Anda di halaman 1dari 14

MARINADE Vol.

02(01) : 39 – 52 (April 2019)


e-ISSN : 2654-4415
online : http://ojs.umrah.ac.id/index.php/marinade

KARAKTERISTIK VITAMIN DAN MINERAL BRUNOK


(Paracaudina australis) DARI PANTAI PELAWAN DAN TANJUNG MELOLO
KABUPATEN KARIMUN KEPULAUAN RIAU
Craracterization of the Vitamins and Minerals Paracaudina australis from Pelawan and
Tanjung Melolo Beach, Karimun, Riau Islands

Muhammad Syah ¹), R. Marwita Sari Putri 1*), Ginanjar Pratama 2)


1)
Program Studi Teknologi Hasil Perikanan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas
Maritim Raja Ali Haji,
2)
Jurusan Perikanan, Fakultas Pertanian, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Korespondensi: wita@umrah.ac.id
Diterima Desember 2018; Disetujui Maret 2019

ABSTRACT

Brunok (P. australis) was one of the marine biota that has not been utilized optimally
especially in Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau. The purpose of this research was to find out
the comparison of the highest content of vitamins and minerals from brunok meat based on
different taked locations in Kabupaten Karimun. Brunok from Pelawan Beach contained
Vitamins A and B12, namely Vitamin A 198.92 IU, Vitamin B12 0.234 IU and Brunok Cape
Melolo contained Vitamin A 214.59 IU, Vitamin B12 0.195 IU. The content of Pelawan Beach
Brunok contained Sodium (Na) 4,550 mg, Potassium (K) 154,339 mg, Calcium (Ca) 287,870
mg, Phosphorus (P) 326,787 mg, and Micro Minerals namely Iron (Fe) 3,921 mg. Whereas the
Mineral content of Brunok Cape Melolo meat was Sodium (Na) 5,114 mg, Potassium (K)
160,126 mg, Calcium (Ca) 258,212 mg, Phosphorus (P) 341,218 mg, and Micro Minerals
namely Iron (Fe) 2,89 mg. The highest mineral content of Phosphorus (P) from the two waters
of Kabupaten Karimun was found in the waters of Tanjung Melolo, that was 341,218 mg.

Keywords: Vitamins A, Vitamins B12, Minerals, Brunok (P. australis), Proximate.

ABSTRAK
Brunok (P. australis) merupakan salah filum echinoedermata yang belum banyak
termanfaatkan secara optimal khususnya di Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui kandungan Vitamin dan Mineral dari daging brunok berdasarkan
lokasi pengambilan yang berbeda sebagai upaya untuk meningkatkan nilai tambah dari Brunok.
Kandungan brunok dari Pantai Pelawan yaitu Vitamin A 198,92 IU, Vitamin B12 0,234 IU dan
Brunok Tanjung Melolo mengandung Vitamin A 214,59 IU, Vitamin B12 0,195 IU. Kandungan
Mineral Brunok Pantai Pelawan yaitu Natrium (Na) 4,550 mg, Kalium (K) 154,339 mg, Kalsium
(Ca) 287,870 mg, Fosfor (P) 326,787 mg, dan Mineral mikro Besi (Fe) 3,921 mg. Sedangkan
kandungan Mineral daging Brunok Tanjung Melolo yaitu Natrium (Na) 5,114 mg, Kalium (K)
160,126 mg, Kalsium (Ca) 258,212 mg, Fosfor (P) 341,218 mg, dan Mineral mikro yaitu Besi
(Fe) 2,89 mg. Kandungan Mineral paling tinggi yaitu Fosfor (P) dari kedua perairan Kabupaten
Karimun terdapat di perairan Tanjung Melolo yaitu 341,218 mg.

Kata kunci: Vitamin A,Vitamin B12, Mineral, Brunok (P. australis), Proksimat.

39
Syah et al. 2019 MARINADE Vol. 02(01) : 39 – 52

PENDAHULUAN yang mengetahui akan potensinya.


Selain itu, beberapa dari masyarakat
Indonesia merupakan Negara Kabupaten Karimun di Kepulauan Riau
Biodiversitas baik didaratan maupun sering menjadikannya santapan dalam
dilautan. Selama ini, diskusi mengenai bentuk menyangkut brunok di
kekayaan Biodiversitas umumnya Kabupaten Karimun.
hanya didasarkan pada spesies Belum banyaknya penelitian
daratan, namun dengan semakin terhadap hewan dari fillum
banyaknya potensi sumber daya laut Echinodermata ini menjadikan P.
yang semakin bermunculan sehingga australis belum menjadi komoditi yang
Biodiversitas di lautan juga semakin bernilai tinggi. Salah satu upaya untuk
menarik untuk dikaji. Salah satu memberikan nilai tambah pada P.
provinsi di Indonesia yang memiliki australis yaitu dengan menjadikannya
wilayah lautan yang luas adalah objek penelitian mengenai kandungan
Kepulauan Riau dengan luas lautan Vitamin dan Mineral yang terdapat
95% dan daratan hanya 5% pada P. australis. Proksimat
(Kemendagri 2015). Kepulauan Riau merupakan kandungan dasar yang
memiliki panjang garis pantai 2.367,6 penting untuk mengetahui potensi
km Kepulauan Riau yang dihuni pulau- pengembangan yang terdapat pada
pulau kecil sebanyak 1.796 buah yang suatu bahan. Penelitian ini dilakukan
dihuni penduduk sekitar 394 buah untuk memberikan informasi mengenai
mencakup Kabupaten Karimun. komposisi proksimat dari P. australis
Kabupaten karimun merupakan salah berdasarkan lokasi pengambilan yang
satu pulau yang memiliki potensi berbeda.
perikanan cukup melimpah dengan
jumlah ekspor perikanan mencapai METODE
881.159.557 ton/tahun (BPS
Kabupaten Karimun 2014), dengan Bahan
data produk ekspor tersebut, Bahan yang digunakan untuk
Kabupaten Karimun memiliki lautan analisis mineral adalah akuades, kertas
dengan berbagai spesies ikan yang saring, H2SO4, HCl, HNO3, dan
cukup melimpah, namun masih banyak HClO4. Bahan-bahan yang digunakan
biota laut yang belum bisa untuk analisis vitamin antara lain HCl
dimanfaatkan secara optimal salah 0,01 N, etanol, heksan, akuades,
satunya adalah brunok (P. australis). Na2SO4 anhidrad, tetrahidrofuran
Brunok adalah jenis biota laut yang (THF), buffer asetat, kalium sianida,
biasa hidup dikawasan pesisir yang metanol, asam asetat 2%.
berlumpur dan berlamun namun belum
menjadi komoditi yang memiliki nilai Pengambilan dan Preparasi sampel
ekonomis tinggi. Brunok sering Penelitian diawali dengan
dikonsumsi secara mentah oleh pengambilan sampel P. autralis dengan
masyarakat melayu bahkan brunok cara menyelam pada saat air sudah
hanya dijadikan umpan nelayan untuk surut dengan kedalam sekitar kurang
menangkap ikan, sehingga brunok lebih 1 meter atau diatas perut orang
belum bisa diperjual belikan dipasaran dewasa dengan cara meraba
karena tidak banyak masyarakat umum mengunakan tangan kedasar lumpur

40
Syah et al. 2019 MARINADE Vol. 02(01) : 39 – 52

yang menjadi habitat utama P. ditampung dalam labu ukur 50 ml,


australis, kemudian sampel di pisahkan kemudian ditera dengan petroleum eter
berdasrkan lokasi pengambilan yang dan siap dibaca pada (lambang) 450
berbeda. Sampel dibersihkan terlebih nm. Dibandingkan dengan larutan
dahulu dari lumpur kemudian standar.
dipisahkan antara daging dan jeroan.
Kemudian daging P. australis Pengujian Vitamin B12
dimasukan kedalam wadah. Sebanyak 100 g daging brunok
dimasukkan dalam tabung reaksi
Pengujian Vitamin A tertutup buffer asetat sebanyak 20 ml
dan 0,2 ml larutan kalium sianida
Sebanyak 100 gram daging bronok
ditambahkan 33 pada tabung reaksi.
dicampur dengan 50 ml KOH 10%
Tabung dimasukkan ke dalam
dalam etnol (10 gr KOH dilarutkan ke
penangas air mendidih selama 30
dalam etaol sampai 100 ml). Larutan
menit, lalu didinginkan dan diencerkan
selanjutnya direfluks selama 30 menit
sampai 50 ml dengan air suling dan
setelah itu disaring dengan kertas
disaring dengan kertas Whatman 42.
saring Whatman 40 mesh, dibilas
Selanjutnya dihomogenisasi selama 5
dengan 50 ml etanol kemudian dicuci
menit dengan ultrasonic dan didiamkan
dengan petroleum eter sebanyak 3 x 50
pada suhu ruang sampai dingin.
ml. Masukkan ke dalam corong
Sebanyak 25 ml metanol ditambahkan
pemisah, dibilas lagi dengan 50 ml
dan ditepatkan sampai volume 50 ml
petroleum eter, setelah itu dikocok
dengan asam asetat 2%. Sampel
dengn kuat. Selanjutnya diperoleh
disentrifuse selama 30 menit pada
fraksi eter (atas) dan fraksi air (bawah).
4000 rpm. HPLC (High Performance
Fraksi air (bawah) terus diekstraksi
Liquid Chromatography) dengan
sampai fraksi eter tidak berwarna
kondisi sebagai berikut : Fase gerak :
orange lagi. Fraksi eter (atas) yang
H2O pH 2 Kolom : C18 Kecepatan
diperoleh digabungkan kemudian dicuci
aliran : 0,5 ml/menit Program : Isokratik
dengan air samp klorofil habis (fraksi air
Detektor : UV visible Panjang
tidak berwarna hijau lagi) maka
gelombang : 280 nm. Kadar vitamin
diperoleh fraksi air dan fraksi eter.
B12 dapat dihitung dengan
Fraksi eter selanjutnya disaring dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
Whatman 42 melewati Na2SO4
anhidrat. Filtrat yang diperoleh

Kadar vitamin B12 = (standar vitamin B12) x FP (faktor pengence).

Pengujian Kadar Mineral ditambahkan ke dalam erlenmeyer


Sebanyak 100 gram daging bronok asam peklorat 2 ml, dipanaskan diatas
yang sudah di cacah dimasukkan ke hot plate dan dinginkan. Larutan
dalam erlenmeyer 150 ml, penambahan diencerkan dengan akuades menjadi
5 ml asam nitrat 65% yang bertujuan 100 ml dalam labu takar lalu larutan
untuk melarutkan kandungan anorganik disaring dengan kertas saring Whatman
dan dipanaskan di atas hot plate lalu sampai didapatkan larutan jernih.
didinginkan. Setelah dingin Sejumlah larutan stok standar dari

41
Syah et al. 2019 MARINADE Vol. 02(01) : 39 – 52

masing-masing mineral diencerkan gelombang dari masing-masing henis


dengan akuades sampai mineral, kemudian diukur absorpsi atau
konsentrasinya berada dalam kisaran tinggi puncak standar, blanko, dan
kerja logam. Larutan standar, blanko sampel pada panjang gelombang dan
dialirkan ke dalam Atomic Absorpton parameter yang sesuai untuk masing-
Spectrophotometer (AAS) merk Perkin masing mineral. Perhitungan kadar
Eler Analyst 100 dengan panjang mineral (mg/kg) basis basah:

Keterangan:
Fp = Faktor pengenceran
hancuran karang, dan cangkang-
HASIL DAN PEMBAHASAN cangkang hewan lainnya, (Widodo
2013).
Vitamin A Dalam rangka karang yang
Kandungan vitamin A P. australis berporous terdapat nutrien yang lebih
Pantai pelawan dan Tanjung melolo tinggi dari perairan. Nutrien merupakan
lebih kecil dibandingkan dengan unsur yang diperlukan tanaman
Actinopyga mauritiana yaitu sebesar sebagai sumber energi yang digunakan
455,0 IU. Studi yang lebih baru untuk menyusun berbagai komponen
menyoroti bioaktivitas dari sel selama proses pertumbuhan dan
polysaccaride fucoidan dari brunok dan perkembangannya, (Budiyani et al.
perannya dalam mencegah mucositis 2012). Studi sebelumnya pada
chemotherapeuthic pada tikus, (Zuo et Acaudina sp. telah menunjukkan itu
al. 2015). Pada pangan nabati mereka kaya vitamin dan mineral,
kandungan karotenoid yang merupakan (Chen 2003). Perubahan musim siklus
prekursor (provitamin) A, (Almatsier reproduksi juga berpengarauh terhadap
2001). Kandungan Vitamin A brunok kandungan nutrisinya, (Syafril et al.
pantai pelawan lebih keci yaitu 1998,92 2004). Kebutuhan vitamin A pada tubuh
IU dan brunok Tanjung melolo yaitu manusia perhari berbeda beda disetiap
214,59 IU, kandungan yang diperoleh usia. Pada pria dewasa sebanyak 5000
berdeda jauh dengan penelitian, IU, wanita dewasa 800 IU dan pada ibu
(Widodo 2013), Actinopyga mauritiana menyusui 6000 IU, (Sartika 2017).
yaitu 445,0 IU. Perbedaan kandungan Asupan vitamin A berperan penting
dipengaruhi oleh habitat dan perairan dalam berbagai fungsi normal tubuh,
biota yang diperoleh dimana teripang diantaranya penglihatan, kekebalan
lebih menyukai perairan yang jernih tubuh, reproduksi, serta pertumbuhan
dan airnya relatif tenang yang spesifik dan perkembangan tubuh, (Sizer dan
hidup berkelompok dan ada pula yang Whitney 2002). Vitamin disimpan di
hidup soliter (sendiri). Faktor lain yaitu liver sampai lebih dari dua tahun,
makanan adalah organisme-organisme dimana dapat mengakibatkan toksisitas
kecil, detritus (hasil dari penguraian jika pasien mengkonsumsi dengan
binatang laut yang telah mati) dan dosis yang besar, (Kamiensky et al.
rumput laut, Jenis makanan lainnya 2006).
adalah partikel-partikel pasir ataupun

42
Syah et al. 2019 MARINADE Vol. 02(01) : 39 – 52

Tabel 1. Hasil analisis vitamin A pada P.australis pantai pelawan dan P.australis
Tanjung melolo (IU)
No Kandungan P. australis P. australis *Actinopyga
Pantai pelawan Tanjung melolo mauritiana
IU IU IU
1 Vitamin A 198,92± 0,91 214,59±0,597 455,0

Tabel 2. Hasil uji kandungan vitamin B12 Brunok P. australis Pantai Pelawan dan P.
australis Tanjung Melolo
No Kandungan P.australis P.australis
Pantai pelawan Tanjung melolo
1 Vitamin B12(IU) 0,234±0,006 0,195±0,002
dibandingkan ikan. Vitamin B12
Vitamin B12 diperlukan untuk mengubah folat
Makanan laut merupakan sumber menjadi bentuk aktif dan fungsi normal
vitamin B12 yang bagus hati adalah tubuh terutama jaringan syaraf serta
sumber yang paling kaya akan vitamin merupakan kofaktor enzim. Jumlah
B12. Selain itu vitamin ini juga harian vitamin B12 yang diperbolehkan
ditemukan dalam susu, daging, ikan, bagi orang dewasa adalah sebesar 2,4
dan telur, (Gaman dan Sherrington IU/hari. Kekurangan vitamin B12 dapat
2002). Bentuk utama vitamin B12 dalam menyebabkan pernicious anemia
makanan adalah adenosilkobalamin, (anemia karena kekurangan folat).
metilkobalamin, dan hidroksikobalamin, Penyakit ini hampir selalu disebabkan
(Almatsier 2001). Pada Tabel 8, Dapat oleh gangguan penyerapan vitamin dari
dilihat besarnya kandungan vitamin B12 pada defesiensi, (Sizer dan Whitney
pada P.australis Tanjung Melolo 2002).
sebesar 0,195 IU lebih kecil
dibandingkan pada P.australis Pantai Komposisi Mineral
Pelawan yaitu sebesar 0,234 IU. Mineral merupakan bagian dari
Perbedaan kandungan vitamin tubuh dan memegang peranan penting
dikarnakan habitat hidup menorok dalam pemeliharaan fungsi tubuh, baik
kedasar laut sehingga kadar DO dan pada tingkat sel, jaringan, organ
sanitasi cahaya terganggu pada maupun fungsi tubuh secara
metabolisme P. australis sejalan keseluruhan, (Almatsier 2001).
dengan pendapat Latumahina et al. Kandungan mineral pada P.australis
(2007), Menyatakan kondisi lokal Pantai Pelawan dan P.australis
perairan, habitat suatu organisme juga Tanjung Melolo cukup tinggi dimana
mempengaruhi kandungan nutrisi kandungan tertinggi mineral posfor
organisme tersebut. Vitamin B12 yaitu 326,787 mg dan 341,218 mg.
berfungsi dalam metabolisme asam Peran mineral begitu penting dalam
amino serta biosintesis protein dan mengatur proses fisiologi (pengatur
asam nukleat, (Okuzumi dan Fujii tekanan osmotik, transport oksigen,
2000). Pada jenis Moluska diantaranya kontraksi otot, dan kepekaan syaraf
cumi, kerang, dan tiram memiliki terhadap rangsangan), elemen
kandungan vitamin B12 yang lebih tinggi essensial bagi enzim serta diperlukan

43
Syah et al. 2019 MARINADE Vol. 02(01) : 39 – 52

dalam proses pengaturan dan Natrium (Na)


pertumbuhan jaringan dan tulang, Pada Tabel 3, Dapat dilihat
(Nabrzyski 2007). Menurut Lewerisa Kandungan natrium (P.australis) Pantai
(2014), menyatakan substrat pasir Pelawan sebesar 4,550 mg, kandungan
perairan timur indonesia kaya akan Kandungan natrium (P.australis) Pantai
kandungan zat besi, magnesium, Pelawan lebih kecil dari kandungan
kalsium, natrium, phospor serat natriun P.australis Tanjung Melolo
mineralnya. sebesar 5,114 mg. Rendahnya kadar
natrium pada brunok merupakan hewan
Mineral makro laut yang habitat didupnya didasar laut
Mineral makro adalah unsur mineral dengan kadar DO rendah, pada
yang dibutuhkan dalam jumlah besar, dasarnya air laut mengandung mineral
yaitu lebih dari 100 mg sehari. natrium dan klorida dalam jumlah
Kelompok mineral makro terdiri dari besar. Kandungan natrium brunok lebih
natrium, kalium, kalsium, magnesium, tinggi dari pada Actinopyga mauritiana
sodium, potassium, dan fosfor, (417 mg) teripang 0,0054%, (Riwanda
(Nabrzyski 2007). Mineral makro 2017). Dibandingkan dengan moluska
berperan sebagai zat pembangun kandungan natriumnya brunok lebih
tubuh, selain itu mineral ini juga tinggi dibandingkan dengan makanan
berperan dalam mempertahankan laut lainnya, (Okuzumi dan Fujii 2000).
tekanan osmotik dan keseimbangan Perbedaan ini terlihat dari kontribusi
asam basa tubuh, (Biziuk dan ketersedian ph dalam suatu perairan
Kuczynska 2007). Pada Tabel 9, Dapat dapat dijadikan indikator keseimbangan
dilhat kandungan mineral makro pada unsur-unsur kimia dan dan unsur-unsur
P. australis Pantai Pelawan adalah hara yang sangat bermanfaat bagi
natrium (4,550 mg), fosfor (326,787 kehidupan vegetasi akuatik.
mg/g), kalium (154,339 mg ), Terganggunya sistem penyangga
dan kalsium (287,870 mg). Kandungan terhadap biota dan menimbulkan
mineral makro pada brunok P. australis ketidak seimbangan CO2 yang terserap
Tanjung Melolo berturut-turut adalah didasar laut.
natrium (5,114 mg), fosfor (341,218
mg), kalium (160,126 mg), dan kalsium Kalium (K)
(258,212 mg). Tingginya kandungan Kandungan kalium pada brunok
mineral pada brunok diperkirakan P.australis Pantai Pelawan sebesar
pantai Pelawan dan Tanjung Melolo 154,339 mg, sedangkan pada brunok
yang memiliki asupan nutrisi yang P.australis Tanjung Melolo sebesar
berlimpah dengan ciri khas pantai pasir 160,126 mg/g. Kadar kalium pada
berlumpur sejalan dengan pendapat penelitian ini tinggi rendah jika
Romimohtarto (2005), yang dibandingkan dengan kandungan
menyatakan bahwa keberadaan kalium pada Actinopyga mauritiana
sejumlah hewan dan tumbuh-tumbuhan yaitu sebesar 0.91 mg. Perbedaan
tidak dapat dilepas pisahkan dengan kandungan mineral dipengaruhi oleh
kehidupan di dalam laut. umur, jenis dan ukuran, habitat dan
kondisi lingkungan, serta letak
geografis, (Gocke et al. 2004).
Perbedaan kandungan mineral pada

44
Syah et al. 2019 MARINADE Vol. 02(01) : 39 – 52

suatu organisme dapat disebabkan dan Bustamante 2006).


oleh habitat yang berbeda, (Villanueva

Tabel 3. Hasil analisis kandungan mineral pada Brunok (Paracaudina australis) pantai
pelawan dan Brunok (P. australis) Tanjung Melolo (mg)
P. australis P. australis
*Actinopyga mauritiana
No Mineral Pantai pelawan Tanjung melolo
(mg)
(mg) (mg)
1 Na 4,550 ± 0,006 5,114±0,072 770
2 K 154,339 ± 0,250 160,126±0,081 910
3 Ca 287,870 ± 0,255 258,212±0,008 308
4 P 326,787 ± 0,006 341,218±0,040 230
5 Fe 3,921 ± 0,004 2,89±0,078 417

Kalsium (Ca) Fosfor (P)


Pada Tabel 3, dapat dilihat Kadar Pada Tabel 9, dapat dilihat
kalsium pada kandungan (P.australis) kandungan Fospor P. australis Pantai
Pantai Pelawan sebesar 287,870 mg, Pelawan yaitu sebesar 326,787 mg,
sedangkan pada brunok P.australis Sedangkan pada P.australis Tanjung
Tanjung Melolo yaitu sebesar 258,212 Melolo sebesar 341,218 mg. Kadar
mg. Kandungan kalsium merupakan fosfor pada brunok lebih rendah
kandungan tertinggi kedua pada biota dibandingkan dengan hasil penelitian
brunok setelah mineral makro fosfor. Widodo (2013), Actinopyga mauritiana
Kandungan kalsium pada produk yaitu 023 mg. Kandungan fosfor pada
perikanan bervariasi antar spesies. produk perikanan umumnya berkisar
Pada jenis ikan cara mengunsumsi antara 1.000-3.000 mg. Kandungan
dengn cara dimakan beserta tulangnya, mineral pada produk perikanan
merupakan sumber kalsium yang dipengaruhi oleh beberapa faktor
bagus. Masyarakat Kabupaten Karimun diantaranya jenis, habitat, umur, dan
mengunsumsi brunok juga lansung ukuran, (Okuzumi dan Fujii 2000).
dikonsumsi tampa harus dimasak atau Menurut nieves (2005), kekurangan
dijadikan urap. Untuk jenis kerangan fosfor dapat menyebabkan peningkatan
dan krustasea memiliki kandungan resiko patah tulang. Asupan fosfor yang
kalsium yang tinggi bila dibandingkan rendah juga dapat menghambat fungsi
dengan ikan, (Okuzumi dan Fujii 2000). osteoblas. Osteomalasia terjadi karena
Kadar kalsium pada brunok lebih tinggi kekurangan fosfor dan ketidak
jika dibandingkan dengan hasil seimbangan konsumsi kalsium
penelitian Widodo et al. (2013), pada terhadap fosfor. Kebutuhan fosfor
Actinopyga mauritiana yaitu sebesar menurut Peraturan Kementrian
308 mg. Konsumsi kalsium sebaiknya Kesehatan Republik Indonesia no 75
tidak melebihi 2500 mg /sehari. tahun 2003 yaitu 200-1200 mg/hari,
Kelebihan kalsium dapat menimbulkan besar kecil nya asupan fosfor bagi
gangguan ginjal dan konstipasi (susah berbeda beda didalam tubuh tegantung
buang air besar), (Almatsier 2001). kepada usia.

45
Syah et al. 2019 MARINADE Vol. 02(01) : 39 – 52

Mineral mikro kerugian keringat, dan menstruasi,


Mineral mikro adalah unsur mineral (Williams 2005).
pada tubuh manusia yang dibutuhkan
dalam jumlah sedikit. Mineral mikro KESIMPULAN
dibutuhkan tubuh dalam jumlah kurang Kandungan vitamin A pada brunok
dari 100 mg/sehari. Kelompok mineral P. australis Pantai pelawan sebesar
mikro terdiri dari besi, seng, tembaga, 214,59 IU sedangkan P.australis
selenium, iodium, mangan, seng, Tanjung Melolo sebesar Vitamin
kobalt, dan fluor, (Nabrzyski 2007). 198,92 IU untuk kandungan Vitamin B12
Mineral mikro berfungsi dalam proses P.australis Pantai Pelawan sebesar
metabolisme tubuh serta merupakan 0,234 IU pada P.australis Tanjung
bagian dari enzim, hormon dan vitamin, Melolo sebesar 0,195%. Brunok
(Biziuk dan Kuczynska 2007). (P.australis ) dari kedua perairan
Kandungan mineral mikro besi (fe) Pantai Pelawan dan Tanjung Melolo
pada pada P.australis Pantai Pelawan terdiri atas adalah fosfor (P),
sebesar 3,921 mg, sedangkan pada kandungan mineral makro tertinggi
P.australis Tanjung Melolo sebesar pada brunok diikuti kalsium. kalium,
2,89 mg. dan natrium . Kandungan mineral mikro
besi tertinggi yaitu P.australis Pantai
Besi (Fe) Pelawan yaitu 3,921 IU.
Besi adalah mineral mikro yang
paling banyak terdapat dalam tubuh DAFTAR PUSTAKA
manusia. Besi tergolong zat gizi
Agusta O.R., Sulardiono B., Rudiyanti
essensial sehingga harus disuplai dari
S. 2012. Kebiasaan Makan Teripang
makanan. Kadar besi pada P.australis
Ecinodrmata (Holothuriidae) di
Pantaai Pelawan sebesar 3,921 mg,
Perairan Pantai Pulau Peramuka,
Sedangkan pada P.australis Tanjung
Kepulauan Seribu. Jurnal
Melolo sebesar 2,89 mg. Kadar besi
Managemen of Aquatic Resources
pada brunok lebih rendah dibandingkan
1(1): 1-8.
pada mineral mikro besi (Fe) A.
Aini M. C., Ain., Suryanti. 2013. Profil
molpadioides yaitu 22,31 mg,
Kandungan Nitrat dan Fosfat pada
Perbedaan kandungan besi disebabkan
Polip Karang Acropora sp. di Pulau
oleh umur, waktu penangkapan, dan
Menjangan Kecil Taman Nasional
habitat, (Laurenco et al. 2009). Zat
Karimunjawa. Ponegoro. Jurnal
besi dalam tubuh diperlukan perhari
Maquares 2(4): 118–126.
sebesar 15 mg/hari sangat sedikit tetapi
Alawiyah., Almatsier, T., Kotimah, S.,
penting untuk diperhatikan untuk
Mulyadi, A. 2016. Aktivitas Anti
keperluan tubuh,efek dari kekurangan
Jamur Ekstrak Teripang Darah
zat besi antara lain anemia. Menurut
(Holothuria atra) Terhadap
Ikedai et al. (2002), Kekurangan zat
Pertumbuhan Jamur (Malayssezia
besi menyebabkan anemia yang paling
furfur) Penyebab Panu. Jurnal
umum terjadi pada manusia. Penderita
Protbiont 5(1):59-67.
anemia banyak terjadi pada atlet wanita
Almatsier, S. 2001. Prinsip Dasar Ilmu
dari pada atlet laki-laki hal ini
Gizi. Jakarta. Gramedia Pustaka
dikarnakan kebocoran mioglobin,
Utama.

46
Syah et al. 2019 MARINADE Vol. 02(01) : 39 – 52

Almatsier, S. (2004.) Prinsip Dasar Ilmu Bioactives from Sea Cucumbers for
Gizi. Jakarta. PT Gramedia Functional Foods. Jurnal of Mar
Pustaka Umum. Drugs, 1761–1805.
Alhana, Suptijah, P. Tarman, K. 2015. BPS. 2014. Nilai ekspor Hasil
Ekstraksi dan Karakterisasi Kolagen Perikanan Laut Pertriwulan di
dari Daging Teripang Gamma. Kabupaten Karimun. Karimun.
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Badan Pusat Statistik. Kabupaten
Indonesia 18(2): 150-161. Karimun.
A y , R.W., Sy ’ i, L., Arini, E. Budiyani, F.B., Suwartimah, K.,
2007. Analisis Kesesuaian Perairan Sunaryo. 2012. Pengaruh
Pulau Karimunjawa dan Pulau Penambahan Nitrogen dengan
Kemujan sebagai Lahan Budidaya Konsentrasi yang Berbeda terhadap
Rumput Laut Menggunakan Sistem Laju Pertumbuhan Rumput Luat
Informasi Geografis. Jurnal Caulerpa racemosa var. uvifera.
marquares 3(1): 27 – 45. Jurnal Marine Research 1(1): 10 –
Ariyanto, D. 2003. Analisis Keragaman 18.
Genetik Tiga Strain Ikan Nila dan Chen, J. 2003. Overview of Sea
Satu Strain Ikan Mujair Berdasarkan Cucumber Farming and Sea
Karakter Morfologinya. Jurnal Ranching Practices in China. Jurnal
International of Zuriat 14(1): 1-6. of researh Bulletin 18(3): 18-23.
Ardianingsih, R. 2009. Penggunaan Dewi., Laengeng A.H., Nurdin, M. 2010.
Hing Performance Liquid Kadar Lemak Daging Teripang
Chromatography (HPLC) dalam (Holothuria edulis) dan Teripang
proses analisis deteksi ion. Jurnal Pasir (holothuria scaba) Serat
Dirgantara 10(4): 101-104 Implementasinya sebagai Media
Ayas, D., Ozugul, Y. 2011. The Pembelajaran. Jurnal E-JIP Biol
Chemical Composition of Carapace 5(2): 20-29.
Meat of Sexually Mature Blue Crab Edy.J., Girsang., Rifardi.2004.
(Callinectes sapidus, Rathhbun Karakteristik dan Pola Pebaran
1896) in the Mersin Bay. Jurnal Sedimen Perairan Selat Rupat
Fisheris Scientific 38: 645-650. Bagian Timur. Jurnal Berkala
Azka, A., Nurjanah., Jacoeb., A.M. Perikanan Terubuk 42(1). 153 –61.
2010. Profil Asam Lemak, Asam Elfidasari, D., Noriko, N., Wulandari, N.,
A , T , α- Perdana, A.T. 2012. Identifikasi
Tokoferol Telur Ikan Terbang. Jurnal Jenis Teripang (Holothuria) Perairan
Pengolahan Hasil Perikanan Kepulauan Seribu Berdasarkan
Indonesia 18(3): 250-261. Perbedaan Morfologi. Jurnal AL-
Beasy, K.M., dan J. C. Ellison. 2013. Azhar Indonesia Seri Sains dan
Comparison of Three Methods for Teknologi 1(3): 14-142.
the Quantification of Sediment Gaman, PM., Sherrington, KB. 1992.
Organic Carbon in Salt Marshes of Ilmu Pangan. Pengantar Ilmu
the Rubicon Estuary, Tasmania, Pangan, Nutrisi dan Mikrobiologi.
Australia. Jurnal of International Gadjah Mada
Biology 5 (4), 1–13. University.Yogyakarta..
Bordbar, S., Anwar, F., Saari, N. 2011. Gehring, C. K., Davenport P. M.,
High-Value Components and Jaczynzki, J. 2009. Functional and

47
Syah et al. 2019 MARINADE Vol. 02(01) : 39 – 52

Nutritional Quality of Protein and Jawahan A., Nagarajan, J.,


Lipid Recoverd from Fish Processing Shanmugram, S.A.2002.
by-Product and Underutilized Antimicrobial Subtances of Potential
Aquatic Specias Using Isoelectric Biomedical Importances From
Solubilization Preciption. Jurnal of (Holothurian) Species. Jurnal Indian
Curr Nutr Food 5(6):17-39. of marine.31(2):161-164
Georgiev L., Penchev G., Dimitrov D., KEMENDAGRI.2015. Kementrian
Pavlov, A. 2008. Structural Changes Dalam Negeri. Luas Wilayah
in Common Carp (Cyprinus carpio) Kepulauan Riau. Kemrntrian Dalam
Fish Meat During Freezing. Jurnal Negeri.
Bulgarian Veterinary Medicine 2(2): Karnila, R., Astawan, M., Sukarno.,
131-136. Wresdiyati, T. 2011. Karakteristik
Stangl G.I.,. Schwarz, F.J., Muller, H., Konsenstrat Protein Teripang Pasir
Kirchgessner, M. 2000. Evaluation of (Holothuria scabra) dengan Bahan
the Cabalt Reavirement of Beff Pengekstrak Aseton. Jurnal
Cattle Based on Vitamin B12, Folate, Perikanan dan Kelautan 6(1): 90-
Homocysteine and Metlylmalonic 102.
Acid. Jurnal British of Nutrition 84: Kamal, N. 2010. Pengaruh Bahan Aditif
645-653. Cmc (Carboxyl Methyl Cellulose)
Gocke, MA., Tazbozan, O., Celik, M., Terhadap Beberapa Parameter pada
Tabakoglu, S. 2004. Seasonal Larutan Sukrosa. Jurnal Teknologi
Variation in Proximate and Fatty medical. 17: (78-84).
Acid of Female Common Sole Laurenco, HM., Anacleto, P., Afonso,
(Solea solea). Jurnal Food C., Ferraria, V., Martins, MF.,
Chemistry 88(3):419-423. Carvalho, M.L., Lino, A.R., Nunes,
Haider, M.S., Sultana, R., Jamil, Lakht- M.L., 2009. Elemental Composition
e-Zehra, K., Tarar, OM., Shirin, K., of Cephalopods From Portuguese
Afzal, W. 2015. A Study on Continental Waters. Jurnal Food
Proximate Composition, Amino Acid Chemistry 113(4):1146- 1153.
Profile, Fatty Acid Profile and Some Laining, A., N. Kabangnga., Usman.
Mineral Contents in Two Species of 2003. Pengaruh Protein Pakan yang
Sea Cucumber. Jurnal Animal and Berbeda Terhadap Koefisien
Plant Sciences 25(1), 168–175. Kecernaan Nutrien Serta
Hu, K., Zhuang, J., Zheng, C., Ma, Z., Performansi Biologis Kerapu Macan
Yana, Li., Gu, H., Zeng, X., Ding. (Ephinephelus fuscoguttatus) dalam
Effect of Novel Cytosine-l-Alanine Keramba Jaring Apung. Jurnal
Derivative Based Corrosion Inhibitor Kelautan dan Perikanan Indonesia
on Steel Surface in Acidic Solution. 9(2 ): 29-34.
Jurnal Molecular Liquids 222(16): Lane, D.J.W., Marsh, L.M., Vanden,
109–117. S.D., Rowe, F.W.E. (2000)
Joo, Y.O., Helen, P.S., Wong. 2015. Echinoderm Fauna of The South
Sea Cucumbers (Echinodermata: China Sea Inventory and Analysis of
Holothuroidea) From the Johor Distribution Patterns. Jurnal Bulletin
Straits, Singapore. Jurnal Buletin of Zoology 48(3): 459–494.
Zoologi. 31(3); 273–291 Li, Mengjie., Tse, Lap Ah., Chan., Wing
C., Kwok., Chi-Hei., Leung., Siu, L.

48
Syah et al. 2019 MARINADE Vol. 02(01) : 39 – 52

2017. Nighttime Eating and Breast Caudinidae). Jurnal Memoirs of


Cancer Among Chinese Women in Museum Victoria 68:37–65.
Hong Kong. Jurnal Breast Cancer Omran, N.E.E., 2013. Nutritional Value
Research 13(7):19-31. of Some Egyptian Sea Cucumber.
Lubis, A.F., Purwaningsih, S., Tarman, Jurnal African of Biotechnology
K. 2016. Aktivitas Antioksidan pada 12(35): 5466-5472
Formula Tablet Teripang Keling Patang . 2010. Faktor-Faktor yang
(Holothuria atra). Jurnal Berkala Berpengaruh terhadap Produksi
perikanan terubuk. 44(2): 0126- Rumput Laut Eucheuma cottoni di
4265. Kabupaten Pangkep. Jurnal
Mandle., Ari, K., Prarita, Shailendra, International of Agrisistem 6(1): 8 –
J.K.S. 2012. Protein Structure 14.
Prediction Using Support Voctor Purwaningsih, S. 2012. Aktivitas
Machine. Jurnal Internatiol on Sofr Antioksi dan Komposisi Kimia Keong
Computing 3(1): 68-78. Matah Merah (Cerithidae obtusa).
Mehmet, A., Huseyin, S., Bekir, T., Jurnal Ilmu Kelautan dan erikanan
Yilmaz E., Sevim, K., 2011. 17(1): 39-48.
Proximate Composition and Fatty Puspitasari R. 2007. Laju Polutan
Acid Profile of Three Different Fresh dalam Ekosistem Laut. Ocean 32(2):
and Dried Commercial Sea 21-28
Cucumber from Turkey. Jurnal Purcell, S., Conand, CW., Samyn, Y.
Intenational Food Sci Technol 46: (2012). Commercially Important Sea
500-508. Cucumbers of The World. Jurnal
Mohamed, J.S., Sivaram, V., Roy, Fishery Purposes 1(6): 38-39.
T.S.C., Marian, M.P., Murugadass, Rakhmawati, N., Amanto, B.S.,
S., Hussain, M.R. 2003. Dietary Peraseptiangga, D. 2014. Formulasi
Vitamin A Requirement of Juvenile dan Evaluasi Sifat Sensoris dan
Greasy Grouper (Epinephelus Fisikokimia Produk Flakes Komposit
tauvina). Jurnal International of Berbahan Dasar Tepung Tapioka,
Aquaculture 219(1):693-701. Tepung Kacang Merah (Phaseolus
Nieves JW. 2005. Osteoporosis the vulgaris) dan Tepung Konjac
Role of Micronutrient. Jurnal Clinical (Amorphophallus oncophillus).
of Nutrition 8(5):1232-1239. Jurnal Teknosains of Pangan 3(1):
Nurjanah., Tarman, K., Rusyadi, S. 63-73
2008. Karakteristik Gizi dan Potensi Raghunathan, C., Venkataraman, K.
Pengembangan Kerang Pisau 2 2 “D v y of Echinoderms in
(Solen sp.) di Perairan Kabupaten R Jh ”. Andaman and Nicobar
Pemekasan. Madura. Jurnal Ilmu Islands. International Day for
Kelautan dan Perikanan 13(1), 41- Biodiversity. Jurnal Marine National
45.. Park 5(1)22-40.
O’L ugh , P.M., B , S., S g , Rahman, K., Astawan, M.,
D.V. 2011. Paracaudinid Sea Sukarno.,Wresdiyati, T. 2011.
Cucumbers of Australia and New Karakteristik Kosentrat Teripang
Zealand (Echinodermata: Pasir (Holothuria scabra) dengan
Holothuroidea: Molpadida: Bahan Pengestrak Aseton. Jurnal

49
Syah et al. 2019 MARINADE Vol. 02(01) : 39 – 52

Perikanan dan Kelautan 6(1): 90- Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan
120. 7(2): 30-36.
Pangestuti, R., Zainal, A. 2017. Santoso, J., Satako, G., Yumiko, Y.S.,
Medicinal and Health Benefit Effects Takeshi, S. 2006. Mineral Content of
of Functional Sea Cucumbers. Indonesian Seaweed Solubility
Jurnal Traditional and Affected by Basic Cooking. Jurnal
Complementary Medicine 8(4): 341- Food Science and Technology 12(1):
351. 59-66.
Ridzwan, B.H., Hanita, M.H., Seranjuddin, M.L., Prasad., Pathak
Nurzafirah, M., Norshuhada, M.P.S., B.C. 2013. Comparative Study of
Hanis, Z.F. 2014. Free Fatty Acids Length Weight Relationship of
Composition in Lipid Extracts of Freshwater Murrel, Channa
Several Sea Cucumbers Species punctatus (Bloch 1793) From Lotic
from Malaysia. Jurnal intenational and Lentic Environments. Jurnal
Biosciences 4(3): 204–207. Word Fish And Marine Sciences.
Rifardi., Edy. J., Girsang1. 2012. 5(2): 233-238.
Ekologi Sedimen Laut Modern. Unri Shi., Wei., Hu., Ying-Ying T., Yao, G.C.,
Press. Edisi Revisi. Pekanbaru. Zhao, J.L., Chang H.X., Yu, M.W.
21(6): 62-71. 2014. Fucosylated Chondroitin
Salarzadeh, A.R., Afkhami, M., Sulfate From Sea Cucumber
Bastami, K.D., Ehsanpour, M., Improves Glucose Metabolism and
Khazaali, A., Mokhleci, A. 2012. Activates Insulin Signaling in the
Proximate Composition of Two Sea Liver of Insulin-Resistant Mice.
Cucumber Species (Holothuria pavra Jurnal Medicinal of food china
and Holothuria arenicola) in Persian 17(7):749-757
Gulf. Jurnal Annals Biolog Res Shirvastava, A., Gupta, V.B. 2012.
3(3):1305-1311. HPLC: Isocratic or Gardient Elution
Samyn, Y., Didier., Vandenspeagel. and Assesment of Liniearity in
2016. Sublittoral and Bathyal Sea Analytical Methods. Jurnal Advanced
Cucumbers Echinodermata Scientific Research 3(2):12-20.
(Holothuroidea) from the Northern Siahaan, E.A., R. Pengestuti. 2017.
Mozambique Channel With Pangan Fungsional dan Nutrasetikal
Description of Six New Species. dari Laut: Prospek dan
Jurnal Sublittoral and bathyal sea Tantangannya. Jurnal International
cucumbars 4196(4): 451–49. of Depik 6(3): 273-281.
Santika, I.G. 2016. Pengukuran Tingkat Sizer, F.S., Whitney, E.N. 2002.
Kadar Lemak Tubuh Melalui Jogging Nutrition Concepts and
selama 30 Menit Mahasiswa Putra Controversus, International Students
Semester IV FPOK IKIP PGRI BALI. Edition. United States. Jurnal
Jurnal Pendidikan Kesehatan Thomson Wadsworth 2(1):24-28.
Rekreasi 1(8):89-98. Syahfril, I., Supriyantini, E.,
Salamah, E., Yunizal, H. 2004. Studi Ambariyanto. 2004. Studi
Tentang Asam Lemak Omega-3 dari Kandungan Proksimat Kerang Jago
Bagian-bagain Tubuh Ikan Kembung (Anadara inaequivalvis) di Perairan
Laki-laki (Rastrelliger kanagurta) . Semarang. Jurnal Ilmu kelautan dan
perikanan 9(4):190-195.

50
Syah et al. 2019 MARINADE Vol. 02(01) : 39 – 52

Nurjanah., Suwandi, R., Winem, M. Water Column Chlorophyll-a in the


2014. Proporsi Bagian Tubuh dan S Cu u ’ Paracaudina sp.
Kadar Proksimat Ikan Gabus Pada Habitat on the Kenjeran Water,
Berbagai Ukuran. Jurnal Pengolahan Surabaya. Jurnal Marine and
Hasil Perikanan 17(1): 22-28. Fisheris Research. 1(2):1-9.
Takashi., Tomiyasu., Ayako, N., Widianingsih, Zaenuri M., Anggoro, S.
Norinobu,Y., Hayao, S., Rifardi., 2016. Nutritioanl Value of Sea
Mihiko K., Oki., Hirokatsu, A. 2000. Cucumbar (Paracaudina australis).
Mercury Contamination in the Jurnal Aquatic Procedia 7(2): 271-
Yatsushiro Sea South Western 276.
Japan, Spatial Variations of Mercury Williams, M.H. 2005. Dietary
in Sediment. Jurnal Science of The Supplements and Sports
Total Environment 257( 2):121-132 Performance, minerals. Jurnal
Thanonkaew, A., Benjakul, S., International Society of Sports
Visessanguan, W. 2006. Chemical Nutrition 2(1):43-49.
Composition and Thermal Property Wulandari, A.W., Adi, T.K., Yuliani, D.
of Cuttlefish (Sepia pharaonis) 2015. Mercury (Hg) and Copper (Cu)
Muscle. Jurnal Food Composition Analysis of Sea Cucumbar
and Analysis 19(2):127-133. Paracaudina australis Cracker from
Villanueva, R., Bustamante, P. 2006. Kenjeran Surabaya using atomic
Composition in Essential and Non Absorption Spectroscopy. Jurnal
Essential Elements of Aarly Stages Alchemy Journal 4(1):17-24.
of Cephalopods and Dietary Effects Xu, J., Wang, YM., Feng, T.Y., Zhang,
on the Elemental Profiles of B., Sugawara, T., Xue, C.H. 2011
(Octopus vulgaris) Paralarvae. Isolation and Anti Fatty Liver Activity
Jurnal Aquaculture 261(1):225-240. of Novel Cerebroside From the Sea
Villanueva, R., Escudero, J.M., Cucumber Acaudina molpadioides.
Deulofeu, R., Bozzano, A., Casoliva, Jurnal Biosci Biotechnol Biochem
C. 2009. Vitamin A and E Content in 20(75):1466-1471.
Early Stages of Cephalopods and Yahyavi, M., Afkhami, M., Javadi, A.,
Their Effects in (Octopus vulgaris) Ehsanpour, M., Mokhlesi, A., 2012.
Paralarvae. Jurnal Aquaculture Fatty Acid Composition in Two Sea
296(3):277-282. Cucumber Species (Holothuria
Wang, J.F., Gao, S., Wang, Y.M., Ma, scabra and H. leucospilata) from
Q., Ren, B.X., Xue, C. H., 2009. Qeshm Island (Persian Gulf). Jurnal
Effects of Isostichopus Fuscus on Afric Biotech 11:2862–2868.
the Lipid Metabolism in Yu, L., Xu, X., Xue, C., Chang, Y., Ge,
Hipercholesteremic Rats. Jurnal L., Wang, Y., Zhang, C., Liu, G., He,
Periodical of Ocean 39:228–232. C. (2013). Enzymatic Preparation
Wen, J., Hu, C., Fan, S., 2010. and Structural Determination of
Chemical Composition and Oligosaccharides Derived From Sea
Nutritional Quality of Sea Cucumber. Cucumber (Acaudina molpadioides)
Jurnal Food Agric 90:2469–2474. fucoidan. Jurnal Food Chemistry
Widianingsih, W., Zaenuri, M., Anggoro 139(466): 702-709.
S., Kusumaningrum, H.P., Hartati, R. Yunita, M., Langgeng, H., Tangge, L.
2018. Karateristic Sediment and 2017. Kadar Protein Teripang Hitam

51
Syah et al. 2019 MARINADE Vol. 02(01) : 39 – 52

(Holothuria edulis) dan Teripang


Pasir (Holothuria scabra) and Its
Inflementation as a Medium of
Learning. Jurnal Ilmu Pangan. 5(1):
1-9.
Yu, L., Xue, C., Chang, Y. 2014.
Structure Elucidation of Fucoidan
Composed of Anovel Tetrafucose
Repeating Unit from Sea Cucumber
(Thelenota ananas). Jurnal Food
Chem 146(14):113-119.
Zuo, T., Li, X., Chang, Y., Duan, G., Yu,
L., Zheng, R., Xue, C., Tang, T.
2015. Fucoidan Diet Acaudina
molpadioides dan Fragmen
Enzimatis Terdegradasi yang bisa
Mencegah Mucositis Usus. Jurnal
Food and fungsional. 6(2):415-422.

52

Anda mungkin juga menyukai