Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA FARMASI ANALISIS I

ANALISIS KUALITATIF GOLONGAN ANTIBIOTIKA

Disusn oleh :

Nama : Pipit Pitriyani

NIM : 31117181

Kelas : 3D Farmasi

PROGRAM STUDI SI FARMASI

STIKes BAKTI TUNAS HUSADA

TASIKMALAYA

2019
No Praktikum :4

Hari/Tanggal : Selasa, 01 Oktober 2019

No Sampel : 1). No Sampel 194

2). No Sampel 339

A. Tujuan Praktikum
Mahasiswa mampu menganalisis dan mengidentifikasi zat antibiotika dalam
bentuk sediaan Farmasi.

B. Tinjauan Pustaka
Antibiotika adalah senyawa kimia khas yang dihasilkan oleh organisme
hidup, termasuk turunan senyawa dan struktur analognya yang dibuat secara
sintetik, dan dalam kadar rendah mampu menghambat proses penting dalam
kehidupan satu spesies atau lebih mikroorganisme. Pada awalnya antibiotika
diisolasi dari mikroorganisme, tetapi sekarang beberapa antibiotika didapatkan
dari tanaman tinggi atau hewan (Siswandono, 2016).
Antibiotika dapat dikelompokkan berdasarkan spectrum aktivitas, tempat
kerja, dan struktur kimianya. Penggolongan antibiotika berdasarkan spektrum
aktivitas :
1. Antibiotika dengan spektrum luas, efektif baik terhadap Gram-positif maupun
Gram-negatif.
2. Antibiotika yang aktivitasnya lebih dominan terhadap bakteri Gram-positif.
3. Antibiotika yang aktivitasnya lebih dominan terhadap bakteri Gram-negatif.
4. Antibiotika yang aktivitasnya lebih dominan terhadap bakteri Mycobacteriae
(antituberkulosis).
5. Antibiotika yang aktif terhadap jamur (antijamur).
6. Antibiotika yang aktif terhadap neoplasma (antikanker).
Berdasarkan struktur kimianya antibiotika dibagi menjadi sepuluh
kelompok :
1. Antibiotika β-Laktam

Antibiotika yang strukturnya mengandung cincin β-Laktam, banyak


dikembangkan untuk pengobatan infeksi bakteri. Antibiotika β-Laktam dibagi
menjadi tiga kelompok yaitu turunan penisilin, sefalosporin dan β-Laktam
nonklasik.

2. Turunan Amfenikol

Turunan amfenikol adalah antibiotika yang terdiri dari kloramfenikol dan


senyawa sintetik analognya. Merupakan senyawa bakteriostatik dengan
spektrum luas, berifat mudah larut dalam lemak sehingga mudah menembus sel
bakteri.

3. Turunan Tetrasiklin

Diperoleh dari hasil isolasi kultur Streptomyces sp. dan kemudian


dikembangkan secara semisintetik. Merupakan turunan oktahidronaftasen yang
terbentuk oleh gabungan 4 buah cincin. Stereokimianya sangat kompleks karena
mempunyai 5 atau 6 pusat atom C asimetrik. Tetrasiklin bersifat amfoter karena
mengandung gugus-gugus yang bersifat asam, seperti gugus hidroksil, dan basa
seperti gugus dimetilamino.

4. Turunan Aminoglikosida

Aminoglikosida adalah antibiotika dengan struktur kimianya yang


bervariasi, mengandung basa deoksistreptamin atau streptidin dan gula amino 3-
aminoglukosa, 6-aminoglukosa, 2,6-diaminoglukosa, garosamin, D-
glukosamin, L-N-metilglukosamin, neosamin dan purpurosamin.

5. Turunan Makrolida

Dihasilkan dari Streptomyces sp., mempunyai 5 bagian struktur yang


karakteristik, yaitu : (1) cincin lakton yang besar, biasanya mengandung 12-17
atom, (2) gugus keton, (3) satu atau dua gugus amin seperti glikosida yang
berhubungan dengan cincin lakton, (4) gula netral, yang berhubungan dengan
gula amino atau pada cincin lakton, dan (5) gugus dimetilamino pada residu gula,
yang menyebabkan sifat basis dari senyawa dan memungkinkan untuk dibuat
bentuk garamnya.

6. Turunan Polipeptida

Mempunyai struktur sangat kompleks, mengandung polipeptida yang


biasanya membentuk suatu siklik, serta mempunyai spektrum aktivitas sempit.

7. Turunan Linkosamida

Memiliki kandungan sulfur, dikarakterisasi oleh 4-alkil asam pipekolat atau


asam higrat yang terikat pada alkil 6-amino-α-tiooktopiranosida melalui
sambungan amida. Turunannya gugus yang bersifat basa dan dapat membentuk
garam yang mudah larut dalam air.

8. Antibiotika Polien

Diproduksi oleh Streptomyces sp., dan dikarakterisasi oleh adanya cincin


besar yang mengandung ikatan lakton dan ikatan rangkap terkonjugasi.

9. Turunan Ansamisin

Umumnya dihasilkan oleh Streptomyces sp., dikarakterisasi oleh adanya


struktur siklik yang mengandung gugus aromatik dan jembatan makrosiklik
alifatik panjang, yang dinamakan ansa, diantara posisi dua inti aromatik yang
tidak saling berdekatan.

10. Turunan Antrasiklin

Dihasilkan dari Streptomyces sp., mengandung gula pada konfigurasi L


yang terikat pada gugus 7-hidroksil antrasiklinon melalui ikatan glikosidik.

11. Fosfomisin

Diisolasi dari Streptomyces fridiae atau Streptomyces sp., strukturnya


berbeda dengan antibiotika lain, merupakan turunan epoksida asam fosfonat.
C. Prosedur Kerja

Sampel Organoleptis Pengambilan analit

Bentuk sediaan, warna, Vortex, sentrifugasi,


kelarutan, bau, rasa. dekantasi.

Analit

+H2SO4

(+) (-)

Gol. β-Laktam (kuning) : Amox, Gol. lain : Kloramfenikol


penisilin, ampicillin.
Gol. aminoglikosida : gentamicin
Gol. TB (Ungu merah): Rifampicin
Gol. Tetrasiklin
Gol. Tetrasiklin (Ungu): Tetrasiklin
+KOH
Gol. Cefalosporin (kuning) :
Cefixime, Cepa. +Piridin

+Fehling A
(+) Kloram → (-) Thiam,
+Fehling B merah-ungu cipro, genta,
doxysiklin
Amoxilin, Penicilin, rifam, +R. Nessler
Ampicilin tetra, cefix, cefa.
+FeCl3 (+)Getamicin Kloram, levo,
→ hitam cipro, doxy(-)
(+)Tetrasiklin HCl (-) Rifam,
+Bromthymol
→ Ungu-coklat cefix, Cepa
+Methylen red

(+) Cipro → Doxy, levo,


kuning - hijau kloram

+R.Marquis

(+) Doxy → kuning Levo, kloram


D. Hasil Pengamatan

No. Cara Kerja Hasil Dugaan


1. No sampel 194
• Organoleptis
Bentuk, warna, kelarutan. Serbuk, putil, larut Levofloxacin, Eritro,
(kloroform, etanol) Rifampisin.
• Pengambilan analit
Zat + etanol→divortex→ Analit
sentrifugasi → dekantasi
• Uji Golongan Gol. aminoglikosida,
Negatif
Analit + H2SO4 kloram,tetrasiklin.
• Identifikasi
Analit + Bromtymol + Hijau Ciprofloxacin
Methylen red
2. No sampel 339
• Organoleptis Salep, kuning, etanol Tetrasiklin
Bentuk, warna, kelarutan
• Penganmbilan analit
Zat + etanol → divortex→ Analit
sentrifugasi → dekantasi
• Uji Golongan Gol. aminoglikosida,
Negatif
Analit + H2SO4 kloram, tetrasiklin.
• Uji Identifikasi
Analit + H2SO4 pekat Coklat Tetrasiklin HCl
Analit + FeCl3 Ungu coklat
Tabel 1.1 Hasil Pengamatan

E. Pembahasan
Pada praktikum yang keempat, praktikan menganalisis suatu sediaan yang
mengandung antibiotik. Identifikasi yang pertama dilakukan uji organoleptis
meliputi bentuk sediaan, warna dan kelarutan, terhadap sampel no 194 dan no
339. Sampel no 194 berbentuk serbuk berwarna putih dan dapat larut dalam
kloroform maupun etanol tetapi sukar larut dalam air, sedangkan sampel no 339
berbentuk salep berwarna kuning dan dapat larut dalam etanol.
Kemudian untuk penarikan analit kedua sampel ditambahkan pelarut etanol
lalu divortex untuk menghomogenkan sediaan dan disentrifugasi untuk
memisahkan analit dengan matriknya hingga diperoleh analit yang murni. Untuk
pengujian golongan, analit dari kedua sampel diuji dengan ditambahkannya
H2SO4. Asam sulfat merupakan reaksi umum dalam pengujian antibiotik kecuali
pada kloramfenikol. Sebenarnya pada awal pengujian sampel no 194 sudah
menunjukkan senyawa golongan β-Laktam yakni amoxilin dengan terbentuknya
warna kuning akibat analit berfluoresensi dan menyebabkan zat tereksitasi.
Namun praktikan mengira bahwa analit tersebut adalah ciprofloxacin setelah
dilakukan pengujian dengan penambahan bromthymol dan methylen red yang
terbentuk warna hijau.
Untuk sampel no 339 setelah pengujian dengan asam sulfat negatif,
dilakukan uji identifikasi dengan penambahan besi (III) klorida dan terbentuk
warna ungu kecoklatan yang diduga tetrasiklin HCl. Seharusnya sampel ini
antibiotik yakni kloramfenikol namun pada saat pengujian terjadi kekeliruan.
Pengujian kloramfenikol ini dapat dilakukan salah satunya dengan uji fujiwara.
Pereaksi fujiawara terdiri dari 2 ml larutan NaOH yang dibuat segar yang
dicampurkan dengan 1 ml piridin. Pereaksi ini biasanya digunakan untuk
mengidentifikasi senyawa yang memiliki paling tidak dua atom halogen yang
terikat pada satu atom karbon yang ditandai dengan terbentuknya warna
merah pada lapisan piridin.

F. Kesimpulan
Sampel no 194 merupakan antibiotik golongan β-laktam yakni Amoxilin
yang diduga Ciprofloxacin, sedangkan sampel no 339 merupakan antibiotik
golongan lain yakni Kloramfenikol dan diduga sebagai salep Tetrasiklin HCl.

G. Daftar Pustaka
Siswandono, 2016. Kimia Medisinal Edisi Kedua. Universitas Airlangga :
Surabaya.
Sudjadi & Rohman, A., 2012. Analisis Farmasi. Pustaka Pelajar : Yogyakarta.
H. Lampiran

Sampel no 194 Uji golongan analit Identifikasi analit


dalam bentuk analit. dari sampel (194) dengan dengan penambahan
penambahan asam sulfat bromtymol dan methylen
terbentuk warna kuning. red terbentuk warna hijau.

Sampel analit no 339 Identifikasi analit no Identifikasi analit no


yang telah divortex. 339 dengan penambahan 339 dengan penambahan
asam sulfat pekat. FeCl3.

Anda mungkin juga menyukai