutnya. Seperti tercatat pada Bab 39, obat ini dan FSH pada pertengahan siklus dan dapat mencegah
juga berikatan dengan dan berperan sebagai antagonis peningkatan kompensatorik LH dan FSH pascakastrasi
pada reseptor glukokortikoid. Penelitian klinis yang ter- pada hewan, tetapi tidak bermakna menurunkan atau
batas memperlihatkan bahwa mifepriston atau analog lain menekan kadar basal LH atau FSH pada perempuan nor-
dengan sifat yang sama mungkin berguna dalam terapi mal (Gambar 40-5). Danazol terikat pada reseptor andro-
endometriosis, sindrom Cushing, kanker payudara, dan gen, progesteron, dan glukokortikoid serta dapat men-
kemungkinan neoplasma lain seperti meningioma yang translokasikan reseptor androgen ke dalam inti sel untuk
mengandung reseptor glukokortikoid atau progesteron. memulai sintesis RNA yang spesifik untuk androgen. Da-
nazol tidak terikat pada reseptor estrogen intrasel tetapi
H"C CH. terikat pada globulin pengikat hormon seks dan pengikat
N
kortikosteroid. Obat ini menghambat P450scc (enzim pe-
mecah rantai samping kolesterol), 3p-hidroksisteroid de-
//\ hidrogenase, 17-o,-hidroksisteroid dehidrogenas e, p450c17
OH (17cr-hidroksilase), P450c11 (11 p-hidroksilase), dan p450c21
H"C :ccH3
-/- \ (21B-hidroksilase). Akan tetapi, danazol ridak mengham-
bat aromatase, yakni enzim yang diperlukan untuk sintesis
estrogen. Obat ini meningkatkan laju bersihan rata-rata
progesteron, kemungkinan dengan cara berkompetisi de-
ngan progesteron untuk mengikat protein, dan mungkin
,\4 mempunyai efek yang serupa dengan hormon steroid aktif
Mifopristone lainnya. Etisterory metabolit utama danazol, mempunyai
efek progestasional maupun androgenik ringan.
Sejauh ini, mifepriston terutama digunakan untuk ter- Danazol lambat dimetabolisasi pada manusia, dengan
minasi kehamilan dini. Dosis 400-500 mg/hari selama 4 waktu-paruh melebihi 15 jam. Hal ini mengakibatkan
694 / BAB 40

stabilnya kadar danazol dalam sirkulasi bila obat diberi- Fulvestrant merupakan antagonis reseptor estrogen
kan dua kali sehari. Danazol ditemukan dalam konsen- murni yang temyata lebih efektif daripada antagonis lain
trasi yang tinggi di hati, adrenal, dan ginjal serta diekskresi dengan efek agonis parsial pada beberapa penderita yang
melalui tinja maupun urine. resisten terhadap tamoksifen. lcl 1,64,384 merupakan an-
Danazol telah digunakan sebagai penghambat fungsi tagonis terbaru; obat ini menghambat dimerisasi reseptor
gonad dan terutama digunakan untuk mengobati endo- esfrogen yang telah ditempati dan mengganggu ikatan-
metriosis. Untuk tujuan ini, danazol dapat diberikan nya dengan DNA. Obat ini juga telah digunakan secara
dengan dosis 600 mg/hari. Dosis dikurangi sampai 400 eksperimental pada penderita kanker payudara yang
mg/hari setelah 1 bulan dan sampai 200 mg/hari dalam resisten terhadap tamoksifen.
2 bulan. Sekitar 85% penderita menunjukkan perbaikan GnRH dan analognya (nafareliry busereliry dll.) pen-
nyata dalam waktu 3-12 bulan. ting dalam merangsang dan menghambat fungsi ovarium.
Danazol juga telah digunakan dalam terapi penyakit Obat ini dibahas dalam Bab 37. '
fibrokistik payudara dan kelainan hematologik atau aler-
gik, termasuk hemofilia, penyakit Christmas, purpura AGEN PENGINDUKSI OVULASI
trombositopenik idiopatik, dan edema angioneurotik.
Efek simpang utamanya adalah bertambahnya berat KLOMIFEN
badan, edema, penurunan ukuran payudara, akne dan Klomifen sitrat, agonis parsiai estrogen, berhubungan
kulit berminyak, peningkatan pertumbuhan rambut, suara sangat erat dengan estrogen klorotrianisen (Gambar 40-3).
menjadi berat, sakit kepala, hot flushes, perubahan libido, Senyawa ini aktif bila diberikan per oral. Sangat sedikit
dan kram otot. Walaupun efek samping ringan sangat diketahui mengeirai metabolismenya, tetapi sekitar sepa-
sering terjadi, efek samping tersebut jarang sampai me- ruh dari senyawa ini diekskresi dalam tinja dalam waktu
nyebabkan penghentian pengobatan. Kadang, karena ak- 5 hari setelah pemberiannya. Diduga bahwa klomifen
tivitas glukokortikoidnya, danazol menyebabkan supresi diekskresi lambat dari depot enterohepatik.
adrenal.
Danazol sebaiknya digunakan dengan sangat hati- Efek Farmakologik
hati pada penderita disfungsi hati karena telah dilapor- A. MrxnrursrtaE KERJA
kan dapat menimbulkan kerusakan hepatoselular ringan
Klomifen merupakan agonis parsial pada reseptor estro-
hingga sedang pada beberapa penderita, yang dibuktikan
gen. Efek agonis estrogenik paling baik diperlihatkan pada
oleh perubahan enzim. Obat ini juga dikontraindikasikan
hewan dengan defisiensi gonad yang nyata. Klomifen juga
selama kehamilan dan menyusui karena dapat menim-
terbukti efektif menghambat kerja estrogen yang lebih
bulkan kelainan urogenital pada keturunannya.
kuat. Pada manusia, obat ini meningkatkan sekresi gona-
dotropin dan estrogen dengan menghambat efek umpan-
PENGHAMBAT LAINNYA
balik negatif estradiol pada gonadotropin (Gambar 40-5).
Anastrozol, suahr penghambat nonsteroidal selektif untuk
aromatase (enzim yang diperlukan untuk sintesis estro- B. Ersr
gen, Gambar 40-2,40-5), efektif pada beberapa perempuan Efek farmakologik yang penting dari senyawa ini dida-
yang tumor payudaranya resisten terhadap tamoksifen sarkan pada kemampuannya merangsang ovulasi pada
(lihat Bab 55). Letrozol juga serupa. Eksemestan, suatu perempuan dengan oligoamenorea atau amenorea dan
molekul steroid, merupakan penghambat aromatase yang disfungsi ovulasi. Kebanyakan pasien menderita sindrom
ireversibel. Seperti anastrozol dan letrozol, eksemestan di- ovarium polikistik, suatu kelainan yang sering dijumpai
setujui penggunaannya pada perempuan dengan kanker mempengaruhi sekitar 7Yo percmpuan dalam usia repro-
payudara stadium lanjut (lihat Bab 55). duktif. Sindrom ini ditandai dengan adanya hiperandro-
Beberapa penghambat aromatase lainnya sedang men- genisme ovarium bergantung-gonadotropin terkait anovu-
jalani uji coba klinis pada penderita kanker payudara. Fa- lasi dan infertilitas. Kelainan ini sering kali disertai dengan
drozol merupakan penghambat aktivitas aromatase non- hiperandrogenisme adrenal. Klomifen mungkin menyekat
steroidal (triazol) terbaru yang diberikan per oral. Senyawa- efek umpan-balik inhibitorik estrogen pada hipotalamus,
senyawa ini tampaknya seefektif tamoksifen. Selain peng- menyebabkan lonjakan gonadotropin, yang menyebabkan
gunaannya dalam kanker payudara, penghambat aroma- ovulasi.
tase telah berhasil digunakan sebagai tambahan terhadap
antagonis androgen dalam terapi pubertas prekoks dan Penggunaan Klinis
sebagai terapi primer pada sindrom aromatase yang ber- Klomifen digunakan dalam terapi kelainan ovulasi pada
lebih. penderita yang ingin hamil. Pada umumnya, ovulasi
HORMON GONAD & PENGHAMBATNYA I 695
tunggal diinduksi oleh satu rangkaian terapi, dan pen- klomifery karena gejala ini dapat membahayakan aktivitas
derita harus diobati berulang kali sampai timbul kehamil- seperti mengendarai kendaraan.
an, karena fungsi ovulasi normal biasanya tidak kembali.
Senyawa ini tidak bermanfaat pada penderita dengan ke-
gagalan ovarium atau hipofisis.
OBAT LAIN YANG DIGUNAKAN
Jika klomifen diberikan dalam dosis 100 mg/hari se- DALAM KELAINAN OVULASI
lama 5 hari, kenaikan kadar LH dan FSH plasma terlihat
Selain klomifen, berbagai macam agen hormonal dan
setelah beberapa hari. Pada penderita yang mengalami
nonhormonal digunakan unfuk mengobati kelainan ano-
ovulasi, peningkatan awal kadar gonadotropin diikuti
vulasi. Agen ini dibahas pada Bab 37.
oleh peningkatan kedua tepat sebelum ovulasi.

Efek Simpang
ffi ll. TESTIS (Androgen & Steroid
Efek simpang tersering pada penderita yang diobati
dengan obat ini adalah hot flushes, yang mirip dengan Anabolik, Antiandrogen, &
yang dialami oleh perempuan menopause. Efek ini cen- Kontrasepsi Pria)
derung ringan, dan menghilang bila obat dihentikan.
Terdapat beberapa laporan mengenai gejala pada mata Testis, seperti ovarium, mempunyai fungsi gametogenik
akibat intensifikasi dan pemanjangan waktu pascacitra maupun endokrin. Awitan fungsi gametogenik testes
(afterimages). Keluhan ini biasanya berlangsung singkat. terutama diatur oleh sekresi FSH hipofisis. Konsentrasi
Nyeri kepala, konstipasi, reaksi alergi kulit, dan kerontok- testosteron yang tinggi setempat juga diperlukan untuk
an rambut yang bersifat reversibel sesekali dilaporkan. produksi sperma yang terus menerus dalam tubulus semi-
Penggunaan efektif klomifen dikaitkan dengan rang- niferus. Sel Sertoli dalam tubulus seminiferus mungkin
sangan pada ovarium dan biasanya dengan pembesaran merupakan sumber estradiol yang diproduksi di dalam
ovarium. Derajat pembesaran ovarium cenderung lebih testes melalui aromatisasi testosteron yang diproduksi se-
besar dan insidensnya lebih tinggi pada penderita yang cara lokal. Dengan stimulasi LH, testosteron diproduksi
ovariumnya sudah membesar pada awal terapi. oleh sel interstisial atau sel Leydig yang dijumpai dalam
Berbagai gejala lain seperti mual dan muntah, pening- ruang antara tubulus seminiferus.
katan ketegangan saraf, depresi, kelelahan, nyeri payu- Sel Sertoli dalam testis menyintesis dan menyekresi-
dara, pertambahan berat badan, sering berkemih, dan kan berbagai macam protein aktii termasuk faktor peng-
perdarahan yang banyak juga telah dilaporkan. Namury hambat duktus miilleri, inhibin, dan aktivin. Seperti di
hal ini tampaknya lebih disebabkan oleh perubahan hor- dalam ovarium, inhibin dan aktivin tampaknya merupa-
monal yang berhubungan dengan siklus menstruasi kan produk tiga gen yang menghasilkan satu subunit o
ovulatorik daripada akibat terapi. Insidens kehamilan bersama dan dua subunit B, yakni A dan B. Aktivin ter-
ganda kira-kira sebesar 10%. Klomifen tidak terbukti me- susun atas dua subunit p (Popu). Ada dua inhibin (A dan
nunjukkan efek simpang jika secara tidak sengaja diberi- B), yang mengandung satu subunit q, dan satu (dari dua)
kan pada perempuan yang telah hamil. subunit p. Aktivin merangsang pelepasan FSH hipofisis
dan struktumya mirip transforming grouth factor-p, yang
Kontraindikasi & Peringatan juga meningkatkan FSH. Inhibin bersama testosteron dan
Peringatan khusus seharusnya diberikan pada pasien dihidrotestosteron bertanggung jawab terhadap inhibisi
dengan pembesaran ovarium. Perempuan-perempuan ini umpan-balik sekresi FSH hipofisis.
diperkirakan lebih sensitif terhadap obat ini sehingga ha-
rus mendapat obat dalam dosis kecil. Setiap penderita yang ANDROGEN & STEROID
mengeluhkan gejala abdomen harus diperiksa dengan te-
liti. Pembesaran ovarium maksimal terjadi setelah selesai
ANABOLIK
masa terapi selama 5 hari, dan banyak penderita terbukti Pada manusia, androgen terpenting yang disekresi oleh
mengalami pembesaran ovarium yang dapat dipalpasi testis adalah testosteron. Jalur sintesis testosteron di dalam
pada hari ke-7 hingga ke-10. Terapi dengan klomifen sela- testes serupa dengan yang telah dijelaskan untuk ovarium
ma lebih dari setahun dapat dikaitkan dengan peningkatan dan adrenal (Gambar 39-1 dan 40-2).
risiko unfuk kanker ovarium derajat-rendah; akan tetapi, Pada laki-laki, setiap hari dihasilkan sekitar 8 mg tes-
bukti adanya efek ini belum jelas. tosteron. Sekitar 95% testosteron dihasilkan oleh sel Leydig
Peringatan khusus juga harus diberikan pada pende- dan hanya 5% oleh adrenal. Testis juga menyekresikan
rita dengan keluhan penglihatan yang menyertai terapi sedikit androgen kuat lainnya, yakni dihidrotestosterory
696 / BAB 40

serta androstenedion dan dehidroepiandrosteron, yang serupa dengan testosteron. Kedua steroid-tetapi ter-
merupakan androgen lemah. Pregnenolon dan progesteron utama androstenedion-dapat diubah oleh jaringan pe-
serta turunan 17-hidroksilasinya juga dilepaskan dalam rifer menjadi estron dalam jumlah sangat kecil (1-5%).
jumlah kecil. Kadar testosteron dalam plasma pada laki- Enzim P450 aromatase yang bertanggung jawab dalam
Iaki adalah sekitar 0,6 mcg/dL pascapubertas dan tampak pengubahan ini juga dijumpai di otak dan dianggap ber-
menurun setelah usia 50 tahun. Testosteron juga dijum- peran penting dalam perkembangan.
pai dalam plasma perempuan dengan konsentrasi sekitar
0,03 mcg/dl, yang dihasilkan (dalam perbandingan yang Efek Fisiologik
setara) oleh ovarium, adrenal, serta oleh konversi perifer Pada laki-laki normal, testosteron atau metabolit aktifnya,
hormon lain. yakni Sa-dihidrotestosteron, bertanggung jawab terha-
Sekitar 65% testosteron dalam sirkulasi terikat pada dap banyak perubahan yang terjadi pada masa pubertas.
globulin pengikat hormon seks (SHBG). SHBG ditingkat- Selain sifat androgen yang memicu pertumbuhan umum
kan dalam plasma oleh estrogery hormon tiroid, dan pada pada jaringan tubuh, hormon ini juga berperan pada
pasien sirosis hati. SHBG diturunkan oleh androgen dan pertumbuhan penis dan skroturn. Perubahan pada kulit
hormon pertumbuhan serta dijumpai lebih rendah pacla meliputi munculnya rambut pubis, aksila, dan jenggot.
penderita obes. Kebanyakan sisa testosteron terikat pada Kelenjar sebasea menjadi lebih aktif, dan kulit cenderung
albumin. Sekitar 2% SHBG tetap bebas dan siap rnernasuki menebal dan lebih berminyak. Laring bertumbuh, dan pita
sel dan terikat pada reseptor intraselular. suara menjadi lebih tebal sehingga membuat suara men-
jadi lebih rendah. Pertumbuhan tulang rangka dirangsang
Metabolisme dan penutupan epifisis dipercepat. Efek-efek lain termasuk
Pada kebanyakan jaringan target, testosteron diubah men- pertumbuhan prostat dan vesikula seminalis, penggelapan
jadi dihidrotestosteron oleh enzim Ss-reduktase. Pada ja- kulit, dan peningkatan sirkulasi kulit. Androgen berperan
ringan ini, dihidrotestosteron merupakan androgen aktif penting dalam merangsang dan mempertahankan fungsi
utama. Perubahan testosteron menjadi estradiol oleh P450 seksual pada laki-laki. Androgen meningkatkan massa
aromatase juga dijumpai pada beberapa jaringary termasuk badan tanpa lemak (Iean body mass) dan merangsang per-
jaringan adiposa, hati, dan hipotalamus; pada tempat-tempat tumbuhan rambut badan dan sekresi sebum. Efek meta-
ini, testosteron penting dalam mengatur fungsi gonad. bolik meliputi penurunan protein pengikat hormon dan
Jalur utama degradasi testosteron pada manusia ter- protein pembawa lainnya serta peningkatan sintesis faktor
jadi di hati, melalui reduksi ikatan ganda dan keton pada pembekuan, trigliserida lipase, a,-antitripsin, haptoglobin,
cincin A, seperti terlihat pada steroid lain dengan kon- dan asam sialat oleh hati. Androgen juga merangsang se-
figurasi Aa-keton pada cincin A. Hal ini menimbulkan kresi eritropoietin ginjal dan menurunkan kadar HDL.
produksi zat tidak aktif seperti androsteron dan etioko-
lanolon yang kemudian dikonjugasikan dan diekskresi ke Steroid Sintetik dengan Kerja Androgenik &
dalam urine. Anabolik
Androstenedion, dehidroepiandrosteron (DHEA), dan Testosteron, jika diberikan per oral, cepat diabsorbsi.
dehidroepiandrosteron sulfat (DHEAS) juga diproduksi Akan tetapi, sebagian besar testosteron diubah menjadi
dalam jumlah bermakna pada manusia, walaupun lebih metabolit tidak aktit dan hanya sekitar seperenam dari
besar dalam adrenal daripada di testes. Kesemuanya sedi- dosis yang diberikan terdapat dalam bentuk aktif. Tes-
kit berperan dalam proses pematangan normal yang me- tosteron dapat diberikan secara parenteral, tetapi waktu
nyokong perubahan pubertas lainnya yang bergantung absorpsinya lebih lama dan aktivitasnya lebih besar bila
androgen pada manusia, terutama pembentukan rambut diberikan dalam bentuk ester propionat, enantat, unde-
pubis dan aksila serta maturasi tulang. Seperti tertulis kanoat, atau sipionat. Turunan ini dihidrolisis untuk mele-
dalam Bab 39, beberapa penelitian memperlihatkan bah- paskan testosteron bebas pada tempat suntikan. Turunan
wa DHEA dan DHEAS mungkin mempunyai efek penting testosteron teralkilasi pada posisi 17, misalnya metiltes-
terhadap sistem saraf pusat dan efek metabolik lainnya tosteron dan fluoksimesteron, aktif bila diberikan per oral.
serta dapat memperpanjang kehidupan pada kelinci. Testosteron dan furunannya telah digunakan karena
Pada manusia, DHEA dan DHEAS memberikan rasa efek anaboliknya maupun sebagai terapi defisiensi testos-
nyaman dan menghambat aterosklerosis. Dalarn uji klinis teron. Walaupun testosteron dan steroid aktif lainnya da-
terkontrol plasebo baru-baru ini pada penderita lupus pat diisolasi dalam bentuk murni dan diukur beratnya,
eritematosus sistemik, DHEA terbukti memiliki beberapa analisis biologik masih tetap digunakan dalam pencarian
efek penting (lihat Androgen Adrenal, Bab 39). Androgen senyawa baru. Dalam beberapa penelitian pada hewan, efek
adrenal sebagian besar dimetabolisasi melalui cara yang anabolik senyawa ini, seperti yang diukur oleh efek trofik
HORMON GONAD & PENGHAMBATNYA I 697
terhadap otot atau pengurangan ekskresi nitrogen, mungkin ubahan yang serupa dengan yang dijumpai pada lakilaki
terpisah dari efek androgenik lainnya. Hal ini menyebabkan dalam masa prapubertas, meliputi pertumbuhan rambut
diperdagangkannya senyawa ini yang diklaim mempunyai di wajah dan tubuh, suara memberat, pembesaran klitoris,
aktivitas anabolik dengan hanya efek androgenik lemah. kebotakan frontal, dan perkembangan otot yang nyata.
Sayangnya, pemisahan ini kurang jelas pada manusia di- Androgen alamiah merangsang produksi eritrosit.
bandingkan pada hewan percobaan (Iabel 40-5), dan semua Pemberian androgen mengurangi ekskresi nitrogen ke
senyawa ini merupakan androgen kuat. dalam urine, menunjukkan adanya peningkatan sintesis
protein atau pengurangan pemecahan protein di dalam
Efek Farmakologik tubuh. Efek ini lebih nyata pada perempuan dan anak-
A. Mernnrsrue Kente anak daripada laki-laki normal.

Seperti steroid lainnya, testosteron bekerja di intraselular


Penggunaan Ktinis
sel target. Di kulit, prostat, vesikula seminalis, dan epididi-
mis, testosteron diubah menjadi Scr-dihidrotestosteron A. Trnapr Petccnrun Aruonoceru pADA LAKI-LAKI

oleh 5o,-reduktase. Di jaringan ini, dihidrotestosteron me- Androgen digunakan.untuk mengganti atau meningkatkan
rupakan androgen dominan. Distribusi enzim ini pada sekresi androgen endogen pada laki-laki hipogonadisme
janin berbeda dan mempunyai dampak yang penting ter- (Tabel 40-6). Bahkan pada keadaan terjadinya defisiensi
hadap perkembangan. hipofisis, androgen lebih dipilih daripada gonadotropin,
Testosteron dan dihidrotestosteron terikat pada resep- kecuali jika spermatogenesis normal ingin dicapai. Pada
tor androgen intrasel, menyebabkan timbulnya serang- penderita hipopituitarisme, androgen tidak ditambahkan
kaian kejadian yang serupa dengan yang dijelaskan pada ke dalam regimen terapi sampai pubertas; pada waktu
estradiol dan progesteron, menimbulkan perfumbuharu ini, androgen diberikan dalam dosis yang ditingkatkan
diferensiasi, serta sintesis berbagai macam enzim dan pro- secara bertahap untuk mencapai lonjakan pertumbuhan
tein fungsional lainnya. dan perkembangan ciri seks sekunder. Pada penderita
ini, terapi sebaiknya dimulai dengan agen kerjalama se-
B. Erer perti testosteron enantat atau sipionat dalam dosis 50
Pada laki-laki dalam masa pubertas, androgen menye- mg intramuskular, awalnya tiap 4 minggu, kemudian 3
babkan perkembangan ciri seks sekunder (lihat di atas). minggu, dan akhirnya tiap 2 minggu; perubahan frekuensi
Pada laki-laki dewasa, testosteron dosis besar-jika dibe-, ini dilakukan tiap 3 bulan. Dosis kemudian digandakan
rikan sendirian-atau furunannya menekan sekresi gona- hingga 100 mg tiap 2 minggu sampai selesai masa pema-
dotropin dan menyebabkan atrofi pada jaringan inters- tangan. Akhirnya, dosis diubah ke dosis substitusi untuk
tisial dan tubulus testes. Karena diperlukan androgen orang dewasa sebesar 200 mg dengan interval 2 minggu.
dalam dosis besar untuk menekan sekresi gonadotropin, Testosteron propionat, walaupun kuat, mempunyai masa
inhibin, dalam kombinasi dengan androgen, diperkira- kerja yang singkat dan tidak praktis untuk penggunaan
kan bertanggung jawab akan kontrol umpan-balik sekresi. jangka-lama. Testosteron undekanoat dapat diberikan per
Pada perempuan, androgen mampu menghasilkan per- oril, dan dapat diberikan dalam jurnlah besar sebanyak

Tabel 40-5. Androgen: Sediaan yang tersedia dan


aktivitas androgenik:anabolik relatif pada hewan.
Tabel 40-6. Sediaan androgen untuk terapi sulih.

Testosterone
Testosterone cypionate
1:1

1:1
Methyltestosterone g..le.l
Sublingual
. . .......-....?1.:!.9..T.e/lpl...
(bukal) 5-10 mg/hari
Testosterone enanthate
Fluoxymesterone Oral 2-10 mg/hari
Methyltestosterone
Testosterone lntramuskular Lihat teks
Fluoxymesterone 1:2 enanthate
Oxymetholone 1:3 Testosteron cypionate lntramuskular Lihat teks
Oxandrolone 1:3-1:13 Testosterone Transdermal 2,5-10 mg/hari
Nandrolone decanoate 1:2,5-1:4 Gel topikal (1%) 5-10 g gel/hari
698 I BAB40
dua kali sehari (misalnya, 40 mg/hari); namun/ tindakan cepat tetapi tidak akan mencapai ukuran tubuh yang
ini tidak dianjurkan karena pemberian testosteron oral sempurna karena terjadi percepatan penutupan epifisis.
berhubungan dengan tumor hati. Testosteron dapat juga Metode terapi ini sulit unfuk dikendalikan, bahkan de-
diberikan secara transdermal: patch atau gel kulit untuk ngan pemeriksaan rontgen epifisis yang sering pun,
diberikan pada skrotum atau daerah kulit lainnya. Dua kali karena kerja hormon terhadap pusat epifisis dapat terus
pernberian dalam sehari biasanya diperlukan untuk terapi berlangsung selama beberapa bulan setelah terapi dihenti-
sulih. Pellet implan dan sediaan kerja-lama lainnya masih kan.
diteliti saat ini. Timbulnya polisitemia atau hipertensi me-
G. PeruvluxGUNAAN Srenoro Aulaolrr DAN ANDRoGEN
merlukan pengurangan dosis.
DALAM OUX RICI
B. Krmrrnru Grnrxolocrx Penggunaan steroid anabolik oleh atlet telah menarik per-
Androgen kadang digunakan dalam terapi kelainan gine- hatian dunia. Banyak atlet dan pelatihnya percaya bahwa
kologi tertentu, tetapi karena efek yang tidak diinginkan steroid anabolik-dalam dosis 10-200 kali lebih besar
pada perempuan begitu besar, sediaan ini harus diguna- daripada produksi normal harian-meningkatkan kekuat-
kan dengan sangat hati-hati. Androgen telah digunakan an dan agresivitas sehingga meningkatkan kinerja kom-
untuk mengurangi bendungan payudara selama masa petitif. Efek seperti itu telah terbukti hanya terlihat pada
pascapersalinary biasanya bersama dengan estrogen. An- perempuan. Lebih lanjut lagi, efek simpang obat ini jelas
drogen yang lemah, yakni danazol, digunakan dalam membuat penggunaannya tidak diizinkan.
terapi endometriosis (lihat di atas).
H. Peuuneru
Androgen kadang diberikan dalam kombinasi dengan
estrogen sebagai terapi sulih pada masa pascamenopause
Produksi androgen menurun sesuai usia pada laki-laki
untuk menghindarkan perdarahan endometrium yang dan dapat berperan menurunkan massa dan kekuatan otot
dapat terjadi bila hanya digunakan estrogen saja dan serta libido. Penelitian awal mengenai substitusi androgen
untuk meningkatkan libido. Androgen digunakan untuk pada pria yang mengalami penuaan dengan kadar an-
kemoterapi tumor payudara pada perempuan prameno- drogen rendah menunjukkan adanya peningkatan massa
fubuh tanpa lemak dan hematokrit serta penurunan per-
Pause.
gantian tulang. Diperlukan penelitian yang lebih lama
C. PglrccuunaN sEBAGAI Oerr ANngoLtK PRorEtN untuk menentukan manfaat terapi ini.
Androgen dan steroid anabolik telah digunakan bersama
dengan tindakan.diet dan latihan untuk mengembalikan Efek Simpang
protein yang hilang pascatrauma, operasi, atau.immobili- Efek samping senyawa ini terutama disebabkan oleh efek
sasi yang lama serta pada penderita dengan penyakit yang maskulinisasinya yang sangat nyata pada perempuan dan
melemahkan. anak-anak dalam masa prapubertas. Pada perempuan,
D. Amnarn pemberian testosteron lebih dari 200-300 mg per bulan
biasanya berkaitan dengan hirsutisme, akne, amenorea,
Dahulu, androgen dosis besar digunakan pada terapi ane-
pembesaran klitoris, dan suara yang memberat. Efek-
mia yang refrakter seperti anemia aplastik, anemia Fanco-
efek ini dapat terjadi bahkan dengan dosis yang lebih
ni, anemia sel sabit, mielofibrosis, dan anemia hemolitik.
kecil sekalipun pada beberapa perempuan. Beberapa ste-
Eritropoietin rekombinan telah banyak menggantikan roid androgenik memiliki aktivitas progestasional yang
androgen,untuk tujuan ini.
menimbulkan perdarahan endometrium pada saat obat
E. OsrpopoRosrs dihentikan. Hormon-hormon ini juga mengubah kadar
Agen androgen dan anabolik telah digunakan pada te- lemak serum dan dapat meningkatkan kerentanan ter-
rapi osteoporosis, baik sendiri maupun bersama estrogen. hadap penyakit aterosklerotik pada perempuan.
Kecuali untuk terapi substitusi pada hipogonadisme, bi- Kecuali pada keadaan yang sangat luar biasa, androgen
fosfonat telah menggantikan androgen untuk tujuan ini. tidak boleh diberikan pada bayi. Penelitian belakangan ini
pada hewan menyatakan bahwa pemberian androgen pada
F. PenccuunnN sEBAGAI Penetcsnruc Psntulnsunnu usia dini sangat mempengaruhi maturasi pusat-pusat
Agen ini telah digunakan untuk merangsang Pertum- di susunan saraf pusat yang mengatur perkembangan
buhan pada anak laki-laki dengan pubertas terlambat. Jika seks, terutama pada perempuan. Pemberian obat ini pada
obat ini digunakan dengan hati-hati, anak-anak tersebut perempuan hamil dapat menimbulkan maskulinisasi atau
mungkin akan mencapai tinggi dewasa yang diharapkan. hipomaskulinisasi genitalia eksterna masing-masing pada
Jika terapi terlalu hebat, penderita awalnya akan tumbuh bayi perempuan dan bayi laki-laki. Meskipun efek yang
HORMON GONAD & PENGHAMBATNYA I 699
disebutkan di atas mungkin kurang hebat terjadi dengan yang rnendapat terapi anabolik androgen. Faktor stimulasi
obat anabolik, hal ini dapat te4adi. koloni (lihat Bab 33) lebih tepat untuk digunakan.
Retensi natrium dan edema tidak lazim terjadi tetapi
harus diawasi dengan hati-hati pada penderita dengan pe-
nyakit jantung dan ginjal.
SUPRESI ANDROGEN &
Kebanyakan agen anabolik dan androgen sintetik ANTIANDROGEN
merupakan steroid-tersubstitusi-17-alki1. Pemberian obat-
SUPRESI ANDROGEN
obat dengan struktur ini sering disertai kejadian disfungsi
Terapi karsinoma prostat lanjut sering membutuhkan
hati, Disfungsi hati biasanya terjadi di awal terapi, dan
tindakan orkiektomi atau estrogen dalam dosis besar
derajatnya sesuai dengan dosisnya. Kadar bilirubin kadang
meningkat sampai timbul ikterus secara klinis. Ikterus
untuk mengurangi jumlah androgen endogen. Efek psi-
kologi orkiektomi dan ginekomastia yang dihasilkan oleh
kolestatik dapat pulih setelah terapi dihentikan, dan tidak
esfrogen dalam dosis besar membuat pendekatan ini tidak
terjadi perubahan permanen. Pada penderita laki-laki tua,
disukai. Seperti ditulis dalam Bab 37, analog GnRH se-
dapat terjadi hiperplasia prostat yang menyebabkan re-
perti goserelin, nafarelin, buserelin, dan leuprolid asetat
tensi urine.
menimbulkan supresi gonad jika kadar dalam darah kon-
Terapi sulih pada laki-laki dapat menimbulkan akne,
tinu ketimbang pulsatil (lihat Bab 37 dan Gambar 40-6).
apnea saat tidur, eritrositosis, ginekomastia, dan azoos-
permia. Androgen dalam dosis suprafisiologik menghasil-
kan azoospermia dan penurunan ukuran testis; keduanya ANTIANDROGEN
membutuhkan waktu bulanan untuk dapat kembali pulih Potensi penggunaan antiandrogen untuk terapi pada pen-
pascapenghentian terapi. Androgen teralkilasi dalam dosis derita yang menghasilkan testosteron dalam jumlah ber-
finggi dapat menghasilkan peliosis hepatika, kolestasis, lebihan menyebabkan pencarian bbat efektif yang dapat
dan gagal hati. Kesemuanya menurunkan kadar HDL, digunakan untuk tujuan ini. Beberapa pendekatan terha-
dalam plasma dan dapat meningkatkan LDL. Adenoma dap masalah ini, terutama inhibisi sintesis dan antagonis
dan karsinoma hepatika juga telah dilaporkan. Efek pada reseptor, cukup membawa hasil.
perilaku meliputi ketergantungan psikologik, peningkatan
agresivitas, dan gejala psikotik. Penghambat Sintesis Steroid
Ketokonazol, yang digunakan terutama dalam terapi
Kontraindikasi & Peringatan penyakit jamur, merupakan penghambat sintesis steroid
Penggunaan steroid androgen dikontraindikasikan pada adrenal dan gonad, seperti dijelas.kan pada Bab 39. Se-
perempuan hamil atau perempuan yang mungkin hamil nyawa ini tidak mempengaruhi aromatase ovarium tapi
selama menjalani terapi. menurunkan aktivitasi aromatase plasenta manusia. Ke-
Androgen sebaiknya tidak diberikan pada pasien laki- tokonazol mendorong estradiol dan dihidrotestosteron
laki dengan karsinoma prostat atau payudara. Pemberian dari protein pengikat hormon seks in vitro dan mening-
androgen sebaiknya dihindari pada bayi dan anak kecil katkan rasio estradiol:testosteron dalam plasma in vivo
sampai lebih banyak lagi yang diketahui tentang efek melalui mekanisme yang berbeda. Namun, ketokonazol
hormon ini terhadap susunan saraf pusat pada anak-anak tidak tampak berguna secara klinis pada perempuan
yang sedang berkembang. dengan peningkatan androgen karena adanya toksisitas
Perhatian khusus diperlukan dalam pemberian obat yang berhubungan dengan penggunaan lama dalam dosis
ini pada anak-anak unfuk tujuan menghasilkan pertum- yang diperlukan sebesar 400-800 mg/hari. Obat ini juga
buhan yang cepat. Pada kebanyakan pasien, penggunaan digunakan dalam percobaan untuk mengobati karsinoma
somatotropin lebih tepat (lihat Bab 37). prostat, tetapi hasilnya belum menggembirakan. Laki-laki
Pernberian obat ini pada penderjta penyakit ginjal yang diobati dengan ketokonazol sering mengalami gine-
atau jantung yang mempunyai predisposisi edema harus komastia reversibel selama terapi; hal ini mungkin dise-
dilakukan dengan hati-hati. Jika terjadi retensi natrium babkan oleh peningkatan rasio estradiol:testosteron.
dan air, hal ini dapat diperbaiki dengan pemberian terapi
diuretika. Pengubahan Prekursor Steroid Menjadi
Terapi metiltestosteron dikaitkan dengan kreatinuria, Androgen
tetapi makna temuan ini belum diketahui. Telah dikembangkan beberapa senyawa yang meng-
Peringatan: Beberapa kasus karsinoma hepatoselular hambat l7-hidroksilasi progesteron atau pregnenolon se-
telah dilaporkan terjadi pada penderita anemia aplastik hingga mencegah kerja enzim pemecah rantai samping
700 / BAB 40

Hipotalamus dan transformasi prekursor steroid ini lebih lanjut menjadi


androgen aktif. Beberapa senyawa ini telah diuji secara
**
klinis tetapi terlalu toksik untuk digunakan dalam watu

W
yang lama.
Karena dihidrotestosteron - bukan testosteron - tam-
paknya merupakan androgen yang penting dalam
prostat, efek androgen di sini dan di jaringan serupa yang
_L

F
bergantung pada dihidrotestosteron dapat dikurangi oleh
suatu penghambat Scr-reduktase (Gambar 4G6). Finaste-
Antagonis GnRH (1) rid, suatu penghambat enzim ini yang menyerupai steroid,
aktif per oral dan menimbulkan penurunan kadar dihi-
Agonis GnRH (2) drotestosteron dalam wakfu 8 jam setelah pemberian dan
berlangsung selama kira-kira 24 jam. Waktu paruhnya
adalah sekitar 8 jam (lebih lama pada orang lanjut usia).
o'*flff[fi'"i:
d Empat puluh sampai 50 persen dosis dimetabolisasi; lebih
dari separuhnya diekskresi dalam tinja. Finasterid di-
laporkan cukup efektif mengurangi ukuran prostat pada
laki-laki dengan hipertrofi prostat jinak dan penggunaannya

A untuk indikasi ini telah diizinkan di AS. Dosisnya adalah

Y 5 mg/hari. Penggunaannya pada karsinoma prostat lanjut


masih dalam penelitian. Obat ini tidak disetujui penggu-
naannya pada perempuan atau anak-anak, meskipun
restis membawa hasil ketika digunakan dalam terapi hirsutisme
W
l*
pada perempuan dan dalam kebotakan dini pada laki-taki
Ketoconazole, (1mg/hari).
spimnolactone (3)

Testosterone
t-
s"- I .-O-
ll roduktase Finasteride
c- NHC(CH3)3

ll I (4)

I
Dihydrotestosterone

r4'/
J-?
| P
Ii['fllll"";, ,o
sPironolactone

Kompleks androgen-reseptor
Flnasterld

Elemen
I Penghambat Reseptor
Siproteton dan siproteron asetat merupakan antiandro-
c000fi
respons
androgen
,l gen yang efektif menghambat efek androgen pada organ
target. Bentuk asetatnya mempunyai efek progestasional
yang nyata sehingga menekan peningkatan umpan-balik
LH dan FSH, menyebabkan efek antiandrogen yang lebih
Ekspresi gen yang sesuai
dalam sel responsif-androgen efektif. Senyawa ini telah digunakan pada perempuan
untuk mengobati hirsutisme dan pada laki-laki untuk
Gambar 40-6. Pengaturan sekresi dan aktivitas androgen menurunkan dorongan seksual yang berlebihan dan sedang
serta beberapa tempat kerja antiandrogen. (1), inhibisi
kompetitif reseptor GnRH; (2), perangsangan (+, pemberian diteliti pada keadaan lain yang akan memperoleh manfaat
pulsatil) atau inhibisi via desensitisasi reseptor GnRH dari penurunan efek. Siproteron asetat dalam dosis 2 mg/
(pemberian kontinu); (3), penurunan sintesis testosteron hari yang diberikan bersama dengan estrogen digunakan
di testis; (4), penurunan sintesis dihidrotestosteron melalui dalam terapi hirsutisme pada perempuan, selain sebagai
inhibisi Sa-reduktase; (5), kompetisi untuk terikat pada
reseptor androgen sitosol.
pil kontrasepsi; di AS, obat ini tidak dipasarkan.
HORMON GONAD & PENGHAMBATNYA I 7O1
.Flutamid, suatu anilid tersubtitusi, adalah antiandro- KONTRASEPSI KIMIAWI PADA
gen kuat yang digunakan dalam terapi karsinoma prostat.
Walaupun bukan suatu steroid, obat ini bertindak sebagai LAKI-LAKI
antagonis kompetitif pada reseptor androgen. Flutamid
Walaupun banyak penelitian telah dilakukary belum
cepat dimetabolisasi pada manusia. Flutamid sering me-
. ditemukan kontrasepsi oral yang efektif pada laki-laki.
nyebabkan ginekomastia ringan (mungkin dengan me-
Misalnya, berbagai androgen, termasuk testosteron dan tes_
ningkatkan produksi estrogen testikular) dan sesekali
tosteron enantat dalam dosis 400 mg /bulan,menghasilkan
menimbulkan toksisitas hati ringan yang reversibel. pem-
azoospermia pada kurang dari separuh laki-laki yang
berian senyawa ini menimbulkan perbaikan pada keba-
diobati. Dijumpai ber6agai efek simpang minor, seperti
nyakan penderita yang belum pernah mendapat terapi
ginekomastia dan akne. Kombinasi testosteron-danazol
endokrin. Berbagai studi terdahulu menunjukkan bahwa
ditoleransi dengan baik tetapi tidak lebih efektif daripada
flutamid juga bermanfaat dalam tatalaksana efek kelebih-
testosteron saja. Androgen dalam kombinasi dengan pro_
an androgen pada perempuan.
gestin seperti medroksiprogesteron asetat tidak lebih efek_
tif. Akan tetapi, studi pendahuluan menandakan bahwa
pemberian testosteron enantat 100 mg intramuskular tiap
o minggu bersama dengan levonorgestrel 500 mg tiap hari
il
NH-C-CH-CH. secara oral dapat menghasilkan azoospermia pada 94%
t"
cHr
lakilaki.
Siproteron asetat, suatu progestin dan antiandrogen
Fluhmlde
yang sangat kuat, juga menyebabkan oligospermia; namury
obat ini tidak menghasilkan kontrasepsi yang dapat di_
Bikalutamid dan nilutamid adatah antiandrogen kuat andalkan.
yang aktif per oral yang dapat diberikan sebagai dosis tung- Saat ini, hormon hipofisis-dan analog antagonis
gal harian dan digunakan pada penderita karsinoma prostat GnRH yang kuat-mendapat banyak perhatian. Suatu
dengan metastasis. Penelitian pada penderita karsinoma antagonis GnRH yang dikombinasi dengan testosteron
prostat menandakan bahwa agen ini ditoleransi dengan baik. terbukti menghasilkan azoospermia reversibel pada pri_
Bikalutamid dianjurkan penggunaannya dalam kombinasi mata bukan manusia.
dengan analog GnRH (untuk menurunkanfTare tumor) dan
memiliki efek samping pada saluran cema yang lebih se. GOSSTPOL
dikit daripada flutamid. Dosis bikalutamid sebesar 15G Uji coba yang luas terhadap turunan biji kapas ini telah
200 mglhari (ketika digunakan sendiri) diperlukan untuk dilakukan di Cina. Senyawa ini merusak unsur epitel se_
menurunkan kadar antigen spesifik-prostat hingga ke kadar miniferus tetapi tidak mengubah fungsi endokrin testis.
yang sama dengan kadar pascakastrasi, tapi jika digurnkan Pada penelitian di Cina, sejumlah besar laki-laki di_
dalam kombinasi dengan analog GnRH, dosis 50 mg/han obati dengan gossipol atau gossipol asam asetat.dalam
sudah mencukupi. Nilutamid disetujui penggunaarurya dosis 20 mg/hari selama 2 bulan, diikuti dengan dosis
pascakastrasi bedah dalam dosis 300 mg/hari untuk 30 hari, rumatan sebesar 60 mg/minggu. pada regimen ini,99%
diikuti dengan dosis 150 mg/hari. laki-laki memiliki hitung sperma di bawah 4 juta/
Spironolaktory penghambat aldosteron kompetitif mL. Data pendahuluan menunjukkan bahwa pemulihaa
(lihat Bab 15), juga berkompetisi dengan dihidrotestoste- (kembali normalnya hitung sperma) setelah penghentian
ron untuk mengikat reseptor androgen di jaringan target. pemberian gossipol lebih cenderung terjadi pada lakilaki
Spironolakton juga mengurangi aktivitas 17a-hidroksilase, yang hitung spermanya tidak turun sampai kadar yang
menurunkan kadar testosteron dan androstenedion dalam sangat rendah dan bila pemberian obat tidak dilanjutkan
plasma. Obat ini digunakan dalam dosis 50-200 mg/hari selama lebih dari 2 tahun. Hipokalemia merupakan efek
untuk terapi hirsutisme pada perempuan dan tampaknya simpang utama dan dapat menyebabkan paralisis tran-
seefektif finasterid, flutamid, atau siproteron dalam sien. Obat ini juga dicoba sebagai kontrasepsi spermisida
keadaan ini. intravagina.
702 / BAB 40

EsrnocrH Sistem kontrasepsi intrauterin:38 mg dalam


Estrogen terkonjugasi (Premarin) silikon
Oral: tablet 0,3; 0,45; 0,625; 0,9; '1,25 mg
Auonoceu & Srrnoro AHnsoLrr
Parenteral: 25 mgll mL untuk suntikan lM, lV
Vaginal: Q,625 mglg cream base Fluoxymesterone (generi k)
Diethylstilbestrol diphospate (Sti phostrol)
I
Oral: tablet 10 mg
Oral: tablet 50 mg Methyltestosterone (generik)
Parenteral: suntikan 50 mg/mL Oral: tablet 10, 25 mg; kapsul 10 mg; tablet
Estradiol cypionate dalam minyak (Depo- bukal 10 mg
Estradiol Cypionate) Parenteral: suntikan 200 mg/mL
Parenteral: 5 mg/mL untuk suntikan lM Nandrolone decanoate (generik)
Estradiol (generik, Estrace) Parenteral: 100, 200 mg/ml dalam minyak untuk
oral:tablet 0,45; 0,5; 0,9; 1; 1,5; 1,8; 2 mg suntikan
Vaginal:0,1 mg/g krim Oxandrolone (Oxandrin)
Estradiol transdermal (Estraderm, lain-lain) Oral: tablet 2,5; 10 mg
Transdermal p atch: kecepatan pelepasan 0,0 1 4; Oxymetholone (And rol-50)
0,025; 0,0375; 0,05; 0,6; 0,075; 0,1 mg/hari Oral: tablet 50 mg
Topikal: 2,5 mglg emulsi (Estrasorb);0.75 Testosterone
mgl1,25 g unit dosis (Estrogel) Sistem bukal: 30 mg
Estradiol valerate dalam minyak (generik) Testosteron cypionate dalam minyak (Depo-
Parenteral: 10,2A,40 mg/mL untuk suntikan lM testoterone)
Estrone (Menest) Parenteral: 100, 200 mg/ml untuk suntikan lM
Oral: tablet 0,3; 0,625; 1,25; 2,5 mg Testosteron enanthate dalam minyak (Deletestryl)
Estropipate (generik, Ogen) Parenteral: 200 mg/mL untuk suntikan lM
Oral: tablet 0,625: 1,25; 2,5; 5 mg Sistem transdermal testosteron
Vaginal: 1,5 mg/g cream base Patch (Testoderm): kecepatan pelepasan 4, 6
mg/24 jam
PnocrsrrH Patch (Androderm): kecepatan pelepasan 2,5; 5
Hydroxyprogesterone caproate (generik, Hylutin) mgl24 jam
Parenteral: 125,25Q mg/mL untuk suntikan lM Testosteron pel let (Testopel)
Levonorgestrel (N orpla nt), Parenteral: 75 mg/pellet untuk suntikan
Alat implan subkutan: 6 kapsul @ 36 mg parenteral (bukan lV)
Sistem intrauterin: 52 mg
ArurncoHrs & Prucrnuelr
Medroxyprogesterone acetate (generik, Provera)
(Lihat juga Bab 37)
Oral:tablet 2,5; 5; 10 mg
Parenteral (Depo-Provera): 150, 400 mg/mL Anastrozole (Ari midex)
untuk suntikan lM Oral: tablet 1 mg
Megestrol acetate (generik, Megace) Bical utamide (Casodex)
Oral: tablet 20,40 mg; suspensi 40 mg/mL Oral: tablet 50 mg
Norethindrone acetate (generik, Aygestin) Clomiphene (generik, Clomid, Serophene,
Oraltablet 5 mg Milophene)
Norgestrel (ovrette) (lihat juga Tabel 40-3) Oral: tablet 50 mg
Oral: tablet 0,075 mg Danazol (generik, Danocrine)
Progesterone (generi k) Oral: kapsul 50,100, 200 mg
Oral: kapsul 100, 200 mg Dutasteride (Avodart)
Topikal: gel vagina 4, 8% Oral: tablet 0,5 mg
Parenteral: 50 mg/mL dalam minyak untuk Exemestane (Aromasin)
suntikan lM Oral: tablet 25 mg

lKontrasepsi oral disajikan dalam Tabel 40-3. (berlanjut)


HORMON GONAD & PENGHAMBATNYA I 7O3

Finasteride Nilutamide (Ni landron)


Oral:tablet 1 mg (Propecia); 5 mg (Proscar) Oral: tablet 50, 150 mg
Flutamide (Eulexin) Raloxifene (Evista)
Oral: kapsul 125 mg Oral:tablet 60 mg
Fulvestrant (Faslodex) Tamoxifen (generik, Nolvadex)
Parenteral: 50 mg/mL untuk suntikan lM Oral: tablet 10, 20 mg
Letrozole (Femara) Testolactone (Teslac)
Oral: tablet 2,5 mg Oral: tablet 50 mg
Mifepristone (M ifeprex) Toremifene (Fareston)
Oral: tablet 200 mg Oral: tablet 60 mg

REFERENSI Kalantaridon S et al: Premature ovarian failure, endothelial dys-


functioq and estrogen-progesterone replacement. Trends En-
Anderson GL et al for the Women's Health Initiative Steering
docrinol Metab 2006;17:101.
Committee: Effects of conjugated equine eshogen in post-
Lacey JV Jr et al: Oral contraceptives as risk factors for cervical
menopausal women with hysterectomy. J AMA 2004;297:1701.
adenocarcinomas and squamous cell carcinomas. Cancer Epi-
Bagatell CJ, Bremmer WJ: Androgens in men - uses and abuses. N
demiol Biomarkers Prev 1.999;8:'1079.
Engl J Med 1,996;334:7O7.
Manson JE et al: Estrogen plus progestin and the risk of coronary
Bamberger CM, Schulte HM, Chrousos GP: Molecular determi-
heart disease. N Engl J Med 2003;349:523.
nants of glucocorticoid receptor function and tissue sensitivity.
Merke DP et al: Future directions in the study and management
Endo Rev 1996;17:221.
Baulieu E-E: Contragestion and other clinical applications
of congenital adrenal hyperplasia due to 21-hydroxylase
deficiency. Ann Intern Med 2002;136:320.
of RU 486, an antiprogesterone at the receptor. Science
Mooradian AD, Morley JD, Korenrnan SG: Biological action of
1,989;245:1351,.
androgens. Endocr Rev 1.987;8:'1.
Burkman R, Schlesselman lJ, Ziemm M: Safety concerns and
Price VH: Treatment of hair loss. N Engl J Med-1999;341,:964.
health benefits associated with oral contraception. Am J Obstet
Rossouw JE et al: Risks and benefits of estrogen plus progestin in
Gynecol 20M;190(Suppl 4) :S5.
Chrousos GP, Torpy DJ, Gold PW: Interactions between the
healthy postmenopausal n'omen: Principal results from the
hypothalamic-pituitary-adrenal axis and the female repro- Women's Health Initiahve randomized controlled hial. JAMA
2002;288:321.
ductive system: CLinical implicatiqns. Ann Intem Med
1998;129:229. Smith RE: A review of selective estrogen receptor modulators in
Giangrande PH, McDonnell DP: The A and B isoforms of the national surgical adjuvant breast and bowel proiect clinical
human progesterone receptor: Two functionally different trials. Semin Oncol 2003;30(5 Suppl 16):4.
hanscription factors encoded by a single gene. Recent Prog Snyder PJ et al: Effect of testosterone replacement in hypogonadal
Horm Res 1999;54:291. men. J Clin Endocrinol Metab 2000;85:2670.
Gomes MPV, Deitcher SR: Risk of venous thromboembolic dis- US Preventive Services Task Force: Hormone therapy for the
ease associated with hormonal contraceptives and hormone prevention of chronic conditions in poshnenopausal women.
replacement therapy: A clirrical review. Arch Intern Med Arrn Intern Me d 2005;1,42:855.
2OO4;'164:^1965. Wehrmacher 'IAIH, Messmore H: Women's health initiative is
Hall lM, McDonnell DP, Korach KS: Allosteric regulation oI fundamentally flawed. Gend Med 2005;2:4.
estrogen receptor shucture, fulction, and co-activator recruit- Weisberg E: Interactions between oral contraceptives and anti-
ment by different eshogen response elements. Mol Endocrinol fungals/antibacterials. Is contraceptive failure the result? Clin
200216:469. Pharmacokinet 1999;36:309.
Harman SM et al: Longitudinal effects of aging on serum total and Young NR et al: Body composition and muscle shength in healthy
free testosterone levels inhealthy men. Baltimore Longitudinal men receiving T enanthate for contraception. J CIin Endocrinol
Study of Aging. J Clin Endocrinol Metab 2001;86:724. Metab 1993;77:TO28.
Kalantaridou S, Chrousos GP: Monogenic disorders of puberty. J Zandi PP et al: Hormone replacement therapy and incidence of
Clin Endocrinol Metab 200287 :2481. Alzheimer's disease in older women. J AI*4A 2002;288:2123,
[: ",

Martha 5. No/te, MD, & John H. Karam, MD*

menimbulkan terentanan menderita penyakit ini namun


I ENDOKRIN PANKREAS hanya 10-15% pasien yang memiliki riwayat diabetes
dalam keluarganya.
Sistem endokrin pankreas pada orang dewasa mengan-
Diabetes Mellitus Tipe 2
durtg sekitar 1 juta pulau Langerhans yang tersebar di
seluruh kelenjar pankreas. Di dalam pulau tersebut paling Diabetes tipe 2 ditandai oleh resistensi jaringan terhadap
sedikit empat sel penghasil hormon telah diidentifikasi kerja insulin disertai defisiensi relatif padasekresi insulin.
(Iabel 41-1). Produk hormon sel-sel tersebut meliputi in- Individu yang terkena dapat lebih resisten atau meng-
sulin, hormon penyimpan dan anabolik tubuh; polipepti- alami defisiensi sel 0 yang lebih parah, dan kelainannya
da amiloid plulau [islet-amyloiil polypeptiilel 1App, atau dapat ringan atau parah. Mes.kipun. insulin diproduksi
amylin), yang memodulasi nafsu makary pengosongan oleh sel B pada pasien ini, namun hal tersebut tidak cukup
lambung, dan sekresi glukagon dan insulin; glukagory fak- unfuk mengatasi resistensi, dan kadar glukosa darah me-
tor hiperglikemik yang memobilisasi simpanan glikogen; ningkat. Gangguan kerja insulin juga memengaruhi meta-
somatostatiry suafu inhibitor umum sel sekretorik; dan bolisme lemak sehingga meningkatkan kadar asam lemak
peptida pankreas, suatu protein kecil yang memudahkan bebas dan trigliserida serta menurunkan kadar lipoprotein
proses pencerruran melalui mekanisme yang belum jelas. berdensitas-tinggi (HDL).
Peningkatan kadar glukosa darah yang berkaitan de- Individu dengan diabetes tipe 2 mungkintidak memer-
ngan diabetes mellitus terjadi akibat sekresi insulin yang lukan insulin untuk bertahan hidup, namun 30% pasien
tidak adekuat atau tidak ada, dengan atau tanpa gangguan atau lebih akan memperoleh keuntungan dari terapi
kerja insulin. Penyakit yang mendasari.diagnosis diabe- insulin untuk mengontrol glukosa darah. Sekitar 10-20%
tes mellitus kini diklasifikasikan menjadi empat kategoii: individu yang awalnya didiagnosis menderita diabetes
tipe 1,, diabetes yang dependen-insulin; Lrpe 2, diabetes yang tipe 2 mungkin sebenamya mengilami diabetes kombinasi
nondependen-insulin; t;rpe 3, lain-lain; dan tipe tipe 1. dan tipe 2 atau tipe L yang progresif, dan akhirnya
4, diabetes
mellitus ges tasional @xpert Committee, 2003). akan memerlukan penggantian insulin sepenuhnya.
Meskipun orang dengan diabetes tipe 2 biasanya tidak
Drneerrs Melurus Ttpe 1 mengalami ketosis, ketoasidosis dapat terjadi akibat shes
Diabetes tipe 1 ditandai oleh destruksi sel p secara selek- seperti infeksi atau pehggunaan obat yang memperberat
tif dan defisiensi insulin absolut atau berat. Pemberian in- resistensi, seperti kortikosteroid. Dehidrasi pada individu
sulin sangat penting pada pasien dengan diabetes tipe 1. dengan diabetes tipe 2 yang tidak terkontrol dan tidak
Diabetes tipe l selanjubrya dibag! menjadi yang memiliki diobati dapat menimbulkan keadaan yang mengancam
penyebab imun dan idiopatik, Bentuk imun merupakan jiwa, yaitu koma hiperosmolar nonlcetosis. pada keadaan ini,
bentuk tersering diabetes tipe 1. Meskipun sebagian besar kadar glukosa darah dapat meningkat 6 hingga 20 kali
pasien lebih muda dari 30 tahun pada saat diagnosis kisaran nilai normal dan terjadi perubahan status mental
dibuat oriset penyakit tersebut dapat terjadi pada semua atau hilangnya kesadaran pasien. Penanganan medis dan
usia. Diabetes tipe 1 ditemukan pada semua grup etnik, rehidrasi secara cepat menjadi keharusan.
namun insidens tertihggi terdapat pada orang Eropa utara
dan Sardinia. Faktor genetik multifaktorial tampaknya Diabetes Mellitus Tipe 3
Sebutan tipe 3 merujuk pada berb4gai penyebab spesifik
Iain tntuk peningkatan kadar glukosa darah: penyakit

704
HORMON PANKREAS & OBAT ANTIDIABETES I 7O5
Tabel 41-1. Sel pulau pankreas dan produksi tal pertama. Wanita yang berisiko tinggi harus segera
sekretorinya. diskrining. Pemeriksaan dapat ditangguhkan pada wanita
berisiko-rendah hingga minggu ke-24 sampai minggu ke-
28 gestasi.

L:l1glFl ....?.9. .-Gl.vl::g.gLq.rg-s-Lv-!-?-q.91 ffi INSULIN


Sel B (beta) 75 lnsulin, peptida-C,
proinsulin, amylin
Kimia
sel D (delta) 3-5 Somatostatin
Insulin merupakan protein kecil dengan berat molekul
Sel F (sel PP)' <2 Polipeptida pankreas
(PP) sebesar 5808 pada manusia. Insulin mengandung 51 asam
amino yang tersusun dalam dua rantai (A dan B) yang
'Dalam lobulus yang kaya akan polipeptida pankreas pada pulau dihubungkan oleh jembatan disulfida; terdapat perbedaan
pankreas orang dewasa, yang terletak hanya di bagian posterior kaput
pankreas manusia, sel glukagon jarang ditemukan (kurang dari 0,5%). spesies pada asam amino kedua rantai tersebut. Proinsu-
dan terdapat sel F sebanyak 80% dari seluruh sel.
lin, suatu molekul protein rantai panjang tunggal, diproses
dalam aparatus Golgi dan dikemas dalam granula-granula
tempat proinsulin dihidrolisis menjadi insulin dan suatu
yang tidak melibatkan pankreas, terapi obat dll. Untuk segmen penghubung residual yang disebut peptida-C
mengetahui daftar penyakit yang lebih rinci, pembaca di- dengan menghilangkan empat asam amino (terlihat seba-
persilakan merujuk pada Expert Committee, 2003. gai lingkaran dengan garis putus-putus dalam Gambar
41.-1).
Diabetes Mellitus Tipe 4 lnsulin dan peptida-C disekresikan dalam jumlah
Diabetes mellitus gestasional (GDM) didefinisikan be- ekuimolar sebagai respons terhadap semua agan
rupa setiap kelainan kadar glukosa yang ditemukan perangsang insulin; sejumlah kecil proinsulin yang tidak
pertama kali pada saat kehamilan. Diabetes gestasional diproses atau terhidrolisis sebagian juga dilepaskan.
didiagnosis pada sekitar 4% dari semua kehamilan di N{eskipun proinsulin mungkin memiliki efek hipoglikemik
Amerika Serikat. Selama kehamilan, plasenta dan hor- yang ringan, peptida-C belum diketahui memiliki fungsi
mon plasenta menimbulkan resistensi insulin yang paling fisiologis. Granula di dalam sel B menyimpan insulin
mencolok pada trimester ketiga. Penilaian risiko timbul- dalam bentuk kristal yang mengandung dua atom seng
nya diabetes dianjurkan dimulai pada kunjungan prena- dan enam molekul iruulin. Keseluruhan pankreas manusia

Peptida-C

3 28 29 30

@ lnsulin glulisin @ lnsulin lispro

@ lnsulin aspart

u',.n insutin yans te^"Po,I::::l''-'"


lnsulin diperlihatkan berupa rantai peptida berarsir (warna"n.,on
lebih gelap), A dan B. Perbedaan
pada rantai A dan B serta modifikasi asam amino untuk insulin aspart, lispro, dan glulisin juga
diperlihatkan.
706 I BAB4l
mengandung sampai 8 mg insulin, yang mewakili sekitar kalium yang bergantur-rg-ATP. Pengurangan efluks ka-
200 unit biologis. Pada mulanya, satuan tersebut ditentukan liurn menl'ebabkan depolarisasi sel B da1 terbukanya
berdasarkan aktivitas hipoglikemik insulin pada kelinci. kanal kalsium bergerbang-tegangan. Akibatnya, terjadi
Dengan perbaikan teknik pemurnian, safuan tersebut peningkatan kalsium intrasel yang mencetuskan sekresi
kini ditentukan berdasarkan berat, dan standar insulin hormon ini. Kelompok insulin secretagogue (sulfonilurea,
terkini yang digunakan untuk tujuan pemeriksaan assay meglitinid, dan D-fenilalanir-r) memanfaatkan salah satu
mengandung 28 satuan per miligram. bagian dari mekanisme tersebut.

Sekresi lnsulin Degradasi Insulin


Insulin dilepaskan dari sel B pankreas dengan laju basal Hati dan ginjal merupakan dua organ utama yang me-
yang rendah dan dengan laju yang jauh lebih tinggi bila rryingkirkan insulin .dari sirkulasi. Hati biasanya mem-
terstimulasi sebagai respons terhadap berbagai rangsang- bersihkan darah dari sekitar 60% insulin yang dilepaskan
an, terutama glukosa. Stimulan yang lain juga dikenal dari pankreas karena letaknya sebagai terrninal aliran darah
seperti gula lain (misalnya, rnanosa), asam amino tertentu vena porta, dan ginjal rnenyingkirkanS5-40% hormon en-
(misalnya, leusin, arginin), dan aktivitas nervus vagus. dogen. Akan tetapi, pada penderita diabetes yang diobati
Diagram salah satu mekanisme pelepasan insulin bila dengan sur-rtikan insulin subkutan, rasio tersebut menjadi
distimulasi diperlihatkan pada Garnbar 47-2. Seperti terbalik, yaitu 6O% insulin eksogen dibersihkan oleh ginjal
terlihat pada garnbar, hiperglikemia menyebabkan pe- dan lrati n"renyingkirkan tidak lebih dari 30-40%. Waktu
ningkatan kadar ATP intrasel, yang menutup kanal paruh insulin dalam sirkulasi adalah 3-5 menit.

(Menutup,
men de pola risasi)

Transporter
glukosa ATP
A
I Kanal Ca2*
I
(depolarisasi
Glukosa Metabolisme + membuka)

I cat" Ca2'

lnsuliny' ce

Gambar 41-2. Sebuah model pengaturan pelepasan insulin dari sel B pankreas
oleh glukosa dan oleh obat golongan sulfonilurea. Di sel yang sedang beristirahat
dengan kadar ATP normal (rendah), kalium berdifusi mengikuti gradien
konsentrasinya melalui kanal kalium bergerbang-ATP sehingga mempertahankan
potensial intrasel pada nilai negatif dan terpolarisasi sepenuhnya. Pelepasan
insulin menjadi minimal. Jika kadar glukosa meningkat, produksi ATP meningkat,
kanal kalium menutup, dan terjadi depolarisasi sel. Seperti di otot dan saraf, kanal
kalsium bergerbang-tegangan membuka sebagai respons terhadap depolarisasi
sehingga lebih banyak kalsium yang dapat memasuki sel. Peningkatan kalsium
intrasel menyebabkan peningkatan sekresi insulin. lnsulin secretagogue menutup
kanal kalium yang bergantung.pada ATP sehingga mendepolarisasi membran sel
dan menyebabkan peningkatan pelepasan insulin melalui mekanisme yang sama.
(Dimodifikasi dan diproduksi ulang atas izin dari Basic & Clinical Endocrinology, 4th
ed. Greenspan F, Baxter JD [editor]: Pertama kali diterbitkan Appleton & Lange.
Copyright o 1994 by The McGraw-Hill Companies, lnc.)
HORMON PANKREAS & OBAT ANTIDIABETES I 7O7

lnsulin dalam Sirkulasi


Kadar insulin basal pada manusia normal adalah 5-15 pU /
mL (30-90 pmol/L), dengan kadar puncak sebesar 60-90
pUlmL (360-540 pmol/L) pada waktu makan.

Reseptor lnsulin
Ketika memasuki sirkulasi, insulin berdifusi ke dalam
jaringan tenpat molekul ini berikatan dengan reseptor khu-
sus yang terdapat pada membran kebanyakan jaringan.
Respons biologis yang dipicu oleh kompleks insulin-
reseptor ini telah diidentifikasi di beberapa jaringan target
utama, misalnya, hati, otot, dan jaringan adiposa. Reseptor
tersebut mengikat insulin dengan spesifisitas dan afinitas
yang tinggi dalam kisaran pikomolar. Reseptor insulin yang
utuh mengandung dua heterodimer yang terikat secara
kovalery dan masing-masing mengandung sebuah subunit
cr yang sepenuhya berada di luar sel dan merupakan daerah

pengenalan, dan sebuah subunit B yang menembus ketebal-


an membran sel (Gambar 41-3). Subunit B mengandung
suatu tirosin kinase. Pengikatan molekul insulin pada sub-
unit c, pada permukaan luar sel akan mengaktifkan resep-
tor dan, melalui suatu perubahan konformasi, mendekatkan
lengkung kataliti( subunit p sitoplasmik yang berhadapan.
Hal tersebut memfasilitasi fosforilasi tirnbal baiik residu
birosin pada subunit B dan aktivitas tirosin kinase yang di-
arahkan pada protein sitoplasma.
Protein pertama yar-rg difosforilasi oleh reseptor tiro-
sin kinase aktif adalah docking protein, yaitu substrat re-
septor insulin-1 sampai -6 (IR91 sampai IRS-6). Setelah
fosforilasi tirosin terjadi di sejumlah tempat kritis, molekul -3 kinase kinase
IRS berikatan pada dan mengaktifkan kinase lain-yang Gambar 41-3.
Diagram skematis heterodimer reseptor insulin
terpenting fosfatidilinositol -3- kinase-yang menimbul- pada keadaan aktif. lRS, substrat reseptor insulin; P, fosfat; tyr,
kan fosforilasi lebih lanjut atau berikatan pada suatu ti rosi n.
protein adaptor seperti protein pengikat-reseptor faktor
pertumbuhan 2, yang mentranslasikan sinyal insulin men-
jadi suatu faktor pelepas-nukleotida guanin yang akhir- Berbagai agen hormonal (misalnya, glukokortikoid)
nya mengaktifkan protein ras pengikat GTP, dan sistem menurunkan afinitas reseptor insulin untuk insulin; kele-
protein kinase 1'ang teraktifkan-rnitogen (MAPK)' Tirosin bihan jumlah hormon pertumbuhan sedikit meningkat-
kinase tertentu yang terfosforilasi-IRS memiliki spesifisitas kan afinitas tersebut. Penyimpangan fosforilasi serin dan
pengikatan dengin molekul hilir berdasarkan motif atau treonin pada subunit p reseptor insulin atau molekul IRS
sekuens 4-5 asam amino di sekitarnya yang mengenali dapat menimbulkan resistensi insulin dan penekanan
(doun-regulatlon) reseptor fungsional.
domain Src homolog 2 yang spesifik pada protein lain.
jaringan fosforilasi ini di dalam sel merupakan perantara
Efek lnsulin Terhadap Targetnya
kedua insulin dan menimbulkan berbagai efek, termasuk
translokasi transporter glukosa (terutama GLUT 4, Tabel Insulin meningkatkan simpanan lemak dan glukosa (ke-
4l-2)ke membran sel sehingga menyebabkan peningkatan duanya sumber energi) di dalam sel target khusus (Gambar
ambilan glukosa; peningkatan aktivitas glikogen sintase 41-4) dan memengaruhi pertumbuhan sel dan fungsi me-
dan peningkatan pembentukan glikogen; berbagai efek tabolik berbagai jaringan (Tabel 41-3).
terhadap sintesis protein, lipolisis, dan lipogenesis; dan
Karakteristik Preparat lnsulin yang Tersedia
akfivasi faktor transkripsi yang memacu sintesis DNA dan
pembelahan dan pertumbuhan sel. Jalur penyaluran sinyal Preparat insulin yang diperdagangkan berbeda dalam
IR92 berkaitan dengan mitogenesis dan proliferasi sel. beberapa hal, misalnya perbedaan pada teknik produksi
708 I BAB 41

Tabel 41-2. Transporter glukosa.

./ lnsulin
Semua Ambilan
jaringan,
terutama sel
glukosa basal;
transpor
.//
darah merah, melalui sawar

ffi"*'""'
otak darah otak
GLUT 2 Sel B 15-20 Regulasi
pankreas, pelepasan subskat
' I ;
hati, ginjal,
usuS
insulin,
aspek lain I ,l-on
homeostasis
glukosa
GLUT 3 Otak, ginjal. <
plasenta,
1 Ambilan ke
dalam neuron,
\"'i"'- Otot
jaringan lain
GLUT 4 Otot, *5 Ambilan Usus
jaringan glukosa yang
adiposa d iperantarai- Gambar4l-4. lnsulin meningkatkan sintesis (dari nutrien
yang berada dalam sirkulasi) dan penyimpanan glikogen.
insulin
trigliserida, dan protein di jaringan target utamanya: hati,
GLUT 5 Usus, ginjal 1-2 Absorpsi lemak, dan otot. Pelepasan insulin dari pankreas dirangsang
fruktosa oleh peningkatan kadar glukosa darah, inkretin, stimulasi
nervus vagus, dan faktor lain (lihat teks).

Tabel4l-3. Efek endokrin insulin.


DNA rekombinan, sekuens asam amino, konsentrasi, ke-
Efek terhadap hati: larutan,'dan onset serta lama kerja biologisnya. Pada tahun
Kebalikan gambaran katabolik defisiensi insulin 2006,17 formulasi insulin tersedia di Amerika Serikat.
Menghambat glikogenolisis
Menghambat konversi asam lemak dan asam amino A. Jrrurs Unul DAN LAMA Kenln PnepnRAr lNsuLtN
menjadi asam keto Tersedia empat jenis utama insulin injeksi: (1) bekerja-
Menghambat konversi asam amino menjadi glukosa
cepat (rapid-action), dengan awitan (onset) kerja yang
Kerja anabolik
Menambah simpanan glukosa sebagai glikogen sangat cepat dan lama kerja yang pendek; (2) bekerja-
(menginduksi glukokinase dan glikogen sintase, singkat (short-action), dengan awitan kerja yang cepa!
menghambat fosfori lase) (3) masa kerja sedang (intermediate-acting); dan (4) masa
Meningkatkan sintesis trigliserida dan pembentukan kerja lama (Iong-acting), dengan awitan kerja yang lambat
-.
......... Lrry.qrgL-"_t_ !_q 19.: l:iLT_:Tl.e_eL r.T.q
Efek terhadap otot:
e L(yl? L.
I . (Gambar 41-5, Tabel 41-4). Sediaan insulin yang bekerja-
cepat dalam bentuk inhalasi juga dipasarkan. Insulin in-
Meningkatkan sintesis protein jeksi yan$ bekerja-cepat dan singkat dipasarkan sebagai
Meningkatkan transpor asam amino
Meningkatkan sintesis protein ribosom larutan bening pada pH netral dan mengandung sejumlah
Meningkatkan sintesis glikogen kecil seng untuk memperbaiki stabilitas dan rnemperlama
Meningkatkan transpor glukosa masa kadaluarsanyai Insulin NPH injeksi dengan masa
Menginduksi glikogen sintase dan menghambat kerja sedang telah dimodifikasi untuk memperlama masa
fosforilase
kerja dan dipasarkan sebagai suatu suspensi keruh pada
Efek terhadap jaringan adiposa pH netral dengan protamin dalam penyangga fosfat (neu-
Menambah simpanan trigliserida
tral protanine Hagedorn [NPH] insulin).Insulin glargin dan
lnsulin menginduksi dan mengaktivasi lipoprotein
lipase untuk menghidrolisis trigliserida dari
insulin detemir merupakan insulin larut dengan masa
lipoprotein kerja lama. Tujuan terapi dengan insulin subkutan ada-
Transpor glukosa ke dalam sel menyediakan gliserol lah menggantikan insulin pada keadaan basal normal
fosfat sehingga terjadi esterifikasi asam lemak (semalam sunfuk, puasa, dan antara wakfu makan) serta
yang disuplai melalui transpor lipoprotein.
insulin bolus atau prandial (pada waktu makan). Regimen
lnsulin menghambat lipase intrasel
terkini biasanya menggunakan insulin dengan masa kerja
HORMON PANKREAS & OBAT ANTIDIABETES I 7O9

=co^
Eo
vo)
cDc
E

E4
Yo
f
oDJ
o
f
.s2
J
'6'
J1

1 2 3 4 5 6 7 I I 1011 121314151617 18192021222324


Waktu [am)
Gambar 41-5.Cakupan dan lama kerja berbagai tipe insulin seperti diindikasikan oleh laju
infus glukosa (mg/kg/menit) yang diperlukan untuk mempertahankan kadar glukosa yang
konstan. Lama kerjayang diperlihatkan sesuai dengan dosis rerata sebesar 0,2-0,3 U/kg; dengan
pengecualian untuk insuiin lispro, aspart, dan glulisin, lama kerja bertambah secara bermakna
bila dosis ditingkatkan

Tabel 41-4. Beberapa preparat insulin yang tersedia di AS''

lnsulin Lispro, Humalog (LillY) Analog manusia u 100

lnsulin Aspart, Novolog (Novo Nordisk) Analog manusia u 100

lnsulin Glisin, Apidra (Aventis) Analog manusia u100

lnsulin yang bekerja-singkat


Regular Novolin R (Novo Nordisk) Manusia u 100

Regular Humulin (Lilly) Manusia u100, u500

Velosulin BR (Novo Nordisk)'z Manusia u 100

Regular. Exubera (Pf izer) Manusia Bubuk 1, 3, 6 mg (diinhalasi)


lnsulin dengan masa kerja sedang
NPH Humulin N (Lilly) Manusia U100

NPH Novolin N (Novo Nordisk) Manusia u100

Novolin,T0l30 (Novo Nordisk) Manusia u100

Humulin 70/30 dan 50/50 (Lilly) Manusia U100

50/50 NPL, Lispro (Lilly) Analog manusia u't 00

..!T.v-rrr.9:r-g-:r.-Ttr-I-"-ti?-l-1T1..--.---.-...."-.-.

lnsulin glargin. Lantus (Aventis/Hoechst Marion Roussel) Analog manusia u100


lSemua obat ini (kecuali insulin lispro, insulin aspart, insulin detemir, insulin glulisin, insulin inhalan, dan U500 regular Humulin) dapat dibeli tanpa
memerlukan resep. Semua insulin harus didinginkan dan diletakkan dalam temperatur ruangan sesaat sebelum disuntikkan.
2Velosulin mengandung penyangga fos{at, yang berguna untuk mencegah agregasi insulin dalam selang pompa namun menghindari pencampurannya
dengan insulin lente.
710 / BAB 41

lama untuk menyediakan insulin selama keadaan basal penggabungan-diri (berbeda dengan insulin manusia)
atau dasar, dan insulin yang bekerja-cepat untuk meme- secara anti-paralel melalui pembentukan dimer dan. Un-
nuhi kebutuhan insulin pada waktu makan. Insulin yang fuk memperlarna masa kadaluarsa insulin dalam vial,
bekerja-cepat diberikan sebagai dosis tambahan untuk insulin lispro distabilkan menjadi heksamer oleh suatu
mengatasi hiperglikemia transien. Terapi intensif ("kontrol bahan pengawet kresol. Bila disuntikkan secara subkutan,
ketat") bertujuan untuk mengembalikan pola glukosa agar insulin tersebut cepat berdisosiasi menjadi monomer dan
mendekati normal sepanjang hari sambil meminimalkan cepat diserap dengan masa awitan kerja 5-15 menit dan
risiko terjadinya hipoglikemia. aktivitasnya nincapai puncak dalam waktu 1jam. Waktu
Salinan profil glikemik normal secara tepat tidak untuli mencapai puncak kerja relatif konstan dan tidak
mungkin dilakukan secara teknis karena adanya ke- bergantung pada dosis.
terbatasan pemberian insulin melalui subkutan. Regimen Insulin aspart dibuat melalui substitusi prolin B28
insulin tercanggih menghantarkan insulin yang bekerja- dengan asam aspartat yang bermuatan negatif (Gambar
cepat melalui suatu perangkat infus insulin subkutan 41-1). Modifikasi tersebut mengurangi interaksi normal
yang berkesinambungan; regimen intensif alternatif yang antar monomer ProB28 dan GlyB23 sehingga mengham-
disebut sebagai multiple daily injection (MDI) mengguna- bat swa-agregasi insulin. Profil aktivitas dan absorbsinya
kan insulin dengan masa kerja lama dengan bolus ber- serupa dengan profil insulin lispro, dan lebih mudah dipro-
ulang insulin yang bekerja-cepat. Terapi konvensional saat duksi ulang ketimbang insulin reguler, namun memiliki
ini terdiri atas injeksi dengan dosis terbagi dari carnpuran karakteristik mitogenisitas, aktivitas dan sifat pengikatan
insulin dengan masa kerja sedang dan insulin yang be- yang serupa dan sifat imunogenisitas yang setara dengan
kerja-cepat atau singkat. insulin regular.
1. Insulin yang bekerj a- cep at (r api d- a ctir tg) T iga analo g Insulin glulisin diformulasikan melalui substitusi aspa-
- ragin olel-r lisin pada 83 dan substitusi oleh lisin
insulin injeksi yang bekerja-cepat: insulin lispro, insulin asam
aspart, dan insulin glulisin, dan satu bentuk inhalasi insu- glutamat pada B29. Karakteristik imunologis, kerja, dan
lin yang bekerja-cepaf yaibt lumnn hsulirt reconrbhnnt absorbsinya serupa dengan karakteristik insulin injeksi
inhaleil, kini tersedia di pasaran. Insulin yang bekerja-cepat lain 1'6ng 6"1erja-cepat. Setelah insulin glulisin dalam dosis
memungkinkan penggantian insulin pada n'aktu makan besar berinteraksi dengan reseptor insulin, dapat terjadi
secara lebih fisiologis karena awitan kerjanya yang cepat aktivasi jalur IRS-2 di sebelah hilir yang relatif berbeda
dan puncak kerjanya yang segera tercapai lebih menyeru- dengan insulin manusia. Makna klinis perbedaan tersebut
pai sekresi insulin endogen normal ketimbang insulin re- masih belum jelas.
guler, dan memiliki keuntungan lain karena insulin dapat Insulin manusia inhalan merupakan suafu bentuk
diberikan segera sebelum makan tanpa mengganggu kon- bubuk insulin manusia rDNA yang diberikan melalui
trol glukosa. Lama kerja insulin tersebut jarang melebihi suatu alat inhalasi dan dipasarkan untuk mengoreksi
3-5 jam (kecuali insulin inhalasi, yang dapat berlangsung kadar gula darah dan penggunaan sebelum makan (pre-
G7 jam), yang mengurangi risiko terjadinya hipoglikemia prandial) pada orang dewasa dengan diabetes tipe 1
setelah makan. Insulin injeksi yang bekerja-cepat memiliki dan 2. Karena terdapat kekhawatiran tentang keamanan
variabilitas absorbsi terendah (sekitar 5%) dan semua sedia- penggunaannya pada pam-paru, penggunaan insulin in-
an insulin komersial (bandingkan dengan 25% pada insulin halasi tersebut tidak diizinkan pada anak-anak, remaja,
reg-uler dan 25-50% pada sediaan dengan masa kerja sedang atau orang dewasa dengan asma, bronkitis, emfisema,
dan lama). Insulin yang bekerja-cepat merupakan jenis in- perokok, atau mereka yang baru berhenti merokok selama
sulin terpilih,untuk digunakan pada perangkat infus insulin 6 bulan. Meskipun pemberian insulin melalui rute ter-
subkutan secara berkesinambungan. sebut dapat ditoleransi dengan baik, sejumlah penelitian
Insulin lispro, analog insulin monomer pertama yang menunjukkan bahwa kurang dari 30% pengguna inhalasi
dipasarkan, diproduksi melalui teknologi rekombinan de- ini mampu mencapai target kadar glukosa darah setelah
ngan membalikkan posisi dua asam amino di dekat termi- menjalani terapi dengan insulin manusia inhalan selama 6
nal karboksil rantai B: Prolin pada posisi 828 dipindahkan bulan.
ke 829, dan lisin pada posisi B29 dipindahkan ke 828 2. Insulin yang bekerja-singkat (short-acting)-Insulin
(Gambar 41-1). Pembalikkan kedua asam amino tersebut reguler adalah suatu insulin seng kristalin larut dan be-
tidak mengubah sedikit pun pengikatan insulin lispro kerja-singkat serta dibuat melalui teknik DNA rekombinan
pada reseptor, waktu paruhnya dalam sirkulasi, atau sifat untuk memproduksi suatu molekul yang identik dengan
imunogenisitasnya, yang serupa dengan insulin reguler insulin manusia. Efeknya tampak dalam waktu 30 menit
manusia. Akan tetapi, keunfungan analog insulin ini ada- dan mencapai puncak antara 2 dan 3 jam setelah disuntik-
lah kecenderungannya yang rendah dalam melakukan kan melalui subkutan dan biasanya berlangsung selama
HORMON PANKREAS & OBAT ANTIDIABETES I 711
5-8 jam. Pada konsentrasi yang tinggi, misalnya di dalam rasio berat protamin terhadap insulin kira-kira sebesar
vial, molekul insulin reguler mengalami swa-agregasi 1:10, yang menunjukkan sekitar enam molekul insulin per
dengan cara antiparalel membentuk dimer yang stabil di molekul protamin. Setelah disuntikkan melalui subkutary
sekitar ion seng dan menciptakan heksamer insulin. Sifat enzim proteolitik jaringan memecahkan protamin untuk
heksamer insulin regular menyebabkan penundaan onset meningkatkan absorpsi insulin. Insulin NPH memiliki
dan memperlama waktu uhtuk mencapai puncak kerja. onset kira-kira 2-5 jam dan lama ke1a 4-12 jam (Gambar
Setelah disuntikkan melalui subkutan, heksamer insulin 41-5); insulin ini biasanya dicampur dengan insulin regu-
terlalu besar dan bermassa untuk diangkut melalui endo- Ier, lispro, aspar! atau glisin dan diberikan dua sampai
tel vaskular ke dalam aliran darah. Ketika depot insulin empat kali sehari untuk mengganti insulin pada pasien
mengalami dilusi oleh cairan interstisial dan konsentrasi diabetes tipe 1. Dosis akan mengatur profil kerja insulin
insulin mulai menurun, heksamer terpecah menjadi dimer tersebu! secara spesifik, dalam dosis kecil, insulin ini
dan akhirnya monomer. Hal ini menyebabkan terben- memiliki puncak kerja yang lebih rendah dan lebih awal
tu(nya tiga laju absorpsi insulin pasca-injeksi, dengan fase serta lama kerja yang pendek; hal yang sebaliknya berlaku
monomer terakhir mencapai laju ambilan tercepat dari pada dosis besar.
tempat suntikan. Penundaan absorpsi tersebut menyebab- b. Insulin glargin-Insulin glargin adalah analog in-
kan ketidaksesuaian antara ketersediaan insulin dengan sulin larut dengan masa kerja yang sangat lama (ultra-
kebutuhannya. Iong- acting) dan " tidak berpuncak" (yaitu, memil iki pl at e au
Secara spesifik, bila insulin reguler diberikan pada konsentrasi plasma yang lebar).. Produk ini dirancang
waktu makan, kadar glukosa darah meningkat lebih cepat sebagai pengganti insulin basal secara, dapat diandalkan
ketimbang peningkatan kadar insulin sehingga menye- dan nyarnan. Perlekatan dua molekul arginin pada termi-
babkan hiperglikemia postprandial pada awalnya dan nal karboksil rantai B dan substitusi glisin oleh asparagin
peningkatan risiko terjadinya hipoglikemia postprandial pada posisi A21 menciptakan suatu analog yang larut
selanjutnya. Insulin regular harus disuntikkan 30-45 menit dalarn larutan asam namun terpresipitasi pada pH tubuh
atau lebih lama sebelum makan untuk meminimalkan yang lebih netral setelah disuntikkan ke dalam subkutan.
ketidaksesuaian tersebut. Seperti semua forrnulasi insulin Masing-masing molekul insulin perlahan-lahan larut dari
terdahulu, Iamakerja serta waktu onsetdanintensitas puncak depot kristalin dan menyebabkan tercapainya kadar insu-
kerja insulin ini bertambah seiring dengan peningkatan lin sirkulasi yang rendah dan berkesinambungan. Insulin
dosis. Secara klinis, hal tersebut merupakan masalah yang glargin rnemiliki onset kerja yang perlahan (1-1,5 jam)
sangat penting karena farmakokinetik dan farmakodi- dan mencapai efek maksimum setelah 4-6 jam. Aktivitas
namik insulin NPH dan reguler dalam dosis kecil sangat maksimum tersebut dipertahankan selama 1.1.-24 jam atau
berbeda dari farmakokinetik dan farmakodinamiknya pa- lebih lama. Glargin biasanya diberikan sekali sehari mes-
da dosis besar. Insulin larut yang bekerja-singkat adalah kipun beberapa individu yang sangat sensitif terhadap
satu-satunya tipe insulin yang harus diberikan secara in- insulin lebih baik menerima sediaan dengan dosis terpi-
travena karena pengenceran menyebabkan insulin hek- sah (dua kali sehari). Untuk mempertahankan kelarutary
samer segera berdisosiasi menjadi monouler. Insulin ter- formulasi insulin tersebut sangat asam (pH 4,0) dan insu-
sebut berguna khususnya untuk terapi intravena pada lin glargin sebaiknya tidak dicampur dengan insulin
penanganan ketoasidosis diabetik dan ketika kebutuhan lainnya. Jarum suntik harus digunakan secara terpisah
insulin cepat berubah, seperti setelah pembedahan atau untuk meminirnalkan risiko terjadinya kontaminasi dan
selama infeksi akut. berkurangnya efektivitas insulin. Pola absorbsi insulin
3.Insulin dengan,masa kerja sedang dan lama- glargin tampaknya tidak ditentukan oleh tempat anatomis
a. Insulin NPH (neutral protanine Hagedorn, atau suntikan, dan obat ini memiliki sifat imnogenisitas yang
isofan)-Insulin NPH adalah insulin dengan masa kerja lebih lemah ketimbang insulin manusia pada penelitian
sedang serta absorpsi dan mula kerja yang lambat yang dengan hewan. Interaksi glargin dengan reseptor insulin
dibuat dengan menggabungkan insulin dan protamin da- serupa dengan interaksi insulin alamiah dan tidak me-
lam jumlah yang sesuai sehingga kedua zat tersebut tidak nunjukkan peningkatan aktivitas mitogenik in vitro.
ada yang tidak membentuk kompleks ("isofan"). Protamin Pengikatan glargin enam sampai tujuh kali lebih kuat
merupakan campuran enam senyawa utama dan bebe- ketimbang pengikatan insulin alami pada reseptor faktor
rapa senyawa minor dengan struktur serupa yang diisolasi pertumbuhan yang mirip-insulin (IGF-1), namun makna
dari sperma rainbow trout. Senyawa-senyawa ini merupa- klinis hal tersebut masih belum jelas.
kan peptida yang kaya akan arginin dengan berat mole- c. Insulin detemir-Insulin ini adalah analog insulin
kul rerata sekitar 4400. Untuk membentuk suatu kompleks dengan masa kerja lama yang paling mutakhir dikem-
isofan (di dalamnya tidak terdapat komponen yang masih bangkan. Treonin terminal dibuang dari posisi B30
mempunyai tempat pengikatan yang kosong), diperlukan dan asam miristat (suafu asam lemak dengan 14 atom
712 I BAB4l
karbon) dilekatkan pada lisin terminal 829. Modifikasi hingga membutuhkan insulin dalam dosis tinggi, tersedia
ini memperlama ketersediaan analog insulin suntikan insulin manusia reguler U500 dalam jumlah terbatas.
dengan meningkatkan swa-agregasi di jaringan subkutan
dan pengikatan pada albumin secara reversibel. Insulin Sistem Pemberian lnsulin
detemir memiliki efek yang paling dapat diandalkan dari Mode standar terapi insulin adalah suntikan subkutan
golongan insulin dengan masa kerja sedang dan lama. dengan menggunakan spuit dan jarum suntik yang kon-
Insulin detemir kurang menimbulkan hipoglikemia vensional dan sekali-pakai. Selama tiga dekade terakhir,
ketimbang insulin NPH. Insulin detemir memiliki onset banyak dilakukan eksplorasi cara pemberian lain yang
kerja yang bergantung 1,-2 jam dan lama kerja melebihi dilakukan dan kini tersedia insulin inhalan.
dosis, sekitar 24 jam. Insulin ini diberikan dua kali sehari
agar tercapai kadar insulin pada keadaan basal secara A. Surunxeru PeN Ponrleet (Ponreate Peu lntcronl
berkesinambungan. U"t"k -"*"d"hk-, p""y""ttk"r tr"dt. *
4. Insulin Campuran-Karena insulin NPU dengan masa pel, terutama selama terapi intensif insuliry suntikan pen
kerja sedang membutuhkan beberapa jam untuk menca- portabel Qtortabel pen-sized injector) telah dikembangkan.
pai kadar terapeutik yang adekuat, penggunaannya pada Suntikan ini berupa cartridge insulin dan jarum yang dapat
penderita diabetes tipe 1 memerlukan tambahan insulin diganti-gdnti. Pen insulin sekali-pakai juga tersedia untuk
yang bekerja-cepat dan singkat sebelum makan. Untuk ke- sediaan terpilih. Sediaan tersebut adalah insulin regulef,
nyamanary insulin tersebut seringkali dicampur bersama insulin lispro, insulin aspart, insulin glulisin, insulin glar-
dalam satu jarum suntik yang sama sebelum disuntikkan. gin, insulin detemir, dan sejumlah campuran NPH dengan
Insulin lispro, aspart, dan glulisin dapat dicampur secara insulin reguler, lispro, atau aspart (Tabel 41.-4). Suntik-
akut (yaitu, sesaat sebelum disuntikkan) dengan insulin an portabel ini telah diterima dengan baik oleh penderita
NPH tanpa memengaruhi absorpsinya yang cepat. Akan karena penderita tak harus membawa spuit dan botol
tetapi, sediaan premixed sangat tidak stabil. Untuk meng- insulin ke tempat kerja dan saat bepergian.
atasi hal tersebut, insulin'intermedia yang tersusun dari B. Penllnraru Countuuous Suscutewzous lnsuuu
kompleks isofan protamin dengan insulin lispro dan in- Iuruston (CSll, Ponpn lrusuuru)
sulin aspart telah dikembangkan. Insulin intermedia ter-
Peralatan infus insulin subkutan berkesinambungan me-
sebut disebut sebagai "NPL" (neutral protamine lispro)
rupakan pompa open-loop eksternal untuk memberikan
dan "NPA" (neutral protamine aspart) dan memiliki lama
insulin. Peralatan ini memiliki suatu pompa yang dapat
kerja yang sama seperti insulin NPH. Insulin intermedia
diprogram oleh pengguna sehingga dapat memberikan
ini memiliki keuntungan karena dapat diformulasi dalam
insulin dalam dosis yang diperlukan untuk setiap individu
bentuk kombinasi premixed NPL dan insulin lispro, dan
dan basal memberi bolus insulin pengganti berdasarkan
kombinasi NPA dengan insulin aspart. Selain itu insulin
hasil pemantauan kadar glukosa darah yang dilakukan
tersebut juga terbukti aman dan efektif pada beberapa
pengguna sendiri. Biasanya, laju pemberian insulin pada
uji klinis. FDA telah menyetujui penggunaan formu-
keadaan basal selama 24 jam relatif konstan dari hari ke
lasi premixed NPl/insulin lispro 50%/50% dan75%/25y"
hari meskipun perubahan sementara pada laju tersebut
serta NPA/irsulin aspart 70%/30%. Sejumlah sediaan de-
dapat dilakukan untuk menyesuaikan perubahan jangka
ngan rasio lainnya tersedia di luar AS. Insulin glargin dan
pendek sesuai kebutuhan. Contohnya, laju pemberian in-
detemir harus diberikan dalam suntikan terpisah. Kedua
sulin basal mungkin perlu dikurangi selama beberapa
insulin ini tidak dapat dicampur secara akut atau diberikan
jam karena terjadinya peningkatan sensitivitas insulin
dalam sediaqnpremixed dengan sediaan insulin lainnya.
yang timbul akibat aktivitas fisik yang berat. Sebaliknya,
B. Pnoouxst ltrtsur-r'r jumlah bolus insulin sering bervariasi dan digunakan
Insulin manusia-Produksi massal insulin manusia dan untuk mengoreksi kadar glukosa darah yang tinggi dan
analog insulin melalui teknik rekombinan DNA sekarang memenuhi kebutuhan insulin pada waktu makan ber-
dibuat dengan menyisipkan gen proinsulin manusia atau dasarkan kandungan karbohidrat dalam makanan dan
gen proinsulin termodifikasi ke dalam Escheichia coli aktivitas fisik yang dilakukan saat itu. Pompa tersebut
atau ragi dan mengolah proinsulin yang telah diekstraksi (terdiri atas suatu reservoir insulin, chip program, papan
menjadi insulin atau molekul analog insulin. tombol, dan layar) berukuran seperti suatu penyeranta.
Pompa ini biasanya diletakkan pada ikat pinggang atau di
C. Korsrrurnnsr dalam kantung, dan iruulin diinfus melalui selang plastik
Semua insulin di AS dan Kanada tersedia dalam konsen- tipis yang terhubung dengan set infus yang disisipkan
trasi 100 unit/mL (U100). Untuk penggunaan pada kasus ke dalam subkutan. Perut adalah tempat insersi set infus
resistensi insulin yang berat dan jarang ditemukan se- yang disukai meskipun pinggang dan paha juga dapat
HORMON PANKREAS & OBAT ANTIDIABETES I 713
digunakan. Reservoir insulin, selang, dan set infus harus gantung pada pemberian insulin eksogen. Kelompok yang
diganti dengan menggunakan teknik steril setiap 2 atau "bergantung-insulin" ini (tipe 1) mewakili sekitar 5-10%
3 hari. Pemberian insulin melalui CSII dianggap sebagai populasi penderita diabetes di AS. Kebanyakan pasien
metode penggantian insulin yang paling mendekati diabetes tipe 2 tidak memerlukan insulin eksogen untuk
keadaan fisiologis. kelangsungan hidupnya, tetapi banyak yang memerlukan
Penggunaan peralatan infus berkesinambungan ini tambahan insulin eksogen bagi sekresi endogennya untuk
dianjurkan pada individu-individu yang tidak mamPu mencapai tingkat kesehatan yang optimal.
mencapai target kontrol ketika sedang menerima regimen
injeksi multipel dan pada keadaan yang memerlukan pe- Manfaat Kontrol Gula Darah pada Penderita
ngendalian kadar gula darah secara baik, misalnya pada Diabetes Mellitus
saat kehamilan. Penggunaan peralatan tersebut secara Konsensus American Diabetes Association menyatakan
optimal memerlukan keterlibatan dan komitmen pasien bahwa kontrol gula darah secara intensif yang disertai
secara bertanggung jawab. Penggunaan velosulin (suatu dengan latihan penanggulangan sendiri secara kompre-
insulin reguler) dan insulin aspart, lispro, dan glulisin hensif sdharusnya menjadi terapi standar pada penderita
pada pompa secara spesifik disetujui. Penggunaan pompa diabetes tipe 1 (lihat Boks: Keuntungan Kontrol Gula Da-
insulin adpart, lispro, dan glulisin lebih disukai karena rah Secara Ketat pada Diabetes). Hal tersebut tidak berlaku
sifat farmakokinetiknya memungkinkan dilakukannya untuk mereka yang menderita penyakit ginjal stadium
pengendalian kadar gula darah tanpa meningkatkan risiko lanjut dan lansia karena, pada kelompok ini, risiko hipogli-
terjadinya hipoglikemia. kemia lebih besar ketimbang manfaat kontrol gula darah
C. lr'rsulrru lurru-nru yang ketat. Pada anak-anak berumur di bawah 7 tahun,
kerentanan yang ekstrem untuk mengalami kerusakan
FDA telah menyetujui penggunaan sediaan insulin inha-
otak yang sedang berkembang akibat hipoglikemia me-
lan dalam bentuk bubuk halus dan insulin manusia dalam
rupakan kontraindikasi kontrol gula darah yang ketat.
bentuk aerosol. Insulin mudah diserap ke dalam aliran
Kesimpulan serupa tentang manfaat kontrol gula darah
darah melalui dinding alveolus tetapi tantangan yang
secara ketat pada diabetes tipe 2 dicapai dari penelitian
masih dihadapi adalah membuat partikel insulin yang
dalam skala besar yang dilakukan di h'rggris.
cukup kecil agar dapat melewati percabangan bronkus
tanpa harus terperangkap dan masih dapat memasuki al-
Komplikasi Terapi lnsulin
veolus dalam jumlah yang cukup agar menimbulkan efek
klinis. Insulin yang diberikan melalui rute inhalasi memi- A. Hrpoclrremrn
liki karakteristik farmakokinetik dan farmakodinamik in- 1. Mekanisme dan diagnosis-Reaksi hipoglikemia meru-
sulin yang bekerja-cepat dan singkat. Insulin inhalasi ini pakan komplikasi tersering pada terapi insulin. Reaksi ini
memiliki awitan kerja yang cepat dan cepat mencapai dapat timbul akibat keterlambatan makan, asupan kar-
kadar puncak (dalam waktu 30 menit) yang serupa de- bohidrat yang tidak adekuat, aktivitas fisik yang lebih dari
ngan insulin lispro, aspar! dan glulisin, serta memiliki biasa, atiu dosis insulin yang terlalu besar untuk keperlu-
puncak kerla (2-2,5 jam) dan lama kerja (6-8 jam) yang se- an yang singkat.
rupa dengan insulin reguler. Insulin inhalan juga dapat di- Perkembangan hipoglikemia yangcepat pada individu
gunakan untuk memenuhi kebutuhan insulin pada waktu dengan respons hipoglikemik yang masih berfungsi utuh
makan atau untuk mengoreksi kadar glukosa yang tinggi rnenimbulkan tanda hiperaktivitas otonom, baik simpatis
tetapi tidak dapat untuk mengganti insulin pada keadaan (takikardia, palpitasi, berkeringat, rasa gemetar) maupun
basal. Kurang datil}o/. dosis insulin yang diinhalasi (yang parasimpatis (mual, lapar) dan dapat berlanjut menjadi
berkisar dari L mg sampai 6 mg) diabsorpsi. Satu miligram kejang dan koma jika tidak ditangani.
insulin inhalan setara dengan 2-3 unit insulin reguler ma- Pada individu yang sering mengalami episode hipo-
nusia yang disuntikkan secara subkutan. Kekhawatiran glikemia selama menjalani kontrol gula darah yang ketat,
mengenai keamanan penggunaannya mencakup kemung- tanda peringatan sistem otonom akan terjadinya hipo-
kinan terjadinya fibrosis paru atau hipertensi pulmonal, glikemia menjadi kurang sering timbul atau bahkan tidak
penurunan kapasitas difusi oksigen atau volume paru, dan timbul sama sekali. Kondisi didapat yang berbahaya ini
pembentukan antibodi insulin yang berlebihan. disebut "hypoglycemic unautareness". Bila pasien kurang
merasakan tanda-tanda awal peringatan penurunan kadar
Pengobatan dengan lnsulin glukosa darah, mereka mungkin tidak melakukan pe-
Klasifikasi diabetes mellitus pada saat ini mengidentifikasi nanganan yang sesuai tepat waktu. Pada pasien dengan
suatu kelompok penderita yang hampir tidak menyekresi hipoglikemia yang persisten dan tidak ditangani, mani-
insulin sama sekali dan kelangsungan hidupnya ber- festasi klinis akibat kelebihan insulin dapat timbul (ke-
714 I BAB 41

Suatu studi prospektif teracak dalam jangka panjang tersebut menderita berat badan berlebih (overweight) dan
yang melibatkan 1441 pasien diabetes tipe 1 di 29 institusi hipertensi. Pasien diberikan terapi dengan diet saja atau
kesehatan pada tahun 1993, melaporkan bahwa kadar glu- terapi intensif dengan insulin, klorpropamid, gliburid,
kosa darah yang "mendekati normal,, menimbulkan pe- atau glipizid. Metformin merupakan pilihan untuk pasien
nundaan onset dan perlambatan bermakna progresivitas dengan respons yang tidak adekuat terhadap terapi lain-
komplikasi neuropati dan mikrovaskular pada diabetes nya. Kontrol tekanan darah secara ketat ditambahkan
dalam periode tindak-lanjut (foltow-up) hingga l0 tahun sebagai suatu variabel, untuk tujuan ini dapat digunakan
(Diabetes Control And Complications Trial IDCCT] Research inhibitor enzim pengkonversi angiotensin, penyekat B,
Group, 1993). Pada kelompok pasien yang diterapi secara atau pada beberapa kasus, suatu penyekat kanal kalsium.
intensif, kadar hemoglobin terglikosilasi rerata HbA,. se- Kontrol diabetes secara ketat dengan pengurangan
besar 7,2 % (normal <6%) dan kadar rerata glukosa dirah kadar HbA,. dari 9,1% sampai 7% terbukti menurunkan
sebesar 155 mg/dL dicapai, sedangkan pada kelompok yang risiko terjadinya komplikasi mikrovaskular secara keselu-
diterapi secara konvensional, kadar HbA,. rerata menca- ruhan dibandingkan dengan hasil yang dicapai oleh te-
pai 8,9% dengan kadar glukosa darah rerata sebesar 225 rapi konvensional (kebanyakan dengan diet saja, yang
mg/dL. Selama periode studi tersebut, rata-rata selama 7 mengurangi kadar HbA,. sampai 1,9%). Efak terhadap
tahun, sekitar 60% penurunan risiko terjadinya retinopati, komplikasi kardiovaskular tidak ditemukan pada salah
nefropati, dan neuropati diabetik diamati pada kelompok satu jenis terapi lecara khusus; terapi dengan pemberian
yang menjalani kontrol secara ketat dibandingkan ke- metformin saja menurunkan risiko terjadinya penyakit
lompok yang menjalani kontrol standar. makrovaskular (infark miokard, stroke).
Selain itu, studi DCCT telah memperkenalkan konsep Kontrol hipertensi secara ketat juga menimbulkan
glycemic memory, yaitu keuntungan jangka panjang dari efek bermakna yang mengejutkan terhadap penyakit
setiap periode kontrol gula darah yang signifikan. Dalam mikrovaskular (selain komplikasi terkait-hipertensi yang
periode tindak-lanjut (follow-up) selama 6 tahun, kedua lebih konvensional) pada pasien diabetes ini. Studi-studi
kelompok yang menjalani terapi secara intensif dan tersebut menunjukkan bahwa kontrol gula darah secara
konvensional mencapai tingkat kontrol gula darah yang ketat menguntungkan pasien diabetes tipe I dan 2.
setara dan keduanya mengalami penambahan ketebalan Uji 5TOP-NtDDM menindak-lanjuti 1429 pasien dengan
lapisan intima-media pada arteri karotis. Akan tetapi, gangguan toleransi glukosa yang dipilih secara acak untuk
studi kohort menunjukkan bahwa kelompok yang diterapi diterapi dengan akarbosa atau plasebo selama 3 tahun. Uji
secara intensif mengalami penebalan intima karotis yang ini menunjukkan bahwa normalisasi kontrol gula darah
secara signifikan lebih sedikit. pada subjek dengan gangguan toleransi glukosa secara
Studi Diabetes Prospektif lnggris (UKpDS) merupakan signifikan mengurangi risiko penyakit kardiovaskular. Ke-
suatu studi prospektif teracak dalam cakupan yang sangat lompok yang diterapi dengan akarbosa mengalami penu-
luas dan dilakukan untuk mempelajari efek kontrol gula runan insiden penyakit kardiovaskular mayor dan hiper-
darah secara intensif dengan beberapa tipe terapi dan tensi secara bermakna. Suatu analisis prospektif pada
efek kontrol tekanan darah pada pasien diabetes tipe 2. subkelompok pasien dengan kontrol plasebo menunjuk-
Keseluruhan 3867 pasien yang baru didiagnosis menderita kan penurunan nyata pada progresivitas ketebalan lapisan
diabetes tipe 2 diteliti selama 10 tahun. Banyak dari pasien intima-media arteri.

bingungan, kelemahan, perilaku yang aneh, koma, kejang) hipoglikemia ringan dengan penderita yang saclar clan
pada saat ini mereka mungkin tidak mampu memperoleh dapat menelan, tablet dekstrosa, gel glukosa, atau minum-
atau menelan makanan yang mengandung glukosa secara an atau makanan yang mengandung gula dapat diberikan.
aman. Hyp o gly ce mi c ar t) arene s s da pa t dikembalikan dengan
Jika hipoglikemia yang lebih berat menimbulkan ketidak-
mencegah sering berulangnya episode hipoglikemia. sadaran atau stupor, terapi pilihannya adalah memberi-
Suatu gelang identifikasi, kalung atau kartu identifikasi kan 20-50 rnl- larutan glukosa 50% melalui infus intravena
di dalam dompet atau tas serta beberapa bentuk sediaan selama lebih dari 2-3 menit. Jika terapi intravena ticlak
glukosa yang cepat diabsorpsi harus dibawa oleh setiap tersedia, suntikarr 1 mg glukagon subkutan atau intramus-
penderita diabetes yang menjalani terapi dengan obat-obat kular biasanya akan mengembalikan kesadaran clalarn
hipoglikemik. waktu 15 mer-rit unfuk memungkinkan pasien menelan
2. Penanganan hipoglikemia-Semua manifestasi hipogli- gula. Jika pasien mengalami stupor dan glukagon tidak
kemia cepat dihilangkan oleh pemberian glukosa. Untuk tersedia, sejumlah kecil rnadu atau sirup dapat dimasuk-
mempercepat absorbsi, glukosa atau gula sederhana kan ke dalam kantung pipi. Akan tetapi, pada umumnya,
harus diberikan, terutama dalam bentuk cair. pada kasus pemberian makanan per oral dikontraindikasikan pada
HORMON PANKREAS & OBAT ANTIDIABETES I 715
penderita yang tidak sadar. Tim pelayanan medis gawat- merupakan alternatif untuk menggantikan sulfonilurea
darurat harus dihubungi setiap pasien mengalami gang- yang bekerja-singka! tolbutamid. Tiazolidinedion, yang
guan kesadaran yang berat. dikembangkan sejak awal tahun 1980an, merupakan
obat yang sangat efektif mengurangi resistensi insulin.
B. h,rutuopnroloct TERApt lt'tsulltt Inhibitor alfa-glukosidase memiliki efek antidiabetik yang
Paling sedikit lima kelas molekul antibodi insulin dapat relatif lemah dan efek samping yang cukup bermakna,
dihasilkan selama menjalani masa Pengobatan dengan serta digunakan terutama sebagai terapi tambahan pada
insulin pada diabetes: IgA, IgD, IgE, IgG, dan IgM. Terda- individu yang tidak dapat mencapai target kadar gula
pat dua jenis utama kelainan imunologis pada penderita darahnya dengan obat-obat lain.
diabetes:
1, Alergi insulin-Alergi insulin, suatu tipe hipersensiti- INSULIN SECRETAGOGUE=
vitas segera, merupakan suatu keadaan yang iarang terjadi SULFONITUREA
dan terbentuk urtikaria lokal atau sistemik yang disebab- Mekanisme Keria
kan oleh pelepasan histamin dari sel mast jaringan yang
Efek utama sulfonilurea adalah meningkatkan pelepasan
disensitisasi oleh antibodi anti-insulin IgE. Pada kasus
insulin dari pankreas (Tabel 41-5). Dua mekanisme tam-
yang berat, anafilaksis dapat terjadi. Karena sensitivitas le-
bahan kerja obat ini telah dikemukakan-penurunan kadar
bih sering timbul terhadap kontaminan protein n6'ninsulin,
glukagon serum dan penutupan kanal kalium di jaringan
insulin analog dan insulin manusia sangat mengurangi
selain pankreas.
insidens terjadinya alergi insulin, terutama reaksi lokal.
2. Resistensi imun insulin-Kebanyakan penderita yang A. PeupasnN lNsuLrN DARI SEt p Pxtxnem
diobati dengan insulin akan membentuk antibodi anti- Sulfonilurea berikatan dengan reseptor sulfonilurea de-
insulin IgG dalam sirkulasi dengan titer rendah, yang ngan berat molekul 140 kDa dan afinitas tinggi yang ber-
menetralkan kerja insulin dalam jumlah kecil' Kadang- hubungan dengan kanal kalium satu-arah yang sensitif-
kadang, titer antibodi insulin menimbulkan resistensi dan ATP di sel B bagian dalam. Pengikatan sulfonilurea
dapat berkaitan dengan proses autoimun laimya seperti menghambat efluks ion kalium melalui kanal tersebut dan
lupus eritematosus. menimbulkan depolarisasi. Depolarisasi membuka suatu

C. LrpoorsrnoFr Dr TEMpAT Sunrtrnru


Suntikan preparat insulin hewan dahulu menimbulkan
ahofi jaringan lemak subkutan di tempat suntikan. Jenis Tabel 41-5. Pengaturan pelepasan insulin pada
komplikasi imun ini sudah jarang terjadi sejak dikem- manusia.
bangkannya preparat insulin manusia atau insulin analog
Perangsang pelepasan insulin
dengan pH netral. Suntikan preparat ini secara langsung Glukosa, manosa
pada daerah atrofi seringkali menyebabkan pemulihan Leusin
kontur normal. Hipertrofi jaringan lemak subkutan tetap Stimulasi vagal
merupakan suatu masalah jika disuntik berulang kali di S u lfon ilu rea
tempat yang sama. Akan tetapi, hal ini dapat dikoreksi Penguat pelepasan insulin yang diinduksi glukosa
dengan menghindari tempat penyuntikan yang spesifik Hormon enterik:
tersebut atau dengan sedotlemak (Iipo su ction). Peptida mirip-glukagon 1 (7-37)
Polipeptida penghambat gastrin
Kolesistokinin
Sekretin, gastrin
ffi OBAT.OBAT ANTI DIABETI K Penguat saraf:
Stimu lasi adrenoseptor-P
ORAL Asam amino:
_._.....lr.eirit.
Empat kategori obat antidiabetik oral kini tersedia di Penghambat pelepasan insulin
Amerika Serikat insulin secretasogue (sulfonilurea, megli- Saraf: Efek simpatomimetik-cr katekolamin
Humoral: Somatostatin, amylin
tinid, derivat D-fenilalanin), biguanid, tiazolidinedion,
Obat-obatan: Diazoksid, fenitoin, vinblastin, kolkisin
dan inhibitor o-glukosidase. Sulfonilurea dan biguanid
lDimodifikasi dan diproduksi ulang dengan izin, dari Greenspan F5,
tersedia sejak dulu sebagai pilihan terapi inisial untuk
Strewler GJ (editor): Basic & Clinical Endocrinology, 5th ed' Pertama
diabetes tipe 2. Kelas terbaru insulin secretagogue yang kali diterbitkan Appleton & Lange. Hak Cipta @ 1997 oleh McGraw-Hill
bekerja-cepat, yaitu meglitinid dan derivat D-fenilalanin Companies, lnc.
716 / BAB41

kanal kalsium bergerbang-tegangan dan menimbulkan pada penderita yang mendapat obat tertentu (misalnya,
influks kalsium dan pelepasan insulin. dikumarol, fenilbutazon, beberapa sulfonamid) yang
B. prruununnN menghambat metabolisme tolbutamid.
KoNsENTRAst GLUKAG'N Senu^a
Klorpropamid mempunyai waktu paruh 32 jam dan
Pemberian rrrlfor,il.rr"u
@ di hati menjadi produk
dimetabolisme secara perlahan
derita diabetes tipe 2 mengurangi kadar glukagon serum,
yang masih memiliki aktivitas biologis; kira-kira 20-
yang dapat ikut berperan menimbulkan efek hipoglikemik
30% diekskresikan dalam bentuk utuh ke dalam urin.
obat ini. Mekanisme penekanan sulfonilurea terhadap
Klorpropamid juga berinteraksi dengan obat yang dise-
kadar glukagon ini masih belum jelas namun agaknya
butkan sebelumnya yang bergantung pada katabolisme
melibatkan inhibisi tidak langsung akibat peningkatan
oksidatif hati, serta dikontraindikasikan pada penderita
pelepasan insulin dan somatostatin, yang menghambat
insufisiensi hati atau ginjal. Dosis yang lebih tinggi dari
sekresi sel-A.
500 mg perhari meningkatkan risiko terjadinya ikterus.
C. PeruurupnN KANAL Kllrulvr D! JARINGAN sELAtN Dosis pemeliharaan rerata adalah 250 mg per hari, yang
Pnrurnens diberikan sebagai dosis tunggal pada pagi hari. Reaksi
Insulin secretagogue berikatan dengan reseptor sulfonilu- hipoglikemia berkepanjangan lebih sering terjadi pada
rea di kanal kalium di jaringan selain pankreas, namun pasien lansia dan obat ini dikontraindikasikan untuk
afinitas pengikatannya bervariasi di antara golongan obat kelompok pasien tersebut. Efek samping lain mencakup
dan jauh kurang kuat ketimbang di kotannya reseptor sel hyperemicfluslz setelah meminum alkohol pada pasien yang
B. Makna klinis pengikatan di luar jaringan pankreas ini merniliki predisposisi genetik dan hiponatremia akibat
belum dketahui dengan pasti. dilusi. Toksisitas hematologik (leukopenia transien, trom-
bositopenia) terjadi pada kurang dati"! o/o pasien.
Kemanjuran & Keamanan Sulfoniturea Tolazamid sebanding dengan klorpropamid dalam
Pada tahun 1970, The LJniaersity Group Diabetes program hal potensi, tetapi lama kerjanya lebih pendek. Tolazamid
(UGDP) di AS melaporkan bahwa angka kematian akibat diserap lebih lambat ketimbang sulfonilurea yang lain, dan
penyakit kardiovaskular pada pasien diabetes yang diobati efeknya terhadap kadar gula darah tidak tampak untuk
dengan tolbutamid sangat banyak dibandingkan dengan beberapa jam. Waktu paruhnya sekitar 7 jam. Tolazamid,
penderita yang diobati dengan insulin atau mereka yang dimetabolisme menjadi beberapa senyawa yang tetap
mendapat plasebo. Karena terjadinya kesalahan pada mempunyai efek hipoglikemik. Jika lebih dari 500 mg tola_
desain studi, studi tersebut berikut kesimpulannya tidak zamid/hari dibutuhkarg dosis tersebut harus dibagi dan
diterima secara umum. Suatu studi di Inggris, UKPDS, diberikan dua kali sehari.
tidak menemukan efek yang tidak diinginkan pada sistem
kardiovaskular pada penggunaan sulfonilurea dalam pe- 2. Sulfonilunea Generasi Kedua
nelitian jangka panjang dengan cakupan yang luas. Sulfonilurea generasi kedua lebih sering digunakan ke-
Sulfonilurea masih terus digunakan secara luas dan timbang sulfonilurea generasi pertama di AS karena efek
enam di antaranya tersedia di Amerika Serikat (Tabel4'l-6). sampingnya lebih jarang terjadi dan kurang berinteraksi
Sulfonilurea tersebut secara konvensional dibagi menjadi dengan obat-obat lain. Senyawa sulfonilurea yang poten
generasi pertama dan kedua, yang berbeda terutama dalam ini (gliburid, glipizid dan glimepirid) harus digunakan se-
hal potensi dan efek sampingnya. Sulfonilurea generasi cara hati-hati pada pasien dengan penyakit kardiovasku-
pertama semakin sulit untuk didapatkan dan karena sul- lar atau pada pasien lansia karena hipoglikemia terutama
fonilurea generasi kedua menjadi obat generik dan lebih berbahaya bagi lansia tersebut.
murah, produksi obat generasi pertama kemungkinan Gliburid dimetabolisme di hati menjadi produk de-
akan dihentikan. ngan aktivitas hipoglikemik yang sangat rendah. Dosis
awal yang biasa diberikan adalah 2,5 mg/hari atau lebih
1. Sulfonilurea Generasi pettama kecil, dan dosis pemeliharaan rerata adalah 5-10 mg/
Tolbutamid diabsorbsi dengan baik namun cepat dime- hari, yang diberikan sebagai dosis tunggal pada pagi hari;
tabolisme di hati. Lama kerjanya relatif pendek dengan dosis pemeliharaan yang lebih tinggi dari 20 mg/hari
waktu paruh eliminasi 4-5 jam, dan paling baik diberikan tidak dianjurkan. Suatu bentuk formulasi ',micronized,,
dalam dosis terbagi. Karena waktu paruhnya yang gliburid (Glynase PresTab) kini tersedia dalam berbagai
pendek, obat ini menjadi sulfonilurea yang paling aman ukuran tablet. Akan tetapi, terdapat beberapa pertanyaan
digunakan pada pasien diabetes lansia. Hipoglikemia mengenai kesetararaannya secara biologis dengan bentuk
yang berkepanjangan jarang dilaporkan, kebanyakan non-mi*onized, dan FDA menganjurkan pemantauan se-
HORMON PANKREAS & OBAT ANTIDIABETES I 717

Tabel 41 -6. Sulfonilurea.

Tolbutamid 0,s-2 g 6-12


(Orinase) dalam dosis
*.1\so2- NH
-! - *n -,rn2)3- cH3 terbagi
\:/
Tolazamid 0,1-1 g 10-14
(Tolinase) dalam dosis
tunggal atau
dosis terbagi

Klorpropamid 0,1-0,5 9 Sampai 60


(Diabinese) dalam dosis
.,1\ so2-NH
-[-*, -,.r2)2 -cH. tunggal
\:/
Gliburid 0,001 25- 10-24
(glibenklamidr) 0,02 g
(DiaBeta,
Micronase,
Glynase
PresTab) ocH3

Glipizid o r.-:r o r-r 0,005-0,03 g 10-24'z

3','i::iff''t\
XL)
Glucotrol
<n-..._[-,,, -,",.,,,{
\:/
\,0,-rr-[--,{
\--J
) 8i?i?'3iii,

. *.\, /
Glimepirid 0,001- 12-24
(Amaryl) 0,004 g

rDi luar AS
'lWaktu paruh eliminasi sangat pendek
(lihat tekt

cara hati-hati untuk mentitrasi kembali dosis bila kita ingin hari yang diberikan sebagai dosis tunggal. Bila dosis
mengganti bentuk obat yang diberikan dari dosis gliburid harian yang lebih tinggi diperlukan, dosis tersebut harus
standar atau dari obat-obat sulfonilurea yang lain. dibagi dan diberikan sebelum makan. Dosis maksimum
Gliburid niempunyai sedikit efek samping selain po- yang dianjurkan adalah 40 mg/hari meskipun beberapa
tensinya dalam menimbulkan hipoglikemia. Flushing penelitian mengindikasikan bahwa efek terapeutik
jarang dilaporkan terjadi setelah meminum etanol dan maksimum dicapai dengan dosis sebesar 15-20 mg. Suatu
obat ini sedikit meningkatkan bersihan air bebas (free uater sediaan lepas-lambat (Glucotrol XL) bekerja selama 24iam
clearance). Gliburid dikontraindikasikan pada gangguan setelah diberikan dalam dosis sekali sehari pada pagi hari
hati dan pada penderita dengan insufisiensi ginial. (dosis maksimum 20 mg/hari). Akan tetapi, sediaan ini
Glipizid mempunyai waktu paruh terpendek Q- jam) tampaknya lebih cenderung menimbulkan hipoglikemia
dari golongan obat-obat yang lebih poten. Untuk men- berat ketimbang gliburid yang bekerjalama tanpa
dapatkan efek maksimum dalam mengurangi hiperglike- menunjukkan adanya keuntungan terapeutik terhadap
miapostprandial, obatini harus diberikan 30 menit sebelum gliburid (yang dapat diperoleh sebagai obat generik).
sarapan karena absorpsinya akan terrhambat bila obat Karena waktu paruhnya yar.g lebih pendek, sediaan
diberikan bersama makanan. Dosis awal yang dianjurkan regular glipizid jauh lebih jarang menimbulkan hipogli-
adalah 5 mg/hari yang dapat dinaikkan sampai L5 mg/ kemia yang serius ketimbang gliburid. Paling tidak 90%
718 I BAB41

glipizid dimetabolisme di hati menjadi produk yang tidak INSULIN SECRETAGOGUE:


aktif, dan 10% diekskresikan dalam bentuk utuh dalam MEGLITINID
urin. Oleh sebab itu, terapi glipizid dikontraindikasikan
Meglitinid merupakan suatu kelas insulin secretagogue yang
pada pasien dengan gang$uan bermakna di hati atau gin-
relatif baru. Repaglinid, yaitu anggota pertama kelas obat
jal, y angberisiko tinggi mengalami hipoglikemia.
tersebut, disetujui untuk digunakan secara klinis pada
Glimepirid telah disetujui untuk digunakan sekali
tahun 1998 Sabel 41,-7). Obat ini memodulasi pelepasan
sehari sebagai monoterapi atau dalam bentuk kombinasi
insulin dari sel p dengan mengafur efluks kalium melalui
dengan insulin. Glimepirid menurunkan kadar glukosa
kanal kalium yang dibahas sebelumnya. Terdapat tumpang
darah dengan dosis terendah dari sulfonilurea manapun.
tindih tempat kerja molekulamya dengan sulfonilurea
Dosis tunggal harian sebesar 1 mg terbukti efektif dan dosis
karena meglitinid memiliki dua tempat pengikatan yang
maksimal yang dianjurkan adalah 8 mg. Obat ini bekerja
sama dengan sulfonilurea dan satu tempat pengikatan
dalam waktu lama dengan waktu paruh 5 jam sehingga
yang berbeda.
dapat diberikan sekali sehari dan memperbaiki kepatuhan
Repaglinid memiliki onset kerja yang sangat cepat
pasien. Glimepirid dimetabolisme sepenuhnya oleh hati
dengan konsentrasi puncak dan efek puncak dalam waktu
menjadi produk inaktif.
sekitar 1 jam setelah ditelary namun larna kerjanya 5-8
jam. Obat ini dimetabolisme oleh CYP3A4 di hati dengan
Kegagalan Sekunder & Takifilaksis Terhadap wakfu paruh dalam plasma selama 1jam. Karena onsetnya
Sulfonilurea yang cepat, penggunaan repaglinid diindikasikan untuk
Kegagalan sekunder, yaitu kegagalan untuk memelihara mengendalikan lonjakan kadar glukosa setelah makan.
respons yang baik terhadap terapi sulfonilurea dalam Obat ini seharusnya ditelan sesaaat sebelum makan de-
jangka lama, menimbulkan masalah yang membingung- ngan dosis sebesar 0,25-4 mg (maksimum, 76 mg/hari);
kan pada penanganan diabetes tipe 2. Pengurangan massa hipoglikemia berisiko timbul jika pasien terlambat makan
sel p pankreas secara progresif, penurunan aktivitas fisik, atau melewatkan makan atau terdapat sedikit karbohidrat
pengurangan massa tubuh selain lemak (lean body nnss), dalam makanan tersebut. Obat ini harus digunakan secara
atau peningkatan timbunan lemak ektopik pada diabetes hati-hati pada indvidu dengan gangguan ginjal dan
tipe 2 kronik juga dapat berkontribusi pada timbulnya hati. Repaglinid dapat digunakan sebagai monoterapi
kegagalan sekunder. atau dikombinasikan dengan biguanid. Tidak terdapat

Tabel 41 -7. Meglitinid.

Repaglinid 0,25-4 mg sebelum makan 1 jam


(Prandin)

.I N
H

Nateglinid 50-120 mg sebelum makan 1 jam


(Starlix)
HORMON PANKREAS & OBAT ANTIDIABETES I 719
sulfur dalam struktur obat ini sehingga repaglinid dapat Mekanisme Kerja
digunakan pada pasien diabetes tipe 2 yang alergi terhadap Penjelasan lengkap mengenai mekanisme kerja biguanid
sulfonilurea atau sulfur. tetap sukar diketahui. Kerjanya dalam menurunkan kadar
gula darah tidak bergantung pada sel B pankreas yang ber-
INSULIN SECRETAGOGUE= fungsi. Pasien dengan diabetes tipe 2 sangat jarang meng-
DERIVAT D-FENILALANIN alami hiperglikemia selama puasa maupun hiperglikemia
Nateglinid, suatu derivat D-fenilalanin, adalah insulin postprandial setelah pemberian biguanid; akan tetapi, hipo-
secretagogueterbaru yang tersedia secara klinis. Nateglinid glikemia yang terjadi selama terapi dengan biguanid pada
merangsang pelepasan insulin secara sangat cepat dan hakikatnya belum pernah ditemukan. Oleh sebab itu,
berlangsung sementara dari sel B melalui penufupan kanal preparat ini mungkih lebih tepat disebut sebagai preparat
K* yang sensitif-ATP. Obat ini juga memulihkan seba- "euglikemik". Hipotesis terkini tentang mekanisme kerja
gian pelepasan awal insulin sebagai respons terhadap uji biguanid meliputi (1) penurunan glukoneogenesis di hati
toleransi glukosa intravena. Hal tersebut dapat menjadi dan ginjal; (2) perlambatan absorpsi glukosa dari saluran
keuntungan obat ini karena diabetes tipe 2 berkaitan cerna dengan peningkatan konversi glukosa menjadi laktat
dengan hilangnya repons awal terhadap insulin. Restorasi oleh enterosit; (3) stimulasi langsung glikolisis di jaringan
sekresi insulin yang lebih normal dapat menekan pele- dengan peningkatan bersihan glukosa dari darah; dan (4)
pasan glukagon di awal waktu makan dan menimbulkan penurunan kadar glukagon plasma.
penurunan produksi glukosa endogen atau glukosa di
hati. Nateglinid dapat berperan penting pada penangan- Metabolisme & Ekskresi
an individu dengan hiperglikemia postprandial saja tetapi Metformin memiliki waktu paruh 1,5-3 jam, tidak ber-
efeknya minimal terhadap kadar glukosa semalaman (ooar- ikatan dengan protein plasma, tidak dimetabolisme dan
night) atau selama puasa. Nateglinid menjadi efektif bila diekskresikan oleh ginjal sebagai senyawa aktif. Akibat
diberikan sendiri atau dalam kombinasi dengan obat oral blokade glukoneogenesis oleh metforrniry obat ini dapat
non-secretagogue (seperti metformin). Berbeda dengan insu- mengganggu metabolisme asam laktat di hati. Pada pasien
Iin secretagogue lainnya, titrasi dosis obat tersebut tidak derlgan insufisiensi ginjal, biguanid menumpuk sehing-
diperlukan. ga meningkatkan risiko terjadinya asidosis laktat, yang
Nateglinid ditelan sesaat sebelunt makan. Obat ini agaknya menjadi suatu komplikasi yang bergantung pada
diabsorpsi dalam waktu 20 menit setelah pemberian oral dosis biguanid tersebut.
dan waktu kadar puncaknya kurang dari 1 jam serta di-
metabolisme di hati oleh CYP2C9 dan CYP3A4 dengan Penggunaan Klinis
waktu paruh selama 1,5 jam. Lama kerja keseluruhan obat Biguanid sangat sering diberikan pada pasien dengan
ini kurang dari 4 jam. hiperglikemia yar.g disebabkan oleh kerja insulin yang
Nateglinid memperkuat respons sekretorik insulin ter- tidak efektif misalnya, sindrom resistensi insulin. Karena
hadap beban glukosa namun efeknya sangat berkurang metformin merupakan sua tu insulin- spaing agent dan tidak
pada keadaan normoglikemia. Insidens hipoglikemia meningkatkan berat badan atau mencetuskan hipoglike-
akibat nateglinid mungkin paling rendah dari golongan mia, obat ini menawarkan keuntungan dibandingkan in-
insulin secretagogue dan memiliki keuntungan dalam hal sulin atau sulfonilurea dalam menangani hiperglikemia
keamanan penggunaannya pada pasien dengan penurun- pada individu-individu tersebul Penelitian UKPDS mela-
an berat pada fungsi ginjal. porkan bahwa terapi metformin menurunkan risiko ter-
jadinya kelainan makrovaskular dan mikrovaskuiar; hal
BIGUANIDA tersebut berkebalikan dengan terapi lainnya, yang hanya
Struktur metformin diperlihatkan di bawah ini. Pengguna- memodifikasi morbiditas akibat kelainan mikrovaskular.
an fenformin (suatu biguanid lama) dihentikan di AS ka- Biguanid juga diindikasikan untuk digunakan dalam
rena menimbulkan asidosis laktat dan tidak terdapat bukti bentuk kombinasi dengan insulin secretagogue atau tiazoli-
tentang manfaat pemakaiannya dalatn jangka panjang. dinedion pada penderita diabetes tipe 2 yang kurang mem-
berikan respons dengan monoterapi. Metformin berguna
sebagai pencegahan diabetes tipe 2; perkembangan ter-
HzN
\ C:N ii N
/cHt baru Program Pencegahan Diabetes menyimpulkan bahwa
/ -C- \ tt, metformin manjur dalam mencegah onset baru diabetes
HrN
tipe 2 pada usia pertengahan, pasien obese dengan gang-
Metformin
guan toleransi glukosa dan hiperglikemia selama puasa.
720 / BAB 41

Hal yang menarik adalah bahwa metformin tidak mence- Reseptor PPAR ini ditemukan di otot, lemak, dan hati.
gah timbulnya diabetes pada individu prediabetik yang Reseptor PPAR-y bersifat kompleks dan memodulasi eks-
lebih kurus dan lebih tua. presi gen yang terlibat dalam metabolisme glukosa dan
Dosis metformin berkisar dari 500 mg sampai maksi- lipid, transduksi sinyal insulin, dan difereruiasi adiposit
mum sebesar 2,25 gper hari, dengan anjuran unfuk mem- dan jaringan lainnya. Tzd yang tersedia tidak memiliki efek
berikan obat ini dalam dosis efektif terkecil. Patokan yang klinis yang identik, dan pengembangan obat baru akan
umum digunakan adalah memulai pemberian metformin berfokus pada penentuan efek PPAR dan perancangan
dengan tablet 500 mg sekali sehari ketika sarapan selama ligan yang bekerja secara selektif-seperti modulator
beberapa hari. Jika hal ini dapat ditoleransi baik tanpa reseptor estrogen yang selektif (lihat Bab 40).
menimbulkan ketidaknyamanan pada saluran cerna dan Selain bekerja pada adiposit, miosit, dan hepatosif
jika hiperglikemia menetap, tablet 500 mg kedua dapat Tzd juga memiliki efek yang bermakna terhadap endotel
diberikan pada waktu makan malam. Jika peningkatan vaskular, sistem imun, ovarium, dan sel tumor. Sebagian
dosis lebih lanjut diperlukan setelah 1 minggu, sebuah respons tersebut mungkin tidak berganfung pada jalur
tablet 500 mg dapat ditambahkan dan dimakan bersamaan PPAR-y.
dengan makan siang, atau tablet dengan dosis yang lebih Pada orang dengan diabetes, tempat kerja utama Tzd
besar (850 mg) dapat diberikan dua kali sehari atau bahkan adalah jaringan adiposa tempat obat ini meningkatkan
tiga kali sehari (dosis maksimum yang dianjurkan) bila ambilan dan pemakaian glukosa dan memodulasi sintesis
diperlukan. Dosis pemberian harus selalu dibagi karena hormon lipid atau sitokin dan protein lain yang terlibat
masuknya obat ini dalam jumlah lebih dari 1000 mg pada dalam pengaturan energi. Tzd juga mengatur diferensiasi
satu waktu biasanya menimbulkan efek samping yang dan apoptosis adiposit. Sejumlah besar efek lainnya telah
bermakna di saluran cema. didokumentasikan pada penelitian dengan hewan per-
cobaan namun keterpakaiannya pada jaringan manusia
Toksisitas masih harus dipastikan.
Dua tiazolidinedion kini tersedia: pioglitazon dan rosi-
Efek toksik tersering metformin terjadi di saluran cema
glitazon (Iabel 41-8). Rantai sampingnya yang unik me-
(anoreksia, mual,.muntah, rasa tidak nyaman di abdomen,
nimbulkan perbedaan kerya terapeutik, metabolisme,
diare) dan terjadi pada hingga 20% pasien. Efek tersebut
profil metabolit, dan efek sampingnya. Suatu senyawa ke-
bergantung pada dosis, cenderung terjadi pada onset terapi,
tiga, yaitu troglitazon, telah ditarik dari pasaran karena
dan seringkali berlangsung sementara. Akan tetapi, peng-
menimbulkan toksisitas hati yang diduga terkait dengan
gunaan mefformin mungkin terpaksa dihentikan pada3-So/"
rantai sampingnya. Pioglitazon memiliki aktivitas PPAR-a
pasien karena diare persisten. Absorpsi vitamin B,, tam-
dan PPAR-y. Obat ini diserap dalam waktu 2 jam setelah
paknya berkurang selama terapi dengan metformin dalam
ditelan; meskipun keberadaan makanan dapat mengham-
jangka panjang, dan skrining tahunan kadar vitamin B,,
bat penyerapan, biovailabilitas totalnya tidak terpengaruh.
serum dan parameter sel darah merah telah digalakkan oleh
Pioglitazon dimetabolisme oleh CYP2C8 dan CYP3A4
produsen obat untuk menentukan kebutuhan akan suntik-
menjadi metabolit aktif. Bioavailabilitas sejumlah besar
an vitamin Br' Bila tidak terdapat hipoksia atau insufisien-
obat lain yang juga diuraikan oleh enzim tersebut dapat
si ginjal atau hati, asidosis laktat lebih jarang terjadi pada
dipengaruhi oleh pemberian pioglitazory termasuk kontra-
penggunaan mefformin ketimbang pada fenformin.
sepsi oral yang mengandung estrogen; metode kontrasepsi
Biguanid dikontraindikasikan pada pasien dengan
lain dianjurkan. Pioglitazon dapat diberikan sekali sehari;
penyakit ginjal, alkoholisme, penyakit hati, atau kondisi-
dosis awal yang digunakan adalah 15-30 mg. Efek obat ini
kondisi yang menjadi faktor predisposisi timbulnya anok-
dalam mengurangi trigliserida lebih bermakna ketimbang
sia jaringan (misalnya, disfungsi kardiopulmonal kronik)
efek rosiglitazory mungkin karena sifat pengikatan PPAR-cr
karena adanya peningkatan risiko terjadinya asidosis laktat
yang dimilikinya. Terapi dengan pioglitazon mengurangi
yang diinduksi obat golongan biguanid dengan kebera-
timbulnya kelainan makrovaskular (infark miokard dan
daan penyakit-penyakit tersebut.
stroke) dan mortalitas. Penggunaan pioglitazon disetujui
sebagai monoterapi dan kombinasi dengan mefformin, sul-'
TIAZOTIDINEDION fonilurea, dan insulin untuk penanganan diabetes tipe 2.
Tiazolidinedion (Tzd) bekerja dengan menurunkan resis- Rosiglitazon cepat diserap dan terikat erat pada protein.
tensi insulin. Kerja utama obat ini adalah mengatur gen Obat ini dimetabolisme di hati menjadi metabolit yang
yang terlibat dalam metabolisme lipid dan glukosa dan hanya sedikit aktif, terutama oleh CYP2C8 dan pada ting-
diferensiasi adiposit. Tzd merupakan ligan peroxisorfle katan yang lebih rendah oleh CYP2C9. Obat ini diberikan
proliferator-actioated receptor-gamrza (PPAR-y), yaitu sekali atau dua kali sehari; 4-8 mg adalah dosis total yang
bagian dari superfamili steroid dan tiroid di reseptor inti. biasa diberikan. Rosiglitazon memiliki efek samping yang
HORMON PANKREAS & OBAT ANTIDIABETES I 721
Tabel 41 -8. Tiazolidinedion.

' o

I rr
Pioglitazon (Actos) 15-45 mg sekali sehari
,t-'- 4\
\r-A.t*,"-t-o-V
f)a)-1,,
'Y
Rosiglitazon (Avandia) 2-8 mg sekali sehari

Z\/t\.'\
l"ItltNH tY
.-\.,/\./-.-o-\-/
'
It I o

!zH

sarna seperti Tzd lain namun agaknya tidak berinteraksi Karena hepatotoksisitas yang diatnati pada penggunaan
dengan obat lain secara signifikan. Penggunaan rosiglita- hoglitazory suatu Tzd yang dihentikan pemakaiannya, FDA
zon pada diabetes tipe 2 telah disetujui sebagai monoterapi terus rnemerlukan pemantauan tes fungsi hati sebelurn
atau kombinasi dengan biguanid, sulfonilurea, kornbirasi memulai terapi dengan Tzd dan beberapa waktu setelahnya
dengan biguanid dan sulfonilurea, dan insulin. secara berkala. Hingga kini, rosiglitazon atau pioglitazon
Tzd dianggap "euglikemik" dan bermanfaat pada tidak dikaitkan dengan terjaciirrya hepatotoksisitas.
sekitar 70% pengguna baru. Respons keseluruhan serupa Tiazoliclinediorr rremiliki keuntungan lebih pada
dengan monoterapi sulfonilurea darr biguanid. Individu pencegahan diabetes tipe 2. Percobaan Pencegahan Dia-
yang mengalarni kegagalan sekunder pada agen oral lain betes n'relaporkan perrurunan laju irrsidens timbulnya
seharusnya memperoleh keuntnngarr dari penambahan diabetes sebesar 75% blla troglitazon diberikan pada pa-
(dan bukan penggantian dengan) Tzd. Karena rnekanisme sien prediabetik. Penelitian lain melaporkan bahwa terapi
kerjanya melibatkan regulasi gen,Tzd memiliki orrscf dan dengarr hroglitazon secara signifikan rnengurangi kekam-
offset aktivitas yang lambat selama berminggu-rninggu buhan diabetes rnellitus pada wanita Hispanik berisiko
atau bahkan berbulan-bulan. Terapi kon-rbinasi dengan tinggi clengan riwayat diabetes gestasional. Uji klinis lain
sulfonilurea dan insulin dapat menyebabkan hipoglikernia dengan Tzdyang tersedia saat ini sedang berlangsung.
dan mungkin menerlukan penyesuaian dosis. Terapi
jangka panjang dengan obat ini berkaitan dengan penu- I NHI BITOR ALFA.G LUKOSI DASE
runan kadar trigliserida dan sedikit peningkatan kadar Hanya monosakarida, seperti glukosa dan fruktosa, yang
kolesterol lipoprotein berdensitas-rendah (LDL) dan HDL. dapat diangkut keluar dari lumen usus dan masuk
Efek samping yang umum dijumpai pada kedua Tzd ter- ke dalam aliran darah. Pati kompleks, oligosakarida,
sebut adalah retensi cairan, yang bernlanifestasi sebagai cian disakarida harus dipecah menjadi monosakarida
anemia ringan dan edema perifer, terutama bila diguna- sebelum diserap di duodenum darr yeyunum bagian atas.
kan sebagai kom'binasi dengan insulin atau insulin seue- Proses pencernaan tersebut dipermudah oleh enzim en-
tagogue. Beberapa laporan mengindikasikan peningkatan terik, termasuk amilase-a pankreas, dan glukosidase-cr
risiko terjadinya gagal jantung. Ederna makula yang yang nrelekat pada bntsh border sel usus. Akarbosa dan
memburuk atau baru timbul kadang-kadang clilaporkan miglitol merupakan inhibitor kompetihif glukosidase-cr
pada penggunaan rosiglitazon. Banyak pengguna yang dan nrengurangi pencernaan dan penyerapan pati dan
bertambah berat badannya (bergantung pada dosis; rata- disakarida setelah makan (Tabel a1-9). Struktur miglitol
rata 1-3 kg), yang mungkin terkait dengan retensi cairan. berbeda dari struktur akarbosa dan enam kali lebih poten
Obat-obat ini sebaiknya tidak diberikan selama kehamilan dalam mengharnbat sukrase. Meskipun afinitas pengikat-
atau pada penyakit hati yang signifikan (ALT lebih dari an kedua senyawa tersebut berbeda, akarbosa dan rniglitol
2,5 kali batas atas normal), atau jika terdapat gagal jan- sama-sama bekerja pada glukosidase-ct: sukrase, maltase,
fung secara bersamaan. Wanita yang anovulatorik dapat glikoamilase, dan dekstrarrase. Miglitol sendiri bekerja
mengalami ovulasi kembali dan harus diberi konsultasi pada isomaltase dan glukosidase-B, yang memutus gula
tentang bertan.rbah besarnya kemungkinan untuk hamil. berikatan B seperh laktosa. Akarbosa sendiri berefek kecil
722 / BAB 41

Tabel 41 -9. lnhibitor alfa-glukosidase.

Akarbosa (Precose) 25-100 ms seberum makan

,,%,,#,,h.&h9b-.,
Miglitol (Glyset) 25-100 mg sebelum makan

terhadap amilase-u. Akibat inhibisi enzim tersebut adalah Akarbosa menimbulkan peningkatan kadar enzim hati
unfuk meminimalkan pencernaan di usus bagian atas dan secara reversibel dan harus digunakan secara hati-hati
menunda pencernaan (dan absorpsi) pati dan disakarida pada keadaan penyakit hati.
yang masuk ke usus halus bagian distal sehingga me- Uji STOP-NIDDM menunjukkan bahwa terapi dengan
nurunkan lonjakan kadar gula darah setelah makan glukosidase-cr pada individu prediabetik berhasil men-
sebanyak 45-60 mg/ dL dan menimbulkan efek menghemat cegah sejumlah kasus baru diabetes tipe 2 secara bermakna
insulin. Monoterapi dengan obat-obat ini menimbulkan dan membantu memulihkan fungsi sel p selain mengu-
penurunan sedang kadar glikohemoglobin (0,5-1%) dan rangi kejadian penyakit kardiovaskular dan hipertensi.
penurunan sebesar 20-25 mg/ dL pada kadar glukosa Intervensi dengan akarbosa juga mengurangi insidens
puasa. Obat-obat tersebut telah disetujui FDA untuk kelainan kardiovaskular pada individu dengan diabetes.
digunakan sebagai monoterapi atau kombinasi dengan Pencegahan penyakit kardiovaskular dan diabetes dapat
sulfonilurea; pada kombinasi ini; efek glikemik bersifat menjadi indikasi lebih lanjut untuk obat golongan ini.
aditif. Akarbosa dan miglitol diberikan dengan dosis se-
besar 25-L00 mg sesaat sebelum menelan suapan pertama PRAMLINTID
makanan; terapi harus dimulai dengan dosis terendah dan Pramlintid, suatu analog sintetik amylin, merupakan suatu
ditingkatkan secara perlahan. obat antihiperglikemik yang dapat disuntikkan dan me-
Efek simpang yang mencolok mencakup flatulens, modulasi kadar glukosa postprandial dan disetujui peng-
diare, dan nyeri abdomen dan timbul akibat keberadaan gunaannya sebelum waktu makan (preprandial) pada in-
karbohidrat yang tidak tercerna di kolon, yang kemudian dividu dengan diabetes tipe 1 dan 2. Obat ini diberikan
difermentasikan menjadi asam lemak berantai pendek, sebagai tambahan insulin pada individu yang tidak
yang menimbulkan pelepasan gas. Efek samping ini cen- mampu mencapai target kadar gula darahnya setelah
derung berkurang dengan semakin seringnya pengguna- makan. Pramlintid menekan pelepasan glukagon melalui
an obat tersebut karena paparan kronik terhadap karbo- mekanisme yang belum jelas, menunda pengosongan lam-
hidrat menginduksi ekspresi glukosidase-cr di yeyunum bung, dan memiliki efek anoreksik yang diperantarai oleh
dan ileum, yang akan meningkatkan penyerapan glukosa sistem saraf pusat (SSP). Pramlintid cepat diserap setelah
di usus halus bagian distal dan meminimalkan pasase pemberian subkutan; kadamya mencapai puncak dalam
karbohidrat ke dalam kolon. Meskipun tidak merupakan waktu 20 menit, dan lama kerjanya tidak melebihi 150
masalah pada monoterapi atau terapi kombinasi de- menit.
ngan biguanid, hipoglikemia dapat terjadi dengan pem- Pramlintid dimetabolisme dan dieksreksikan di ginjal,
berian sulfonilurea secara bersamaan. Hipoglikemia harus tetapi bahkan pada nilai bersihan kreatinin yang rendah,
ditangani dengan glukosa (dekstrosa) dan bukan sukrosa, fidak te4adi perubahan yang signifikan pada bioavaila-
yang pemecahannya dapat dihambat. Obat-obat tersebut bilitasnya. Obat ini belum dievaluasi pada pasien yang
dikontraindikasikan pada pasien dengan inflammatory menjalani dialisis. Obat ini paling baik diserap dari perut
bowel disease atau kondisi saluran cema lainnya yang dan paha; pemberian di lengan kurang memberikan hasil
dapat diperparah oleh gas dan distensi. Karena miglitol memuaskan. Pramlintid harus disuntikkan sesaat sebelum
dan akarbosa diekskresikan oleh ginjal, obat-obat ini tidak makan; dosisnya berkisar dari 15 mcg sampai 120 mcg dan
boleh diberikan pada individu dengan gangguan ginjal. diberikan lewat subkutan. Terapi dengan obat ini harus
HORMON PANKREAS & OBAT ANTIDIABETES I 723
dimulai dengan dosis terkecil dan dinaikan perlahan- pada dosis sebesar 100 mg yang diberikan per oral sekali
lahan. Karena adanya risiko hipoglikemia, dosis insulin sehari. Dosis obat ini harus dikurangi pada pasien dengan
yang bekerja-cepat dan singkat yang diberikan secara ber- gangguan ginjal. Episode hipoglikemia jarang terjadi dan
samaan pada waktu makan harus dikurangi sebanyak 50% obat tersebut membantu penurunan berat badan. Terapi
atau lebih. Pramlintid harus selalu disuntikkan sendiri de- dengan sitagliptin dapat dikombinasi dengan medormiry
ngan suatu spuit terpisah; obat ini tidak dapat dicampur Tzd, atau sulfonilurea. Obat ini akan dipasarkan sebagai
dengan iruulin. Efek samping utama pramlintid adalah ]anuvia.
hipoglikemia dan gejala saluran cerna, mencakup mual,
muntall dan anoreksia. Terapi Kombinasi dengan Antidiabetik Oral
& Obat Suntik
EKSENATTD (EXENATiDEI A. Trnlpr KorvlsrNnsr pADA DIABETEs MErurus TlpE 2
Sebagai suatu analog sintetik polipeptida 1. yang menyeru-
pai glukagon (GLP-1), eksenatid merupakan inkretin per- 1. Terapi kombinasi dengan eksenatid-Penggunaan
tama yang tersedia untuk mengobati diabetes. Eksenatid
eksenatid disetujui pada individu yang tidak mampu
mencapai kontrol gula darah yang diinginkan pada peng-
disetujui sebagai terapi tambahan yang dapat disuntikkan
pada penderita diabetes tipe 2 yang sudah diobati dengan gunaan biguanid, sulfonilurea, atau keduanya. Meskipun
metformin atau sulfonilurea namun kontrol kadar gula da- kombinasi eksenatid dan Tzd, derivat D-fenilalanin,
rahnya masih di bawah optimal. Pada sejumlah uji klinis, meglitinid, inhibitor glukosidase-a, dan insulin belum
terapi dengan eksenatid terbukti bekerja melalui berbagai diteliti, obat-obat tersebut telah digunakan secara klinis.
cara seperti potensiasi sekresi insulin yang diperantarai Hipoglikemia menjadi risiko bila digunakan bersama in-
oleh glukosa, penekanan pelepasan glukagon postprandial sulin atau insulin secretagogue. Dosis insulin atau insulin
melalui mekanisme yang belum diketahui, penundaan secretagogue harus dikurangi pada awal pemberian
pengosongErn lambung, dan pengurangan nafsu makan eksenatid dan kemudian dinaikkan secara perlahan.
yang diperantarai SSP. Peningkatan sekresi insulin diduga 2. Terapi kombinasi dengan pramlintid-Penggunaan
timbul sebagian akibat peningkatan massa sel B. Tidak pramlintid (diberikan bersamaan pada waktu makan) di-
diketahui apakah peningkatan massa sel B terladi akibat setujui pada individu dengan diabetes tipe 2 yang sudah
penurunan pergantian sel p, peningkatan pembentukan sel diobati dengan insulin, metformin, atau suatu sulfonil-
p, atau keduanya. urea namun masih tidak mampu mencapai target kadar
Eksenatid diserap dalam jumlah yang setara dari tem- glukosa postprandial-nya. Terapi kombinasi menghasilkan
pat suntikan di lengan, abdomen, atau paha, dan kadar- penurunan bermakna lonjakan kadar glukos a pos tpr andial
nya mencapai puncak dalam waktu sekitar 2 jam dan be- awali dosis insulin atau sulfonilurea yang diberikan pada
kerja hingga selama 10 jam. Obat ini mengalami filtrasi di waktu makan biasanya dikurangi untuk mencegah hipo-
glomerulus dan penyesuaian dosis diperlukan hanya bila glikemia.
nilai bersihan kreatinin kurang dari 30 ml/menit. Ekse- 3. Terapi kombinasi dengan insulin-Pemberian insulin
natid disuntikkan secarb subkutan dalam waktu 60 menit pada waktu sebelum tidur telah dianjurkan sebagai terapi
sebelum makan; terapi dimulai pada dosis 5 mcg dua tambahan untuk antidiabetik oral pada pasien dengan
kali sehari, dengan dosis maksimum sebesar 10 mcg dua diabetes tipe 2 yang tidak berespons dengan terapi oral
kali sehari. Bila eksenatid ditambahkan pada sulfonilurea maksimal. Praktik klinisnya kini mencakup pemberian
yang sebelumnya sudah diberikan, dosis obat hipoglike- sulfonilurea, meglitinid, derivat D-fenilalaniru biguanid,
mik oral tersebut mungkin perlu dikurangi untuk mence- tiazolidinedion, atau inhibitor glukosidase-c yang diberi-
gah terjadinya hipoglikemia. Efek samping utama ekse- kan dalam kombinasi dengan insulin.
natid adalah mual (sekitar 44o/o penggtna) dan muntah Individu yang tidak mampu mencapai kontrol gula
serta diare. Mual akan berkurang seiring dengan semakin darah dengan pemberian insulin pada waktu fidur seperti
seringnya penggunaan eksenatid. yang dijabarkan sebelumnya secara umum memerlukan
penggantian dengan insulin sepenuhnya dan suntikan
SITAGL!PTIN insulin multipel setiap hari. Pemberian insulin secreta-
Sitagliptin adalah suatu inhibitor dipeptidil peptidase-4 gogue ndak berguna bila individu menerima suntikan
(DPP-4), yaitu enzim yang menguraikan inkretin dan mo- insulin multipel setiap hari tetapi orang dengan resistensi
lekul lain yang mirip dengan GLP-1. Penggunaan obat ini insulin berat dapat memperoleh keuntungan dari penam-
agaknya akan disetujui pada diabetes tipe 2. Pada beberapa .bahan sebuah biguanid, tiazolidinedion, atau inhibitor
uji klinis fase 2 dan 3, sitagliptin dilaporkan memiliki bio- glukosidase-cr. Pada beberapa kasus, antidiabetik oral
availabilitas sekitar 80% dan waktu paruh selama 8-14 jam. multipel diperlukan bersama-sama dengan insulin. Bila
Kontrol hiperglikemia dan penurunan kadarHbAr. diamati antidiabetik oral diberikan pada orang yang sudah mene-
724 / BAB 41

rima insulin, kadar glukosa darah harus dipantau secara "Glukagon Usus"
ketat dan dosis insulin dikurangi sesuai kebutuhan untuk Imunoreaktivitas glisentin telah ditemukan di dalam
mencegah tejadinya hipoglikemia. sel usus halus maupun dalam sel A pankreas dan
B. Trnnn KonasrNnsr pADA DTABETEs MElrrrus TrpE 1 efluen pankreas yang diperfusi. Sel-sel usus menyekresi
enteroglukagon, yakni suatu famili peptida yang mirip-
1. Teqapi kombinasi dengan pramlintid-Penggunaan glukagon, dengan glisentin sebagai salah satu anggo-
pramlintid (diberikan bersamaan dengan waktu makan) di-
tanya, bersama dengan peptida "l dan 2 yang menye-
setujui pada individu diabetes tipe 1 dengan kontrol kadar
rupai glukagon (GLP-1 dan GLP-2). Tidak seperti sel A
glukosa yang buruk setelah makan meskipun telah dite-
pankreas, sel usus ini tidak mempunyai enzim untuk
rapi dengan insulin secara optimal. Penambahan pramlin-
mengubah prekursor glukagon menjadi glukagon dengan
tid menimbulkan penurunan bermakna pada lonjakan menghilangkan tambahan terminal karboksil dari mole-
kadar glukosa postprandial awal; dosis insulin yang dibe-
kul tersebut.
rikan pada waktu makan biasanya dikurangi untuk men-
Fungsi enteroglukagon belum jelas walaupun peptida
cegah hipoglikemia.
yang lebih kecil dapat mengikat reseptor glukagon hati
2. Terapi kombinasi dengan antidiabetik oral-Tidak tempat peptida tersebut menimbulkan aktivitas parsial
terdapat indikasi untuk mengombinasi insulin dengan glukagon. Bentuk derivat dengan 37 asam amino dari GLP-1
insulin se uetagogae (sulfonilurea, meglitinid, atau derivat yang tidak mengandung enam asam amino pertamanya
D-fenilalanin) pada individu dengan diabetes tipe 1. Dia- (GLP-117-3{) adalah suatu perangsang pelepas insulin
betes tipe 1 dengan diet yang sangat banyak mengandung yang kuat. Obat ini mewakili bentuk predominan GLP
pati dapat memperoleh keuntungan dari penambahan di usus manusia dan disebut "insulinotropin". Derivat
inhibitor glukosidase-cr tetapi hal ini tidak biasa diprak- tersebut dianggap sebagai suatu agen terpeutik yang po-
tikkirn di Amerika Serikat. Meskipun penggunaannya tensial pada diabetes tipe 2. Akan tetapi, senyawa tersebut
belum disetujui untuk penderita diabetes ttpe 1., Tzd memerlukan infus yang kontinu melalui subkutan untuk
telah diberikan pada individu dengan diabetes tipe 1 dan mengurangi hiperglikemia postprandial dan selama puasa
resistensi insulin bermakna dan fenotipe gabungan tipe 1, secara berkesinambungan pada pasien diabetes tipe 2;
fenotipe tipe 2, atau diabetes melitus autoimun yang laten oleh sebab itu, kegunaan klinisnya terbatas. Eksenatid
pada orang dewasa (LADA). Dosis insulin harus dikurangi (lihat uraian sebelumnya) adalah suatu analog GLP-1.
bila ditambahkan Tzd untuk mencegah hipoglikemia.
Efek Farmakologis Glukagon
g GLUKAGON '3gFr A. Errr Meraeolrx
Enam asam amino pertama pada ujung amino molekul
glukagon berikatan dengan reseptor spesifik pada sel hati.
Kimiawi & Metabolisme Hal ini menyebabkan peningkatan (yang terkait dengan
Glukagon disintesis di sel A pulau pankreas Langerhans protein G.) aktivitas adenilil siklase dan produksi cAMP,
(Tabel 41-1). Glukagon merupakan suatu peptida (yang yang memudahkan katabolisme simpanan glikogen dan
identik pada semua mamalia) yang terdiri dari rantai tung- meningkatkan glukoneogenesis dan ketogenesis. Hasil
gal sepanjang 29 asam amino dengan berat molekul 3485. farmakologi infus glukagon yang segera timbul adalah
Pemecahan proteolitik secara selektif mengubah molekul peningkatan kadar glukosa darah dengan mengurangi
prekursor yang besar dengan berat molekul sekitar 18.000 simpanan glikogen hati. Tidak terdapat efek terhadap gli-
menjadi glukagon. Salah satu zat antara prekursor terdiri kogen otot rangka, mungkin karena ketiadaan reseptor
dari peptida 69 asam amino yang disebut glisentin, yang glukagon pada otot rangka. Glukagon dalam jumlah far-
mengandung rangkaian glukagon yang terletak di antara makologis dapat menyebabkan pelepasan insulin dari sel
peptida tambahan. B pankreas yang normal, katekolamin dari feokromosito-
Glukagon didegradasi dalam jumlah besar di hati dan ma, dan kalsitonin dari sel karsinoma medular.
ginjal maupun dalam plasma, dan di tempat reseptor ja-
ringannya. Karena cepat diinaktivasi oleh plasma, pen- B. Erer TeRxnolp Jnrururuc
dinginan tabung spesimen dan penambahan inhibitor Glukagon mempunyai efek inotropik dan kronotropik
enzim proteolitik diperlukan jika sampel darah dikumpul- yang kuat terhadap jantung, yang diperantarai oleh meka-
kan untuk melakukan imunoassay glukagon dalam darah. nisme cAMP yang dibahas sebelumnya. Jadi, glukagon
Waktu paruhnya dalam plasma antara 3 dan 6 menit, yang menghasilkan efek yang sangat mirip dengan efek agonis
serupa dengan waktu paruh insulin. B-adrenoseptor tanpa memerlukan fungsi reseptor B.
HORMON PANKREAS & OBAT ANTIDIABETES I 725
C. Erer TrRHnonp Oror Polos usus besar melalui sinar-X karena kemampuannya unfuk
Glukagon dalam dosis besar menghasilkan relaksasi usus rnerelaksasikan usus.
yang hebat. Berkebalikan dengan efek peptida di atas,
kerja glukagon terhadap usus kemungkinan clisebabkan Reaksi Simpang
oleh rnekanisme selain aktivasi adenilil siklase. Mual sesaat dan kadarrg-kadang muntah dapat tirnbul
akibat pemberian glukagon. Gejala-gejala tersebut umuln-
Penggunaan Klinis nya ringar-r, dan glukagon relatif tidak rnenirnbulkan reaksi
A. Hrpocr-rxeule Brnnr sirnpang berat.

Kegunaan utarna glukagon adalah lrntuk pengobatan se-


gera reaksi hipoglikemia berat pada pasien diabetes tipe 1
... POLIPEPTIDA AMILOID PULAU
dengan ketidaksadaran yang rnenjadi kendala pemberian
makanan per oral dan bila pemberian glukosa melalui TANGERHANS (IAPB AMYLIN)
intravena tidak memungkir-rkan. Glukagon rekombinan
kini tersedia dalam vial-l mg untuk digunakan secara Anrylirr merupakan peptida 37-asan amino yang berasal
parenteral (Glucagon Entergency Klf). Obat semprot hidung dari deposit amiloid di pulau Langerhans pada scdiaan
telah dikembangkan urrtuk tujuan ini namun belurn pankreas dari pasien yang n'rengalami diabetes tipe 2 atau
disetujui oleh FDA. insulinorna dalam jangka lama. Amylin dihasilkan oleh sel B
B. Drncruosrs Eruooxnrlv pankreas, terbungkus dalam granula sel B pankreas clengan
konsentrasi 1-2% konsentrasi insulin, dan disekresikan
Beberapa tes diagnostik rnenggunakan glukagon untuk
bersamaan dengan insulin secara pulsatil dan sebagai res-
mendiagnosis kelirinan errdokrin. Pada penderita diabetes
por.rs terhadap rangsangan sekresi fisiologis. Sekitar 1
n-rellifus tipe 1, suatu tes standar bagi cadangan sekresi sel
molekul amvlin dilepaskan untuk seliap 10 molekul insu-
B pankreas menggunakan 1 n'rg glukagon )'ang diberikarr
lin. Zat irri beredar dalam bentuk terglikasi (aktif) dan
sebagai bolus intravena. Karena penderita vang cliobati
tidak terglikasi (inaktif derrgan kadar fisiologis berkisar
dengan insulin menghasilkarr antibodi arrti-irrsulin dalam
antara -l-25 pmol/L dan terutama diekskresikan oleh girlal.
sirkulasi yang memerrgaruhi penreriksaarr rrldiaitiltltu-
Anri'lin tampa knl,a r.nerupakan anggota superfamili peplida
tlo.tsstly insulin, pengukuran kadar peptida-C digunakan
neuroregulatorik dengan 46% hornologi terhadap peptida
unLuk menunjukkan sekresi sel B.
CGRP yang terkait-gen klasitonin (lihat Bab 1f . Efek fisio-
C. KenncuruaN PENGHAMBAT-BErA logis amylin rnungkin memodulasi pelepasan insulin
Kadang-kadang, glukagon berguna untuk membalikkan dengan bekerja sebagai unrpan balik negatif terhadap sekresi
efek kelebihan dosis penyekat-B terhadap jantung karena insulin. Pada dosis farmakologis, amylin mengurangi sekre-
kemaurpuannya dalam meningkatkan produksi cAMP di si glukagon, memperlarnbat pengosongan larnbung n'relalui
jantung. Walaupun begitu, glukagon tidak berguna secara suafu mekanisme yang diperantarai nervus vagus dan
klinis pada penangarlan gagal jantung. mengurangi nafsu makan melalui mekanisme sentral. Suafu
analog amylin, yaitu pramlintid (lihat uraian sebelumnya),
D. Rnoror-ocl Usus Besan berbeda dari amylin melalui substitusi prolin pada posisi
Glukagon telah digunakan secara luas pada radiologi se- 25, 28, dan 29. Modifikasi tersebut membuat pramlintid la-
bagai suatu penunjang untuk rnemperlihatkan gambaran rut dan tidak rnengalarni swa-agregasi,

PREPARAT VANG TERSEDIA*

Sulrorutunen Gliburid (generik, Diapeta, Micronase, Glynase


Klorpropamid (generik, Diabinese) PresTab)
Oral: tablet 100, 250 mg Oral: tablet 1,25; 2,5; 5 mg; G lynase PresTab,
Glimepirid (Amaryl) micronized tablets 1,5; 3; 4,5; 6 mg
Oral: tablet 1, 2, 4 mg Tolazamid (generik, Tol inase)
Glipizid (generik, Glucotrol, Glucotrol XL) Oral:tablet 100, 250, 500 mg
Oral: tablet 5, 10 mg; sediaan tablet lepas- Tolbutamid (generik, Orinase)
lambat 5, I0 mg Oral:tablet 500 mg
*Lihat Tabel 41-4 untuk preparat insulin. (berlanjut)
726 / BAB 41

Mrcunmo & Osnr Tenxnn Kotvtsrrunsr Tnzouonrtorol't


Repaglinid (Prandin) Rosiglitazon plus glimepirid (Avandaryl)
oral: tablet 0,5; 1, 2 mg Oral: tablet mg rosiglitazon/mg glimepirid 4/1,
Nateglinid (Starlix) 4t2,4t4
oral: tablet 60, '120 mg
lHHrsrron Glurosronsr-Aun
Brcunrro Akarbosa (Precose)
Metformin (generik, Glucophage, Glucophage Oral: tablet 25, 50, 100 mg
XR) Miglitol (Glyset)
Oral: Tablet 500, 850, '1000 mg; sediaan lepas- Oral: tablet 25, 50, 100 mg
lambat (XR): tablet 500 mg; larutan 500
mg/5 mL Annloc Auvuru
Pramlintid (Symlin)
KoMerNlsr MerroRrurH Parenteral: vial: 0,6 mg/mL (2,5 unit [15 mcg]
Glipizid plus metformin (Metaglip) sampai 20 unit [120 mcg])
oral: tablet 2,51250; 2,5150o; 5/500 mg
Gliburid plus metformin (glucovance) Aunloc Por-rprpnon-l vANG MrRrp-GlurncoH
Oral: tablet 1,251250; 2,51500; 5/500 mg Eksenatid (Byetta)
Rosiglitazon plus metformin (Avandamet) Parenteral: 5, 10 mca/dose pen injectors
Ora l: tabl et 1 1500, 21500, 41500; 21 1 0OO, 41 1 000
mg Gr.uxlcou
Glukagon (generik)
Drnvnr Tnzou or lrsorolr Parenteral: bubuk liofilik 1 mg (lyophilized
Pioglitazon (Actos) powder) untuk suntikan
Oral: tablet 15, 30, 45 mg
Rosiglitazon (Ava ndia)
Oral: tablet 2, 4,8 mg

REFERENSI Diabetes Prevention Program Research Group: Reduction in the


incidence of type 2 diabetes with ffestyle intervention or
Bloomgarden ZT: Gut-derived incretin hormone and new thera-
metformin. N Engl J Med 2002;346:393.
peutic approaches. Diabetes Care 20M;27:?554.
Diabetes Prevention Program Research Group: Prevention of
Buchanan TA: Protection frorn type 2 diabetes persists in the
type 2 diabetes with troglitazone in the diabetes prevention
TRIPOD cohort eight months after stopping troglitazone.
program. Diabetes 2005;54:1150.
Diabetes 2001;50 (Suppl 2):A81.
Dormandy JA et al: Secondary prevention of macrovascular
Chapman I et al: Effect of pramlintide on satiety and food intake in
events in patients with type 2 diabetes in the PROactive study
obese subjects and subjects with type 2 diabetes. Diabetologia
(PROspective pioglitAzone Clinical Trial in macroVascular
2005;48:838.
Events): A randomized controlled trial. l,ancet 2005,366:1280.
Chiasson JL et al Acarbose for prevention of |ype 2 diabetes melli-
Dunn CJ et al: Nateglinide. Drugs 2000;60:607.
tus: The STOP-NIDDM randomized hial. Lar'rcet 2002:359:2072.
Dunning BE et al: Alpha cell function in health and disease: In-
Chaisson JL et al: Acarbose treahnent and the risk of cardiovascular
fl uence of glucagon-like peptide-1. Diabetologia 2005;48:1700.
disease and hypertension in patients with impaired glucose
Dupre J: Extendin-4 Normalized Postcibial Glycemic Excursions in
tolerance: The STOP-NIDDM trial. JAMA 2003;290:486.
Diabetes Corltrol and Complications Trial Research Group: Epi-
Type 1 Diabetes. J Clin Endocrinol Metab 2004;89:3469.
Expert Committee on the Diagnosis and Classification of Diabetes
demiology of severe hypoglycemia in the diabetes conhol and
complications trial. Am Med 1991;90:450. Mellitus: Report of the expert committee on the diagnosis
J
Diabetes Conhol and Complicatiors Trial Research Group: The and classification of diabetes mellitus. Diabetes Care
effect of intensive heatment of diabetes on the development 2003,26(Suppll):Ss.
and progression of long-term complications in insulin-ile- Goldberg RB et al: A bomparison of lipid and glycemic effects of
pendent diabetes mellitus. N Engl J Med1993;329:977. pioglitazone and rosiglitazone in patients with type 2 diabetes
Diabetes Control and Complications Trial/Epidemiology of Dia- and dyslipidemia. Diabetes Care 2005;28:1,547.
betes Lnterventions and Complications Research Group: Flanefcld M et al: Acarbose reduces the risk for myocardial
Intensive Diabetes Therapy and Carotid Intima-Media Thick- infarction in type 2 diabetic patients: Meta-analysis of seven
ness in Type 1 Diabetes Mellitus. N Engl J Med2003;348:2294. long term studies. Eur Heart J 20M;25:10.
HORMON PANKREAS & OBAT ANTIDIABETES I 727
Heinemann L et al: Time action profile of the long-acting insulin control in type 1 diabetes mellitus: A 1-year randomized con-
analog insulin glargine (HOE901) in comparison with those of trolled hial. Diabetic Med 2c04;21:I204.
NPH insulin and placebo. Diabetes Cate2000;23:6M. Rave K et al: Time-action profile of inhaled insulin in comparison
Heptulla RA et al: The role of amylin and glucagcn in the dam- with subcutaneously injected irsulin lispro and regular human
pening of glycemic excursions in childem with type 1 diabetes. insulin. Diabetes Cale 2005;28:1.077.
Diabetes 2005;54:1100. I'chmitz O et al: Amylin agonists: A novel approach in the heatment
Kolterman O et aI: Pharmacokinetics, pharmacodynamics, and of diabetes. Diabetes 2004;53(Suppl 3):5233.
safety of exenatide in patients with type 2 diabetes mellitus. Sheperd P& Kahn BB: Glucose transporters and iruulin action-
Am J Helath-Syst Pharm 2005;62:173. implications for insulin resistance and diabetes mellitus. N
Lepore M et al: Pharmacokinetics and pharmacodynamics of Engl J Med 1.999;341:248.
subcutaneous injection of long-acting human insulin analog Skyler JS et al: Use of inhaled insulin in a basal/bolus irsulin regi-
glargine, NPH insulin and ultralente human insulin and men in type 1 diabetic subjects. Diabetes Care 2005;28:1630.
continous subcutaneous infusion of insulin lispro. Diabetes Toft-Nielsen MB, Madsbad S Holst Jj: Continous subcutaneous
2000;49:442. infusion of glucagonJike peptide 1 lowers plasma glucose
Levien TL: Nateglinide therapy for type 2 diabetes mellitus. Ann and reduces appetite in type 2 diabetic patients. Diabetes Care
Pharmacother 2001, ;35 :'l 426. 1999;22:7737.
MudaliarS etal: New oral therapies for type 2 diabetes mellitus: The United Kingdom Prospective Diabetes Study (UKPDS) Group:
glitazones or insulin sensitizer. Aruru Rev Med 2001.;52:2j9. Effect of intensive blood-glucose control with metformin on
Nauck MA et al: Glucagon-like peptide 1 and its derivatives in the complications in overweight patients with type 2 diabetes:
treatment of diabetes. Regul Pept 2005;128:135. UKPDS 34. Lancet 1998;352:854.
Ottensmeyer FP et al: Mechanism of transmembrane signalling: United Kingdom Prospective Diabetes Study (UKPDS) Group:
Insulin binding and the insulin receptor. Biochemistry Glycemic conhol with diet, sulfonylure4 metformin, or in-
2000;39:12103. sulin in patients with type 2 diabetes mellitus: Progressive
Owens DR: Repaglinide: A new short-acting insulinotropic requirernent for multiple therapies: UKPDS 49. JAMA
agent for the heatment of type 2 diabetes. Eur J Clin Invest 1999;281,:2005.
7999;29(Suppl2):30. United Kingdom Prospective Diabetes Study (UKPDS) Group:
Plank I et al: A double-blind, randomized, dose-response study Intensive blood-glucose control with sulphonylureas or
investigating the pharmacodynamic and pharmacokinetic insulin compared with conventional treahnent and risk of
properties of the long-acting insulin analog detemir. Diabetes complications in patients with type 2 diabetes: UKPDS 33.
Care 2005;28:1107 . Lancet 1998;352:837.
Quattrin T et al: Efficacy and safety of inhaled insulin (Exubera) United Kingdom Prospective Diabetes Study (UKPDS) Group:
compared with subcutaneous insulin therapy in patients with Tight blood pressure control and risk of macrovascular and
type 1 diabetes. Diabetes Care 2004;27:2622. microvascular complications i. type 2 diabetes: UKPDS 38.
Ratner RE et al: Amylin replacement with pramlintide as an adjuact BMJ 1998;317:703.
to insulin therapy improves long-term glycemic and weight
hi,.'.'
Homeostasis Mineral Tulang
Daniel D. Bikle, MD, PhD

iiiJl-J;ir:i:r,j:.,:;1.:i:,rt,"':..t,.:.. :'::....::,-....,, . :l'1.. :::. '-..': : paratiroid (PTH) dan steroid vitamin D (Gambar 42-2).
iIJ I. FARMAKOLOGI DASAR Vitarnir-rD lebih merupakan suatu prohormon daripada
hormon yang sejati karena harus dimetabolisasi lebih
Kalsium dan fosfat, unsur mineral utarna tulang, juga Ianjut unturk mendapatkan aktivitas biologis. PTH rne-
merupakan 2 mir-reral yang paling penting untuk fungsi rangsang produksi metabolit aktif vitarnin D, yakni
sel secara umurn. Oleh sebab itu, tubuh telah menyusun 1,25(OH)"D. Di lain pihak, 1,25(OH),D, r.nenekan produksi
seperangkat mekanisrne rumit yang berfungsi memelihara PTH. 1,25(OH)rD merangsang absorpsi kalsium dan
homeostasis kalsium dan fosfat dengan hati-hati (Garnbar fosfat di usus. 1,25(OH),D dan PTH memicu pemben-
42-1). Sekitar 98% dari 1-2 kg kalsium dan 85% dari 1 kg tukan dan resorpsi tulang sebagian dengan merangsang
fosfor pada orang dewasa dijumpai di dalam tulang, yang proliferasi dan diferensiasi osteoblas dan osteoklas. PTH
merupakan ternpat penyirnpanan utama berbagai mineral dan 1,25(OH)"D meningkatkan retensi kalsium di ginjal,
ini. Fungsi-fungsi ini bersifat dinanris, dengan renodellirtg tapi PTH memicu ekskresi fosfat n'relalui ginjal. Faktor
fulang yang terus-menerus dan pertukaran yang cepat an- pertunbuhan fibroblas 23 (FGF23) merupakan hormon
tara nlineral tulang dau mineral di cairan ekstrasel. Tulang
yang baru diternukan vang rnerangsang ekskresi fosfat
juga berperan sebagai struktur penyangga tubuh 1'ang uta- melalui ginyal dan menghambat produksi 1,25(OH)rD di
ma dan menjadi tempat terjadinya hematopoiesis. Jadi, ginjal. Horrnon lain-kalsitonin, prolaktin, hormon per-
kelainan homeostasis mineral tulang dapat menyebabkan tumbuhan, insulin, hormon tiroid, glukokortikoid, dan
tidak hanya bermacam-macarn disfungsi sel (misalnya, steroid seks-mempengaruhi homeostasis kalsium dan
tetani, koma, kelernahan otot) tetapi juga gangguan pada fosfat dalam keadaan fisiologis tertentu dan dapat diang-
struktur yang menyangga tubuh (rnisalnya, osteoporosis gap sebagai pengatur sekunder. Defisiensi atau kelebihan
dengan patah tulang) dan hilangnya kemampuan hema- pengatur sekuncier ini di dalam rentang fisiologik tidak
topoiesis (misalnva, osteopetrosis infantil). mengganggu horneostasis kalsiurn dan fosfat seperli yang
Kalsium dan fosfat memasuki tubuh dari usus. Diet ditemukan pada keadaan defisiensi atau kelebihan PTH
rata-rata orang Amerika menyediakan 600-1000 rng kal- dan vitamin D. Namun, beberapa pengatur sekunder ini-
sium per hari; dari jumlah ini, 100-250 mg diserap. Angka terutama kalsitonin, glu kokortikoid, dan estrogen berguna
-
ini menyatakan absorpsi bersih, karena terjadi baik absorpsi dalam terapi dan akan dibahas dalarn bagian selanjutnya.
(terutama di duodenum dan jejunum bagian atas) mau- Selain hormon-hormon pengatur ini, kalsiun"r dan
pun sekresi (terutama di ileurn). Jumlah fosfor dan kalsiurn fosfat sendiri, ion-ion lain seperti natrium dan fluorida,
dalam diet orang Amerika kira-kira serupa. Namun, efi- dan berbagai rnacarr obat (bisfosfor-rat, plikamisin, dan di-
siensi absorpsi (terutan'ra di jejunurn) fosfor lebih besar, uretik) juga rnengubah homeostasis kalsium dan fosfat.
berkisar 70% sarnpai 90%, bergantung pacla asupan. Dalam
keadaan yang stabil, ekskresi kalsium cian fosfat r.nelalui
PENGATUR HORMON UTAMA
ginjal seimbang dengan absorpsi intestirral. Pada umum,
nya, lebih d,ari98% kalsiurn clan 85% fosfat yang difiitrasi PADA HOMEOSTASIS MINERAL
direabsorpsi oleh ginjal. Perpindahan kalsiurn clan fosfat TULANG
melintasi epitel intestinal dan girlal diatur dengan ketat.
Penyakit intrinsik pada usus (misalrrya, nontropical sprue) HORMON PARATIROID
atau ginjal (misalnya, gagal ginjal kronis) mengganggu Ilon.non paratiroid (PTH) adalah suabu hormon peptida
homeostasis mineral tulang. rantai-tunggal yang terdiri dari 84 asam amino. Horrnon ini
Dua hormon yang bertindak sebagai pengalur utanra dihasilkan di kelenjar parahiroid dalam bentuk prekursor
homeostasis kalsium dan fosfat ialah pepticia hormon dengan 115 asarn arnino, 31 asam amino terminal sisanya

728
AGEN YANG MEMENGARUHI HOMEOSTASIS MINERALTULANG I 729
Ca, P
I
v

U
II
ff
il
D(+) I seru;l D(+), PTH(+) ll
I us,sl +l ca,p a-+ I
;i ifufangl
D(+), PTH(+) / I
cr(_) / I
I e)
I
Ca, P

D(-) / D(-)
PrH(-) / PTH(+1
cT(+) / cT(+)
FGF23(+)
/
Ca
Gambar 42-1. Beberapa mekanisme yang berperan terhadap
homeostasis mineral tulang. Kerja langsung disajikan di sini dan umpan-
balik dapat mengubah efek bersih. Konsentrasi kalsium dan fosfor dalam
serum dikendalikan terutama oleh dua hormon, 1,25(OH)rD3 (D) dan
hormon paratiroid (PIH), melalui efeknya pada penyerapan dari usus
dan tulang serta pada ekskresi dalam urine. Kedua hormon tersebut
meningkatkan ambilan kalsium dan fosfor dari tulang ke dalam serum;
kedua hormon ini juga merangsang pembentukan tulang; vitamin
D juga meningkatkan penyerapan dari usus. Vitamin D menurunkan
ekskresi kalsium dan fosfor dalam urine, sedangkan PTH menurunkan
ekskresi kalsium tapi meningkatkan ekskresi fosfor. Kalsitonin (CI)
adalah hormon yang kurang penting dalam homeostasis kalsium,
tapi dalam kadar farmakologik, CT dapat menurunkan kadar kalsium
dan fosfor dalam serum dengan menghambat resorpsi tulang dan
merangsang ekskresinya dalam ginjal. FGF23 adalah suatu hormon yang
baru-baru ini ditemukan yang merangsang ekskresi fosfat melalui ginjal.
Umpan-balik dapat mengrrbah efek yang disajikan; sebagai contoh,
vitamin D biasanya meningkatkan eksresi kalsium dalam urine, karena
efeknya pada absorpsi kalsium dari usus dan efeknya pada PTH.

diputuskan sebelurn disekresikan. Di dalam kelenjar, PTH yang sering diarnati pada pasien gagal ginjal jika
terdapat protease yang sensitif terhadap kalsiunr, yang diukur dengan radioimmunoassay yang diarahkan pada
mampu rnemecaf hormon yang utuh rnenjadi berbagai bagian termirral karboksil molekul. Namun, kebanyakan
fragmen. Aktivitas biologik yang terdapat dalam bagian analisis PTH yang saat ini digunakan mengukur hormon
terminal amino seperti 1-34 PTH sintetik sangatlah aktif. utuh dengan metode antibodi ganda sehingga keadaan
Hilangnya 2asam amino terminal pertama menghilangkan seperti di atas lebih jarang dijumpai pada praktik klinis.
sebagian besar aktivitas biologik. PTH mengatur arus aliran kalsium dan fosfat melalui
Bersihan metabolik PTH yang utuh berjalan dengan membran sel di dalam tulang dan ginjal, menyebabkan
cepat, dengan waktu-paruh elirninasi terjadi dalam hirung- peningkatan kalsium dan penurunan fosfat dalam serum.
an menit. Kebanyakan bersihan terjadi di hati dan ginjal. Di dalam tulang, PTH meningkatkan aktivitas dan jum-
Fragmen-fragmen terminal karboksil yang secara biologis lah osteoklas, yaitu sel-sel yang bertanggung jawab untuk
tidak aktif, yang terbentuk selama proses metabolisme reabsorpsi tulang. Namun, stimulasi osteoklas ini rupanya
hormon utuh, mempunyai kecepatan bersihan yang jauh bukanlah suatu efek la_ngsung. Lebih tepatnya, PTH bekerja
lebih rendah, terutarna pada keadaan gagal ginjal. Hal ini pacla osteoblas (sel perlbentuk tulang) untuk memicu suatu
turut berperan menjadi penyebab sangat tingginya nilai protein pada membran yang disebut ligan RANK (RANKL).
730 I BAB 42

A 1,25(OH)2D Tulang

wt,+ I
riroid
/'\--4
1,25(oH)2D
1,25(OH)2D

|
II II
P
1,25(OH)2D

W*']"*1,"","
Paratiroid 25(OH)D

Monosit
-2
^ E r",orn."

Osteoblas

Gambar 42-2. lnteraksi hormonal yang mengendalikan homeostasis mineral dalam


tulang. 1,25(OH)rD dihasilkan oleh ginjal di bawah kendali PTH, yang merangsang
produksinya, dan FGF23, yang menghambat produksinya. 1,25(OH)rD pada gilirannya
menghambat produksi PTH oleh kelenjar paratiroid. Baik PTH maupun 1,25(OH)rD
mengatur pembentukan dan resorpsi tulanE; masing-masing mampu merangsang
kedua proses. Hal ini terjadi akibat rangsangan kedua senyawa tersebut pada proliferasi
preosteoblas dan diferensiasinya menjadi osteoblas, sel pembentuk tulang. PTH dan
1,25(OH)rD merangsang ekspresi RANKL oleh osteoblas, yang. dengan MCSF, merangsang
diferensiasi dan selanjutnya aktivasi osteoklas, sel peresorpsi tulang. tGF23, fibroblast
grovvth factor; MCSF, macrophage colony-stimulating factor; OPG, osteoprotegerin; RANK,
reseptor untuk aktivasi faktor nuklear-rB.

Faktor ini bekerja pada osteoklas dan prekursomya untuk dalam dosis rendah dan intermiten akan meningkatkan
meningkatkan jumlah dan aktivitas osteoklas. Efek ini me- pembentukan tulang tanpa terlebih dulu merangsang re-
ningkatkan peremajaan fulang atau remodelling tulang, suatu sorpsi tulang. Efek ini tampaknya terjadi secara tidak lang-
sekuens peristiwa selular yang spesifik dan diawali oleh sung, melibatkan faktor pertumbuhan lain seperti IGF-I.
resorpsi tulang osteoklastik dan diikuti oleh pembentukan Efek ini menyebabkan disetujuinya rekombinan PTH 1-34
tulang osteoblastik. Meskipun baik resorpsi maupun pem- (teriparatid) baru-baru ini untuk terapi osteoporosis. Di da-
bentukan tulang ditingkatkan oleh PTH, efek bersih kele- lam ginjal, PTH meningkatkan kemampuan nefron untuk
bihan PTH ialah untuk meningkatkan resorpsi tulang. PTH mereabsorpsi kalsium dan magnesium tetapi menurunkan
AGEN YANG MEMENGARUHI HOMEOSTASIS MINERAL TULANG I 731
kemampuannya unfuk rnereabsorpsi fosfat, asam amino, yang kecil (meskipun ergokalsiferol kurang poten), dan
bikarbonat, natrium, klorida, dan sulfat. Efek PTH lain yang penjelasan berikut ini berlaku untuk kedua bentuk vitamin
penting di ginjal adalah perangsangan pembentukan 1,25- D tersebut.
dihidroksivitamin D (1,25 [OH]"D). Vitamin D adalah suaLu prohormon yang berlaku se-
bagai prekursor berbagai metabolit yang aktif secara bio-
VITAMIN D logis (Gambar 42-3). Vitamin D rnula-mula dihidroksilasi
Vitamin D ialah suatu sekosteroid yang dihasilkan dalam dalam hati untuk membentuk 2S-hidroksivitamin D
kulit dari 7-dehidrokolesterol di bawah pengaruh radiasi (25[OH]D). Metabolit ini selanjutnya diubah di ginjal
sinar ultraviolet. Vitamin D juga dijumpai pada makan- menjadi berbagai bentuk lain; salah satu yang telah
an tertentu dan digunakan sebagai suplemen pada dipelajari dengan baik ialah 1,25-dihidroksivitamin D
produk-produk susu. Baik bentuk alamiah (vitamin D' (1,25[OHlrD) dan24,2l-dihidroksivitamin D (24,25[OH]rD).
kolekalsiferol) maupun bentuk yang berasal dari tanam- Di antara metabolit-metabolit alamiah, hanya vitamin D
an (vitamin D2, ergokalsiferol) dijumpai dalam rnakanan. dan 1,25(OH).D (sebagai kalsitriol) yang tersedia untuk
Bentuk-bentuk ini berbeda karena ergokalsiferol mengan- penggunaan klinis (Tabel 42-1). Lebih lanjut, berbagai
dung ikatan rangkap (C"r_,,) dan tambahan gugus metil analog 1,25(OH)rD sedang disintesis untuk memperluas
pada rantai samping (Gambar 42-3). Pada manusia, per- kegunaan metabolit ini pada beberapa keadaan non-
bedaan ini tampaknya mempunyai konsekuensi fisiologis klasik. Sebagai contoh, kalsipotrien (kalsipotriol) saat ini

Panas

=+.
7-Dehydrocholesterol Pre D3

24,25(OH)2D3 (secalciferol)

25(OH)D3

1,25(OH)2D3 (calcitriol)

Gambar 42-3. Pengubahan 7-dehidrokolesterol menjadi vitamin D, dan metabolisme D,


menjadi 1,25(OH)rD3 dan 24,25(OH)rDr. Kendali pada metabolisme terutama dilakukan pada
tingkat ginjal; di sini, kadar fosforyang rendah dalam serum, kadar kalsium yang rendah
dalam serum, dan kadar hormon paratiroid yang tinggi mendukung produksi 1,25(OH)rD3.
lnset menunjukkan rantai samping untuk ergosterol. Ergosterol menjalani perubahan yang
serupa menjadi vitamin D, (ergokalsiferol), yang pada gilirannya dimetabolisasi menjadi
25(OH)Dr, 1,25(OH)rD, dan 24,25(OH)rDr. Pada manusia, turunan D, dan D, memiliki efek dan
potensi yang setara. Oleh sebab itu, mereka ditulis dalam teks tanpa disertai angka subscript.
732 I BAB42
Tabel 42-1. Vitamin D dan analog serta metabolit usus serta resorpsi tulang. Kalsitriol tampaknya bekerja pada
utamanya. usus dengan menginduksi sintesis protein baru (misalnya,
protein pengikat kalsium) dan dengan memodulasi aliran
kalsium melintasi brush border dan membran basolateral
Vitamin Dr; cholecalciferol D3 tanpa memerlukan sintesis protein baru. Kerja molekular
Vitamin Dr; ergocalciferol D2 kalsihiol pada tulang kurang mendapat perhatian. Akan
T:li9lgyyi!3-Tit D-,:-!?l-!I:9t:l ?:.!9IL?:..._......_.....
tetapi, seperti PTH, kalsitriol dapat mernicu ligan RANK
pada osteoblas dan protein seperti osteokalsin, yang dapat
..1:2-l-?'-f.'.91:-ty-yi1-tTr--?::-!-1fit'i.r . .... ]:11_!9_l),_?.i....._.__._ mengatur proses mineralisasi. Metabolit 25(OH)D dan
31-2-.l.Dil:i9Lgly.yIgry_%i_:-"_::.[iF1,._..1 31?.11_o_11,P_,___..__.." 24,25(OH)rD adalah stimulator yang jauh kurang kuat
Dihydrotachysterol DHT unfuk transpor kalsium dan fosfat dari usus atau resorpsi
Calcipotriene (calcipotriol) Tidak ada tulang. Namun, 25(OH)D tampaknya lebih kuat daripada
..1_f ly_9_l:lyy.l!?.ll..D::_-9:*erca
lcif erol 1 a(o H) D, 1,25(OH)rD dalam merangsang reabsorpsi kalsium dan
1 9-nor-1,25-Dihydroxyvitamin Dr; l9-nor-1,25(OH)D,
fosfat oleh ginjal untuk serta mungkin merupakan meta-
paricalcitol bolit utama yang mengatur aliran kalsiurn dan kontrak-
tilitas pada otot. Reseptor spesifik untuk 1,25(OH)"D
terdapat di jaringan target. Namun, peranan dan bahkan
adanya reseptor terpisah untuk 25(OH)D dan 24,25(OH),D
digunakan unfuk mengobati psoriasis, suatu kelainan kulit masih diperdebatkan.
hiperproliferatif. Dokserkalsiferol dan parikalsitol baru- Reseptor untuk 1,25(OH)"D terdapat di berbagai
baru ini telah disetujui untuk terapi hiperparatiroidisme macam jaringan-tidak hanya tulang, usus, dan ginjal.
sekunder pada penderita penyakit ginjal kronik. Analog Pada jaringan "nonklasik", 1,25(OH),D memberikan se-
lain sedang diselidiki penggunaannya dalam terapi ber- jurnlah efek, termasuk pengaturan sekresi hormon parati-
bagai macam keganasan. Pengaturan metabolisme vitamin roid dari kelenjar paratiroid, sekresi insulin dari pankreas,
D cukup kompleks, melibatkan kalsium, fosfat, dan berba- produksi sitokin oleh makrofag dan sel T, dan proliferasi
gai hormon, yang paling penting di antaranya ialah PTH, serta diferensiasi sejumlah besar sel, termasuk sel kanker.
yang merangsang produksi 1,25(OH),D oleh ginjal. Oleh sebab itu, kegunaan klinis analog 1,25(OH)'D ke-
Vitamin D dan metabolitnya yang beredar di plasma mungkinan akan meluas.
terikat erat dengan suafu protein pembawa, yakni protein
yang mengikat vitamin D. a-Giobulin ini mengikat 25(OH) INTERAKSI PTH DAN VITAMTN D
D dan24,25(OH),D dengan afinitas yang sama-sama tinggi Rangkuman efek utama PIH dan vitamin D pada tiga
dan vitamin D serta 1,25(OH)rD dengan afinitas lebih ren- jarir, gan target utama usus, ginjal, dan tulang disajikan
- -
dah. Pada individu yang normal, waktu-paruh terminal pada Tabel 42-2. Efuk bersih PTH ialah rneningkatkan
dari kalsifediol yang disuntikkan ialah2S hari, sedangkan kalsium serum dan menurunkan fosfat serum, efek bersih
pada individu tanpa ginjal, waktu paruhnya adalah 42 vitamin D ialah meningkatkan keduanya. Pengaturan ho-
hari. Waktu-paruh 24,25(OH)rD mungkin sama. Pene- meostasis kalsiurn dan fosfat dicapai melalui berbagai
litian dengan perunut pada vitamin D menunjukkan ber- macam lengkung urnpan-balik. Kalsiur.n merupakan peng-
sihan yang cepat dari darah. Hati tampaknya merupakan atur utama untuk sekresi PTH. Kalsium terikat pada situs
organ utama untuk bersihan ini. Vitamin D yang ber- pengenalan pada ion yang baru dikenal, yang merupakan
lebihan disimpan di jaringan lemak. Bersihan metabolik bagian dari suatu reseptor terkopel protein Go dan disebut
kalsitriol pada manusia menunjukkan suatu perubahan calciunt sensing receptor (CaR) serta menghubungkan per-
yang cepat, dengan waktu-paruh terminal diukur dalam ubahan konsentrasi kalsium bebas intrasel terhadap per-
hitungan jam. Beberapa analog 1,25(OH),D terikat longgar ubahan kalsium ekstrasel. Begitu kadar kalsium serum
pada protein pengikat vitamin D. Akibahrya, bersihannya rneningkat dan terikat pada reseptor ini, kadar kalsium
berlangsung sangat cepat, dengan waktu-paruh terminal intrasel meningkat dan menghambat sekresi PTH. Fosfat
dalam hitungan menit. Analog seperti ini hanya memiliki mengatur sekresi PTH secara langsung dan tidak langsung
sedikit efek hiperkalsemia dan hiperkalsiurik kalsitriol, dengan membentuk kompleks dengan kalsium dalam
suatu aspek penting dalam penggunaannya pada tata- serum. Karena yang dideteksi oleh kelenjar paratiroid
laksana kondisi seperti psoriasis dan hiperparartiroidisme. adalah konsentrasi kalsium bebas yang terionisasi, pe-
Mekanisme kerja metabolit vitamin D masih sedang ningkatan kadar fosfat serum mengurangi kalsium yang
diteliti. Namun, kalsitriol telah dinyatakan sebagai agen terionisasi dan menyebabkan peningkatan sekresi PTH.
terkuat dalam hal stimulasi transpor kalsium dan fosfat dari Pengaturan umpan-balik ini sesuai dengan efek bersih
AGEN YANG MEMENGARUHI HOMEOSTASIS MINERALTULANG I 731
kemampuannya untuk mereabsorpsi fosfat, asam amino, yang kecil (meskipun ergokalsiferol kurang poten), dan
bikarbonat, natrium, klorida, dan sulfat. Efek PTH lain yang penjelasan berikut ini berlaku untuk kedua bentuk vitamin
penting di ginjal adalah perangsangan pembentukan 1,25- D tersebut.
dihidroksivitamin D (1,25 [OH]rD). Vitamin D adalah suatu prohormon yang berlaku se-
bagai prekursor berbagai metabolit yang aktif secara bio-
VITAMIN D logis (Gambar 42-3). Vitamin D mula-mula dihidroksilasi
Vitamin D ialah suatu sekosteroid yang dihasilkan dalam dalam hati untuk membentuk 2S-hidroksivitamin D
kulit dari 7-dehidrokolesterol di bawah pengaruh radiasi (25[OH]D). Metabolit ini selanjutnya diubah di ginjal
sinar ultraviolet. Vitamin D juga dijumpai pada makan- rnenjadi berbagai bentuk lain; salah satu yang telah
an tertentu dan digunakan sebagai suplemen pada dipelajari dengan baik ialah 1,2S-dihidroksivitamin D
produk-produk susu. Baik bentuk alamiah (vitamin D' (1,25[OH]"D) dan 24,25-d1l'tidroksivitamin D (24,25[OH],D).
kolekalsiferol) maupun bentuk yang berasal dari tanam- Di antara metabolit-metabolit alamiah, hanya vitamin D
an (vitamin D2, ergokalsiferol) dijumpai dalam makanan. dan 1,25(OH)"D (sebagai kalsitriol) yang tersedia untuk
Bentuk-bentuk ini berbeda karena ergokalsiferol mengan- penggunaan klinis (Tabel 42-1). Lebih lanjut, berbagai
dung ikatan rangkap (Crr_"r) dan tambahan gugus metil analog 1,25(OH)rD sedang disintesis untuk memperluas
pada rantai samping (Gambar 42-3). Pada manusia, per- kegunaan n'retabolit ini pada beberapa keadaan non-
bedaan ini tampaknya mempunyai konsekuensi fisiologis klasik. Sebagai contoh, kalsipotrien (kalsipotriol) saat ini

7-Dehydrocholesterol Pre D3

U
H

1,25(OH)2D3 (calcitriol)

Gambar 42-3, Pengubahan 7-dehidrokolesterol menjadi vitamin D, dan metabolisme D,


menjadi 1,25(OH)rD3 dan 24,25(OH)rD' Kendali pada metabolisme terutama dilakukan pada
tingkat ginjal; di sinl, kadar fosfor yang rendah dalam serum, kadar kalsium yang rendah
dalam serum. dan kadar hormon paratiroid yangtinggi mendukung produksi 1,25(OH)rD3'
lnset menunjukkan rantai samping untuk ergosterol. Ergosterol menjalani perubahan yang
serupa menjadi vitamin D, (ergokalsiferol), yang pada gilirannya dimetabolisasi menjadi
25(OH)Dr, 1,25(OH)rDz dan 24,25(OH)rDr. Pada manusia, turunan D, dan D, memiliki efek dan
potensi yang setara. Oleh sebab itu, mereka ditulis dalam teks tanpa disertai angka subscript.
732 I BAB42
Tabel 42-1. Vitamin D dan analog serta metabolit usus serta resorpsi tulang. Kalsitriol tampaknya bekerja pada
utamanya. usus dengan menginduksi sintesis protein baru (misalnya,
protein pengikat kalsium) dan dengan nremodulasi aliran
#*Sf, i:i[9.!:l,EX kalsium melintasi brush border dan membran basolateral
Vitamin Dr; cholecalciferol D3 tanpa memerlukan sintesis protein baru. Kerja molekular
Vitamin Dr; ergocalciferol kalsitriol pada tulang kurang mendapat perhatian. Akan
25-Hidroxyvitamin Dr; calcifediol 25(OH)D3 tetapi, seperti PTH, kalsitriol dapat memicu ligan RANK
pada osteoblas dan protein seperti osteokalsin, yang dapat
L2-l-?'.1'9tgyyil-9Iil-?:i-:-11!i1l-t9l-.."-....__l_:2_?_!9!),?_i._._.______
mengatur proses mineralisasi. Metabolit 25(OH)D dan
31-2--l.D-tl:i9Lgly.ylgnll_?_ri_:-._::.[iF1l_.1 .3L?_l!_o_ll,P.,_._.....-.. 24,25(OH)rD adalah stimulator yang jauh kurang kuat
Dihyd rotachysterol DHT untuk transpor kalsium dan fosfat dari usus atau resorpsi
Calcipotriene (calcipotriol) Tidak ada tulang. Namun, 25(OH)D tampaknya lebih kuat daripada
1 o-Hydroxyvitamin D,; doxercalciferol lcr(OH)D, 1,25(OH),D dalam merangsang reabsorpsi kalsium dan
l-'-'-::-'-'-'ll-'__"__ri__:_:1:l-:1::ll_:
1 9-nor-1,25-Dihydroxyvitamin Dr; 19-nor-1,25(OH)D,
fosfat oleh ginjal untuk serta mungkin merupakan rneta-
paricalcitol bolit utama yang mengatur aliran kalsiurn dar-r kontrak-
tilitas pada otot. Reseptor spesifik untuk 1,25(OH)"D
terdapat di jaringan target. Namun, peranan dan bahkan
adanya reseptor terpisah untuk 25(OH)D dan 24,25(OH)"D
digunakan untuk mengobati psoriasis, suatu kelainan kulit masih diperdebatkan.
hiperproliferatif. Dokserkalsiferol dan parikalsitol baru- Reseptor untuk 1,25(OH),D terdapat di berbagai
baru ini telah disetujui untuk terapi hiperparatiroidisme macam jaringan-tidak hanya tulang, usus, dan ginjal.
sekunder pada penderita penyakit ginjal kronik. Analog Pada jaringan "nonklasik", "1,25(OH).D memberikan se-
lain sedang diselidiki penggunaannya dalam terapi ber- jurnlah efek, termasuk pengaturan sekresi hormon parati-
bagai macam keganasan. Pengaturan metabolisme vitamin roid dari kelenjar paratiroid, sekresi insulin dari pankreas,
D cukup kompleks, melibatkan kalsium, fosfat, dan berba- produksi sitokin oleh rnakrofag dan sel T, dan proliferasi
gai hormon, yang paling penting di antaranya ialah PTH, serta diferensiasi sejumlah besar sel, termasuk sel kanker.
yang merangsang produksi 1,25(OH)"D oleh ginjal. Oleh sebab itu, kegunaan klinis analog 1,25(OH)"D ke-
Vitamin D dan metabolitnya yang beredar di plasrna mungkinan akan meluas.
terikat erat dengan suatu protein pembawa, yakni protein
yang mengikatvitamin D. cr-Giobulin ini mengikat 25(OH) INTERAKSI PTH DAN VITAMTN D
D dan24,25(OH)rD dengan afinitas yang salna-sama tinggi Rangkuman efek utama PTH dan vitamin D pada tiga
dan vitamin D serta 1,25(OH)rD dengan afinitas lebih ren- jaringan target utarna usus, ginjal, dan tulang disajikan
- -
dah. Pada individu yang normal, waktu-paruh terminal pada Tabel 42-2. F.fek bersih PTH ialah rneningkatkan
dari kalsifediol yang disuntikkan ialah 23 hari, sedangkan kalsium serum dan menurunkan fosfat serum, efek bersih
pada individu tanpa ginjal, waktu paruhnya adalah 42 vitamin D ialah meningkatkan keduanya. Per-rgaturan l-ro-
hari. Waktu-parth 24,25(OH)rD rnungkin sama. Pene- meostasis kalsiurn dan fosfat dicapai melalui berbagai
litian dengan perunut pada vitamin D menunjukkan ber- macarn lengkung urnpan-balik. Kalsium merupakan peng-
sihan yang cepat dari darah. Hati tampaknya merupakan atur utama untuk sekresi PTH. Kalsiurn terikat pada situs
organ utama untuk bersihan ini. Vitamin D yang ber- pengenalan pada ion yang baru dikenal, yang merupakan
lebihan disimpan di jaringan lernak. Bersihan metabolik bagian dari suatu reseptor terkopel protein Go dan disebut
kalsitriol pada manusia menunjukkan suatu perubahan calcium sensing receptor (CaR) serta menghubungkan per-
yang cepat, dengan waktu-paruh terminal diukur dalam ubahan konsentrasi kalsiurn bebas intrasel terhadap per-
hitungan jam. Beberapa analog 1,25(OH)"D terikat longgar ubahan kalsium ekstrasel. Begitu kadar kalsium serum
pada protein pengikat vitamin D. Akibahrya, bersihannya rneningkat dan terikat pada reseptor ini, kadar kalsium
berlangsung sangat cepat, dengan wakfu-paruh terminal intrasel meningkat dan menghambat sekresi PTH. Fosfat
dalam hitungan menit. Analog seperti ini hanya memiliki mengatur sekresi PTH secara langsung dan tidak langsung
sedikit efek hiperkalsemia dan hiperkalsiurik kalsitriol, dengan membentuk kompleks dengan kalsium dalam
suatu aspek penling dalam penggunaannya pada tata- serum. Karena yang dideteksi oleh kelenjar paratiroid
Iaksana kondisi seperti psoriasis dan hiperparartiroidisme. adalah konsentrasi kalsium bebas yang terionisasi, pe-
Mekanisme kerja metabolit vitamin D masih sedang ningkatan kadar fosfat serum mengurangi kalsium yang
diteliti. Namun, kalsitriol telah dinyatakan sebagai agen terionisasi dan rnenyebabkan peningkatan sekresi PTH.
terkuat dalam hal stimulasi transpor kalsium dan fosfat dari Pengaturan umpan-balik ini sesuai dengan efek bersih
AGEN YANG MEMENGARUHI HOMEOSTASIS MINERALTULANG I 733
Tabel 42-2. Efek hormon paratiroid (PTH) dan vitamin
D pada usus, tulang, dan ginjal.
PENGATUR HORMONAL
SEKUNDER PADA HOMEOSTASIS
MINERAL TULANG
Usus Pen ingkatan Peningkatan
absorpsi kalsium absorpsi kalsium Sejumlah hormon mengafur kerja PTH dan vitamin D
dan fosfat (melalui dan fosfat oleh dalam pengaturan homeostasis mineral tulang. Diban-
peningkatan 1,25(OH)rD dingkan dengan pTH dan vitamin D, pengaturan sekun_
produksi

Ginjal
r.:lrrerLpr
Penurunan
...................... l:ffiffi";L.fffi:H'J::f T,'[Tl,",i:t'"1,"#i:T
Ekskresi n:fi1T- iarmakologik, beberapa hor*on ini berefek pada meka-
ekskresi kalsium, dan fosfat dapat
nisme homeostasis mineral tulang yang dapat dimanfaat-
peningkatan oituruntan oLtr-
ekskresi fosfat 25(OH)D dan kan secara terapeutis'
1,2s(OH)rD1
Tulang Resorpsi kalsium dan Pen ingkatan KALSITONIN
fosfat ditingkatkan resbrpsi kalsium Kalsitonin yang disekresi oleh sel parafolikular kelenjar
oleh dosis tinggi. dan fosfat oleh
tiroid mamalia ialah suatu hormon peptida rantai-tunggal
Dosis rendah dapat 1,25(OH),D;
meningkatkan pembentukan dengan 32 asam amino dan berat molekul 3600. Suatu
pembentukan tulang dapat ikatan disulfida antara posisi 1 dan 7 penting dalam akti-
tulang ditingkatkan oleh vitas biologik. Kalsitonin diproduksi dari suatu prekursor
't,25(OH),D dan
dengan berat molekul 15.000. Kalsitonin yang beredar
?P!.9.11:-D-.-- --- --. -. mernpunyai ukuran yang bermacam-macam, n-rulai dari
Efekbersih Kalsium serum Kalsium dan fosfat ilIonon"rer (BM 3600) sarnpai yang berberat rnolekul 60.000.
pada kadar meningkat, fosfat dalam serum
Belum diketahui apakah heterogenitas seperti demikian
dalam serum serum menurun meningkat
ternrasuk berbagai bentuk prekursor atau oligomer yang
lEfek langsung. Vitamin D sering kali meningkatkan kalsium dalam
urine akibat peningkatan absorpsi kalsium dari usus dan, akibatnya, terikat secara kovalen. Karena heterogenitasnya, kalsitonin
penurunan PTH. distandardisasi dengan bioassay pada tikus. Aktivitasnya
dibandingkan dengan suatu patokan yang ditegakkan
oleh Britislt Medical Research Council (MRC) dan dinyatakan
dalam unit MRC.
PTH untuk meningkatkan kadar kalsium serum dan me- Monomer kalsitonin manusia mempunyai waktu-
nurunkan kadar fosfat serum. Demikian juga, kalsium paruh sekitar 10 menit dengan bersihan metabolik 8-9
dan fosfat kadar tinggi mengurangi jumlah 1,25(OH)rD mL/kg/menit. Kalsitonin dari ikan salmon mempunyai
yang diproduksi oleh ginjal dan meningkatkan jumlah waktu-paruh yang lebih panjang dan bersihan metabolik
24,25(OH)"D yang dihasilkan. Kadar kalsium yang tinggi yang lebih rendah (3 mL/kg/menit), membuahrya lebih
bekerja secara langsung dan tidak langsung dengan me- menarik sebagai agen terapeutik. Kebanyakan proses pem-
nurunkan sekresi PTH. Kadar fosfat yang tinggi bekerja bersihan terjadi di ginjal, meskipun hanya sedikit kalsito-
secara langsung dan tidak langsung dengan meningkatkan nin utuh muncul di dalanr urine.
kadar FGF23. Karena 1,25(OH)"D meningkatkan kalsium Efek utama kalsitonin ialah menurunkan kalsium
dan fosfat serum, sedangkan 24,25(OH)rD merniliki efek dan fosfat serum melalui efeknya pada tulang dan ginjal.
yang kurang, pengaturan umpan-balik seperti ini juga Kalsitonin menghambat resorpsi tulang oleh osteoklas.
sesuai. 1,25(OH)rD sendiri secara langsung menghambat Meskipun pembentukan tulang pada awalnya tidak ter-
sekresi PIH (di luar efeknya pada kalsium serum) melalui ganggu setelah pemberian kalsitonin, pembentukan dan
efek langsung pada transkripsi gen PTH. Sekali lagi, resorpsi fulang nantinya akan menumn. Di ginjal, kalsitonin
rangkaian ini membentuk lengkung umpan-balik negatif. mengurangi reabsorpsi kalsium dan fosfat serta reabsorpsi
Kemampuan 1,25(OH)rD untuk menghambat sekresi PTH ion-ion lain, termasuk natrium, kalium, dan magnesium.
secara langsung dimanfaatkan dalam bentuk analog kal- Jaringan selain tulang dan ginjal juga dipengaruhi oleh
sitriol yang mempunyai efek terhadap kalsium serum kalsitonin. Kalsitonin dalam jumlah farmakologik menu-
yang kurang kuat akibat efeknya yang kurang kuat pada runkan sekresi gastrin dan mengurangi keluaran asam
absorpsi kalsium dari usus. Obat seperti ini terbukti ber- lambung sambil meningkatkan sekresi natrium, kalium,
manJaat dalam tatalaksana hiperparatiroidisme sekunder klorida, dan air di usus. Pentagastrin ialah perangsang
yang menyertai penyakit ginjal kronik dan dapat berman- sekresi kalsitonin yang kuat (seperti juga hiperkalsemia),
faat pada kasus hiperparatiroidisme primer tertentu. yang mengisyaratkan adanya kemungkinan hubungan
734 I BAB42
fisiologis antara gastrin dan kalsitonin. Pada marrusia ESTROGEN
dewasa, tidak timbul masalah yang nyata akibat defisien- Estrogen dapat mencegah percepatan kehilangan tulang
si (tiroidektorni) atau kelebihan kalsitonin (karsinoma pada awal masa pascarnenopause dan setidaknya tnening-
medular kelenjar tiroid). Namun, kernampuan kalsitonin katkan rnassa tulang pada perempuan pascamenopause
untuk menyekat resorpsi tulang dan rnenurunkan kalsium untuk sementara waktu. Hipotesis yang berlaku untuk
semm mernbuatnya bermanfaat dalaDr terapi penyakit menjelaskan pengamatan ini adalah bahwa estrogen me-
Paget, hiperkalsemia, dan osteoporosis. nurunkan efek resorpsi tulang oleh PTH. Pen'rberian es-
trogen menyebabkan peningkatan kadar 1,25(OH)rD di
GLUKOKORTIKOID dalam darah, tetapi estrogen tidak mempunyai efek lang-
Hormon glukokortikoid mengubah homeostasis mineral sung pada produksi 1,25(OH),D in vitro. Peningkatan
tulang dengan mengantagonis transpor kalsium di usus kadar 1,25(OH)'D in vivo setelah pemberian estrogen
yang dirangsang oleh vitamin D, dengan merangsang eks- mungkin terjadi akibat penurunan kalsium dan fosfat
kresi kalsium oleh ginjal, dan dengan mengharnbat pem- serum serta peningkatan PTH. Reseptor estrogen dijumpai
bentukan tulang. Meskipun pengatr-ratan ini menekankan di dalam tulang, dan eslrogen mernpunyai efek langsung
dampak negatif glukokortikoid pada homeostasis rnineral ytada rentodelling tulang. Laporan kasus terkini metlgenai
tulang, honnon ini terbukti bern.ranfaat dalam memu- laki-laki yang tidak mempunyai reseptor estrogen atau
lihkan hiperkalsemia akibat limforna dan penyakit granu- yang tidak rnampu menghasilkan estrogen akibat defi-
lomatosa seperti sarkoidosis (terjadi peningkatan produksi siensi aromatase mencatat terjadinya osteopenia nyata
1,25tOHl,D) atau pada keadaan terjadinya intoksikasi dan kegagaian penutupan epifisis. Kenyataan ini lebih
vitamin D. Pemberian glukokortikoid jangka-panjang lanjut mendukung peran estrogen dalarn perkembangan
merupakan peuyebab umuln osteoporosis pada orang tulang, bahkan pada laki-laki. Aplikasi pemberian estro-
dewasa dan perker.nbangan tulang rangka yang terhenti gen yang utan-ra dalam gangguan hotneostasis mineral
pada anak-anak.

Tulang menjalani proses remodelling terus-menerus yang fosfonat seperti alendronat, risedronat, dan ibandronat
meliputi resorpsi dan pembentukan tulang. Setiap proses terbukti meningkatkan densitas tulang dan mengurangi
yang mengganggu keseimbangan ini dengan meningkat- kejadian fraktur sampai 5 tahun jka digunakan secara
kan resorpsi relatif terhadap pembentukan menghasilkan kontinu pada dosis 10 mg/hari atau 70 mg/minggu untuk
osteoporosis. Produksi hormon seks yang tidak adekuat alendronat dan 5 mg/hari atau 35 mg/minggu untuk rise-
merupakan penyebab utama osteoporosis pada laki-laki dronat, 2,5 mg/hari atau 150 mg/bulan untuk ibandronat.
dan perempuan. Terapi sulih estrogen pada menopause Uji coba perbandingan antara alendronat dan kalsitonin
merupakan cara pencegahan osteoporosis yang telah ter- (obat nonestrogen lain yang disetujui untuk osteoporosis)
bukti ampuh pada perempuan, tapi banyak perempuan menunjukkan bahwa alendronat memiliki kemanjuran
takut akan efek simpangnya, khususnya peningkatan ri- yang lebih besar. Bisfosfonat diabsorpsi secara buruk se-
siko kanker payudara akibat penggunaan estrogen secara hingga harus diberikan pada keadaan lambung kosong
terus-menerus (peningkatan risiko kanker endometrium atau melalui infus intravena. Pada dosis oral lebih tinggi
yang nyata dicegah dengan menyelinginya dengan pro- yang digunakan pada terapi penyakit Paget, alendronat
gestin) flan tidak menyukai perdarahan menstruasi persis- menyebabkan iritasi lambung, tapi hal ini tidak menjadi
ten yang menyertai bentuk terapi ini. Ketertarikan medis masalah pada dosis yang dianjurkan untuk osteoporosis
tehadap terapi ini menurun setelah terbukti estrogen jika pasien diminta untuk meminum obat dengan segelas
tidak melindungi terhadap penyakit jantung. Raloksifen air putih dan tetap tegak. Obat terbaru yang disetujui untuk
merupakan modulator reseptor estrogen selektif pertama osteoporosis adalah teriparatid, yakni bentuk rekombinan
(SERM; lihat Bab 40) yang disetujui penggunaannya untuk PTH,_ro. Tidak seperti obat lain yang disetujui untuk os-
mencegah osteoporosis. Raloksifen memiliki beberapa efek teoporosis, teriparatid lebih merangsang pembentukan
menguntungkan estrogen terhadap tulang tanpa mening- tulang daripada menghambat resoprsi tulang. Akan te-
katkan risiko kanker payudara atau endometrium (obat tapi, teriparatid harus diberikan tiap hari dengan suntikan
ini bahkan mungkin menurunkan risiko kanker payudaJa). subkutan. Efektivitasnya dalam mencegah fraktur setidak-
Meskipun tidak seefektif estrogen dalam meningkatkan nya sehebat bisfosfonat. Pada semua kasus, asupan kalsium
densitas tulang, raloksifen terbukti menurunkan kejadian dan vitamin D yang adekuat perlu dipertahankan.
fraktur vertebra. Oleh sebab itu, saat ini kita memiliki beberapa bentuk
Bentuk terapi osteoporosis nonhormonal yang terbukti terapi yang sahih dan efektif untuk terapi penyakit yang
efektif mengurangi risiko fraktur telah dikembangkan. Bis- sering menimbulkan hendaya ini.
AGEN YANG MEMENGARUHI HOMEOSTASIS MINERALTULANG I 735
tulang adalah sebagai terapi atau pencegahan osteoporosis sehingga memunculkan efek terhebatnya pada osteoklas.
pascamenopause. Namun, penggunaan estrogen jangka- Namun, mekanisme pasti bagaimafia bisfosfonat secara
panjang perlahan mulai dikurangi akibat efek sampingnya selektif menghambat resorpsi tulang tidak jelas.
yang merugikan. Saat ini, telah dikembangkan modulator Hasil studi klinis dan studi pada hewan percobaan
reseptor estrogen selektif (SERM) untuk mempertahankan menunjukkan bahwa dosis oral bisfosfonat yang diabsorp-
efek menguntungkan estrogen pada tulang sambil memi- si hanyalah kurang dari "10%. Makanair menurunkan
nimalisasi efek merugikannya pada payudara, uterus, dan absorpsinya lebih lanjut sehingga bifosfonat harus di-
sistem kardiovaskular (lihat Kotak Terapi Baru untuk berikan dalam keadaan lambung kosong.. Karena menye-
Osteoporosis). babkan iritasi lambung, pamidronat tidak tersedia dalam
bentuk sediaan oral. Akan tetapi, kecuali mungkin et-
dronat, semua bisfosfonat yang ada memiliki komplikasi
AGEN NONHORMONAL YANG ini. Hampir separuh obat-obat yang diabsorpsi terkumpul
MEMPENGARUHI HOMEOSTASIS dalam tulang; sisanya diekskresi tanpa mengalami per-
MINERAL TULANG ubahan di urine. Penurunan fungsi ginjal, gangguan mo-
tilitas esofagus, dan penyakit ulkus peptikum menjadi
BISFOSFONAT kontraindikasi utama penggunaan obat-obat irri. Bagian
Bisfosfonat merupakan analog pirofosfa! dalam bisfos- yang terikat pada tulang bertahan selama berminggu-
fonat, ikatan P-O-P telah diganti dengan sebuah ikatan minggu, bergantung pada peremajaan tulang itu sendiri.
P-C-P yang tak dapat dihidrolisis (Gambar 42-4). Etidro- Etidronat dan bisfosfonat lainnya memunculkan ber-
nat, pamidronat, dan alendronat sekarang telah diikuti macam-macam efek pada homeostasis mineral tulang.
oleh risedronat, tiludronat, ibandronat, dan zelodronat Bisfosfonat khususnya bermanfaat dalam terapi hiperkal-
untuk penggunaan klinis. Pling tidak sebagian dari tok- semia yang menyertai proses keganasan, terapi penyakit
sisitas dan kegunaan klinis bisfosfonat adalah akibat ke- Paget dan terapi osteoporosis (Lihat Kotak: Terapi Baru
mampuannya memperlambat pembentukan dan disolusi untuk Osteoporosis). Berbeda dengan apa yang diharap-
kristal hidroksiapatit di dalam dan di luar sistem skeletal. kan, alendronat tampaknya meningkatkan densitas mi-
Bisfosfonat memusatkan efeknya pada area resorpsi tulang neral tulang di atas periode 2 tahun yang diperkirakan
untuk obat yang efeknya hanya teibatas pada blokade
resorpsi tulang. Bisfosfonat memunculkan berbagai macam
efek selular lain, termasuk inhibisi produksi 1,25(OH)rD,
OH OH
tt
O:P-O-P:O
inhibisi transpor kalsium oleh usus, perubahan metabo-
Asam pirofosforat inorganik
lik pada sel tulang seperti inhibisi glikolisis, inhibisi per-
tt
OH OH tumbuhan sel, dan perubahan fosfatase asam dan basa.
Bisfosfonat amino seperti alendronat baru-baru ini ter-
OH OH bukti menyekat farnesil pirofosfat sintase, suatu enzim
rtl OH

Ethane-l-hydrory-1,1-biphosphonate dalam jalur mevalonat yang tampaknya penting untuk


^
ttt
0H cH3 oH
(etidronate)
kelangsungan hidup osteoklas. Golongan statin, yang
menyekat Sintesis mevalonat, merangsang pembentukan
tulang, setidaknya menurut studi pada binatang. Oleh
OH OH OH
sebab itu, jalur mevalonat tampaknya penting bagi fungsi
ttt
O:P-C -P:0 3-Amine'l -hydrory-propylidene
sel tulang dan menjadi sasaran baru untuk pengembangan
rtr.
0H cH2 0H
biphosphonate (pamidronate)
obat. Efek ini bervariasi menurut jenis bisfosfonat yang
I
sedang diteliti (hanya bisfosfonat amino yang memiliki
cH2-NH2 sifat ini) dan mungkin berperan menimbulkan beberapa
perbedaan klinis yang diamati dalam efek berbagai macam
OH OH
rtl
O:P-C
OH

4-Amino{ -hydrory-butylidene
bifosfonat pada homeostasis mineral tulang. Akan tetapi,

rtr
0H
-P:0
CH2 0H
biphosponate (alendronate)
kecuali induksi terhadap defek mineralisasi akibat dosis
etidronat yang lebih tinggi dari yang dianjurkan serta
I iritasi lambung dan esofagus oleh pamidronat dan oleh
CH2-CH2- NH2
alendronat dosis tinggi, obat ini terbukti bebas efek sim-
pang ketika digunakan pada dosis yang dianjurkan untuk
Gambar 42-4. Struktur pirofosfat dan tiga bisfosfonat
pertama-etidronat, pamidronat, dan alendronat-yang terapi osteoporosis. Dosis lebih tinggi yang digunakan
disetujui penggunaannya di AS. dalam terapi hiperkalsemia berkaitan dengan gangguan
ginjal dan osteonekrosis tulang rahang. Iritasi esofagus
736 I BAB42 bahwa individu yang tinggal di daerah dengan air yang
mengandung fluorida secara alamiah (1-2 ppm) lebih
dapat diminimalkan dengan meminum obat bersama jarang menderita karies gigi dan fraktur kornpresi ver-
segelas penuh air dan tetap tegak selama 30 menit.
tebra daripada individu yang berdiam di tempat yang
airnya tidak mengandung fluorida. Fluorida diakumulasi
KALSIMIMETIK oleh tulang dan gigi, tempat zat ini dapat menstabilkan
Sinakalset adalah wakil pertama dari obat golongan baru kristal hidroksiapatit. Mekanisme seperti demikian dapat
yang mengaktifkan calcium sensing receptor (CaR). CaR menjelaskan efektivitas fluorida dalam meningkatkan ke-
tersebar secara luas tapi memiliki konsentrasi terbesar di tahanan gigi terhadap karies, tetapi tidak menjelaskan
kelenjar paratiroid. Sinakalset menyekat sekresi PTH me- munculnya perfumbuhan tulang baru.
lalui mekanisme ini dan disetujui penggunaannya dalam Fluorida dalam air minum tampaknya paling efektif
terapi hiperparatiroidisme sekunder pada penyakit ginjal mencegah karies gigi jika dikonsumsi sebelum mun-
kronik dan untuk terapi karsinoma paratiroid. culnya gigi permanen. Konsentrasi optimalnya dalam
pasokan air minum ialah 0,5-1 ppm. Pemberiannya se-
PLtKAMtStN (M|TRAMtStN) cara topikal paling efektif bila dilakukan segera setelah
Plikamisin adalah suatu antibiotik sitotoksik (lftat Bab 55) gigi permanen muncul. Pemberian fluorida setelah gigi
yang telah digunakan secara .klinis untuk dua kelainan permanen terbenfuk sempurna hanya memberi sedikit
metabolisme mineral tulang: penyakit Paget dan hiperkal- manfaat. Kelebihan fluorida dalam air minum di atas L
semia. Sifat sitotoksik obat ini melibatkan ikatannya de- ppm menyebabkan timbulnya bercak pada enamel gigi.
ngan DNA dan pemutusan sintesis RNA yang diatur oleh Karena tidak adanya obat yang merangsang pertum-
DNA. Alasan kegunaannya untuk mengobati penyakit buhan fulang baru pada pasien osteoporosis, penggunaan
Paget dan hiperkalsemia tidak jelas tetapi mungkin ber- fluorida untuk kelainan ini telah diteliti (lihat Osteo-
hubungan dengan kebutuhan akan sintesis protein untuk porosis, di bawah). Hasil-hasil penelitian terdahulu me-
memperlambat resorpsi tulang. Dosis yang diperlukan nyatakan bahwa fluorida sendiri tanpa suplemen kalsium
untuk mengobati penyakit Paget dan hiperkalsemia ada- yang adekuat menimbulkan osteomalasia. Pada penelitian
lah sekitar sepersepuluh dosis yang dibutuhkan untuk terbaru, ketika suplementasi kalsium sudah adekuat, flou-
mencapai efek sitotoksik. rida terbukti menyebabkan perbaikan dalam keseimbang-
an kalsium, peningkatan mineral tulang, dan peningkatan
TIAZID volume tulang trabekular. Namun, berbagai penelitian
Sifat kimiawi dan farmakologi keluarga obat ini dibi- terhadap kemampuan fluorida untuk mengurangi fraktur
carakan di Bab 15. Penggunaan tiazid yang utama dalam mencapai kesimpulan yang berlawanan. Efek simpang
terapi kelainan mineral tulang adalah menurunkan eks- yang diamati-pada dosis yang digunakan untuk menguji
kresi kalsium melalui ginjal. Tiazid dapat meningkatkan efek fluorida pada fulang-termasuk mual dan muntah,
efektivitas hormon paratiroid dalam merangsang reab- perdarahan saluran cerna, athralgia, dan artritis pada ke-
sorpsi kalsium oleh tubulus ginjal atau dapat berperan banyakan pasien. Efek-efek tersebut biasanya berespons
pada reabsorpsi kalsium secara sekunder dengan me- terhadap pengurangan dosis atau pemberian fluorida ber-
ningkatkan reabsorpsi natrium di tubulus proksimal. Di sama makanan (atau keduanya). Saat ini, fluorida belum
tubulus distal, tiazid menyekat.reabsorpsi natrium pada disetujui oleh FDA untuk digunakan pada osteoporosis.
permukaan lumen, meningkatkan perfukaran kalsium-
natrium di membran basolateral sehingga meningkatkan Wi:v.1:::".f #ffi *&ffilf **l'tffi
reabsorpsi kalsium ke dalam darah pada tempat ini. Tiazid ffi II. FARMAKOLOGI KLINIS
terbukti bermanfaat dalam mengurangi hiperkalsiuria
dan insidens pembentukan batu pada penderita hiper- Kelainan homeostasis mineral tulang biasanya dijumpai
kalsiuria idiopatik. Sebagian manfaatnya dalam menu- bersama dengan kelainan kadar kalsium dalam serum
runkan pembentukan batu mungkin terletak pada kemam- atau urine (atau keduanya), sering disertai kadar fosfat
puannya menurunkan ekskresi oksalat dalam urine serta dalam serum yang abnormal. Kadar mineral yang ab-
meningkatkan kadar magnesium dan seng dalam urine normal ini dapat memunculkan gejala yang memerlukan
(keduanya menghambat pembentukan batu kalsium ok- terapi segera (misalnya, koma pada hiperkalsemia malig-
salat). na, tetani pada hipokalsemia). Lebih sering lagi, kadar mi-
neral yang abnormal tersebut menjadi petunjuk adanya
FTUORIDA kelainan pengatur hormonal yang mendasari (misalnya,
Fluorida dikenal efektif mencegah karies gigi dan sedang hiperparatiroidisme primer), respons jaringan target (mi-
diteliti untuk terapi osteoporosis. Kedua aplikasi tera- salnya, penyakit ginjal kronik), atau penyalahgunaan obat
peutik tersebut berasal dari pengamatan epidemiologik (misalnya, intoksikasi vitamin D). Pada kasus-kasus ini,
AGEN YANG MEMENGARUHIHOMEOSTA5IS MINERALTULANG I 737

terapi kelainan yang mendasari merupakan hal yang ter- dengan cepat. Langkah pertamanya adalah rehidrasi de-
penting. ngan saline dan diuresis dengan furosemid. Kebanyakan
Karena tulang dan ginjal berperan penting dalam ho- pasien dengan hiperkalsemia berat memiliki komponen
rneostasis mineral tulang, keadaan yang mengubah ho- nyata azotemia prarenal akibat dehidrasi, yang mence-
meostasis mineral tulang biasanya mempengaruhi salah gah ginjal mengompensasi peningkatan kalsium serum
satu atau kedua jaringan ini secara sekunder. Pengarul,r- dengan mengekskresi lebih banyak kalsium dalam urine.
nya pada tulang dapat menimbulkan osteoporosis (hilang- Oleh sebab itu, infus awal saline 500-1000 ml/jam untuk
nya massa tulang secara abnormal; tulang-tulang lainnya memulihkan dehidrasi dan memperbaiki aliran urin de-
secara histologis normal), osteornalasia (pembentukan ngan sendirinya akan menurunkan kalsium serum. Pe-
tulang yang abnormal karena mineralisasi yang tidak nambahan diuretik loop seperti furosemid tidak hanya
adekuat), atau. osteitis fibrosa (resorpsi tulang berlebihan meningkatkan aliran urine tetapi juga rnenghambat re-
dengan penggantian jaringan fibrotik pada rongga bekas absorpsi kalsiurn di ansa Henle pars asendens (lihat Bab
resorpsi dan sumsum tulang). Penanda biokirniawi untuk L5). Pemantauan tekanan vena sentral penting untuk rnen-
keterlibatan tulang rangka meliputi perubahan kadar iso- cegah terjadinya gagal jantung dan edema paru pada in-
enzim skeletal alkali fosfatase dan osteokalsin (menyatakan dividu yang berisiko. Pada banyak pasien, diuresis saline
aktivitas osteoblastik) dalam serum dan kadar taut-silang cukup menurunkan kadar kalsium serum sampai suafu
hidroksiprolin dan piridinolin dalam urine (menyatakan titik ketika diagnosis dan terapi definifif atas keadaan yang
aktivitas osteoklastik). Ginjal rnenjadi terlibat bila hasil mendasari dapat dicapai. Jika hal ini tidak dapat dilakukan
perkalian kalsium dan fosfat dalam serurn melebihi titik atau jika diperlukan terapi jangka-panjang untuk hiper-
terjadinya kalsifikasi ektopik (nefrokalsinosis) atau bila kalsernia, agen-agen berikut dapat digunakan (dibicarakan
hasil perkalian kalsium dan oksalat (atau fosfat) dalam dalam urutan pilihan).
urine melebihi saturasi, menyebabkan nefrolitiasis. Petun-
juk dini yang samar atas keterlibatan ginjal seperti itu Bisfosfonat
meliputi poliuria, nokturia, dan hipostenuria. Temuan ra- Pamidronat, 60-90 mg, yang diinfuskan dalarn waktu 2-4
diologik nefrokalsinosis dan batu biasanya tidak dijumpai jam, dan zoledronat, 4 mg, yang diinfuskan paling sedikit
sampai keadaan lanjut. Besarnya derajat terjadinya gagal selama 15 menit, telah disetujui untuk terapi hiperkalsemia
ginjal paling baik diikuti dengan pemantauan penurunan pacla keganasan dan telah menggantikan etidronat yang
bersihan kreatinin. Di lain pihak, penyakit ginial kronik lebih tidak efektif untuk indikasi ini. Efeknya biasanya
dapat menjadi penyebab utama penyakit tulang karena bertahan sampai mingguan, tetapi terapi dapat diulang
terjadi perubahan penanganan kalsium dan fosfat, penu- setelah interval 7 hariblla perlu dan jika fungsi ginjal tidak
runan produksi 1,25(OH),D, dan hiperparatiroidisme se- terganggu. Setelah pemberian infus, beberapa penderita
kunder. mengalami sindrom seperti-flu yang sembuh sendiri.
Pemberian dosis obat ini secara berulang dikaitkan dengan
KADAR KALSIUM DAN FOSFAT gangguan ginjal dan osteonekrosis tulang rahang, tapi efek
simpang ini jarang timbul.
SERUM YANG ABNORMAL
HIPERKALSEMIA Kalsitonin
Hiperkalsemia menyebabkan <lepresi susunan saraf pusat, Kalsitonin terbukti berguna sebagai terapi tambahan
termasuk koma, dan berpotensi mematikan. Penyebi uta- pada sejumlah besar pasiSn. Kalsitonin sendiri iarang
manya (selain terapi tiazid) ialah hiperparatiroidisme dan mengembalikan kadar kalsium serum ke normal, dan
kanker dengan atau tanpa metastasis tulang. Penyebab kalsium sering kali refrakter terhadap terapi ini' Namun,
yang lebih jarang adalah hipervitaminosis D, sarkoidosis, rendahnya toksisitas membuatnya dapat diberikan ber-
tirotoksikosis, sindrom susu-alkali, insufisiensi adrenal, ulang dengan dosis tinggi (200 unit MRC atau lebih).
dan keadaan imobilisasi. Kecuali mungkin hipervitaminosis Efeknya pada kalsium serum dapat terlihat dalam 4-6 jam
D, kelainan-kelainan yang terakhir ini jarang memerlukan dan bertahan sampai 6-10 jam. Kalsirnar (kalsitonin ikan
penurunan kalsium serum secara darurat. Berbagai pen- sahnon) tersedia untuk pemberian parenteral dan nasal.
dekatan digunakan untuk menanggulangi krisis hiperkal-
semra, Galium Nitrat

Diuresis sarine ;:.ililJ::T^H"il;;J:*:?l;:L:'"fr5,1,1l#;


Pada hiperkalsemia yang cukup berat untuk menim- terapi penyakit Paget lanjut. Obat ini bekerja clengan
bulkan gejala, perlu dilakukan penurunan kalsium serum cara menghambat resorpsi tulang. Pada dosis 200 mg/mz
738 I BAB42
luas permukaan tubuh yang diberikan tiap hari sebagai Glukokortikoid
infus intravena kontinu dalam dekstrosa 5% untuk 5 hari, Glukokortikoid tidak mempunyai peranan yang jelas
galium nitrat terbukti lebih baik daripada kalsitonin dalan dalam terapi akut untuk hiperkalsemia. Namun, hiperkal-
rnenurunkan kalsium serum pada penderita. kanker. Ka- semia kronik akibat sarkoidosis, intoksikasi vitamin D, dan
rena berpotensi nefrotoksik, pasien harus banyak men- kanker-kanker tertentu dapat berespons dalam beberapa
dapat cairan dan memiliki ginjal yang berfungsi baik se- hari terhadap terapi glukokortikoid. Biasanya digunakan
belum memulai infus. prednison oral dalarn dosis 30-60 mg/hari, walaupun
dosis ekuivalen glukokortikoid lain juga efektif. Namun,
Plikamisin (Mitramisin) rasionalisasi penggunaan glukokortikoid dalam penyakit
Karena sifat toksiknya, plikamisin (mitramisin) bukan- ini berbeda-beda. Hiperkalsemia akibat sarkoidosis ter-
lah obat pilihan pertama dalam terapi hiperkalsemia. jadi akibat peningkatan produksi 1,25(OH)"D, rnungkin
Namun, jika bentuk terapi lain gagal, plikarnisin 25-50 oleh jaringan sarkoid sendiri. Terapi glukokortikoid yang
mcg/kg intravena biasanya menurunkan kalsium serum bertujuan mengurangi jaringan sarkoid menyebabkan
secara nyata dalam 24-48 jam. Efek ini dapat bertahan pemulihan kadar kalsium dan 1,25(OH)rD. Terapi hiper-
selama beberapa hari. Dosis ini dapat diulang bila perlu. vitaminosis D dengan glukokortikoid mungkin tidak me-
Efek toksik yang paling berbahaya ialah trombositopenia ngubah metabolisme vitamin D secara bermakna tetapi
mencladak yang disusul dengan perdarahan. Keracunan diduga mengurangi transpor kalsium di usus yang di-
hati dan ginjal juga dapat terjadi. Hipokalsemia, mual, perantarai oleh vitamin D. Efek glukokortikoid pada hi-
dan muntah dapat membatasi terapi. Penggunaan obat perkalsemia akibat kanker diduga dua kali lipat. Keganas-
ini harus disertai dengan pemantauan cerinat pada hitung an yang paling baik berespons terhadap glukokortikoid
trombosit, fungsi hati dan ginjal, serta kadar kalsium (yaitu, rnultipel mieloma dan penyakit limfoproliferatif
dalam serum. terkait) sensitif terhadap efek litik glukokortikoid. Jadi,
sebagai efek ini rnungkin terjadi karena penurunan massa
Fosfat dan aktivitas tumor. Glukokortikoid juga terbukti meng-
Pemberian fosfat inlravena mungkin merupakan cara ter- hambat sekresi atau efektivitas sitokin yang dihasilkan oleh
cepat dan paling meyakinkan untuk menurunkan kalsium mieloma multipel dan kanker terkait yang merangsang
serum, tetapi merupakan prosedur yang berbahaya bila resorpsi tulang osteoklastik. Penyebab hiperklasemia
tidak dilakukan dengan benar. Fosfat intravena hanya lainnya-terutama hiperparatiroidisme primer- tidak be-
boleh diberikan jika metode terapi lain (bisfosfonat, kalsi- reaksi terhadap terapi glukokortikoid.
toniry diuresis saline dengan furosemid) gagal mengen-
dalikan gejala hiperkalsemia. Fosfat harus diberikan se- HIPOKALSEMIA
cara perlahan (50 mmol atau 1,5 gram fosfor elemental Gambaran utama hipokalsemia tirnbul pada sistem neu-
selama 6-8 jam) dan pasien dialihkan ke fosfat per oral rotnuskular-tetani, parestesi, spasme laring, kram otot,
(1,-2 gram/hari fosfor elemental, sebagai salah satu ga- dan konvulsi. Per-ryebab utama hipokalsemia pada orang
ram yang dinyatakan di bawah) segera setelah gejala hi- dewasa ialah hipoparatiroidisme, defisiensi vitamin D,
perkalsemia mereda. Risiko terapi fosfat intravena melipu- penyakit ginjal kronik, dan malabsorpsi. Hipokalsemia
ti hipokalsemia mendadak, kalsifikasi ektopik, gagal ginjal pada neonafus merupakan kelainan umum yang biasanya
akut, dan hipotensi. Fosfat per oral dapat juga rnenye- sembuh tanpa terapi. Peran PTH, vitamin D, dan kalsi-
babkan kalsifikasi ektopik dan gagal ginjal bila kadar tonin pada sindrom neonatal masih diteliti. Infus darah
kalsium dan fosfat serum tidak dipantau dengan baik, tapi yang mengandung sitrat dalarn jumlah besar dapat me-
risikonya lebih rendah dan waklu awitannya lebih lama. nyebabkan hipokalsemia melalui pembentukan kompleks
Fosfat tersedia dalam bentuk oral dan intravena sebagai ga- kalsium-sitrat. Kalsium dan vitamin D (atau metabolitnya)
ram natrium atau kalium. Jumlah yang diperlukan untuk merupakan terapi utama untuk hipokalsemia.
menghasilkan 1 g fosfor elernental adalah sebagai berikut:

Intravena: Kalsium
In-Phos:40 ml Sejumlah preparat kalsium tersedia untuk penggunaan
Hyper-Phos-K: 15 ml intravena, intramuskular, dan oral. Kalsium gluseptat
Oral: (0,9 mEq kalsium/rnl), kalsium glukonat (0,45 mEq
Fleet Phospho-Soda: 6,2 ml kalsiunr/ mL), dan kalsium klorida (0,68-1.,36 mEq kal-
Neutra-Phos: 300 ml sium/ml) tersedia untuk terapi intravena. Kalsium glu-
K-Phos-Neutral: 4 tablet konat merupakan bentuk yang lebih disukai karena
AGEN YANG MEMENGARUHIHOMEOSTASIS MINERALTULANG I 739
kurang mengiritasi vena. Sediaan oral termasuk kalsium HIPOFOSFATEMIA
karbonat (40% kalsium), kalsium laktat (13% kalsium), Berbagai keadaan yang dapat menyebabkan hipofasfate-
kalsium fosfat (25% kalsium), dan kalsium sitrat (21,% mia meliputi hiperparatiroidisme primer, defisiensi vita-
kalsium). Kalsium karbonat sering kali menjadi sediaan min D, hiperkalsiuria idiopatik, riketsia yang resisten ter-
pilihan karena persentase kalsiumnya yang tinggi, banyak hadap vitamin D, berbagai bentuk pembuangan fosfat
tersedia (misalnya, Tums), murah, dan bersifat antasida. berlebihan melalui ginjal (misalnya, sindrom Fanconi),
Pada pasien aklorhidrik, kalsium karbonat harus diberi- penggunaan pengikat fosfat secara berlebihan, dan nutrisi
kan dengan makanan untuk meningkatkan absorpsinya parenteral dengan kandungan fosfat yang tidak adekuat.
atau obat diganti dengan kalsium sitrat, yang lebih mu- Hipofosfatemia akut dapat menyebabkan penurunan kadar
dah diabsorpsi. Kombinasi vitarnin D dan kalsium ter- fosfat organik berenergi tinggi intrasel (rnisal, ATP) sehingga
sedia, tetapi terapinya harus disesuaikan menurut tiap mengganggu transfer oksigen norrnal dari hemoglobin
individu dan tiap penyakit, suatu fleksibilitas yang sulit ke jaringan dengan menurunkan kadar 2,3-difosfogliserat
diaplikasikan karena preparat mengandung kombinasi ini dalam sel darah merah dan menyebabkan rabdorniolisis.
dalam dosis tetap. Terapi hipokalsemia simtomatik berat Namury efek akut hipofosfatemia yang bertnakna secara
dapat dicapai dengan infus lambat 10% kalsium glukonat klinis jarang dijumpai sehingga terapi darurat umumnya
sebesar 5-20 mL. Infus cepat clapat menyebabkan aritmia tidak diindikasikan. Efek hipofosfatemia jangka-panjang
jantung. Hipokalsemia yang kurang berat paling baik meliputi kelemahan otot proksirnal dan mineralisasi tulang
diobati dengan bentuk per oral yang cukup memberikan yang abnormal (osteomalasia). Oleh sebab itu, korrdisi
sekitar 400-1200 mg kalsium elemental (1-3 g kalsiurn hipofosfatemia harus dicegal-r selaura rnetrjalaui terapi dan
karbonat) tiap hari. Dosisnya harus disesuaikan untuk ditangani pada penyakit seperti riket hipofosfater.nik; pada
mencegah hiperkalsemia dan hiperkalsiuria' keadaan ini, hipofosfatemia merupakan gejala trtama. Fosfat
bentuk oral yang tersedia untuk digunakan clisajikan di atas
Vitamin D dalarn ba gian hiperkalsemia.
Jika diperlukan kerja yang cepat, 1,25(OH)rD3 (kalsitriol)
sebesar 0,25-1. mcg/hari merupakan metabolit vitamin D
pilihan karena mampu meningkatkan kalsium serum da-
KELAINAN SPESIFIK YANG
lam24;48jam. Kalsitriol juga meningkatkan fosfat serum, MELIBATKAN HORMON
walaupun efek ini tidak tampak pada awal terapi. Efek PENGATUR MINERAL TULANG
kombinasi kalsitriol dan semua metabolit vitamin D lainnya
serta analog kalsium dan fosfat rnenyebabkan pemantauan
HIPERPARATIROI DISME PRI MER
kadar kedua mineral ini penting dilakukan untuk men- Jika disertai dengan gejala dan hiperkalsemia yang ber-
cegah kalsifikasi ektopik akibat hasil perkalian kalsium makna, penyakit yang agak sering dijumpai ini sebaiknya
dan fosfat yang tinggi secara abnormal' Karena pernilihan diterapi secara bedah. Fosfat dan bisfosfonat oral telah
metabolit vitamin D atau analognya yang tepat untuk terapi dicoba tetapi tidak dapat dianjurkan. Pasien asimtomatik
hipokalsemia jangka-panjang bergantung pada sifat Penya- dengan penyakit yang ringan pada umumnya tidak ber-
kit yang mendasari, pembahasan lebih lanjut mengenai tambah buruk dan dapat tetap tidak diobati. Agen kalsi-
terapi vitamin D dibicarakan di bawah judul tiap penyakit. rnimetik sinakalset, wakil pertama dari golongan obat baru
yang bekerja rnelalui calcium sensing receptor, telah dise-
HIPERFOSFATEMIA tujui penggunaannya pada hiperparatiroidisme sekunder
dan sedang menjalani uji klinis untuk terapi hiperparati-
Hiperfosfatemia rnerupakan komplikasi gagal ginjal yang
roidisme primer. Jika obat ini terbukti efektif, tatalaksana
sering muncul tapi juga dijumpai pada semua jenis hipo-
medis penyakit ir-ri akan perlu dipertimbangkan kembali'
paratiroidisme (idioparik; bedah, dan pseudo-), keracunan
vitamin D, dan sindrom kalsinosis tumoral yang jarang.
Terapi darurat hiperfosfatemia jarang diperlukan tetapi HIPOPARATIROIDISME
dapat dicapai dengan dialisis atau infus glukosa dan in- Pada keadaan tidak adanya PTH (hipoparatiroidisme
sulin. Pada umumnya, kontrol hiperfosfatemia melibatkan idiopatik atau akibat pembedahan) atau tidak normalnya
restriksi fosfat diet plus penggunaan gel pengikat fosfat respons suatu jaringan target terhadap PIH (pseudohipo-
seperti sevelamer dan suplemen kalsium' Karena poten- paratiroidisme), kadar kalsium serum menurun dan kadar
sinya memicu penyakit tulang yang berhubungan dengan fosfat serum meningkat. Pada pasien seperti ini, kadar
aluminium, antasida yang mengandung aluminium harus 1,25(OH)rD biasanya rendah, kemungkinan mencermin-
digunakan secara terbatas dan hanya bila cara lain gagal kan tidak adanya perangsangan produksi 1,25(OFI)"D
untuk mengendalikan hiperfosfatemia' oleh PTH. Selain laju peremajaannya yang melambat,
740 I BAB42
tulang penderita hipoparatiroidisme idiopatik atau akibat sanya terjadi hipokalsemia yang semakin memicu timbul-
pembedahan tetap normal. Sejumlah penderita pseudo- nya hiperparatiroidisn're. Tulang menunjukkan campuran
hipoparatiroidisme tampaknya menderita osteitis fibrosa, osteomalasia dan osteitis fibrosa.
yang menanc{akan bahwa kadar PTH yang normal atau Berbeda dengan hipokalsemia yang lebih sering di-
tinggi yang dijumpai pada penderita ini mampu bekerja sebabkan penyakit ginjal kronik, beberapa penderita
di tulang tetapi tidak di ginjal. Perbedaan antara pseu- mungkin menjadi hiperkalemik akibat dua sebab (selain
dohipoparatiroidisme dan hipoparatiroidisme idiopatik terapi kalsium yang berlebihan). Penyebab tersering hi-
ditentukan berdasarkan kadar PTH yang nonnal atau perkalsemia ialah munculnya hiperparatiroidisme sekun-
tinggi tetapi kurangnya respons ginjal (yaifu, penurunan der (kadang disebut tersier) berat. Pada kasus seperti ini,
ekskresi cAMP atau fosfat) pada penderita pseudohipo- kadar PTH dalam darah sangatlah tinggi. Kadar alkali
paratiroidisrne. fosfatase serum juga cenderung tinggi. Terapi sering kali
Prinsip utama terapi ialah untuk rnengembalikan nor- memerlukan paratiroidektomi.
mokalsemia dan normofosfatemia. Pada umumnya, vitamin Keadaan yang lebih jarang menyebabkan hiperkalse-
D (25.000-100.000 uni! 3 kali seminggu) dan diet suplemen mia ialah timbulnya suatu bentuk penyakit tulang yang
kalsium sudah mencukupi. Peningkatan kalsium serum ditandai dengan penurunan aktivitas sel tulang yang
yang lebih cepat dapat dicapai dengan kalsitriol, walaupun Inencolok dan kehilangan efek pendapar kalsium pada
tidak jelas apakah metabolit ini lebih menguntungkan tulang (penyakit tulang adinamik). Pada keadaan tidak
daripada vitamin D sendiri untuk terapi jangka-panjang. berfungsinya ginjal, tiap kalsium yang diserap dari usus
Banyak pasien yang diobati dengan vitamin D menunjuk- terakumulasi dalam darah. OIeh sebab itu, pasien seperti
kan episode hiperkalsemia. Komplikasi ini lebih cepat di- ini sangat sensitif terhadap efek hiperkalsernik 1,25(OH)rD.
pulihkan dengan penghentian terapi yang menggunakan Individu-individu seperti ini biasanya mernpunyai kadar
kalsitriol daripada terapi vitamin D. Hal ini penting pada kalsium serum yang tinggi tetapi kadar fosfat alkali dan
pasien yang sering menderita krisis hiperkalsemia. PTH yang hampir norrnal. Tulang pasien-pasien seperti
ini memiliki kandungan aluminium yang tinggi, teruta-
DEFISIENSI ATAU INSUFISIENSI VITAMIN ma di bidang n'rineralisasi, yang rnenyekat mineralisasi
D AKIBAT NUTRISI tulang yang normal. Pasien-pasien ini tidak berespons
Defsiensi vitarnin D (umumnya dijabarkan dengan kadar baik terhadap paratiroidektomi. Deferoksamin, suatu
25(OH)D < 10 nglml-), yang dulu dianggap jararlg terjadi agen yang digunakan untuk mengkelat besi (lihat Bab 58),
di Amerika Serikaf saat ini mulai sering dijumpai, terutama juga rnengikat aluminium dan sekarang digunakan se-
pada populasi anak-anak dan orang tua yang vegetarian bagai terapi pada. kelainan ini. Akan tetapi, akibat lebih
dan kurang terpajan sinar matahari. Insufisiensi vitamin sedikitnya penggunaan pengikat fosfat yang rnengandung
D, yang umumnya dijabarkan dengan kadar 25(OH)D di aluminium, kebanyakan kasus penyakit tulang adinamik
antara 10 ng/mL dan 32 ng/mL, sangat sering dijumpai tidak berkaitan dengan deposisi aluminium tapi disebab-
pada kebanyakan populasi, dan terkait dengan penurur-ran kan oleh penekanan supresi PIH yang berlebihan.
densitas mineral tulang dan menjadi faktor predisposisi
jatuh dan fraktur pada orang lanjut usia. Masalah ini Sediaan Vitamin D
dapat dihindari dengan asupan vitarnin D sebesar 800- Pemilihan sediaan vitamin D yang digunakan pada ke-
1200 unit setiap hari dan diobati dengan dosis yang agak
adaan penyakit ginjal kronik bergantung pada jenis dan
tinggi (4000 unit/hari atau 50000 unit tiap minggu untuk tingkat penyakit tulang dan hiperparatiroidisme. per-
beberapa minggu). Tidak ada metabolit lain yang diindi-
tarna-tama, penderita defisiensi atau insufisiensi vitamin
kasikan, Dietnya juga harus mengandung cukup kalsium D harus diperbaiki kadar 25(OH)D rnereka ke batas
dan fosfat.
normal (di atas 32ng/ nL) dengan vitamin D. 1,25(OH),D3
(kalsitriol) cepat memperbaiki hipokalsernia dan setidak-
PENYAKIT GINJAT KRONIK nya memulihkan hiperparatiroidisme sekunder dan os-
Masalah utama pada penyakit ginjal kronik yang mempe- teitis fibrosa secara parsial. Banyak penderita kelemahan
ngaruhi homeostasis mineral tulang ialah hilar-rgnya pro- otot dan nyeri tulang mengalami perbaikan kesehatan.
duksi 1,25(OH),D, retensi fosfat yang mengurangi kadar Dua analog kalsitriol, yakni dokserkalsiferol dan pari-
kalsium terionisasi, dan hiperparatiroidisrne sekunder. kalsitol, disetujui untuk terapi hiperparatiroidisme sekun-
Dengan hilangnya produksi 1.,'25 (OH) der pada penyakit ginjal kronik. Keuntungan utamanya
rD, lebih sedikit ka l-
sium yang diabsorpsi dari usus dan lebih sedikit tulang adalah keduanya lebih jarang memicu hiperkalsemia pada
yang diresorpsi di bawah pengaruh PTH, Akibatnya, bia- keadaan menurunnya PTH daripada kalsitriol. Keduanya
AGEN YANG MEMENGARUHI HOMEOSTASIS MINERAL TULANG I 741
paling berperan pada penderita yang dapat mengalami ini. Baik kalsitriol maupun 24,25(OH), mungkin perrting
kelebihan kadar kalsium serum yang sangat tinggi jika untuk memulihkan penyakit tulang. Namun, kalsifediol
menggunakan kalsitriol. tidak lagi tersedia. Seperti pada penyakif lain yang di-
Apa pun obat yang digunakan, diperlukan pernantauan bahas, terapi osteodistrofi intestinal dengan vitamin D
yang teliti pada kadar kalsium dan fosfat serum. Diharapkan dan metabolitnya harus disertai dengan suplernen kalsium
hasil perkalian keduanya (datam satuan mg/dl-) mencapai yang tepat serta pemantauan kadar kalsium dan fosfat
angka di bawah 55, dengan kadar kalsium dan fosfat berada dalam serum.
dalam kisaran normal. Pengaturan kalsium dalam makanan
dan cairan dialisis serta pembatasan fosfat (makanan OSTEOPOROSIS
dan melalui pengikat fosfat yang dimakan) sebaiknya Osteoporosis cliartikan sebagai kehila.gan tula'g abnor-
digunakan bersama metabolit vitamin D. Pemantauan mal yang menjadi faktor predisposisi terjadinya fraktur.
kadar PTH dan alkali fosfatase dalam serum berguna Osteoporosis paling sering terjadi pada perempuan Pas-
untuk menentukan apakah terapi dapat rnernperbaiki camenopause tapi juga dapat terjadi pada laki-laki. Biaya
atau mencegah hiperparatiroidisme sekunder. Walaupun tahunan untuk mengobati fraktur pada perempuan dan
tidak selalu tersedia, biopsi tulang perkutan untuk histo- laki-laki berusia lanjut di AS diperkirakan mencapai $13,8
morfometri kuantitatif dapat membantu dalam memilih juta pada 1996 dan akan lebih tinggi saat ini. Osteopo-
terapi yang cocok dan mengikuti efektivitas terapi seper- rosis dapat terjadi sebagai efek samping terapi glukokor-
ti demikian, terutama pacla kasus yang diduga penyakit tikoid atau obat-obat lain jangka-panjang; sebagai rnani-
tulang adinamik. Tidak seperti perubahan kadar dalarn festasi penyakit endokrin seperti tirotoksikosis atau hiper-
serum yang cepat, perubahan dalam morfologi tulang paratiroidisme; sebagai gambaran sindrom malabsorpsi;
memerlukan wakfu bulanan atau tahunan. Pemantauan sebagai akibat penyalahgunaan alkohol dan rnerokok;
kadar metabolit vitamin D dalam serurn berguna unfuk atau tanpa penyebab yang jelas (idiopatik). Kemampuan
menentukan kepatuhan, absorpsi, dan rnetabolisme. beberapa agen untuk rnernulihkan kehilangan tulang
pada osteoporosis disajikan pada Gambar 42-5. Bentuk os-
OSTEODISTROFI INTESTINAT teoporosis pascarnenopause dapat disertai dengan penu-
Sejumlah penyakit gastrointestinal clan hati menin-rbul- runan kadar 1,25(OH),D dan penurunan transpor kalsium
kan gangguan pada homeostasis kalsium dan fosfat yang dari usus. Bentuk osteoporosis ini taurpaknya disebabkan
akhirnya menyebabkan perryakit tulang. Tulang pada oleh defisiensi estrogen dan paling baik diobati dengan
pasien seperti ini menunjukkan kornbinasi osteoporo- estrogen (digilir dengan progestin pada perempuan yang
sis dan osteomalasia. Osteitis fibrosa tidak terjadi, se- memiliki uterus untuk mencegah karsinoma endornetrium).
perti pada osteodistrofi ginjal. Gambaran umurn yang Akan tetapi, kekhawatiran bahwa estrogen meningkatkan
tampaknya penting dalam kelornpok penyakit ini ialal'r risiko kanker payudara dan gagal menurunkan timbulnya
malabsorpsi kalsium dan vitamin D. Selain itu, penyakit penyakit jantung telah menurunkan antusiasme terhadap
hati dapat menurunkan produksi 25(OH)D dari vitarnin bentuk terapi ini.
D, walaupun perannya selain pada penderita gagal l-rati Seperti dicatat di atas, telah dikembangkan SERM (mo-
terminal masih diperdebatkan. Malabsorpsi vitarnin D dulator reseptor estrogen selektif, Bab 40) mirip-estrogen
mungkin tidak hanya terbatas pada vitan'rin D eksogen. yang mencegah peningkatan risiko kanker payudara dan
Hati menyekresikan sejurnlah besar metabolit dan konju- uterus akibat estrogen sambil tetap rnempertahankan man-
gat vitamin D yang direabsorpsi (kemungkinan) dalam je- faat pada tulang. Raloksifen merupakan SERM yang dise-
junum distal dan ileum. Gangguan proses ini dapat meng- tujui penggunaarutya untuk terapi osteoporosis. Seperti
habiskan metabolit vitamin D endogen serta mengurangi tamoksifen, raloksifen tampaknya menurunkan risiko
absorpsi vitamin D dari makanan. kanker payudara. Raloksifen melindungi terhadap fraktur
Pada bentuk malabsorpsi ringan, vitamin D (25.000- tulang belakang tapi tidak terhadap fraktur pinggul - tidak
50.000 unit tiga kali seminggu) cukup rnenaikkan kadar seperti bisfosfonat dan teriparatid, yang melindungi terha-
25(OH)D serurn ke batas normal. Banyak penderita penya- dap keduanya. Raloksifen tidak mencegahhot flushes dan
kit berat tidak berespons terhadap vitamin D. Pengalaman juga meningkatkan risiko tromboflebitis seperti estrogen.
klinis dengan metabolit lain terbatas, tetapi kalsitriol dan Untuk mengatasi penurunan transpor kalsium dari usus
kalsifediol berhasil digunakan dalam dosis serupa yang terkait osteoporosis, terapi vitamin D sering kali digunakan
dianjurkan untuk terapi osteodistrofi ginjal. Secara teoritis, bersama dengan suplementasi kalsium dalam makanan.
kalsifediol seharusnya menjadi obat pilihan pada keada- Tidak ada bukti nyata bahwa vitamin D dosis farmakolo-
an seperti ini, karena tidak te4adi gangguan metabolisme gik memberi manfaat tambahan melebihi estrogen siklik
25(OH)D menjadi 1,25(OH),D dan 24,5(OH),D pada pasien dan suplementasi kalsium. Akan tetapi, pada beberapa
742 I BAB42

Fluorida, PTH
40

co)
(5c
-c(u
(!=
EE Estrogen,
20
tr(E kalsitonin,
8.E atau bisfosfonal
O=
ots
.9o
co
o= 0
oo Tidak mendapat
d);i
(Li -10 terapi

Waktu (tahun)
Gambar 42-5. Perubahan tipikal dalam densitas mineral tulang sering
waktu pasca-awitan menopause, dengan dan tanpa terapi. Pada kondisi
yang tidak ditangani, tulang hilang selama proses penuaan pada laki-
laki dan perempuan. Fluorida dan PTH memicu pembentukan tulang
baru dan dapat meningkatkan densitas mineral tulang pada individu
yang berespons terhadap obat tersebut di sepanjang periode terapi.
Sebaliknya, estrogen, kalsitonin, dan bisfosfonat menyekat resorpsi
tulang. Hal ini menyebabkan timbulnya peningkatan transien dalam
densitas mineral tulang karena pembentukan tulang awalnya tidak
menurun. Akan tetapi, pada waktunya, pembentukan tulang dan resorpsi
tulang menurun dan kurva densitas mineral tulang kemudian mendatar.

penelitian besar, suplementasi vitamin D (800 IU/hari) runkan risiko frakbur di pinggul, tulang belakang, dan
terbukti bermanfaat. Selain itu, kalsitriol dan analognya, lokasi lain. Alendronat, risedronat, dan ibandronat di-
yakni 1a(OH)D, terbukti meningkatkan massa tulang dan setujui penggunaarulya untuk terapi osteoporosis, baik
mengurangi fraktur pada beberapa penelitian terakhir. menggunakan dosis harian: alendronat 10 mg/hari, rise-
Meskipun digunakan di berbagai negara lain, penggunaan dronat 5 nrg/hari, ibandronat 2,5 mg/hari; dosis rninggu-
agen-agen ini dalam terapi osteoporosis belum disetujui an: alendronatT0 mg/ ninsgu, risedronat 35 mg/minggu;
oleh FDA. maupun dosis bulanan: ibandronat 150 mg/bulan. Obat
Walaupun fluorida pada awalnya diduga berguna ini efektif pada laki-laki serta perempuan dan digunakan
mencegah atau mengobati osteoporosis pascamenopause, untuk berbagai penyebab osteoporosis.
bentuk terapi ini masih diperdebatkan. Forrnulasi fluorida
terbaru (lepas lambat, dosis lebih kecil) tarnpakr-rya ba-
nyak mengurangi toksisitas yang disebabkan oleh for- HIPOFOSFATEM IA AUTOSOMAL DOMINAN
mulasi terdahulu dan dapat rnengurangi angka fraktur.
DAN TERKAIT.X
Akan tetapi, formulasi ini belum disetujui oleh FDA. Te-
riparatid, bentuk rekombinan YlH l-34, baru-baru ini di- Kelainan ini berrnanifestasi sebagai riketsia dan hipofos-
setujui unfult terapi osteoporosis. Teriparatid diberikan fatemia pada anak, rneskipun mereka dapat pula muncul
dalam dosis 20 mcg subkutan tiap l-rari. Seperti fluorida, pertama kali pada orang dewasa. Hipofosfaternia terkait-X
teriparatid merangsang pembentukan tulang baru, tapi disebabkan oleh mutasi gen yang rnenyandi suatu protein
tidak seperti fluorida, struktur tulang baru ini tampaknya yang disebut PHEX, yang tampaknya merupakan suatu
normal sehingga sangat menurunkan insidens fraktur. endopeptidase. Mutasi pada gen penyebab hipofosfatemia
Kalsitonin disetujui penggunaannya dalarn terapi os- bentuk autosornal dominan rnemiliki sasaran FGF23.
teoporosis pasca menopause. Obat ini terbukti mening- Konsep terbaru mengenai hal ini adalah bahwa FGF23
katkan massa tulang dan mengurangi kejadian fraktur, menyekat ambilan fosfat oleh ginjal dan menyekat
tapi hanya di tulang belakang. Kalsitonin tampaknya tidak produksi 1,25(OH),D.. Mutasi pada PHEX rnenyebabkan
seefektif bifosfonat atau teriparatid. tidak aktifnya enzirn PHEX tersebut sehingga kadar
Bifosfonat merupakan penghambat kuat resorpsi FGF23 meningkat. Serupa dengan hal ini, mutasi FGF23
tulang. Obat ini meningkatkan densitas tulang dan menu- yang mencegah terjadinya hidrolisis FGF23, seperti pada
AGEN YANG MEMENGARUHIHOMEOSTASIS MINERALTULANG I 743
penderita riketsia hipofosfatemik bentuk autosomal, juga penderita mengalami penyakit tulang. Belum jelas manfaat
mempunyai kadar FGF23 yang meningkat. terapi vitamin D pada pasien seperti ini, kareha uji coba
Awalnya, FGF23 dianggap merupakan substrat lang- terapi dengan vitarnin D (atau metabolit vitamin D lain)
sung untuk PHEX, tapi tampaknya hal ini tidak benar. belum dilakukan. Karena rnasalah ini tidak berhubungan
Pada kedua bentuk penyakit, terjadi akumulasi FGF23 dengan metabolisme vitamin D, penggunaan metabolit
yang intak dan aktif secara biologis, mnyebabkan pem- vitamin D yang lebih mahal untuk rnenggantikan vitamin
buangan fosfat melalui urine dan hipofosfatemia. D sendiri tidak akan bermanfaat.
Fosfat sangat penting untuk mineralisasi tulang nor-
mal; jika cadangan fosfat menurun, tirnbul suatu gambaran HIPERKALSIURIA IDIOPATIK
klinis dan patologik yang menyerupai riketsia akibat de- Penderita hiperkalsiuria idiopatik, yang memiliki ciri
fisiensi vitamin D. Namun, anak penderita kelainan irri hiperkalsiuria dan nefrolitiasis dengan kadar PTH dan
gagal berespons terhadap pemberian vitamin D dosis biasa kalsiurn serum normal, dibagi dalam tiga kelompok: (1)
yang diberikan dalam terapi riketsia nutrisional. Defek penyerap berlebihan (hyperttbsorbe), yakni penderita de-
pada produksi 1,25(OH)'D oleh ginjal juga telah dijumpai, ngan peningkatan absorpsi kalsium dari usus, menyebab-
karena kadar 1,25(OFI),D dalam serum cenderung rendah kan kadar kalsium serum yang tinggi-normal, PIH yang
jika dibandingkan dengan derajat hipofosfatemia yang normal-rendah, dan peningkatan sekunder kalsium dalam
diamati. Gabungan fosfat serurn yang rendah dan 1,25(OFI) urine; (2) pembocor kalsium rnelalui ginjal, yakni pen-
,D serum yang rendah atau normal-rendah memberikan derita dengar"r penurunan primer reabsorpsi kalsiurn ter-
dasar pemikiran untuk mengobati penderita kelainan ini filtrasi oleh ginjal, menyebabkan kadar kalsium serum
dengan fosfat oral (1-3 g/hari) dan kalsitriol (0,25-2 mcg/ yang rendah-normal dan PTH semrn yang tinggi-normal;
hari). Terapi kombinasi ini dilaporkan memberikan harapan dan (3) pembocor fosfat melalui ginjal, yakni penderita
pada penyakit yang menimbulkan kecacatan ini. dengan penurunan primer reabsorpsi fosfat oleh ginjal,
rnenyebabkan perangsangan produksi 1,25(OH)rD, pening-
RIKETSIA BERGANTUNG.VITAMIN D katar-r absorpsi kalsiurn dari usus, peningkatan kalsium
T|PEI&il serum yang terionisasi, kadar PTH yang rendah-norrnal,
dan peningkatan sekunder kalsium dalam urine. Ada be-
Penyakit autosomal resesif yang unik ini rnuncul sebagai
berapa ketidaksepakatan mengenai penggolongan ini,
riketsia anak yang tidak berespons terhadap vitamin D
dan banyak pasien tidak dapat segera clikelompokkan.
dosis konvensional. Riketsia bergantung-vitamin D tipe I,
Banyak penderita menunjukkan gejala hipofosfaternia
sekarang dikenal sebagai riketsia pseudo-defisiensi vita-
ringan, dan fosfat oral telah berhasil digunakan untuk rne-
min D, disebabkan oleh defisiensi terisolasi pada produksi
ngurangi pembenfukan batu. Namun, peran fosfat yang
1,25(OH),D akibat mutasi 25(OH)D-1cr-hidroksilase. Perrya-
jelas dalam terapi kelainan ini belum dipastikan.
kit ini dapat diobati dengan vitamin D (4000 unit/hari) atau
Terapi hidroklorotiazid, sampai 50 mg 2 kali sehari,
kalsitriol (0,25-0,5 mcg/ hari). Riketsia bergantung-vitarnin
atau klortalidon, 50-100 mg tiap hari, dianjurkan. Diuretik
D tipe II, sekarang dikenal sebagai riketsia resisten-vitamin
loop, seperti furosemid dan asam etakrinat, tidak boleh
D herediter, disebabkan oleh mutasi gen reseptor vitarnin
digunakary karena meningkatkan ekskresi kalsium da-
D, yang mengganggu fungsi reseptor ini dan menyebab-
lam urine. Selain hipokalemia, hipomagnesemia, dan
kan sindrom ini. Kadar 1,25(OH),D dalam serum sangat
hiperglikernia, toksisitas utama diuretik tiazid adalah
tinggi pada riketsia bergantung-vitamin D tipe II tetapi
hiperkalsernia. Hal ini biasar-rya hanya merupakan hasil
tidak pada tipe I. Terapi kalsitriol dosis besar diklaim
pengamatan biokimiawi kecuali jika pasien rnenderita
efektif mengembalikan norrnokalsemia pada beberapa pa-
penyakit seperti hiperparatiroidisrne yang menyebabkan
sien, terutama pada penderita dengan reseptor vitan'rin D
percepatan pergantian tulang. Oleh sebab itu, kita harus
yang berfungsi sebagian. Beberapa penderita sama sekali
melakukan skrining pada pasierl untuk mencari kelainan
tidak berespons terhadap vitarnin D. Satu laporan baru
ini sebelum memulai terapi tiazid serta memantau kalsium
menunjukkan pulihnya resistensi lerhadap kalsih'iol ketika
urine dan serum setelah terapi dimulai.
diberikan 24,25(OH)rD. Penyakit ini jarang dijumpai.
Alternatif tiazid ialah alopurinol. Beberapa penelitian
menunjukkan bahwa hiperurikosuria berkaitan dengan
SINDROM NEFROTIK hiperkalsemia idiopatik dan bahwa suatu nidus kristal
Penderita sindrom nefrotik dapat kehilangan metabolit urat kecil dapat menyebabkan pembentukan batu kalsium
vitamin D melalui urinenya, kemungkinan rnelalui hi- oksalat yang merupakan ciri khas hiperkalsemia idiopatif.
langnya protein pengikat vitamin D. Penderita rnungkin Alopurinol, 300 mg/hari, dapat menurunkan pembentuk-
mempunyai kadar 25(OH)D yang sangat rendah. Beberapa an bafu dengan mengurangi ekskresi asarn urat.
744 I BAB42

KELAUUAN HOMEOSTASIS Toksisitas etidronat yang utama adalah munculnya osteo-


malasia dan peningkatan insidens fraktur jika dosis di-
MINERAL TULANG LAINNYA tingkatkan sampai di atas 5 mg/kg/hari. Bisfosfonat yang
PENYAKIT PAGET PADA TULANG lebih baru seperti risedronat dan alendronat tidak memiliki
efek samping tersebut. Beberapa penderita yang diobati
Penyakit Paget merupakan penyakit tulang setempat yang
dengan etidronat mengalami nyeri tulang sama seperti
ditandai dengan resorpsi tulang osteoklastik yang tidak
nyeri pada osteomalasia. Nyeri ini mereda setelah obat
terkontrol dengan peningkatan sekunder pembenlukan
dihentikan. Efek samping utama alendronat dan bisfosfonat
tulang. Namun, tulang baru ini tidak terorganisasi dengan
yang lebih baru adalah iritasi larnbung ketika digunakan
baik. Penyebab penyakit Paget tidak jelas, walaupun be-
pada dosis tinggi. Efek ini rnereda ketika obat dihentikan.
berapa penelitian menunjukkan dugaan adanya keterli-
Penggunaan obat sitotoksik yang berpotensi letal se-
batan virus lambat. Penyakit ini agak sering dijumpai,
walaupun penyakit tulang simtomatik jarang dijumpai.
perti plikamisin pada kelainan yang umumnya jinak se-
perti penyakit Paget hanya dianjurkan bila agen lain yang
Parameter biokimiawi peningkatan alkali fosfatase serum
kurang toksik (kalsitonin, alendronat) telah gagal dan ge-
dan hidroksiprolin urin berguna untuk diagnosis. Ber-
jala penyakit tersebut menyebabkan bendaya. Data klinis
sama dengan temuan radiologis dan pemindaian tulang
mengenai penggunaan plikamisin jangka-panjang kurang
yang khas, penanda biokimia ini menjadi petunjuk yang
baik untuk menindaklanjuti terapi.
lengkap untuk menentukan manfaatnya dalam terapi
jangka-panjang. Narnun, terapi plikamisin jangka-pendek
Tujuan terapi adalah untuk mengurangi nyeri bulang
dalam dosis 15-25 mcg/kg/hari secara intravena untuk
dan menstabilkan atau mencegah persoalan lain seperti
5-10 hari yang diikuti dengan 15 mcg/kg secara intravena
deformitas yang progresif, ketulian, gagal jantung dengan
liap minggu telah digunakan untuk mengendalikan pe-
curah jantung tinggi, dan hiperkalsemia akibat imobilisasi.
nyakit ini.
Kalsitonin dan bifosfonat merupakan obat lini-pertama
untuk penyakit ini. Kegagalan terapi rnungkin berespons
terhadap plikamisin. Kalsitonin diberikan secara subkutan OKSALURIA ENTERIK
atau intramuskular dalam dosis 50-100 unit MRC setiap Penderita sindrom usus pendek yang disertai dengan
hari atau selang sehari. Inhalasi nasal 200-400 unit tiap hari malabsorpsi lemak dapat datang dengan batu ginjal yang
juga efektif. Dosis yang lebih tinggi ataa lebih sering telah terdiri dari kalsium dan oksalat. Per-rderita secara khas
dianjurkan bila regimen awal ini tidak berhasil. Perbaik- mernpunyai kadar kalsiurn yang normal atau rendah da-
an nyeri tulang dan pengurangan kadar alkali fosfatase lam urine tetapi kadar oksalat dalarn urinenya meningkat.
serum dan kadar hidroksiprolin urine memerlukan waktu Alasan timbuhya oksaluria pada pasien seperti ini diduga
mingguan sampai bulanan. Sering kali seorang pasien yang ada 2 tingkat: pertama, dalam lurnen usus, kalsium (yar-rg
awalnya menunjukkan respons yang baik akan kehilangan terikat pada lemak) gagal mengikat oksalat sehingga tidak
respons terhadap kalsitonin. Keadaan refrakter ini tidak lagi mencegah absorpsinya; kedua, flora usus, yang bekerja
berhubungan dengan timbulnya antibodi. pada keadaan meningkatnya zat makanan yang mencapai
Natrium etidronat, alendronat, risedronat, dan tilu- kolon, menghasilkan banyak oksalat. Walaupun biasanya
dronat merupakan bisfosfonat yang sekarang disetujui kita akan rnenghindari mengobati penderita batu kalsium
untuk digunakan secara klinis untuk penyakit ini di AS. oksalaL dengarr tambahan kalsiunr, tirrdakan ini justru
Namun, bisfosfonat lain, termasuk parnidronat, diguna- paling tepat dilakukan pada penderita oksaluria enterik.
kan di negara lain. Dosis bisfosfonat yang dianjurkan Peningkatan kalsium dalam usus mengikat kelebil-ran ok-
ialah etidron4t, 5 mg/kg/hari; alendronat, 40 ntg/hari; salat dan mencegah absorpsinya. Satu sampai 2 g kalsium
risedronat, 30 mg/hari; dan tiludronat, 400 mg/hari. Re- karbonat dapat diberikan setiap hari dalam dosis terbagi,
misi jangka-panjang (bulanan sampai tahunan) dapat dengan pemantauan kalsium dan oksalat urine secara
terjadi pada penderita yang berespons terhadap agen- teliti untuk memastikan bahwa kadar oksalat dalam urine
agen tersebut. Terapi tidak boleh melebihi 6 bulan setiap turun tanpa terjadi peningkatan kalsium dalarn urine yang
rangkaian tetapi dapat diulang setelah 6 bulan bila perlu. rnembahayakan.
AGEN YANG MEMENGARUHIHOMEOSTASIS MINERALTULANG I 745

Vmnmru D, Mrrnsoltr, onu AruntocruYn Fosrnr DAil PENGTKAT Fosrnr


Calcitriol Phosphate
Oral (generik, Rocaltrol): kapsul 0,25; 0,5 mcg, Oral (Fleet Phospho-soda): larutan mengandung
larutan 'l mcA/mL 2,5 g fosfaV5 mL (816 mg fosforus/S mL; 751
Parenteral (generik, Calcijex): 1, 2 mca/mL mg natrium/5 mL)
untuk suntikan Oral (K-Phos-Neutral): tablet mengandung 250
Cholecalciferol [D3] (vitamin D' Delta-D) mg fosforus, 298 mg natrium
Oral:tablet 400, 1000 lU Oral (Neutra-Phos): untuk dilarutkan dengan air
Doxercalciferol (H ectora l) 75 mL, paket mengandung 250 mg fosforus;
Oral: kapsul 2,5 mcg 164 mg natrium; 278 mg kalium
Ergocalciferol [D2l (vitamin D, Calciferol, Drisdol) Oral (Neutra-Phos-K): untuk dilarutkan dengan
Oral: kapsul 50.000 lU; obat tetes 8000 lU/mL air 75 mL, paket mengandung 250 mg
Parenteral: 500.000 lU/mL untuk suntikan fosforus; 555 mg kalium,0 mg natrium
Paricalcitol (Zem pla r) Parenteral (natrium atau kalium fosfat): 3
Oral: kapsul 1,2, 4 mcA mmol/mL
Parenteral: 5 mca/mL untuk suntikan Sevelamer (Renagel)
Oral: kapsul403 mg
Knlsrunrt
Calcium acetate [25% kalsium] (PhosLo) Osnr LAIN
Oral: tablet 668 mg (167 mg kalsium); kapsul Alendronate (Fosamax)
333,5 mg (84,5 mg kalsium), 557 mg (169 Oral: tablet 5, 10, 35, 40,7O mg; larutan oral 70
mg kalsium) mg/75 mL
Calcium carbonate [40% kalsium] (generik, Tums, Calcitonin-Salmon
Cal Sup, Os-Cal 500, lainnya) Semprotan hidung (Miacalcin): 200 lU/semprot
Oral: Tersedia berbagai bentuk yang Parenteral (Calcimar, Miacalcin, Salmonine): 200
mengandung 260-600 mg kalsium per unit lU/mL untuk suntikan
Calcium chloride [27% kalsium] tgenerik) Cinacalcet (Sensipar)
Parenteral: larutan 10% hanya untuk suntikan Oral: tablet 30, 50, 90 mg
IV Etidronate (Didronel)
Calcium citrate [21 % kalsiuml (generik, Citracal) Oral: tablet 200, 400 mg
Oral:950 mg (200 mg kalsium), 2376 mg (500 Parenteral: 300 mg/6 ml untuk suntikan lV
mg kalsium) Gallium nitrate (Ganite)
Calcium glubionate [5,5% kalsiuml (Calcionate, Parenteral: vial 500 mg/20 mL
Calciquid) lbandronate (Boniva)
Oral: sirup 1,8 g (1 15 mg kalsium)/5 mL Oral: tablet 2,5; 150 mg
Calcium gluceptate [8% kalsiuml (Calsium Pamidronate (generik, Aredia)
Gluceptate) Parenteral: 30, 60, 90 mg/vial
Parenteral: larutan 1,1 gl5 mL untuk suntikan Plicamycin (mithramycin) (Mithracin)
lM atau lV Parenteral: bubuk 2,5 mg per vial, dilarutkan
Calcium gluconate [9% kalsiuml (generik) untuk suntikan
Oral:tabiet 500 mg (45 m9 kalsium), 650 mg Risedronate (Actonel)
(58,5 mg kalsium),975 mg (87,75 mg Oral:tablet 5,30, 35 mg
kalsium), 1 g (90 mg kalsium) Natrium fluorida (generik)
Parenteral: larutan 10% untuk suntikan lV atau Oral:obat tetes, tablet 0,55 mg (0,25 mg F); 1,1
IM mg (0,5 mg F); 2,2 m9 (1,0 mg F)
Calcium lactate [13% kalsium] (generik) Teriparatide (Forteo)
Oral: tablet 650 mg (84,5 mg kalsium), 77O mg Subkutan: 250 mcg/mL dari pena yang sudah
(100 mg kalsium) diisi (3 mL)
Tricalcium phosphate [39% kalsiuml (Posture) Tiludronate (skelid)
Oral: tablet 1565 mg (600 mg kalsium) (sebagai Oral: tablet 200 mg (sebagai asam tiludronat)
fosfat) Asam zoledronat (Zometa)
Parenteral: 4 mglvial
746 I BAB42

REFERENSI Morony S et al: The inhibition of RANKL causes greater sup-


Andress DL: Vitamin D treahnent in chronic kidney disease. Semin pression of bone resorption and hypercalcemia compared with
Dial 2005;18:315. bisphosphonates in two models of humoral hypercalcemia and
Berenson JR et al: American Society of Clinical Oncology clinical malignancy. Endocrinology 2005;1.46:3235.
practice guidelines: The role of bisphosphonates in multiple Neer RM et al: Effect of parathyroid hormone (1-34) on fractures
myeloma. J Clin Oncol 2002;20:371.9. and bone mineral density in postmenopausal women with
Cho IIY et al: A clinical and molecular genetic study of osteoporosis. N Engl J Med 2001.;344:1434.
hypophosphatemic rickets in children. Pediatr Res Orwoll E et al: Alendronate for the treatment of osteoporosis in
2005;58:329. men. N Engl J Med 200O;343:604.
Clines GA, Guise TA: Mechanisms and lreatment for bone Park S, Johnson MA: Living in low-latitude regions in the United
metastases. Clin Adv Hematol Oncol 2004;2:295. States does not prevent poor vitamin D status. Nutr Rev
Fowler VG et al: Daptomycin versus standard therapy for 2005;63:203.
bacterernia an endocarditis caused by Staphylococcus aw'eus,N Pettifor JM: Rickets and vitamin D deficiency in children and
Engl J Med 2006;355:653. adolescents. Endocrinol Metab Clin North Am 2005;34:537.
Gaugris S et al: Vitamin D inadequacy among post-menopausal Quarles LD: Cinacalcet HCI: A novel treatment for secondary hy-
women: A systematic review. QuartJ Med2005;98:667. perparathyroidism in stage 5 chronic kidney disease. Kidney
Hodsman AB et al: Parathyroid hormone and teriparatide for Int Suppl 2005;Ju1(96):524.
the heatment of osteoporosis: A review of the evidence and Rizzoli R: A new treatrnent for post-menopausal osteoporosis:
suggested guidelines for use. Endocr Rev 2005;26:688. strontium ranelate. J Endocrinol Invest 2005;28:50.
Hutton E: Evaluation and management of hypercalcemia. JAAPA Rosen CJ: Clinical practice. Postmenopausal osteoporosis. N Engl
2005;18:30. J Med 2005;353:595.
Ishida M et al: Management of calcium, phosporus, and bone Steddon Sj, Cunningham J: Calcimimetics and calcilytics - fooling
metabolism in dialysis patients using sevalamer hydrochloride the calcium receptor. Lancet 2005;365:2237.
and vitamin D therapy. Ther Apher Dial 2005;9(Suppl 1):516. Salusky IB: Are new vitamin D analogues in renal bone disease
Liberman et al: Effect of oral alendronate on bone mineral density superior to calcitriol? Pediatr Nephrol 2005;20:393.
and the incidence of fractures in postmenopausal osteoporosis. Stewart AF: Clinical practice. Hypercalcemia associated with
N Engl I Med1995;333:L437. cancer. N Engl J Med 20O5;352:373.
McClung MR et al: Effect of risedronate on the risk of hip fracture Strewler GJ: FGF23, hypophosphatemia, and rickets: Has phos-
in elderly women. N Engl J Med 2001;344:333. phatonin been found? Proc Natl Acad Sci U S A 2001;98:5945.
Mclntyre CW et al: A prospective study of combination therapy Tfelt-Hanson J, Brown EM: The calcium-sensing receptor in normal
for hyperphosphatemia with calcium-containing phosphate physiology and pathophysiology: A review. Crit Rev Clin Lab
binders and sevelamer in hypercalcaemic haemodialysis pa- Sci 2005;42:35.
tients. Nephrol Dial Transplan I 2002;77 :7643. Wilkins CH, Birge SJ: Prevention of osteoporotic fracfures in the
Merigo E et al: Jaw bone necrosis without previous dental exha- elclerly. Am j Med 2005;118:1190.
ctions associated with use of biphosphonates (pamidronate Zisman AL ei al: Inhibition of parathyroid hormone: A dose
and zoledronate): A four-case report. J Oral Pathol Med equivalency study of paracalcitol and doxercalciferol. Am J
2005;34:613. Nephrol 2005;25:591.

Anda mungkin juga menyukai