Anda di halaman 1dari 16

E-

BOOK

MATERI
MULOK
IX
SEMEST
ER
GENAP
PELESTARIAN SUMBER DAYA
PESISIR DAN LAUT

Indonesia adalah Negara kepulauan dengan luas laut mencapai 5,8 juta
km2 dan garis pantai sepanjang 81.000 km. Kondisi tersebut membuat
Indonesia memiliki potensi lestari sumber daya ikan laut sebesar 6,4 juta
ton per tahun dengan jumlah tangkapan yang diperbolehkan sebesar
5,12 juta ton per tahun.

Mengapa dibatasi?

Penangkapan ikan di laut di batasi agar tidak terjadi penangkapan


secara berlebihan sehingga menimbulkan kesulitan bagi kita untuk
mendapatkan ikan yang segar dan besar ukurannya.

Kegiatan penangkapan ikan dibedakan atas :

1. Perikanan tangkap

2. Perikanan budi daya


Kegiatan perikanan tangkap dilakukan di wilayah pesisr/pantai disebut
perikanan pantai (coastal fisheries), yaitu kegiatan penangkapan ikan,
udang, dan kerang-kerangan di perairan dangkal. Sedangkan perikanan
budi daya erat kaitannya dengan kegitan ekonomi masyarakat pesisir,
misalnya usaha budi daya laut dan budi daya tambak.

a. Usaha Budi daya laut


Ikan adalah sumber daya protein yang alami, rendah lemak, seerta
rendah kalori dan karbohidrat. Oleh karena itu, permintaan dan
kebutuhan ikan dunia terus meningkat seiring dengan
pertambahan penduduk dan perubahan konsumsi masyarakat ke
arah protein hewani yang lebih sehat. Sayangnya pasokan ikan
hasil tangkapan cenderung menurun dengan semakin
meningkatnya gejala penangkapannberlebih dan menurunnya
kualitas lingkungan perairan.
Banyaknya perairan teluk dan pulau kecil yang relatif tenang dan
jernih, serta hamparan terumbu karang terluas di dunia, sangat
potensial bagi pengembangan usaha budi daya laut di Indonesia.
Komoditas yang potensial untuk budi daya laut meliputi kakap,
kerapu, mutiara, kerang-kerangan, teripang dan rumput laut. Di
beberapa daerah, kegiatan budi daya laut dikembangkan dengan
sistem Karamba jaring apung atau karamba sistem jaring tancap.
b. Usaha budi daya tambak
Bandeng merupakan salah satu jenis ikan konsumsi yang digemari
oleh masyarakat Indonesia, dan merupakan sumber protein yang
sehat karena tidak mengandung kolesterol. Bandeng dapat hidup
di air tawar, air asin atau air payau, dan relatif tahan terhadap
berbagai jenis penyakit yang biasanya menyerang hewan air.
Sejak beberapa tahun terakhir ini bandeng sudah menjadi
komoditas ekspor, terutama untuk tujuan Amerika Serikat, Eropa,
Timur Tengah, Hongkong dan Filipina.
Keberhasilan usaha perikanan tambak sangat ditentukan oleh
kualitas air dan sirkulasi air dalam tambak. Penggunaan pupuk
dan obat pemberantas hama harus di kontrol agar tidak
menimbulkan dampak negatif pada perairan pesisir
dilingkungannya.

c. Pembuatan garam
Industri garam di Indonesia lebih banyak berbentuk garam rakyat
yang diusahakan secara tradisional, karena minat investor untuk
menanamkan modal dalam usaha produksi garam sangat rendah.
Berbagai permasalahan yang di dihadapi petani garam antara lain
adalah:
1. Masih rendahnya kualitas/mutu garam yang dihasilkan karena
proses pengolahannya masih dikerjakan secara tradisional.
2. Masih kurangnya penggunaan teknologi pembuatan garam
rakyat yang baik oleh petani
3. Produksi garam masih sangat tergantung pada cuaca
4. Harga garam sangat rendah dan belum ada pemberi pinjaman
modal yang dibutuhkan petani garam.

d. Kegitan – kegiatan Ekonomi Ektraktif


 Minyak dan Gas Bumi
Sebagai negara kepulauan terbesar, Indonesia memiliki
kandungan minyak dan gas bumi yang cukup besar, terdiri atas
60 cekungan potensi kandungan minyak dan gas bumi dan
dapat menghasilkan 84,48 miliar barel minyak.

 Penambangan pesisir laut


Pasir laut merupakan salah satu sumber daya kelautan yang
telah menjadi komoditas ekonomi. Sayangnya kegiatan
penambangan pasir laut dapat menyebabkan meningkatnya
kekeruhan dan sedimentasi serta merusak habitat dasar
sehingga menimbulkan kerusakan pada ekosistem pesisir.

Mengapa wilayah pesisir sangat penting?

Wilayah pesisir sangat penting karena merupakan daerah


pertemuan antara ekosistem darat dan laut dengan sumber daya
alam yang bernilai tinggi.
Wilayah ini padat penduduknya dan memiliki potensi yang besar
bagi pembangunan ekonomi. Namun dengan semakin
meningkatnya pembangunan wilayah, pemanfaatan pesisir
seringkali dilakukan secara sektoral tanpa mempertimbangkan
keseimbangan ekologi dan ekonomi.

Mengapa pengelolaan pesisir perlu dilakukan?


Ekosistem perairan pesisir dan laut dangkal, terutama ekosistem
mangrove, terumbu karang, dan lamun memiliki nilai ekonomi dan
keanekaragaman hayati yang tinggi. Namun demikian, ekosisitem
ini sangat rentan terhadap berbagai gangguan, baik yang bersifat
alami maupun akibat ulah manusia. Oleh karena itu, untuk menjaga
kelestarian sumber daya pesisir maka konsep pengelolaan wilayah
pesisir dan laut harus didasarkan pada prinsip keseimbangan
antara pembangunan dan konservasi.
Sebagai wilayah yang dinamis, wilayah pesisir merupakan wilayah
dengan habitat yang beragam dan saling berinteraksi, serta rawan
terhadap dampak kegiatan manusia yang tidak ramah lingkungan,
seperti kegiatan penebangan mangrove yang berlebihan,
konservasi lahan untuk kepentingan industri, pengembangan
pemukiman, pelabuhan, pembangunan jalan, dan fasilitas wisata
bahari.
Kerusakan ekosistem juga disebabkan oleh kegiatan pengeboman
dan penankapan ikan yang berlebih, serta penggunaan bius/racun
yang semakin meningkat seiring bertambahnya permintaan akan
ikan dan produk laut.
Jadi pengelolaan wilayah pesisir perlu untuk dilakukan karena :
- Semakin meningkatnya permintaan akan sumber daya yang
sudah semakin menipis, dampak kegiatan manusia terhadap
eksosistem pesisir dan menurunnya kemampuan ekosistem
pesisir dalam menyediakan barang dan jasa.
- Ekosistem pesisir merupakan sumber makanan dan pendapatan
masyarakat berpenghasilan rendah rentan terhadap
pemanfaatan yang tidak ramah lingkungan.
- Wilayah pesisir menyediakan lapangan kerja dan devisa dari
budi daya laut, pariwisata, industri dan penambangan.

Perhatian terhadap pentingnya wilayah pesisir dan laut dapat dilihat dari
lahirnya Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) melalui Keppres
no. 355/M tahun 1999, yang dilengkapi dengan Direktorat Jenderal
Kelautan, Pesisir dan Pulau-pulau kecil/KP3K. Pengelolaan wilayah
pesisir dan pulau-pulau kecil telah diatur dalam UU No. 27/2007
mengenai pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil.
Apa yang dimaksud dengan pengelolaan wilayah pesisir terpadu?

Pengelolaan wilayah pesisir terpadu adalah pengelolaan secara


menyeluruh dan terpadu mulai dari proses perencanaan, pemanfaatan,
dan pengawasan sumber daya pesisir. Pengelolaan haruslah seimbang
antara pemanfaatan dan pelestarian.

1. Konsep
Pengelolaan pesisir sebaiknya dilakukan bersama/terpadu dan
tidak boleh bersifat sektoral/terpisah karena wilayah pesisir
merupakan wilayah multiguna.
2. Asas
Apa saja yang harus dilakukan agar pengelolaan terpadu?
a. Keterpaduan
Yaitu keterpaduan antar sektor pertanian, perikanan, dan lain-
lain, serta antar ekosistem darat-laut. Misalnya tidak membuang
sampah sembarangan, apalagi ke sungai karena sampah akan
hanyut melalui sungai ke laut dan akan mengotori laut sehingga
mematikan biota laut.
b. Keberlanjutan
Apa yang dimaksud dengan keberlanjutan? Yang di maksud
dengan keberlanjutan yaitu sumber daya pesisir dan laut tetap
dapat dimanfaatkan tanpa merusak/menghabiskan tanpa sisa.
Misalnya ikan yang ditangkap hanya yang besar-besar saja,
sedangkan ikan-ikan kecil dibiarkan dewasa dan berkembang
biak.
c. Konsistensi
Apa yang dimaksud dengan konsistensi?
Konsistensi maksudnya adalah antara yang direncanakan
harus sesuai dengan yang dilaksanakan. Pemantauan perlu
dilakukan untuk melihat kesesuaian tersebut.
d. Peran serta masyarakat
Partisipasi masyarakat dalam perencanaan dan pelaksanaan
program pengelolaan pesisir terpadu, termasuk dalam proses
pengambilan keputusan akan meningkatkan rasa memiliki dan
tanggung jawab masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan-
kegiatan pengelolaan. Dengan demikian masyarakat semakin
menyadari tanggung jawab mereka dalam melestarikan dan
mengelola sumber daya pesisirnya secara lestari.
3. Sasaran
Untuk apa kita melakukan pengelolaan wilayah pesisir terpadu?
Sasaran utama pengelolaan wilayah pesisir terpadu adalah:
- Pembangunan wilayah pesisir secara berkelanjutan
- Perlindungan dan rehabilitasi lingkungan dan habitat pesisir
- Keamanan pangan
- Peningkatan kesejahteraan masyarakat pesisir.
Pelestarian Ekosistem Pesisir

Mengapa kita perlu melestarikan sumber daya pesisir dan laut?

Ekosistem pesisir dan laut merupakan ekosistem yang sangat kaya dan
memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi, tetapi rentan
terhadap perubahan lingkungan, baik akibat perubahan alam maupun
perubahan akibat kegiatan manusia.

Untuk mencegah kerusakan dan kepunahan sumber daya alam di


berbagai ekosistem laut dan pesisir, diperlukan konservasi dan
pengelolaan yang bijaksana, rasional, bertanggungjawab dan
berkelanjutan.

Upaya-upaya pengelolaan dan pelestarian dilaksanakan dengan


berbagai cara, yaitu dengan penetapan kawasan konservasi,
penyusunan peraturan perudang-undangan serta pelaksanaan berbagai
program pemerintah dan non pemerintah.

Apa yang di maksud dengan konservasi sumber daya hayati?

Konservasi sumber daya hayati adalah upaya perlindungan, pelestarian


dan pemanfaatan sumber daya hayati untuk menjamin ketersediaannya
dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai dan
keanekaragamannya.
Masalah yang dihadapi dalam pengelolaan dan pelestarian sumber daya
dan ekosistem pesisir dan laut di Indonesia timbul karena penangkapan
ikan yang berlebihan serta penggunaan teknik penangkapan ikan yang
merusak, seperti penggunaan peledak dan racun.

Salah satu langkah penting yang dianggap sesuai untuk melestarikan


sumber daya pesisir dan laut adalah pembentukan dan pengelolaan
Kawasan Konservasi Laut (KKL) yang di dalamnya diatur adanya
wilayah pemanfaatan dan wilayah larang ambil (Daerah Perlindungan
Laut) DPL).

Kawasan Konservasi Laut adalah wilayah perairan laut termasuk pesisir


dan pulau-pulau kecil yang mencakup tumbuhan dan hewan
didalamnya, serta atau termasuk bukti peninggalan sejarah dan sosial
budaya di bawahnya, yang dilindungi secara hukum atau cara lain yang
efektif, baik dengan melindungi seluruh atau sebagian wilayah tersebut.

Kawasan Konservasi Laut merupakan suatu wilayah perairan/laut yang


dilindungi oleh hukum maupun peraturan-peraturan lain yang efektif dan
diatur menurut aturan-aturan spesifik atau pedoman untuk mengelola
kegiatan-kegiatan dan melindungi bagian dari seluruh lingkungan pesisir
dan laut terkait.

1. Tujuan
Tujuan pembentukan dan penetapan suatu wilayah menjadi
Kawasan Konservasi Laut :
a. Pengawetan keanekaragaman hayati dan keanekaragaman
genetika
Keanekaragaman makluk hidup terdapat dilaut sangat banyak,
dari berbagai makluk hidup tersebut masih banyak yang belum
dimanfaatkan untuk kesejahteraan manusia, misalnya bahan
obat-obatan, pangan dan lain-lain sehingga harus di jaga
jangan sampai punah
b. Pelestarian ekosistem dan pemeliharan proses ekologis
Dengan melindungi kelestarian suatu ekosistem, maka dapat
terus menjaga proses-proses di dalamnya. Rantai makanan
dan jaring-jaring kehidupan akan terjaga.
c. Pemanfaatan sumber daya secara berkelanjutan.
Jika kegiatan-kegiatan pemanfaatan sumber daya pesisir
dilakukan dengan menerapkan asas pemanfaatan
berkelanjutan, yaitu tidak melakukan tebang habis, mengambil
ikan dengan ukuran tertentu, maka kita akan dapat mengambil
manfaat secara terus menerus.
d. Perlindungan jenis-jenis biota yang bernilai ekonomis
Hal ini perlu dilakukan agar biota yang memiliki nilai ekonomi
tidak punah.
e. Pemulihan stok ikan dan biota lain yang sudah menipis
f. Pendidikan dan penelitian
g. Rekreasi dan pariwisata.
2. Bentuk – bentuk pengelolaan Kawasan Konservasi Pesisir Laut
Dalam ketentuan UU No. 5 tahun 1990, tentang konservasi
sumber daya alam hayati dan ekosistemnya, kawasan konservasi
dibagi menjadi dua yaitu Kawasan Pelestarian Alam dan Kawasan
Suaka Alam.
a. Kawasan Pelestarian Alam
Kawasan pelestarian laut di defenisikan sebagai kawasan darat
atau perairan dengan ciri khas tertentu, yang mempunya fungsi
perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan
keanekaragaman serta pemanfaatan secara lestari sumber
daya alam hayati dan ekosistemnya, yang mencakup
1. Kawasan Taman Nasional, yaitu kawasan pelestarian alam
yang mempunyai ekosistem asli, dikelola untuk keperluan
penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budi
daya, pariwisata dan rekreasi.

2. Kawasan Taman Wisata Alam, yaitu kawasan pelestarian


alam dengan tujuan utama untuk dimanfaatkan bagi
kepentingan pariwisata dan rekreasi alam

3. Kawasan Taman Nasional Laut


Pengelolaan Taman Nasional Laut didasarkan atas sistem
zonasi yang mencakup zona inti, zona perlindungan, zona
pemanfaatan wisata
 Zona inti adalah bagian kawasan taman nasional
yang mutlak dilindungi dan tidak diperbolehkan
adanya perubahan apa pun oleh aktivitas manusia.
 Zona perlindungan adalah bagian kawasan taman
nasional yang berfungsi sebagai penyangga zona
inti taman nasional
 Zona pemanfaatan wisata adalah bagian kawasa
taman nasional yang dijadikan pusat rekreasi dan
kunjungan wisata
 Zona pemukiman taman nasional adalah bagian
kawasa taman nasional yang dijadikan sebagai
pusat pemerintah dan perumahan penduduk lokal

b. Kawasan Suaka Alam


Kawasan Suaka Alam adalah kawasan darat dan perairan
dengan ciri khas tertentu, yang berfungsi sebagai kawasan
pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta
ekosistemnya. Kawasan ini mencakup:
 Kawasan Cagar Alam, yaitu kawasan suaka alam
yang karena keberadaannya mempunyai kekhasan
tumbuhan, satwa dan ekosistemnya atau ekosistem
tertentu yang perlu dilindungi dan perkembanganya
berlangsung secara alami.
 Kawasan Suaka Margasatwa yaitu kawasan suaku
alam yang mempunya ciri khas berupa
keanekaragaman atau keunikan jenis satwa yang
untuk kelangsungan hidupnya dapat dilakukan
pembinaan terhadap habitatnya.

Kawasan Cagar Alam Laut

Kawasan cagar alam alut adalah kawasan suaka alam


yang karena keadaan alamnya mempunyai kekhasan
tumbuhan, satwa dan ekosistem tertentu dan dikelola
untuk konservasi habitat dan spesies.

c. Daerah Perlindungan Laut (DPL)


Daerah Perlindungan Laut adalah suatu kawasan dalam
wilayah pesisir dan laut dengan batas geografis yang jelas,
ditetapkan sebagai kawasan lindung (daerah larang ambil) dan
tertutup bagi berbagai kegiatan pemanfaatan yang bersifat
ekstraktif guna melestarikan sumber daya laut dan mengelola
perikanan secara berkelanjutan.
Tujuan pembentukan DPL adalah untuk meningkatkan produksi
perikanan di sekitar DPL dan melindungi keanekaragaman
hayati terumbu karang dan biota laut yang ada di dalam DPL.
Kawasan Daerah Perlindungan Laut dapat di manfaatkan oleh
masyarakat untuk keperluan sebagai berikut :
 Pemulihan stok ikan
 Pendidikan dan penelitian
 Wisata alam terbatas
Masyarakat menentukan wilayah yang akan dijadikan Daerah
Perlindungan Laut (DPL) dan melarang kegiatan penangkapan
ikan di DPL tersebut. Dengan tidak ada pengangkapan ikan
dalam DPL maka setelah 2-4 tahun stok ikan dalam DPL
meningkat sehingga DPL sering di sebut Bank Ikan/daerah
tabungan ikan.

Anda mungkin juga menyukai