Anda di halaman 1dari 41

PRAKTIKUM

BIOKIMIA

Disusun Oleh :
TIM KELOMPOK BIDANG KEAHLIAN KIMIA ORGANIK.

LABORATORIUM KIMIA BIOORGANIK


J U R U S A N K I M I A F M I P A
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2019

1
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga Tim Dosen Biokimia berhasil menyelesaikan Petunjuk
Praktikum Biokimia ini.
Petunjuk praktikum ini merupakan hasil revisi terakhir dari petunjuk
praktikum biokimia yang sebelumnya telah diterbitkan oleh Tim Dosen Biokimia
KBK Bioorganik. Perbaikan di beberapa bagian merupakan hasil evaluasi
terhadap pelaksanaan praktikum biokimia yang telah dilaksanakan pada semester
sebelumnya. Perbaikan dilakukan dalam rangka meningkatkan mutu dan relevansi
bagi mahasiswa peserta praktikum agar memiliki dasar kompetensi untuk
menyusun penelitian bidang biokimia.
Dalam petunjuk ini telah disertakan aturan-aturan praktikum, format
laporan praktikum, dasar teoretis dari praktikum, cara kerja dan tugas-tugas yang
harus dikerjakan dan dilaporkan bersama-sama dalam laporan praktikum. Tim
penyusun berusaha agar setiap edisi baru ada perbaikan dalam materi yang sesuai
dengan perkembangan penelitian terkini sehingga memberikan manfaat yang
maksimal bagi mahasiswa peserta praktikum.
Akhirnya Tim penyusun menyampaikan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan petunjuk
praktikum ini. Kritik dan saran dari pembaca khususnya mahasiswa sangat
diharapkan demi kemajuan bersama.
Semarang, 2019

Laboratorium Kimia Organik UNNES

2
DAFTAR ISI

Halaman Judul....................................................................................................... 1
Kata Pengantar ...................................................................................................... 2
Daftar Isi................................................................................................................ 3
Pendahuluan .......................................................................................................... 4
Percobaan 1. Vitamin ............................................................................................ 7
Percobaan 2. Darah ............................................................................................... 12
Percobaan 3. Urine ................................................................................................ 18
Percobaan 4. Enzim............................................................................................... 23
Percobaan 5. Penentuan Kadar Protein Secara Spektrofotometri ........................ 29
Percobaan 6. Penentuan Kadar Glukosa Dalam Urine secara Titrimetri .............. 32
Percobaan 7. Identifikasi Hormon Chorion Gunadotropin Dalam Urine ............. 36
Percobaan 8. Pemeriksaan Golongan Darah ......................................................... 38
Percobaan 9. Tugas CEP ....................................................................................... 40
Daftar Pustaka ....................................................................................................... 41

3
PENDAHULUAN

STRATEGI PERKULIAHAN
a. Tes pendahuluan (Pre-test)
b. Melaksanakan praktikum
c. Mahasiswa mengumpulkan laporan sementara setelah selesai praktikum yang
disahkan oleh dosen atau asisten yang bertanggung jawab pada saat itu.
d. Mengumpulkan laporan hasil praktikum pada minggu berikutnya.
e. Presentasi praktikum akhir semester yang jadwalnya akan ditentukan kemudian
oleh pengampu.

TATA CARA PRAKTIKUM


Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh mahasiswa dalam praktikum kimia
organik 2 adalah sebagai berikut:
a. Sebelum melaksanakan praktikum, praktikan harus menyediakan jas laboratorium.
Lap/serbet yang dapat menghisap air, buku kerja dan buku petunjuk Biokimia.
b. Awal dan akhir praktikum, alat yang digunakan praktikum harus dalam keadaan
bersih. Bila terdapat alat yang rusak, pecah atau kurang ditanggung oleh
kelompok atau kelas yang bersangkutan.
c. Tidak boleh membuang sampah/kotoran/zat hasil atau sisa ke dalam bak pencuci.
d. Hasil praktikum harus ditunjukkan ke asisten atau dosen pengampu beserta
catatan hasil pengamatan praktikum untuk disahkan kebenarannya. Hasil
pengamatan dianggap telah selesai jika pada buku laporan sementara setiap
kelompok telah dinilai dan ditandatangani oleh asisten atau pengampu.
e. Laporan praktikum harus sudah diserahkan/dikumpulkan kepda asisten/dosen
pada pertemuan berikutnya. Mahasiswa yang belum menyerahkan laporan tidak
diperkenankan mengikuti pretes dan praktikum.

4
LAPORAN PRAKTIKUM
Agar setiap praktikan membuat laporan akhir yang seragam, maka dibuat
format laporan praktikum sebagai berikut :
Nama :
NIM :
Jurusan/Prodi :
Kelompok :
Tanggal Praktikum :
Nama Praktikum :

A. TUJUAN PRAKTIKUM
Jelaskan tujuan saudara melakukan praktikum.

B. DASAR TEORETIS
Uraikan secara singkat teori yang melandasi praktikum yang saudara lakukan
dengan menyebutkan sumber pustakanya.

C. ALAT DAN BAHAN


Sebutkan alat praktikum yang saudara gunakan, termasuk alat gelas, alat
instrumentasi dan alat bantu lainnya.
Sebutkan bahan praktikum yang digunakan.
Gambarkan skema/gambar alat utama jika ada.

D. CARA KERJA
Sajikan cara kerja dalam bentuk diagram blok atau tabel kerja.

E. DATA PENGAMATAN
Catat hasil pengamatan dengan mengisi lembar pengamatan atau buku kerja yang
telah saudara siapkan. Data yang dicatat adalah semua data yang dapat diamati
selama proses praktikum termasuk data qualitatif dan quantitatif.

5
F. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Bahaslah hasil percobaan yang saudara lakukan dengan mengacu teori
yang telah diuraikan pada tinjauan pustaka atau dasar teoretis. Beberapa hal yang
perlu dibahas adalah: penjelasan tentang jalannya percobaan, fungsi penambahan
zat, kesesuaian teori dengan praktek, persamaan reaksi, rendemen, kemurnian
hasil yang ditunjukkan oleh sifat fisika dan kimia. Pembahasan lain yang relevan
dengan tujuan percobaan yang sedang dilakukan.

G. SIMPULAN DAN SARAN


Buatlah simpulan dari percobaan yang telah saudara lakukan.

F. DAFTAR PUSTAKA
Uraikan nama jurnal/buku yang diacu untuk membuat laporan praktikum.
Tulis nama penulis, tahun, judul artikel, nama jurnal, edisi, volume, halaman
Tulis nama pengarang, tahun penerbitan. Judul Buku, Jilid, edisi, , kota penerbit:
penerbit
Jumlah pustaka yang diacu minimal 5 buah.

Semarang, tgl bln tahun


Mengetahui,
Dosen Praktikum Praktikan

_______________ ______________
NIP. NIM.

6
1. VITAMIN

I. TUJUAN
Setelah melakukan eksperimen ini, diharapkan mahasiswa dapat :
1. Mengidentifikasi vitamin A, D, E, B1, B2, B6 dan C secara kualitatif
dengan reaksi warna.
2. Menjelaskan reaksi kimia yang mendasari identifikasi vitamin dalam
makanan.

II. DASAR TEORETIS


Vitamin adalah suatu senyawa organik yang sangat dibutuhkan untuk
kelangsungan hidup dan fungsi normalnya. Kebutuhan tubuh akan vitamin relatif
sangat kecil yaitu sekitar beberapa mikrogram sampai beberapa gram saja. Namun
demikian vitamin harus ada dalam makanan, karena tubuh tidak dapat mensintesis
sendiri kecuali beberapa vitamin misalnya vitamin K.
Kekurangan atau tidak adanya vitamin di dalam tubuh akan
mengakibatkan terganggunya proses-proses metabolisme dan proses vital lainnya.
Hal ini karena sebagian besar vitamin berperan besar sebagai koenzim dari enzim
yang dapat mengkatalis reaksi-reaksi kimia dalam tubuh. Vitamin berdasarkan
kelarutannya dapat diklasifikasikan dalam dua golongan yaitu :
1. Vitamin yang tidak larut dalam air
Vitamin yang tidak larut dalam air adalah : Vitamin A, D, E dan K
2. Vitamin yang larut dalam air :
Vitamin yang larut dalam air adalah : Vitamin B Klompeks (B1, B2, B6),
dan vitamin C.

III. ALAT DAN BAHAN


Alat :
1. Tabung reaksi
2. Bekerglass
3. Indikator Universal

7
4. Kaki tiga
5. Kasa
6. Pembakar Spiritus
Bahan :
1. Minyak Ikan
2. Kapsul Nature E
3. Reagen Carr-Price
4. Alkohol 95%
5. Asam Nitrat 1 N
6. H2O2
7. NaOH 1N
8. Tablet Vitamin B1
9. Isobutanol
10. Kalium Fericyanida
11. Tablet Vitamin B Kompleks
12. aquades
13. Vitamin C
14. Reagen Fehling A
15. Reagen Fehling B

IV. CARA KERJA


A. Uji Vitamin A
1. Siapkan sampel minyak ikan dan reagen Carr-Price yang terdiri dari 10 ml
CHCl3 dan 5 gram SbCl3.
2. Siapkan sampel vitamin A dengan cara menggerus tablet vitamin A ditempat
gelap kemudian larutkan dengan sampel minyak ikan.
3. Masukkan 1 ml sampel vitamin A dalam minyak ikan kedalam tabung reaksi
yang bersih dan kering.
4. Tambahkan 1 ml reagen Carr-Price.
5. Amati perubahan warna yang terjadi.

8
B. Uji Vitamin D
1. Siapkan sampel minyak ikan dan reagen Carr-Price yang terdiri dari 10 ml CHCl3
dan 5 gram SbCl3.
2. Masukkan 1 ml sampel minyak ikan kedalam tabung reaksi yang bersih dan
kering.
3. Tambahkan 5 tetes larutan H2O2 kemudian panaskan sampai tidak timbul
gelembung lagi tapi belum mendidih.
4. Dinginkan dengan air kran yang mengalir.
5. Setelah dingin tambahkan 1 ml pereaksi Carr-Price.
6. Amati perubahan warna yang terjadi.

C. Uji Vitamin E
1. Siapkan sampel Nature E atau sampel vitamin E yang disediakan.
2. Gunting kapsul atau sampel vitamin E, masukkan isinya kedalam tabung reaksi.
3. Tambahkan 0,5 ml alkohol 95% kemudian kocok baik-baik.
4. Tambahkan 1 ml asam nitrat, amati perubahan warna yang terjadi.

D. Uji Vitamin B1
1. Masukkan tablet Vitamin B1 kedalam tabung reaksi yang bersih, tambahkan 5 ml
aquades kemudian kocok hingga larut.
2. Ambil 1 ml larutan tersebut masukkan kedalam tabung reaksi yang lain,
tambahkan beberapa tetes NaOH 1 N sampai basa (pH=10).
3. Kocok dengan seksama, kemudian tambahkan larutan Kalium fericyanida kocok
kembali.
4. Amati perubahan warna yang terjadi, untuk mempertegas warna tambahkan
isobutanol.
5. Periksa warna yang terjadi pada lapisan isobutanol.

9
E. Uji Vitamin B2
1. Larutkan tablet vitamin B kompleks dalam 2 ml aquades.
2. Ambil larutannya kemudian tambahkan 1 mLalkohol 95% sampai hampir ½
tabung. (+, jika terjadi warna kuning )
3. Pada tabung reaksi yang lain, ambil 1 mL larutan vitamin B kompleks kemudian
tambahkan 1 mL larutan AgNO3 2M. (+, jika terjadi warna merah kersen )
4. Kocok baik-baik dan amati perubahan warna yang terjadi serta amati
fluoresensinya.

F. Uji Vitamin B6
1. Larutkan tablet vitamin B kompleks kedalam 2 ml aquades.
2. Ambil larutan tablet Vitamin B kompleks, masukkan kedalam tabung reaksi yang
bersih.
3. Tambahkan beberapa tetes larutan FeCl3.
4. Amati perubahan warna yang terjadi, periksa fluoresensi dari larutannya.

G. Uji Vitamin C
1. Larutkan sampel vitamin C kedalam aquades.
2. Ambil 1 ml larutan vitamin C, tambahkan 3 ml reagen Fehling (campuran reagen
Fehling A dan reagen Fehling B) sama banyak.
3. Kocok kemudian panaskan dalam penangas air.
4. Amati perubahan warna yang terjadi.

VI. PERTANYAAN DAN TUGAS


1. Terdapat dimana dan apa yang terjadi bila tubuh kekurangan vitamin D?
2. Tuliskan struktur dan nama lain dari vitamin D
3. Terdapat dalam bahan makanan apa, dan apa yang terjadi jika tubuh kekurangan
vitamin C
4. Tuliskan struktur Vitamin E ?
5. Sebutkan fungsi vitamin E dalam makhluk hidup !

10
6. Terdapat dalam bahan makanan apa dan apa yang terjadi bila tubuh kekurangan
vitamin B1?
7. Tuliskan struktur dan nama lain dari vitamin B1 !
8. Terdapat dimana dan apa yang terjadi bila tubuh kekurangan vitamin B6?
9. Tuliskan struktur dan nama lain dari vitamin B6 !
10. Apa fungsi vitamin B6 dalam anabolisme protein?
11. Tuliskan struktur dan nama lain dari Vitamin C ?
12. Tuliskan reaksi oksidasi dari vitamin C (Reaksi dengan reagen Fehling) !
13. Mengapa vitamin C dipakai sebagai antioksidan ?
14. Mengapa reagen fehling harus dipisahkan dalam bentuk Fehling A dan fehling B

11
2. DARAH

I. TUJUAN
Setelah mengikuti eksperimen ini, mahasiswa diharapkan dapat :
1. Memahami komponen utama yang terdapat dalam darah.
2. Terampil membuat plasma darah dan serum darah.
3. Terampil melakukan uji terhadap plasma darah, Uji Fe dalam hemoglobin, Uji
albumin dan globulin dalam serum darah dan uji zat-zat non protein dalam serum
darah.

II. DASAR TEORI


Darah adalah jaringan yang beredar dalam sistem pembuluh darah yang
sebenarnya tertutup. Darah pada umumnya bersifat agak alkalis dengan pH =
7,36, bersifat sebagai alat tranport oksigen dan zat-zat lain, mengatur adanya
reaksi yang konstan, regulasi pada tubuh dan pelindung kemungkinannya terjadi
infeksi. Darah dibedakan menjadi sel-sel padat ( terdiri dari eritrosit dan Leukosit)
dan plasma ( terdiri dari fibrinogen dan serum).

DARAH

Sel-sel padat Plasma

Eritrosit Leukosit Fibrinoge Serum

Komponen darah yang bertugas mengangkut oksigen adalah sebuah


pigmen dengan struktur kimia kromoproteida, berkomponen protein globin dan
zat warna hem. Hem adalah sebuah derivat protoforfin yang ditengahnya terdapat
satu ion Fe2+ termasuk gugus prostetik. Hemoglobin (Hb) adalah zat warna darah
tersusun dari gugus prostetik protohem (fero-protoporfirin) dan protein globin.
Protohem bagi setiap hewan adalah sama, hanya proteinnya yang berbeda. Darah
mudah terkoagulasi, untuk menghindarinya ditambah zat anti koagulan
diantaranya senyawa oksalat, sitrat atau EDTA dsb.

12
III. ALAT DAN BAHAN

Alat :
1. Mikroskop
2. Gelas objek
3. pemanas spiritus
4. kaki tiga
5. kasa
6. Kuvet centrifuge
7. Centrifuge
8. Tabung Reaksi
9. kertas saring
10. Cawan porselin
11. Pengaduk gelas
Bahan :
1. Darah
2. Asam Asetat Glasial
3. NaCl encer (NaCl 0,9%)
4. Zn(OH)2 5%
5. CaCl2 20%
6. HCl encer
7. Kalium ferosianida
8. kalium rodanida encer
9. asam nitrat pekat.
10. Amonium sulfat jenuh
11. amonium sulfat padatan.
12. Gliserol
13. natrium karbonat padat
14. CH3COOH 2%
15. HNO3 encer

13
16. AgNO3 encer
17. CuSO4 encer
18. BaCl2 encer
19. NH4 oksalat encer 10%
20. indikator klor phenol merah

IV. CARA KERJA


A. Pembuatan Plasma darah dan Serum Darah
1. Pembuatan Plasma Darah
a) Ambil 10 ml darah segar masukkan kedalam kuvet centrifuge, tambahkan 1 ml
Zn(OH)2 5%.
b) Sentrifuge selama 10 -15 menit hingga timbul endapan.
c) Saring endapan yang terjadi. Filtrat yang diperoleh adalah plasma, endapannya
adalah packed cell.
2. Pembuatan Serum darah
a) Ambil 2 ml plasma darah masukkan kedalam tabung reaksi.
b) Encerkandengan larutan NaCl 0,9% 30 ml.
c) Tambahkan 2 tetes CaCl2 20% sehingga timbul endapan gel.
d) Saring dengan kertas saring.
e) Filtrat yangdiperoleh adalah serum sedangkan endapannya adalah fibrinogen.

B. Uji Plasma Darah


1. Uji Kristal Darah (Teichman)
a) Ambil setetes darah, letakkan di atas gelas objek.
b) Tetesi dengan setetes campuran asam asetat glasial dan larutan NaCl encer.
c) Tutup dengan gelas penutup, kemudian panaskan gelas objek dengan hati-hati di
atas nyala api kecil sampai cairannya mendidih.
d) Amati perubahan yang terjadi.
e) Biarkan gelas objek dingin, kemudian amati kristal-kristal haemin dibawah
mikroskop.
f) Gambar bentuk kristal yang anda amati dengan cermat.

14
2. Uji Fe dalam Hemoglobin
a) Ambil 10 tetes darah, letakkan pada cawan porselin.
b) Panaskan dengan hati-hati, kemudian dipanaskan hingga terbakar semua.
c) Siapkan tabung reaksi berisi campuran asam klorida encer dan sedikit asam nitrat
pekat.
d) Tuangkan campuran tersebut kedalam cawan porselin, panaskan sambil diaduk
dengan gelas pengaduk hingga semua abu terlarut.
e) Ambil cairan yangbersih, masukkan ke dalam 2 tabung reaksi yang bersih.
f) Uji tabung reaksi 1 dengan larutan kalium ferosianida.
g) Uji tabung reaksi 2 dengan larutan kalium rodanida.
h) Amati yang terjadi dan catat hasilnya.

C. Uji Senyawa dalam Serum darah


1. Uji Albumin dan Globulin
1.1. Uji Albumin
a) Masukkan 2 ml serum darah ke dalam tabung reaksi, tambahkan 2 ml amonium
sulfat jenuh.
b) Kocok tabung reaksi kuat-kuat, biarkan hingga endapan putih albumin
mengendap.
c) Saring dengan kertas saring untuk memperoleh filtrat dan endapan.
d) Cuci endapan yang diperoleh dengan amonium sulfat setengah jenuh.
e) Ambil endapan yang diperoleh, masukkan ke tabung reaksi yang bersih.
f) Tambahkan aquades, kocok baik-baik kemudian encerkan.
g) Amati apakah endapan larut atau tidak.

1.2. Uji Globulin


a) Selanjutnya filtrat yang diperoleh pada tahap (c) masukkan kedalam tabung reaksi
yang bersih.
b) Tambahkan amonium sulfat padat berlebih, kocok kuat-kuat sampai larutan jenuh
dengan amonium sulfat (sampai timbul endapan).

15
c) Saring dan pindahkan endapan yang diperoleh kedalam tabung reaksi kemudian
larutkan dengan aquades.
d) Amati apakah endapan larut atau tidak.

2. Uji Zat-zat Non Protein


a) Ambil 5 ml serum darah masukkan ke dalam tabung reaksi.
b) Tambahkan 10 tetes aquades, kemudian panaskan.
c) Tambahkan CH3COOH 2% tetes demi tetes hingga terjadi endapan suspensi yang
kasar.
d) Saring dan tampung filtrat dalam tabung reaksi yang bersih.
e) Aturlah pH filtrat menjadi 5,4 (gunakan indikator klor phenol merah, amati hingga
warna merah muda menjadi tidak berwarna).
f) Panaskan dan saring lagi jika perlu.

2.1. Uji Ca2+ (Ion kalsium)


a) Ambil 1 ml filtrat pada langkah (f) masukkan kedalam tabung reaksi
tambahkan 1 ml larutan ammonium oksalat 10%. Amati dan catat apa yang
terjadi.

2.2. Uji Cl-(Ion Klorida)


a) Ambil 1 ml filtrat pada langkah (f) masukkan kedalam tabung reaksi
tambahkan 1 ml campuran perak nitrat encer dengan asam nitrat encer. Amati
dan catat apa yang terjadi (uji Cl- ).

2.3. Uji Glukosa


a) Ambil 1 ml filtrat pada langkah (f) masukkan kedalam tabung reaksi
tambahkan 2 tetes gliserol dan sedikit natrium karbonat padat. Tambahkan 2
tetes larutan cupri sulfat encer, panaskan selama beberapa menit (dapat juga
menggunakan pereaksi fehling). Amati dan catat pada yang terjadi.

16
2.4. Uji SO42- (ion sulfat)
a) Ambil 1 ml filtrat pada langkah (f) masukkan kedalam tabung reaksi
tambahkan beberapa tetes larutan barium klorida encer, amati dan catat apa
yang terjadi.

V. PERTANYAAN DAN TUGAS


1. Apa tujuan dilakukan pemanasan dengan asam asetat glacial pada percobaan uji
Kristal darah?
2. Apa fungsi larutan NaCl encer pada percobaan uji kristal darah?
3. Tuliskan reaksi-reaksi yang mungkin terjadi dari percobaan uji Fe dalam
haemoglobin.
4. Apa tujuan dilakukan pemanasan darah sampai terbakar semua pada uji Fe dalam
haemoglobin?
5. Apakah fungsi campuran HCl encer dengan HNO3 pekat dalam percobaan uji Fe
dalam haemoglobin? Apa nama campuran tersebut?
6. Sebutkan komponen protein yang terdapat dalamserum darah.
7. Jelaskan secara singkat mengenai penggunaan larutan ammonium sulfat jenuh dan
ammonium sulfat padat pada uji albumin dan globulin serum darah.
8. Apa yang dimaksud dengan salting out.
9. Tuliskan reaksi yang mungkin terjadi pada percobaan uji zat non protein dalam
serum darah.
10. Bagian serum darah manakah yang membentuk suspensi kasar?
11. Mengapa dalam serum darah mengandung glukosa dan asam-asam amino?

17
3. URINE

I. TUJUAN
Setelah mengikuti eksperimen ini, mahasiswa diharapkan dapat :
1. Mamahami komponen-komponen yang terdapat pada urine.
2. Terampil melaksanakan eksperimen pengujian urine

II. DASAR TEORI


Air seni normal yang dikeluarkan sebagai ekskret merupakan zat cair
jernih agak kekuningan dan berbau, sebagian besar terdiri atas air dan sebagian
kecil garam-garam amonium bersama-sama dengan klorida, fosfat, sulfat dari
natrium, kalium dan magnesium serta zat-zat organik hasil metabolisme seperti
asam urat, garam-garam urat, kreatinin dan ureum. Air seni juga berisi sedikit
pigmen yang berasal dari Hb dan amilase dari pankreas. Banyaknya air seni yang
dikeluarkan orang setiap harinya (24 jam) berkisar antara 1 – 1,5 liter.

III. ALAT DAN BAHAN


Alat :
1. Tabung reaksi
2. Pemanas spiritus
3. Kaki tiga
4. Kasa
5. Pengaduk kaca
6. Kertas saring
7. Beker glass

Bahan :
1. Sampel air seni
2. Natrium karbonat 2%
3. Indikator PP
4. Aquades

18
5. Larutan asam cuka encer
6. Serbuk kedelai
7. Asam Pikrat Jenuh
8. Larutan NaOH 10%
9. Reagen benedict (dibuat dari larutan kupri sulfat dan natrium sitrat yang dibuat
alkalis dalam larutan Na2CO3 anhidrat).
10. Asam nitrat pekat.
11. Larutan perak nitrat encer
12. Amonium hidroksida pekat
13. Asam cuka 2%
14. Kalium oksalat
15. Ammonium molibdat
16. Larutan kalium oksalat
17. HCl encer
18. Barium klorida
19. Ammonium sulfat padat
20. Larutan natrium nitroprusid 5%
21. NaOH encer

IV. CARA KERJA


A. Uji Senyawa Nitrogen
Uji Ureum
1. Ambil 2 buah tabung reaksi bersih, satu diisi dengan 2 ml air seni dan satu diisi
dengan 2 ml aquades.
2. Pada kedua tabung, tambahkan 1 tetes indikator PP dan larutan 2% Natrium
karbonat sampai warnanya merah muda.
3. Tambahkan asam cuka sampai sedikit asam (indikator menjadi kuning) kemudian
panaskan sampai suhunya 60oC.
4. Tambahkan sedikit serbuk kedelai dan kocok baik-baik.
5. Amati hasilnya, catat apa yangterjadi pada masing-masing tabung.

19
Uji Garam-garam Amonium
1. Masukkan 2 ml air seni kedalam tabung reaksi yang bersih
2. Tambahkan 1 tetes indikator PP dan larutan 2% natrium karbonat sampai warna
campuran menjadi merah.
3. Panaskan dengan api hingga mendidih.
4. Tempelkan ujung batang kaca pengaduk yang telah dibasahi larutan indikator PP
atau tabung reaksi ditutup kertas saring yang dibasahi indikator PP.
5. Amati dan catat apa yang terjadi.

Uji Kreatinin
1. Siapkan 2 buah tabung reaksi yang bersih.
2. Kedalam salah satu tabung reaksi, masukkan 1 ml asam pikrat jenuh dan 0,5 ml
larutan NaOH 10% kocok hingga merata.
3. Bagi campuran yang diperoleh menjadi 2 bagian kedalam 2 buah tabung reaksi.
4. Salah satu tabung reaksi tambahkan 3 ml air seni dan 3 ml aquades ke tabung
reaksi yang lain.
5. Amati dan catat apa yang terjadi.

B. Uji Senyawa Non-Nitrogen


Uji Gula Pereduksi
1. Masukkan 10 tetes air seni kedalam tabung reaksi yang bersih.
2. Tambahkan 5 ml larutan benedict.
3. Panaskan dalam penangas air selama 2 menit.
4. Amati dan catat perubahan yang terjadi

Uji Klorida
1. Masukkan 1 ml air seni kedalam tabung reaksi.
2. Tambahkan beberapa tetes asam nitrat pekat, kemudian tambahkan beberapa tetes
larutan perak nitrat encer.
3. Amati dan catat apa yang terjadi.

20
Uji Fosfat
1. Masukkan 5 ml air seni kedalam tabung reaksi.
2. Tambahkan 1 ml larutan amonium hidroksida agak pekat dan panaskan.
3. Saring endapan yang terjadi dan cucilah dengan air.
4. Selanjutnya endapan dilarutkan ke dalam asam cuka 2% panas dalam sebuah
tabung reaksi.
5. Tambahkan 1 tetes asam nitrat pekat dan beberapa tetes larutan amonium
molibdat.
6. Panaskan beberapa saat, amati dan catat apa yang terjadi.

Uji Kalsium
1. Masukkan 2 ml air seni ke dalam tabung reaksi.
2. Tambahkan 1 ml larutan amonium hidroksida agak pekat dan panaskan.
3. Saring endapan yang terjadi dan cucilah dengan air.
4. Selanjutnya endapan dilarutkan ke dalam asam cuka 2% panas dalam sebuah
tabung reaksi.
5. Tambahkan beberapa tetes larutan kalium oksalat
6. Amati dan catat apa yang terjadi.

Uji Sulfat
1. Masukkan 1 ml air seni kedalam tabung reaksi yang bersih.
2. Asamkan dengan beberapa tetes larutan asam klorida encer.
3. Tambahkan 1 ml larutan barium klorida encer.
4. Amati dan catat apa yang terjadi.

Uji Benda Keton


1. Masukkan 2 ml air seni kedalam tabung reaksi.
2. Tambahkan amonium sulfat padat berlebih kemudian kocok kuat-kuat.
3. Tambahkan 2 tetes larutan natrium nitroprusid yang baru.
4. Tambahkan 1 ml amonium hidroksida, biarkan hingga 2 menit.
5. Amati dan catat perubahan yang terjadi.

21
V. PERTANYAAN DAN TUGAS

1. Tuliskan reaksi-reaksi yang mungkin terjadi dari percobaan uji ureum.


2. Apakah kedua tabung reaksi pad uji ureum menunjukkan hasil yang sama?
3. Apa fungsi serbuk kedelai pada percobaan uji ureum.
4. Pada uji garam-garam amonium, apakah pada ujung batang pengaduk timbul
warna merah? Jika ya, jelaskan mengapa hal tersebut terjadi.
5. Tuliskan reaksi yang mungkin terjadi pada percobaan uji garam-garam amonium.
6. Tuliskan rumus dari kreatinin dan asam pikrat.
7. Tuliskan reaksi yang mungkin terjadi pada percobaan uji kreatinin.
8. Sebutkan senyawa gula yangdapat mereduksi larutan benedict.
9. Tuliskan reaksi yang terjadi dari uji gula pereduksi.
10. Tuliskan reaksi yang mungkinterjadi dari percobaan uji klorida.
11. Pada percobaan uji klorida, ramalkan apa yang terjadi jika ke dalam tabung reaksi
ditambahkan ammonium hidroksida berlebih?
12. Tuliskan reaksi kimia yang mungkin terjadi pada percobaan uji kalsium.
13. Apa yang terjadi pada uji kalsium jika digunakan larutan natrium sulfat encer.
14. Tuliskan reaksi kimia yang mungkin terjadi pada percobaan uji sulfat.
15. Pada uji sulfat, bagaimana hasilnya jika air seni yang digunakan tidak diasamkan
terlebih dahulu dengan asam klorida?
16. Tulis reaksi kimia yang mungkin terjadi pada percobaan uji benda keton.
17. Apakah uji benda keton dapat membedakan antara aldehida dan keton?
18. Tuliskan struktur benda-benda keton dan sebutkan namanya.
19. Apakah yang akan terjadi jika tubuh kita kelebihan benda-benda keton?

22
4. ENZIM

I. TUJUAN
Setelah mengikuti eksperimen ini, mahasiswa diharapkan dapat :
1. Memahami fungsi enzim didalam tubuh manusia.
2. Mengidentifikasi aktivitas enzim melalui gejala dan fenomena yang dapat
diamati.
3. Terampil melaksanakan eksperimen pengujian aktivitas enzim.

II. DASAR TEORI


Makanan yang masuk ke dalam saluran pencernaan tidak dapat digunakan
oleh tubuh bila tidak diadsorbsi melalui dinding saluran pencernaan dan dibawa
keseluruh tubuh oleh darah. Zat makanan dapat diadsorbsi harus dalam bentuk
molekul-molekul yang kecil-kesil ( mikro molekul). Pemecahan makanan yang
berbentuk makro molekul menjadi mikro molekul ini dikerjakan oleh saluran
pencernaan yang dibantu oleh enzim-enzim pencernaan Sejak makanan ada dalam
mulut, karbohidrat mengalami proses pemecahan oleh gigi dan oleh enzim ptyalin
menjadi molekul sakarida yang lebih kecil, sperti oligosakarida bahkan disakarida
dan monosakarida sedangkan protein, lemak dan zat lain baru akan mengalami
pemecahan mekanik saja yaitu pemecahan oleh gigi. Makanan yang telah dipecah
dalam mulut baik secara fisik maupun secara enzimatik akan masukterus ke dalam
lambung.
Pada keadaan normal makanan tinggal untuk beberapa jam di dalam
lambung, sementara asam klorida dan pepsin menguraikan protein dan
karbohidrat menjadi oligopeptida dan oligosakarida. Selanjutnya proses
pencernaan berlangsung di dalam usus halus yang mengalami pemecahan secara
enzimatik. Enzim-enzim pencernaan juga disekresi oleh pankreas, empedu, getah
lambung dan usus halus yang akhirnya menjadi monosakarida, gliserol dan asam
lemak, asam amino. Senyawa hasil selanjutnya akan diserap melalui dinding usus
halus masuk ke dalam peredaran darah dan disalurkan kedalam bagian-bagian
tubuh yang membutuhkan bersama dengan vitamin dan mineral lainnya.

23
Berdasarkan reaksinya enzim digolongkan menjadi 6 kelas yaitu (1)
oksida-reduktase, (2) Isomerase, (3) Ligase, (4) Liase, (5) Hidrolase dan (6)
transferase. Enzim adalah protein yang berfungsi sebagai biokatalisator yang
bekerjasama satusama lain secara kompak dan teratur. Produk enzim yang satu
dapat menjadi substrat enzim yang lain/berikutnya. Aktivitas katalitik enzim
dipengaruhi oleh pH, suhu, kadar substrat, kadar enzim dan inhibitor
(penghambat).
Mekanisme enzim dalam suatu reaksi ialah melalui pembentukan
kompleks enzim substrat (ES), oleh karena itu hambatan atau inhibisi pada suatu
reaksi yang menggunakan enzim sebagai suatu katalis dapat terjadi apabila
penggabungan substrat pada bagian aktif enzim mengalami hambatan. Molekul
atau ion yang dapat menghambat reaksi tersebut disebut inhibitor. Hambatan yang
dilakukan oleh inhibitor dapat berupa :
1. Hambatan tidak reversibel, pada umumnya disebabkan oleh terjadinya proses
destruksi atau modifikasi sebuah gugus fungsi atau modifikasi sebuah gugus
fungsi atau lebih.
2. Hambatan reversibel
a. Hambatan bersaing, yaitu hambatan yang disebabkan karena adanya molekul yang
mirip dengan substrat yang dapat pula membentuk kompleks yaitu kompleks
enzim inhibitor (EI).
b. Hambatan tidak bersaing (non competitive inhibition), yaitu hambatan yang tidak
dipengaruhi oleh besarnya konsentrasi substrat dan inhibitor. Contoh inhibitor
tidak bersaing ialah logam berat (Cu++, Hg++, Ag+).

III. ALAT DAN BAHAN


Alat :
1. Tabung Reaksi
2. Kertas saring
3. Timbangan
4. Mortir porselin
5. Pipet tetes

24
6. Pembakar spiritus
7. Kaki tiga
8. Kasa
9. Beker glass

Bahan :
1. Sampel air ludah
2. Larutan amilum
3. Larutan I2 dalam KI (larutan lugol)
4. Indikator universal
5. Getah/cairan lambung binatang
6. Aquades
7. Reagen benedict
8. Ragi roti
9. Pasir bersih
10. Toluena
11. Larutan natrium karbonat
12. Larutan buffer pH = 4
13. Sukrosa
14. Filtrat kedelai
15. Indikator PP
16. Larutan HgCl2
17. Larutan urea 1%

IV. CARA KERJA


A. Uji Aktivitas Ptialin
1. Kedalam tabung reaksi yang bersih dan kering masukkan 3 ml air ludah.
2. Encerkan menjadi 6 ml dengan aquades, kemudian kocok hingga homogen jika
perlu saring untuk memperoleh filtrat yang bersih.
3. Siapkan 2 buah tabung reaksi yang bersih dan kering.
4. Masukkan 2 ml larutan amilum encer ke dalam masing-masing tabung reaksi.

25
5. Tambahkan 2 ml air ludah pada tabung 1, sedangkan pada tabung 2 tambahkan 2
ml aquades.
6. Kocok kuat-kuat masing-masing tabung reaksi.
7. Tambahkan kedalam kedua tabung reaksi 1-2 tetes larutan lugol, amati dan catat
perubahan yang terjadi.

B. Uji Getah Lambung


1. Sediakan dua buah tabung reaksi, tabung 1 isi dengan 2 ml cairan lambung
sedangkan tabung 2 diisi dengan aquades.
2. Periksa pH larutan masing-masing tabung dengan indikator universal, catat pH
yang diperoleh.

C. Uji Sukrase
1. Buatlah preparat enzim dengan menimbang 1 gram ragi roti, masukkan kedalam
mortir porselin.
2. Tambahkan 5 gram pasir bersih dan kering.
3. Tambahkan 10 ml toluena, kemudian gerus campuran tersebut sampai ragi roti
hancur dan terbentuk campuran homogen.
4. Tambahkan 30 ml aquades sedikit demi sedikit sehingga terbentuk suspensi yang
homogen.
5. Pisahkan cairan dari padatannya dengan cara dipusingkan.
6. Ambil supernatannya dengan pipet.
7. Supernatan yang diperoleh diperlakukan sesuai tabel berikut :
Buffer
No. Supernatan Sukrosa Amilum Aqua Na2CO3 Benedict Pengamatan
acetat
1. 3 cc 1 cc - - 3 cc 5 tetes 5 cc
2. 3 cc 1 cc 3 cc - - 5 tetes 5 cc
3. 3 cc 1 cc - 3 cc - 5 tetes 5 cc
3 cc
4. 1 cc 3 cc - - 5 tetes 5 cc
didihkan
3 cc
5. 1 cc - 3 cc - 5 tetes 5 cc
didihkan
Setelah penambahan larutan Benedict selanjutnya dipanaskan dalam
penangas air selama 10 menit.

26
D. Uji Aktivitas Urease dalam Kedelai
Ureum dapat diuraikan oleh enzim urease menjadi CO2 dan NH3. Karena
adanya NH3 maka dapat memerahkan indikator pp. Kerja enzim dapat dirusak atau
dihambat bila dipanaskan atau bila diberi Hg. Pereaksi yang digunakan untuk uji
urease adalah larutan urea 1%, filtrat kedelai, indikator pp dan larutan HgCl2.

1. Siapkan 3 buah tabung reaksi yang bersih, kemudian isi dengan bahan-bahan
seperti tabel berikut:
Penambahan
Tabung Sampel PP
Ureum 5%
I 1 cc Filtrat kedelai 5 cc 1 tetes
II 1 cc Filtrat kedelai + 5 tetes HgCl2 5 cc 1 tetes
III 1 cc Filtrat kedelai yang sudah 5 cc 1 tetes
dididihkan

2. Masukkan ketiga tabung reaksi dalam penangas air pada suhu 40oC, selama 5
menit. Amati perubahan warna yang terjadi!

V. PERTANYAAN DAN TUGAS


1. Tuliskan fungsi ptialin dalam proses pencernaan dan jelaskan termasuk enzim
apakah ptialin?
2. Jelaskan bagaimana membuat larutan iodium?
3. Jelaskan mengapa pada uji aktivitas ptialin timbul perubahan warna?
4. Pada uji getah lambung, mengapa tidak memakai kertas lakmus?
5. Perubahan warna pada uji getah lambung terjadi pada salah satu tabung, mengapa
demikian? Jelaskan.
6. Apa fungsi getah lambung dalam tubuh.
7. Enzim apakah yang bisa bekerja pada pH getah lambung?
8. Dalam ragi roti terdapat enzim, sebut dan jelaskan apa fungsinya.
9. Apakah fungsi larutan buffer pada uji sukrase.
10. Pada uji sukrase mengapa pada tabung 3 tidak terjadi perubahan warna seperti
yang terjadi pada tabung 2, jelaskan!

27
11. Pada uji aktivitas urease, tabung manakah yang terjadi perubahan warna, jelaskan
mengapa demikian?
12. Apakah fungsi penggunaan HgCl2 pada tabung II dan sebutkan logam berat yang
lain.
13. Berdasarkan reaksinya urease termasuk enzim apa?
14. Mengapa dengan logam berat, enzim tidak dapat bekerja?

28
5. PENENTUAN KADAR PROTEIN SECARA SPEKTROFOTOMETRI

I. TUJUAN
Setelah mengikuti eksperimen ini, mahasiswa diharapkan dapat :
1. Memahami penggunaan spektrofotometri sebagai alat untuk menganalisis kadar
protein
2. Menjelaskan prinsip dasar penggunaan spektrofotometri dalam analisis kadar
protein
3. Terampil menggunakan spektrofotometri untuk menentukan kadar protein.

II. DASAR TEORI


Penentuan kadar protein secara Biuret berdasarkan atas pengukuran
serapan cahaya dengan Spektrofotometer oleh ikatan kompleks yang ungu
warnanya. Ini terjadi apabila protein bereaksi dengan tembaga dalam lingkungan
alkalis.

III. ALAT DAN BAHAN


Alat :
1. Spektronik 20
2. Kuvet
3. Pipet
4. Tabung reaksi
5. Erlenmeyer
6. Bekerglass
7. Labu takar
8. Pipet volume

Bahan :
1. Sampel protein
2. CuSO4.5 H2O
3. Natrium kalium tartrat

29
4. Aquades
5. NaOH 10%
6. Serum albumin murni
7. Kasein
8. NaOH 3%

IV. CARA KERJA


A. Pembutan Reagen Biuret
Larutkan 1,5 gram CuSO4 5H2O dan 6,0 gram natrium kalium tartrat (Na.KC4O64
H2O) ke dalam kira-kira 500 ml akuades di dalam labu takar 1 liter > Kemudian
ditambahkan 300 ml 10% NaOH sambil dikocok-kocok. Dan akhirnya tambahkan
akuades sampai garis. Larutan biru ini dapat disimpan lama sekali. Apabila
pembuatannya kurang baik dapat terjadi endapan hitam atau merah. Reagen yang
semacam ini tidak boleh dipakai.

B. Pembuatan Larutan standart Protein


Buatlah larutan serum albumin murni atau kasein dalam akuades yang berkadar
sekitar 1,25 – 10 mg/ml. Untuk memudahkan kelarutan tambahkan beberapa tetes
3% NaOH.

C. Pembuatan Kurva Kalibrasi


1. Siapkan larutan standar protein dengan konsentrasi 1 mg/ml, 2 mg/ml, 3 mg/ml, 4
mg/ml, dan 5 mg/ml.
2. Masukkan larutan-larutan standar kedalam 5 buah tabung reaksi (masing-masing 1
ml), tambahkan Tambahkan 4 ml reagen biuret.
3. Kocok dan diamkan selama 30 menit pada suhu kamar.
4. Masukkan kedalam kuvet, ukurlah absorbansinya menggunakan spektronik 20
pada panjang gelombang 540 nm.
5. Gunakan larutan blanko yang berisi campuran 1 ml aquades dan 4 ml reagen
biuret yang didiamkan 30 menit pada suhu kamar.

30
6. Buatlah kurva kalibrasi berdasarkan data pembacaan spektronik 20 pada larutan
standar protein.

D. Pengukuran Sampel Protein


1. Siapkan sampel protein yang akan di analisis.
2. Masukkan 1 ml sampel kedalam tabung reaksi yang bersih, tambahkan 4 ml
reagen biuret.
3. Kocok dan diamkan selama 30 menit pada suhu kamar.
4. Masukkan kedalam kuvet, ukurlah absorbansinya menggunakan spektronik 20
pada panjang gelombang 540 nm.
5. Gunakan larutan blanko seperti pada saat pembuatan kurva kalibrasi.
6. Gunakan kurva kalibrasi yang diperoleh untuk menghitung kadar protein dalam
sampel.

V. PERTANYAAN DAN TUGAS


1. Jelaskan hukum yang mendasari analisis mengunakan alat spektrofotometri.
2. Gambarkan bagan cara kerja instrumen spektrofotometri sinar tampak.
3. Jelaskan kelebihan dan kelemahan penggunaan cara Biuret dengan spektronik 20
untuk analisis kadar protein.
4. Mengapa pada reaksi pada percobaan ini disebut reaksi biuret?

31
6. PENENTUAN KADAR GLUKOSA DALAM URINE SECARA
TITRIMETRI

I. TUJUAN
Setelah mengikuti eksperimen ini, mahasiswa diharapkan dapat :
1. Memahami prosedur dan prinsip dasar analisis kadar glukosa dalam urine.
2. Terampil melakukan analisis kadar glukosa dalamurine menggunakan metode
titrimetri.

II. DASAR TEORI


Harga normal glukosa dalam urine per 24 jam sebesar 0,5 sampai 1,0
gram.
CuSO4 alkalis dalam suasana panas dapat direduksi oleh glukosa menjadi
glukosal dan kuprooksida, yaitu endapan yang berwarna merah bata. Warna biru
dari larutan garam kupri akan hilang bila CuSO4 berubah menjadi Cu2O. Senyawa
ini dapat mengganggu titik akhir titrasi. Untuk mencegah timbulnya gangguan
tersebut perlu ditambahkan kalium ferro sianida yang dapat mengikat Cu2O
menjadi senyawa kompleks yang mudah larut dalam air (coklat).
Reaksi yang terjadi :
CuSO4 (alkalis0 +Glukosa------------------>Cu2O + Asam Glukonat
Cu2O + K4Fe(CN)6 -------------> Zat kompleks (Coklat)

III. ALAT DAN BAHAN


Alat :
1. Pembakar spiritus
2. Kaki tiga + kasa
3. Tabung reaksi
4. Beker glass
5. Buret
6. Penyangga buret
7. Erlenmeyer

32
Bahan :
1. Glukosa 0,5 %
2. Campuran urin glukosa 0,5% dengan perbandingan urine : glukosa (2:1;3 :2; dan
4:3)
3. Larutan CuSO4(35 gram CuSO4 + 5 ml H2SO4 pekat per liter)
4. Kalium ferro sianida 5%
5. Larutan signette (150 gr K.Na tartrat + 90 gr NaOH per liter) sebagai pembuat
katalis

IV. CARA KERJA


1. Pipet 10 ml CuSO4 masukkan dalam erlenmeyer
2. Tambah 10 ml larutan signette
3. Tambah 5 ml kalium ferro sianida 5%
4. Panaskan sampai mendidih dan dalam keadaan mendidih dititrasi dengan larutan
glukosa 0,5 %. Pada saat titrasi terjadi perubahan warna dari biru menjadi hijau
lalu menjadi kuning. Pada saat titrasi dilakukan tetes demi tetes sampai terjadi
warna coklat.
5. Buat campuran urine glukosa 0,5% dengan perbandingan 2 : 1
6. Buat campuran seperti nomor 1 sampai 3
7. Panaskan sampai mendidih dan titrasi dengan campuran urine glukosa (nomor 5)
sampai titik akhir seperti nomor 4.

Buat larutan 0,5 % glukosa secukupnya. Buat campuran larutan 0,5%


glukosa dan urine dengan perbandingan 3 : 4 . Ambil 6 erlenmeyer. Setiap
erlenmeyer diisi 10 ml larutan CuSO410 ml larutan garam signette dan 5 ml
larutan kaliumferro sianida 5%. Panaskan sampai mendidih, 2 erlenmeyer dititir
dengan larutan glukosa 5%, 2 erlenmeyer dititir dengan campuran urine dan
glukosa, sedang 2 erlenmeyer lainnya dititir dengan urine murni.

33
Contoh Perhitungan
Misal : Hasil Titrasi 0,5 % = 8,93 ml.
Hasil titrasi campuran urine glukosa 0,5% = 11,75 ml dan
Hasil titrasi penimbangan glukosa = 0,4989 gram.
Cara I .
Berat glukosa 0,4989 = 0,4989 gram/100 ml x 8,93 = 0,04455 gram.
Berat glukosa dalam campuran urine glukosa (2 : 1):
Volume glukosa 0,5 % = 1/3 x 11,75 ml
Berat glukosa 0,5 % saja = 1/3 x 11,75 ml x (0,4989 gram/100 ml)
= 0,01954 gram
Volume urine saja = 11,75 ml – (1/3 x 11,75 ml)
= 2/3 x 11,75 ml
= 7,833 ml
Jadi kadar glukosa dalam urine sebagai penitir =
= ((Berat glukosa–berat glukosa dlm camp) x 100 %)/vol. urine saja
= ((0,04455 – 0,01954) x 100 %) / 7,837
= 0,3193 %
Cara II :
Kadar glukosa dalam campuran urine glukosa = kadar glukosa dalam glukosa =
0,4989 g
V1 x N1 = V2 x N2
11,75 x N1 = 0,4989 x 8,93
N1 = 0,3792 %
Perbandingan urine : glukosa 0,4989 = 2 : 1.
Kadar glukosa dalam urine glukosa
= kadar glukosa dalam urine + kadar glukosa dalam 0,4989 %
0,3792 % = 2/3 X + (1/3 x 0,4989 %)
0,3792 = (2X + 0,4989) : 3
3 x 0,3792 = 2X + 0,4989
2X = 1,1376 – 0,4989
X = 0,3194 %

34
Catatan :
1. Penitiran urine murni berfungsi sebagai pengontrol.
2. Penekanan pengubahan soal 1 terletak pada variasi pencampuran urine dan
glukosa (perbandingan antara urine : glukosa) misalnya 4:3; 3:2; 3:1 dst

V. PERTANYAAN DAN TUGAS


1. Gambarkan diagram analisis kadar glukosa dalam urine menggunakan metode
titrimetri.
2. Dalam analisis ini jelaskan indikator titik akhir titrasi sehingga titrasi dapat
dihentikan.
3. Mengapa titrasi dilakukan pada saat mendidih? Jelaskan.

35
7. IDENTIFIKASI HORMON CHORION GUNODOTROPIN DALAM
URINE

I. TUJUAN
Setelah mengikuti eksperimen ini, mahasiswa diharapkan dapat :
1. Memahami fungsi hormon Chorion Gunadotropin dalam urine.
2. Terampil melakukan identifikasi hormon Chorion Gunadotropin dalam urine.

II. DASAR TEORI


Selama kehamilan, dalam urine wanita terdapat HCG (Human Chorion
Gunadotropin). HCG (Human Chorion Gunadotropin) adalah hormon yang
dihasilkan oleh jaringan plasenta yang sedang berkembang sesaat setelah terjadi
pembuahan (ovulasi), yaitu 8 hari setelah ovulasi. Konsentrasi HCG terus
menerus meningkat sampai mencapai puncaknya yaitu kirakira 60 hari sampai
80 hari kehamilan atau kirakira 8 minggu setelah haid terakhir, lalu turun pada
masa kehamilan berikutnya.
Setelah bersalin, kadar HCG akan turun dengan cepat dan kembali normal
dalam beberapa hari. Penentuan adanya HCG dapat dilakukan dengan teknik
immunologik. Dengan cara ini kehamilan sudah dapat dideteksi pada hari ke 3  6
setelah terlambat haid. Pada kehamilan normal kehadiran dan meningkatnya
konsentrasi hormon HCG dalam waktu yang singkat.

III. ALAT DAN BAHAN


Alat :
1. Strip HCG Tester
2. Bekerglass

Bahan :Sampel urine (minimal 2 jenis sesuai instruksi dosen pengampu).

36
IV. CARA KERJA
1. Tampung urine segar, yaitu urine pertama kali dipagi hari setelah bangun tidur
dalam wadah yang bersih.
2. Celupkan strip HCG Tester ke dalam urine sesuai dengan tanda panah batas garis
maksimal selama 3  6 detik.
3. Angkat strip HCG Tester tersebut, tunggu 1  5 menit.
4. Hasil dibaca : bila muncul dua garis merah muda, maka hasilnya positif. Bila
muncul satu garis merah muda, hasilnya negatif.

Kontrol band

Tes band
Batas air seni Positif hamil Negatif
Tidak hamil

V. PERTANYAAN DAN TUGAS


1. Jelaskan secara lengkap apa yang dimaksud dengan hormon chorion
gunadotropin.
2. Media apakah yang dipakai untuk analisis hormon chorion gunadotropin?.
3. Mengapa terjadi perbedaan hasil pada strip HCG Tester, jelaskan dengan
pendekatan reaksi kimia.

37
8. PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH
Prinsip pemeriksaan golongan darah ini adalah proses alglutinasi
(penggumpalan). Syarat aglutinasi adalah apabila ada percampuran antara
aglutinogen dan aglutinin yang sesuai, misalnya aglutinogen A dengan aglutinin
Alpha atau adanya titer/kadar aglutinin yang cukup tinggi terhadap aglutinogen
yang akan digumpalkan. Atas dasar ini dapat dilakukan tranfusi darah dengan
menghindari terjadinya aglutinasi atau penggumpalan darah.
Dalam eritrosit mengandung aglutinogen A dan B serta aglutinin alpha
dan beta. Dengan pegertian tersebut maka ada 4 macam golongan darah, yaitu
golongan darah A, B, AB dan O. Pembagian tersebut dikatakan pembagian darah
menurut sistem ABO (Tabel 2).
Tabel 2 Golongan darah. Aglutinin dan Aglutinogen
No Golongan Aglutinogen Aglutinin( di plasma)
darah (di eritrosit)
1 A A Beta ()
2 B B Alpha ()
3 AB A dan B -
4 O - Alpha dan beta

Bahan dan Alat


1. Anti serum dari orang yang telah diketahui golongan darahnya, yaitu tes serum
anti A ( Aglutinin ) dan tes serum anti B ( aglutinin ). Aglutinin beta diambil
dari orang bergolongan darah A, aglutinin alpha diambil dari orang yang
bergolongan darah B.
2. Lancet
3. Gelas Obyek
Cara Kerja:
1. Ambil darah dari ujung jari
2. Teteskan darah pada kedua ujung gelas objek (ujung kanan dan ujung kiri)
3. Tetesan kanan diberi serum anti A dan tetesan kiri diberi serum anti B
4. Ratakan atau diaduk
5. Lihat adanya penggumpalan ( aglutinasi )

38
Tabel Kriteria Penggumpalan darah

Golongan darah Tes anti A Tes Anti B Tes anti AB


A + - +
B - + +
AB + + +
O - - -

Keterangan : + = terjadi penggumpalan - = tidak terjadi penggumpalan

39
9. TUGAS CEP (Chemoentrepreneurship)

TUJUAN
Setelah melakukan tugas ini, mahasiswa diharapkan dapat :
1. Membuat proposal PKM dengan tema pemanfaatan bahan alam
2. Menemukan sebuah prosedur membuat produk CEP berbasis bahan alam.
3. Menjelaskan melalui presentasi atau demonstrasi prosedur pembuatan
yang telah ditemukan secara teknis laboratorium.

Catatan :
 Kegiatan 9 adalah kegiatan pengayaan yang akan dikoordinasikan lebih
lanjut oleh dosen pengampu praktikum.
 Mahasiswa berkewajiban mencari sumber pembelajaran sesuai dengan
tema yang telah ditetapkan.
 Teknis pelaksanaan kegiatan dapat berupa praktikum masal, demonstrasi
atau presentasi yang akan ditentukan kemudian oleh dosen pengampu.

40
DAFTAR PUSTAKA

Alberts, B. D. Bray, J. Lewis, M. Raff, K. Roberts dan J.D. Watson. 1994. Biologi
Molekuler Sel. Edisi kedua, Mengenal Sel. Diterjemahkan oleh Alex Tri
Kantjono W. Gramedia Pustaka Utama. 346

Harper, H.A., Rodwell, V.W., Mayes, P.A., 1979. Biokimia. Diterjemahkan oleh
Mullawan, M. Penerbit Buku Kedokteran E. G. C. Jakarta.

Heddy, S. 1987. Biologi Pertanian. CV. Rajawali. Jakarta.

Lehninger, A.L. 1993. Dasar-dasar Biokimia. Diterjemahkan oleh Thenawidjaja,


M. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Kirby, Lorne., 1990. DNA Fingerpriting, An Introduction. Stockton Press. 365 pp.

Mantell, SH., Matthews, J.A. and McKee. 1985. Principles of Plant


Biotechnology. An Introduction to Genetic Engineering in Plants. Black
Well Scientific Publications Oxford. 269 .

Molecular Expressions. 2005. Plant Cell Structure. www.micro.magnet.fsu.edu.

Schumm, D.E. 1993. Intisari Bikomia. Diterjemahkan oleh Sadikin, M. Binarupa


Aksara. Jakarta.

Stansfield, W.D., 1983. Theory and Problem of Genetic. Schaum’s Outline Series.
McGraw-Hill Book Company. 281 pp.

Sudarmadji, S. Bambang H dan Suhardji. 1984. Prosedur Analisa untuk Bahan


Makanan dan Pertanian. Liberty. Yogjakarta. 188 hal.

The National Health Museum. 1999. Structure of DNA.


www.accessexcellence.org.

Wirahadikusumah, M. 2001. Biokimia; protein, enzim dan asam nukleat. Penerbit


ITB, Bandung

Virtual Textbook of Organic Chemistry. 1999.Carbohidrates. www.cem.msu.edu.

41

Anda mungkin juga menyukai