Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PENGANTAR ILMU PERTANIAN

KELOMPOK IV

ANGGOTA:

1. ANINDYA WIDOASTI (193020402037)


2. MARSITO (193020402039)
3. REZA JIAN PRATAMA (193020402035)
4. RISMA SUJION (193020402033)
5. SALIASI MARTINI B.B (193020402041)

PRODI AGRIBISNIS
JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PALANGKARAYA
TAHUN AJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
Rahmat dan Hidayah-Nya kepada kita semua yang berupa ilmu,kesehatan, semangat,
kemudahan, serta tenaga dalam menyelesaikan tugas laporan ini, sehingga makalah yang
berjudul "Budidaya Ikan Nila" selesai tepat pada waktunya.

Tujuan dari pembuatan makalah ini bertujuan untuk mengetahui, mempelajari, memahami
bagaimana cara-cara yang baik untuk membudidayakan ikan nilai agar hasil melimpah ruah.

Tidak lupa pula kami mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar- besarnya teruntuk
teman – teman dalam kelompok yang terlibat dalam pembuatan makalah ini, yang selalu
memberikan motivasi, masukan, kritikan maupun saran yang sangat membangun, demi
tercapainya suatu makalah yang baik. Kami mengharapkan hasil makalah yang telah dibuat ini
dapat menjadi salah satu bahan referensi untuk semua orang, serta teruntuk diri sendiri sebagai
pelajar dalam mengembangkan potensi akademiknya.

Palangka Raya, 19 Oktober 2019

Kelompok IV
DAFTAR ISI
COVER………………………………………………………………………………………..
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………........
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………......
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………
A. Latar belakang …………………………………………………………………………...
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………………….
C. Tujuan…………………………………………………………………………….

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………………..
A. ………………………………………………………………………..
B. ………………………………………………………………………..
C. ………………………………………………………………………..
D. ………………………………………………………………………..
E. ………………………………………………………………………..

BAB III PENUTUP


A. KESIMPULAN
B. SARAN
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Ikan Nila (Tilapia Nilotica) nama nila diambil dari nama nilotica, dan kata nilotica berasal
dari kata nile atau nil, yaitu nama sungai besar di Afrika. Ikan nila sendiri kali pertama di
perkenalkan ke Indonesia Oleh Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar (BBPBAT)
sekitar 30 tahun yang lalu sebagai ikan peliharaan dan ikan konsumsi. Ikan Nila merupakan
jenis ikan air tawar yang mudah dikembangbiakan dan toleransinya yang tinggi terhadap
perubahan lingkungan yang memudahkan pemeliharaannya. Rasanya cukup gurih dan di
gemari masyarakat Indonesia. jenis Ikan Nila yang banyak di budidayakan di Indonesia, Ikan
nila Srikandi, ikan nila Larasati, ikan nila Best, ikan nila Nirwana, ikan nila Citralada, ikan nila
gesit, dan ikan nila Merah.
Teknik pembesaran Ikan Nila terapannya sangat mudah dilakukan sekali, baik dilakukan.
skala rumah tangga atau skala besar (perusahaan). Tempatnya pun dapat dilaksanakan di
kolam tanah, kolam tembok dan Keramba jaring Apung (KJA). Untuk pemasarannya sangat
luas baik dalam negeri maupun luar negeri (ekspor) seperti masyarakat Jepang dan Singapura,
ukuran besar yang berat badannya di atas 500 gram. Bagi konsumsi dalam negeri akan banyak
menunjang usaha perbaikan gizi keluarga.
Dilihat dari prospeknya, baik dalam maupun luar negeri sangat menjanjikan, perlu langkah
yang perlu meningkatkan produksi agar dalam negeri maupun luar negeri dapat terpenuhi.
B. Tujuan

1. Mengetahui cara budidaya ikan nila


2. Mengetahu cara pembibitan ikan nila
3. Mengetahui sarana dalam pembibitan ikan nila
4. Mengetahui cara pemasaran ikan nila

BAB II
PEMBAHASAN

1. Ikan Nila dalam Usaha Budidaya


Pengertian budidaya ikan nila dalam arti sempit adalah usaha memelihara ikan nila yang
sebelumnya hidup secara liar di alam bebas menjadi ikan piaraan. Adapun dalam pengertian
luas, semua usaha pembesaran dan pemerolehan ikan nila, baik yang masih hidup liar di alam
atau yang hidup di tempat tersendiri, dengan adanya campur tangan manusia. Jadi, pengertian
budidaya ikan nila tidak hanya memelihara ikan nila di kolam, tambak, empang, akuarium,
sawah, dan jarring apung. Secara luas, pengertian ini mencakup juga kegiatan mengusahakan
komoditi ikan nila di danau, sungai, waduk atau waduk.

2. Manfaat Ikan Nila


Ikan nila merupakan ikan introduksi yang sudah dikenal luas di Indonesia. Ikan nila ada dua
macam, yaitu ikan nila berwarna merah (hibrida) dan ikan nila berwarna hitam. Ikan nila
berwarna merah lebih disukai konsumen sehingga pemasaran mudah dan luas.
Pengembangan ikan nila bertujuan menghasilkan ikan nila yang murah, mudah, dan
terjangkau oleh daya beli masyarakat banyak. Dengan harga yang murah dan budidaya yang
mudah di kolam pekarangan, masyarakat diharapkan dapat memelihara ikan nila. Hal tersebut
penting untuk menambah penghasilan dan memperbaiki gizi karena ikan merupakan sumber
protein yang bermutu tunggi.
Dengan banyak mengonsumsi ikan nila, diharapkan konsumsi protein masyarakat menjadi
meningkat, dengan tercukupinya protein hewanidalam makanan. Protein sangat dibutuhkan
dalam pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh, serta peningkatan daya pikir dan tingkat
kecerdasan.
3. Keunggulan Ikan Nila
Keunggulan ikan dibandingkan dengan ikan yang lain adalah :
1) Ikan nila memiliki daya tumbuh yang lebih cepat, dengan membudiyakan ikan ini petani
lebih cepat mendapat hasil ikan yang siap jual.
2) Waktu membudiyakan ikan nila tidak lama dan ikan nila dapat dihasilkan secara
berkesinambungan selama sarana prasarana produksi ikan nila tersedia.
3) Selain sebagai usaha pokok untuk kehidupan keluarga, ikan nila bisa dijadikan sebagai
usaha sampingan dari bertani padi untuk memanfaatkan sumber air di daerahnya yang
tidak termanfaatkan.
4) Ikan nila mudah untuk dikembangbiakkan. Dengan demikian, petani ikan nila tidak
menghadapi kesulitan untuk mendapat bibit ikan nila untuk usaha budidaya pembesaran
ikan nila.
5) Ikan nila mudah dalam pemeliharaan. Teknologi budidaya dan sarana prasarana tidak
terlalu sulit bagi petani ikan untuk mendapatkannya, serta resiko kerugian yang bakal di
tanggung petani ikan nila tidak begitu besar.
6) Ikan nila mudah beradaptasi pada perubahan kondisi lingkungan. Dengan demikian,
budidaya ikan nila memiliki risiko yang tidak terlalu besar jika terjadi perubahan kondisi
lingkungan, seperti risiko kerugian akibat perubahan kondisi lingkungan dan cuaca.
7) Ikan nila mudah dijula karena daging ikan nila yang enak dan gurih banyak disukai
masyarakat. Ikan nila memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Misal ikan nila banyak dijual
yang masih segar maupun yang sudah diolah menjadi lauk-pauk makanan tahan lama
dan makanan siap saji.
8) Ikan nila mudah dalam pengolahannya. Hasil olahan daging ikan nila mulai disukai
masyarakat, diantaranya abon, kerupuk, dan baso.

4. Memilih Benih Ikan Nila


Cara budidaya ikan nila yang pertama adalah memilih benih yang berkualitas. Pemilihan
benih ikan nila ini bisa dikatakan sebagai faktor acuan atau faktor terpenting dari beberapa
faktor lainnya. Karena faktor ini merupakan titik awal yang dapat menentukan keberhasilan dari
budidaya ikan nila ini.
Dalam pemilihan benih ikan nila, sebaiknya memilih benih ikan nila yang berkelamin jantan.
Hal ini akan dapat membuahkan hasil yang maksimal dibandingkan Anda memilih benih ikan
nila yang betina. Hal demikian disebabkan bahwa ikan nilai yang berkelamin jantan ini 40%
lebih cepat dibandingkan ikan nila berkelamin betina dari segi pertumbuhannya.
Perlu diketahui, bahwa dalam budidaya ikan nila, akan lebih mudah membudidaya ikan nila
yang dilakukan dengan cara monosex alias berkelamin tunggal. Karena cara budidaya ikan nila
dengan cara monosex ini akan meningkatkan produktivitas jika dibandingkan dengan budidaya
cara campuran. Hal ini disebabkan karena adanya sifat dari ikan nila itu sendiri yang sifatnya
mudah memijah atau mudahnya mereka melakukan perkawinan sendiri. Berbeda halnya
budidaya dengan cara campuran.
Budidaya ikan nila dengan cara campuran ini bisa membuat energi ikan cepat habis karena
lebih sering membutuhkan tenaga ekstra dalam pemijahan mereka. Dengan adanya energi
yang cepat terkuras, maka hal ini dapat menghambat pertumbuhan dari ikan nila tersebut
karena energi sudah terkuras habis pada masa pemijahan mereka.
Itu sebabnya, mulai banyak para peternak ikan yang mulai menggunakan metode monosex.
Sehingga kebanyakan peternak ikan sekarang, lebih memilih benih ikan yang monosex
dibandingkan benih ikan nila yang campuran.
5. Persiapan Kolam Budidaya
Tidak perlu khawatir soal kolam atau penangkaran untuk budidaya ikan nila ini. Karena, ikan
nila ini bisa dibudidaya di berbagai jenis kolam. Kita bisa menggunakan kolam semen, kolam
tanah, kolam terpal, kolam semen, jaring terapung, atau bahkan juga bisa menggunakan
tambak air payau. Beberapa kolam tersebut sangat mudah dalam pembuatannya. Namun, dari
berbagai jenis kolam di atas, bahwa kolam tanah lah yang seringkali digunakan dalam budidaya
ikan nila. Karena, selain pembuatannya yang cukup mudah, modal untuk pembuatannya pun
relatif murah. Itu sebabnya, kenapa banyak peternak ikan yang menggunakan kolam tanah
dalam budidaya ikan nila.
Walaupun kolam tanah merupakan jenis kolam untuk budidaya ikan nila yang terbilang
mudah dan murah dalam pembuatannya, namun kolam tanah ini juga memiliki keunggulan
yang lebih jika dibandingkan dengan kolam ikan nila jenis lainnya. Kolam tanah ini merupakan
tempat tumbuhnya beberapa tumbuhan dan hewan-hewan air kecil yang nantinya bisa
digunakan sebagai pakan alami ikan nila. Jadi, tak perlu mengkhawatirkan dalam pemberian
pakan pada ikan nila. Namun, kita tetap harus memberikan pakan yang kaya akan nutrisi dan
gizi bagi ikan nila, agar dapat tumbuh dan berkembangbiak dengan baik dan alami.
Dengan adanya beberapa tumbuhan dan hewan-hewan air tawar yang tumbuh dalam kolam
tanah, maka Anda dapat mengurangi modal dalam membeli pakan untuk ikan nila salah satu
keunggulan dari kolam tanah jika dibandingkan dengan kolam jenis lainnya
Dalam budidaya ikan nila ini perlu persiapan dalam budidaya ikan nila ini. Salah satunya adalah
pengolahan tanah yang mana bakal menjadi kolam ikan nila yang dibudidaya nanti. Beberapa
langkah pengelolaan tanah ini di antaranya adalah mulai dari tahap penjemuran, pembajakan,
pengapuran, pemupukan, hingga pengairan. Berikut ini adalah langkah-langkah dalam
pengelolaan tanah untuk kolam tanah budidaya ikan nila nanti:

 Pengeringan
Hal pertama yang harus dilakukan adalah memulainya dengan mengeringkan dasar kolam.
Kita bisa mengeringkan kolam mini dengan cara dijemur di terik matahari langsung yang bisa
dilakukan selama 3 sampai 7 hari.
Pengeringan ini biasanya sesuai dengan kondisi cuaca pada saat mengeringkan kolam. Jika
cuaca sering hujan, maka membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengeringkan kolam
tanah. Namun, jika pada musim kemarau, hanya membutuhkan waktu yang lebih singkat
daripada musim hujan. Jadi, alangkah baiknya melakukan tahap pengeringan kola mini pada
musim kemarau, agar hasilnya dapat optimal dan maksimal.
Sebagai acuannya, tanah sudah cukup kering jika permukaan tanah mulai terlihat retak. Tapi
ingat, jangan sampai tanah mengeras menyerupai batu, maka kolam tanah tersebut tidak bisa
dijadikan kolam. Selain ciri-ciri itu, kita bisa mencoba kegemburan tanahnya dengan menginjak
tanah. Ketika menginjak tanah tersebut, maka tanah akan meninggalkan jejak kaki dengan
kedalaman sekitar 1 sampai 2 cm.

 Pembajakan Tanah
Setelah tanah dikeringkan, cangkul atau bajaklah tanah dengan kedalaman sekitar lebih dari
10 cm. usahakan, jika menemukan sampah, kerikil, atau kotoran, buang benda-benda tersebut.
Selain itu, juga perlu membersihkan lumpur hitam yang berbau busuk.

 Keasaman Tanah
Umumnya, tanah memiliki tingkat keasaman rendah atau di bawah 6 pH. Padahal dalam
budidaya ikan nila memerlukan air tawar yang membutuhkan keasaman sekitar 7 sampai 8 pH.
Maka dari itu, kita perlu menetralkan tanah tersebut dengan melakukan pengapuran pada
tanah. Kita bisa menggunakan dolomite atau kapur pertanian untuk melakukan proses
pengapuran pada tanah tersebut.
Dosis pengapuran tanah ini harus seimbang dengan keasaman tanah, agar tidak kelebihan
dosis pada tanah. Acuan takarannya yaitu, jika tingkat keasaman tanah 6 pH, maka yang
dibutuhkan adalah 500kg/ha, untuk tanah yang 5 – 6 pH maka diperlukan 500 sampai 1500
kg/ha, sedangkan untuk tanah yang 4 – 5 pH maka diperlukan 1 sampai 3 ton/ha.
Aduklah kapur secara merata dan usahakan kapur bisa masuk ke dalam permukaan tanah
hingga kedalaman 10 cm. kemudian, diamkan tanah tersebut 2 sampai 3 hari sampai benar-
benar tingkat keasaman tanah sesuai dengan yang diharapkan.

 Pemupukan
Setelah menjalani proses keasaman tanah, saatnya melakukan pemupukan pada tanah
yang bakal dijadikan kolam. Untuk melakukan pemupukan kolam, gunakan pupuk organik
sebagai pupuk dasar atau landasannya. Kita bisa menggunakan jenis pupuk kandang atau
pupuk kompos. Hal ini dikarenakan bahwa pupuk organik sangat baik untuk kesuburan tanah.
Anda bisa menggunakan pupuk sebanyak 1 sampai 2 ton per hektarnya.
Sebarkan merata pupuk tersebut ke kolam tanah dan biarkan pupuk tersebut terserap di
dalam tanah dengan mendiamkan selama 1 sampai 2 minggu. Setelah itu, bisa menambahkan
pupuk urea sebanyak 50 sampai 70 kg/ha dan TSP 25 sampai 30 kg/ha. Cukup diamkan pupuk
urea tersebut selama 1 sampai 2 hari.
Perlu diketahui bahwa pemupukan ini merupakan prosedur yang digunakan untuk
memberikan nutrisi bagi tumbuhan renik dan hewan yang ada di dalam kolam tersebut. Dengan
demikian, tumbuhan dan hewan tersebut dapat dijadikan sebagai pakan alami untuk ikan nila.

 Menggenangi Air
Langkah selanjutnya adalah menggenangi kolam dengan air. Namun, pengairan ini
dilakukan bukan sembarangan, yaitu dilakukan secara bertahap. Pertama, tuangkan air ke
dalam kolam tanah, hingga air mencapai ketinggian 10 sampai 20 cm. diamkan air tersebut
selama 3 sampai 5 hari agar tanah yang mengeruh dan menyatu dengan air dapat mengendap
ke dasar kolam.
Diperlukan sinar matahari untuk kolam agar organisme air seperti gangga contohnya dapat
tumbuh dengan baik. Kemudian, bisa melanjutkan pengisian air ke kolam hingga air mencapai
ketinggian sampai 75 cm.

6. Penebaran Benih Ikan Nila


Jika kolam sudah terisi air hingga kedalaman 60 sampai 75 cm, maka kolam siap ditebari
benih ikan nila yang sudah disiapkan. Umumnya, per meter persegi kolam itu berisi 15 sampai
20 ekor nila dengan asumsi per ekornya seberat 10 sampai 20 gram dan bisa dipanen dengan
ukuran seberat 300 gram per ekor.
Perlu diingat, bahwa sebelum penebaran benih, perlu dilakukan adaptasi terhadap benih
ikan nila terlebih dahulu, walaupun ikan nila merupakan jenis ikan yang mudah beradaptasi. Hal
ini diperlukan, agar benih ikan nila dapat terbiasa dengan kolam yang baru, jadi resiko kematian
pada benih ikan nila ini dapat terhindar dan diminimalisir.
Kita bisa mengadaptasikan benih ikan nila ini dengan cara memasukan benih ke dalam
wadah dengan isi air dari kolam. Biarkan selama beberapa jam. Lalu, miringkan wadah
tersebut, sampai ikan tersebut keluar dengan sendirinya dan terjun ke kolam yang sudah
disiapkan untuk benih ikan nila.

7. Pemiliharaan Budidaya Ikan Nila


Setelah semuanya siap, dari pembuatan kolam hingga ke penebaran benih, saatnya
dilakukan perawatan dan pemeliharaan ikan nila hingga pada masa panen. Ada tiga hal penting
yang perlu diketahui dalam pemeliharaan ikan nila ini yaitu pengelolaan air, pemberian pakan,
dan pengendalian hama penyakit.

 Pengelolaan Air
Perhatikan air kolam, jika ingin memiliki ikan nila yang berkualitas perlu memperhatikan
kualitas air dari kandungan oksigen dan pH air. Kita juga bisa memperhatikan kadar NH3, CO2,
dan H2s pada air kolam. Jika kadar oksigen dalam kolam mulai menurun, sebaiknya air
diperderas dengan memperbesar debit air. Jika air kolam ini mulai berbau busuk, kemungkinan
air kolam mulai mengandung NH3 dan H2S dan segera lakukan penggantian air. Untuk
mengganti air, keluarkan air kotor sebesar 1/3 nya dari air kolam, kemudian ganti dengan air
baru ke dalam kolam. Debit air kolam sebesar 100 m persegi yang normal itu sebesar 1
liter/detik.

 Pemberian Pakan
Dalam budidaya ikan nila, pengelolaan pakan ikan nila sangatlah penting. Dapat
menggunakan pelet dengan kadar protein sebesar 20 sampai 30 persen. Umumnya, ikan nila
ini membutuhkan pakan sebanyak 3% dari bobot tubuh setiap harinya. Kita bisa memberikan
pakan pada ikan nila ini pada pagi dan sore hari. Selain itu, setiap dua minggu sekali ukur berat
badan ikan nila dengan menggunakan sampel satu ekor ikan nila dan kita bisa menyesuaikan
jumlah pakan yang harus diberikan ke ikan nila Anda.

Begini perhitungannya:
Jika dalam satu kolam terdapat 1500 ekor nila dengan ukuran 10 – 20 gr/ekor, maka rata-
rata ikan >> (10 + 20)/2 = 15 gram/ekor. Sehingga perhitungan pakannya 15 x 1500 x 3% = 675
gram atau 6,75 kg per harinya.

 Pengendalian Hama dan Penyakit


Ikan nila ini termasuk ke dalam ikan yang tahan banting. Secara normal, sebenarnya
penyakit ikan nila tidak terlalu mengkhawatirkan. Namun, tidak ada salahnya melakukan cek
secara intesif dalam mewaspadai resiko penyakit pada ikan nila Anda. Penyakit yang perlu
diwaspadai pada ikan nila adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit yang menempel,
misalnya penyakit bintik putih pasa fisik ikan nila. Penanggulannya dapat dilakukan dengan
menggunakan obat – obat untuk membunuh parasite ikan nila ataua dengan menggunakan
garam dapur (NaCl) jika jumlahnya tidak terlalu banyak.

8. Masa Panen Ikan Nila


Ikan nila yang sudah saatnya pada masa panen adalah ikan nila yang beragam sesuai
kebutuhan. Ikan nila untuk pasar domestic berkisar 300 – 500 gram/ekor, sedangkan untuk ikan
nila yang dipelihara sekitar 10 – 20 gram/ekor. Ikan nila yang bisa mencapai 300 – 500 gram ini
biasanya membutuhkan waktu hingga 4 sampai 6 bulan lamanya. Hal ini disebabkan karena
adanya pakan ikan nila yang mudah didapatkan di mana saja. Dengan demikian, budidaya ikan
nila ini tidak akan memakan biaya yang mahal untuk membudidayanya. Berbeda halnya dengan
ikan mas atau ikan lele yang benar-benar membutuhkan protein yang tinggi. Untuk ikan mas
atau ikan lele, protein yang diperlukan ini sekitar 30 sampai 45% kadarnya. Jadi, harga dari
pakan ikan mas atau lele ini jauh lebih mahal dibandingkan dengan pakan ikan nila.

9. Pemasaran Ikan Nila


Pemasaran ikan nila merupakan rantai yang tidak terputuskan dalam usaha budidaya ikan
nila. Ikan nila umumnya dipasarkan dalam bentuk ikan hidup.

a. Ikan Hidup
penanganan ikan hidup adalah mengusahakan agar ikan – ikan tersebut sampai ke konsumen
dalam kondisi hidup, segar, dan sehat. Untuk itu, diperlukan system angkutan yang dapat
menjamin ikan dalam keadaan hidup sesuai dengan permintaan konsumen. Dalam
pengangkutan ikan, hal – hal yang perlu diperhatikan antara lain adalah oksigen (O2 ) ikan. Ikan
– ikan yang aktif bergerak dan yang masih kecil membutuhkan oksigen lebih banyak.
Kandungan oksigen dalam air dingin lebih banyak dibandingkan dengan air panas. Oleh karena
itu, dalam angkutan ini, gunakan air yang bersuhu rendah sesuai dengan habitat ikan. Alat
untuk mengangkut ikan hendaknya disesuaikan dengan jarak yang ditempuh.
Waktu pengangkutan sebaiknya dilakukan pada pagi hari atau sore hari, karena pada saat itu,
suhu udara tidak terlalu tinggi sehingga ikan dapat bertahan hidup. Jumlah ikan dalam alat
pengangkutan sebaiknya tidak terlalu padat agar tidak kekurangan oksigen.

b. kemitraan dalam pemasaran


agar pemasaran ikan nila dalam jumlah kecil berkesinambungan dan semua produk yang
dihasilkan dapat terjual, petani dapat melakukan kemitraan dalam pemasaran dengan
perusahaan besar. Perusahaan mitra tersebut dapat menjual hasil produksi ke konsumen, baik
di dalam negeri maupun di luar negeri.
Petani harus menyadari bahwa kemitraaan adalah kerjasama bisnis yang harus dijaga etikanya
dan sekaligus merupakan peluang untuk mengembangkan usaha agar menjadi lebih besar.
Manfaat langsung dari pelaksanaan kemitraan ini bagi petani dan pengusaha adalah adanya
kepastian jaminan pasokan bahan baku (karena adanya perasaan saling memerlukan),
peningkatan kualitas dan volume usaha (karena saling menguatkan) dan meningkatkan
keuntungan yang berkesinambungan (karena saling menguntungkan).
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Usaha Pemeliharaan Ikan Nila (Tilapia Nilotica) memiliki prospek yang cukup bagus,
Perkembangan di pasar juga memiliki daya jual yang tinggi karena di tunjang dengan rasa ikan
nila yang cukup gurih dan digemari oleh masyarakat. Pemeliharaan Ikan Nila (Tilapia Nilotica) di
kolam tanah atau kolam tembok merupakan salah satu cara budidaya ikan yang mudah
dikembangkan dan pola budidaya ikan mulai digandrungi masyarakat. Budidaya ikan nila juga
sebagai alternatif sumber pendapatan dan pemenuhan gizi keluarga. Makanan untuk Ikan Nila
(Tilapia Nilotica) juga tidak sulit, karena ia akan menyantap berbagai jenis makanan alami yang
dibuat khusus (pellet). Oleh karena dibudidayakan dengan banyak cara, maka Ikan Nila (Tilapia
Nilotica) dapat dibuat alternatif pemilihan usaha.

Anda mungkin juga menyukai