Anda di halaman 1dari 45

TEKNOLOGI BUDIDAYA KEPITING BAKAU

(Scylla serrata)

DUDI LESMANA
A. MENGENAL LEBIH LUAS MANFAAT
MANGROVE/HUTAN BAKAU & BIOTA MANGROVE
APA ITU MANGROVE?
MANFAAT MANGROVE/HUTAN BAKAU
1. Melindungi Abrasi Laut
Hutan bakau yang berada di kawasan rawa atau tanah endapan lumpur di sekitar garis
pantai akan melindungi tanah agar tidak tergerus oleh air laut. Proses alami air laut
biasanya akan terjadi saat air laut mengalami pasang dan surut. Dengan proses ini maka
tanah di sekitar garis pantai bisa terbawa oleh air laut dan menyebabkan daratan
menjadi semakin mengecil. Jika hal ini terus terjadi maka garis pantai akan mengalami
erosi dan menyebabkan bencana alam untuk manusia
2. Mempertahankan Kondisi Tanah
Tanah di sekitar garis pantai memang sangat rawan karena terkena oleh air laut
sepanjang waktu. Namun tanaman bakau akan mengikat tanah di sekitarnya. Cara ini
akan membuat hutan bakau mengikat tanah yang terbawa dari air laut. Endapan tanah
akan terus mengalampi perubahan. Endapan lama akan bercampur dengan endapan
baru sehingga membentuk daratan khusus yang semakin luas.
3. Menjaga Kualitas Air
Masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan hutan bakau akan memanfaatkan hutan
bakau sebagai cara untuk membersihkan air. Air laut mengandung kadar garam yang
cukup tinggi sehingga tidak bisa digunakan untuk mendukung kehidupan manusia.
Tanaman bakau akan membentuk perairan payau di sekitar garis pantai. Dengan cara ini
maka masyarakat bisa mendapatkan air yang lebih bersih dan tanaman bakau menjadi
penyaring alami dari air laut menjadi air tawar.
MANFAAT MANGROVE/HUTAN BAKAU
4. Mengatasi Pencemaran Air Laut
Laut menjadi salah satu tempat bagi beberapa jenis industri salah satunya industri
kilang minyak. Selain itu kapal-kapal yang berlayar di laut juga membuang zat sisa
polutan dari hasil pembaran mesin. Hal ini membuat air laut penuh dengan berbagai
jenis logam dan zat berbahaya bagi manusia.Hutan bakau akan membuat air di
sekitar garis pantai menjadi lebih bersih. Tanaman ini akan menyerap zat logam dan
sampah yang berasal dari laut. Dengan cara ini maka pantai menjadi tempat yang
aman untuk manusia.
5. Hutan Bakau Merubah Lingkungan Secara Kimia
Tanaman bakau memiliki karakter yang sangat tegas dan tahan terhadap berbagai
jenis zat berbahaya dari laut. Hutan bakau menyediakan manfaat dalam proses
kimiawi termasuk seperti melakukan penyerapan terhadap gas buangan yang
berasal dari udara dan air laut. Tanaman bakau akan merubah gas buangan menjadi
gas yang lebih bersih dan bisa dihirup oleh mahluk hidup untuk bernafas.
6. Menjadi Habitat Berbagai Mahluk Hidup
Hutan bakau menjadi salah satu tempat yang paling baik untuk berbagai jenis
mahluk hidup. Salah satunya adalah berbagai jenis burung langka yang hanya bisa
tinggal di kawasan hutan bakau. Mahluk hidup seperti satwa dan burung
membutuhkan lingkungan yang nyaman dari ancaman kerusakan seperti hutan
bakau.
MANFAAT MANGROVE/HUTAN BAKAU
7. Menjadi Tempat Perkembangbiakan Mahluk Laut
Hutan bakau juga menjadi tempat nyaman atau habitat bagi beberapa jenis mahluk hidup
yang tinggal di laut. Mereka menggunakan hutan bakau sebagai rumah karena mereka
mencari sumber makan yang paling dekat seperti laut. Media hutan bakau juga akan
menambah berbagai jenis keanekaragaman satwa.
8. Tempat Pengembangan Udang & Kepiting
Ada berbagai jenis udang dan kepiting yang bisa tumbuh di kawasan hutan bakau. Udang
dan kepiting akan menggunakan hutan bakau sebagai habitat yang paling aman dari
incaran mahluk hidup di laut yang lebih besar. Bahkan hutan bakau menjadi salah satu
tempat alami untuk berkembangbiak bagi udang dan kepiting. Hutan bakau juga
menyediakan berbagai jenis sumber makanan kecil bagi berbagai jenis mahluk hidup di
laut yang memiliki bentuk lebih besar. Hutan bakau menyedikan tempat atau media hidup
bagi berbagai biota laut.
9. Mendukung Pendapatan Ekonomi Masyarakat
Hutan bakau tidak hanya penting untuk menjaga proses alam. Hutan bakau melindungi
manusia dari berbagai jenis bencana alam. Bahkan hutan bakau juga menjadi salah satu
tempat atau sumber penghasilan utama bagi nelayan disekitar garis pantai. Manusia bisa
memanfaatkan kayu untuk diolah menjadi kerajinan atau bahan bakar. Manusia juga bisa
mengambil ikan, udang , burung dan berbagai jenis mahluk hidup yang ada di hutan
bakau. Berbagai jenis kayu yang dihasilkan bisa diolah menjadi kerajinan atau bahan untuk
kontruksi rumah. Dengan cara ini maka hutan bakau mendukung ekonomi masyarakat..
MANFAAT MANGROVE/HUTAN BAKAU
10. Melindungi Bencana Alam
Hutan bakau menjadi salah satu tempat yang penting untuk kehidupan manusia. Hutan bakau akan
melindungi kawasan pesisir dari kerusakan karena gelombang ombak. Hutan bakau akan mencegah
daratan agar tidak terkena hempasan badai dan gelombang tsunami. Pengalaman berbagai jenis bencana
alam besar di Indonesia akan mendukung perkembangan pengelolaan terhadap pencegahan bencana alam
seperti tsunami dan badai.
11. Sarana Ekowisata atau Wisata Edukasi---------------------- “Kampung Mangrove & Kepting “
BIOTA DI HUTAN BAKAU YANG HARUS DIJAGA
BIOTA DI HUTAN BAKAU YANG HARUS DIJAGA
KERUSAKAN MANGROVE
UPAYA PELESTARIAN MANGROVE
B. MENGENAL KEPITING BAKAU LEBIH DEKAT
NILAI TAMBAH KEPITING BAKAU
• Daging kepiting mengandung asam amino esensial, asam lemak tak
jenuh, vitamin B12, fosfor, zat besi, dan selenium yang berperan dalam
mencegah kanker dan pengrusakan kromosom, juga meningkatkan daya
tahan terhadap infeksi virus dan bakteri (Paul et al, 2015)

• Herliany dan Zamdial (2015) menyatakan setiap 100 gram daging kepiting
bakau segar mengandung nilai gizi tinggi yakni 18,06 g protein, 1,08 g
lemak, 89 mg kalsium, dan 68,1 g air

• Bukan hanya dagingnya yang mempunyai nilai komersil, kulitnyapun


dapat dijual. Kulit kepiting diekspor dalam bentuk kering sebagai sumber
chitin, chitosan dan karotenoid yang dimanfaatkan oleh berbagai
industri sebagai bahan baku obat, kosmetik, pangan, dan lain-lain.
PELUANG PASAR
• Kepiting bakau hidup di daerah yang banyak ditumbuhi vegetasi
mangrove dengan substrat berlumpur atau lumpur berpasir. Diperkirakan
2500 spesies kepiting dapat dijumpai di perairan Indonesia, dari total
4500 spesies yang terdapat di seluruh dunia.

• Menurut Risamasu et al (2014), Ada empat jenis kepiting yang umumnya


dikonsumsi yakni S. serrata, S. tranquebarica, S. paramamosain, S.
olilvacea. Jenis S. serrata merupakan jenis kepiting yang paling popular
sebagai bahan makanan dan mempunyai harga yang cukup mahal.

• Peluang pasar kepiting bakau terbuka luas dan prospektif, baik domestik
maupun pasar mancanegara. Permintaan konsumen dalam negeri
terhadap komoditas ini dari tahun ke tahun cenderung meningkat,
demikian pula dengan permintaan ekspor.
PELUANG PASAR
• Permintaan kepiting bakau dari berbagai negara sangat tinggi yakni :
Cina, Jepang, Hongkong, Korea Selatan, Thailand, Taiwan, Malaysia, dan
sejumlah negara di kawasan Eropa bahkan pengusaha restoran sea food
Amerika Serikat meminta kepiting bakau sampai 450 ton setiap bulan
(Putri et al, 2014)

• Jumlah tersebut belum dapat dipenuhi karena keterbatasan hasil


tangkapan di alam dan produksi budidaya yang masih sangat minim.
Mardiana et al (2015) menyatakan bahwa pemenuhan permintaan
kepiting bakau sebagian besar (± 61,6%) masih dari penangkapan alam
sehingga kesinambungan produksinya tidak dapat dipertahankan,
sedangkan hanya sebagian kecil (± 38,4%) dari budidaya.
MORFOLOGI/BAGIAN TUBUH KEPITING BAKAU
PERBEDAAN JANTAN BETINA
PERBEDAAN JANTAN BETINA
TAHAP PERKEMBANGAN KEPITING BAKAU
KEBIASAAN & JENIS MAKANAN KEPITING BAKAU

IKAN RUCAH BANGKAI IKAN ALGAE


NOKTURNAL & KANIBALISME

SIPUT LAUT KERANG LAUT UDANG


TINGKAH LAKU KEPITING BAKAU

• Suka berendam dalam lumpur dan membuat lubang pada dinding atau pematang tambak pemeliharaan. Dengan
mengetahui kebiasaan ini, maka kita dapat merencanakan atau mendesain tempat pemeliharaan sedemikian rupa
agar kemungkinan lolosnya kepiting yang dipelihara sekecil mungkin.

• Kanibalisme dan sifat menyerang, sifat inilah yang paling menyolok pada kepiting sehingga dapat merugikan usaha
penanganan hidup dan budidayanya. Karena sifat yang saling menyerang ini akan menyebabkan kelulusan hidup
rendah dan menurun produktivitas tambak. Sifat kanibalisme ini yang paling dominan ada pada kepiting jantan,
oleh karena itu budidaya monoseks pada produksi kepiting akan memberikan kelangsungan hidup lebih baik.

• Terdapat dua pola gerakan tingkah laku kepiting bakau dalam merespon makanan yaitu kepiting dewasa
memberikan respon langsung sedangkan kepiting muda memberikan respon tidak langsung. Hal ini dapat
membantu proses manajemen pemberian pakan pada saat kegiatan budidaya sesuai dengan ukuran kepiting
TINGKAH LAKU KEPITING BAKAU

• Moulting atau ganti kulit. Sebagaimana hewan jenis krustasea, maka kepiting juga
mempunyai sifat seperti krustasea lainnya, yaitu molting atau ganti kulit.

• Kepekaan terhadap polutan. Kualitas air sangat berpengaruh terhadap ketahanan hidup
kepiting. Penurunan mutu air dapat terjadi karena kelebihan sisa pakan yang membusuk. Bila
kondisi kepiting lemah, misalnya tidak cepat memberikan reaksi bila dipegang atau perutnya
kosong bila dibelah, kemungkinan ini akibat dari menurunnya kualitas air.
C. PERKEMBANGAN TEKNOLOGI BUDIDAYA KEPITING
JENIS TEKNOLOGI BUDIDAYA

Silvofishery Apertemen Keranjang Kepiting

Kolam Terpal Skala Laboratorium


BUDIDAYA KEPITING BAKAU MELALUI OPTIMALISASI LINGKUNGAN

• Silvofishery adalah suatu pola agroforestri


yang digunakan dalam pelaksanaan program
perhutanan sosial di kawasan hutan
mangrove. Pembudidaya dapat memelihara
komoditas perairan untuk menambah
penghasilan, di samping itu ada kewajiban
untuk memelihara hutan Mangrove.

• Prinsip silvofishery adalah perlindungan


tanaman mangrove dengan memberikan hasil
dari sektor perikanan
MODEL SILVOFISHERY EMPANG PARIT

• Model empang yaitu penanaman pohon


mangrove yang langsung di dalam
wilayah budidaya kepiting. Pada model
ini, pohon mangrove dan budidaya
kepiting berada pada satu lahan dengan
menggunakan satu pintu air. hutan
mangrove di letakkan di tengah dan pada
bagian pinggir diberi wilayah sebagai
tempat ikan berenang bebas.
MODEL SILVOFISHERY KOMPLANG

• Model komplang yaitu lahan sebagai


tempat penanaman hutan mangrove dan
budidaya ikan/kepiting dipisah dengan
menggunakan tanggul. akan tetapi
terdapat pintu air yang menyambungkan
antara keduanya. Pada model ini, satu
wilayah tambak dibagi menjadi dua
bagian dengan 2 pintu air. Pintu air
pertama mengarah pada wilayah
budidaya ikan, dan yang kedua pada
pohon mangrove.
MODEL SILVOFISHERY JALUR

• Silvofishery model jalur merupakan yang paling umum digunakan di Indonesia. Model ini
meletakkan pohon mangrove di sisi dalam tambak tepat pada bagian tanggul atau
pematang. selain memberikan manfaat langsung pada ikan, adanya pohon mangrove juga
dapat memperkuat pematang tambak.
HASIL STUDI

• Irwani dan Suryono (2012) melaporkan kepiting yang dipelihara di daerah bermangrove
(Silvofishery) memiliki pertumbuhan yang lebih besar bila dibandingkan dengan yang
dipelihara di lokasi perairan tanpa mangrove, hal ini membuktikan bahwa mangrove
memberi sesuatu yang positif terhadap kehidupan kepiting bakau baik itu makanan ataupun
kenyamanan hidup.

• Suryono, dkk. (2016) diperoleh hasil bahwa kepiting bakau yang dipelihara didaerah
mangrove memiliki penambahan biomasa yang lebih besar bila dibandingkan dengan yang
dipelihara pada daerah tidak bermangrove. Kepiting bakau yang dipelihara didaerah
mangrove dengan kepadatan 4 ekor/m2 pertambahan biomasanya rata rata 81,7 gr/bulan;
dan kepadatan 6 ekor/m2 bertambah rata rata 77,8 gr/bulan, sedang kepadatan 8 ekor/m2
73,9 gr/bulan.
HASIL STUDI

• Sangat berbeda dengan kepiting yang dipelihara pada daerah yang tidak bermangrove dimana untuk
kepadatan 4 ekor/m2 rata rata hanya bertambah 68,75 gr/bulan dan yang berkepadatan kepadatan 6
ekor/m2 bertambah rata rata 39,1 gr/bulan sedangkan yang berkepadatan 8 ekor/m2 32,2 gr/bulan.

• Informasi ini membuktikan bahwa daerah mangrove daerah yang cocok untuk habitat kepiting bakau karena
mampu memberi perlindungan, mempunyai fungsi sebagai daerah mencari makan dan perlindungan sampai hewan
tersebut dewasa, sebelum kembali kepantai untuk kawin dan bertelur. Keberadaan kepiting di wilayah hutan bakau
dalam kaitan dengan strategi reproduksi adalah pemenuhan unsur nutrisi,pencapaian tingkat kematangan gonad dan
fekunditas.
KUALITAS AIR BUDIDAYA
PEMILIHAN DAN PENEBARAN BIBIT

❑ Keadaan kepiting yang sehat


❑ Memiliki warna yang terang tidak kusam
❑ Tidak ada kerusakan di cangkangnya
❑ Keadaan tubuh lengkap tidak ada yang
terpotong
❑ Tidak ada cacat pada seluruh tubuh
kepiting bakau
❑ Kepiting harus gesit tidak pendiam
❑ Dilakukan sortir dan penimbangan bibit
untuk mendapatkan ukuran seragam
❑ Penebaran bibit sebanyak 4 ekor/m2
(Sistem silvofishery)
PEMILIHAN LOKASI

❑ Jauh dari lokasi pemukiman


❑ Tingkat keamananan termasuk
sedang-tinggi
❑ Bukan tanah sengketa
❑ Dekat dengan sumber air
❑ Dekat dengan sumber listrik
❑ Dekat dengan sumber pakan
❑ Tidak ada predator seperti
biayawak atau hewan lainnya
❑ Kondisi lingkungan sesuai
PEMBERIAN PAKAN

❑ Pemberian pakan 5 persen dari total


biomassa
❑ Untuk penggemukan bisa diberikan pakan
sebanyak 5-10 persen dari total biomassa
❑ Melakukan sampling pengukuran
pertumbuhan bobot per 10 hari dengan
cara sampling 10 persen dari total kepiting
yang ditebar
❑ Pemberikan ikan rucah sebaiknya sirip
dan ekor dipotong terlebih dahulu
❑ Jumlah pakan yang diberikan sebaiknya
ditimbang terlebih dahulu guna
mengetahui efesiensi jumlah pakan yang
diberikan
D. MEMAHAMI PENYAKIT PADA KEPITING BAKAU
& PENCEGAHANNYA
PENYAKIT PADA KEPITING BAKAU KARENA PARASIT

Octolasmis mülleri Thelohania sp


Thelohania sp

Ergasilus sp

Corophium sp
PENYAKIT PADA KEPITING BAKAU KARENA JAMUR

Fusarium sp
Legenedium sp
TANDA KLINIS

Jenis teritip ini menggunakan inang


mereka untuk memperoleh nutrisi,
transportasi, atau perlindungan dari
predator. Kebanyakan teritip yang
bersimbiosis dengan crustacea bersifat
epizoik pada bagian mulut, pleopod,
cheliped, maxilliped, atau karapas,
sedangkan beberapa merupakan simbion
internal di dalam bilik insang (Newman,
1967).
Octolasmis mülleri
TANDA KLINIS

Penyakit ini menimbulkan gejala atau tanda-tanda


klinis yang mudah dikenali, yaitu adanya
bercak yang berwarna keputihan pada organ udang
yang terserang. Organ yang dapat terserang
oleh penyakit ini antara lain gonad, jantung dan
pembuluh hemolimfa, insang, hepatopankreas, urat
daging, dan saluran pencernaan.
Serangan pada gonad menjadikan gonad membesar
dan berwarna putih keruh. Serangan pada
insang dan jaringan subkutikula menimbulkan
pembengkakan seperti tumor yang berwarna
keputihan. Parasit yang menyerang menggantikan
jaringan inang dengan terbentuknya spora
tanpa menimbulkan respon inflamatoris dari inang.
PENCEGAHAN PENYAKIT

❑Menjaga Kualitas air


❑Menjaga kualitas lingkungan
❑Pemberian pakan yang sesuai
dengan kualitas dan
kuantitasnya
❑Waktu pemberian pakan sesuai
❑Pemberian immunostimulan
❑Mengurangi tingkat stres
PENANGANAN PENYAKIT AKIBAT JAMUR

❑ Terdapat bintik putih pada bagian yang


di serangnya.
❑ Direndam dalam larutan Erithromycyn
dengan dosis 1,3 ppm, Herbisida treplan
0,02 ppm dan Furazolidon 1 ppm
dilakukan setiap 3 hari sekali berselang-
seling.
❑ Ekstrak daun sambiloto dan daun
miana dengan dosis 1015 mg/lt air
setiap hari, karena bersifat antibiotic dan
antiseptic yang dapat menolak/mencegah
timbulnya jamur.
E. PEMANENAN DAN PASCA PANEN
PEMANENAN DAN PASCA PANEN

❑ Untuk bibit ukuran 100 gram dalam masa


pemeliharaan 1,5-2 bulan sudah bisa
mencapai ukuran konsumsi (3-4 ekor/kg).
❑ Memanen kepiting bakau dilakukan secara
selektif yaitu dengan cara memisahkannya
antara kepiting bakau yang sangat gemuk
dan yang telah mengalami matang gonad
atau matang telur
❑ Kepiting bakau yang sedang matang telur
mempunyai harga yang lebih tinggi
dibandingkan dengan yang lain.
PEMANENAN DAN PASCA PANEN

❑ Kepiting bakau sebelum diikat diletakkan ke dalam


air bersih beberapa saat.
❑ Pengikatan dapat dilakukan dengan tali rafia atau
pelepah pisang. Setelah itu, masukkan kepiting ke
dalam box atau wadah penyimpanan dengan suhu
tidak lebih dari 26 derajat selcius, dan kelembapan
yang cukup demi menunjang kelangsungan hidup
kepiting.
❑ Cara menjaga kelembapan kepiting adalah dengan
mencelupkan kepiting tersebut ke dalam air sambil
digoyang-goyangkan selama 5 menit agar kotorannya
ikut terlepas. Selain itu bisa juga dengan cara
menyemprot dengan air bersih selama
pengangkutan.
PT Pendidikan Maritim dan Logistik Indonesia 45

Anda mungkin juga menyukai