Anda di halaman 1dari 29

PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP PERTUMBUHAN MIKROORGANISME_4_5005201079

Pengaruh Lingkungan Terhadap Pertumbuhan


Mikroorganisme
Ritter Moses
Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Analitika Data, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Teknik Kimia, Keputih, Kec. Sukolilo, Kota SBY, Jawa Timur 60111
e-mail: rittermoses123@gmail.com

Abstrak— Lingkungan berperan penting dan pada pH 4 atau pH 5. Sangat jarang mikroba tumbuh baik pada
mempengaruhi kehidupan makhluk hidup atau pH 4, bakteri autotrof tertentu karena bakteri menghasilkan
organisme. Perubahan lingkungan dapat berupa iklim, produk metabolisme yang bersifat asam atau basa [4]
kelembapan, derajat keasaman, maupun suhu. Terdapat Kebutuhan air: Air berperan dalam reaksi metabolism dalam
tiga jenis suhu yang dapat berpengaruh terhadap sel dan merupakan alat pengangkut zat-zat gizi atau limbah ke
organisme, yaitu suhu minimum (suhu terendah agar dalam dan keluar sel.
organisme dapat bertahan hidup), suhu maksimum (suhu Tekanan osmosis: Teknanan osmotis akan sangat
tertinggi agar organisme dapat bertahan hidup), dan suhu mempengaruhi bakteri jika tekanan osmotik lingkungan lebih
optimum (suhu optimal organisme agar dapat tumbuh besar (hipertonis) sel aka mengalami plasmolysis, dan
dengan baik). Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi sebaliknya. Sel bakteri harus berada pada tingkat tekanan
terhadap pertumbuhan dan reproduksi suatu osmotic yang sesuai, walaupun sel bakteri memiliki daya
mikroorganisme yakni suhu, pH, serta agen kimia. adaptasi, perbedaan tekanan osmotic dengan lingkungannya
Praktikum ini juga membahas mengenai metode Kirby tidak boleh terlalu besar [5].
baurer. Antibiotic adalah senyawa alami atau sintesis yang Oksigen molekuler: Kebutuhan oksigen pada bakteri tertentu
memiliki kemampuan untuk menekan dan mencerminkan mekanisme yang digunakan untuk memenuhi
memberhentikan proses biokimiawi yang dilakukan kebutuhan energinya. Berdasarkan kebutuhan oksigen
mikroorganisme. Antimikroba sendiri ialah zat yang tersebut, bakteri dapat dibagi menjadi lima kelompok:
berfungsi untuk menghancurkan jasad renik yang berasal (1) Anaerob obligat yang tumbuh hanya dalam keadaan
dari senyawa non organic. Adapun tujuan dilakukannya tekanan oksigen sangat rendah dan oksigen bersifat toksik.
praktikum ini adalah mengetahui mikroba memerlukan (2) Anaerob aerotoleran yang tidak mati denga adanya
temperature pertumbuhan yang optimum, untuk paparan oksigen.
mengetahui kebutuhan pH yang sesuai bagi (3) Anaerob fakultatif, dapat tumbuh dalam keadaan aero dan
mikroorganisme dan mempelajari pengaruh agen kimia anaerob
terhadap pertumbuhan mikroorganisme dengan metode (4) Aerob obligat membutuhkan oksigen untuk
Kirby-Baurer. pertumbuhanya
(5) Mikroaerofilik yang tumbuh baik pada tekanan oksigen
rendah, tekanan tinggi dapat menghambat pertumbuhannya
[5]
Kata Kunci— Antibiotik, Antimikroba, Kirby-Baurer, Bedasarkan kisaran temperature tempat tinggalnya. Mikroba
Mikroba dibagi menjadi:
1. Psikrofil : Hidup pada suhu antara 0ºC - 30 ºC, suhu
I. PENDAHULUAN optimumnya 15 ºC [6].
2. Mesofil : Hidup pada suhu antara 15 ºC - 45 ºC, suhu
F aktor lingkungan sangat penting artinya di dalam optimumnya 25 ºC - 37 ºC [6].
usaha mengendalikan kegiatan mikroba baik untuk 3. Thermofil : Hidup pada suhu antara 40 ºC - 75 ºC, suhu
kepentingan proses ataupun pengendalian [1]. Faktor yang optimumnya 55 ºC - 60 ºC [6].
mempengaruhi pertumbuhan mikroba dapat berupa faktor 4. Hiperthermofil : Hidup pada suhu antara 80 ºC - 115 ºC [7]
abiotik (fisikawi maupun kimiawi) dan faktor biotik (meliputi
kehidupan aksenik dan adanya asosiasi kehidupan). Faktor
abiotik diantaranya temperatur, pH, kebutuhan air, tekanan
osmosis dan oksigen molekuler [2]
Temperatur: Suhu merupakan salah satu faktor yang sangat
penting dalam mempengaruhi pertumbuhan dan daya tahan
hidup bakteri. Suhu mempengaruhi reaksi kimia yang terjadi
didalam tubuh bakteri sehingga tingkat pertumbuhannya juga
ikut terpengaruhi [3]
pH : Pengaruh pH terhadap pertumbuhan bakteri berkaitan
dengan aktivitas enzim. pH yang umumnya disukai oleh
mikroba adalah pH netral yaitu pH 7. Beberapa bakteri
tumbuh pada pH 6, namun ada juga dijumpai mikroba tumbuh
PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP PERTUMBUHAN MIKROORGANISME_4_5005201079
2

kemudian diletakkan pada lempeng agar yang telah


diinokulasi mikroba uji, kemudian diinkubasi pada waktu
tertentu dan suhu tertentu, sesuai dengan kondisi optimum dari
mikroba uji. Pada umumnya, hasil yang di dapat bisa diamati
setelah inkbuasi selama 18- 24 jam dengan suhu 37 ºC. Hasil
pengamatan yang diperoleh berupa ada atau tidaknya daerah
bening yang terbentuk di sekeliling kertas cakram yang
menunjukkan zona hambat pada pertumbuhan bakteri [3]
Tujuan dari praktikum ini adalah pertama untuk
mengetahui bahwa mikroba memerlukan temperature
pertumbuhan yang optimum. Kedua untuk mengetahui
kebutuhan pH yang sesuai bagi pertumbuhan jenis-jenis
mikroba, dan ketiga untuk mempelajari pengaruh agen kimia
Gambar 1.1 Grafik suhu pertumbuhan mikroba [8]
terhadap pertumbuhan mikroorganisme dengan Metode
Asidofil : Mikroba yang dapat tumbuh pada kondisi
Kirby-Bauer.
lingkungan dengan pH dibawah 5. Contoh mikroorganisme
yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah beberapa spesies
kapang (Acontium cylatium, Cephalosporium sp., dan II. METODOLOGI
Trichosporoncerebriae) yang tumbuh pada pH mendekati 0,
dan beberapa heterotrop aerob (Picrophilus oshimae dan A. Waktu dan Tempat
Picrophilus torridus) dengan pH pertumbuhan 0,7 [9]. Pada praktikum “Pengaruh Lingkungan Terhadap
Alkalifil : Mikroba yang dapat tumbuh optimal dengan pH Pertumbuhan Mikroorganisme” dilakukan pada hari kamis 11
diatas 9, biasanya antara pH 10-12, tetapi tidak dapat tumbuh November 2021 pukul 12.30 – 14.00 WIB. Praktikum
atau tumbuh dengan lambat pada pH netral sekitar 6,5. Contoh dilakukan di laboratorium dasar 1 dan 2, Departemen Biologi,
mikroorganisme kelompok alkalifil adalah Amphibacillus Fakultas Sains dan Analitika Data, Institut Teknologi Sepuluh
xylanus, Halobacterium trapanicum, dan Methanosalsus Nopember.
zhilinaeae [9].
B. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang diperlukan dalam praktikum
pengaruh lingkungan terhadap pertumbuhan mikroorganisme
berdasarkan,pengaruh temperatur yaitu biakan murni Bacillus
subtilis, Eschericia coli, agar nutrisi (NA) miring 12 tabung,
alkohol 96 %, ose, bunsen atau lampu spirtus, tabung reaksi
dan Inkubator suhu 4 ºC , 23 ºC sampai 25 ºC , 60 ºC , 85 ºC
atau 100 ºC. Pada pengujian pengaruh pH diperlukan Biakan
murni Bacillus subtilis, Eschericia coli, Pseudomonas sp.
Gambar 1.2 Diagram range pertumbuhan mikroba umur 24 jam dalam NB, Nutrient Broth (NB) 9 tabung, dengan
bedasarkan pH [9] pH 3, 7 dan 9 (masing-masing 3 tabung). pH medium diatur
Antiobiotik adalah obat yang digunakan untuk dengan penambahan HCL 1 N dan NaOH 1N, Pipet steril,
mengobati infeksi bakteri (Andiarna et al,2020). Resistensi Bunsen atau lampu spirtus, tabung reaksi dan Inkubator suhu
antibiotik terjadi ketika bakteri berubah sebagai respons 37ºC. Pada pengujian pengaruh agen kimia terhadap
terhadap penggunaan obat-obatan ini. Antimikroba adalah petumbuhan mikroorganisme diperlukan biakan bakteri, agar
obat yang digunakan untuk mengobati infeksi yang mikroba Mueller-Hinton,kertas cakram yang mengandung
lain juga, seperti parasit (misalnya malaria), virus (misalnya antimikrobia, bunsen, swab kapas steril, spidol, penggaris dan
HIV) dan jamur (misalnya Candida) [10]. cawan petri.
Mekanisme kerja antibiotik yaitu dengan memiliki
peran vital pada pengobatan penyakit infeksi yang dilakukan
dengan beberapa cara, yaitu menghambat sintesis dinding C. Cara Kerja
bakteri, menghambat fungsi membran plasma, menghambat - Pengaruh Temperatur terhadap Pertumbuhan
sintesis asam nukleat, menghambat sintesis protein melalui Mikroorganisme
penghambatan tahap translasi dan transkripsi material genetik, Pada praktikum Pengaruh Temperatur Terhadap
serta menghambat metabolisme folat. Sedangkan, mekanisme Pertumbuhan Mikroorganisme, Cara kerja yang harus
kerja antimikroba adalah secara ekstraseluler dan intraseluler.
dilakukan, yaitu Pertama diberi label pada setiap NA miring
Pada ekstraseluler dilakukan dengan menghambat sintesis
dengan nama bakteri uji yang akan diinokulasi, temperature
dinding sel, menurunkan permeabilitas membran sel
menurunkan fungsi asam nuklet. Sedangkan pada intraseluler inkubasi (4 ºC , 23 ºC sampai 25 ºC , 60 ºC , 85 ºC atau 100
dilakukan dengan menghambat sintesis protein dan sintesis ºC), identitas saudara serta tanggal penanaman. Kedua
asam folat [5] Inokulasi masing-masing NA miring dengan bakteri uji
Metode difusi cakram Kirby-Bauer adalah metode menggunakan metode gores secara aseptik. Masing-masing
yang paling sering digunakan untuk menentukan kepekaan jenis bakteri menempati 5 tabung agar miring dengan suhu
antibakteri terhadap suatu antibiotik. Pada cara ini digunakan inkubasi yang berbeda-beda. Ketiga Inkubasikan kultur
suatu cakram kertas saring (paper disk) yang berfungsi sebagai bakteri pada NA miring tersebut sesuai label suhu inkubasi
tempat menampung zat antimikroba. Kertas saring tersebut pada masing-masing tabungnya. Kemudian amati
PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP PERTUMBUHAN MIKROORGANISME_4_5005201079
3

pertumbuhannya. Jika tumbuh beri tanda (+) dan tidak yang terlalu tinggi akan terjadi denaturasi enzim. Berdasarkan
tumbuh (-). daerah suhu, mikroba dapat dibagi menjadi 3 golongan, yaitu
- Pengaruh pH terhadap Pertumbuhan Mikroorganisme pertama mikroba psikrofil (mikroba yang dapat tumbuh pada
Pada Praktikum Pengaruh pH Terhadap suhu berkisar 0-30ºC). Kedua mikroba mesofil (mikroba yang
Pertumbuhan Mikroorganisme, cara kerja yang dilakukan, tumbuh pada suhu berkisar 30-60ºC) dan Ketiga mikroba
yaitu Pertama diberi label masing-masing tabung medium termofil (mikroba yang tumbuh pada suhu berkisar 40- 80ºC).
Bakteri Lactobacillus plantarum merupakan jenis mikroba
dengan pH dan jenis mikroba yang akan diinokulasi serta
mesofil, karena dapat beraktivitas optimum pada suhu berkisar
identitas saudara dan tanggal penanaman. Kedua Inokulasikan 30- 40ºC [11]
sebanyak 1 ml ketiga jenis mikroba masing-masing ke dalam
tabung yang berisi medium NB yang pH nya berbeda-beda.
Ketiga Inkubasikan semua mikroba pada temperature kamar.
Kemudian Amati pertumbuhan tiap kultur setelah 24-72 jam
dengan menggunakan spektrofotometer pada panjang
gelombang 600 nm. Jika dalam spektrofotometer tidak
tumbuh beri tanda (-) dan jika tumbuh meningkat berturut-
turut beri tanda (+, ++, +++).

- Pengaruh Agen Kimia terhadap Pertumbuhan


Mikroorganisme
Pada praktikum Pengaruh Agen Kimia Terhadap
Pertumbuhan Mikroorganisme, cara kerja yang dilakukan,
yaitu Pertama agar yang telah cair (suhu 40 ºC) dituangkan ke
dalam cawan petri, putar cawan petri di atas meja searah jarum
Gambar 3.3.1 Grafik suhu pertumbuhan mikroba [8]
jam dan biarkan membeku. Kedua Inokulasikan 1 ml bakteri
uji ke dalam cawan petri secara steril, lalu ratakan dengan
Kelompok bakteri berdasarkan temperature ada 4, yaitu
swab kapas steril. Ketiga Teteskan dengan pipet sejumlah
Pertama Mesofil adalah mikroorganisme yang tumbuh paling
antibiotik pada kertas cakram atau celupkan kertas cakram ke
baik pada kisaran suhu 14 atau 20 hingga 45ºC. Mereka
dalam antimikrobia yang akan diuji selama waktu tertentu.
umumnya disebut sebagai mikroorganisme mesofilik. Contoh
Keempat kertas cakram diletakkan di atas agar yang telah
khas mesofil termasuk Escherichia coli dan Neisseria
membeku secara steril. Kelima Inkubasi seluruh cawan petri
gonorrhoeae. Hampir semua mikroorganisme patogen pada
pada suhu 37 ºC selama 24-48 jam. Ingat inkubasi dilakukan
manusia dan hewan adalah mesofil karena mereka harus
dengan cara tanpa membalik cawan petri. Kemudian Ukur
berkembang biak dalam suhu tubuh normal yaitu 37ºC. Selain
zona hambat sekitar kertas cakram untuk tiap-tiap antibiotik,
itu, sebagian besar mikroorganisme adalah mesofil, dan
dan tentukan apaha bakteri tersebut resisten, rentan atau
mereka paling tersebar luas di alam dan dapat ditemukan di
intermediet
lingkungan yang dingin dan panas. Suhu minimum mesofil
III.HASIL DAN PEMBAHASAN adalah antara 14 dan 20ºC sedangkan suhu maksimumnya
3.1 Pengaruh Temperatur terhadap adalah 45ºC. Suhu optimum mesofil adalah antara 35ºC dan
39ºC [12]
Pertumbuhan Mikroorganisme
Kedua, Psikrofil adalah mikroorganisme yang dapat
Temperatur dibagi menjadi 2, yaitu temperatur suhu tumbuh paling baik pada suhu yang sangat rendah, misalnya
tinggi dan suhu rendah. Suhu rendah sangat berpengaruh 0ºC. Mereka biasanya ditemukan di lingkungan yang selalu
terhadap aktivitas enzim suatu mikroba.Umumnya enzim aktif dingin atau beku. Psikrofil tumbuh paling baik pada -12ºC
pada suhu antara 30- 37 ºC, lingkungan dengan suhu yang hingga 20ºC. Suhu minimum dan maksimum psychrophiles
amat rendah dapat menonaktifkan enzim.Akibatnya proses masing-masing adalah 0ºC dan 20ºC sedangkan suhu
metabolisme tidak berjalan sebagaimana mestinya atau optimumnya adalah 15ºC. Sedikit panas atau kehangatan
berhenti sama sekali. Pada suhu tinggi berpengaruh terhadap dapat membunuh psychrophiles. Psychrophiles sebagian besar
aktivitas enzim suatu mikrobia. Suhu yang amat tinggi dapat ditemukan di wilayah Antartika dan Arktik di bumi dan
menonaktifkan enzim,misalnya terjadi perubahan denaturasi bahkan di daerah yang rawan salju. Contoh psychrophiles
enzim yang merupakan faktor penting dalam proses termasuk Bacillus psychrophilus, Chlamydomonas nivalis,
metabolisme. Enzim yang tidak berfungsi sebagaimana Polaromonas vacuolata, dan spesies alga salju lainnya.
mestinya menyebabkan semua kegiatan sel berhenti sama Beberapa spesies Pseudomonas, Vibrio, Alcaligenes, dan
sekali yang mengakibatkan sel akan mati [1]. Photobacterium bersifat psychrophilic [13]
Beberapa jenis mikroba dapat hidup pada daerah
suhu yang luas, sedangkan jenis yang lainnya pada daerah Ketiga, Psikrotrof adalah mikroorganisme yang tumbuh
suhu yang terbatas. Pada umumnya batas daerah suhu bagi pada suhu 0ºC sampai 7ºC tetapi memiliki suhu maksimum
kehidupan mikroba terletak antara 0 sampai dengan 90 ºC. sekitar 35ºC dan suhu optimum antara 20 dan 30ºC. Mereka
Daya tahan mikroba terhadap suhu tidak sama untuk tiap-tiap sebagian besar terlibat dalam pembusukan makanan yang
spesies. Masing-masing mempunyai suhu optimum, didinginkan. Psychrotrophs juga bisa disebut psychrophiles
minimum, dan maksimum untuk pertumbuhannya. Hal ini fakultatif karena tingkat suhu yang sebanding. Contoh
disebabkan karena di bawah suhu minimum dan di atas suhu psychrotrophs termasuk Pseudomonas fluorescens dan
maksimum, aktivitas enzim akan berhenti, bahkan pada suhu
PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP PERTUMBUHAN MIKROORGANISME_4_5005201079
4

Listeria monocytogenes (patogen makanan utama yang digunakannya sumbat dan plastic wrap adalah untuk
ditemukan dalam buku harian dan produk daging) [13] meminimalisir kontaminasi yang berasal dari luar [16].
Kemudian sampel pada NA slant agar di inkubasi pada
Keempat, Termofil adalah mikroorganisme yang tumbuh temperatur 4℃, 25℃, dan 50℃ yang kemudian diamati
pada suhu yang sangat tinggi, misalnya pada 55ºC atau lebih setelah 24 jam dan 48 jam. Jika tumbuh beri tanda (+) dan
tinggi. Suhu pertumbuhan optimum mereka adalah antara 55 tidak tumbuh (-). Fungsi perlakuan inkubasi adalah untuk
dan 65ºC sedangkan suhu pertumbuhan minimum mereka mempertahankan bakteri pada temperatur tertentu agar dapat
adalah 45ºC. Termofil biasanya ditemukan di lingkungan bertahan lama dan diamati pertumbuhannya. inkubasi pada
panas atau termal seperti mata air panas dan wadah air temperatur terkontrol merupakan langkah penting dalam tes
mendidih atau pemanas. Tempat pembuatan kompos, mikrobiologi berbasis kultur [17].
pembuangan air panas di industri, pembangkit listrik dan Tabel 3.3.1 Hasil Pengaruh Temperatur Terhadap
lingkungan panas alami dan buatan lainnya adalah habitat Pertumbuhan Mikroorganisme
yang cocok di mana thermophiles dapat berkembang. Thermus Tingkat
Pengamat Suh
aquaticus, sumber enzim Taq polimerase yang digunakan Sampel Kekeruh Gambar
an u
secara luas dalam reaksi berantai polimerase (PCR) adalah an
contoh khas termofil. Contoh lain dari mikroorganisme 4 +
termofilik termasuk Bacillus stearothermophilus, 25 ++++
Chaetomium thermophile, Cyanidium caldarium dan spesies
Archaea tertentu lainnya. Termofil adalah mikroorganisme
yang tahan panas dan diketahui berfungsi dengan baik pada 24 jam
suhu tinggi [13] 50 ++
Kelima, Hipertermofil adalah termofil yang tumbuh
pada suhu optimum 80ºC ke atas. Mikroorganisme yang
hipertermofil terutama ditemukan di sumber air panas
mendidih yang suhunya berkisar antara 100 hingga 115ºC ke
atas. Mereka adalah termofil ekstrim, dan jarang dapat tumbuh
di bawah suhu 55ºC. Baik thermophiles dan
hyperthermophiles diterapkan dalam berbagai proses
bioteknologi dan industri karena kemampuan bawaan mereka 4 +
untuk menahan kondisi suhu tinggi. Kebanyakan
hipertermofil adalah Archaea karena jarang ada spesies bakteri
yang dapat tumbuh dan berkembang pada suhu 90ºC ke atas.
Contoh khas hipertermofil termasuk Thermococcus celer,
Pyrolobus fumarii, P. abyssi dan Pyrodictium occultum.
Mikroorganisme yang tumbuh secara optimal di bawah satu
atau lebih kondisi fisik dan kimia ekstrim seperti air panas Escheric
mendidih, pH sangat tinggi (12), pH sangat rendah (0), gletser, hia coli
dan badan air salinitas tinggi umumnya disebut ekstrofil.
Ekstrofil dapat tumbuh dan berkembang dengan sukses di
berbagai kondisi atau lingkungan yang keras di mana manusia
25 +++
dan hewan merasa terlalu ekstrem untuk hidup; dan di mana 48 jam
beberapa sel mikroba lain tidak dapat bertahan [13]

Berdasarkan uji pengaruh temperatur terhadap


pertumbuhan mikroorganisme dilakukan dengan disiapkan
medium Nutrient Agar (NA) Slant Agar yang sebanyak 6 ml
pada tiap tabung reaksi dan diberi label sesuai dengan nama
bakteri uji yang akan di inokulasikan. Fungsi penggunaan NA
slant agar adalah sebagai medium untuk mengkultur dan
mengawetkan mikroba dalam agar miring dalam tabung
reaksi. Medium ini memiliki permukaan bersudut yang
meningkatkan luas permukaan untuk digunakan [14].
50 -
Selanjutnya pada NA slant agar di inokulasikan culture stok
bakteri E. coli dan B. subtilis ke dalam 6 tabung reaksi.
Penginokulasian dilakukan dengan dipijarkan jarum ose diatas
bunsen lalu diambil bakteri E. coli dan B. subtilis yang
kemudian dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Pemanasan
jarum ose dilakukan untuk mensterilkan dan membunuh
bakteri yang ada pada ujung ose [15] 4 ++
Bacillus
24 jam 25 +++++
Kemudian tabung reaksi ditutup dengan sumbat dan subtilis
50 +
diwrap dengan plastic wrap untuk di inkubasi. Fungsi dari
PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP PERTUMBUHAN MIKROORGANISME_4_5005201079
5

dari yang rendah hingga pada suhu paling tinggi dapat


dibedakan menjadi tiga macam yaitu bakteri yang dapat hidup
pada temperature minimum disebut dengan bakteri psikrofil,
pada bakteri yang hidup pada suhu sedang disebut dengan
bakteri psikotrof, dan bakteri yang dapat hidup pada suhu
tinggi disebut dengan bakteri termofil. Dari teori tersebut
maka dapat dikatakan bahwa bakteri yang telah diamati
termasuk ke dalam bakteri psikotrof dikarenakan bakteri
termofilik hidup pada suhu sedang dengan rentangan sebesar
20 – 30 ℃ [5]

Bakteri Escherichia coli adalah bakteri yang banyak


digunakan sebagai indikator sanitasi karena bakteri ini adalah
bakteri komensal pada usus manusia. Bakteri patogen E. coli
dapat tumbuh pada suhu 7 hingga 44°C dan tumbuh lebih
optimal pada suhu 37°C. Selain itu, E.coli dapat hidup di
4 + tempat lembab, relatif sensitif terhadap panas, dan akan mati
dengan pasteurisasi atau proses pemasakan makanan dengan
suhu yang relatif tinggi. Hal ini sesuai dengan hasil praktikum
dimana bakteri E.Coli banyak tumbuh pada suhu sedang dan
relative sedikit pada suhu yang tinggi [18] .Bacillus subtilis
merupakan bakteri mesofilik yang dapat hidup dengan
rentang suhu 20 – 40 ℃. Hal ini sesuai dengan hasil
pengamatan dimana Bakteri B.Subtilis paling banyak pada
suhu 25 ℃ [19].

3.2 Pengaruh pH terhadap Pertumbuhan


Mikroorganisme
pH adalah pengukuran konsentrasi ion hidrogrn
48 jam dalam larutan yang menyatakan derajat asam atau basa dari
larutan tersebut. Larutan dengan pH rendah disebut asam dan
25 ++
dengan pH tinggi disebut basa. Skala 0 disebut dengan asam
kuat, skala 14 adalah basa kuat, dan skala 7 adalah netral [20].
Kondisi pH sangat berpengaruh pada pertumbuhan
mikroorganisme yang tumbuh. Mikroba pada umumnya
tumbuh pada kisaran pH 3-6. Kebanyakan juga mikroba
dipengaruhi oleh pH optimum yang menyebabkan
pertumbuhannya optimum juga [21].
Berdasarkan daerah pH, mikroba dibagi menjadi 3
golongan yakni mikroba asidofilik (mikroba yang dapat
tumbuh pada pH 2,0-5,0); mikroba mesofilik (mikroba yang
dapat tumbuh pada pH berkisar 5,5-8,0 dan mikroba alkalifilik
(mikroba yang dapat tumbuh pada pH berkisar 8,4-9,5) [22].
Golongan pertama terdapat asidofilik adalah mikroba yang
50 - dapat tumbuh pada pH rendah pH optimum pada mikroba ini
adalah 0-5 (Asam). Kebanyakan pada asidofilik adalah selnya
prokariotik dan eukariotik. Integritas membran sitoplasma
asidofilik sangat penting untuk mempertahankan
pertumbuhan dan kelangsungan hidup mereka dalam kondisi
asam karena peningkatan pH yang signifikan dapat
menghancurkan membran sitoplasma. Contoh mikroba
Pada praktikum ”Pengaruh Temperatur Terhadap asidofilik adalah Thiobacillus thiooxidans, sulfolobus
Pertumbuhan Mikroorganisme” Pada pengamatan 24 jam acidocaldarius, dan Lactobacillus acidophilus [23]. Kedua
mendapatkan hasil E. Coli 24 jam paling banyak pada suhu 25 terdapat jenis mikroba mesofilik, adalah mikroba yang dapat
℃. Sedangkan pada B.Subtilis 24 jam paling banyak pada tumbuh pada pH 5,5-8,0. Sebagian besar jenis ini adalah
suhu 25 ℃. Sedangkan saat pengamatan 48 jam, mendapatkan mikroorganisme termasuk bakteri dan protozoa tergolong
hasil E. Coli 48 jam paling banyak pada suhu 25 ℃. dalam mesofilik karena pH internal sel mendekati netralitas.
Sedangkan pada B. Subtilis 48 jam paling banyak pada suhu Contoh mikroba mesofilik adalah Staphylococcus aureus,
25 ℃. Euglena, Paramecium dan Escherichia coli [23]. Ketiga
Dari praktikum yang telah dilakukan, hasil adalah jenis alkalifik yakni, mikroorganisme yang tumbuh
pengamatan menunjukkan bahwa bakteri yang diuji termasuk pada tingkat pH yang sangat tinggi missal pH 9 keatas,
bakteri yang dapat hidup pada suhu sedang yaitu 25 ℃ mikroba jenis ini biasanya ditemukan pada lingkungan basa
Ketahanan bakteri untuk hidup pada berbagai jenis suhu mulai tinggi seperti tanah yang berkarbonasi tinggi. Contoh mikroba
PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP PERTUMBUHAN MIKROORGANISME_4_5005201079
6

jenis ini adalah Bacillus firmus yang tumbuh pada lingkungan Pengamatan pada Pengaruh pH tarhadap
basa ekstrem. Mikroba dapat tumbuh namun dapat Pertumbuhan Mikroorganisme dilakukan dengan
dipengaruhi oleh kebutuhan oksigen, pH, suhu dan tekanan menggunakan spektrofotometer menggunakan panjang
osmotik semuanya berkaitan untk membentuk fisik bagi gelombang 600nm dengan satu pengulangan.
pertumbuhan dan perkembangan sel mikroba. Persyaratan lain Spektrofotometer sendiri adalah alat yang digunakan untuk
untuk pertumbuhan mikroba adalah kebutuhan nutrisi pada mengukur transmitasi dan absorbansi dari suatu larutan
lingkungannya atau media tumbuhnya [23]. dengan panjang gelombang tertentu [30]. Hasil data praktikum
yang didapat telah tertera pada tabel, nilai yang didapat
berbeda-beda hal tersebut dapat dipengaruhi oleh perbedaan
konsentrasi larutan. Pada larutan blangko nilai absorbansinya
0 karena hanya berfungsi sebagai pembanding. Nilai
absorbansi yang dihasilkan oleh larutan dipengaruhi oleh
faktor konsentrasi molekul yang ada pada larutan. Semakin
banyak molekul yang ada pada larutan, maka akan semakin
banyak sinar yang akan diserap dengan panjang gelombang
tertentu. Hal tersebut berbanding lurus dengan konsentrasi zat.
Gambar 3.2 Diagram range pertumbuhan mikroba Hal tersebut terbukti karena nilai absorbansi yang terus naik
bedasarkan pH [9] dan mendekati angka 1 [31].
Tahap pertama dalam uji ini adalah disiapkan biakan pH optimum pertumbuhan bakteri Eschericia
murni Bacillus subtilis dan Eschericia coli. Bacillus subtilis coli.dan Bacillus subtilis.adalah pH 5,5-8,0 yangtergolong
adalah jenis mikroba mesofilik yakni dapat hidup pada kadar dalam jenis mikroba mesofilik. Sebagian besar jenis ini adalah
pH 5-8 [25]. E.coli sendiri adalah bakteri yang tergolong mikroorganisme termasuk bakteri dan protozoa tergolong
dalam jenis mesofilik yakni dapat hidup pada kadar pH 5-8 dalam mesofilik karena pH internal sel mendekati netralitas
[24]. Pada tabung diberi label dengan pH (3,7 dan 9). [25].
Pemberian label digunakan untuk memudahkan kita 3.3 Pengaruh Agen Kimia terhadap
memisahkan dan mengenal jenis larutan didalamnya [26]. Pertumbuhan Mikroorganisme
Bakteri diinokulasi sebanyak 1 ml kedua jenis mikroba Agen kimia terdiri atas antibiotik dan antimikroba.
masing-masing ke dalam tabung yang berisi medium NB yang Antibiotik merupakan segolongan senyawa alami atau sintetis
pH nya berbeda-beda (3,7 dan 9). Inokulasi dilakukan untuk yang memiliki kemampuan untuk menekan atau
mentransfer mikroba dari medium lama ke medium baru menghentikan proses biokimiawi di dalam suatu organisme,
dengan tujuan untuk mendapatlan kultur murni tanpa khususnya proses infeksi bakteri. Antibiotik berdasarkan sifat
terkontaminasi oleh mikroorganisme lain yang tidak hancurnya terbagi menjadi 2 macam yakni antibiotik bersifat
diinginkan [27]. lalu diinkubasi pada suhu ruangan selama 24 bakterisidal yang artinya dekstruktif atau merusak suatu
jam. Inkubasi dilakukan setelah inokulasi untuk bakteri, serta antibiotik bersifat bakteriostatik yang berarti
menumbuhkan mikroorganisme dengan memanfaatkan hanya menghambat pertumbuhan atau perkembangbiakan
kemampuan mikroba yang dapat menhasilkan metabolit suatu bakteri [32]. Adapun antibiotik bekerja pada saat
primer dan sekunder dalam suatu lingkungan yang kondisi, apabila infeksi bakteri terjadi ketika bakteri mampu
dikendalikan [28]. Setalah itu diamati pertumbuhan tiap kultur melewati barrier mukosa atau kulit dan menembus jaringan
setelah 24 jam dan 48 jam dengan menggunakan tubuh. Pada umumnya, tubuh berhasil mengeliminasi bakteri
spektrofotometer pada panjang gelombang 600 nm. tersebut dengan respon imun yang dimiliki, tetapi bila bakteri
Spektrofotometer memiliki fungsi untuk menganalisis suatu berkembang biak lebih cepat daripada aktivitas respon imun
substansi atau zat dengan mengukur transmintasi atau tersebut maka akan terjadi penyakit infeksi yang disertai
absorbansi yang ada di sampel sebagai fungsi konsentrasi dengan tanda tanda inflamasi. Terapi yang tepat harus mampu
[29]. mencegah berkembangbiaknya bakteri lebih lanjut tanpa
Tabel 3.3.2 Hasil Pengaruh pH Terhadap Pertumbuhan membahayakan tubuh [33]. Antimikroba, merupakan zat yang
Mikroorganisme berfungsi membasmi jasad renik yang diperoleh dari sintesis
Sampel pH Pengamatan Absorbansi atau beradal dari senyawa non organik. Penggolongan dalam
24 jam Error antimikroba sama dengan penggolongan antibiotik, dimana
3
48 jam 0,0065 bakteriostatik merupakan bakteri yang hanya menghambat
24 jam 0,634 pertumbuhan mikroorganisme dan bakterisidan adalah
Escherichia
7 antimikroba yang dapat membunuh mikroorganisme [34].
coli 48 jam 0,983 Cara kerja Pengaruh Agen kimia tarhadap
24 jam 0,658 Pertumbuhan Mikroorganisme dengan metode KIRBY-
9
48 jam 0,9485 BAUER. Pertama dituangkan agar MHA yang telah cair (suhu
24 Jam 0,638 40oC) ke dalam cawan petri. MHA berfungsi sebagai media
3 untuk menumbuhkan koloni E. coli dan subtilis [35] Lalu
48 jam 0,096 putar cawan petri di atas meja searah jarum jam dan biarkan
Bacillus 24 jam 0,196 membeku. Siapkan bakteri Bacillus subtilis dan Eschericia
7
subtilis 48 jam 1,246 coli dan diinokulasikan sebanyak 1 ml ke dalam cawan petri
24 jam 0,107 secara steril, Inokulasi dilakukan untuk mentransfer mikroba
9 dari medium lama ke medium baru dengan tujuan untuk
48 jam 1,0875
mendapatlan kultur murni tanpa terkontaminasi oleh
mikroorganisme lain yang tidak diinginkan [36]. lalu
PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP PERTUMBUHAN MIKROORGANISME_4_5005201079
7

diratakan dengan swab kapas steril, diteteskan dengan pipet Bawa


sejumlah antibiotik pada kertas cakram atau celupkan kertas ng V 1 cm
cakram ke dalam antimikrobia yang akan diuji selama waktu putih
tertentu. Hal tersebut berfungsi agar kertas cakram
mengandung zat antimikroba. [37]. Diletakkan kertas cakram Sunli
di atas agar yang telah membeku secara steril. Cawan petri V
ght
diinkubasi pada suhu 37℃ selama 24-48 jam dan diukur zona
hambat sekitar kertas cakram untuk tiap-tiap antibiotik, dan Jahe V
tentukan apaha bakteri tersebut resisten, rentan atau
intermediet. Inkubasi dilakukan setelah inokulasi untuk 24 jam Betad
V
menumbuhkan mikroorganisme dengan memanfaatkan ine
kemampuan mikroba yang dapat menhasilkan metabolit
primer dan sekunder dalam suatu lingkungan yang Bawa
dikendalikan [38]. ng V
Penghitungan zona hambat pada uji agen kimia B. putih
umumnya menggunakan metode kirby baurer, metode ini Subti
merupakan metode yang sederhana dan mudah dilakukan lis Sunli 4,1
V
untuk menentukan aktivitas anti mikroba, yakni dengan ght cm
mengamati zona hambat yang terbentuk pada uji cakram [39].
Jahe V -
Zona hambat yang terbentuk nantinya menjadi bukti bahwa
zat yang terkandung dalam suatu tumbuhan tersebut memiliki Betad 0,5
48 jam V
aktivitas antibakteri atau mampu menghambat pertumbuhan ine cm
suatu bakteri [32]. Pada umumnya diameter zona hambat
cenderung meningkat sebanding dengan meningkatnya Bawa
konsentrasi ekstrak. Namun menurut Elifah dalam Ariyanti ng V -
dkk, diameter zona hambat tidak selalu naik sebanding dengan putih
naiknya konsentrasi zat antibakteri. Hal tersebut
dimungkinkan karena perbedaan kecepatan difusi senyawa
antibakteri pada media agar serta jenis dan konsentrasi Berdasarkan hasil pengamatan selama 24 dan 48 jam
senyawa antibakteri yang berbeda sehingga dapat didapatkan hasil yang berbeda baik pada bakteri E. coli
menyebabkan diameter zona hambat pada konsentrasi terkecil maupun B. subtilis. Pada hasil selama 24 jam pada bakteri E.
lebih besar daripada konsentrasi yang lebih besar [40]. coli diketahui pada sunlight nampak sensitive dimana mikroba
Keunggulan metode ini adalah fleksibilitas yang lebih besar sangat sedikit yang dapat tumbuh, lalu bawang putih
dalam memilih obat antibiotik tertentu yang diperiksa [33]. intermediet dimana mikroba tidak terlalu banyak yang
Adapun hasil yang didapatkan setelah melaksanakan uji tumbuh, dan yang terakhir ialah jahe dan betadine nampak
pengaruh agen kimia yakni sebagai berikut: sangat resisten terhadap pertumbuhan bakteri. Sehingga
Tabel 3.3.1 Tabel pengaruh agen kimia bakteri dapat tumbuh banyak pada media tersebut. Hal ini
Diame tidak sejalan dengan teori yang menyatakan bahwa jahe
ter merupakan antimikroba yang efektif untuk menghambat
Sam Pengam Agen
R I S Zona Gambar pertumbuhan bakteri termasuk E. coli. Komponen
pel atan kimia
Benin antimikroba yang ada pada jahe adalah trimetyl-heptadien-ol,
g yang merupakan senyawa monoterpen teroksidasi yang
diduga bersifat antibakteri yang kuat [41]. Sedangkan pada
Sunli betadine mengandung povidone iodine sebagai bahan aktif
V
ght utama. Obat ini bekerja dengan cara menghambat
pertumbuhan serta membunuh bakteri, virus, dan jamur
Jahe V penyebab infeksi [42].
E. Kemudian pada bawang putih yang juga merupakan
24 jam Betad salah satu bahan yang memiliki senyawa ampuh untuk
coli V
ine menghambat pertumbuhan bakteri baik gram positif maupun
negative. Pada suatu penelitian dilakukan bahwa semakin
Bawa tinggi konsentrasi bawang putih maka akan semakin besar
ng V kemampuannya dalam menghambat pertumbuhan bakteri.
putih Bawang putih mengandung dua senyawa organosulfur
penting. Kandungan allin bawang putih setelah diremaskan
Sunli akan segera teroksidasi menjadi deoksi-alliin, dialildisulfide
V -
ght dan dialiltrisulfida yang merupakan senyawa antibakteri
dengan mekanisme mereduksi sistein dalam tubuh mikroba
48 jam Jahe V -
sehingga mengganggu ikatan disulfida dalam proteinnya [44].
Betad 1,1 Dan bahan terakhir ialah sunlight dimana sunlight ini
V merupakan sabun cair antiseptik yang mampu membunuh
ine cm
bakteri. Sabun cair antiseptk mengandung bahan yang disebut
dengan heksalorofen, bithionol, dan triclosan. Kandungan
PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP PERTUMBUHAN MIKROORGANISME_4_5005201079
8

triclosan inilah yang mengandung bahan antimikroba Resistance | Health Topics,” www.emro.who.int.
sehingga dalam penggunaannya sebaiknya kurang dari 0,3%. http://www.emro.who.int/health-topics/drug-
Jika dalam penggunaannya konsentrasi yang dipakai terlalu resistance/what-is-the-difference-between-antibiotic-
tinggi atau berlebihan atau pun terlalu rendah dapat and-antimicrobial-resistance.html.
menyebabkan bakteri resistensi terhadap triclosan [45]. [11] F. Ferdaus, M. O. Wijayanti, E. S. Retnoningtyas and W.
Kemudian pada pengamatan selama 48 jam, didapatkan hasil Irawati, "PENGARUH pH, KONSENTRASI
dengan mengukur diameter penghambatan pada medium. SUBSTRAT, PENAMBAHAN KALSIUM
Pada bakteri E. coli memiliki diameter pada betadine dan KARBONAT DAN WAKTU FERMENTASI
bawang putih yaitu sebesar 1,1 cm dan 1 cm. Hal ini dapat TERHADAP PEROLEHAN ASAM LAKTAT DARI
dikategorikan sedang karena nilainya yang >11 mm. KULIT PISANG," WIDYA TEKNIK, vol. 7 (1), pp. 1 -
Sedangkan pada B. subtilis memberikan hasil pada sunlight 14, 2008.
sebesar 4,1 cm dan pada betadine 0,5 cm. [12] M. T. Madigan, P. David, D. S. Clarck and M. M. John,
Brock Microbiology of microorganisms, San Francisco:
IV. Kesimpulan Benjamin Cummings publishing, 2011.
[13] B. Alberts, L. J. Bray D, R. M, R. K and W. J.D, The
Dari praktikum pengaruh lingkungan terhadap molecular Biology of the Cell, Fourth ed., New York:
pertumbuhan mikroorganisme dapat disimpulkan bahwa Garland, 2002.
temperatur optimum untuk Escherichia coli dan Bacillus [14] A. B. Solunke, Agar Slant, Kurkheda: Shri Govindrao
subtilis sekitar 25℃. erta menunjukkan bahwa Escherichia Munghate arts & Science College, 2019.
coli dan Bacillus subtilis termasuk dalam golongan bakteri [15] A. Kharisma and A. Manan, "Kelimpahan Bakteri Vibrio
mesophile berdasarkan temperaturnya. Kemudian, pH sp. Pada Air Pembesaran Udang Vannamei (Litopenaeus
optimum untuk untuk Escherichia coli dan Bacillus subtilis vannamei) Sebagai Deteksi Dini Serangan Penyakut
sekitar 7, serta menunjukkan bahwa Escherichia coli dan Vibriosis," Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan, vol.
Bacillus subtilis termasuk dalam golongan bakteri mesofilik 4 (2), pp. 129-134, 2012.
berdasarkan pHnya. Kemudian pada agen kimia berupa [16] Prihanto, A. Awaludin, H. D. L. Timur, A. A. Jaziri, R.
sunlight, jahe, betadine, dan bawang putih menunjukkan Nurdiani and K. A. Pradarameswari, "Isolasi Dan
beberapa hasil dengan indikator resisten, intermediet, dan Identifikasi Bakteri Endofit Mangrove Sonneratia Alba
sensitive. Penghasil Enzim Gelatinase Dari Pantai Sendang Biru,
Malang, Jawa Timur," Indonesian Journal Of Halal,, pp.
Daftar Pustaka 31-42, 2017.
[1] M. R. Rifai, H. Widowati, and A. Sutanto, “UJI [17] S. B. T. T. Diep, P. P. Ray and A. D. Edwards, "MicroMI
SINERGIS KONSORSIA BAKTERI INDIGEN LCN : A portable microbiological mobile incubator that uses
BERKONSORSIA BAKTERI TANAH DI KEBUN inexpensive ithium power banks for field microbiology,"
PERCOBAAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH HardwareX, vol. 10, pp. 1-14, 2021.
METRO UNTUK PENYUSUNAN PANDUAN [18] P. Verma and V. K. Agarwal, Cytology: Cell Biology
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI,” Biolova, vol. 1, no. and Molecular Biology, Fourth ed., New Delhi: S. Chand
2, 2020, [Online]. Available: and Company Ltd, 2011.
http://scholar.ummetro.ac.id/index.php/biolova/. [19] Nelson, D. L and M. M. Cox, Lehninger Principles of
[2] Suharni, T. Tri, Sri Juni Nastiti, and A. Endang Biochemistry, 4 th ed., New York: W.H. Freeman, 2005.
Sutariningsih Soetarto, Mikrobiologi Umum. [20] A. Zulfian, Saniman, Ishak, Sistem Penghitung pH Air
Yogyakarta: Penerbit Universitas Atma Jaya, 2008. Pada Tambak Ikan Berbasis Mikrokontroller. Jurnal
[3] M. J. Pelczar, Dasar-dasar mikrobiologi. Jakarta: SAINTIKOM, Vol. 15, No. 2, pp 101-108, 2016, ISSN :
Penerbit Universitas Indonesia, 2008. 1978-6603
[4] Volk, Wesley, and Wheeler, Mikrobiologi Dasar. [21] F, Fani., M. O. Wijayanti, E.S Retnoningtyas, W.
Jakarta: Erlangga, 1993. Irawati, Pengaruh pH, Konsentrasu Substrat,
[5] G. F. Brooks, J. S. Butel, and S. A. Morse, Jawetz, Penambahan Kalsium Karbonat dan Waktu Fermentasu
Melnick, & Adelberg’s Medical microbiology. New Terhadap Perolehan Asam Laktat dari Kulit Pisang.
York: Lange Medical Books/Mcgraw Hill, Medical Pub. Widya Teknik Vol. 7, No. 1, pp 1-14, 2008
Division, 2004. [22] Waluyo, L., “Mikrobiologi Umum” , UMM Press.,
[6] H. N, P. M.C, and S. S, Mikrobiologi Industri. Malang, 2005
Yogyakarta: C.V Andi Offset, 2017. [23] P. Verma and V. K. Agarwal, Cytology: Cell Biology and
[7] C. Vieille and G. J. Zeikus, “Hyperthermophilic Molecular Biology, Fourth ed., New Delhi: S. Chand and
Enzymes: Sources, Uses, and Molecular Mechanisms for Company Ltd, 2011.
Thermostability,” Microbiology and Molecular Biology [24] Nelson, D. L and M. M. Cox, Lehninger Principles of
Reviews, vol. 65, no. 1, pp. 1–43, Mar. 2001, doi: Biochemistry, 4 th ed., New York: W.H. Freeman, 2005.
10.1128/mmbr.65.1.1-43.2001. [25] M. F, Imron dan I. F Purwanti, Uji Kemampuan Bakteri
[8] J. P. Harley, Microbiology lab manual. Boston ; Azotobacter S8 dan Bacillus subtilis untuk Menyisihkan
Montreal: Mcgraw-Hill Science, 2008. Trivalent Chromium (Cr3+) pada Limbah Cair. Jurnal
[9] Z. D.S, “Ekstremofil Sebagai Penghasil Enzim yang Teknik ITS, Vol. 5, No. 1, 2016, ISSN: 2337-3539.
Potensial untuk Aplikasi Industri Pangan dan Non [26] M. Rifatul, M. K lilik, V. N Istighfarini, Petunjuk
Pangan,” Squalen, vol. 3, no. 2, pp. 51–58, 2008. Praktikum Kimia Dasar I, Malang : UIN Maulana Malik
[10] WHO, “WHO EMRO | What Is the Difference between Ibrahim Press, 2018.
Antibiotic and Antimicrobial resistance? | Antimicrobial [27] D. R. Badaring, M. Fiqriansyah. A. Bahri, Identifikasi
PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP PERTUMBUHAN MIKROORGANISME_4_5005201079
9

Morfologi Mikroba Pada Ruangan Water Closet Jurusan (Alpinia purpurata K. Schum) Terhadap Bakteri Patogen
Biologi Universitas Negeri Semarang. Prosiding Dan Perusak Pangan”, J. Agritech, vol.35, no.1, pp.43-
Seminar Nasional Biologi FMIPA UNM, pp 161-168, 52, 2015.
2020, ISBN: 978-602-52965-8 [42] Rondhianto, Wantiyah, A. I. Widyaputri, “Perbedaan
[28] A. Sulistyarsi, P.M Waskito, Pengaruh Konsentrasi dan Penggunaan Povidone Iodine 1% Dengan NaCL 0,9%
Lama Inkubasi terhadap Kadar Protein Crude Enzim Sebagai Dekontaminasi Oral Terhadap Kolonisasi
Selulase dari Kapang Aspergillus niger. Proceeding Staphylococcus aureus Pada Pasien Post Operasi Dengan
Biology Education Conference, Vol 13(1), pp 781-786, General Anesthesia Di Ruang Mawar RSUD DR.
2016, ISSN: 2528-5742 Abdoer Rahem Situbondo”, J. Keperawatan, vol.6, no.1,
[29] H. R. P. A. D. S. T. M. N. S. B. S. N. karnakar, " pp.27-43, 2015.
Analytical method development and validation of [43] S. S. Prihandani, M. Poeloengan, S. M. Noor, Andriani,
diclofenac sodium by UV-visible spectroscopy using “Uji Daya Antibakteri Bawang Putih (Allium sativum
AUC method," International Journal of L.) Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus,
Multidisciplinary Research and Development,, vol. 7, Escherichia coli, Salmonella typhimurium dan
no. 1, pp. 20-24, 2020. Pseudomonas aeruginosa Dalam Meningkatkan
[30] G. K. S. S. Y. S. R. I. E. C. T. Satya, "Spectrophotometric Keamanan Pangan”, J. Informatika Pertanian, vol.24,
Determination of Paliperidone Palmitate in Tablets," no.1, pp.53-58, 2015.
Indian Journal of Advances in Chemical Sciences,, vol. [44] Marhamah, S. Ujiani, M. Tuntun, “Kemampuan Sabun
4, no. 2, pp. 191-194, 2016. Antiseptik Cair yang Mengandung Triclosan yang
[31] J. L. C. M. P. Pendarvis, Exploring Biology in the Terdaftar di BPOM dalam Menghambat Pertumbuhan
Laboratory: Core Concepts, USA: Morton Publishing Bakteri Escherichia coli”, J. Kesehatan, vol.10, no.1,
Company, 2019. pp.17-24, 2019.
[32] Jones. (1991, May 10). Networks (2nd ed.) [Online]. [45] A. I. Rudiyansyah, N. E. Wahyuningsih, E. Kusumanti,
Available: http://www.atm.com “Pengaruh Suhu, Kelembaban, Dan Sanitasi Terhadap
[33] (Journal Online Sources style) K. Author. (year, month). Keberadaan Bakteri Eschericia coli dan Salmonella
Title. Journal [Type of medium]. Volume(issue), paging Di Kandang Ayam Pada Peternakan Ayam Broiler
if given. Available: http://www.(URL) Kelurahan Karanggeneng Kota Semarang”, J.
[34] R. J. Vidmar. (1992, August). On the use of atmospheric Kesehatan Masyarakat, vol.3, no.2, pp.196-201, 2015.
plasmas as electromagnetic reflectors. IEEE Trans.
Plasma Sci. [Online]. 21(3). pp. 876–880. Available:
http://www.halcyon.com/pub/journals/21ps03-vidmar
[35] A. A. Fatoni, F. D. Alexandra, Triawanti, "Uji Aktivitas
Antibakteri Ekstrak Etanol Batang Tabat Barito (Ficus
deltoideaJack) terhadap Pertumbuhan
Streptococcuspyogenes Dengan Metode Cakram Kirby
Baurer", Jurnal Kedokteran, vol. 5, no. 1, pp. 371-382,
2017.
[36] R. E. Haskell and C. T. Case, “Transient signal
propagation in lossless isotropic plasmas (Report style),”
USAF Cambridge Res. Lab., Cambridge, MA Rep.
ARCRL-66-234 (II) (1994), Vol. 2.
[37] F. R. Amanda, Efektivitas Ekstrak Bawang Dayak Dalam
Menghambat Pertumbuhan Bakteri E. Coli, Jakarta,
Universitas Islam Negeri, 2014
[38] E. E. Reber, R. L. Michell, and C. J. Carter, “Oxygen
absorption in the Earth’s atmosphere,” Aerospace Corp.,
Los Angeles, CA, Tech. Rep. TR-0200 (420-46)-3 (Nov.
1988).
[39] D. Fransisca1 , D. N. Kahanjak, A. Frethernety, "Uji
aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun sungkai
(Peronema canescens Jack) terhadap pertumbuhan
Escherichia coli dengan metode difusi cakram Kirby-
Bauer", Jurnal Pengelolaan Lingkungan Berkelanjutan,
vol. 1, no. 4, pp. 46-0-470, 2020.
[40] N. K. Ariyanti, I. B. G. Darmayasa, S.K. Sudirga, "Daya
Hambat Ekstrak Kulit Daun Lidah Buaya (Aloe
barbadensisMiller) Terhadap Pertumbuhan Bakteri
Staphylococcus aureusATCC 25923 dan Eschericia coli
ATCC 25922". Jurnal Biologi, vol. 1, no, 16, pp. 1-4,
2012.
[41] T. Rialita, W. P. Rahayu, L. Nuraida, B. Nurtama,
“Aktivitas Antimikroba Minyak Esensial Jahe Merah
(Zingiber officinale var. Rubrum) Dan Lengkuas Merah
PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP PERTUMBUHAN MIKROORGANISME_4_5005201079
10

Lampiran
Cara Kerja
UJI pH
Escherichia coli
Mengambil inokulum dengan jarum ose

Memasukkan kedalam medium NB (slant agar)


pH 3

Sterilisais cawan petri dan jarum ose

Mengambil inokulum dari medium NA dengan


jarum ose

Memindahkan inokulum kedalam NB (Slant


agar) pH 7
PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP PERTUMBUHAN MIKROORGANISME_4_5005201079
11

Sterilisasi cawan petri dan jarum ose dengan


pembakar bunsen

Mengambil inokulum dari cawan petri dengan


menggunakan jarum ose

Memasukkan inokulum ke dalam media NB


(Slant agar) pH 9

Sterilisasi cawan petri dan jarum ose yang


selesai digunakan

Ditutup dan dilapisi dengan plastik wrap

Bacillus subtilis
PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP PERTUMBUHAN MIKROORGANISME_4_5005201079
12

Mengambil bacillus pada media NA dengan


jarum ose

Dimasukkan pada NB ( slant agar) pH 3

Sterilisasi cawan petri dan jarum ose dengan


pembakar bunsen

Mengambil inokulum pada media NA dengan


jarum ose

Memasukkan inokulum dalam medium NB


(Slant agar) pH 7
PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP PERTUMBUHAN MIKROORGANISME_4_5005201079
13

Sterilisasi cawan petri dan jarum ose dengan


pembakar bunsen

Mengambil inokulum dengan jarum ose pada


medium NA dalam cawan petri

Memindahkan inokulum ke media NB (Slant


agar) pH 9

Sterilisasi cawan petri dan jarum ose yang


selesai digunakan dengan pembakar
bunsen

Cawan petri ditutup rapat dan dilapisi dengan


plastik wrap
PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP PERTUMBUHAN MIKROORGANISME_4_5005201079
14

UJI SUHU
Bacillus subtilis dan Escherichia coli
Sterilisasi jarum ose dan cawan petri dengan
pemabakar bunsen

Mengambil inokulum menggunakan jarum ose

Memasukkan inokulum kedalam media NA


miring untuk suhu 4oC

Sterilkan kembali jarum ose, cawan petri, dan


tabung NA miring menggunakan pembakar
bunsen
PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP PERTUMBUHAN MIKROORGANISME_4_5005201079
15

Mendinginkan jarum ose pada penutup cawan


petri

Mengambil inokulum menggunakan jarum ose

Memasukkan inokulum ke dalam tabung yang


berisikan NA miring untuk ui suu 25oC

Sterilisasi jarum ose, cawan petri, dan tabung NA


miring

Mengambil inokulum dengan menggunakan


jarum ose
PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP PERTUMBUHAN MIKROORGANISME_4_5005201079
16

Memasukkan inokulum kedalam tabung NA


miring untuk uji suhu 45oC

Tabung NA miring yang sudah berisikan


inokulum di tutup dengan sumbat dan
plastik wrap

Cawan petri yang sudah diambil inokulumnya


juga ditutup dengan plastik wrap
PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP PERTUMBUHAN MIKROORGANISME_4_5005201079
17

Agen Kimia
Menghaluskan jahe dan bawang putih sebagai
bahan agen kimia

Diambil sarinya dengan menggunakan kasa,


sehingga didapatkan sari jahe dalam
bentuk cair

Memasukkan betadine pada cawan petri

Menyiapkan semua agen kimia yang akan


digunakan pada pengujian, yaitu sari
jawe, bawang putih, betadine, dan
sunlight

Membuat garis kuadran pada tutup cawan petri


PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP PERTUMBUHAN MIKROORGANISME_4_5005201079
18

Sterilisasi pada cawan petri yang menjadi


tempat kertas cakram dan pinset yang
digunakan untuk mengambil kertas

Mengambil kertas cakram dengan pinset

Memasukkan kertas cakram dalam agen di


cawan petri (dilakukan hal yang sama
hingga kertas cakram terendam pada
semua agen kimia)

Memindahakan bacillus dan Escherichia ke MHA


Sterilisasikan dengan pembakar bunsen
PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP PERTUMBUHAN MIKROORGANISME_4_5005201079
19

Mengambil Bacillus subtilis dalam media agar


dengan menggunakan cottonbud steril

Meletakkan bakteri kedalammedium MHA, dan


digoreskan membentuk zig-zag pada
permukaan agar

Cawan petri yang sudah selesai diambil


bakterinya disetrilkan dengan pembakar
bunsen
PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP PERTUMBUHAN MIKROORGANISME_4_5005201079
20

Setelah selesai digoreskan, cawan petri ditutup


dan sterilkan dengan pembakar bunsen

Kemudian dilapisi dengan plastik wrap

Memindahkan kertas cakram dalam media MHA


Pinset dan cawan petri disterilkan dengan
pembakar bunsen
PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP PERTUMBUHAN MIKROORGANISME_4_5005201079
21

Mengambil kertas cakram dari agen kimia


sunlight menggunakan pinset

Memasukkan kertas cakram dari agen sunlight


kedalam media MHA

Kemudian disterilkan dengan pembakar bunsen

Mengambil kertas cakram dari sari jahe


menggunakan pinset

Meletakkan kertas cakram kedalam medium


MHA
PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP PERTUMBUHAN MIKROORGANISME_4_5005201079
22

Mengambil kertas cakram dari larutan betadine


menggunakan pinset

Meletakkan kertas cakram dalam media MHA

Mengambil kertas cakram dari sari bawang


putih

Meletakkan kertas cakram dalam media MHA

Cawan petri kemudian ditutup dan disterilkan


dengan pembakar bunsen kemudian di
lapisi dengan plastik wrap
PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP PERTUMBUHAN MIKROORGANISME_4_5005201079
23

Sumber yang Disadur


PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP PERTUMBUHAN MIKROORGANISME_4_5005201079
24
PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP PERTUMBUHAN MIKROORGANISME_4_5005201079
25
PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP PERTUMBUHAN MIKROORGANISME_4_5005201079
26

Laporan Sementara
TABEL HASIL PENGAMATAN
Tingkat
Sampel Pengamatan Suhu Gambar
Kekeruhan
4 +
25 ++++

24 jam
50 ++

4 +

Escherichia coli

25 +++
48 jam

50 -

4 ++
25 +++++

Bacillus subtilis 24 jam


50 +
PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP PERTUMBUHAN MIKROORGANISME_4_5005201079
27

4 +

48 jam
25 ++

50 -

TABEL HASIL PENGAMATAN


Sampel pH Pengamatan Absorbansi
24 jam Error
3
48 jam 0,0065
24 jam 0,634
Escherichia coli 7
48 jam 0,983
24 jam 0,658
9
48 jam 0,9485
24 Jam 0,638
3
48 jam 0,096
24 jam 0,196
Bacillus subtilis 7
48 jam 1,246
24 jam 0,107
9
48 jam 1,0875

TABEL HASIL PENGAMATAN


PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP PERTUMBUHAN MIKROORGANISME_4_5005201079
28

Sampel Pengamatan Agen kimia R I S Diameter Gambar


Zona
Bening
E. coli 24 jam Sunlight V
Jahe V
Betadine V
Bawang V
putih

48 jam Sunlight V -
Jahe V -
Betadine V 1,1 cm
Bawang V 1 cm
putih

B. Subtilis 24 jam Sunlight V


Jahe V
Betadine V
Bawang V
putih

48 jam Sunlight V 4,1 cm


Jahe V -
Betadine V 0,5 cm
Bawang V -
putih
PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP PERTUMBUHAN MIKROORGANISME_4_5005201079
29

Anda mungkin juga menyukai