Anda di halaman 1dari 49

METODOLOGI PEMERIKSAAN

LABORATORIUM PENYAKIT HATI II


Yuyun Norwahyuni
Pembimbing: dr. Maimun ZA. M.Kes. Sp. PK
SPEKTROFOTOMETER
Definisi : Alat yang digunakan untuk mengukur
absorbansi dengan cara melewatkan cahaya dengan
panjang gelombang tertentu pada suatu obyek kaca
atau kuarsa yang disebut kuvet.3
HUKUM BEER_LAMBERT
Hukum Lambert-Beer menyatakan hubungan linieritas
antara absorban dengan konsentrasi larutan analit dan
berbanding terbalik dengan transmitan. 4

RUMUS  A = e.b.c
dimana :
A = absorban
e = absorptivitas molar
b = tebal kuvet (cm)
c = konsentrasi
SINGLE BEAM

DOUBLE BEAM
IN SPACE

DOUBLE BEAM
IN TIME
How does a spectrophotometer work?5
LAB SENTRAL
RSSA

Single Beam

Double Beam
Fungsi Hati
1. Fungsi Vaskuler : tes media kontras radiografi
2. Fungsi Ekskretorik : bilirubin urin-serum, sterkobilin
tinja, asam empedu, tes BSP
3. Fungsi Metabolik : tes toleransi glukosa, kolesterol,
lipoprotein, protein serum(albumin, globulin),
fibrinogen, fak tor-faktor pembekuan, ceruloplasmin)
4. Fungsi Pertahanan Tubuh : Detoksifikasi (konjugasi
bilirubin) dan Perlindungan (IgG, IgM, IgA, ANA test,
AMA test)
Pemeriksaan Enzim Hati

• SGOT / AST
• SGPT / ALT
• LDH ( Lactic Dehidrogenase)
• ALP ( Alkaline Phospatase)
• GGT ( Gamma Glutamyltransferase)
Hepatosit dan Lokasi Enzim pada Organella-nya
MITOKONDRIA
SITOSOL

MIKROSOM

PERMUKAAN
KANALIKULI
ASPARTAT AMINOTRANSFERASE (AST)

• Aspartate aminotransferase (AST) merupakan


enzim yang mengkatalisasi transfer suatu
gugus amino dari asam amino spesifik (L-
glutamate atau L-aspartate) pada ketoacids
spesifik (α-ketoglutarate atau oxaloacetate).
lanjutan

• Tidak spesifik untuk hati, karena juga terdapat


pada miokardium, otot skeletal, ginjal, otak,
lien, dan paru
• Menandakan adanya kerusakan dari sel
• Memiliki waktu paruh 17 jam
METODE PEMERIKSAAN
• Reaksi antara oxaloacetate dengan 2,4-
dinitrophenylhydrazine (DNPH) menghasilkan
suatu blue hydrazone yang diukur absorbansi
pada 505 nm.
• Reaksi Karmen:
− Metode ini digunakan pada lebih dari 80%
laboratorium.
− Malat dehydrogenase (MDH) digunakan untuk
mengubah oksaloasetat menjadi L-malat.
− Penurunan absorbansi pada 340 nm, yang
disebabkan NADH digunakan untuk mengikuti
perjalanan reaksi AST.
• Diazonium dye coupling (colorimetric)
Reaksi dipantau dengan mengukur
peningkatan absorbansi dari produk reaksi
diazonium.
COBAS C 501
• Aspartate Aminotransferase acc. to IFCC with
pyridoxal phosphate activation
COBAS C 501
• Aspartate Aminotransferase acc. to IFCC
without pyridoxal phosphate activation
SPESIMEN
• Serum atau plasma.
• Heparin, oxalate, EDTA, and citrate tidak
menyebabkan inhibisi
• Serum hemolisis tidak dapat digunakan
• Pada prosedur colorimetric hanya
menggunakan serum atau plasma heparin.
REFERENSI INTERVAL
IFCC, dengan pyridoxal phosphate, 37°C
• Dewasa: M: 14-45 U/L
F: 13-37 U/L
• Bayi: aktivitas 2x lebih besar dibanding
dewasa,menurun saat usia 6 bulan.
ALANIN AMINOTRASFERASE (ALT)
• Enzim yang mengkatalisasi transfer gugus
amino L-alanine dan L-glutamate pada
ketoacids α-ketoglutarate dan pyruvate.
lanjutan

• Enzim yang terdapat di hati (kadarnya tinggi),


jantung, otot skelet dan ginjal
• Terletak di sitoplasma
• Lebih spesifik untuk kelainan hati
METODE PEMERIKSAAN
• Metode Reitman & Frankel:
Dinitrophenylhydrazine coupling (colorimetric)
• Metode Wróblewski and LaDue : Enzymatic
(ultraviolet monitoring)

Piruvat sebagai produk reaksi ALT direduksi


menjadi laktat oleh NADH. Tidak adanya ADH
diukur dengan spectrophotometri 340 nm.
lanjutan
• Alanine Aminotransferase acc. to IFCC without
pyridoxal phosphate activation
Cobas 501
• Aspartate Aminotransferase acc. to IFCC with
pyridoxal phosphate activation
SPESIMEN
• Serum
• Oxalate, heparin, dan sitrat tidak menghambat
aktivitas enzimatik tetapi menimbulkan
kekeruhan ringan.
• Hindari spesimen hemolisis.
INTERFERENSI
• Hemolisis (>300 mg/dL hemoglobin)
• Ikterik (bilirubin <40 mg/dL) dan lipemik
(triglyserida <3000 mg/dL) tidak
mempengaruhi pengukuran ALT.
• Metronidazole (Flagyl) dapat mempengaruhi
pengukuran.
REFERENSI INTERVAL
• Dewasa normal: 8 to 47 U/L
• Aktivitas ALT tergantung pada usia.
Ratio De Ritis
• Formula perbandingan antara AST/ALT (GOT-GPT
ratio)
• Dapat dipakai untuk diagnosa banding penyakit
hati, tanpa ada kelaianan lain yang meningkatkan
AST.
• Intepretasi :
– Rasio < 1 : pada hepatitis akut, bendungan empedu
ekstrahepatik yang tidak ganas (kerusakan ringan).
– Rasio > 1 : : penyakit liver yang berkaitan dengan
alkohol abuse dan suatu keadaan yang berkembang
menjadi sirosis.
γ-GLUTAMYLTRANSFERASE
• Secara primer ditemukan pada liver dan traktus
bilier tract, dan sedikit pada jantung, ginjal,
pancreas, kelenjar prostat dan limpa.
• Berfungsi untuk mempermudah transpor asam
amino melewati membran sel.
• γGT lebih spesifikuntuk problem hepatobilier
dibandingkan ALP.
• Untuk mendiagnosa kelainan hati terutama
tumor hati dan sirosis alkoholik.
METODE PEMERIKSAAN
Cobas 501
SPESIMEN
• Serum atau plasma (lithium heparin or Na
heparin).
• Sebaiknya dipisahkan kontak dengan sel dalam
2-4 jam.
• EDTA dan sitrat tidak mempengaruhi
pemeriksaan.
INTERFERENSI
• Adanya lipemia atau ikterus menyebabkan
penurunan aktivitas tetapi hanya bila
triglyserida > 2000 mg/dL dan total bilirubin
>40 mg/dL.
REFERENSI INTERVAL
• Dewasa
♂ = 55 U/L
♀ = 38 U/L
• Tergantung umur dan jenis kelamin
• Referensi interval berdasarkan metodologi,
temperatur pengukuran aktivitas GGT, dan
poulasi.
ALKALINE PHOSPHATASE
• Enzim yang dapt ditemukan pada liver, tulang,
plasenta, saluran cerna, dan ginjal, terutama
pada tepi sel traktus bilier dan osteoblast.
• Diekskresi dari liver ke dalam empedu.
• Digunakan untuk diagnosis penyakit liver dan
obstruksi bilier.
METODE PEMERIKSAAN

• Pemeriksaan yang sering digunakan: ALP


bereaksi dengan p-nitrophenyl phosphate
(pNPP) sebagai substrat.
Cobas 501
SPESIMEN
• Serum atau plasma berheparin
• Puasa sedikitnya 8 jam
• Hindari sampel gross hemolisis
• Sebaiknya pemeriksaan dilakukan di hari yang sama
dengan pengambilan sampel.
• Aktifitas ALP serum segar meningkat hingga 2% dalam
6 jam pada 25 ° C.
INTERFERENCES
• Metal-complexing anticoagulants: EDTA, oksalat, sitrat
• Spesimen hemolisis dan lipemik
• Bilirubin > 20 mg/dL
REFERENSI INTERVAL
5’ NUCLEOTIDASE
• Merupakan suatu fosfatase yang berperan sebagai
katalisis dalam hidrolisis nucleoside-5’=phosphate esters.
• Peningkatan dalam serum menunjukkan suatu penyakit
hepatobiliary.
• Perguna untuk membedakan peningkatan ALP akibat
penyakit hati atau sebab lain.
• Sensitif untuk penyakit metastatik hati dibandingkan ALP.
• Dapat meningkat pada keadaan setelah operasi
abdomen.
Lactic Dehydrogenase (LDH)
• Enzim glikolitik yang merupakan katalisator dalam
proses perubahan laktat menjadi piruvat atau
sebaliknya
• Terdapat pada Jantung, hati, eritrosit, ginjal, otot
skelet, otak dan paru
• LDH total Tidak spesifik untuk hati
• Nilai normal : 60-120 mU/mL
• Terdapat 5 jenis isoenzim LDH
• Isoenzim LDH-5, nilainya lebih spesifik untuk kelainan
hati
Metode Pemeriksaan LDH
• Pemeriksaan dilakukan dengan :
– Untuk mengukur aktivitas total LDH secara
kuantitatif digunakan kinetic
spectrophotometry untuk menghitung
konversi koenzym NAD+ dan NADH pada
340 nm.
– Elektroforesis atau kromatografi untuk
pengukuran isoenzimnya.
Cobas 501
SPESIMEN
• Serum
• Serum hemolisis tidak dapat digunakan karena
eritrosit mengandung LDH 4000x lebih aktif
dibandingkan serum.
REFERENSI INTERVAL
• Dewasa: 125 - 220 U/L.

• Anak: 180 – 360 U/L.


ALFA-FETOPROTEIN
• Protein normal pada janin 6 minggu (puncak
12-16 minggu)
• Meningkat ringan pada: hepatitis akut,
hepatitis kronis dan sirosis
• Kadar sangat tinggi (>1000 ng/mL) dijumpai
pada karsinoma hepatoseluler
• Pada dewasa didapatkan kadar yang amat
rendah (<20 ng/mL)
METODE PEMERIKSAAN
Reference :
1. Burtis C.A., Ashwood E.R, bruns D.E., Sawyer B.G. 2008 Laboratory
principles. Tietz's Fundamentals of Clinical Chemistry. 6th ed. USA:
Elsevier Saunders Pp. 63-83, 102-126
2. Bio Lab Industri. Mengenal Spektrofotometer. Labhttp://biolabindustri.
blogspot.co.id/2013/01/v-behaviorurl defaultvmlo.htmlIndustri. 2013.
Diakses tanggal 4 Februari 2016
3. Widmann K Frances. Penerjemah : Kresno SB, Ganasoebrata, Latu J.
Tinjauan Klinis Atas Hasil Pemeriksaan Laboratorium. Jakarta : EGC,
1995. Hal.319-338.
4. Lustiyati ED. Spektrofotometer UV-Vis. 2012 Juni 8. [cited 2016
Februari 11, available from : https://aaknasional.
wordpress.com/2012/06/08/spektrofotometer-uv-vis/
5. Bio Network NC Community Colleges. How does a spectrophotometer
work. [cited 2016 Februari 11. Available from :
https://www.youtube.com/watch?v =pxC6F7bK8CU.

Anda mungkin juga menyukai