DOSEN PENGAMPUH :
Dr. Refdanita, M.Si, Apt
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 10
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaika penyusunan
makalah ini dengan baik. Makalah ini berjudul “Kanker Cair Leukemia” makalah ini
disusun untuk memenuhi nilai Mata Kuliah Farmakoterapi 2.
Telah banyak bantuan yang diberikan kepada penulis baik dalam bentuk moril
maupun materil. Tanpa bantuan tersebut, makalah ini tidak dapat diwujudkan. Untuk
itu penulis menyampaikan rasa terimakasih kepada seluruh pihak yang telah
membantu sehingga makalah ini terselesaikan dengan baik.
Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak
demi perbaikan di hari kemudian. Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini
bermanfaat dalam proses pembelajaran di Institut Sains dan Teknologi Nasional.
2
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................
DAFTAR ISI..................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
tidak diketahui, pengaruhgenetik maupun faktor-faktor lingkungan
kelihatannya memainkanperanan.
1.2 Tujuan
1. Mengetaahui definisi leukemia
2. Mengetahui gejala klinis leukemia
3. Mengetahui etiologi leukemia
4. Mengetahui faktor resiko leukemia
5. Mengetahui patofisiologi leukemia
6. Mengetahui terapi obat pada penderita leukemia
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI
Penyakit ini merupakan poliferasi patologis dari sel pembuat darah yang bersifat
sistemik yang biasa nya berakhir fatal. Leukemia dikatakan penyakit darah yang
disebabkan terjadinya kerusakan pada pabrik pembuat sel darah, yaitu pada sum sum
tulang. Penyakit ini sering disebut kanker darah. Keadaan yang sebenarnya sumsum
tulang bekerja aktif membuat sel darah tetapi yang dihasilkan adalah sel darah yang
tidak normal dan sel ini mendesak pertumbuhan sel darah yang normal. Berdasarkan
morfologiksel terdapat 5 golongan besar leukemia sesuai dengan 5 macam system
hemopoietik dalam sumsum tulang.
Lima golongan besar leukemia:
- Leukemia system eritropoietik : mielosis eritremika atau penyakit di
guglielmo.
- Leukemia system granulopoietik: leukemia granulositik atau mielositik.
- Leukemia system trobopoietik: leukemia megakariositik.
- Leukemia system limfopoietik: leukimia limfositik.
- Leukemia RES: Retikuloendoteliosis yang dapat berupa leukemia monositik,
leukemia plasmositik (penyakit Kahler), histiositosis, dan sebagainya.
Pada umumnya gejala klisnis dari berbagai leukemia hamper sama hanya berbeda
apakah akut atau kronik. Juga gejala hematologis lain yang bergantung pada
morfologis selnya.
6
Perbedaan darah normal dengan darah leukemia
7
2.2 ETIOLOGI
Etiologi pasti dari leukemia ini belum diketahui. Leukemia, sama halnya
dengan kanker lainnya, terjadi karena mutasi somatic pada DNA yang
mengaktifkan onkogenesis atau menonaktifkan gen suppressor tumor, dan
menganggu regulasi dari kematian sel, diferensiasi atau divisi.Tapi penelitian
telah dapat mengemukakan factor resiko dari Leukemiaini, antara lain:
1. Tingkat radiasi yang tinggi orang – orang yang terpapar radiasi tingkat tinggi
lebih mudah terkena leukemia dibandingkan dengan mereka yang tidak
terpapar radiasi. Radiasi tingkat tinggi bisa terjadi karena ledakan bom atom
seperti yang terjadi di Jepang. Pengobatan yang menggunakan radiasi bisa
menjadi sumber dari paparan radiasi tinggi.
2. Orang-orang yang bekerja dengan bahan – bahan kimia tertentu terpapar oleh
benzene dengan kadar benzene yang tinggi di tempat kerja dapatmenyebabkan
leukemia. Benzene digunakan secara luas di industri kimia. Formaldehid juga
digunakan luas pada industri kimia, pekerja yang terpapar formaldehid
memiliki resiko lebih besar terkena leukemia.
3. Kemoterapi pasien kanker yang di terapi dengan obat anti kanker kadang –
kadang berkembang menjadi leukemia. Contohnya, obat yang dikenal sebagai
agen alkilating dihubungkan dengan berkembangnya leukemia akhir – akhir
ini.
4. Down Syndrome dan beberapa penyakit genetic lainnya beberapa penyakit
disebabkan oleh kromosom yang abnormal mungkin meningkatkan resiko
leukemia.
5. Human T-cell Leukemia virus-I (HTVL-I)Virus ini menyebabkan tipe yang
jarang dari leukemia limfositik kronik yangdikenal sebagi T-cell leukemia.
6. Myelodysplastic syndrome orang – orang dengan penyakit darah ini
memiliki resiko terhadap berkembangnya leukemia myeloid akut.
7. Fanconi Anemia Menyebabkan akut myeloid leukemia
8
2.3 TANDA DAN GEJALA
1. Leukemia Mieloblastik Akut
a. Rasa lemah, pucat, nafsu makan hilang
b. Anemia
c. Perdarahan, petekie
d. Nyeri tulang
e. Infeksi
f. Pembesaran kelenjar getah bening, limpa, hati dan kelenjar mediatinum
g. Kadang – kadang ditemukan hipertrofi gusi khususnya pada M4 dan M5
h. Sakit kepala
9
j. Nyeri kepala
10
2.4 FAKTOR RESIKO
a. Umur
Secara keseluruhan insiden leukemia bervariasi menurut umur.
Leukemia terutama LLA sering pada anak-anak dibawah 15 tahun
denganinsiden pncaknya 3-5 tahun. Pada kelompok dewasa LLA hanya 25%
dan 75% terdapat padaanak-anak. LMA/LGA lebih sering ditemukan
padadewasa muda (15-20 tahun) sebanyak 85% dan 15% pada usia anak-
anak. LGK/LMK paling sering terjadi pada umur 20-60 tahun denganinsiden
puncaknya pada umur 50-60 tahu. LLK terutama pada umurlebih dari 60
tahun. Pada tahun 2001 terdapat kejadian leukemia sekitar 25% pada usia
<25 tahun dari seluruh kasus kanker yang ada di Amerika Serikat. Dari 12
wilayah Amerika Serikat terdapat 2422 orang anak-anak yang menderita
leukemia jenis LLA. Pada tahun 2004 dijumpai 3830 jenis leukemia LLAdan
sekitar 3439 penderita (89,79%) leukemia adalah anak-anak.
Kasus leukemia terjadi sampai 70% pada orang berusia 50 tahun.
Maka, usia bisa dianggap sebagai faktorresio terbesar pada penyakit
leukemia. Kromosom sel darah putih pada orang berusilanjut lebih rebtab
daripada dewasa muda dan lebih mudah menglami kerusakan DNA yang
menyebabkan leukeia.
b. Jenis kelamin
Leukemia lebih sering dijumpai padalaki-laki dibandingkan dengan
wanita denganperbndingan : 1,2-2,1. Berdasarkan enelitia L. Odom di
Amerika Serikat tahun 2001 yang mengatakan bahwa kasus leukemia pada
laki-laki daan perempuan sebesar 5,6 : 4,4.
c. Ras
Di amerika serikat orang kulit putih lebih tinggi resiko meninggal
karena leukemia dengan yang tidak berkulit putih (Amerika keturunan
Indian atau suku alaska).frekuensi relatif leukemia di negara barat menurut
11
Gunz adalah lekemia akut sekitar 60%, LLK 25%, LGK/LMK 15%.
Frekuensi LLK di Indonesia sangat rendag dan LG/LMK merupakan
leukemia kronik yang paling sering dijumpai.
d. Sinar Radioaktif
Sinar radio aktif merupakan faktor resiko paling jelas dapat menyebabkan
leukemia. Ahli radiologi dan rontgen mempunyai resiko menderita leukemia
10 kalilebih besar dibandingkan dengan orang yang tidak bekerjadi bidang
itu.
e. Virus
Acutte T cell leukemia berhubungan denganinfeksi oleh human T cell
leukemia virus: human lymphotic virus 1 penyebableukemia pada manusia.
f. Genetik
Anak-anak dengan down syndrome memiliki resiko 10-20 kali lipat
mengalamileukemia dari pada anak-anak normal. Terdapat penyakit turunan
lainnya seperti Fanconi’s anemia dan Bloom syndrome. Yang ditandai dengan
ketidakstabilan genetik dan ketidakmampan memperbaiki kerusakan DNA
yang berhubungn dengan meningkatnya resiko leukemia.
h. BahanKimia
Paparan jangka panjang erhadapbenzene dapat mengakibatkan leukemia akut.
Paparan jangka panjang terhadap herbisida, pestisida dan bahan
kimiapertanian lain berhubungan denganmeningkatnya resiko leukemia.
i. Merokok.
Menghisap rokok menyebabkan leukemia,terlebih bila mengandung senyawa
penyebab leukemia seperti benzene.merokok pada usia remaja menyebabkan
peningkatan yang relative tidak terlalu besar berkembangnya leukemia. Tapi
12
pada orang diatas usia 60 tahun merokok meningkatkan resiko duua kali lipat
berkembangnya LGA/LMA dan tiga kali lipat LLA.
2.5 PATOFISIOLOGI
a. Klasifikasi Leukemia
Leukemia Akut
Leukemia akut merupakan suatu penyakit yang serius,berkembang dengan
cepat dan apabila tidak diterapi dapat menyebabkan kematian dalam
beberapa minggu atau bulan. Leukemia akut dapat mempengaruhi jalan
perkembangan sel limfoid akut atau jalur perkembangan sel mieloid akut.
- LeukemiaLimfositik Akut
LLA adalah keganasan klonla dri sel-sel prekursor limfoid.lebih dari 80%
kasus sel-sel ganas berasal dari limfosit B dan sisanya merupakan leukemia
sel T. LLA terjadi pada 80% kasus leukemia akut anak-anak. Insidensi
puncak LLA adalah pada umur 3-7 thun. LLAjuga tampak pada orang
dewasa enyebabkan ssekitar 20% lekemia akut dewasa. Menurut Djajadiman
sekitar 60-70% dari 100anak yang menderita LLA yang berumur dapat
disembuhkan dengan pengobatan kemoterapi.
- Leukemia Granulostik/Mielositik Akut
LGA/LMAadalahsuatu penyakit yang ditandai dengan transformasi
neoplastik dan gangguan differensiasi sel-sel progenitor dari sel myeloid.
Pada LGA/LMAterjadi proliferasi dari salah satu untur sel
yangmemproduksi sel darah yang ganas. Sel gans tersebut menginfiltrasi
sumsum tulang denganmenyebabkan kegagalan fngsi tulang normal dalam
proses hematopoetik normal.denganpengobatan angka remisi 9waktu
berkurangnya geala) penderita LGA.LMA mencapai 50-75%, tetapi angka
rata-rata hidup masih 2 tahun dan yang dapat hidup lebih dari 5 tahun
hanya10%
Leukemia Kronik
13
Leukemia kronik ditandai dengan keberadaan jumlah leukosit darah tepi
yang sangat tinggi. Sel-sel ini adalah selmatur.leukemia kronisbiasanya
memiliki awitan samar dan lagi perkembangannya lambat. Sebagian pasien
mengalami perkembangan yang lambatt dan pembesaran organ infiltrasi oleh
sel-sel leukemia.
14
Poliferasi Sel Kanker
Demam
Fraktur
Pendarahan
patologis
Trombositopenia
15
2.6 PENATALAKSANAAN TERAPI
1. Transfusi darah, biasa nya diberikan jika kadar Hb kurang dari 6 g%. Pada
trombositopenia yang berat dan perdarahan massif, dapat diberikan tranfusi
trombosit dan bila terdapat tanda-tanda DIC dapat diberikan heparin.
2. Kortikosteroid (prednisone, kortison, deksametason dan sebagainya). Setelah
dicapairemisi dosis dikurangi sedikit demi sedikit dan akhirnya dihentikan.
3. Sitostatika. Umumnya sitostatika diberikan dalam kombinasi berasama-sama
dengan predison. Pada pemberian obat ini sering ditemukan efek samping
berupa alopesia (botak), stomatitis, leucopenia, infeksi sekunder atau
kandidiasis.
4. Infeksi sekunder dihindarkan (lebih baik pasien dirawat di kamar yang suci
hama).
5. Imunoterapi, merupakan cara pengobatan yang terbaru. Setelah tercapai remisi
dan jumlah sel leukemia cukup rendah (105 – 106).
16
f. Pengubatan immunologic.
17
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
1. Leukemia adalah suatu jenis kanker darah. Gangguan ini disebabkan oleh sel
darah putih yang diproduksi melebihi jumlah yang seharusnya ada.
2. Gejala klinis:
Leukemia Mieloblastik Akut : Rasa lemah, pucat, nafsu makan hilang,
Anemia, Perdarahan, Nyeri tulang, Infeksi, Pembesaran kelenjar getah
bening, limpa, hati dan kelenjar mediatinum, Kadang – kadang
ditemukan hipertrofi gusi khususnya pada M4 dan M5, Sakit kepala.
Leukemia Mieloblastik Kronik : Rasa lelah, Penurunan berat badan,
Rasa penuh di perut, Kadang – kadang rasa sakit di perut, Mudah
mengalami perdarahan, Diaforesis meningkat, Tidak tahan panas.
Leukemia Limfositik Akut : Malaise, demam, letargi, kejang, Keringat
pada malam hari, Hepatosplenomegali, Nyeri tulang dan sendi,
Anemia, Macam – macam infeksi, Penurunan berat badan, Muntah,
Gangguan penglihatan, Nyeri kepala.
Leukemia Limfositik Kronis : Mudah terserang infeksi, Anemia,
Lemah, Pegal – pegal, Trombositopenia, Respons antibodi tertekan,
Sintesis immonuglobin tidak cukup.
3. Etiologi pasti dari leukemia ini belum diketahui. Leukemia, sama halnya
dengan kanker lainnya, terjadi karena mutasi somatic pada DNA yang
mengaktifkan onkogenesis atau menonaktifkan gen suppressor tumor, dan
menganggu regulasi dari kematian sel, diferensiasi atau divisi.
4. Faktor resiko leukemia meliputi : umur, jenis kelamin, ras, sinarradio aktif,
18
virus, genetik, bahan kimia, merokok.
19
DAFTAR PUSTAKA
20