Kolesterol sendiri tidak larut dalam darah, untuk itu perlu berikatan dengan
pengangkutnya yaitu lipoprotein, yaitu low-density lipoprotein (LDL) atau high-
density lipoprotein (HDL). Kolesterol yang normal harus di bawah 200 mg/dl. Apabila
di atas 240, anda berisiko tinggi terkena serangan jantung atau stroke. Mengukur kadar
kolesterol dengan metode CHOD-PAP2. Menjelaskan nilai normal kolesterol serta
kadar patologis dari hasil. Melakukan diagnosa dini penyakit apa saja yang disebabkan
oleh hasil kolesterol abnormal / patologis melalui bantuan hasil praktikum yang
dilakukan. Metabolisme lipoprotein dapat dibagi atas 3 jalur, yaitu jalur
metabolisme eksogen, jalur metabolisme endogen danjalur reverse cholesterol
transport pathway (RCTP) (Poedjiadi,1994)
Makanan berlemak yang kita makan terdiri dari trigliserida dan kolesterol.
Selain lemak yang berasal dari makanan, dalam usus juga terdapat kolesterol dari
hati yang dieksresi bersama empedu ke usus halus.Baik lemak diusus halus yang
berasal dari makanan maupun berasal dari hati disebut lemak eksogen.Trigliserid dan
kolesterol dalam usus halus akan diserap kedalam enterosit mukosa usus
halus.Trigliserid akan diserap sebagai asam lemak bebas sedang kolesterol sebagai
kolesterol.Didalam usus halus asam lemak bebas akan dirubah lagi menjadi
trigliserd,sedang kolesterol akan mengalami esterifikasi menjadi kolesterol ester dan
keduanya bersama fosfolipid dan apolipoprotein akan membentuk lipoprotein yang
dikenal dengan kilomikrom. (Poedjiadi,1994)
HDL mengangkut kolesterol dari sel-sel untuk kembali ke liver. Semakin tinggi
kadar HDL, semakin baik bagi kita. Progesteron, anabolic steroid, dan testosteron
cenderung menurunkan HDL, sementara estrogen menaikkan kadar HDL
(Wmann,1995)
4.2.2 Rasio Kolesterol
Biasanya diberikan hasil kolesterol sebagai rasio kolesterol total terhadap
kolesterol HDL (hal ini sama dengan menyatakan kolesterol total dibandingkan dengan
kolesterol HDL) (Kartikawati,2012)
Menurut American Heart Association (AHA), rasio sebaiknya di bawah 5:1
dengan jumlah optimal 3.5:1. Mungkin juga untuk membandingkan kolesterol LDL
dengan kolesterol HDL untuk mendapatkan rasio ( sama saja dengan menyatakan rasio
kolesterol LDL terhadap kolesterol HDL). Dalam hal ini, rasio harus di bawah 3.5.
Bagaimanapun, AHA merekomendasikan untuk menggunakan angka mutlak untuk
kolesterol dibandingkan rasio. Alasannya angka mutlak dapat membantu dokter
memutuskan tipe penyembuhan yang dibutuhkan pasien dibandingkan rasio
(Wmann,1995)
4.3 Kolesterol LDL.
Kolesterol LDL merupakan kolesterol jahat yang membawa lipoprotein
dengan kerapatan rendah (low-density lipoproteins). Sebaiknya kadar kolesterol LDL
rendah karena berkaitan dengan risiko lebih tinggi penyakit jantung. Kolesterol LDL
atau Lemak yang Jahat Kolesterol LDL adalah lemak yang jahat, karena bisa
menimbun pada dinding dalam dari pembuluh darah, terutama pembuluh darah kecil
yang mensuplai makanan ke jantung dan otak. Timbunan lemak itu makin lama makin
tebal dan makin keras, yang dinamakan arteriosklerosis, dan akhirnya menyumbat
aliran darah. Kolesterol LDL yang optimal adalah bila kadarnya dalam darah di bawah
100 mg/dl. Kolesterol LDL 100 129 mg/dl dimasukkan kategoriperbatasan
(borderline), apabila di atas 130 dan disertai factor risiko lain seperti merokok, gemuk,
diabetes, tidak olahraga, apalagi jika sudah mencapai 160 atau lebih, maka segera perlu
diberi obat (Wmann,1995)
Kurang dari 100 = Optimal
100-129 = Mendekati optimal
130-159 = Batas normal tertinggi
160-189 = Tinggi
Lebih dari 190 = Sangat tinggi (Wmann,1995)
LDL adalah pengangkut kolesterol dari liver ke sel-sel. Bila terlalu banyak
LDL, kolesterol akan menumpuk di dinding-dinding arteri dan menyebabkan sumbatan
arteri (aterosklerosis). Semakin rendah kadar LDL, semakin kecil risiko Anda terkena
serangan jantung dan stroke. Faktor risiko penyakit jantung dan stroke lainnya
menentukan seberapa tinggi LDL Anda seharusnya dan penanganan apa yang tepat
bagi Anda (Poedjiadi,1994)
4.3.1 Menghitung kolesterol LDL
Bila trigliserida kurang dari 400 mg/dL, dokter dapat menghitung kadar LDL
kolesterol berdasarkan kadar kolesterol total, kolesterol HDL dan trigliserida yang
telah diperiksa. Persamaan yang digunakan dokter : Kolesterol LDL = kolesterol total-
( kolesterol HDL + trigliserida/5 ). Hanya dokter yang sebaiknya menentukan cara
terbaik untuk mengevaluasi dan menafsirkan kadar kolesterol. Diskusikan dengan
dokter bila memiliki pertanyaan tentang kadar kolesterol atau cara terbaik untuk
mengurangi risiko terkena penyakit jantung (Kartikawati,2012)
Almatsier, Sunita. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
Kee, Joyce LeFever. 1997. Buku Saku Pemeriksaan Laboratorium dan Diagnostik
dengan Implikasi Keperawatan. Jakarta: EGC.
Panil, Z, 2007. Memahami Teori dan Praktik Biokimia Dasar Medis untuk Mahasiswa
Kedokteran, Keperawatan, Gizi dan Analis Kesehatan: EGC. Jakarta.
Pembahsan hasil
Pada pengujian kali ini didapat kadar kolesterol total di dalam darah sebesar
137,51 mg/dL dengan nilai standar deviasinya sebesar 5,57 dan RSD sebesar 4,05%..
tujuan dari menghitung standar deviasi adalah untuk menyatakan besarnya keragaman
sampel yang didapatkan. Semakin besar nilai standar deviasi yang didapatkan maka
semakin besar pula keragaman sampel, begitu pula sebaliknya yakni jika standar
deviasi yang didapatkan kecil maka sampel semakin tidak beragam.
Pada hasil percobaan tersebut didapatkan nilai kolesterol total sebesar 137,51
mg/dL. Nilai tersebut menyatakan bahwa kadar kolesterol masih dapat dikatakan
normal karena masih dibawah 200 mg/dL. Apabila melebihi 240 mg/dL maka dapat
beresiko tinggi terkena serangan jantung dan stroke. Hiperkolesterol bias disebabkakn
oleh beberapa faktor, diantaranya adalah makanan, keturunan, kelebihan berat
badan(obesitas), merokok serta kurangnya aktivitas fisik.. Makanan yang banyak
mengandung kolesterol dengan kadar lemak jenuh akan meningkatkan kadar kolesterol
LDL (Low Density Lipoprotein), Trigliserida dalam darah. Lemak jenuh sendiri
didapatkan dari daging dan produk olahan susu. Selain itu, beberapa minyak tumbuhan
juga diketahui memiliki kadar lemak jenuh yang tinggi seperti minyak yang terbuat
dari buah kelapa dan sawit.
Tingginya kadar kolestrol LDL di dalam darah dapat menyebabkan
aterosklerosis, yaitu mengerasnya timbunan lemak pada dinding bakteri. Hal ini
dikarenakan sifatnya yang sangat mudah sekali melekat dalam pembuluh darah. Lemak
yang tertimbun dan terakumulasi jumlahnya dalam suatu area akan terjadi proses
pengerasan sehingga dapat menyumbat aliran darah dalam pembuluh darsh. Pembuluh
darah yang menjadi koridor transportasi proses mengalirnya substansi metabolisme
tubuh akan berakibat sangat fatal jika tersumbat. Dari rusaknya dinding arteri, sehingga
menggaggu kelancaran aliran darah ke otot jantung dan organ tubuh yang lain bias
mengakibatkan serangan jantung.
Aterosklerosis tidak hanya dipicu dari tingginya konsumsi makanan berlemak,
namun juga merokok. Ketika manusia merokok, zat oksidan semakin banyak terlepas
akibat dari respon masuknya racun dari rokok yang terhisap. Zat oksidan inilah yang
membuat dinding pembuluh darah rusak dan membuat kolesterol LDL semakin mudah
tersangkut di area kerusakan yang ditimbulkan oleh zat oksidan tersebut. Kemudiannya
kolesterol yang tersangkut tersebut kian tertimbun dan menimbulkan sumbatan
sehingga pembuluh darah menjadi mengeras dan terjadilah aterosklerosis
Mencegah aterosklerosis cukup dengan merubah gaya hidup dengan banyak
aktivitas olahraga dan menjaga pola makan membatasi dengan bijaksana makanan
yang berlemak.