Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOKIMIA KLINIK

NON PROTEIN NITROGEN

PEMERIKSAAN KREATININ DALAM DARAH

Disusun Oleh :
Kelompok 4

Delis Sulastri 31117008


Reni Nur Aeni 31117036
Sahrul Hikam 31117041
Sarah Sahila 31117043

PROGRAM STUDI S-1 FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAKTI TUNAS HUSADA
TASIKMALAYA
2019
PRAKTIKUM 9
NON PROTEIN NITROGEN
PEMERIKSAAN KREATININ DALAM DARAH

Hari/tanggal : Kamis, 14 November 2019

A. Tujuan Praktikum
Menentukan kadar kreatinin dalam darah dengan metode enzimatik dan
menginterpretasikan hasil serta menghubungkan dengan keadaan patologi
klinik.

B. Dasar Teori

Ginjal merupakan organ berbentuk kacang, dengan ukuran kepalan


tangan. Ginjal berada di dekat bagian tengah punggung, tepat di bawah tulang
rusuk, satu di setiap sisi tulang belakang. Setiap hari, proses ginjal seseorang
sekitar 200 liter darah untuk menyaring sekitar 2 liter produk limbah dan air
ekstra. Limbah dan air ekstra menjadi urin, yang mengalir ke kandung kemih
melalui tabung yang disebut ureter. Kandung kemih menyimpan urin sampai
melepaskannya melalui air seni (NIDDK, 2009)

Fungsi ginjal yaitu sebagai sistem penyaringan alami tubuh, melakukan banyak
fungsi penting. Fungsi ini termasuk menghilangkan bahan ampas sisa
metabolisme dari aliran darah, mengatur keseimbangan tingkat air dalam tubuh,
dan menahan pH (tingkat asam-basa) pada cairan tubuh. Kurang lebih 1,5 liter
darah dialirkan melalui ginjal setiap menit. Dalam ginjal, senyawa kimia sisa
metabolisme disaring dan dihilangkan dari tubuh (bersama dengan air berlebihan)
sebagai air seni. Penyaringan ini dilakukan oleh bagian ginjal yang disebut
sebagai glomeruli. Selain mengeluarkan limbah, ginjal merilis tiga hormon
penting yaitu erythropoietin atau EPO, yang merangsang sumsum tulang untuk
membuat sel-sel darah merah; renin, yang mengatur tekanan darah; calcitriol,
bentuk aktif vitamin D, yang membantu mempertahankan kalsium untuk tulang
dan untuk keseimbangan kimia yang normal dalam tubuh (NIDDK, 2009).
Adanya kerusakan dapat memengaruhi kemampuan ginjal kita dalam
melakukan tugasnya. Beberapa dapat mengakibatkan penurunan fungsi ginjal
secara cepat (akut); yang lain dapat menyebabkan penurunan yang lebih lamban
(kronis). Keduanya menghasilkan penumpukan bahan ampas yang toksik (racun)
dalam darah. National Kidney Foundation merekomendasikan tiga tes sederhana
untuk skrining penyakit ginjal: tekanan darah pengukuran, cek spot untuk protein
atau albumin dalam urin, dan perhitungan laju filtrasi glomerulus (GFR)
berdasarkan pengukuran kreatinin serum. Mengukur urea nitrogen dalam darah
memberikan informasi tambahan (NIDDK, 2009).
Kreatinin adalah produk protein otot yang merupakan hasil akhir metabolisme
otot yang dilepaskan dari otot dengan kecepatan yang hampir konstan dan
diekskresi dalam urin dengan kecepatan yang sama. Kreatinin diekskresikan oleh
ginjal melalui kombinasi filtrasi dan sekresi, konsentrasinya relatif konstan dalam
plasma dari hari ke hari, kadar yang lebih besar dari nilai normal mengisyaratkan
adanya gangguan fungsi ginjal. (Corwin J.E, 2001).
Definisi kreatinin yang lain, adalah produk akhir metabolisme kreatin. Kreatin
sebagian besar dijumpai di otot rangka, tempat zat ini terlihat dalam penyimpanan
energi sebagai kreatin fosfat ( cp ), dalam sintesis ATP dari ADP, kreatin fosfat
diubah menjadi kreatin dengan katalisasi enzim kreatin. (Murray, 2009 )
Reaksi ini berlanjut seiring dengan pemakaian energi sehingga dihasilkan cp.
Dalam proses kecil kreatin diubah secara ireversibel menjadi kreatinin, yang
dikeluarkan dari sirkulasi oleh ginjal. Jumlah kreatinin oleh seseorang setara
dengan otot rangka yang dimilikinya. ( Murray, 2009 )
Pemeriksaan kreatinin darah dapat menggunakan beberapa metode, sebagai
berikut : Jaffe reaction, dasar yang digunakan metode ini adalah kreatinin dalam
suasana alkalis dengan asam pikrat membentuk senyawa kuning jingga dan
menggunakan alat ukur photometer ; Kinetik, metode ini relatif sama hanya dalam
pengukuran dibutuhkan sekali pembacaan dan alat yang digunakan autoanalyzer ;
enzimatik darah , dasar metode ini adalah adanya substrat dalam sampel bereaksi
dengan enzim membentuk senyawa substrat menggunakan alat photometer. (
Underwood, 1997 )
Rentang normal untuk bayi baru lahir : 0,3 – 1,0 mg/dL atau 27 – 88 µmol/L ;
Balita : 0,2 – 0,4 mg/dL atau 18 – 35 µmol ; Anak – anak : 0,3 – 0,7 mg/dL atau
27 – 62 µmol/L ; Remaja : 0,5 – 1,0 mg/dL atau 44 – 88 µmol/L ; Dewasa pria :
0,6 – 1,2 mg/dL atau 53 – 106 µmol/L ; Dewasa wanita : 0,5 – 1,1 mg/dL atau 44
– 97 µmol/L. Kadar pada wanita sedikit lebih rendah, karena masa otot yang lebih
rendah dari pria. Kreatinin darah meningkat jika fungsi menurun. Selain itu
kreatinin darah meningkat karena kegagalan ginjal akut atau kronis, syok yang
lama, kanker, lupus, diabetik, gagal jantung, diet ( contohnya : daging sapi tinggi,
unggas dan ikan ). Sedangkan penurunan kreatinin dapat dijumpai pada
distrofiotot ( tahap akhir ) dan myastenia gravis. ( Anggraeni, 2012 ).

C. Alat dan bahan


1. Alat :
a. Fotometer
b. Micro pipet
c. Tabung reaksi
d. Tip kuning / biru
e. Kuvet
f. Evendorf
g. Sentrifugator
h. Timer
i. Kapas alkohol
j. Spuit 3 ml
k. Tissue

2. Bahan :
a. Sampel serum/plasma (antikoagulan EDTA)
b. Reagen kreatinin

D. Prosedur percobaan

Siapkan larutan blanko, standar, dan sampel seperti yang tertera


pada tabel berikut :
Blanko Standar Sampel

Serum - - 50 𝜇𝑙

Standar - 50 𝜇𝑙 -

Monoreagen 1000 𝜇𝑙 1000 𝜇𝑙 1000 𝜇𝑙

Campurkan dan inkubasi selama 60 detik ukur absorbansi (A1),


kemudian inkubasi kembali selama 60 detik ukur absorbansi
(A2), pada suhu 25/300C atau 30-40 detik pada suhu 370C.

Ukur absorbansi sampel dan standar, dibaca terhadap reagen


blanko pada panjang gelombang 490-510 nm.

Hitung konsentrasi kreatinin dalam darah, dengan rumus :

∆A = I A2 − A1 I

∆𝐴 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
Kreatinin (mg/dL) = × kon standar (mg/dL)
∆𝐴 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟

E. Hasil Pengamatan

Absorbansi Konsentrasi kreatinin (mg/dL)

Standar - 2 mg/dL

Sampel - 0,86 mg/dL


F. Pembahasan

Pada percobaan ini dilakukan pemeriksaan kreatinin dalam darah dengan


tujuan untuk menentukan kadar kreatinin dalam darah dan
menginterpretasikan hasil serta menghubungkan dengan keadaan patologi
klinik. Kenapa disini pemeriksaan kreatinin dapat di hubungkan dengan
penurunan fungsi ginjal sebab konsentrasi kreatinin dalam darah dapat
menentukan laju GFR ginjal, semakin turun nilai GFR maka nilai kreatinin
darah akan meningkat tapi tidak sesignipikan cystatin hal ini di sebabkan
kreatinin dapat di pengaruhi beberapa faktor seperti : usia, jenis kelamin, masa
otot, konsumsi protein dan pola olah raga. Pada sampel serum yang kami
periksa pasien memiliki kadar kreatinin serum 0,86 mg/dl hasil masih dalam
rentang normal untuk sampel laki – laki dengan kadar normal antara rentang
0,7 – 1,3 mg/dl . pasien di nyatakan memiliki kadar kreatinin normal tapi
belum di nyatakan tepat 100% karena pemeriksaan kadar serum kreatinin data
nya masih pluktuaktif, sehingga untuk memastikan bahwa kadar kreatinin
serum pasien adalah normal maka dilakukan pemeriksaan klirens kreatinin
Pengukuran klirens kreatinin dengan menggunakan perhitungan telah menjadi
standar untuk menentukan GFR. Perhitungannya tergantung pada kadar
kreatinin serum dibandingkan dengan kadar kreatinin urin yang diekskresikan
dalam 24 jam di hitung dengan rumus sebagai berikut.

Untuk pemeriksaan GFR GFR (eGFR) dapat diperhitungkan sesuai dengan


kreatinin serum. Perhitungan GFR berdasarkan kreatinin serum, usia, ukuran
tubuh, jenis kelamin, dan ras tanpa membutuhkan kadar kreatinin urin
menggunakan persamaan Cockcroft and Gault.
Pada percobaan ini hanya melakukan pemeriksaan kreatinin serum saja
menggunakan spektrofotometer dengan prinsip : Kreatinin + Asam Pikrat 
kompleks kreatinin pikrat. Dan nilai konsentrasi kreatinin serum dapat
langsung di ketahui apabila pemeriksaan kadar kreatinin serum menggunakan
spektofotometer. Sedangkan apabila di periksa menggunakan spekto UV –
VIS maka harus di hitung dengan rumus :
∆A = A2-A1
Kreatinin (mg/dL) = ∆A sampel x kon. Standar (mg/dL)
∆A standar

G. Kesimpulan

Dari praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa kadar kreatinin pada
pasien dengan inisial S sebesar 0,86m/dL dapat dikategorikan normal karena
kadar normal kreatinin untuk laki-laki adalah 0,7 mg/dL-1,1 mg/dL.

H. Lampiran
DAFTAR PUSTAKA
Anggraeni, Adisty Cyntia . 2012. Asuhan Gizi Nutritional Care Process.
Yogjakarta : Graha Ilmu
Corwin, Elizabeth J. 2001. Buku Saku Patafisiologi ( Hands Books of
Pathophysiologi ). Jakarta : EGC
Murray, Robert K. 2009. Biokimia Harper, Edisi 27. Jakarta : EGC
NIDDK. 2009. The Kidneys and How They Work. Tersedia
di http://kidney.niddk.nih.gov/Kudiseases/pubs/yourkidneys/ [diakses
tanggal 19 November 2019]
Underwood. 1997. Patologi Umum dan Sistematik. Jakarta : EGC
Vardiansah.2016. Pemeriksaan fungsi ginjal.Bandung.CKD-237/vol43
Evaluasi
1. Pengertian kreatinin?
Jawab :
Kreatinin adalah produk protein otot yang merupakan hasil akhir
metabolisme otot yang dilepaskan dari otot dengan kecepatan yang hampir
konstan dan diekskresi dalam urin dengan kecepatan yang sama. Kreatinin
diekskresikan oleh ginjal melalui kombinasi filtrasi dan sekresi,
konsentrasinya relatif konstan dalam plasma dari hari ke hari, kadar yang
lebih besar dari nilai normal mengisyaratkan adanya gangguan fungsi
ginjal.
2. Jelaskan patofisiologi peningkatan kadar kreatinin dalam darah?
Jawab :
Peningkatan kreatinin dikarenakan karena insufisiensi ginjal dan dapat
dibagi menjadi tiga kelompok etiologi : Prerenal, penyakit ginjal intrinsik,
dan postrenal. Pembagian ini juga dapat dipecah menjadi akut (hari –
minggu) dan kronis (bulan – tahun). Cedera ginjal akut didefinisikan
sebagai kenaikan akut kreatinin yang lebih besar dari 0,5 mg / dL di atas
batas normal atau 1,5 kali lebih tinggi dari batas normal atau oliguria
(output urin kurang dari 400 ml / hari). Penyebab prerenal mengakibatkan
60-70% kasus; Termasuk penurunan perfusi ginjal baik absolut atau relatif
dehidrasi, atau penurunan volume intravaskular. Penyebab intrinsik
mengakibatkan 25-40% kasus; Dapat dipecah lagi menjadi penyakit
pembuluh darah, penyakit glomerulus, dan penyakit tubulointerstisial.
3. Prinsip pengujian kadar kreatinin dan interpretasi hasil
Jawab :
Prinsip pengujian kreatinin
Kreatinin + Asam pikrat kompleks kreatinin pikrat
Interpretasi hasil kreatinin
Perempuan Laki-laki

Kreatinin (mg/dL) 0,6-1,1 0,7-1,3

Anda mungkin juga menyukai