MUSYARRAFAH
BAGIAN BIOKIMIA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR MATARAM
URIN
Cairan sisa metabolisme yang dieksresikan oleh ginjal yang kemudian dikeluarkan dari
dalam tubuh melalui proses urinasi.
Urin merupakan campuran yang terdiri dari 96 % air dan 4 % zat-zat terlarut
Berasal dari makanan atau sisa-sisa metabolisme tubuh (sebagian besar urea, kreatinin
dan asam urat) dan Bahan terlarut seperti Ion Natrium, Kalium, fosfat dan sulfat, ion
Kalsium, magnesium, dan bicarbonat. Juga terdapat hormon, vitamin dan obat
Komposisi urin bervariasi, tergantung dari :
Diet
Status gizi
Kecepatan metabolisme
Fungsi ginjal.
Berat Jenis
Berrat jenis ukuran semi-kuantitatif mengenai densitas urin
BJ mencerminkan konsentrasi urin
BJ berbanding lurus dengan warna urin
Konstrasi urin ingin diukur pemeriksaan osmolalitas urin
BJ meningkat :
Konsentrasi Protein Urine 100-500 mg/dl
Ketoacidosis
Konsentrasi Glukosa > 1000 mg/dl
BJ menurun :
Urin dengan pH > 6.5
Konsentrasi Urea > 1 g/dl
mampu
mengekskresikan ion hidrogen melalui
sejumlah meknisme pengaturan terhadap
konsentrasi ion hidrogen dalam darah
GLUKOSA
Adanya glukosa dalam urin disebut Glukosuria
Glukosuria dapat terjadi karena:
peningkatan kadar glukosa dalam dara yang melebihi kapasitas maksimum
tubulus untuk mereabsorbsi glukosa, seperti pada DM, sindroma Cushing
dll;
ambang rangsang ginjal yang menurun seperti pada renal lekosuria,
kehamilan dan sindroma Fanconi
Cara pengukuran :
cara reduksi ion cupri menjadi cupro Uji Benedict
enzimatik
Kelemahan :
Didapatkan hasil positif palsu pada urin yang mengandung bahan reduktor
selain glukosa seperti galaktosa, fruktosa, laktosa, pentosa, formalin,
glukuronat, obat-obatan seperti streptomycin, salisilat, vitamin C
GLUKOSA
GLUKOSA
KETON
Keton produk dari pemecahan asam lemak
Adanya keton dalam urin mengindikasikan tubuh lebih banyak menggunakan
lemak untuk menghasilkan energi dibandingkan menyimpan lemak
Zat-zat keton dalam urin adalah:
Aceton
Asam aceto asetat
Asam beta-hidroksibutirat
KETON
UROBILINOGEN
UROBILINOGEN
Peningkatan eksresi urobilinogen urin mungkin disebabkan oleh kelainan
hati, saluran empedu, atau proses hemolisa yang berlebihan di dalam tubuh
Prinsip : garam diazonium yang stabil bereaksi cepat dengan urobilinogen
dalam suasana asam menghasilkan azo merah
Nilai normal : <= 1
Zat pengganggu (false positive)
Obat-obatan seperti phenazopyridin, aspirin
Bilirubin (3+)
Pemeriksaan dilakukan setelah asupan zat hidrat arang yang banyak
BILIRUBIN
Bilirubin adalah hasil dari perombakan hemoglobin yang dibentuk dalam sistem
retikulum endothelial, kelenjar limpa dan sel Kupffer di hati
Adanya bilirubin dapat mengindikasikan adanya keadaan patologik (kelainan hati
atau saluran empedu)
Adanya bilirubin dalam urin disebut Bilirubinuria
Prinsip : berdasarkan reaksi diazo yaitu reaksi antara bilirubin dengan garam diazo
dalam suasana asam membentuk warna azobilirubin
Zat pengganggu (false positive)
Pigmenturia
Obat-obatan yang berwarna dan dalam jumlah yang besar seperti phenothiazine atau chlorpromazine,
asam mefenamat, phenazopyridine/ethoxazene
DARAH
Adanya darah pada urin disebut hematuria
Adanya darah dalam urin konsisten dengan beragam kemungkinan
penyebab berkisar mulai dari keganasan, infeksi saluran kemih (ISK),
hingga kontaminasi dari menstruasi
Uji carik celup lebih peka terhadap hemoglobin dan myoglobin daripada
eritrosit, karena itu konfirmasi mikroskopik sangat dibutuhkan
Zat Pengganggu (false positive)
Adanya oksidator kuat (detergent, pemutih)
Peroksidase yang dihasilkan oleh bakteri
Darah dari kontaminasi saat haid
HEMATURIA
NORMAL
NITRIT
Adanya bakteri penyebab infeksi pada saluran kemih (mis E.coli) dapat mereduksi nitrat
menjadi nitrit
Prinsip : berdasarkan reaksi Griess yaitu nitrit bereaksi dengan sulfanilamida aromatik
pada media buffer asam dan membentuk garam diazonium yang akan bergabung dengan
3-hidroksi-1,2,3,4- tetrahidro-7,8-benzoquinon, menghasilkan zat warna azo.
Intensitas dari pembentukan warna merah diukur dari konsentrasi nitrit dalam urin tapi
dikatakan tidak berhubungan dengan tingkat beratnya infeksi
Untuk hasil maksimal diperlukan urin pagi atau urin minimal 4 jam dalam kantung kemih
PROTEIN
Adanya protein dalam urin disebut Proteinuria
Proteinuria menandakan ekskresi ginjal yang abnormal; baik akibat glomerulus yang
bocor ataupun ketidakmampuan tubulus mereabsorbsi protein secara normal
Proteinuria juga dapat mencerminkan adanya sel atau darah dalam urin
Proteinuria dapat dideteksi dengan:
Dengan asam sulfosalicyl Tes ini tidak spesifik, walaupun sensitif dengan kadar protein 0.002%
Pemanasan dengan asam acetat Dapat mendeteksi protein dengan kadar 0.004%
Negatif false dapat terjadi karena pemberian asam acetat yang berlebihan
Positif false :
MIKROALBUMINURIA (MAU)
Mikroalbuminuria menandakan peningkatan ekskresi albumin urin yang
dapat dideteksi melalui test dipstik urin
Tingkat ekskresi albumin urin <20 mg/24 jam mencerminkan diabetes
nefropati dan penyakit ginjal kronis lainnya
Saat ini, American Diabetes Association dan National Kidney Foundation
merekomendasikan untuk skrining MAU dengan penetuan laju ekskresi
albumin menggunakan urin sewaktu (>20 mg/menit) atau mengukur rasio
albumin-kreatinin menggunakan urin acak (>25 mg/mmol atau 30 mg/g)
Urine 24 jam
(mg/24 jam)
< 30
< 20
< 30
Mikroalbuminuria
30 -299
20 199
30 299
Makroalbuminuria
300
200
300
Kategori Albuminuria
Normal
Urin Sewaktu
Urin yang dikemihkan sewaktu-waktu, spesimen ini baik untuk pemeriksaan glukosa
Urin Post-Prandial
Urin yang dikemihkan 2 jam setelah makan, spesimen ini biasanya untuk
pemeriksaan glukosa
Urine 3 porsi
Urin yang ditampung dengan 3 (tiga) bagian, Bagian
I : 20 - 30 ml pertama, Bagian II : Urin berikutnya, Bagian III : urin sepertiga bagian
terakhir.
Biasanya untuk mengetahui lokasi kelainan saluran kemih,atau infeksi prostat
Urine 24 Jam
Sampel urin yang dikumpulkan selama 24 jam. Biasanya untuk pemeriksaan kimia
kuantitatif
TERIMA KASIH