Anda di halaman 1dari 12

II.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Karbohidrat
1. Uji Molisch
a. Hasil Pengamatan
Tabel 1. Hasil Pengamatan Uji Molisch
Larutan Uraian Kenampakan Kesimpulan
1. Fruktosa Memasukkan 1 ml Ungu tua Positif
sampel dalam karbohidrat
tabung reaksi.
Menambahkan 2 ml
reagent molisch,
Menambahkan 2 ml
H2SO4 pekat.
2. Sukrosa Ungu tua Positf
karbohidrat
3. Laktosa cokelat Negatif
karbohidrat

4. Amilum ungu positif


karbohidrat.
5. Glukosa ungu Positif
karbohidrat
Sumber : Laporan Sementara Praktikum Biokimia Dasar 2015.
b. Pembahasan
Hasil pengujian uji molisc di dapatkan data untuk larutan
fruktosa dan sukrosa setelah dilakukan pengujian terhadap reagent
molisc dan di tambah H2SO4 pekat menghasilkan warna ungu tua.
Larutan amilum dan glukosa setelah dilakukan pengujian terhadap
reagent molisc dan di tambah H2SO4 pekat menghasilkan warna
ungu. Larutan laktosa setelah dilakukan pengujian terhadap reagent
molisc dan di tambah H2SO4 pekat menghasilkan warna cokelat.

Karbohidrat dengan zat tertentu akan menghasilkan warna


tertentu yang dapat digunakan untuk analisis kualitatif. Karbohidrat
direaksikan dengan larutan naftol dalam alkohol. Kemudian
ditambahkan H2SO4 pekat secara hati-hati, pada batas cairan akan
berbentuk furfural yang berwarna ungu. Reaksi ini disebut reaksi
molisch dan merupakan reaksi umum bagi karbohidrat
(Winarno, 2004).
Kesimpulan yang dapat di ambil dari pngujian ini adalah
larutan fruktosa, sukrosa, amilum dan glukosa positif mengandung
karbohidrat karena warna yang di hasilkan berwarna ungu. Hasil
pengujian ini sesuai dengan pendapat (Winarno, 2004) yang
menyatakan bila Karbohidrat direaksikan dengan larutan naftol dalam
alkohol ditambahkan H2SO4 pekat secara hati-hati, pada batas cairan
akan berbentuk furfural yang berwarna ungu. Hasil pengujian larutan
laktosa menghasilkan warna cokelat, hal ini tidak sesuai dengan
pendapat (Winarno, 2004), jadi uji molisch yang dilakukan terhadap
larutan laktosa gagal karena tidak menghasilkan warna ungu, sebab
jika karbohidrat bereaksi dengan asam pekat akan membuat warna
larutan menjadi ungu. Mungkin terjadi kesalalahan pada pencampuran
larutan atau larutan reagent molisc yang di tambahkan kurang sesuai
dengan volume larutan laktosa sehingga warnanya menjadi coklat.
2. Uji Benedict
a. Hasil Pengamatan
Tabel 2. Hasil Pengamatan Uji Benedict.

Larutan Uraian Kenampakan Kesimpulan


1. Fruktosa Memasukkan Cokelat karat. Mengandung
sampel dalam gula pereduksi
tabung reaksi 2
ml.
Menambahkan
Benedict 3 ml. Di
panaskan dalam
waterbath selama
3 menit.
2. Sukrosa Biru Tidak
mereduksi
3. Laktosa Biru Tidak
mereduksi
4. Amilum Biru Tidak
mereduksi
5. Glukosa Biru Tidak
mereduksi

Sumber : Laporan Sementara Praktikum Biokimia Dasar 2015.


b. Pembahasan
Hasil pengujian Uji Benedict di dapatkan data untuk larutan
fruktosa setelah di lakukan pengujian dan reaksi terjadi perubahan
warna menjadi cokelat karat. Proses pendinginan larutan fruktosa
tidak mempengaruhi perubahan warna. Larutan sukrosa, laktosa,
amilum dan glukosa setelah di lakukan pengujian menghasilkan warna
biru yang merupakan warna asli dari reagen Benedict.
Uji Benedict dihasilkan warna dan lapisan berbeda tiap larutan
uji. Uji Benedict didasari oleh larutan tembaga alkalis (basa) yang
akan direduksi oleh karbohidrat (gula) yang mempunyai gugus
aldehid atau keton bebas dengan membentuk kuprooksida (Cu2O)
yang berwarna kuning sampai merah. Gula pereduksi beraksi dengan
pereaksi menghasilkan endapan merah bata (Cu2O). Di gula
pereduksi terdapat gugus aldehid dan OH laktol (Handini, 2009).
Kesimpulan dari pengujian larutan fruktosa terhadap reagent
benedict adalah fruktosa mengandung gula pereduksi karena adanya
perubahan warna menjadi cokelat karat, sesuai dengan pendapat
(Handini, 2009) yang menyatakan Uji Benedict didasari oleh larutan
tembaga alkalis (basa) yang akan direduksi oleh karbohidrat (gula)
yang mempunyai gugus aldehid atau keton bebas dengan membentuk
kuprooksida (Cu2O) yang berwarna kuning sampai merah. Larutan
sukrosa, laktosa, amilum dan glukosa merupakan salah satu
karbohidrat yang mengandung gugus aldehid dan keton dalam
pengujian tidak terjadi perubahan yang diharapkan seperti fruktosa,
hal ini mungkin tabung telah terkontaminasi oleh senyawa lain
sehingga tidak menghasilkan endapan seperti halnya karbohidrat lain
yang mengandung gugus keton dan aldehid. Larutan amilum
menghasilkan warna biru karena Pada dasarnya karbohidrat yang diuji
ternyata yang bereaksi positif dengan Benedict hanya golongan
disakarida dan monosakarida, sedangkan larutan polisakarida seperti
amilum tidak dapat bereaksi dengan Benedict.
3. Uji Barfoed
a. Hasil Pengamatan
Tabel 3. Hasil Pengamatan Uji Barfoed.

Larutan Uraian Kenampakan Kesimpulan


1. Fruktosa Memasukkan 2 Biru Negatif
ml larutan monosakarida.
sampel.
Menambah
pereaksi Barfoed
3 ml. Di
paanaskan 5
menit
2. Sukrosa Biru Negatif
monosakarida.
3. Laktosa Biru Negatif
monosakarida.
4. Amilum Biru Negatif
monosakarida.
5. Glukosa Biru Negatif
monosakarida.

Sumber : Laporan Sementara Praktikum Biokimia Dasar 2015.


b. Pembahasan
Uji Barfoed untuk mengetahui adanya monosakarida. Hasil
dari uji Barfoed tidak terjadi perubahan warna pada campuran larutan
Barfoed dengan fruktosa, sukrosa, laktosa, amilum maupun pada
glukosa. Warna campuran tetap berwarna biru.
Pengujian karbohidrat terhadap pereduksi Barfoed, terjadi
reaksi karbohidrat pereduksi asam onat dan reduksi pereaksi bufroed
sebagai ion cupri (CU++) menjadi endapan kupro oksida. Warna Cu2O
yang mengendap cenderung merah bata. Disakarida memberikan
endapan lebih lambat dari pada monosakarida Pada kondisi dan
konsentrasi yang sama ( Sumardjo 2008 ).
Pengujian terhadap reagent Barfoed dapat di katakan gagal
karena semua larutan berwarna biru tidak sesuai dengan pendapat
( Sumardjo 2008 ) yang menyatakan Warna Cu2O yang mengendap
cenderung merah bata. Seharusnya fruktosa dan glukosa menghasilkan
warna merah bata karena tergolong monosakarida. Larutan sukrosa
dan laktosa merupakan di sakarida sedangkan amilum termasuk
polisakarida. Seharusnya intensitas warna pada campuran berbeda satu
sama lain, tetapi pada uji yang dilakukan, intensitas warnanya tetap
sama. Mungkin tabung telah terkontaminasi oleh senyawa lain
sehingga tidak menghasilkan intensitas warna yang berbeda.
4. Uji Seliwanoff
a. Hasil Pengamatan
Tabel 4. Hasil Pengamatan Uji Seliwanoff.

Larutan Uraian Kenampakan Kesimpulan


1. Fruktosa Memasukkan 2 Bening Negatif ketosa.
tetes sampel
kedalam 2 ml
larutan
seliwanoff. Di
panaskan dalam
penangas selama
1 menit.
2. Sukrosa Bening Negatif ketosa.

3. Laktosa Bening Negatif ketosa.

4. Amilum Bening Negatif ketosa.

5. Glukosa Bening Negatif ketosa.

Sumber : Laporan Sementara Praktikum Biokimia Dasar 2015.


b. Pembahasan
Uji seliwalnoff untuk mengetahui adanya ketosa. Hasil uji
seliwanoff setelah semua larutan di uji dengan reagent seliwanoff
ternyata warna larutan tidak berubah. Larutan fruktosa, sukrosa,
laktosa, amilum maupun pada glukosa memiliki warna bening setelah
di lakukan pengujian.

Uji Selliwanoff dipakai untuk mengujikan ketoheksosa,


misalnya fruktosa. Dua tahap reaksi terjadi dalam pendidihan ini,
yaitu dehidrasi fruktosa oleh HCl yang ada dalam pereaksi selliwanoff
membentuk hidroksimetilfurfural dan kondensasi
hidroksimetilfurfural yang terbentuk dengan resorsinol membentuk
senyawa berwarna merah. Sukrosa akan mengalami hidrolisis menjadi
glukosa dan fruktosa dalam proses ini ( Sumardjo 2008 ).

Kesimpulan dari pengujian seliwanoff dapat di katakan gagal


karena semua larutan menghasilkan warna bening tidak sesuai dengan
pendapat ( Sumardjo 2008 ). Fruktosa dan sukrosa seharusnya
bereaksi positif terhadap ketosa dan larutan glukosa, laktosa dan
amilum juga dapat bereaksi terhadap uji ini tetapi reaksinya lebih
lambat. Mungkin terjadi kesalahan saat pemberian larutan atau tabung
reaksi terkontaminasi dengan senyawa lain yang membuat reaksi tidak
berjalan sempurna.
5. Uji Yod
a. Hasil Pengamatan
Tabel 5. Hasil Pengamatan Uji Yod.

Larutan Uraian Kenampakan Kesimpulan


1. Fruktosa Memasukkan 2 Cokelat Mengandung
ml larutan glikogen.
sampel. Teteskan
pereaksi Yod,
gojog, dan
mengaamati
perubahan warna
yang terjadi.
2. Sukrosa Cokelat Mengandung
glikogen.
3. Laktosa Cokelat Mengandung
glikogen.
4. Amilum Hitam Mengandung
glikogen.
5. Glukosa Coklat Mengandung
glikogen.

Sumber : Laporan Sementara Praktikum Biokimia Dasar 2015.


b. Pembahasan
Uji Yod untuk mengetahui adanya polisakarida. Hasil
pengujian di dapatkan larutan fruktosa, sukrosa, laktosa, dan glukosa
setelah di lakukan pengujian terhadap reagent Yod memberikan warna
coklat. Larutan amilum setelah di lakukan pengujian terhadap reagent
Yod memberikan warna hitam.

Pati dan iodium membentuk ikatan kompleks berwarna biru,


dengan glikogen memberi warna coklat. Pati dalam suasana asam bila
dipanaskan dapat terhidrolisis menjadi senyawa yang lebih sederhana,
hasilnya diuji dengan iodium yang akan memberikan warna biru
sampai tidak berwarna dan hasil akhir ditegaskan dengan uji
Benedict(McGilvery dan Goldstein, 1996).

Kesimpulan dari pengujian terhadap reagent Yod larutan


fruktosa, sukrosa, laktosa, dan glukosa mengandung glikogen di
tandai adanya warna coklat. Larutan amilum juga menghasilkan warna
hitam yang menandakan kalau larutan ini banyak mengandung
glikogen.

6. Reaksi Peragian
a. Hasil Pengamatan
Tabel 6. Hasil Pengamatan Reaksi Peragian.

Larutan Uraian Kenampakan Kesimpulan


1. Fruktosa Membuat Ada gelembung Positif oksidasi
larutan dan tercium karbohidrat
suspensi ragi bau tape.
roti 20%.
Menampurkan
5 ml suspensi
dengan 5 ml
masing-masing
larutan.
dibiarkan
selama 1 jam.
membuat
blanko
menggunakan
aquadest.
2. Sukrosa Ada gelembung Positif oksidasi
dan tercium karbohidrat
bau tape.
3. Laktosa Tidak ada Negatif
gelembung dan oksidasi
bau tape karbohidrat
4. Amilum Ada gelembung Positif oksidasi
dan bau tape karbohidrat
5. Glukosa Ada gelembung Positif oksidasi
dan bau tape. karbohidrat

Sumber : Laporan Sementara Praktikum Biokimia Dasar 2015.


b. Pembahasan

Reaksi peragian membuktikan didalam sel ragi terjadi


oksidasi karbohidrat menjadi CO2 dan etanol dalam keadaan an-aerob
serta laktosa tidak dapat di ragikan. Hasil pengujian reaksi peragian di
peroleh larutan fruktosa, sukrosa, glukosa dan amilum setelah di uji
terlihat adanya gelembung dan menimbulkan bau tape. Larutan
laktosa setelah di uji dengan reaksi peragian tidak terlihat adanya
gelembung serta ada bau tape tetapi tidak begitu menyengat.

Karbohidrat merupakan komponen gizi utama bahan makanan


yang berenergi tinggi dari biokimia lain. Kedudukan karbohidrat
sangat penting bagi manusia dan hewan tinggi lainnya, yaitu sebagai
sumber kalori. Karbohidrat mempunyai fungsi biologis lainnya bagi
beberapa makluk hidup tingkat rendah. Ragi misalnya mengubah
karbohidrat (glukosa) menjadi alkohol dan karbondioksida (CO2)
untuk menghasilkan energi ( Hawab, 2004 )

Kesimpulan dari pengujian reaksi peragian adalah di dalam sel


ragi terjadi oksidasi karbohidrat menjadi CO2 dan etanol sesuai
dengan pendapat (Hawab, 2004 ). Dibuktikan dengan adanya
gelembung dan bau tape. pada larutan larutan fruktosa, sukrosa,
glukosa dan amilum. Larutan laktosa tidak menunjukkan adanya
gelembung dan menimbulkan bau yang tidak menyengat, ini
menunjukkan bahwa laktosa tidak dapat di ragikan.

Anda mungkin juga menyukai