ABSTRAK PENDAHULUAN
Ikan tapah (Wallago leerii) salah Maraknya penambangan timah
satu spesies ikan lokal Bangka yang hanya menjadi ancaman bagi kelestarian
ditemukan di sepanjang aliran Sungai sumberdaya ikan lokal perairan sungai
Jeruk Desa Tanah Bawah kini terancam di Pulau Bangka. Penambangan timah
punah karena tekanan penangkapan dan terbukti telah merusak perairan sungai
tekanan ekologi akibat aktivitas manusia.
yang menjadi habitat ikan. Muslih et
Apalagi trend kerusakan lingkungan
akibat maraknya penambangan timah di al. (2014) menyatakan bahwa
Pulau Bangka dikhawatirkan mengancam komposisi jenis ikan di Sungai
habitat asli ikan tapah. Ikan tapah menjadi tercemar penambangan timah lebih
salah satu ikan ekonomis penting karena sedikit (ditemukan 21 jenis ikan dari
selain sangat digemari masyarakat karena 10 famili) dibandingkan dengan
ukurannya yang besar, rasa yang enak dan Sungai tanpa penambangan timah (36
gurih, juga karena nilai gizi dan harganya jenis ikan dari 16 famili). Kondisi ini
yang tinggi. Selama ini penyediaan ikan tentunya akan mengancam ekonomi
tapah hanya diperoleh dari hasil masyarakat nelayan sungai yang
tangkapan di alam. Bila hal ini dilakukan menggantungkan hidupnya pada hasil
terus-menerus karena permintaan yang
tangkapan ikan sungai.
semakin tinggi akan mengancam
kelestariannya bahkan punahnya ikan Salah satu sungai di Pulau
tapah. Kondisi ini juga akan berdampak Bangka yang masih terjaga habitatnya
pada ekonomi masyarakat yang dan belum tercemar penambangan
menggantungkan hidupnya pada hasil timah karena kuatnya sistem kearifan
tangkapan ikan sungai khususnya ikan lokal masyarakat adalah sungai Jeruk.
tapah. Diperlukan upaya pengelolaan Sungai dengan beberapa anak sungai
perikanan tapah yang tepat agar yang juga masih terjaga kondisi
pemanfaatannya dapat berkelanjutan dan alaminya mengalir melewati beberapa
optimal serta lestari, salah satunya melalui desa menuju pesisir barat Pulau
upaya domestikasi. Program Ipteks bagi Bangka dan bermuara di Selat Bangka.
Masyarakat (IbM) ini mencoba
mengintroduksi teknologi domestikasi
Desa Tanah Bawah menjadi salah satu
sederhana yang pernah diujicoba di desa yang menjadi bagian dari Daerah
perairan Sungai Kampar Riau. Kegiatan Aliran Sungai Jeruk. Sungai Desa
diawali dengan melakukan pemeliharaan Tanah bawah yang merupakan bagian
benih ikan tapah dari alam untuk dari aliran Sungai Jeruk memiliki
kemudian dilakukan pembesaran hingga kekhasan tersendiri dibandingkan
menghasilkan ukuran konsumsi. Teknik dengan sungai lain yang ada di Pulau
pemeliharaan yang tepat berupa teknik Bangka. Sungai Desa Tanah Bawah
aklimatisasi, pemilihan jenis dan dosis diyakini keberadaan habitat ikan tapah
pakan yang tepat untuk merangsang (Wallago leerii). Ikan tapah hanya
pertumbuhan serta Pemantauan kualitas
ditemukan di sepanjang aliran Sungai
air wadah budidaya.
Jeruk dan tidak ditemukan di Sungai
Kata kunci: Wallago leerii,
Menduk (Muslih et al. 2014). Ikan
domestikasi, Bangka.
48
Khoirul Muslih, Indra Ambalika Syari: Teknologi Domestikasi Ikan Tapah Di Desa Tanah Bawah Kabupaten Bangka
49
Khoirul Muslih, Indra Ambalika Syari: Teknologi Domestikasi Ikan Tapah Di Desa Tanah Bawah Kabupaten Bangka
50
Khoirul Muslih, Indra Ambalika Syari: Teknologi Domestikasi Ikan Tapah Di Desa Tanah Bawah Kabupaten Bangka
mulai dari tahap persiapan input alami dan terjaga vegetasi ripariannya.
sampai dengan tahap pemanenan dan Tutupan vegetasi dari jenis Pandanus
penanganan pasca panen. sp (rasau) masih terlihat rapat dan
lebat di sepanjang aliran sungai.
HASIL YANG DICAPAI Namun pasca kebakaran lahan yang
Kegiatan IbM untuk penerapan terjadi pada pertengahan tahun 2015
teknologi domestikasi Ikan Tapah di akibat kemarau panjang,
Desa Tanah Bawah Kabupaten menyebabkan hampir sebagian besar
Bangka sebagai bentuk pengabdian vegetasi musnah terbakar (Gambar
kepada masyarakat telah dilaksanakan 1). Tanaman jenis Pandanus sp
dan masih berjalan sampai saat ini. banyak ditemukan mati dan tampak
Kegiatan tersebut diupayakan bisa tinggal menyisakan batang pohon
mencapai target yang diharapkan tanpa daun. Kondisi ini diduga akan
dengan melakukan tahapan-tahapan berpengaruh pada kompleksitas
yang telah direncanakan dengan ekosistem yang ada. Perubahan
beberapa penyesuaian. Penyesuaian ekologi tersebut diduga juga akan
dilakukan dengan pertimbangan- mengancam ketersediaan benih ikan
pertimbangan tertentu berdasarkan tapah di alam, serta mengancam
kondisi di lapangan dan kemampuan ketersediaan pakan alaminya yang
mitra. Penyesuaian prosedur kerja berupa invertebrata kecil, dan ikan-
dalam penerapan teknologi ikan kecil. Ikan tapah menyukai hidup
domestikasi dilakukan dengan tetap pada dasar perairan yang berlumpur,
mengacu pada prosedur standard dan tanah liat dan bercampur pasir, karena
substansi yang ingin dicapai. banyak tersedia makanan,
Harapannya kegiatan IbM dapat ketersediaan tajuk tajuk peneduh di
mengembangkan dan mentransfer sepanjang lokasi ini yang dapat
teknologi kepada mitra dalam meningkatkan jumlah invertebrate
melakukan upaya domestikasi dengan darat yang jatuh ke perairan sebagai
menggunakan teknologi terapan, yang makanan ikan (Effizon 1996). Selain
sederhana, murah dan mudah untuk penjagaan habitat asli juga dilakukan
diaplikasikan. Selain itu dilakukan perbaikan habitat untuk lokasi
pula upaya konservasi dengan perairan sungai yang sudah rusak.
menjaga kelestarian lingkungan Perbaikan habitat salah satu langkah
perairan sungai yang menjadi habitat yang dapat dilakukan dalam upaya
asli ikan tapah untuk menjamin perbaikan habitat adalah dengan
ketersediaan benih lokal dan membuat pelindung (shelter).
ketersediaan pakan alami. Pembuatan pelindung bisa berfungsi
untuk meningkatkan lapisan untuk
Survey Lokasi IbM produksi makanan alami ikan dan
Kegiatan survey difokuskan untuk mengumpulkan ikan-ikan
pada identifikasi perubahan ekologi berukuran yang bisa ditangkap (Lagler
habitat Ikan Tapah melalui survey 1970), meningkatkan peluang
ekologi. Hasil pengamatan keberhasilan pemijahan, dan
menunjukkan adanya perubahan yang meningkatkan tempat berlindung yang
signifikan pada perairan Sungai Jeruk aman. Menurut McComas (2003)
terutama kondisi vegetasi pinggiran struktur buatan ini tidak hanya dapat
sungai (riparian). Kondisi awal mengumpulkan ikan tetapi juga dapat
sebelum pengajuan proposal kegiatan meningkatkan jumlah ikan. Pelindung
IbM menunjukkan Sungai Jeruk masih dapat dibuat dari bahan alami berupa
51
Khoirul Muslih, Indra Ambalika Syari: Teknologi Domestikasi Ikan Tapah Di Desa Tanah Bawah Kabupaten Bangka
52
Khoirul Muslih, Indra Ambalika Syari: Teknologi Domestikasi Ikan Tapah Di Desa Tanah Bawah Kabupaten Bangka
Ikan Tapah, pematang, dan dinding air yang representatif untuk sirkulasi
kolam yang dipastikan baik sehingga dan pergantian air.
meminimalisir gangguan kolam dari
hama dan gulma. mengganggu. Pada Penyiapan alat dan bahan produksi
tahap penyiapan kolam ini juga untuk kegiatan domestikasi
disiapkan teknologi terapan untuk Penyiapan alat-alat produksi
aklimatisasi ikan tapah sebelum tahap dilakukan dengan mencari peralatan
pemeliharaan. dan bahan-bahan yang dibutuhkan
Kolam budidaya untuk untuk kegiatan budidaya. Beberapa
menerapkan teknologi domestikasi peralatan dan bahan yang disiapkan
Ikan Tapah ini berjumlah 3 (tiga) unit seperti timbangan digital, seser atau
kolam yang meliputi: (1) kolam serokan, ovaprim, selang
pemeliharaan induk, (2) kolam kanulasi/kateter, pH indicator
pemeliharaan/aklimatisasi benih universal, DO titrasi winkler untuk
(anakan) ikan tapah, dan (3) kolam pengukuran kualitas air, serta
pembesaran (Gambar 2). Kolam juga pencarian indukan ikan tapah di alam.
dibangun dengan dilengkapi saluran
a b c
53
Khoirul Muslih, Indra Ambalika Syari: Teknologi Domestikasi Ikan Tapah Di Desa Tanah Bawah Kabupaten Bangka
54
Khoirul Muslih, Indra Ambalika Syari: Teknologi Domestikasi Ikan Tapah Di Desa Tanah Bawah Kabupaten Bangka
55
Khoirul Muslih, Indra Ambalika Syari: Teknologi Domestikasi Ikan Tapah Di Desa Tanah Bawah Kabupaten Bangka
56
Khoirul Muslih, Indra Ambalika Syari: Teknologi Domestikasi Ikan Tapah Di Desa Tanah Bawah Kabupaten Bangka
57