Nama
Npm
Prodi
Kelompok
Hari Dan Jam
Tanggal
Ko-Ass
Dosen
Objek Praktikum
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
Muhammad Vyirnando
E1G013026
Teknologi Industri Pertanian
1 (Satu)
Kamis, 08.00
06 November 2014
Weka M Sibangun
Asima Rohana Sinaga
Dra. Devi Silsia, M.Si
Fitri E Dewi Surawan, S.TP., M.Sc
Drs. Hasan Basri Daulay, M.S
IDENTIFIKASI ASAM AMINO DAN PROTEIN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kata protein berasal dari kata protos atau proteos yang berarti pertama
atau utama. Protein merupakan komponen penting sel hewan atau manusia
sehingga fungsi utama protein yaitu sebagai zat pembentukan dan pertumbuhan
tubuh. Protein adalah komponen yang terdiri atas atom karbon (C), hidrogen(H),
oksigen (O), nitrogen (N), dan beberapa ada yang mengandung sulfur dan fosfor.
Tersusun dari serangkaian asam amino dengan berat molekul yang relatif sangat
besar, yaitu berkisar 8.000 sampai 10.000. Protein yang tersusun dari hanya asam
amino disebut protein sederhana. Adapun protein yang mengandung bahan selain
asam amino, seperti turunan vitamin, lemak, dan karbohidrat, disebut protein
kompleks. Secara biokimiawi, 20% dari susunan tubuh orang dewasa terdiri dari
protein. Kualitas protein ditentukan oleh jumlah den jenis asam aminonya (Devi,
2010).
Protein murni tidak berwarna dan tidak berbau. Jika protein tersebut
dipanaskan, warnanya berubah menjadi coklat dan baunya seperti bau bulu atau
bau rambut terbakar. Keratin misalnya, yaitu protein yang monomernya banyak
mengandung asam amino sistein. Jika keratin dibakar, timbul bau yang tidak enak.
Protein alam yang murni juga tidak memiliki rasa, tetapi hasil hidrolisis protein,
yaitu proteosa, pepton, dan peptida, mempunyai rasa pahit. Pada umumnya,
protein terdapat dalam bentuk amorf dan hanya sedikit sekali yang terdapat dalam
bentuk Kristal. Protein nabati umumnya lebih mudah membentuk Kristal
dibandingkan dengan protein hewani. Protein hewani seperti hemoglobin mudah
membentuk suatu Kristal, sedangkan albumin sukar. Kandungan protein pada
setiap bahan berbeda-beda. Beberapa protein enzim, seperti tripsin, pepsin, urease,
dan katalase juga dapat membentuk Kristal (Sumardjo, 2008).
Kunci ribuan protein yang berbeda strukturnya adalah gugus pada molekul
unit pembangunan protein yang relatif sederhana dibangun dari rangkaian dasar
yang sama, dari 20 asam amino mempunyai rantai samping yang khusus, yang
berikatan kovalen dalam urutan yang khas. Karena masing-masing asam amino
mempunyai rantai samping yang khusus yang memberikan sifat kimia masing-
Kaldu Sapi
Kandungan zat gizi daging sapi Gizi adalah zat atau senyawa kimiawi yang
terdapat dalam pangan yang bermanfaat bagi pertumbuhan dan kesehatan
manusia. Setiap bahan pangan mempunyai kandungan zat gizi yang berbeda-beda
baik jumlah maupun jenisnya. Bahkan sesama bahan panganpun ada yang berbeda
jumlahnya, misalnya untuk daging sapi mempunyai kandungan protein paling
tinggi dibanding dengan daging hewan lainnya. Menurut Departemen Kesehatan
(1981), setiap 100 gram daging sapi mengandung kalori 207 kkcl, protein 18,8
gram, lemak 14,0 gram, calcium 11 mg, phosphor 170 mg dan besi 2,8 mg.
(rahman taufik dan triono agus, 2011)
Ektrak Kacang hijau
Kacang-kacangan juga merupakan sumber protein nabati yang baik salah
satu jenis kacang-kacangan yang memiliki potensi untuk dikembangkan yaitu
kacang hijau. Kandungan protein kacang hijau mencapai 24% dengan kandungan
asam amino esensial yaitu; isoleusin, leusin, lisin, metionin, fenilanin, treonin,
triptofan, dan valin. (rahman taufik dan triono agus, 2011)
BAB III
METODOLOGI
3.1. Alat dan Bahan
ALAT
BAHAN
Tabung reaksi
Cawan porselen
HNO3
Gelas objek
Pereaksi millon
Alat pemanas
Pb-asetat 5%
Pipet tetes
HCl pekat
Labu ukur
Lalu dinginkan dibawah air kran, lalu tambahkan NaOH 10% setetes
demi setetes melalui tabung hingga terbentuk lapisan.
Perhatikan perubahan warna yang terjadi. Reaksi positif bila
perbatasan antara protein dan NaOH terbentuk warna jingga.
G. Uji millon
Sediakan 4 tabung reaksi yang bersih. Lalu masing-masing isilah
dengan larutan albumin, kasein, ektrak daging, dan ektrak kacang
hijau sebanyak 2 ml.
Tambahkan 1 ml pereaksi millon.
Kemudian panaskan campuran ini, mungkin terbentuk endapan
kuning.
Selajutnya dingikan dibawah air kran, lalu tambahkan 1 tetes larutan
NaNo2 1%
Panaskan lagi, endapan/larutanya akan berwarna merah.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Pengamatan
A. Uji adanya unsur C,H, dan O
Hasil pengamatan (+/-)
No
Zat uji
Pengembunan
Pengarangan
Bau Rambut
H dan O
terbakar (N)
Kasein/susu sapi
Putih telur
Kaldu sapi
Zat Uji
Kasein/susu sapi
Putih telur
Kaldu sapi
Zat uji
PbS
Belerang (S)
Kasein/susu sapi
Putih telur
Kaldu sapi
D. Uji Biuret
No
1
Zat uji
polipeptida
menjadi ungu
2
Putih telur
Kaldu sapi
Ektrak kacang
hijau
E. Uji Ninhidrin
No
Zat Uji
Hasil Ninhidrin
Asam
amino
bebas (+/_)
1
Kasein/susu sapi
perubahan warna.
2
Putih telur
Kaldu sapi
F. Uji Xantoprotein
No
Zat Uji
Tirosin/tritifan/fenil
alanin (+/_)
Kasein/susu sapi
NO3
terdapat
endapan
warna
kuning,
dipanaskan
didinginkan + NaOH 10
tidak
ada
perubahan
warna
menjadi jingga.
2
Putih telur
Kaldu sapi
Ektrak
hijau
_
_
G. Uji millon
No
1
Zat Uji
Kasein/susu sapi
Torosin/triptofan
+ 1 ml millon terdapat
gumpalan pada larutan, lalu
dipanaskan tidak berwarna
kuning dan didinginkan +
NaNO2
lagi
dan
dipanaskan
Putih telur
Kaldu sapi
+ 1 ml pereaksi millon
menggumpal
dipanaskan
terdapat
gumpalan
berwarna merah.
4
4.2. Pembahasan
Uji adanya unsur carbon (C), hidrogen (H) dan oksigen (O) dari kempat
sampel yaitu susu sapi (kasein), putih telur (albumin), kaldu sapi, dan ektrak
kacang hijau, menujukkan hasil yang positif dalam uji pengembunan (H dan O)
dan ujiadanya (N) dengan bau rambut tetapi dalam uji adanya atom hidrogen (H)
putih telur dan ektrak kacang hijau menujukan hasil yang negtif. Jika di lihat di
literatur, (Protein adalah komponen yang terdiri atas atom karbon (C),
hidrogen(H), oksigen (O), nitrogen (N), dan beberapa ada yang mengandung
sulfur dan fosfor. (Devi, 2010).) seharusnya menujukan hasil yang positif,
kesalahan saat langkah kerja yang mungkin menyebabkan tidak terdekteksi
adanya atom carbon (C) pada putih telur dan ektrak kacang hijau.
Uji atom (N) dari ke empat sampel yaitu susu sapi (kasein), putih telur
(albumin), kaldu sapi, dan ektrak kacang hijau, menujukkan hasil yang positif,
sesuai dengan literatur, (Protein adalah komponen yang terdiri atas atom karbon
(C), hidrogen(H), oksigen (O), nitrogen (N), dan beberapa ada yang mengandung
sulfur dan fosfor. (Devi, 2010)) bahwa keempat sampel mengandung atom N,
karena setiap protein memiliki gugus amina (-NH2). Dibuktikan dengan bau
amoniak saat dipanaskan dengan cara merebus sampel yang telah dicampur
dengan NaOH 10 % sebanyak 1 ml di dalam tabung reaksi.
Uji adanya atom (S) yaitu belerang dapat digunakan untuk mengidentifikasi
adanya gugus belerang seperti sistin dan metionin dalm asam amino. Larutan yang
positif mengandung belerang ditandai dengan adanya perubahan warna atau
endapan berwarna hitam. Dari hasil percobaan menujukan bahwa ektrak kacang
hijau positif mengandung belerang dan terbuntuk warna hitam saat ditambahkan
Pb-asetat berarti PbS terbentuk, (Devi, 2010)
mengandung belerang dan tidak terjadi reaksi antara Pb-asetat dan asam amino
sehingga tidak terbentuk warna hitam. Sedangkan kasein/susu sapi tidak
mengudung S dan tidak bereaksi dengan Pb-asetat, begitupun dengan putih telur.
Seharusnya Putih telur juga kaya akan asam amino esensial seperti Lisin,
Threonin, Valin, Isoleusin, Leusin, Metionin, Fenilalanin, Tryptophan, dan
Histidin (paran, 2009) mengandung sistin dan metionin yaitu asam amino yang
mengandung gugus belerang. Mengkin kesalahan terjadi saat langkah percobaan
yang dilakukan oleh praktikan.
Uji biuret adalah uji yang paling umum digunakan untuk mendeteksi adanya
kandungan protein pada suatu zat. Dari kempat sampel yaitu susu sapi (kasein),
putih telur, kaldu sapi menujukkan hasil yang positif, yaitu terbentuk senyawa
kompleks antara Cu
2+
warnanya berubah menjadi ungu (Devi, 2010) . kecuali pada ektrak kacang hijau
tidak menunjukan adanya kandungan protein karena saat percobaan tidak terjadi
perubahan warna menjadi ungu.
Uji ninhidrin adalah uji yang digunakan untuk mendeteksi adanya asam
amino bebas atau -amino akan bereaksi dengan ninhidrin membentuk senyawa
kompleks berwarna biru. (Devi, 2010) dari kempat sampel yaitu susu sapi
(kasein), putih telur, kaldu sapi, dan ektrak kacang hijau, menujukkan hasil yang
negatif atau tidak terdapat asam amino bebas setelah diuji dengan pereaksi
ninhidrin. Seharusnya albumin mengandung -amino bebas, mungkin terjadi
kesalahan saat pelaksanaan praktikum.
Uji xantoprotein untuk medeteksi adanya protein yang mengandung asam
amino denggan inti bezene, misalnya tirosin, fenil alanin, triptopan akan
membentuk warna kuning jika tes dikatakan positif (Devi, 2010). dari kempat
sampel yaitu susu sapi (kasein), putih telur, kaldu sapi, dan ektrak kacang hijau,
hanya putih telur yang menunjukan reaksi positif.
Uji millon adalah uji yang digunakan untuk mendeteksi protein yang
mengandung tirosin dan triptofan dengan menunjukan warna merah jika protein
mengandung kedua senyawa tersebut (Devi, 2010). dari kempat sampel yaitu susu
sapi (kasein), putih telur, kaldu sapi, dan ektrak kacang hijau, yang menujukkan
hasil yang positif adalah putih telur dan ektrak kacang hijau.
BAB V
PENUTUP
5.1. kesimpulan
unsur-unsur utama penyusun protein dari kempat sampel yaitu carbon (C),
nitrogen (N) dan gugus hidroksi.
Adanya molekul-molekul peptida dari protein dapat dibuktikan dengan uji
biuret. Sehingga rekasi yang positif akan menujukan warna ungu karena
terbentuknya senyawa komleks antara Cu
2+
peptida.
. Sampel yang positif mengandung asam amino bebas akan membentuk
senyawa kompleks berwarna biru yang dibuktikan dengan pereaksi ninhidrin.
Terbukti mengandung asam amino tirosin, triptofan, dan fenil saat
percobaan adalah albumin atau putih telur karana saat uji xanthoprotein terbentuk
warna kuning dan pereaksi millon berwarna merah.
5.2. saran
Jawaban Pertanyaan
1.
apakah yang dimaksud dengan asam amino alfa dan ikatan peptida!
2.
4.
Asam Amino Dengan Gugus R Non Polar (Alanin, Vallin, Leusin, Isoleusin,
Prolin, Metionin, Phenilalanin, Triptofan.)
Asam Amino Dengan Gugus R Polar Tidak Bermuatan (Glisin, Serin,Threonin,
Cistenin, Tyrosin, Asparagin, Glutamin.
Asam Amino Dengan Gugus R Bermuatan Negatif (-) (Aspartate Dan Glutamate)
Asam Amino Dengan R Bermuatan (+) (Lysin, Arginin, Histidin)
Daftar Pustaka
Devi, Nirmala. 2010. Nutrition and Food Gizi untuk Keluarga. Jakarta: PT
Kompas Media Nusantara
Kemal E. Syarif dan Bagus Harianto. 2011. Buku Pintar Beternak dan Bisnis Sapi
Perah. Jakarta: AgroMedia Pustaka
Lehninger, A. 1988. Dasar-dasar Biokimia. Terjemahan Maggy Thenawidjaya.
Erlangga, Jakarta
Rahman taufik dan triono agus. 2011. Kacang hijau. Jakarta: PT Kompas Media
Nusantara
S, Emma Wirakusumah. 2005. Menikmati Telur Bergizi, Lezat, dan Ekonomis.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Sumardjo, Damin. 2008. Pengantar Kimia: Buku Panduan Kuliah Mahasiswa
Kedokteran dan Program Strata I Fakultas Bioeksakta. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC
Wibowo, Paran. 2009. Peran Cl- dalam Asam Basa. Penebar Swadaya. Surakarta.
Widowati, S., dan Misgiyarta. 2009. Efektifitas Bakteri Asam Laktat (BAL) dalam
Pembuatan Produk Fermentasi Berbasis Protein Susu Nabati. Balai
Penelitian Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian, Bogor