Oleh :
Kelompok 1 / Offering GK-HK
Arifa Fikriya 130342615339
Erni Widya Ningtyas 130342615334
Maulidiana Finansa 130342615303
Ipraditya Langgeng Prayoga 130342615328
Suhatini 130342603499
Yolanda Wahyuning Tias 130342603500
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui kadar protein yang terdapat pada beberapa macam susu
kemasan (Bear Brand, Ultra Mini dan Bendera) menggunakan metode
formol.
2. Untuk mengetahui kadar protein yang terdapat pada beberapa macam
kaldu menggunakan metode bioret.
C. Dasar teori
a. Protein
Alat dan bahan yang digunakan dalam metode formol adalah sebagai berikut
Alat Bahan
Spektrofotometer Pereaksi Biuret
Sentrifus Trichloroacetic acid (TCA) 10%
Waring Blender Etil Eter
Aquades
Larutan Protein Standar
E. Prosedur Kerja
Prosedur Kerja metode Formol adalah sebagai berikut
Dimasukkan larutan standar (albumin powder) sebanyak 0, 0.1, 0.2, 0.4, 0.6, 0.8, dan
1 ml ke dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan air sampai volume total
masing-masing 4 ml.
Disimpan tabung reaksi pada 37◦C selama 10 menit atau pada suhu kamar 30 menit
sampai pembentukan warna ungu sempurna
Simpan tabung reaksi pada 37◦C selama 10 menit atau pada suhu kamar 30 menit
sampai pembentukan warna ungu sempurna
Sampel yang diuji harus berupa cairan, jika berbentuk padatan maka harus
dihancurkan terlebih dahulu menggunakan waring blender dengan penambahan
air. Hancuran yang diperoleh disaring kemudian disentrifus. Supernatan
didekantasi untuk digunakan pada keperluan selanjutnya. Jika cairan berupa
larutan protein seperti protein konsentrat, isolat yang tidak keruh maka persiapan
sampel hanya cukup dengan pengenceran secukupnya saja.
1 Blanko 0,1
4 Bendera 0,2
Tabel 2. Nilai Absorbansi Sampel Standar Menggunakan Metode Biuret
1 0 0,498 4,047
6 1 0,584 4,383
Analisis Data
a. Kadar Protein Menggunakan Metode Formol
Pada praktikum ini digunakan sampel susu dengan tiga merk yaitu
Bear Brand, Ultra Mini dan Bendera. Digunakan 10 ml sampel susu yang
akan di titrasi dengan 0,1 N NaOH.
1. Susu Bear Brand
Volume NaOH Blanko = 0,1 mL
Volume NaOH Bear Brand = 0,35 mL
Titrasi Formol = 0,35 – 0,1 = 0,25 mL
Informasi Gizi Susu (Protein) = 10% dalam 189 mL
% Protein Susu (dalam 10 mL) = 1,83 x 0,25
= 0,4575%
189
% Protein Susu (dalam 189 mL) = 0,4575 x
10
= 8,647%
Persentase protein dari hasil titrasi kurang dari persentase protein pada
informasi gizi pada kemasan
% Kasein = 1,63 x 0,25
= 0,4075 % dalam 10 mL
= 7,7 % dalam 189 mL
0,25
%N= x 0,1 x 14,008
10 x 10
−4
¿ 35,02 x 10 dalam 10 mL
−4
¿ 661,878 x 10 dalam 189 mL
= 0,326 % dalam 10 mL
0,2
%N= x 0,1 x 14,008
10 x 10
−4
¿ 28,016 x 10 dalam 10 mL
−4
¿ 350,2 x 10 dalam 125 mL
3. Susu Bendera
Volume NaOH Blanko = 0,1 mL
Volume NaOH Bendera = 0,2 mL
Titrasi Formol = 0,2 – 0,1 = 0,1 mL
Informasi Gizi Susu (Protein) = 11% dalam 225 mL
% Protein Susu (dalam 10 mL) = 1,83 x 0,1
= 0,183%
225
% Protein Susu (dalam 225 ml) = 0,183 x
10
= 4,1175%
Persentase protein dari hasil titrasi kurang dari persentase protein pada
informasi gizi pada kemasan
= 0,163 % dalam 10 mL
0,1
%N= x 0,1 x 14,008
10 x 10
Dari hasil analisis kadar protein susu dari berbagai macam merk
menggunakan metode formol, didapatkan hasil sebagai berikut:
Absorbansi
5
4.5
4 f(x) = 0.106942857142857 x + 3.59786666666667
3.5 R² = 0.345285345547229
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1
R = 0,3453
1. Protein Kaldu Daging Sapi
y = 0,1069x + 3,5979
3,698 = 0,1069x + 3,5979
0,1069x = 3,698 – 3,5979
0,1001
x =
0,1069
x = 0,936
2. Protein Kaldu Ikan Kuniran
y = 0,1069x + 3,5979
3,863 = 0,1069x + 3,5979
0,1069x = 3,863 – 3,5979
0,2651
x =
0,1069
x = 2,480
3. Protein Kaldu Masako Ayam
y = 0,1069x + 3,5979
3,599 = 0,1069x + 3,5979
0,1069x = 3,599 – 3,5979
0,0011
x =
0,1069
x = 0,01
G. PEMBAHASAN
Metode Biuret
Hasil analisis data menunjukkan bahwa kadar protein pada kaldu daging
sapi 0,936, pada ikan kuniran 2,48 dan pada kaldu masako ayam sebesar 0,01.
Kadar protein ikan kuniran lebih besar dari daging sapi dan kaldu masako ayam.
Menurut Syarief dan Irawati (1986), protein ikan banyak mengandung asam
amino essensial yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Selain itu protein ikan juga
mempunyai daya cerna yang tinggi. Ikan merupakan salah satu bahan pangan
yang berprotein tinggi. Pada daging ikan terdapat senyawa-senyawa yang sangat
potensial bagi tubuh karena terdiri dari 75% oksigen, 10% hidrogen, 9,5% karbon
dan 2,5% nitrogen. Berdasarkan hasil penelitian, daging ikan memiliki komposisi
kimia terdiri dari air (60-84%), protein (18-30%), lemak (0,1-2,2%), karbohidrat
(0,1%), vitamin dan mineral sisanya (Afrianto dan Liviawaty, 1989). Protein ikan
merupakan protein pada jaringan daging ikan. Protein merupakan bagian terbesar
setelah air, dan diperkirakan mencapai nilai 11%-27% (Shahidi dan Botta, 1994).
Komposisi protein ikan tersebut bervariasi menurut jenis dan spesiesnya. Ikan
kuniran merupakan salah satu hasil perikanan yang pemanfaatannya belum
optimal, karena biasanya hanya dikonsumsi langsung sebagai lauk-pauk. Ikan
Kuniran mempunyai komposisi gizi yang lengkap dengan kandungan protein
15,43% dari seluruh total gizi yang dikandungnya. Protein ikan dibedakan
menjadi miofibril, sarkoplasma dan stroma. Miofibril merupakan protein dengan
prosentase paling besar yaitu 70-80% (Rahmandar,2006).
Daging sapi merupakan daging merah yang sering dikonsumsi oleh rakyat
Indonesia. Komponen bahan kering yang terbesar dari daging adalah
proteinsehingga nilai nutrisi dagingnya pun tinggi (Muchtadi dan Sugiono, 1992).
Daging segar pada awalnya mengandung protein kasar 19% dengan nilai
kecernaan 79,09% (Dalilah,2006).
Tabel . Komposisi Daging
Bahan baku yang terdapat pada suatu produk penyedap rasa ayam dan sapi
secara umum terdiri dari: garam, gula, lemak nabati, MSG, flavour, lada, bawang,
seledri, kunyit, penguat rasa, zat pewarna dan anti gumpal (Irdasari,2009). Kaldu
siap olah yang beredar dipasaran salah satunya adalah masako. Masako adalah
bumbu kaldu penyedap yang dibuat dengan perpaduan antara daging segar
berkualitas, bumbu dan rempah pilihan, sehingga secara praktis menyempurnakan
kelezatan masakan Anda sehari-hari. Rasa dan aroma Masako sama seperti kaldu
buatan rumah (Simamora,2002).
Kaldu siap olah saat ini dirasa kurang mengandung serat alami hal ini
dapat dilihat dari komposisi bahan dan kandungan nutrisinya yang hanya
menonjolkan bahan penguat rasa (MSG dan garam) yang potensial menyebabkan
hipertensi karena tingginya kandungan garam dan lemak jenuh serta kolesterol.
Pembuatan produk kaldu instan sangat dipengaruhi oleh adanya pengental atau
bahan pembantu yang berfungsi mengikat kandungan kaldu dalam bahan sehingga
tetap tersedia setelah dilakukan pemanasan. Macam bahan pengental misalnya
dekstrin, tween 80, tepung dan lain-lain (Cahyadi, 2006). Berdasarkan
komposisinya, kandungan protein kaldu Ayam Masako memiliki kadar protein
terendah karena bahan-bahan yang digunakan pada proses pembuatan memiliki
kadar protein lebih kecil daripada kaldu dari daging maupun ikan dengan tiap
bagian tubuh kedua bahan tersebut memiliki kandung protein yang besar.
Metode Formol
H. Kesimpulan
1. Hasil perhitungan kadar protein dengan metode formol berupa; bear brand
8,647%, ultra mini 4,574%, bendera 4,1175%. Dengan melihat data yang di
peroleh maka dapat di simpulkan bahwa susu bear brand memiliki kadar protein
paling tinggi sedangkan susu bendera memiliki kadar protein yang paling rendah.
b c
a
Gambar 1 Kadar Protein Dalam Kemasan Sampel (a) Susu ultra mini, (b) Susu Frisian
Flag, (c) Susu Bear Brand
Metode Formol
a b c d e
Gambar 2 Metode Formol : (a). Susu sebelum perlakuan, (b) Susu dititrasi
dengan NaOH 0,1 N, (c) ditambahkan 2 ml formaldehid 40%, (d) dititrasi kembali
dengan larutan NaOH, (e) titrasi blanko yang terdiri dari: 20 ml aquades + 0,4 ml
larutan K-oksalat jenuh + 1 ml indikator PP + 2 ml larutan formaldehid kemudian
titrasi dengan NaOH.
Metode Biuret
a b
Gambar 3 Metode Biuret : (a). Sampel kaldu, (b) Larutan protein standart (albumin)
untuk uji penentuan protein metode biuret dengan spektrofotometer.