Anda di halaman 1dari 14

PERCOBAAN II

PEMISAHAN PROTEIN DENGAN ETANOL ABSOLUT

Nama: FRELYANA TIRO

Stambuk: A251 18 045

Kelompok : II

Asisten : IZLAH K. BISSIN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN


ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TADULAKO

2021
PERCOBAAN II

PEMISAHAN PROTEIN DENGAN ETANOL ABSOLUT

I. Tujuan
Memperlihatkan bahwa sebagai makromolekul yang larut, protein dapat
dipisahkan dengan mengendapkannya dengan penambahan etanol absolut.
II. Dasar teori
Kata protein berasal dari protos atau proteos yang berarti pertama atau utama.
Protein merupakan komponen penting atau komponen utama sel hewan atau
manusia. Oleh karena itu merupakan pembentuk tubuh kita, maka protein yang
terdapat dalam makanan berfungsi sebagai zat utama dalam pembentukan dan
pertumbuhan tubuh (Poedjiadi dan Supriyanti, 2009).
Protein merupakan komponen utama dalam semua sel hidup, baik tumbuhan
maupun hewan. Pada sebagian besar jaringan tubuh, protein merupakan komponen
terbesar setelah air. Kira-kira dari 50% berat yang terdiri atas unsur-unsur Karbon
(50-55%), Hidrogen (±7%), Oksigen (±13%), dan Nitrogen (±16%). Banyak pula
protein yang mengandung Belerang (S) dan Fosfor (P) dalam jumlah sedikit (1-2%).
Ada beberapa protein lainnya mengandung unsur logam seperti Tembaga dan Besi
(Sirajuddin dan Najamuddin, 2011).
Dalam kehidupan, protein memegang peranan yang penting pula. Proses kimia
dalam tubuh dapat berlangsung dengan baik karena adanya enzim, suatu protein
yang berfungsi sebagai biokatalis. Di samping itu, hemoglobin dalam butir-butir
darah merah atau eritrosit yang berfungsi sebagai pengangkut oksigen dari paru-paru
ke seluruh bagian tubuh, adalah salah satu jenis protein. Demikian pula zat-zat yang
berperan untuk melawan bakteri penyakit atau yang disebut antigen, juga suatu
protein (Poedjiadi dan Supriyanti, 2009).
Protein adalah salah satu zat gizi makro yang dibutuhkan tubuh karena
fungsinya yang khusus dalam pertumbuhan. Hal ini disebabkan fungsinya dalam
sintesis DNA dalam pembentukan sel baru. Protein selain zat pembangun, juga
memiliki peran lain sebagai sumber energi alternatif jika suplai energi asal
karbohidrat menurun dari jumlah yang dibutuhkan. Selain itu, peran protein dalam
sistem imunitas sangat penting, sehingga defisiensi protein berkorelasi dengan
menurunnya sistem kekebalan tubuh (Poedjiadi dan Supriyanti, 2009).
Protein secara keseluruhan merupakan polipeptida, yang tersusun oleh
serangkaian asam-asam amino, dengan berat molekul yang relatif sangat besar, yaitu
berkisar antara 8.000 sampai 10.000. Meskipun protein merupakan polipeptida,
namun banyak yang mengandung selain asam amino, seperti heme, derivat vitamin,
lipid, serta karbohidrat. Protein yang demikian tadi lazim disebut sebagai protein
kompleks, sedang protein yang hanya tersusun dari asam amino disebut protein
sederhana (Santoso, 2008).
Protein adalah senyawa yang dihasilkan dari polimerisasi asam amino melalui
ikatan peptida. Fungsi utama protein bagi tubuh adalah untuk membentuk jaringan
baru dan mempertahankan jaringan yang telah ada dengan mengganti jaringan yang
rusak. Protein adalah sumber asam-asam amino yang mengandung unsur-unsur C, H,
O, dan N yang diserap oleh tubuh. Protein mengatur kesetimbangan cairan dalam
jaringan dan pembuluh darah, serta menjaga kesetimbangan asam-basa dalam tubuh
(Santoso, 2008).
Secara kimiawi, protein merupakan senyawa polimer yang tersusun atas
satuan asam-asam amino sebagai monomer-nya. Asam-asam amino terikat satu sama
lain melalui ikatan peptida, yaitu ikatan antara gugus karboksil (-COOH) asam
amino yang satu dengan gugus amino (-NH 2) dari asam amino yang lain dengan
melepaskan satu molekul air. Peptida yang terbentuk atas dua asam amino
disebut dipeptida. Sebaliknya, peptida yang terdiri atas tiga, empat atau lebih asam
amino masing-masing disebut tripeptida, tetrapeptida, dan seterusnya (Sirajuddin
dan Najamuddin, 2011).
III. ALAT DAN BAHAN
Alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu :
a. Alat
1. Tabung reaksi 4 buah
2. Rak tabung reaksi 1 buah
3. Pipet tetes 10 buah
4. Batang pengaduk 2 buah
5. Kaca arloji
6. Corong
7. Gelas kimia 8 buah
8. Stopwatch(hp)
b. Bahan
1. Larutan biuret
2. Larutan etanol absolute
3. Telur ayam ras
4. Telur ayam kampong
5. Telur puyuh
6. Telur bebek
7. Kertas saring
8. Tissue
IV. CARA KERJA
Adapun cara kerja pada percobaan ini yaitu :
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Memecahkan telur ayam ras
3. Memisahkan albumin dan kuning telur kedalam gelas kimia yang berbeda
4. Memasukan 2 ml albumin dan kuning telur pada tabung reaksi 1 dan tabung
reaksi 2
5. Menambahkan 4 ml larutan etanol pada masing-masing tabung reaksi
6. Menghomogenkan larutan tersebut
7. Mendiamkan larutan selama 5 menit
8. Menyaring larutan ke dalam tabung reaksi dengan menggunakan corong dan
kertas saring lalu meletakkan residu di atas kaca arloji.
9. Menguji filtrat dan residu dengan menambahkan larutan biuret kemudian
mengamati perubahan yang terjadi
10. Mengulangi perlakuan 2-9 pada telur ayam kampong, telur puyuh dan telur
bebek
11. Mencatat hasil pengamatan pada tabel hasil pengamatan
V. Hasil pengamatan
Hasil pengamatan pada percobaan ini yaitu:
a. Telur ayam ras
Bahan Tabung

1 2

Larutan albumin telur 2 ml -


ayam ras

Kuning telur ayam ras - 2 ml

Etanol absolut 4 ml 4 ml

Endapan:ada/tidak ada +++ +++

Memisahkan endapan dengan menyaring

Uji biuret :

Filtrat Biru + Ungu ++++

Residu Kuning ++ Kuning ++++

b. Telur ayam kampung


Bahan Tabung

1 2

Larutan albumin telur 2 ml -


ayam kampung

Kuning telur ayam - 2 ml


kampong
Etanol absolute 4 ml 4 ml

Endapan:ada/tidak ada +++ +++


Memisahkan endapan dengan menyaring

Uji biuret :

Filtrat ungu + Ungu ++

Residu Kuning ++ Kuning ++++

c. Telur puyuh
Bahan Tabung

1 2

Larutan albumin telur 2 ml -


puyuh

Kuning telur puyuh - 2 ml

Etanol absolut 4 ml 4 ml

Endapan:ada/tidak ada +++ +++

Memisahkan endapan dengan menyaring

Uji biuret :

Filtrat Ungu++++ Ungu +++

Residu Kuning ++++ Kuning ++


d. Telur bebek

Bahan Tabung

1 2

Larutan albumin telur 2 ml -


bebek

Kuning telur bebek - 2 ml

Etanol absolut 4 ml 4 ml

Endapan:ada/tidak ada ++ +

Memisahkan endapan dengan menyaring

Uji biuret :

Filtrat Biru ++ Ungu ++

Residu Kuning +++ Kuning ++


IV. pembahasan
Protein merupakan komponen utama dalam semua sel hidup, baik tumbuhan
maupun hewan. Pada sebagian besar jaringan tubuh, protein merupakan komponen
terbesar setelah air. Kira-kira dari 50% berat yang terdiri atas unsur-unsur Karbon
(50-55%), Hidrogen (±7%), Oksigen (±13%), dan Nitrogen (±16%). Banyak pula
protein yang mengandung Belerang (S) dan Fosfor (P) dalam jumlah sedikit (1-2%).
Ada beberapa protein lainnya mengandung unsur logam seperti Tembaga dan Besi
(Sirajuddin dan Najamuddin, 2011).
Tujuan dari percobaan ini yaitu memperlihatkan bahwa sebagai
makromolekul yang larut, protein dapat dipisahkan dengan mengendapkannya dengan
penambahan etanol absolute(staf pengajar,2021)
Prinsip dasar dari percobaan ini yaitu pengendapan protein oleh pelarut
organik (etanol absolut). Etanol absolute bersifat sangat kuat menarik air
(higroskopik). Penambahan etanol pada Larutan protein akan menyebabkan molekul
air yang berinteraksi dengan mole kul-molekul protein Melalui ikatan hydrogen
ditarik oleh etanol akibatnya molekul-molekul protein beragregasi zat sama Lain
sehingga menghadap (Asrullah, M., dkk. 2012)
Prinsip kerja pada percobaan ini yaitu uji biuret, dimana pengujuian ini
bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya ikatan peptida serta jumlah ikatan peptida
dari protein yang akan dipisahkan. Uji positifnya yaitu larutan berwarna ungu untuk
tripeptida dan biru untuk dipeptida (Asrullah, M., dkk. 2012).
Perlakuan pada percobaan ini ada 4 perlakuan yaitu :
a. Telur ayam ras
Perlakuan pertama pada percobaan ini yaitu, menyiapkan alat dan bahan
yang akan digunakan, lalu memisahkan antara albumin telur dengan kuning telur
pada gelas kimia yang berbeda kemudian mengukur masing-masing sebanyak 2 mL
dan memasukkannya ke dalam tabung reaksi 1 dan tabung reaksi 2. Setelah itu,
albumin telur dan kuning telur masing-masing ditambahkan larutan etanol absolut
sebanyak 4 mL secara perlahan-lahan, kemudian mendiamkannya selama 5 menit.
Adapun tujuan penambahan larutan etanol absolut yaitu untuk menghilangkan
molekul-molekul air yang terdapat pada albumin, tujuan mendiamkan selama 5
menit yaitu agar albumin terendapkan seluruhnya oleh etanol absolut. Adapun hasil
diperoleh, setelah penambahan larutan etanol absolut, kedua sampel terbentuk
endapan putih yang cukup banyak pada putih telur dan pada kuning telur.
Perlakuan selanjutnya pada percobaan ini yaitu melakukan penyaringan pada
sampel, untuk memisahkan filtrat dan residu, menggunakan corong dan kertas
saring. kemudian menguji keduanya dengan metode uji biuret. Hasil yang diperoleh
pada albumin telur flitrat berwarna biru+ dan residu berwarna ungu+++ dan pada
kuning telur ayam ras flitrat berwarna kuning++ dan residu berwarna kuning ++++.
b. Telur ayam kampong
Perlakuan pertama pada percobaan ini yaitu, menyiapkan alat dan bahan yang
akan digunakan, lalu memisahkan antara albumin telur dengan kuning telur pada
gelas kimia yang berbeda kemudian mengukur masing-masing sebanyak 2 mL dan
memasukkannya ke dalam tabung reaksi 1 dan tabung reaksi 2. Setelah itu, albumin
telur dan kuning telur masing-masing ditambahkan larutan etanol absolut sebanyak 4
mL secara perlahan-lahan, kemudian mendiamkannya selama 5 menit. Adapun
tujuan penambahan larutan etanol absolut yaitu untuk menghilangkan molekul-
molekul air yang terdapat pada albumin, tujuan mendiamkan selama 5 menit yaitu
agar albumin terendapkan seluruhnya oleh etanol absolut. Adapun hasil diperoleh,
setelah penambahan larutan etanol absolut, kedua sampel terbentuk endapan putih
yang cukup banyak pada putih telur dan pada kuning telur.
Perlakuan selanjutnya pada percobaan ini yaitu melakukan penyaringan pada
sampel, untuk memisahkan filtrat dan residu, menggunakan corong dan kertas
saring. kemudian menguji keduanya dengan metode uji biuret. Hasil yang diperoleh
pada albumin telur flitrat berwarna ungu++ dan residu berwarna ungu++ dan pada
kuning telur ayam ras flitrat berwarna kuning++ dan residu berwarna kuning ++++.
c. Telur puyuh
Perlakuan pertama pada percobaan ini yaitu, menyiapkan alat dan bahan yang
akan digunakan, lalu memisahkan antara albumin telur dengan kuning telur pada
gelas kimia yang berbeda kemudian mengukur masing-masing sebanyak 2 mL dan
memasukkannya ke dalam tabung reaksi 1 dan tabung reaksi 2. Setelah itu, albumin
telur dan kuning telur masing-masing ditambahkan larutan etanol absolut sebanyak 4
mL secara perlahan-lahan, kemudian mendiamkannya selama 5 menit. Adapun
tujuan penambahan larutan etanol absolut yaitu untuk menghilangkan molekul-
molekul air yang terdapat pada albumin, tujuan mendiamkan selama 5 menit yaitu
agar albumin terendapkan seluruhnya oleh etanol absolut. Adapun hasil diperoleh,
setelah penambahan larutan etanol absolut, kedua sampel terbentuk endapan putih
yang cukup banyak pada putih telur dan pada kuning telur.
Perlakuan selanjutnya pada percobaan ini yaitu melakukan penyaringan pada
sampel, untuk memisahkan filtrat dan residu, menggunakan corong dan kertas
saring. kemudian menguji keduanya dengan metode uji biuret. Hasil yang diperoleh
pada albumin telur flitrat berwarna ungu++++ dan residu berwarna ungu+++ dan
pada kuning telur ayam ras flitrat berwarna kuning++++ dan residu berwarna
kuning +++.
d. Telur bebek
Perlakuan pertama pada percobaan ini yaitu, menyiapkan alat dan bahan yang
akan digunakan, lalu memisahkan antara albumin telur dengan kuning telur pada
gelas kimia yang berbeda kemudian mengukur masing-masing sebanyak 2 mL dan
memasukkannya ke dalam tabung reaksi 1 dan tabung reaksi 2. Setelah itu, albumin
telur dan kuning telur masing-masing ditambahkan larutan etanol absolut sebanyak 4
mL secara perlahan-lahan, kemudian mendiamkannya selama 5 menit. Adapun
tujuan penambahan larutan etanol absolut yaitu untuk menghilangkan molekul-
molekul air yang terdapat pada albumin, tujuan mendiamkan selama 5 menit yaitu
agar albumin terendapkan seluruhnya oleh etanol absolut. Adapun hasil diperoleh,
setelah penambahan larutan etanol absolut, kedua sampel terbentuk endapan putih
kurang banyak pada putih telur dan banyak pada kuning telur.
Perlakuan selanjutnya pada percobaan ini yaitu melakukan penyaringan pada
sampel, untuk memisahkan filtrat dan residu, menggunakan corong dan kertas
saring. kemudian menguji keduanya dengan metode uji biuret. Hasil yang diperoleh
pada albumin telur flitrat berwarna ungu+++ dan residu berwarna ungu++ dan pada
kuning telur ayam ras flitrat berwarna kuning++++ dan residu berwarna kuning ++
+.
VII. Kesimpulan
Berdasarkan tujuan dan hasil pengamatan dapat ditarik kesimpulan yaitu
protein dapat dipisahkan dengan mengendapkannya dengan menggunakan etanol
absolute, karena etanol absolute bersifat higroskopis atau sangat kuat menarik air
sehingga menyebabkan molekul air yang berinteraksi dengan molekul protein
melalui ikatan hydrogen ditarik oleh etanol, akibatnya molekul-molekul protein
beragregasi satu sama lain sehingga mengendap.
DAFTAR PUSTAKA

Asrullah, M., dkk.(2012) Denaturasi dan Daya Cerna Protein pada Proses
Pengolahan Lawa Bale (Makanan Tradisional Sulawesi Selatan). Jurnal Media Gizi
Masyarakat Vol.1 No. 2

Santoso.B.(2006) fisiologi dan biokimia pada komoditi panenan


hortikultura.yogyakarta:kanisus

Staf pengejar biokimia(2021). Modul praktikum bikimia.universitas tadulako.palu

Sirajuddin, Nadjamuddin. (2011). Penuntun Praktikum Penilaian Status Gizi


Secara Biokimia dan Antropometri. Makassar:diakses pada hari selasa 6 april 2021
http://akbarcules46.blogspot.com/2013/08/laporan-biokimia-lanjut-pemisahan.html
Poedjiadi,A dan supriti, T (2009).dasar-dasar biokimia edisi revisi Jakarta:UI-
press. Diakses pada hari selasa 6 april 2021
http://akbarcules46.blogspot.com/2013/08/laporan-biokimia-lanjut-pemisahan.html

Anda mungkin juga menyukai