1. Penisilin
Penisilin diperoeh dari jamur penicillium chrysogenum dari berbagai macam jenis
yang dihasilkan perbedaannya terletak pada gugus samping R saja, diantaranya yang paling
alktif adalah Benzilpenisilin (pen-G). Sefalosporin diperoleh dari jamur Cephalorium
acremonium yang berasal dari Sicilia.
Kedua kelompok antibiotik ini memiliki rumus bangun serupa keduanya memiliki
cincin bangun beta-laktam.Cincin ini merupakan syarat utama untuk aktivitasnya.
Mekanisme kerja : dinding sel kuman terdiri dari suatu jaringan peptodoglikan, yaitu dari
senyawa amino dangula yang saling terikat satu sama lain dan demilkian memberi kekuatan
mekanis pada dinding. Penisilin dan sefalosporin menghindarkan sintesa lenkap dari polimer
ini yang spesifik bagi kuman dan disebut murein. Bila sel tumbuh dan plasmanya bertambah
atau menyerap air dengan jalan osmosis maka dinding sel itu akan pecah. Dinding sel
manusia dan hewan tidak terdiri dari murein sehingga antibiotika tidak toksis.
Contoh : benzilpenisilin, fenoksi metil penisilin, kloksasilin, ampisilin, amoksisilin
Reaksi Indentifikasi:
Bau spesifik
Pen- K : N-heptyl-pen
2. Sefalosporin
Sefalosporin termasuk antibiotik betqa laktam dengan struktur dan aktivitas yang
mirip dengan penisilin. Diperoleh secara semisintetis dari sefalosporin C yang dihasilkan
jamur Cephalorium acremonium. Inti senyawa ini adalah 7-ACA (7- amino-sephalosporic-
acid) yang mirip inti penisilin.
Contoh : sefaleksin, sefamandol, sefuroksim, sefotaksim, seftazidim
Reaksi Identifikasi:
1. Kebanyakan sefalosporin berupa padatan yang berwarna putih, coklat, atau kuning
muda, yang biasanya tidak berbentuk (amorf), tetapi kadang-kadang bisa berbentuk
kristal
2. Titrasi iodatometri (titrasi dengan larutan baku kalium iodat) dapat digunakan
untuk analisis sefalosporin (seftriaksom, sefuroksim, sefatoksim, seftazidin dan
sefaleksim) dalam sediaan farmasetik. Alikuot tiap sefalosporin ini direaksikan
dengan kalium iodat dalam medium agak asam setelah cincin beta-laktam dihidrolisis
selama 10 menit dengan NaOH suhu 800C. Stoikiometri reaksinya adalah bahwa 2
mol kalium iodat bereaksi dengan 1 mol sefalosporin (dalam kasus seftriaksom,
sefuroksim, seftazidim, dan sefaleksim) dan 1 mol kalium iodat setara dengan 1 mol
sefotaksin (Halaleh dkk, 1998).
Prosedur analisis tablet sefalosporin secara iodatometri:
a) Ditimbang sejumlah serbuk tablet yang setara dengna 250 mg sefalosporin secara
seksama
b) Larutkan dallam sejumlah akuades sehingga obat terlarut, gojong larutan untuk
mempercepat pelarutan obat sefalosporin.
c) Campuran ditambahkan dengan 2 ml NaOH 0,1 M. Campuran reaksi digojong dan
dibiarkan vereaksi pada suhu 800C pada penangas air yang dikontrol secara
termostatik selama 10-15 menit.
d) Setelah selesai campuran dibiarkan dingin pada suhu ruang
e) Selanjutnya, campuran ditambahkan dengan 0,3 ml HCl 1 M dan 5 ml, karbon
tetraklorida.
f) Campuran dititrasi dengan kalium iodat 0,1 M dengan penggolokan yang kuat
sampai lapisan karbon tetraklorida yang tidak berwarna menjadi merah tua.
g) Titik akhir titrasi ditentukan dari berubahnya warna lapisan karbon tetraklorida
pertam akali. Dalma hal ini, tidak perlu dilakukan titrasi blangko (Sudjadi dan
Rohma. 2013: 157).
3. Aminoglosida
Reaksi identifikasi:
Nessler : hitam
4. INH
Senyawa ini didapat dari kristalisasi dengan alcohol, mempunyai titik leleh 171,4C. pH
Reaksi identifikasi:
b.Uji pendahuluan:
Reaksi Bouchardat
Reaksi Meyer
C. Uji Identitas
Reaksi Murexid
5. Sulfonamida
untuk pengobatan infeksi yang disebabkan oleh bakteri Gram-positif dan Gram-negatif
Reaksi identifikasi:
2. Reaksi diazo
Sedikit zat padat pada pelat tetes lalu ditambahkan 1-2 tetes pereaksi