BIOKIMIA KLINIK
Disusun Oleh :
Kelompok 4
A. Tujuan Praktikum
Menentukan kadar kreatinin dalam darah dengan metode enzimatik dan
menginterpretasikan hasil serta menghubungkan dengan keadaan patologi
klinik.
B. Dasar Teori
Fungsi ginjal yaitu sebagai sistem penyaringan alami tubuh, melakukan banyak
fungsi penting. Fungsi ini termasuk menghilangkan bahan ampas sisa
metabolisme dari aliran darah, mengatur keseimbangan tingkat air dalam tubuh,
dan menahan pH (tingkat asam-basa) pada cairan tubuh. Kurang lebih 1,5 liter
darah dialirkan melalui ginjal setiap menit. Dalam ginjal, senyawa kimia sisa
metabolisme disaring dan dihilangkan dari tubuh (bersama dengan air berlebihan)
sebagai air seni. Penyaringan ini dilakukan oleh bagian ginjal yang disebut
sebagai glomeruli. Selain mengeluarkan limbah, ginjal merilis tiga hormon
penting yaitu erythropoietin atau EPO, yang merangsang sumsum tulang untuk
membuat sel-sel darah merah; renin, yang mengatur tekanan darah; calcitriol,
bentuk aktif vitamin D, yang membantu mempertahankan kalsium untuk tulang
dan untuk keseimbangan kimia yang normal dalam tubuh (NIDDK, 2009).
Adanya kerusakan dapat memengaruhi kemampuan ginjal kita dalam
melakukan tugasnya. Beberapa dapat mengakibatkan penurunan fungsi ginjal
secara cepat (akut); yang lain dapat menyebabkan penurunan yang lebih lamban
(kronis). Keduanya menghasilkan penumpukan bahan ampas yang toksik (racun)
dalam darah. National Kidney Foundation merekomendasikan tiga tes sederhana
untuk skrining penyakit ginjal: tekanan darah pengukuran, cek spot untuk protein
atau albumin dalam urin, dan perhitungan laju filtrasi glomerulus (GFR)
berdasarkan pengukuran kreatinin serum. Mengukur urea nitrogen dalam darah
memberikan informasi tambahan (NIDDK, 2009).
Kreatinin adalah produk protein otot yang merupakan hasil akhir metabolisme
otot yang dilepaskan dari otot dengan kecepatan yang hampir konstan dan
diekskresi dalam urin dengan kecepatan yang sama. Kreatinin diekskresikan oleh
ginjal melalui kombinasi filtrasi dan sekresi, konsentrasinya relatif konstan dalam
plasma dari hari ke hari, kadar yang lebih besar dari nilai normal mengisyaratkan
adanya gangguan fungsi ginjal. (Corwin J.E, 2001).
Definisi kreatinin yang lain, adalah produk akhir metabolisme kreatin. Kreatin
sebagian besar dijumpai di otot rangka, tempat zat ini terlihat dalam penyimpanan
energi sebagai kreatin fosfat ( cp ), dalam sintesis ATP dari ADP, kreatin fosfat
diubah menjadi kreatin dengan katalisasi enzim kreatin. (Murray, 2009 )
Reaksi ini berlanjut seiring dengan pemakaian energi sehingga dihasilkan cp.
Dalam proses kecil kreatin diubah secara ireversibel menjadi kreatinin, yang
dikeluarkan dari sirkulasi oleh ginjal. Jumlah kreatinin oleh seseorang setara
dengan otot rangka yang dimilikinya. ( Murray, 2009 )
Pemeriksaan kreatinin darah dapat menggunakan beberapa metode, sebagai
berikut : Jaffe reaction, dasar yang digunakan metode ini adalah kreatinin dalam
suasana alkalis dengan asam pikrat membentuk senyawa kuning jingga dan
menggunakan alat ukur photometer ; Kinetik, metode ini relatif sama hanya dalam
pengukuran dibutuhkan sekali pembacaan dan alat yang digunakan autoanalyzer ;
enzimatik darah , dasar metode ini adalah adanya substrat dalam sampel bereaksi
dengan enzim membentuk senyawa substrat menggunakan alat photometer. (
Underwood, 1997 )
Rentang normal untuk bayi baru lahir : 0,3 – 1,0 mg/dL atau 27 – 88 µmol/L ;
Balita : 0,2 – 0,4 mg/dL atau 18 – 35 µmol ; Anak – anak : 0,3 – 0,7 mg/dL atau
27 – 62 µmol/L ; Remaja : 0,5 – 1,0 mg/dL atau 44 – 88 µmol/L ; Dewasa pria :
0,6 – 1,2 mg/dL atau 53 – 106 µmol/L ; Dewasa wanita : 0,5 – 1,1 mg/dL atau 44
– 97 µmol/L. Kadar pada wanita sedikit lebih rendah, karena masa otot yang lebih
rendah dari pria. Kreatinin darah meningkat jika fungsi menurun. Selain itu
kreatinin darah meningkat karena kegagalan ginjal akut atau kronis, syok yang
lama, kanker, lupus, diabetik, gagal jantung, diet ( contohnya : daging sapi tinggi,
unggas dan ikan ). Sedangkan penurunan kreatinin dapat dijumpai pada
distrofiotot ( tahap akhir ) dan myastenia gravis. ( Anggraeni, 2012 ).
2. Bahan :
a. Sampel serum/plasma (antikoagulan EDTA)
b. Reagen kreatinin
D. Prosedur percobaan
Serum - - 50 𝜇𝑙
Standar - 50 𝜇𝑙 -
∆A = I A2 − A1 I
∆𝐴 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
Kreatinin (mg/dL) = × kon standar (mg/dL)
∆𝐴 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟
E. Hasil Pengamatan
Standar - 2 mg/dL
G. Kesimpulan
Dari praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa kadar kreatinin pada
pasien dengan inisial S sebesar 0,86m/dL dapat dikategorikan normal karena
kadar normal kreatinin untuk laki-laki adalah 0,7 mg/dL-1,1 mg/dL.
H. Lampiran
DAFTAR PUSTAKA
Anggraeni, Adisty Cyntia . 2012. Asuhan Gizi Nutritional Care Process.
Yogjakarta : Graha Ilmu
Corwin, Elizabeth J. 2001. Buku Saku Patafisiologi ( Hands Books of
Pathophysiologi ). Jakarta : EGC
Murray, Robert K. 2009. Biokimia Harper, Edisi 27. Jakarta : EGC
NIDDK. 2009. The Kidneys and How They Work. Tersedia
di http://kidney.niddk.nih.gov/Kudiseases/pubs/yourkidneys/ [diakses
tanggal 19 November 2019]
Underwood. 1997. Patologi Umum dan Sistematik. Jakarta : EGC
Vardiansah.2016. Pemeriksaan fungsi ginjal.Bandung.CKD-237/vol43
Evaluasi
1. Pengertian kreatinin?
Jawab :
Kreatinin adalah produk protein otot yang merupakan hasil akhir
metabolisme otot yang dilepaskan dari otot dengan kecepatan yang hampir
konstan dan diekskresi dalam urin dengan kecepatan yang sama. Kreatinin
diekskresikan oleh ginjal melalui kombinasi filtrasi dan sekresi,
konsentrasinya relatif konstan dalam plasma dari hari ke hari, kadar yang
lebih besar dari nilai normal mengisyaratkan adanya gangguan fungsi
ginjal.
2. Jelaskan patofisiologi peningkatan kadar kreatinin dalam darah?
Jawab :
Peningkatan kreatinin dikarenakan karena insufisiensi ginjal dan dapat
dibagi menjadi tiga kelompok etiologi : Prerenal, penyakit ginjal intrinsik,
dan postrenal. Pembagian ini juga dapat dipecah menjadi akut (hari –
minggu) dan kronis (bulan – tahun). Cedera ginjal akut didefinisikan
sebagai kenaikan akut kreatinin yang lebih besar dari 0,5 mg / dL di atas
batas normal atau 1,5 kali lebih tinggi dari batas normal atau oliguria
(output urin kurang dari 400 ml / hari). Penyebab prerenal mengakibatkan
60-70% kasus; Termasuk penurunan perfusi ginjal baik absolut atau relatif
dehidrasi, atau penurunan volume intravaskular. Penyebab intrinsik
mengakibatkan 25-40% kasus; Dapat dipecah lagi menjadi penyakit
pembuluh darah, penyakit glomerulus, dan penyakit tubulointerstisial.
3. Prinsip pengujian kadar kreatinin dan interpretasi hasil
Jawab :
Prinsip pengujian kreatinin
Kreatinin + Asam pikrat kompleks kreatinin pikrat
Interpretasi hasil kreatinin
Perempuan Laki-laki