PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.3 Tujuan
Diharapkan dari makalah ini mahasiswa/i mengetahui dan memahami tentang kelenjar
pituitary serta mampu menjelaskan kembali tentang :
1 Gambaran umum kelenjar endokrin
2 Anatomi fisiologi dari kelenjar pituitari
3 Hormon yang dihasilkan kelenjar pituitary beserta fungsinya
4 Mekanisme kerja kelenjar pituitari
5 Gangguan klinis kelenjar pituitari
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Gambaran Umum Kelenjar Endokrin
Sistem endokrin berinteraksi dengan sisitem saraf untuk mengatur dan mengkoordinasikan
aktivitas tubuh. Pengendalian endokrin diparenteral oleh pembawa pesan kimia atau hormon.,
yang dilepaskan oleh kelenjer endokrin ke dalam cairan tubuh, diaborbsi oleh aliran darah, dan
dibawa melalui sistem sirkulasi menuju jaringan (sel) target. Hormon memepengaruhi sel target
melalui reseptor hormon, yaitu suatu molekul protein yang memiliki sisi pengikat untuk hormon
tertentu. Reseptor hormonal tubuh biasanya lebih lambat, durasi lebih lama, dan distribusinya
lebih luas daripada respons langsung otot dan kelenjer terhadap stimulasi sistem saraf.
2.1.1 Karakeristik kelenjer endokrin diantaranya :
1. Kelenjer endokrin tidak memiliki duktus. Kelenjer ini mensekresi hormon langsung
ke dalam cairan jaringan di sekitar sel-selnya, sebaliknya kelenjer eksokrin seperti
kalenjer saliva, mensekresi produknya ke dalam duktus.
2. Kelenjer endokrin biasanya mensekresi lebih dari satu jenis hormon. (kelenjer
paratiroid yang hanya mensekresi hormon paratiroid merupakan suatu pengecualian)
a. Dalam tubuh manusia telah diindetifikasi sekitar 40 sampai 50 jenis hormon.
b. Hormon-hormon baru ditemukan diberbagai bagian tubuh termasuk disaluran
gastrointestinal (GI), sistem saraf pusat (SSP) dan saraf perifer.
3. Konsentrasi hormon dalam sirkulasi adalah rendah
a. Hormon yang bersirkulasi dalam aliran darah hanya sedikit jika dibandingkan
dengan zat aktif biologis lainnya, seperti glukosa dan kolesterol.
b. Walaupun hormon dapat mencapai sebagian besar sel tubuh, hanya sel target
tertentu yang memiliki reseptor spesifik yang dapat dipengaruhi.
4. Kelenjer endokrin memiliki persediaan pembuluh darah yang baik
Secara mikroskopik, kelenjer tersebut terdiri dari kardo atau sejumlah sel sekretori
yang dikelilingi banyak kapiler dan ditopang jaringan ikat.
(1) Enzim protein kinase mengkatalis reaksi fosforilasi khusus (transfer gugus
fosfat) untuk enzim kunci dalam sitoplasma.
(2) Setiap molekul protein kinase mengaktivasi berbagai molekul yang sesuai
dengan enzimnya. Dengan demikian, suatu kosentrasi rendah dari hormon yang
bersikulasi dapat diperkuat sehingga mengakibatkan aktivasi enzim intraseluler
utama.
d. Aktivasi enzim oleh protein kinase
mengakibatkan efek fisiologis dan
reaksi kimia, bergantung pada sifat
bawaan sel.
e. cAMP terurai dengan cepat oleh
enzim intraseluler fosfodisterase. Ini
akan membatasi durasi efek cAMP.
a. hormon steroid, hormon tiroid, dan beberapa jenis hormon polipeptida menembus
membran untuk masuk kedalam sel. Hormon tersebut berikatan dengan reseptor internal
bergerak dalam sitoplasma atau nukleus sel.
c. gen kemudian diaktivasi oleh kompleks ini untuk membentuk transkripsi mRNA, yang
akan berdifusi ke dalam sitoplasma.
d. mRNA kemudian ditranslansi menjadi protein dan enzim yang memicu respons seluler
terhadap hormon.
(2) Mekanisme kontol umpan balik juga terlibat dalam stimulasi atau inhibisi sekresi
hormon.
a. umpan balik negatif. Jika peningkatan kadar zat hormon atau nonhormon dalam
darah mengakibatkan inhibisi sekresi hormon selanjutnya, maka mekanisme ini
disebut sistem umpan balik negatif.
b. Umpan balik positif. Jika kadar zat hormon atau nonhormon dlam darah
mengakibatkan peningkatan sekresi pada kelenjer endokrin, mekanisme ini
disebut sistem umpan balik positif.
(3) Pelepasan hormon dari kelenjar endokrin juga dapat distimulasi oelh implus saraf
yang menjalar disepanjag serabut saraf dan langsung berakhir pada sel kelenjer, atau
seperti pada bagian posterior kelenjer hipofisis, distimulasi oleh neurosekresi yang
tersimpan dalam kelenjer sebagai hormon.
Disamping system saraf vegetative, pada hewan dan manusia terdapat kemungkinanan
pengaturan lebih lanjut mengenai lingkungan dalamnya yaitu pengaturan oleh hormone
(endokrin). Jika system saraf khususnya mengatur pengahantar informs yang cepat dan terarah
maka system endokrin terutama berfungsi untuk pengaturan fungsi sel yang global dan
berlangsung lebih lama. Pengaturan ini terjadi melalui penghantar informasi kimia yaitu
hormone (zat pembawa berita). Hormon dalam arti sempit ialah senyawa yang secara fisiologik
berkhasiat tinggi, yang terbentuk dalaam organ atau jaringan tertentu (yang disebut kelenjar
mensekresi di dalam), dibebaskan langsung ke aliran darah dan jauh dari tempat terbentuknya
menimbulkan pengaruh khusus pda organ selanjtnya (organ yang dituju).
(Dr.rer.nat.Dr.med.Ernst Mutschler.2006 )
-Pars Nervosa terhubung dengan hipotalamus otak. Bagian ini mengandung ujung akson
dari neuron neurosekrotori dan hipotalamus dari sel-sel seperti sel neuroglia (pituisit), yang
dipercaya tidak memiliki fungsi sekretori.
-Pars Infundibulium (batang saraf) menghubungkan neurohipofisis dengan otak.
2.2.2 Asal Embriologi Lobus
a. Adenohipofisis berasal dari pertumbuhan, envaginasi (kantong Rathke), epitellium
pada bagian dasar rongga mulut primitif.
b. Neurohipofisis dibentuk dari tonjolan tabung saraf kearah bawah di bagian dasar
hipotalamus. Bagian ini mempertahankan hubungan langsung saraf dengan otak
melalui infundibulum.
2.2.3 Hubungan Hipofisis dan Hipotalamus
a. Sistem Portal Hipotalamus Hipofisis
(1) Suplai darah ke lobus posterior (neurohipofisis) terjadi melalui dua arteri
hipofisis anferior, yang merupakan cabang arteri karotis internal, memasuki
lobusposterior dan membentuk jaringan-jaringan kapiler.
- Suplai darah ke lobus anterior (hipofisis) adalah tidak langsung. Arteri hipofisis
superior (cabang arteri karotis interna) memasuki bagian tenggah tonjolan
hipotalamus dan batang infundibulum sehingga membentuk jarring-jaring kapilar
pertama.
(2) Jaring kapilar pertama dialiri vena portal hipofisis, yang menjadi awal jaring
kapilar kedua dibagian bawh lobus anterior.
(3) Sistem portal hipotalamus-hipofisis mengacu pada kedua jaring kapilar diatas
(satu dihipotalamus dan satu lagi dalam adenohipofisis) dan vena yang terletak
diantara keduanya. Melalui sistem ini, hormone yang diproduksi di hipotalamus
langsung dibawa ke adenohipofisis tanpa memasuki sirkulasi darah besar.
b. Hubungan Saraf
(1) Lobus posterior diinervasi langsung oleh neuron nucleus supraoptik dan nucleus
paraventrikular dalam hipotalamus. Aksonnya memanjang menuruni batang
infundibulum sebagai traktus saraf hipofisis-hipotalamus untuk masuk ke neuron
hipofisis.
-Neuron hipotalamus mensekresi dua neurohormon, oksitosin dan hormone
antideuretik (ADH) yang dibawa disepanjang akson dan disimpan dalam
neurohipofisis.
- Hormon dilepas oleh neurohipofisis berdasarkan sinyal dari neuron hipotalamus.
(2) Lobus anterior tidak memiliki hubungan saraf langsung dengan hipotalamus.
Hormone hipofisis anterior juga dilepas berdasarkan sinyal dari hipotalamus, tetapi
melalui hubungan vaskular.
Kelenjar hipofisis, yang dikontrol langsung oleh otak melalui hipotalmus, memberikan
kontrol endokrin pada berbagai fungsi fisiologis utama. Hipotalamus dibagi lagi menjadi
beberapa nuclei dan secara samar-samar disebut sebagai area yang mengelilingi ventrikel
ketiga pada dasar bagian medial otak depan. Sebagian hipotalamus yang paling penting untuk
funngsi endokrin adalah nucleus paraventrikel, periventrike, supraoptik, dan arkuata serta
hipotalamus ventromedial. Hipofisis terletak diluar tengkorak, tepat dibawah hipotalamus dan
terdiri dari tiga bagian: hipofisis anterior, lobus intermediate (pada manusia hamper vestigial)
dan hipofisis posterior. Kelenjar bagian anterior terbentuk dari jaringan yan berasal dari atap
mulut dan kadang-kadang disebut sebagai adenohipofisis. Kelenjar posterior merupakan
pertumbuhan hipotalamus itu sendiri kearah bawah, dan disebut sebagai neurohipofisis. Semua
hormone hhipofisis dapat berupa peptida maupun protein. Karena menyesuaikan dengan asal
perkembangannya, adenohipofisis dan neurohipofisis ini dikontrol dalam cara berbeda-beda.
Namun demikian sifat utama dari regulasi hormone-hormon ini adalah bahwa neuron
hipotalamus yang mengontol hormone-hormon hipofisis diaktivasi oleh signal neuron dan
melepaskan zat kimia dengan cara yang persis sama seperti sel saraf lainnya, walaupun sinyal ini
dilepas ke dalam aliran darah dan bukan ke celah sinaps.(Jerey Ward, Robert Clarke & Roger
Linden.2007)
Ketika
teraktivasi, neuron-
neuron
magnoseluler ini melepaskan oksitosin atau ADH ke sirkulasi umum, dimana hormone-hormon
ini kemudian dapat mencapai jaringan target yang relevan untuk menghasilkan efek yang
diinginkan. Sinyal yang mendorong pelepasan hormone kelenjar posterior, seluruhnya adalah
sinyal neuronal, sehingga hormone-hormon tersebut dikatakan terlibat dalam refleks
neuroendokrin. Hormon-hormon ini bekerja dalam waktu yang lebih singkat (beberapa menit)
daripada sebagian besar peristiwa endokrin (beberapa jam hingga hari). Pelepasan ADH
dikontrol oleh mekanisme umpan balik negatif konvensional berdasarkan osmolitass plsma.
Nmun demikian, oksitosin terlibat dalam mekanisme umpan balik positif.
2.5.3 Pelepasan Hormon Hipofisis Secara Pulsatif
Hormon yang dilepaskan dari hipotalamus cenderung terdapat didarah secara pulsatif
(terputus-putus), dan bukan sebagai sekresi kontinu. Keadaan ini didapatkan melalui aktivasi
neuron pelepas neuron hipotalamus secara sinkron. Pelepasan episosik memiliki impliksi yang
menonjol terhadap kerja sistem endokrin.
2.5 Gangguan Klinis Kelenjar Pituitari
Sindrom klinis yang ada kaiatannya dengan kelainan fungsi kelenjar hipofisis antara lain
mencakup gangguan-gangguan akibat kekurangan dan kelebihan hormone. Diantaranya yaitu :
2.5.1 Abnormalitas Sekresi GH
-Kerdil (dwarfism). Hiposekresi (defesiensi) GH selama masa kanak-kanak
mengakibatkan pertumbuhan terhenti. Hormon pertumbuhan manusia digunakan ecara
terapeutik dalam kasus dwarfism hipofisis.
-Gigantisme. Hiperseksresi (sekresi berlebihan) GH selama masa remaja dan sebelum
penutupan lempeng epifisis mengakibatkan pertumbuhan tulang panjang yang berlebihan
(gigantisme hipofisis).Jenis sekresi berlebihan ini biasanya disebabkan oleh tumor hipofisis
yang sangat jarang terjadi.
-Akromegali. Hipersekresi GH setelah penutupan lempeng epifisis tidak menyebabkan
panambahan tulang panjang, tetapi menyebabkan pembesaran yang tidak proporsional pada
jaringan, penambahan ketebalan tulang pipih pada wajah, dan memperbesar ukuran tangan
dan kaki. Hal ini juga tidak umum.
2.5.2 Sekresi Abnormal ADH
(1) Hiposekresi mengakibatkan diabetes insipedius, yang ditandai dengan rasa haus yang
berlebihan, juga produksi urin yang berlebihan. Hal ini terjadi karena kerusakan pada
hipotalamus atau lobus posterior atau karena kegagalan ginjal merespon ADH. Kondisi ini
diatasi dengan pemberian ADH dalam jumlah kecil.
(2) Hipersekresi kadang terjadi setelah hipotalamus mengalami cidera atau karena tumor.
Hal ini mengakibatkan retensi air,dilusi cairan tubuh, dan peningkatan volume darah.
LAMPIRAN