Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Potensi kelautan Indonesia sangat besar dan beragam, yakni memiliki


17.508 pulau dengan garis pantai sepanjang 81.000 km dan 5,8 juta km2
laut atau sebesar 70 persen dari luas total Indonesia. Potensi tersebut
tercermin dengan besarnya keanekaragaman hayati, potensi budidaya
perikanan pantai dan laut dan pariwisata bahari (Budhidarsono, 2005:56).
Sektor kelautan dan perikanan merupakan salah satu sektor ekonomi yang
memiliki peranan dalam pembangunan ekonomi nasional, khususnya dalam
penyediaan bahan pangan protein, perolehan devisa, dan penyediaan
lapangan kerja. Pada saat krisis ekonomi, peranan sektor perikanan semakin
signifikan, terutama dalam hal mendatangkan devisa (Mulyadi 2007:17).
Indonesia merupakan Negara maritim dimana lautnya lebih luas
daripada daratan, potensi kelautan Indonesia sangat melimpah seharusnya
membuat masyarakat yang hidup di daerah sekitar perairan Indonesia hidup
sejahtera. Namun sebaliknya, masyarakat yang hidup di dekat aliran pantai
justru tertinggal jauh dari masyarakat luar daerahnya. masyarakat pesisir
adalah masyarakat yang tinggal dan hidup diwilayah pesisir pantai. kondisi
masyarakat pesisir relative tertinggal secara ekonomi dan sosial. Salah satu
penyebabnya adalah keterbelakangan di sektor pendidikan dan sosial
budaya.
Kontribusi terbesar dari perkembangan perikanan budidaya berasal dari
perikanan budidaya air tawar. Hal tersebut terlihat dari presentasi kenaikan
rata-rata luas lahan per tahun pada tahun 2006-2007, yaitu sekitar 40% pada
perikanan jaring apung 19% perikanan laut, dan 5% perikanan
tambak(Direktorat Jenderal Perikanan, 2008). Salah satu desa yang sebagian
masyarakatnya menggantungkan hidupnya di sektor pertambakan adalah di

1
2

desa Prapag lor. Desa Prapag Lor merupakan salah satu desa di kawasan
pesisir Kabupaten Brebes. Desa prapag lor merupakan salah satu desa yang
terbilang unik karena mata pencaharian masyarakatnya berbeda-beda sesuai
dengan lokasi tempat tinggalnya. Masyarakat yang dekat dengan laut
menggantungkan hidupnya sebagai nelayan dan petani tambak, sementara
masyarakat yang hidup agak jauh dari perairan menggantungkan hidupnya
sebagai peternak kambing dan petani.
Desa prapag lor dulunya mempunyai lahan pertanian yang cukup
subur, tanahnya dapat ditanami berbagai macam tanaman seperti bawang,
padi, jagung dan sebagainya. para petani yang dulunya menggantungkan
hidupnya di lahan sekarang tidak bisa lagi menikmati hasil panennya,
karena sejak tahun 2005 lahan pertanian tidak produktif lagi dikarenakan
tanahnya sudah tercampur kandungan garam, sehingga tanaman yang
ditanam di lahan persawahan tidak dapat tumbuh dengan baik, dikarenakan
tanahnya sudah tidak lagi subur. Krisis lingkungan yang terjadi membuat
sebagian besar petani memilih menyewa tanah di desa sebelah seperti Desa
Prapag Kidul, Losari dan Tanjung untuk ditanami berbagai tanaman. Namun
tidak semua petani memilih menyewa lahan persawahan, sebagian petani
juga beralih profesi menjadi petani tambak.
Tabel I
Produksi perikanan laut dan darat tahun 1994-1998
Tahun Total Produksi perikanan Total Produksi
Laut (Ton)

1994 3.080.168 -

1995 3.292.930 933.660

1996 3.383.457 1.061.810

1997 3.481.890 1.099.930

1998 3.616.140 1.145.130

Sumber : Dirjend Perikanan. 1998


3

Perkembangan budi daya perikanan mulai mengalami kenaikan awal


tahun 1990 dan tiap tahun mengalami kenaikan 4 % pertahun, kenaikan
produksi perikanan darat terbesar terjadi di tahun 1998 mencapai 1.145.130
ton. Budidaya bandeng dan udang sudah sejak dulu digeluti oleh masyarakat
desa Prapag Lor terutama yang mempunyai lahan sendiri. pada awal tahun
1980 budidaya tambak udang windu di desa Prapag lor mengalami masa
kejayaanya. Profesi tambak udang menjadi profesi yang sangat
menguntungkan, harga udang di pasaran sangat tinggi sehingga
mengakibatkan para petani tambak berbondong-bondong membudidayakan
udang windu. Banyak petani tambak membuka lahan untuk dijadikan
sebagai lahan tambak udang, salah satu caranya adalah dengan membabat
hutan mangrove secara disengaja untuk mendapatkan lahan tambak yang
seluas-luasnya demi memenuhi kebutuhan investor dan pasar.
Namun masa kejayaan budidaya udang windu hanya berlansung
sebentar, tepatnya mulai awal tahun 1990 petani tambak mulai
menggeluhkan hasil panen udang yang tidak maksimal, salah satu faktornya
adalah terdapat hama/penyakit pada udang windu. Udang windu tidak bisa
lagi bertahan hidup sampai masa panen, dan air yang berada di tambak tidak
lagi bersih dikarenakan airnya sudah tercemar obat-obatan dan pestisida,
kandungan tanah disekitar tambak menjadi keras dan tidak dapat terurai
secara alamiah. Kondisi air dan tanah yang tidak terurai secara alami
mengakibatkan udang windu tidak dapat berkembang biak secara sempurna
dan mengalami kematian sebelum masuk masa panen. Kejadian seperti itu
tidak hanya terjadi di Kabupaten Brebes melainkan di seluruh daerah Pantai
Utara dan bebarapa daerah di Indonesia juga mengalami hal semacam
serupa. Dengan adanya kejadian itulah maka masyarakat Prapag Lor
kembali membudidayakan ikan bandeng sampai sekarang (Wawancara
dengan Jamal, 2017)
Ikan bandeng termasuk jenis ikan diadromus, yaitu ikan yang dapat
hidup di perairan tawar maupun laut, ikan ini ini merupakan ikan asli
indonesia. Beberapa Negara yang telah membudidayakan ikan bandeng
4

yaitu Filipina dan Taiwan (Estu Nugroho, 2008:5). Di Indonesia sendiri ikan
bandeng dapat dibudidayakan ditambak maupun di keramba jaring apung
(KJA) namun kebanyakan masyarakat indonesia lebih senang
membudidayakann ikan bandeng di tambak. Bandeng adalah ikan herbivor,
karena selain memakan banyak tumbuh-tumbuhan yang berupa plankton
(tumbuhan dan hewan-hewan yang melayang didasar air), juga karena
bergigi pada lengkung ingsang terdapat alat lapisan, kerongkonganya
berlekuk dua kali yang berpilin-pilin, perutnya berdinding tebal dan berusus
panjang, sekitar 3-12 kali panjang badanya. Dengan ciri-ciri seperti ini,
bandeng digolongkan sebagai pemakan tumbuhan dan herbivora (Gufron,
2010:15). Ikan bandeng ditemukan hidup di samudera Hindia serta
Samudera pasifik, hidup secara bergerombol dan banyak ditemukan di
perairan sekitar pulau-pulau dengan dasar karang. Ikan bandeng pada masa
hidup di laut selama 2-3 minggu, kemudian berpindah ke rawa-rawa bakau,
daerah payau. Setelah dewasa, bandeng kembali ke laut untuk berkembang
biak (WWF 2014:4). Karena tergolong ikan herbivora, pemeliharaan ikan
bandeng tidaklah terlalu sulit karena di dalam tambak terdapat berbagai
macam makanan alam, sehingga tidak terlalu bergantung terhadap pakan
buatan.
Pekerjaan budidaya tambak merupakan pekerjaan yang tidak terlalu
sulit, tetapi membutuhkan ketekunan. Pengelola tambak harus rutin ke
tambak untuk mengecek kondisi tambak, memberi pakan ikan, dan juga
memeriksa kondisi tanggulnya. Jadi hasil tambak yang baik tergantung
bagaimana pengelola mengelola tambaknya. Jika menginginkan hasil yang
melimbah maka harus pandai-pandai merawat tambaknya seperti sering
mengecek kualitas air tambak dan memberikan pakan secara rutin dan
teratur. Berbagai macam masalah yang sering dihadapai petani tambak
diantaranya : ancaman hama, rob air asin, bisa terjadi kapan saja dan
dimana saja.
5

Tambak ini merupakan aset yang sangat potensial dan


menguntungkan. Prospek budidaya ikan bandeng terbilang cukup
menggiurkan, karena masyarakat sekarang sudah mulai sadar akan
pentingnya nutrisi. Bandeng merupakan sumber protein hewani yang cukup
tinggi dibandingkan dengan ikan yang lain. Hasil udang juga dapat diolah
dengan menjadi berbagai macam olahan rumah tangga seperti bandeng
presto, otak-otak bandeng, bahkan yang terbaru ada bakso bandeng.
sementara jika dilihat segi resiko pengelolaannya cukup mudah dan tidak
memerlukan pakan yang banyak. hanya saja kembali lagi kepada dua hal
yang menjadi faktor utama yakni adanya faktor alam juga faktor manusia
sendiri yang belum mampu mengoptimalkan aset yang ada dengan sebaik
mungkin.
Wilayah pantura atau dikenal dengan pantai utara kabupaten brebes
merupakan wilayah penghasil hasil tambak terbesar di wilayah Masyarakat
prapag lor terutama petani tambak menjadikan tambak sebagai mata
pencaharian utama untuk memenuhi kebutuhan hidup dan juga sebagai
sumber kesejahteraan bagi dirinya, keluarganya, dan juga masyarakat
sekitarnya. Melalui tambak para petani tambak bisa meningkatkan
pertumbuhan ekonomi dan sosial, juga meningkatkan kesejahteraan
masyarakat, keluarganya. Ada beberapa golongan petani tambak yang
pertama, pemilik tambak sekaligus pengelola tambak, yang kedua pengelola
tambak tapi tidak mempunyai tambak (tambak sewaan) pengelola tambak
ini biasanya menyewa tambak dari para pejabat desa atapun pemilik tanah
yang tidak mengurusi tambaknya. Biaya penyewaan berkisar 3-4 juta
adapapun harga biasanya dipengaruhi oleh lokasi, kondisi dan tingkat
kesuburan tambak. Semakin tinggi tinggi tingkat kesuburan tambak maka
semakin tinggi harga penyewaan tambaknya. Cara mengelola tambak yang
pertama adalah menaruh nener ( bibit bandeng) di tempat pemijahan harga
nener perbijinya adalah 350, pemberian bibit nener tergantung luas lahan
tambaknya. Untuk lahan yang luasnya 4 bau = 5 hektar = 50.000 M2
biasanya ditaburi 10.000 biji nener (Wawancara dengan Jamal, 2017)
6

Untuk memanen ikan bandeng dibutuhkan waktu 3-4 bulan, tetapi


jika ditambaknya banyak terdapat pakan alami seperti lumut, maka hanya
diperlukan waktu sekitar 3 bulan lebih. Petani tambak juga sering
mengunakan pur/pelet, satu kantong pelet harganya Rp 250.000 rb dengab
berat 50 kg. pelet satu kantong dapat digunakan untuk tambak yang berisi
10.000 ekor ikan bandeng. Dari 10.000 ekor bandeng yang di tabur di
tambak, hanya sekitar 70.000-80.00 ekor saja yang dapat dipanen, bahkan
jika hasilnya jelek angka kematian ikan bandeng mencapai 50 %. Angka
kematian bandeng tidak dapat diprediksi. Jika dihitung-hitung dari10.000
bibit ikan bandeng yang dapat dipanen hanya 70-80 % saja, atau dari 10.000
ekor ikan mampu menghasilkan 7-8 kuital ikan (Wawancara dengan Jamal,
2017)
Petani tambak setelah panen biasanya menjual tambaknya di dua tempat.
Yang pertama di bakul, harga ikan bandeng dijual seharga Rp 15.000 pr/kg,
sementara di pasar dijual Rp 20.000 pr/kg. terdapat perbedaan harga yang
cukup mencolok antara dua tempat tersebut. menurut Bapak Nasikin
penyebab kematian ikan bandeng karena sekarang bibit bandeng dihasilnkan
dari berternak, berbeda dari zaman dahulu, dimana bibit bandeng didapat
dari laut. Bibit bandeng dahulu lebih alami karena sudah menggenal
lingkunganya, berbeda dengan bibit bandeng yang dihasilkan dari berternak
kebanyakan memakai obat. Untuk mendapatkan benih bandeng (nener)
petani tambak biasanya membeli di peternak nener yang ada didesa, di
prapag lor sendiri ada beberapa peternak nener. Peternak nener biasanya
mendapatkan bibit nener dari Bali, dikarenakan bali merupakan produsen
utama nener di seluruh Indonesia. Untuk provinsi jawa barat sampai jawa
timur produksi tambak sangat tergantung pada nener asal pulau dewata
(Wawancara dengan Jamal 2017)
Permasalahan yang sering dihadapi petani tambak di desa Prapag Lor
adalah datangnya rob air asin. Rob air asin yang datang tidak bisa diprediksi
mengakibatkan tanggul tanggul menjadi jebol, volume air laut yang tinggi
mengakibatkan air rob masuk kedalam karena tambak sudah kelebihan
7

muatan air, akibatnya ikan bandeng kecil (nener) yang baru berusia
beberapa minggu ikut terbawa arus rob. Pada akhirnya produksi bandeng
yang tadinya 100% setelah terjadi rob air asin produksinya hanya mencapai
50-70% tergantung volume rob air asin yang terjadi. Ini mengakibatkan
pendapatan petani tambak mengalami penurunan pendapatan yang cukup
drastis. irama alam sangat menentukan produktivitas hasil tambak, Oleh
karena itu dibutuhkan pengetahuan yang cukup mengenai terkait faktor
kalender musim untuk mengetahui musim apa yang sedang dihadapi
sekaraang, karena setiap musim ataupun bulan bisa berbeda-beda hasil
panen ikannya sesuai dengan musim yang sedang dihadapi, dengan
mengetahui kalender musim maka petani tambak tahu bagaimana
menghadapi segala macam resiko dalam segala macam keadaaan
(Wawancara dengan Dalim, 2017).

B. Fokus Kajian
Budidaya Ikan Bandeng merupakan sektor utama bagi masyarakat
Desa Prapag Lor, keberadaan lahan Pertambakan mampu dimanfaatkan
secara maksimal oleh petani Tambak agar keberhasilan pengelolaan
pertambakan dapat berpengaruh terhadap kesejahteraan warga
masyarakatnya. Sesuai dengan konsep pemberdayaan ( community
development ) dengan menggunakan stategi untuk mencapai tujuan tertentu,
dalam hal ini peningkatan kondisi sosial, ekonomi, dan kultural masyarakat
(Soetomo, 2013:95). Tambak merupakan salah satu profesi andalan
masyarakat Prapag lor, kegiatan usaha budidaya ikan bandeng secara
lansung dan tidak lansung berdampak pada masyarakat sekitar, salah
satunya berdampak pada kesejahteraan masyarakat sekitar. Kesejahteraan
masyarakat sangat bergantung pada hasil tambak, jika petani tambak
mendapatkan hasil panen ikan yang melimpah secara lansung akan
mendorong daya beli masyarakatnya, sehingga dapat membantu
perekonomian masyarakat yang lain seperti di sector perdagangan dan jasa.
Namun sekarang hasil produksi tambak tidak dapat diprediksi terkadang
8

mengalami penurunan atau kenaika diesebabkan oleh faktor alam dan juga
sumber daya manusia yang rentan.
Fokus penelitian ini adalah mengetahui pengelolaan budidaya ikan
bandeng yang bandeng dan menganalisis budidaya tambak bandeng yang
ada di desa Prapag lor yang sesuai dengan kebutuhan petani tambak
masyarakat Desa Prapag Lor dalam memenuhi kebutuhan hidupnya,
khusunya dalam pengelolaan hasil tambak udangnya

C. Identifikasi Masalah
1. Wilayah Penelitian
Penelitian dilakukan di Desa Prapag Lor Kecamatan Losari Kabupaten
Brebes.
2. Metode Penelitian
Metode Penelitian yang digunakam dalam penelitian ini adalah metode
kualitatif dengan menggunakan studi kasus.

D. Rumusan Masalah

Penelitian yang dilakukan akan dibatasi pada analisis produktivitas


tambak bagi petani tambak, yakni berupa analisis terhadap pendapatan
petani tambak ditengah berbagai macam profesi yang ada di desanya dan
dampak bagi kesejahteraan keluarga dan masyarakat sekitarnya.
Dari pembatasan rumusan masalah di atas, maka permaslahan
penelitian dapat dirumuskan dalam sebuah pernyataan sebagai berikut :
1. Bagaimana peran petani tambak dan organisasi tani tambak dalam
meningkatkan produktivitas tambak bandeng ?
2. Bagaimana produktivitas tambak bandneg di Desa Prapag Lor ?
3. Bagaimana dampak produktivitas tambak bandeng bagi kesejahteraan di
bidang ekonomi?
9

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah untuk mengetahui


permasalahan yang dihadapi petani tambak, dengan uraian sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui peran petani tambak dan organisasi tani tambak dalam
meningkatkan produktivitas tambak bandeng.
2. Untuk mengetahui produktivitas tambak bandeng di Desa Prapag Lor.
3. Untuk mengetahui dampak produktivitas tambak bandeng bagi
kesejahteraan di bidang ekonomi.

F. Manfaat Penelitian
Dengan tercapainya tujuan penelitian yang telah dikemukakan diatas,
penelitian ini diharapkan akan membawa manfaat yang banyak. Manfaat
yang dihasilkan dari penelitin ini berupa manfaat teoritis dan manfaat
praktis.

1. Manfaat Teoritis
a. Untuk sumbangsih dalam mengaplikasikan ilmu yang didapat pada
Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam khususnya pada analisis
produktivitas tambak udang.
b. Untuk menambah referensi hasil penelitian terutama yang sedang fokus
meneliti seputar tambak dan juga sebagai bahan rujukan bagi
mahasiswa Pengembangan Masyarakat Islam angkatan selanjutnya.

2. Manfaat Praktis
a. Pemerintah
Manfaat bagi pemerintah, khususnya pemerintah daerah Kabupaten
Brebes, Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Kementrian Kelautan dan
Perikanan untuk dijadikan sebagai bahan evaluasi untuk menyusun
teknik dan strategi pada program budidaya tambak bandeng.
10

b. Masyarakat
Manfaat penelitian bagi masyarakat adalah mengetahui mengenai
permasalahan tambak yang dihadapi petani tambak yang nantinya dapat
memaksimalkan potensi potensi sumber daya pertambakan agar dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir

G. Tinjauan Pustaka

Tulisan yang membahas tentang tambak sudah banyak diteliti oleh para
peneliti yang tertarik dengan kajian tentang tambak, hanya saja fokus kajian
yang diteliti berbeda-beda dengan penelitian sebelumnya. Untuk mengetahui
keaslian yang dihasilkan peneliti, maka perlu disajikan beberapa hasil
penelitian yang pernah diteliti dan bagaimana keberhasilanya dalam proses
pemgembangan masyarakat. Berikut beberapa penelitian diantaranya :

1) Skripsi yang ditulis oleh Wardatul kamilah berjudul “ Strategi


Peningkatan Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat Melalui usaha Tambak
DI Desa Babalan Kecamatan Wedung Kabupaten Demak Jawa Tengah”
skripsi tersebut ditulis untuk mendapatkan Gelar Sarjana S1 di Jurusan
Pengembangan Masyarakat Islam pada Fakultas Dakwah Universitas
Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Penelitian ini membahas
tentang berbagai macam strategi peningkatan kesjahteraan yang dapat
diterangkap di desa babalan. Stategi yang pertama yaitu strategi
pemeliharaan tambak meliputi pemberiaan makanan dan memberi pupuk
kepada ikan dan udang. Kedua strategi pemasaran meliputi daerah yang
dijadikan pemasaran meliputi kedung, pecangaan, semarang dan masih
banyak lagi. Penulis juga menuliskan tantangan-tantangan yang dihadapi
masyarakkat dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi, seperti halnya
modal dan sumber daya manusia yang kurang produktif.

2) Tesis yang ditulis oleh Nurjannah berjudul “Analisis Prospek Budidaya


Tambak Di Kabupaten Brebes. Tesis tersebut ditulis untuk mendapatkan
11

gelar Magister jurusan Managemen Sumber Daya Pantai di Universitas


Diponegoro. Penelitian tersebut menjelaskan kondisi budidaya tambak di
brebes yang memiliki areal tambak terluas di Jawa Tengah seluas 9.970,5
Hektar. Namun, masa keemasan budidaya tambak di brebes hanya
berlansung singkat, tepatnya dari tahun 1980-1990. Kondisi tambak
mengalami degradasi daya dukung lingkungan sehingga produksi
bandeng dan udang semakin menurun. Pada tahun 2002-2005, ikan
bandeng kembali menjadi komoditas andalan kabupaten Brebes, hal ini
disebabkan karrena diterapkanya teknologi budidaya sistem sirkulasi
tertutup yang mulai diterapkan oleh para petani tambak, serta adanya
upaya-upaya perbaikan mutu lingkungan tambak dengan rehabilitasi
mangrove dan saluran. Namun tidak semua petani tambak menikmati
hasil tambaknya, karena ada beberapa petani yang mengalami kegagalan
dikarenakan tidak menggunakan teknologi budidaya sistem sirkulasi
tertupup, banyak juga petani tambak yang belum bisa mengoptimalkan
tambaknya secara benar. Tesis tersebut menunjukan beberapa
permasalahan seputar budidaya tambak seperti : ancaman penyakit,
sulitnya mencari benih unggul, terbatasnya penerapan budidaya ramah
lingkungan dan rusaknya ekosistem lingkungan pesisir. permasalahan
seputar budidaya tambak sangat berbahasya terhadapa keberlansunggan
budidaya tambak itu sendiri, maka dibutuhkan pengembangan terkait
aplikasi teknologi budidaya sesuai dengan daya dukung lingkungan.
Usaha budidaya tambak di Kabupaten Brebes berada pada kondisi yang
relative stabil dan nilai produksi yang semakin meningkat dengan
komoditas andalan ikan bandeng.

3) Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Ayu Dewi Ruchwana Spd dengan
judul Proses Pembelajaran Usaha Tambak Di Desa Ujungwatu
Kecamatan donorojo Kabupaten Jepara. Penelitian tersebut menjelaskan
kendala yang dihadapi dalam proses pembelajaran usaha tambak, selain
itu penelitian ini juga berusaha memecahkan berbagai mavam masalah
12

seputar pengelolaan budidaya tambak. Penelitian ini juga memuat


pelatihan formal yang sudah bekerja sama dengan Dinas Perikanan dan
Kelautan telah menemukan berbagai macam kendala yang dihadapi
dalam proses pembelajaran yaitu berbedanya tekstur tanah untuk
pembelajaran dengan lahan yang digarap petani. Kendala tentang
pembesaran ikan berkaitan dengan cuaca dan pasang surut air laut, serta
ditemukanya berbagai hama serta mahalnya harga pupuk dan pakan ikan
di pasaran. Sementara kendala pemasaran yaitu rendahnya harga ikan
karena dipermainkan oleh tengkulak.

Penelitian ini berbeda dengan ketiga penelitian di atas. Penelitian pertama


fokus terhadap stategi peningkatan kesejahteraan ekonomi yang dapat
diterapkan di masyarakat, penelitian kedua menganalisis prospek budidaya
tambak di Kabupaten Brebes, Penelitian ketiga melihat proses pembelajaran
usaha tambak di Desa Ujungwatu. Penelitian yang dilakukan peneliti saat ini
berbeda dengan ketiga penelitian di atas, penelitian ini terfokus terhadap
produktivitas tambak bandeng di Desa Prapag lor, menganalisis kalender
faktor musim terhadap hasil tambak bandeng, mekihat cara pengelolaan
tambak bandeng yang sudah lama digeluti masyarakat dan menfokuskan
bagimana pola kebutuhan ekonomi masyarakat sesudah memanen hasil
panen ikan bandeng.
13

H. Sistematika Penulisan

Untuk mengungkapkan Skripsi yang berjudul ” Analisis Produktivitas


Tambak Bandeng dan Dampaknya Bagi Kesejahteraan Petani Tambak “ di
Desa Prapag Lor Kecamatan Losari Kabupaten Brebes. Penulis menyusun
sistematika penulisan menjadi lima bab, Yaitu :
BAB I, berupa pendahuluan yang membahas latar belakang
masalah, fokus kajian, rumusan masalah, tujuan penelitian, tinjauan
pustaka, kerangka pemikiran dan sistematika penulisan. Bab ini merupakan
pendahuluan dari keseluruhan studi yang memperlihatkan rancangan
bagaimana studi akan dikerjakan.
BAB II, berupa landasan teori yang di dalamnya terdapat teori-
teori mengenai produktivitas tambak, kesejahteraan ekonomi dan teori-teori
ekonomi yang berkaitan dengan fokus penelitian.
BAB III, berupa metodologi penelitian yang membahas mengenai
pendekatan penelitian, teknik pengumpulan data, teknik pemilihan sampel,
teknik analisis.
BAB IV, berupa pembahasan mengenai hasil penelitian yang ditemukan
selama penelitian lapangan.
BAB V, berisi penutup dan kesimpulan. Dalam kesimpulan ini
peneliti berusaha menjawab persoalan-persoalan penelitian yang
diruumuskan dalam rumusan masalah.

Anda mungkin juga menyukai