Anda di halaman 1dari 6

PEMBAHASAN.

Pada praktikum kali ini yaitu analisis kualitatif dengan metode


spektrofotometri UV-VIS, Prinsip kerja spektrofotometer UV-Vis adalah interaksi
yang terjadi antara energi yang berupa sinar monokromatis dari sumber sinar
dengan materi yang berupa molekul. Besar energi yang diserap tertentu dan
menyebabkan elektron tereksitasi dari keadaan dasar ke keadaan tereksitasi yang
memiliki energi lebih tinggi. Serapan tidak terjadi seketika pada daerah
ultraviolet-visible untuk semua struktur elektronik, tetapi hanya pada sistem-
sistem terkonjugasi, struktur elektronik dengan adanya ikatan π dan non bonding
elektron .Prinsip kerja spektrofotometer berdasarkan hukum Lambert Beer, yaitu
bila cahaya monokromatik (Io) melalui suatu media (larutan), maka sebagian
cahaya tersebut diserap (Ia), sebagian dipantulkan (Ir), dan sebagian lagi
dipancarkan (It).
Cara kerja alat spektrofotometer UV-Vis yaitu sinar dari sumber radiasi
diteruskan menuju monokromator. Cahaya dari monokromator diarahkan terpisah
melalui sampel dengan sebuah cermin berotasi. Detektor menerima cahaya dari
sampel secara bergantian secara berulang-ulang, Sinyal listrik dari detektor
diproses, diubah ke digital dan dilihat hasilnya, selanjutnya perhitungan dilakukan
dengan komputer yang sudah terprogram. Kami mendapatkan sampel dengan
nomor 27 hal yang pertama dilakukan yaitu uji organoleptik dengan hasil sampel
nomor 27 berbentuk serbuk, berwarna putih, bau khas dan mepunyai rasa yang
sangat pahit sehingga diduga bahwa sampel nomor 27 adalah Amoxicillin.
Selanjutnya yaitu melakukan proses isolasi untuk memisahkan zat aktif
dari bahan tambahan atau eksipien obat yang dapat menghalangi hasil dari uji
kualitatif warna dan spektrofotometri karena sampel untuk diuji di
spektrofotometri harus jernih, maka dengan cara sampel ditimbang sebanyak 50
mg dan dilarutkan dengan etanol 10 ml lalu dimasukan kedalam tabung reaksi
kemudian divortek selama 10 menit supaya dapat homogen, lalu selanjutnya
dimasukan kedalam tabung sentrifugasi kemudian di sentrifugasi selama 10 menit
dengan kecepatan 1500 rpm dan setelah itu didekantasi.
Kemudian pengujian selanjutnya yaitu uji kualitatif berdasarkan warna
dimana sampel ditambah H2SO4 menghasilkan warna kuning hal ini menandakan
bahwa sampel tersebut adalah Amoxicillin.
Penetapan panjang gelombang maksimum :
Tablet amoxicilin digerus sampai halus, kemudian diambil sebanyak 50
mg diadd dengan 100 ml etanol. Dalam larutan tersebut diambil 1 ml diadd 10 ml
etanol, kemudian dibaca absorbansinya menggunakan spektrofotometer pada
panjang gelombang 200-380 nm. Dari hasil pengukuran tersebut didapatkan
panjang gelombang maksimal yaitu 230 nm.

Hal ini sesuai dengan literatur (florey) dimana panjang gelombang


Amoxicillin ada pada rentang 230 nm.

Pengukuran Kadar Amoxicillin :


Tablet amoxicillin yang telah menjadi serbuk ditimbang sebanyak 50 mg.
Serbuk tersebut di add dengan 100 ml etanol. Sebanyak 5 mL diambil untuk
diencerkan sampai 10 mL dengan etanol (di lakukan 2 x pengenceran diantaranya
300 ppm, dan 500 ppm). Dilakukan sebanyak 2 kali pengukuran kadar sampel.
Didapatkan hasil kadarnya pada 300 ppm adalah ; 2,410 dan hasil tersebut
menunjukan kadar atau nilai absorbansi dari amoxicillin, adapun pada 500 ppm
menunjukan kadar atau nilai absorbansi dari amoxicillin yang kurang baik .
Penentuan kadar amoxicillin masuk dalam spektrofotometri UV, karena panjang
gelombang maksimum yang digunakan adalah 230 nm dan masih dalam rentang
panjang gelombang untuk sinar UV, yaitu 200-380 nm.
Berdasarkan hasil spektrofotometri rentang panjang gelombang yang
didapatkan dari sampel nomor 23 adalah sama dengan rentang panjang gelombang
amoxicillin.

Sehingga di dapatkan kurva kalibrasi sebagai berikut


Sampel Nomor 27 dengan 12 Standar

Sampel Nomor 27 dengan Standar Amoxicillin


Amoksisilin

Asam (2S,5R,6R)-6-[(R)-(-)-2-amino-2-(p-hidroksifenil)asetamido]-3,3-dimetil-7-
okso-4-tio-1-azabisiklo[3,2,0]-heptana-2-karboksillat trihidrat [61336-07-7]
C16H19N3O5S.3H2O BM 419,45
Anhidrat BM 365,40
Amoksisilin mengandung tidak kurang dari 90,0% C16H19N3O5S,
dihitung terhadap zat anhidrat. Mempunya potensi setara dengan tidak kurang dari
900 µg dan tidak lebih dari 1050 µg per mg C16H19N3O5S, dihitung terhadap zat
anhidrat. Pemerian Serbuk hablur, putih, praktis tidak berbau.
Kelarutan Sukar larut dalam air dan metanol, tidak larut dalam benzene,
dalam karbon tetraklorida, dan dalam kloroform. Secara komersial, sediaan
amoksisilin tersedia dalam bentuk trihidrat, serbuk hablur, dan larut dalam air.
Ketika dilarutkan dalam air secara langsung, akan berbentuk amoksisislin
suspensi oral dengan pH antara 5-7,5 (Anonim, 1995).
Amoksisilin digunakan untuk mengatasi infeksi yang disebabkan oleh
bakteri gram negatif (Haemophilus Influenza, Escherichia coli, Proteus mirabilis,
Salmonella). Amoksisilin juga dapat digunakan untuk mengatasi infeksi yang
disebabkan oleh bakteri positif (seperti; Streptococcus pneumoniae, enterococci,
nonpenicilinase-producing staphylococci, Listeria) tetapi walaupun demikian,
aminophenisilin, amoksisilin secara umum tidak dapat digunakan secara sendirian
untuk pengobatan yang disebabkan oleh infeksi Streprococcus dan Staphylococcal
(Anonim, 2010).
Penentuan panjang gelombang maksimum pada pengukuran dengan
mmenggunakan spektrofotometri adalah langkah kerja yang sangat penting.Ada
beberapa alasan mengapa harus menggunakan panjang gelombang maksimal,
yaitu :

a. Pada panjang gelombang maksimal, kepekaannya juga maksimal karena


pada panjang gelombang maksimal tersebut, perubahan absorbansi untuk
setiap satuan konsentrasi adalah yang paling besar
b. Di sekitar panjang gelombang maksimal, bentuk kurva absorbansi datar
dan pada kondisi tersebut hukum Lambert-Beer akan terpenuhi.
c. Jika dilakukan pengukuran ulang maka kesalahan yang disebabkan oleh
pemasangan ulang panjang gelombang akan kecil sekali, ketika digunakan
panjang gelombang maksimal (Rohman, 2007).

Menentukan operating time dengan tujuan untuk mengetahui waktu


operasional yang stabil (Rohman, 2007). Spektrofotometri dalam ilmu
kefarmasiaan digunakan untuk menganalisis kadar obat. Spektrofotometri dapat
mengindikasikan bahwa setiap obat harus dapat bekerja secara maksimal dalam
tubuh terutama dalam hal penyerapannya. Prinsip yang digunakan adalah suatu
molekul obat dapat menyerap ultraviolet dan cahaya tampak dengan
kemungkinan bahwa elektron molekul obat akan tereksitasi ke tingkat energi
yang tinggi (Khopkar, 1990).

Keuntungan utama pemilihan metode spektrofotometri bahwa metode ini


memberikan metode sangat sederhana untuk menetapkan kuantitas zat yang
sangat kecil (Anonim, 1979). Spektrofotometri menyiratkan pengukuran jauhnya
penyerapan energi cahaya oleh suatu sistem kimia itu sebagai suatu fungsi dari
panjang gelombang radiasi, demikian pula pengukuran penyerapan yang
menyendiri pada suatu panjang gelombang tertentu (Underwood, 2002).
KESIMPULAN
Dapat disimpulkan bahwa sampel no 27 adalah amoxicillin karena memiliki
panjang gelombang maksimal 230 nm didalam pelarut etanol.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1979, Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta.
Anonim, 1995, Farmakope Indonesia Edisi IV, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta.
Anonim, 2010. Informasi Obat
http://diskes.jabarprov.go.id/index.php?mod=pubInformasiObat&idMenu
Kiri=45&idSelected=1&idObat=9&page
Khopkar, S., 1990, Konsep Dasar Kimia Analitik, Penerbit Universitas
Indonesia, Jakarta.
Rohman, A., 2007, Kimia Farmasi Analisis, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Underwood, A. & Day, 2002, Analisis Kimia Kuantitatif, Penerbit Erlangga,
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai