Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA FARMASI ANALISIS I


“Menganalisis Senyawa Golongan Antibiotik”

Disusun oleh :

31117033-3A

Paras Layna Safa

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

BAKTI USAHA HUSADA TASIKMALAYA

PROGRAM STUDI FARMASI

2019
A. No Praktikum : IV
B. Hari/Tanggal : Senin, 30 September 2019
C. No Sampel : 165 dan 38
D. Tujuan : Untuk mengidentifikasi senyawa antibiotika secara
kualitatif dalam suatu sampel sediaan.
E. Landasan Teori
Antibiotik adalah zat yang membunuh atau menghambat
pertumbuhan bakteri. Pencarian antibiotic telah dimulai sejak abad ke 18
dengan meningkatnya pemahaman teori kuman penyakit, suatu teori yang
berhubungan dengan bakteri dan mikroba yang menyebabkan penyakit.
Berdasarkan struktur kimianya antibiotic dikelompokkan sebagai
berikut :
1. Golongan aminoglikosida
Diantaranya amikasin, dibekasin, gentamisin, kanamisin,
neomisin, netilmisin, paromisin, sisomisin, streptomisin,
tobramisin.
2. Golongan beta-laktam
Diantaranya golongan karbapenen (ertapenem, imipenem,
meropenem), golongan sefalosporin (sefaleksin, sefazolin,
sefuroksin,seftazidim), golongan beta-laktam monosiklik, dan
golongan penisilin (penisilin, amoksilin)
3. Golongan glikopeptida
Diantaranya vankomisin, teikoplanin, ramoplanin,
dekaplanin
4. Golongan poliketida
Diantaranya golongan makrolida (eritromisin, azitromisin,
klaritomisin,roksitomisin), golongan ketolida (telitromisin),
golongan tetrasiklin (doksisiklin,oksitetrasiklin, klortetrasiklin).
5. Golongan polimiksin
Diantaranya polimiksin dan kolistin.
6. Golongan kinolon (fluorokinolon)
Diantaranya asam nalidiksat, siprofloksasin, norfloksasin,
levofloksasin, dantrovafloksasin.
7. Golongan streptogramin
Diantaranya prystinamisin, virginiamycin, mikamycin, dan
kinupristin-dalfopristin.
8. Golongan oksazolidinon
Diantaranya lenizolid dan AZD263.
9. Golongan sulfonamide
Diantaranya kotrimoksazol dan trimetropin.
10. Antibiotika lain yang penting, seperti kloramfenikol, klindamisin,
dan asamfusidat.

F. Prosedur
1. Uji Organoleptik

Sampel

Organoleptik : + pelarut yang cocok

a. Bau
b. Rasa Vortex lalu di
c. Warna sentrifugasi hingga
d. Bentuk terbentuk 2 lapisan

Ambil filtratnya
2. Uji Golongan

Sampel + Asam sulfat


pekat

Coklat Ungu kemerahan Kuning ungu Kuning Merah jingga


+ air → Kuning coklat tua
(+) diencerkan (+) (+) Ampisilin
Tetrasiklin (+) menjadi hijau Amoxcillin
Hcl Oksitetrasiklin
Hcl (+) Eritromisin

Sampel + Feri klorida

Ungu coklat Coklat ada gas / kuning ↓ coklat Hijau lumut


merah
(+) Tetrasiklin Hcl (+) Rifampicin
(+) Isoniazid

H2SO4 + Asam nitrat →kuning (+)


Cefixime

AgNO3 → endapan putih (+) Etambutol


Hcl

Sampel Bromthymol + Methylen red → kuning


hijau (+) Ciprofloxacin

Hcl 4N + COCl2 + NH4SCN → ↓Biru


hijau (+) Levofloxacin

R.nessler → hitam (+) Gentamicin


G. Hasil Pengamatan
No sampel 165
No Cara Kerja Hasil Prediksi
1. Organoleptik :
a. Bau a. Tidak berbau Kloramfenikol,
b. Rasa b. Pahit levoproxacin
c. Warna c. Putih
d. Bentuk d. Serbuk halus

2. Isolasi :
Sampel + air → vortex Terbentuk 2 lapisan Kloramfenikol,
→ sentrifugasi → Ambil levoproxacin
filtratnya

Uji golongan :
Sampel + asam sulfat Kuning jernih Amoxicillin,
pekat ampisilin

Uji penegasan :
Sampel + resorsin Kuning hijau Penisilin

No sampel 38
No Cara Kerja Hasil Prediksi
1. Organoleptik :
a. Bau a. Tidak berbau Kloramfenikol,
b. Rasa b. Pahit levoproxacin
c. Warna c. Putih
d. Bentuk d. Serbuk halus
2. Isolasi :
Sampel + air → vortex Terbentuk 2 lapisan Kloramfenikol,
→ sentrifugasi → Ambil levoproxacin
filtratnya

Uji golongan :
Sampel + asam sulfat Kuning pekat Amoxicillin,
pekat ampisilin

Uji penegasan :
Sampel + fehling Hijau coklat Amoxicillin

H. Pembahasan
Pada saat sampel no 165 dan 38 di larutkan dalam air karena
sebagian besar tidak dalam air maka di larutkan dalam air kemudian di
vortex tujuan dari vortex sendiri untuk memperluas kontak pelarut dengan
zat aktif yang sejenis agar mudah ditarik dari zat lain. Pada sampel no 165
saat dilakukan uji golongan dengan H2SO4 pekat (asam sulfat pekat)
menghasilkan warna kuning jernih hal ini disebabkan oleh adanya
kompleks yang terbentuk antara H2SO4 pekat (asam sulfat pekat) dengan
sampel yang berwarna spesifik yang berarti termasuk dalam golongan β-
laktam (amoxicillin, penisilin, ampisilin) kemudian di lakukan uji
penegasan saat penambahan resorcin warna menjadi kuning hijau dan di
duga sampel adalah ampisilin pada proses ini terjadi ketidak telitian
sehingga sampel no 165 seharusnya adalah ciprofloxacin di uji melalui
organoleptic ciprofloxacin memiliki rasa yang pahit saat direaksikan
dengan bromthymol dan methylene red menghasilkan kuning hijau.
⁺ ⁺ ⁼ Kuning hijau
Terjadinya warna kuning hijau karena pada bromthymol blue
sebagai asam lemah dalam larutan yang dapat berada dalam bentuk
terprotonasi atau terdeprotonasi yang menghasilkan warna kuning atau
biru dan pada metil merah sebagai indikator yang berubah menjadi merah
dalam larutan asam ketika intermediat dari mekanisme deprotonasi
bertanggung jawab terhadap munculnya kehijauan dalam larutan netral,

Pada sampel no 38 saat dilakukan uji golongan dengan H2SO4


pekat (asam sulfat pekat) menghasilkan warna kuning lebih pekat karena
terbentuk senyawa kompleks yang berwarna spesifik yang termasuk
kedalam golongan β-laktam kemudian dilakukan uji penegasan dengan
penambahan pereaksi fehling menjadi hijau coklat diduga sampel adalah
amoxicillin saat pengujian terjadi kesalahan dimana sampel no 38
seharusnya levoproxacin direaksikan dengan HCl 4N + COCl2 + NH4SCN
terbentuk endapan biru hijau karena asam kuat terdisosiasi penuh dalam
air sehingga kobalt(II) klorida dengan ammonium tiosianat ada terbentuk
endapan biru hijau karena larutan kobalt(II) klorida akan membentuk
kompleks yaitu [Co(H2O)4Cl2], dimana ion Co2+ membentuk
akuokompleks menjadi [Co(H2O)6]2+ endapan yang terbentuk merupakan
suatu hidroksida amfoter.
I. Kesimpulan
Sampel no 165 adalah ampisilin, seharusnya adalah ciprofloxacin

Sampel no 38 adalah amoxicillin, seharusnya adalah levoproxacin

Levofloxacin
DAFTAR PUSTAKA

G. Ghalib, Ibnu, Prof.Dr.DEA.,Apt dan Rohman, Abdul, M.Si.,Apt. 2007. Kimia


Farmasi Analisis. PustakaPelajar; Yogyakarta.

Amirudin, A. 1993. Kamus Kimia Organic. Jakarta : Departemen Pendidikan

Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi IV. Departemen Kesehatan


Republik Indonesia; Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai