Disusun Oleh:
Kelompok 4
Kelas 2A
Dosen Pembimbing:
TAHUN 2019
BAB I
PEDAHULUAN
Air ludah atau saliva bukan hanya sekedar cairan di mulut yang dianggap
menjijikkan dan kotor. Ada banyak hal yang dapat diketahui dari air ludah. Beberapa
orang mungkin menganggap air ludah steril atau desinfektan, sehingga percaya
bahwa air ludah akan lebih cepat menyembuhkan luka. Padahal mulut adalah sarang
kuman dan bakteri. Ada lebih dari 600 jenis bakteri di dalam mulut dan air ludah
dapat menyebabkan infeksi.
Dari air ludah para ilmuan dapat mengungkap apa yang sudah dimakan dan
obat-obatan yang mungkin dikonsumsi oleh tubuh dengan cara mengambil sampel air
ludah, ilmuan juga menggunakan air ludah sebagai alat untuk mendeteksi penyakit.
Tes HIV merupakan salah satu tes yang menggunakan air ludah sebagai sampel.
Sebagian besar air ludah adalah air, tetapi juga mengndung elektrolit, bakteri,
virus, Kandungan air ludah tergantung apa yang dimasukkan ke dalam mulut, seperti
makanan yang dikonsumsi. Kandungan air ludah setiap orang pun berbeda.
Makanan di dalam mulut dihancurkan secara mekanis oleh gigi dengan jalan
dikunyah. Makanan yang dimakan dalam bentuk besar diubah menjadi ukuran yang
lebih kecil. Semakin lama mengunyah semakin baik, sebab proses penghancuran
lebih efektif. Apabila makanan menjadi semakin kecil ukurannya, maka luas
permukaan akan bertambah. Selama penghancuran makanan secara mekanis ini
berlangsung, kelenjar yang yang ada disektar mulut mengeluarkan sairan yang
disebut saliva atau air ludah. Ada 3 kelenjar yang yang mengeluarkan saliva yaitu
kelenjar tiroid, kelenjar submandibular, dan kelenjar sublingual. Kelenjar sublingual
adalah kelenjar saliva yang paling kecil, terletakdibawah lidah bagian depan. Kelenjar
submandibular atau disebut juga kelenjar submaksilar terletak di belakang kelenjar
sublingual dan lebih dalam. Kelenjar paroid ialah kelenjar saliva yang paling besar da
terletak dibagian atas mulut di depan telinga.
Saliva adalah cariran yang lebih kental dari pada air biasa. Tiap hari sekitar 1-
1,5 liter saliva dikeluarkan oleh kelenjar saliva. Saliva terdiri atas 99,24% air dan
0,58% adalah ion-ion Ca, Mg, Na, K, PO4, Cl, HCO3, SO4,dan zat-zat organic seperti
musin dan enzim amylase atau ptyalin. Musin suatu glikoprotein dikeluarkan oleh
kelenjar sublingual dan kelenjar submandibular, sedangkan ptyalin dikeluarkan oleh
kelenjar tiroid. Saliva mempunyai Ph antara 5,75 sampai 7,05. Umumnya ph saliva
sedikit dibawah 7. Enzim ptyalin (amylase) berfungsi untuk memecah molekul
amilum menjadi maltose dengan proses hidrolisis. Proses ini berjalan baik apabila
makanan dikunyah lebih halus.
1. Untuk mengidentifikasi sifat dan susunan air liur melalui uji-uji kualitatif seperti
uji Ph, uji klorida, uji sulfat dan uji fosfat.
2. Untuk mengidentifikasi sifat dan susunan air liur melalui uji-uji kealitatif seperti
uji biuret, uji millon, molisch, dan uji musin.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Saliva merupakan hasil secret kelenjar yang penting bagi tubuh. Saliva sendiri
terdiri dari 99,5% H2O serta 0,5% protein, glikoprotein dan elektrolit. Protein yang
terpenting daari saliva yaitu amylase, mucus, dan lisozim yang berperan penting
dalam fungsi saliva. Air liur atau saliva mempermudah proses penelanan dengan
membasahi partikel-partikel makanan, sehingga mereka saling menyatu serta dapat
menghasilkan pelumas karena adanya mucus yang kental dan licin. Selain itu, saliva
juga berfungsi untuk menjaga hygiene mulut karena mampu membersihkan residu-
residu makanan dalam mulut karena berfungsi sebagai penyangga bikarbonat yang
berfungsi untuk menetralkan asam dalam makanan serta asam yang dihasilkan oleh
bakteri di mulut sehingga membantu mencegah kanker. (Sherwood,2001)
Saliva terdiri dari tiga kelenjar utama (mayor) yang terdiri dari kelenjar
parotis, kelenjar submandibular, dan kelenjar sublingual serta kelenjar-kelenjar
tambahan (minor) yang terdiri dari kelenjar palatinal, kelenjar bukal, kelenjar labialis,
kelenjar lingualis dan kelenjar glossopalatinal. Setiap kelenjar memiliki hasil secret
yang berbeda-beda. Kelenjar parotis dan submandibular menghasilkan sekresi yang
bersifat serous (encer), kelenjar linguas menghasilkan secret yang mucus, serta
kelenjar-kelenjar minor sebagian besar menghasilkan secret yang mucus. Hal ini
berkaitan dengan vskositas tau kekentalan saliva. Viskositas ini sangat dipengaruhi
oleh faktor pengunyahan dan jenis makanan. Selain viskositas, Ph juga sangat
dipengaruhi oleh pengunyahan dan jenis makanan. (Sherwood,2001)
Salah satu fungsi saliva adalah sebagai buffer. Buffer adalah suatu sistem
kimiawi yang mencegah perubahan konsentrasi zat kimia lain. Buffer saliva berfungsi
untukmempertahankan ph di dalam rongga mulut agar tetap stabil jikaditambahkan
sejumlah asam atau basa. (Dorland, 2002)
Enzim memegang peran penting alam berbagai reaksi di dalam sel, sebagai
protein enzim di produksi dan digunakan oleh sel hidup untuk mengkatalisis reaksi
seperti onversi energy dan metabolism pertahanan sel. (Hart,2002)
Salah satu enzim yang terdapat dalam saliva adalah enzim amylase. Saliva
yang di sekresikan oleh kelenjar air liur selain mengandung enzim amylase juga
mengandung 99,5% air, glikoprotein, dan musin yang bekerja sebagai pelumas pada
waktu mengunyah dan menelan makanan. (Dorland,2002)
METODE
Hari : Selasa
a. Alat :
1. Indikator universal
2. Tabung reaksi
3. Glasswool (kertas whattman)
4. Lampu spiritus
5. Gelas Arloji
b. Bahan :
1. Belimbing wuluh
2. Air liur
3. NaOH 10%
4. CuSO4 0,1%
5. Pereaksi Millon
6. Pereaksi Molisch
7. HNO3 10%
8. AgNO3 2%
9. HCl 10%
10. BaCl2
11. Asam asetat encer
12. Akuades
3.3 Prosedur
a) 2 ml air liur
b) Uji PH
Air liur
Ph diketahui
c) Uji Klorida
1 ml air liur
Ditambahkan 1 ml AgNO3 2%
1 ml air liur
Ditambahkan 1 ml BaCl2
e) Uji Biuret
1 ml air liur
f) Uji Millon
1 ml air liur
g) Uji Molisch
1 ml air liur
2 ml air liur
HASIL PENGAMATAN
4.2 Dokumentasi
a. Uji Ph
No Gambar Keterangan
1 2 ml air liur dikumpulkan untuk mengukur ph
2 Menyelupkan kertas indicator kedalam air liur
b. Uji Klorida
No Gambar Keterangan
1 1 ml air liur diasamkan dengan 1 ml HNO3 10%
2 Ditambahkan 1 ml AgNO3 2%
C. Uji Sulfat
No Gambar Keterangan
1 1 ml air liur diasamkan dengan HCl 10%
2 Ditambahkan 1 ml BaCl2
3 Tidak menunjukkan adanya endapan putih (negative)
d. Uji Biuret
No Gambar Keterangan
1 1 ml air liur ditambahkan 1 ml NaOH 10%, kocok
NO Gambar Keterangan
1 1 ml air liur ditambahkan 3 tetes pereaksi millon
kemudian campuran dipanaskan baik-baik
f. Uji Molisch
No Gambar Keterangan
1 1 ml air liur ditambahkan 2 tetes pereaksi molisch
dan kocok
g. Uji Musin
No Gambar Keterangan
1 2 ml air liur ditambahkan asam asetat
PEMBAHASAN
Sifat dan susunan air liur, bobot jenis saliva merupakan cairan yang lebih
kental dibandingkan dengan air. Penentuan bobot jenis dilakukan untuk menentukan
bobot jenis saliva lebih besar dibandingkan air yang memiliki bobot jenis 1gr/Ml
dengan menggunakan alat densitometer. (Poedjiadi, 1994), namun hasil yang di
dapatkan justru lebih kecil dari pada bobot jenis air. Hal ini mungkin terjadi karena
probandus menggunakan cairan asam (dari buah) untuk membantu sekresi saliva
yang menyebabkan memperkecil bobot jenisnya.
Uji Ph air liur dengan menggunakan kertas indicator universal, dengan
mrncelupkan kertas indikaor kedalam air liur maka didapatkan ph = 7 (normal/netral).
Sedangkan kisaran ph air liur antara 5,6 hingga 7,0 dengan rata-rata ph =6,7.
Uji Klorida pada larutan menunjkkan hasil positive apabila menghasilkan
endapan putih. Pereaksi asam nitrat yang digunakan dalam uji klorida berfungsi untuk
membuat suasana menjadi asam dan mencegah endapan perak fosfat. Walaupun putih
keruh disebabkan karena Cl- berikatan dengan Ag+ membentuk AgCl (endapan
putih), dan AgNO3 akan bereaksi dengan klorida membentuk AgCl membentuk
endapan putih, maka dari itu adanya endapan putih yang dibentuk membuktikan
adanya klorida (Girindra, 1988). Hasil yang didapat dari uji klorida terbentuk
endapan putih dari AgCl pada saliva, sehingga hasil percobaan bersifat positif. Hal ini
menunjukkan bahwa dalam saliva mengandung klorida.
AgNO3 + Cl- AgCl + NO3-
Uji millon adalah pembentukan garam merkuri dari tirosin yang ternitrasi.
Tirosin merupakan asam amino yang mempunyai molekul fenol pada gugus R-nya,
berisi merkuri dan ionmerkuro dalam asam nitrat dan asam nitrit. Warna yang
mengalami perubahan kekuningan Uji Millon menunjukkan hasil positif. Hasil
percobaan menunjukkan bahwa saliva negative tidak menunjukkan perubahan warna
menjadi kekuningan, maka didalam saliva tidak mengandung tirosin.
Uji milisch merupakan uji yang paling umum digunakan untuk menghasikan
ada atau tidaknya karbohidrat karena memberikan uji positif (cincin ungu) kepada
semua karbohidrat yang lebih besar dari pada tetrosa. Uji molisch terhadap saliva
menunjukkan reaksi yang negative, karena saliva tidak mengandung karbohidrat, hal
ini dapat disebabkan oleh air liur yang dihasilkan probandus masih mengandung sisa-
sisa makanan. (Lehringer, 1988)
Hasil yang didapat pada percobaan bahwa pada uji molisch terbentuk cincin
ungu yang berarti hasilnya positif, hal ini disebabkan karena saliva yang digunakan
masih mengandung sisa-sisa makanan.
Uji musin bertujuan untuk membuktikan adanya musin dalam air liur. Pada
saat air liur ditambahkan asam asetat diperoleh endapan putih, yang membuktikan
didalam air liur terkandung musin. Asam asetat berfungsi untuk mengendapkan
musin, penambahan asam asetat akan mendenaturasi protein dalam musin sehingga
strukturnya menjadi tidak larut dan mengendap, sedangkan filtratnya merupakan zat
lain dalam air liur yang tergolong nonprotein. Untuk membuktikan endapan itu
adalah musin, maka endapan dipisahkan dengan filtratnya, kemudian diuji dengan
pereaksimillon, benedict, dan molisch.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
1. Setelah dilakukan pengujian terhadap ph air liur, mada di dapatkan ph air liur
adalah 7 (netral)
2. Uji Klorida pada air liur menunjukkan hasil positif karena adanya endapan
putih. Warna putih keruh disebabkan karena Cl- berkaitan dengan Ag+
membentuk AgCl (endapan putih)
3. Uji Sulfat, air liur diasamkan dengan laarutan HCl 10% untuk memisahkan
mineral dari filtrate. Uji sulfat menunjukkan hasil negative yang ditujukkan
tidak terjadinya endapan putih.
4. Uji Biuret menunjukkan hasil positif karena enzim amylase menunjukkan hasil
positif dengan berubahnya warna laruta menjadi warna ungu, berarti didalam
air liur mengandung ikatan peptide.
5. Uji millon pembentukan garam merkuri dari tirosin yang bernitrasi, hasil
negative tidak ada perubahan warna setelah dipanaskan.
6. 6.Uji molisch menunjukkan hasil positif yaitu terbentuk cincin ungu hal ini
disebabkan karena air liur yang digunakan masih mengandung sisa-sisa
makanan.
7. Uji musin tidak terjadi endapan putih maka hasilnya adalah negative.
6.2 Saran
Praktikum berjalan dengan lancar dan diharapkan alat-alat dan bahan
ditambah kualitas dan kuantitasnya. Sehingga setiap praktikum memiliki ketepatan
yang sama untuk melakukan praktikum.
DAFTAR PUSTAKA