PENDAHULUAN
perannya
untuk
mempresentasikan
antigen,
berbagai
penelitian
membuktikan bahwa MHC juga berperan dalam meneruskan sinyal yang menyebabkan
fosforilasi intraselular dan mengatur survival dan proliferasi sel.
Gambar 2. Interaksi antara MHC kelas I dengan CD8+ dan MHC kelas II dengan CD4+
BAB II
MAJOR HISTOCOMPATIBILITY COMPLEX (MHC) KELAS I
MHC kelas I dan II menunjukan perbedaan dalam multiple residue, tidak seperti halnya
protein alel lain yang hanya berbeda dalam residu tunggal. Mekanisme lain yang diduga
berperan dalam menghasilkan polimorfisme adalah gene conversion atau copy substitution
dan rekombinasi.
Tabel 1. Gambaran Major Histocompatibility Complex (MHC) Kelas I
Unsur
MHC kelas I
Rantai Polipeptida
(44-47 kD)
2-mikroglobulin (12 kD)
Domain 1 dan 2
menyatakan bahwa HLA-A25 dan HLA-A26 anak dari HLA-A10, dengan demikian dapat
diartikan bahwa HLA-A10 adalah antigen umum yang membawa ciri antigen privat HLAA25 dan HLA-A26. Kombinasi alel pada setiap lokus kromosom tunggal biasanya
diturunkan sebagai satu unit, dan ini disebut haplotip. Setiap individu memiliki haplotip
sesuai dengan kromosom yang diturunkan oleh orang tuanya, masing-masing satu haplotip
dari ibu dan satu haplotip dari ayah. Sesuai dengan hokum Mendel, maka HLA pada 2 orang
bersaudara menunjukan kemungkinan 25% identik (kedua haplotipnya sama), 50% semi
identik (hanya satu haplotip sama) dan 25% non identik (tidak ada haplotip yang sama).
1. Ekspresi terus menerus MHC kelas I, secara umum diekspresikan pada hampir semua sel
berinti.
2. Ekspresi molekul MHC kelas I pada permukaan sel ditentukan oleh kecepatan transkripsi.
Mungkin ada regulasi pasca transkripsi, tetapi efeknya kecil.
3. Transkripsi dan ekspresi berbagai jenis gen dan molekul MHC kelas I diatur secara
terkoordinasi. Pada banyak sel, 2 mikroglobulin diatur secara terkoordinasi dengan
rantai MHC kelas I, walaupun gen 2 mikroglobulin tidak terletak pada lokus MHC.
Namun demikian, transkripsi molekul MHC kelas I dapat diatur dalam satu sel secara
independen.
4. Sitokin merupakan modulator utama kecepatan transkripsi gen MHC kelas I dalam
banyak jenis sel. Hal ini merupakan mekanisme amplifikasi respons imun sel T yang
penting karena sebagian besar sitokin yang meningkatkan ekspresi MHC disekresi oleh
sel T, dan MHC merupakan komponen dari ligand yang dikenal dan direspons oleh sel T.
Pada sebagian besar jenis sel INF-, dan meningkatkan ekspresi MHC kelas I.
TNF dan LT juga dapat meningkatkan ekspresi MHC kelas I. Efek sitokin ini diperantarai
oleh peningkatan transkripsi gen sebagai akibat pengikatan faktor transkripsi pada sekuen
DNA gen MHC kelas I yang berfungsi sebagai regulator.
11
BAB III
KESIMPULAN
Major Histocompatibility Complex (MHC) adalah sekumpulan gen yang ditemukan pada
semua jenis vertebrata. Berdasarkan distribusinya dalam jaringan dan struktur molekul, antigen
MHC pada manusia dibagi dalam 2 kelas utama, yaitu: antigen MHC kelas I dan MHC kelas II.
Protein MHC kelas I ditemukan pada semua permukaan sel berinti. Protein ini bertugas
mempresentasikan antigen peptida ke sel T sitotoksik (Tc). Sel T sitotoksik CD8+ dapat
mengenali antigen, misalnya peptide virus, bila peptide virus tersebut terikat pada molekul MHC
kelas I. MHC kelas I merupakan antigen utama yang berperan pada proses penolakan jaringan
transplantasi dan sitolisis sel yang terinfeksi virus; antigen inilah yang berperan sebagai antigen
sasaran yang dikenal oleh limfosit T sitotoksik (CD8+).
12
DAFTAR PUSTAKA
Szczepanski T. Willemse MJ, Bronkhof B, von Wering ER, van der Burg M, van Dongen JM.
Comparative analysis of Ig and TCR gene rearrangement at diagnosis and at relapse of
childhood precursor-B-ALL provides improved strategic for detectionof stable PCR targets
for monitoring of minimal residual disease. Blood 2002; 99(7): 2315-23
Emery P. RNase protection assay. Methods Mol Biol 2007; 362: 343-48
Weissensteiner T, Griffin HG, Griffin AM. PCR technology: Current innovations. 2 nd ed. Boca
Roton. Florida, CRC Press 2003
Boedina Kresno Siti. Imunologi: Diagnosis dan Prosedur Laboratorium. Edisi kelima, cetakan
ke-1: 2010. Badan Penerbit FKUI. Jakarta, 2010
David S. Wilkes, William J. Burlingham. 2004. Immunobiology of organ transplantation.
Springer. ISBN 978-0-306-48328-8.
Pandjassarame Kangueane. 2009. Bioinformation Discovery: Data to Knowledge in Biology.
Springer. ISBN 978-1-4419-0518-5.
13