Anda di halaman 1dari 13

Laporan Sementara Hari : Senin

MK. Biokimia Praktikum Tanggal : 31 Agustus 2020

PEMERIKSAAN DARAH

Disusun Oleh :

Raudhatul Aulia Eka Putri P031913411031

D III Gizi TK.2 A

Dosen pengampu:

Lidya Novita, S.Si, M.Si

Lily Restusari, M.Farm, Apt

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RIAU

2020/2021
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Darah adalah cairan yang terdapat pada hewan tingkat tinggi yang berfungsi sebagai
alat transportasi zat seperti oksigen, bahan hasil metabolisme tubuh, pertahanan tubuh dari
serangan kuman, dan lain sebagainya. Beda halnya dengan tumbuhan, manusia dan hewan
level tinggi punya sistem transportasi dengan darah. Darah merupakan suatu cairan yang
sangat penting bagi manusia karena berfungsi sebagai alat transportasi serta memiliki banyak
kegunaan lainnya untuk menunjang kehidupan. Tanpa darah yang cukup seseorang dapat
mengalami gangguan kesehatan dan bahkan dapat mengakibatkan kematian. Darah pada
tubuh manusia mengandung 55% plasma darah (cairan darah) dan 45% sel-sel darah (darah
padat). Jumlah darah yang ada pada tubuh kita yaitu sekitar sepertigabelas berat tubuh orang
dewasa atau sekitar 4 atau 5 liter.
Fungsi Darah Pada Tubuh Manusia : Alat pengangkut air dan menyebarkannya ke
seluruh tubuh, alat pengangkut oksigen dan menyebarkannya ke seluruh tubuh , alat
pengangkut sari makanan dan menyebarkannya ke seluruh tubuh, alat pengangkut hasil
oksidasi untuk dibuang melalui alat ekskresi, alat pengangkut getah hormon dari kelenjar
buntu, menjaga suhu temperatur tubuh, mencegah infeksi dengan sel darah putih, antibodi
dan sel darah beku, mengatur keseimbangan asam basa tubuh, dll. Darah cair atau plasma
darah adalah cairan darah berbentuk butiran-butiran darah. Di dalamnya terkandung benang-
benang fibrin / fibrinogen yang berguna untuk menutup luka yang terbuka.
Sifat fisik sel darah merah :
 Eritrosit merupakan diskus bikonkaf, bentuknya bulat dengan lekukan pada
sentralnya dan berdiameter 7,65 mikro meter.
 Eritrosit terbungkus dalammembran sel dengan permeabilitas tinggi. Membran
inielastis dan fleksibel , sehingga memungkinkan eritrosit menembus kapiler.
Komposisi Sel Darah Merah :
 Setiap eritrosit mengandung sekitar 300 juta molekul hemoglobin.
 Jumlah sel darah merah padalaki laki sehat berukuran rata rata adalah 4,2 sampai
5,5juta sel permilimeter kubik.
 Jumlah sel darah merah pada peremppuan sehat berukuran rata rata , jumlah sel
darah merahnya  antara 3,2 sampai 5,2 juta sel per milimeter kubik.
Golongan darah merupakan sistem pengelompokkan darah yang didasarkan pada jenis
antigen yang dimilikinya. Antigen dapat berupa karbohidrat dan protein (Nadia et al, 2010).
Sistem penggolongan darah ABO pertama kali ditemukan oleh Karl Landsteiner pada tahun
1900 dengan mencampur eritrosit dan serum darah para stafnya. Landsteiner, dari
percobaantersebut menemukan 3 dari 4 jenis golongan darah dalam sistem ABO, yaitu A, B,
dan O. Golongan darah yang keempat, yaitu AB ditemukan pada tahun 1901 (Farhud)
Golongan darah ABO pada manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang
terkandung dalam darahnya. Pemeriksaan golongan darah untuk mendeteksi keberadaan
antigen di permukaan membran sel darah merah dengan cara mereaksikan darah manusia
dengan anti A dan anti B. Penggunaan serum untuk pemeriksaan golongan darah jarang
dilakukan. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis perbedaan hasil pemeriksaan golongan
darah sistem ABO menggunakan serum dan reagen dengan metode slide. Bahan yang
digunakan adalah darah manusia golongan A,B,AB dan O serta reagen anti A, anti B dan anti
AB. Pemeriksaan golongan darah dengan metode slide, penilaian menggunakan skoring
( likert scale).

1.2 TUJUAN UMUM

1. Mengetahui penentuan golongan darah


2. Mengetahui pemeriksaan hemoglobin diaspect
3. Mengetahui pemeriksaan hemoglobin Easy Touch
4. Mengetahui penentuan kadar trigliserida darah
5. Mengetahui penentuan kadar kolesterol darah
6. Mengetahui penentuan kadar glukosa darah
7. Mengetahui penentuan asam urat darah

1.3 Tujuan Khusus

Berdasarkan uji coba, diharapkan mahasiswa dapat :

1.) Penentuan golongan darah

Melaksanakan uji dan menentukan golongan darah


2.) Pemeriksaan hemoglobin diaspect

Mengetahui pemeriksaan hemoglobin dengan menggunakan Hb Diaspect dan

Membantu menegakkan diagnosa penyakit anemia

3.) Pemeriksaan hemoglobin easy touch

Mengetahui pemeriksaan hemoglobin dengan menggunakan Easy Touch dan

Membantu menegakkan diagnosa penyakit anemia.

1.4 Prinsip

1.) Penentuan golongan darah

Terbentukatau tidaknya penggumpalan pada darah ketika ditambah aglutinin/serum

(A, B, anti Rhesus).

2.) Pemeriksaan hemoglobin diaspect

Pengukuran konsentrasi hemoglobin pada semua darah berdasarkan metode fotometri

dengan menggunakan alat Diaspect.

3.) Pemeriksaan hemoglobin easy touch

Pengukuran konsentrasi hemoglobin pada semua darah berdasarkan metode fotometri

dengan menggunakan alat Easy Touch GCHb

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penentuan golongan darah

A. Darah
Darah merupakan suspense sel dan fragmen sitoplasma di dalam cairan yang disebut
dengan plasma. Secara keseluruhan darah dapat dianggap sebagai jaringan pengikat dalam
arti luas karena pada dasarnya terdiri atas unsur-unsur sel dan subtansi interselular yang
berbentuk plasma. Secara fungsional darah merupakan jaringan yang dalam artiannya
menghubungkan seluruh bagian-bagian dalam tubuh sehingga merupakan integritas. Darah
yang merupakan suspense tersebut terdapat gen dimana gen merupakan cirri-ciri yang dapat
diamati secara kolektif atau fenotifnya dari suatui organism. Pada organisme diploid, setiap
sifat fenotif dikendalikan oleh setidak-tidaknya satu pasang gen dimana satu pasang anggota
tersebut diwariskan dari setiap tetua. Jika anggota pasangan tadi berlainan dalam efeknya
yang tepat terhadap fenotifnya, maka disebut alelik. Alel adalah bentuk alternatif suatu gen
tunggal, misalnya gen yang mengendalikan sifat keturunannya (Subowo,1992).
Darah mempunyai fungsi antara lain: mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh
tubuh, mengangkut karbondioksida dari jaringan tubuh ke paru-paru, mengangkut sari-sari
makanan ke seluruh tubuh, mengangkut sisa-sisa sari makanan dari seluruh jaringan tubuh ke
alat-alat eksresi,mengangkut hormone dari kelenjar endokrin ke bagian tubuh tertentu,
mengangkut air untuk diedarkan ke seluruh tubuh, menjaga stabilitas tubuh dengan
memindahkan panas yang dihasilkan oleh alat-alat tubuh yang aktif ke alat-alat tubuh yang
tidak aktif, menjaga tubuh dari infeksi kuman dengan membentuk antibodi (Abbas, 1997).

B. Penentuan Golongan Darah


Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang
terkandung dalam darahnya. Individu dengan golongan darah A, memiliki sel darah merah
dengan antigen A dipermukaan membran sel dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B
dalam serum darahnya. Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada
permukaan sel darah merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum
darahnya. Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A
dan B serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A atau B. Sedangkan individu
dengan golongan darah O (nol) memiliki sel darah tanpa antigen, tapi memproduksi antibod
terhadap antigen A dan B (Samsuri, 2004).
Penggumpalan darah terjadi karena fibrinogen (protein yang larut dalam plasma) diubah
menjadi fibrin yang berupa jaring-jaring. Perubahan tersebut disebabkan oleh thrombin yang
terdapat dalam darah sebagai pritrombin. Pembentukan thrombin dari protrombin tergantung
pada adanya tromboplastin dan ion Ca2+ (Poejadi, 1994).
Dari data golongan darah ternyata orang eropa umumnya bergolongan darah A atau
AB sedang Australia bergolongan darah A dan O. Bila darah yang tidak cocok dicampur
sehingga aglutinin plasma anti A atau anti B dicampur dengan sel darah merah yang
mengandung aglutinogen A atau B, terjadilah aglutinasi sel darah merah berikut ini aglutinin
melekatkan diri pada sel darah merah. Karena aglutinin mempunyai dua tempat pengikatan
( tipe IgG ) atau ( tipe IgM ), maka satu aglutinin dapat melekat pada dua atau lebih sel
darah merah yang berbeda pada waktu yang sama dengan demikian menyebabkan sel saling
melekat satu sama lain. Keadaan ini menyebabkan sel- sel menggumpal bersama-sama yang
merupakan proses aglutinasi. Kemudian, gumpalan ini menyumbat pembuluh darah kecil
diseluruh system sirkulasi. (Poejadi, 1994).
Pemberian darah sebagai terapi bagi orang sakit sebelumnya akan diuji kecocokannya
antara darah donor dan darah penderita. Uji ini dimaksudkan agar tidak terjadi reaksi
transfusi yang bisa membahayakan jiwa si penerima darah. Karena transfusi darah yang tidak
cocok dengan resipien dapat berbahaya, maka darah yang disumbangkan, secara rutin
digolongkan berdasarkan jenisnya; apakah golongan A, B, AB atau O dan Rh-positif atau Rh-
negatif. Sebagai tindakan pencegahan berikutnya, sebelum memulai transfusi, pemeriksa
mencampurkan setetes darah donor dengan darah resipien untuk memastikan keduanya cocok
: teknik ini disebut cross-matching (Anonim¹, 2013).
Penggolongan darah dilakukan dengan cara berikut ini mula-mula sel darah merah
diencerkan dengan saline. Kemudian satu bagian dicampur dengan aglutinin anti A
sedangkan bagian yang lain dicampur dengan aglutinin anti B. Setelah beberapa menit,
campuran tadi diperiksa di bawah mikroskop. Bila sel darah merah menggumpal artinya
“teraglutinasi “. Sel darah merah golongan O tidak mempunyai aglutinogen dan oleh karena
itu tidak bereaksi dengan serum anti A atau anti B. Golongan darah A mempunyai
aglutinogen A dan karena itu beraglutinasi dengan aglutinin anti A. Golongan darah B
mempunyai aglutinogen B dan beraglutinasi dengan serum anti B. Golongan darah AB
mempunyai aglutinogen A dan B serta beraglutinasi dengan kedua jenis serum (Samsuri,
2004).
Seperti antibodi yang lain, aglutinin adalah gamma globulin, dihasilkan oleh sel-sel
yang menghasilkan antibodi terhadap setiap antigen yang lain. Kebanyakan adalah molekul
imunoglobin IgM dan IgG. Aglutinin ini dihasilkan oleh orang-orang yang tidak mempunyai
aglutinogen dalam sel darah merahnya, karena sejumlah kecil antigen golongan A dan B
memasuki tubuh melalui makanan, bakteri, atau dengan cara lain, dan zat-zat ini
memprakarsai perkembangan agglutinin Anti-A atau Anti-B. Sebagai contoh, infuse antigen
golongan A ke dalam resipien yang memiliki golongan darah non-A akan menyebabkan
reaksi imuns yang khas dengan pembentukan agglutinin dalam jumlah yang lebih besar
daripada sebelumnya. Bayi yang baru lahir juga mempunyai aglutinin dalam jumlah sedikit,
berarti pembentukan aglutinin hampir seluruhnya terjadi setelah lahir (Subowo, 1992).
Orang dengan genotip O tidak menghasilkan aglutinogen dan karena itu golongan darahnya
adalah O. Orang dengan genotip OA atau AA menghasilkan aglutinogen tipe A dan karena
itu mempunyai golongan darah A. Genotip OB dan BB menghasilkan golongan darah B. Dan
tipe genotip AB menghasilkan golongan darah AB (Abbas, 1997).
Bila tidak terdapat aglutinogen tipe A dalam sel darah merah seseorang maka dalam
plasmanya akan terbentuk antibodi yang dikenal sebagai aglutinin anti A. Demikian pula, bila
tidak terdapat aglutinogen tipe B di dalam sel darah merah, maka dalam plasmanya terbentuk
antibody yang dikenal sebagai aglutinin anti B. Golongan darah O meskipun tidak
mengandung aglutinogen tetapi mengandung aglutinin anti A dan anti B; golongan darah A
mengandung aglutinogen tipe A dan aglutinin tipe B; dan golongan darah B mengandung
aglutinogen tipe B dan aglutinin anti A. Akhirnya golongan darah AB mengandung kedua
aglutinogen A dan B tetapi tidak mengandung aglutinin sama sekali.

C.Hemoglobin
Hemoglobin merupakan senyawa dalam sel darah merah yang berfungsi
mengangkut oksigen ke dalam sel-sel tubuh. Menurut penelitian John W. Adamson
(2005) dalam Makawekes (2016) yang menyatakan pada perokok berat terjadi
peningkatan kadar hemoglobin. Peningkatan ini terjadi karena reflek dari mekanisme
kompensasi tubuh terhadap rendahnya kadar oksigen yang berikatan dengan hemoglobin
akibat digeser oleh karbon monoksida yang mempunyai afinitas terhadap hemoglobin yang
lebih kuat, sehingga tubuh akan meningkatkan proses hematopoiesis lalu meningkatkan
produksi hemoglobin, akibat dari rendahnya tekanan parsialoksigen (PO2) di dalam tubuh.
Melepaskan hemoglobin ke dalam plasma, yaitu suatu keadaan yang disebut “
Hemolisis “ sel darah merah. Kadang-kadang bila darah resipien dan darah donor tidak
cocok, segera terjadi hemolisis sel darah merah dalam darah sirkulasi. Dalam hal ini antibodi
menyebabkan lisis sel darah merah dengan mengaktifkan sistem komplemen yang
selanjutnya melepaskan enzim-enzim proteolitik (kompleks litik) yang merobek membran
sel.
Fungsi utama dari sel-sel darah merah yang juga dikenal sebagai eritrosit adalah
mengangkut hemoglobin dan seterusnya mengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan.
Selain mengangkat hemoglobin, sel-sel darah merah juga mempunyai fungsi lain. Contohnya,
ia mengandung banyak sekali karbonik anhidrase yang mengkatalisis reaksi antara
karbondioksida dan air, sehingga meningkatkan kecepatan reaksi bolak-balik ini beberapa
ribu kali lipat. Cepatnya reaksi ini membuat air dalam darah dapat bereaksi dengan banyak
sekali karbondioksida, dan dengan demikian mengangkutnya dari jaringan menuju paru-paru
dalam bentuk ion bikarbonat (HCO3⁻). Hemoglobin yang terdapat dalam sel juga merupakan
dapar asam-basa (seperti juga pada kebanyakan protein), sehingga sel darah merah
bertanggungjawab untuk sebagian besar daya pendaparan seluruh darah.
Kandungan hemoglobin normal rata-rata dalam darah adalah 16 g/dL pada pria dan 14 g/dL
pada wanita dan semuanya berada di dalam sel darah merah. Pada tubuh seorang pria 70 kg,
ada sekitar 900 g hemoglobin; 0,3 g hemoglobin dihancurkan dan 0,3 g disintesis setiap jam (
Abbas, 1997).
Sintesis hemoglobin dimulai dalam proeritroblas dan kemudian dilanjutkan sedikit
dalam stadium retikulosit, karena ketika retikulosit meninggalkan sumsum tulang, dan masuk
ke dalam aliran darah, maka retikulosit tetap membentuk sedikit hemoglobin selama beberapa
hari berikutnya.
Tahap dasar pembentukan hemoglobin. Pertama, suksinil-Ko.A, yang dibentuk dalam
siklus kreb, berikatan dengan glisin untuk membentuk molekul pirol. Kemudian, empat pirol
bergabung untuk membentuk protoporfirin IX, yang kemudian bergabung dengan besi untuk
membentuk molekul heme. Akhirnya, setiap molekul heme bergabung dengan rantai
polipeptida panjang, yang disebut globin, yang disintesis oleh ribosom, membentuk suatu
subunit hemoglobin yang disebut rantai hemoglobin. Tiap-tiap rantai ini mempunyai berat
molekul kira-kira 16.000; empat dari molekul ini selanjutnya akan berikatan satu sama lain
secara longgar untuk membentuk molekul hemoglobin yang lengkap.
BAB III
METODE
3.1 Alat

1. Kartu tes golongan darah (Jika tidak ada bisa diganti object glass)

2. Kapas

3. Blood Lancet

4. Auto Lancet

5. Darah kapiler

6. Paket golongan darah

 Bahan

1. Alkohol swab

2. Aglutinin a (serum alfa)

3. Aglutinin b {serum beta)

4. Aglutinin AB

5. Aglutinin D (antirhesus)

3.2 ALAT & BAHAN


1. Alat Diaspect
2. Kuvet
3. Blood lancet
4. Auto lancet
5. Alkohol swab
6. Tissu

3.3 ALAT & BAHAN


1. Alat Easy Touch GCHb
2. Tes strip
3. Alkohol Swab
4. Auto Lancet
5. Blood lancet

3.4 Prosedur

Siapkan kartu uji kertas golongan darah object glass yang telah di beri nomor
1-4

Sterilkan salah satu ujung jari dengan kapas yang telah dibasahi dengan
alkohol 70%

Tusukkan lancet dengan hati-hati dan mantap ke ujung jari yang telah steril,
lalu tekanlah ujung jari hingga darah keluar

Teteskan darah pada kartu uji/kertas golongan darah/object glass sebanyak 4


kali pada tempat yang berbeda sesuai nomor

Teteskan aglutinin a (serum alfa) sebanyak 1 tetes pada sampel darah


pertama, lalu aduklah dengan gerakan memutar menggunakan tusuk gigi.
Amatilah apa yang terjadi

Lakukan langkah nomor 5 untuk aglutinin b (serum beta), dan aglutinin D


(serum anti Rhesus)

3.4.1 Pemeriksaan hemoglobin diaspect

Bersihkan ujung jari tangan dengan kapas yang telah dibasahi alkohol
(alkohol swab)

Tusuk ujung jari dengan blood lancet hingga keluar darah


Bersihkan darah yang keluar satu kali

Kemudian kuvet diletakkan di atas tefesan darah yang ke-2.

Masukkan kuvet ke dalam alat diaspect

Ditunggu (±15 detik) hingga keluar skala pembacaan pada alat Diaspect

3.4.2 pemeriksaan hemoglobin easy touch

Bersihkan tangan dengan sabun dan air lalu keringkan

Hidupkan alat Easy Touch GCHb

Masukkan kode alat (chip) yang terdapat pada botol strip test Hb

Masukkan test Strip Hb sampai terlihat tampilan kode dan simbol tetesan
darah dialat

Bersihkan ujung jari dengan alkohol pad.


Tembakkan blood lancet pada ujung, tetesan darah pertama di usap dengan
alkohol pad

Teteskan darah berikutnya di zona reaksi tes strip

Tunggu selama ± 6 detik

Baca kadar Hb yang ditampilkan di layar


DAFTAR PUSTAKA

Abbas, Muhammad.Golongan Darah Manusia. Jakarta:Erlangga.1997.

Poejadi. Golongan Darah. Jakarta: Erlangga.1994.

Rahman, Darmawati, dan Kartika. 2019. Penentuan Golongan Darah Sistem Abo Dengan
Serum Dan Reagen Anti-Sera Metode Slide. GASTER Vol. 17 No. 1 Februari
2019.

Samsuri.Hemoglobin Darah. Graha Ilmu: Yogyakarta.2004.

Subowo.Macam-macam Golongan Darah. Penebar Swadaya: Jakarta.1992

Anda mungkin juga menyukai