No PROKARIOT EUKARIOT
Bunglon merupakan sejenis reptil yang termasuk ke dalam suku (familia) Agamidae. Banyak
orang yang mengartikan bahwa bunglon mengubah warna kulitnya sebagai kamuflase atau
respon terhadap musuh dan bahaya. Padahal, sesungguhnya tidaklah demikian.
Bunglon atau londok (bahasa Sunda) memang memiliki kemampuan untuk mengubah
warna kulitnya. Tetapi, bunglon tidak bisa berubah kulit ke semua warna, melainkan hanya
ke warna-warna tertentu saja.
Lalu, mengapa bunglon dapat mengubah warna kulitnya? Tentu saja hal ini didukung oleh
adanya fungsi dalam tubuh bunglon yang mendukung fungsi tersebut.
Mempunyai sel-sel warna
Bunglon memiliki sel-sel warna di bawah permukaan kulitnya yang transparan. Di bawah
lapisan ini terdapat dua lapisan sel yang mengandung pigmen berwarna merah dan kuning
(juga disebut chromatophores). Di bawahnya lagi ada lapisan sel yang merefleksikan warna
biru dan putih. Lalu di bawahnya lagi ada lapisan melanin untuk warna coklat
Warna-warna dalam tubuh bunglon ini terjadi sesuai keadaan cahaya dan suhu di luar
tubuhnya. Jika itu terjadi, faktor kimia di dalam tubuh bunglon segera bereaksi yang
menyebabkan lapisan sel ini berkontraksi atau melebar.
Nah, kalau bunglon dalam kondisi tenang, biasanya warna yang tampak adalah warna hijau
karena sel kuningnya tidak terlalu melebar sehingga masih bisa memantulkan sel biru dari
bawahnya.
Sementara pada bunglon yang marah bisa saja warna yang nampak adalah kuning, karena
selnya melebar semua sehingga tidak menampakkan refleksi warna biru.
Jadi, perubahan kulitnya terjadi sebagai respon atas suhu, cahaya dan juga mood atau
emosinyanya.
Sumber: http://gugling.com/perubahan-warna-pada-bunglon-karena-emosi.html