Anda di halaman 1dari 12

PENGELOLAAN SUMBERDAYA IKAN TERI DI PULAU PASARAN

(Laporan Praktikum Pengelolaan Wilayah Pesisir)

Oleh :
Kelompok 4
1. M.Iqbal Jamaludin 1714111040
2. Erma Avionita 1814111008
3. Nurfadila Maulana H. 1914111020
4. Resta Ayu Anggraeni 1914111029
5. Siska Amelia 1914111032
6. Bayu Adi Nugroho 1914111033
7. Dendy Dermawan Y. 1914111043
8. Ghozy Rausyan Fikri 1914111044
9. Ahmad Ade Rifki 1914111045
10. Ahmad Fadlil Faruqi 1954111004
11. Firzatullah 1954111013

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN


JURUSAN PERIKANAN DAN KELAUTAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2021
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sektor perikanan memiliki peranan strategis dalam pembangunan nasional. Ditinjau dari
potensi sumberdaya alam, Indonesia dikenal sebagai negara maritim terbesar di dunia
karena memiliki potensi kekayaan sumberdaya perikanan yang relatif besar. Sektor
perikanan juga menyerap banyak tenaga kerja, mulai dari kegiatan penangkapan, budidaya,
pengolahan, distribusi dan perdagangan. Oleh karena itu, pembangunan sektor perikanan
tidak dapat diabaikan oleh pemerintah Indonesia. Pembangunan perikanan tangkap pada
hakekatnya ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya nelayan
dan sekaligus untuk menjaga kelestarian sumberdaya ikan serta lingkungannya. Tujuan
tersebut telah diperluas cakupannya sehingga tidak hanya untuk meningkatkan
kesejahteraan nelayan dan menjaga kelestarian sumberdaya ikan, tetapi juga untuk
meningkatkan kontribusi Sub Sektor Perikanan Tangkap terhadap pembangunan
perekonomian nasional (pro growth), dan membantu mengatasi krisis multidimensi yang
sedang melanda negara kita, baik dalam bentuk penyediaan lapangan kerja (pro job),
penerimaan devisa melalui ekspor, penerimaan negara bukan pajak, maupun untuk
pengentasan kemiskinan (pro poor).

Produksi ikan sangatlah erat hubungannya dengan kegiatan penangkapan yang dilakukan
para nelayan. Banyak cara yang dilakukan para nelayan untuk memenuhi permintaan pasar
dengan segala jenis ikan sesuai kebutuhannya. Tentunya hal ini berkaitan dengan potensi
sumberdaya perikanan yang terdapat di perairan sekitar tempat para nelayan mengambil
ikan. Susilowati (2005) mengatakan bahwa sumber daya ikan adalah salah satu sumberdaya
yang sifatnya terbuka dan dimiliki oleh umum.

Ikan merupakan produk yang banyak dihasilkan oleh alam dan dapat diperoleh dalam
jumlah yang melimpah, namun ikan merupakan bahan makanan yang cepat mengalami
pembusukan. Proses pembusukan pada ikan tidak mungkin dihindari, tetapi hanya bisa
dihambat. Salah satu caranya adalah dengan penggaraman. Menurut Adawyah (2008), cara
pengawetan ikan yang praktis, efektif, dan efisien adalah pembuatan ikan asin, karena dapat
dibuat oleh masyarakat dengan peralatan sederhana. Ikan merupakan salah satu sumber
protein hewani yang banyak dikonsumsi masyarakat, mudah didapat, dan harganya murah.
Namun ikan cepat mengalami proses pembusukan. Oleh karena itu pengawetan ikan perlu
diketahui semua lapisan masyarakat. Pengawetan ikan secara tradisional bertujuan untuk
mengurangi kadar air dalam tubuh ikan, sehingga tidak memberikan kesempatan bagi
bakteri untuk berkembang biak. Untuk mendapatkan hasil awetan yang bermutu tinggi
diperlukan pengawetan seperti : menjaga kebersihan bahan dan alat yang digunakan,
menggunakan ikan yang masih segar, serta garam yang bersih. Ada bermacam-macam
pengawetan ikan, antara lain dengan cara : penggaraman, pengeringan, pemindangan,
pengasapan, peragian dan pendinginan ikan. Salah satu sentra pengolahan ikan di Kota
Bandar Lampung terdapat di Pulau Pasaran. Produk unggulan yang dihasilkan di pulau ini
adalah ikan teri asin. Daerah ini merupakan salah satu daerah penghasil ikan asin terbesar
di Kota Bandar Lampung, sehingga disebut sebagai kerajaan ikan asin.

1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum yang dilakukan kali ini yaitu :
1. Mengetahui dan mempelajari pengelolaan sumberdaya ikan teri di Pulau Pasaran
2. Mengetahui proses pengawetan ikan teri dan pemasarannya untuk meningkatkan
ekonomi masyarakat Pulau Pasaran
3. Mengetahui dan mengenal lingkungan serta kondisi masyarakat Pulau Pasaran
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ikan Teri (Stolephorus sp.)


Ikan teri memiliki klasifikasi menurut Young (1962) dan De Bruin et al (1994) dalam
Hastuti (2010) adalah sebagai berikut:
Filum : Chordata
Sub-Filum : Vertebrae
Class : Actinopterygii
Ordo : Clupeiformess
Famili : Engraulididae
Genus : Stolephorus
Species : Stolephorus sp.

Gambar 1. Ikan teri

Ikan teri merupakan salah satu kelompok ikan pelagis yang menghuni perairan pesisir serta
memiliki sebaran yang sangat luas. Umumnya ikan ini hidup secara bergerombolan yang
terdiri dari ratusan sampai ribuan ekor yang berukuran kecil. Ikan teri mempunyai
morfologi tubuh berbentuk memanjang (fusiform) atau agak pipih (compresed). Ikan teri
berukuran kecil, panjang tubuh sekitar 145 mm bahkan mencapai 5 cm, Ikan teri hidup di
daerah pesisir laut. Ikan teri bersifat pelagis dan menghuni perairan pesisir dan
estuaria, tetapibeberapa jenis dapat hidup pada salinitas rendah antara 10-15%.
Berdasarkan sifatnya, ikan teri hidup bergerombol, sering melakukan migrasi,
sehingga ikan teri memiliki daerah penyebaran yang dipengaruhi oleh perubahan
musim pada daerah tertentu (Gunawan, 2016).

Ikan teri (Stolephorus sp.) merupakan sumber nutrisi yang penting bagimasyarakat
Indonesia. Pada umumnya ikan terimengandung protein sekitar 16%, namun proses
penggaramanpada pengolahan ikan secara tradisional mengakibatkan hilangnya protein
ikan yangmencapai 5%, tergantung pada kadar garam dan lama penggaraman. Adanya
variasi dalam komposisi kimia disebabkan karena faktor biologis danalami. Faktor
biologis antara lain jenis ikan, umur dan jenis kelamin. Faktor alamiyaitu faktor luar
yang tidak berasal dari ikan, yang dapat mempengaruhi komposisidaging ikan.
Golongan faktor ini terdiri atas daerah kehidupannya, musim dan jenismakanan yang
tersedia (Mayrita, 2010).

Ikan teri (Stolephorus sp.) banyak ditangkap karena mempunyai arti penting sebagai bahan
makanan yang dapat dimanfaatkan baik sebagai ikan segar maupun ikan kering.
Pengawetan ikan teri dengan cara pengeringan terdiri dari dua proses, yaitu proses
penggaraman dan proses pengeringan. Adapun tujuan utama dari penggaraman, yaitu untuk
memperpanjang daya tahan dan daya simpan ikan. Ikan yang mengalami proses
penggaraman menjadi awet karena garam dapat menghambat atau membunuh mikroba
penyebab pembusukan ikan. Ikan teri merupakan salah satu komoditas perikanan yang
bernilai ekonomis tinggi, menjadi komoditas unggulan, ketersediaan produksi sepanjang
tahun dan menjadi salah satu komoditas industri pengolahan produk perikanan. Ikan teri
asin juga menjadi salah satu komoditas unggulan sektor perikanan laut di Pulau pasaran.
Ikan teri yang diproduksi di Pulau pasaran mencapai 57,6 ton setiap bulannya. Hal ini
menjadikan Pulau Pasaran sebagai sentra penghasil ikan di provinsi Lampung.
2.2 Lokasi Pulau Pasaran Lampung
Pulau Pasaran terletak di pesisir teluk lampung tepatnya berada di kelurahan Kota Karang
Kecamatan Teluk Betung Timur, Kota Bandar Lampung, Provinsi Lampung. Pulau Pasaran
sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Kota Karang, di bagian selatan, timur, dan barat
dikelilingi oleh laut yaitu teluk lampung. Bersumber dari data survei lapangan diketahui
Pulau pasaran terdiri dari 2 RT dan dengan luas wilayah ± 12 Ha, jumlah penduduk
sebanyak ± 1.233 jiwa terdiri dari ± 204 KK.

Kondisi eksisting di Pulau Pasaran, mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai


pengolah hasil laut berupa pembuatan ikan asin, cumi asin dan budidaya lobster. Pulau
Pasaran sendiri merupakan salah satu sentra pembuatan ikan asin terbesar di Provinsi
Lampung dengan komoditas utama berupa ikan asin, cumi asin, kerang hijau serta lobster.
Potensi sumber daya ikan di sekitar teluk lampung dan sekitarnya cukup besar dan
permintaan ikan asin di dalam maupun di luar Kota Bandar Lampung cukup tinggi. Oleh
karena itu, pengolahan ikan asin merupakan peluang usaha yang sangat baik bagi
penyerapan tenaga kerja di lokasi tersebut.
III. METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat


Kegiatan observasi yang kelompok kami lakukan yaitu pada tanggal 09 Mei 2021 pukul
13.00 sampai dengan selesai di Pulau Pasaran, Kecamatan Teluk Betung Barat, Bandar
Lampung, Lampung.

3.2 Metode
Metode yang kami lakukan untuk mendapatkan data yaitu dengan cara obervasi yang kami
lakukan secara langsung di lokasi lalu mencatatnya dengan sistematis terhadap objek serta
melakukan wawancara pada perwakilan warga dan mencari data tambahan mengenai
pengelolaan sumber daya ikan teri lebih lanjut di situs internet.
IV. PEMBAHASAN

Secara geografis Pulau Pasaran berada di Kelurahan Kota Karang Kecamatan Teluk Betung
Timur Kota Bandar Lampung. Pulau ini merupakan pulau yang menjadi sentral
pengelolahan ikan teri terbesar di Kota Bandar Lampung. Luas daratan Pulau Pasaran lebih
kurang 12 hektar. Pulau ini termasuk dalam lingkungan 2 di Kelurahan Kota Karang yang
terbagi menjadi dua RT yakni RT 09 dan Rt 10. Berdasarkan keterangan yang diberikan
oleh Bapak Ketua RT 10, Jumlah penduduk di pulau ini sebanyak 1.052 jiwa dengan 284
KK. Jarak dari Pulau Pasaran menuju Kelurahan Kota Karang 1 Km dengan waktu tempuh
sekitar 25 menit, sudah terdapat jembatan penghubung antara Pulau Pasaran dan pesisir
Kecamatan Teluk Betung Timur sehingga memudahkan masyarakat untuk melakukan
aktifitas.

Lingkungan alam atau fisik dan lingkungan sosial Pulau Pasaran memberikan gambaran
secara umum tentang kehidupan masyarakat nelayan dimana mereka beradaptasi dan
bertahan hidup dengan lingkungan sosial budayanya. Letak Pulau Pasaran yang berada
dekat laut membuat masyarakatnya menggantungkan hidupnya bekerja sebagai nelayan dan
usaha lain yang berhubungan dengan produksi perikanan. Mereka mulai beraktivitas dari
sore hari dan kembali pada pagi harinya. Kegiatan produksi yang menghidupi banyak
keluarga adalah sektor perikanan dengan bekerja sebagai nelayan dan pengolah. Dengan
penghasilan yang diperoleh cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, bahkan sekali-
kali hasil usahanya dimanfaatkan untuk memenuhi selera konsumtif seperti barang-barang
elektronik, perhiasan, pakaian, makanan atau sebagian ditabung.

Masyarakat nelayan di Pulau Pasaran telah melakukan adaptasi terhadap lingkungan


sosialnya. Adaptasi diri terutama masih berdasarkan pengetahuan tradisional mereka
tentang lingkungannya karena itu adaptasi yang telah berlangsung hanya mampu sekedar
mempertahankan kelangsungan hidupnya, belum meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Ini
jelas bahwa berbagai masukan dari luar sangat dperlukan baik yang berkaitan langsung
seperti pendidikan dan pelatihan serta sarana dan prasarana penghubungnya.

Masyarakat pulau pasaran memanfaatkan kondisi keadaan alam yang mereka miliki dengan
menjadi pembudidaya ikan asin. Dengan menjadi pembudidaya ikan asin mereka mampu
menaikkan taraf ekonomi masyarakatnya. Nelayan di Pulau Pasaran mengambil ikan pada
pukul lima sore hingga pukul sembilan atau sepuluh pagi. Ikan hasil tangkapan direbus
terebih dahulu selama 5 menit kemudian dilakukan penjemuran hingga kering, kemudian di
sortir lalu dilakukan pengemasan. Hasil produksi ikan teri di Pulau Pasaran 75% dikirim ke
wilayah Jawa dan sisanya ke Pulau Sumatera serta Lampung itu sendiri. Menurut penuturan
Pak Sukamandi yang kami wawancarai selaku ketua pengelolaan ikan teri di Pulau Pasaran,
di Pulau Pasaran itu sendiri terdapat 5 kelompok pengelola yang tersebar di Pulau Pasaran,
dengan setiap kelompok memiliki jumlah kapal penangkapan ikan yang berbeda.

Produk ikan teri asin yang dihasilkan Pulau Pasaran dipasarkan sampai ke Provinsi DKI
Jakarta. Para pengolah ikan teri asin sudah memiliki agen di Provinsi DKI Jakarta, namun
penjualan ikan olahan tidak melalui negosiasi harga yang dilakukan secara tatap muka
antara produsen dan konsumen melainkan melalui telepon dan pengolah hanya mengetahui
kondisi pasar dari penjelasan pedagang tersebut sehingga posisi tawar menjadi rendah. Hal
ini menyebabkan pendapatan pengolah tidak stabil, selalu berubah-ubah sesuai dengan
keadaan pasar di Provinsi DKI Jakarta. Pengolahan ikan teri segar menjadi ikan teri asin
akan memberikan nilai tambah bagi produk tersebut dan memberikan pendapatan bagi
pengolah ikan teri asin. Pendapatan pengolah ikan teri asin tersebut akan digunakan untuk
memenuhi kebutuhan pengolah sehari-hari. Usaha ikan teri asin di Pulau Pasaran berskala
industri rumah tangga yang menjanjikan. Untuk itu perlu dikaji secara menyeluruh
mengenai kesejahteraan rumah tangga pengolah ikan teri asin yang dilihat dari tingkat
kesejahteraan dan pemerataan kesejahteraan para pengolah ikan teri asin. Berdasarkan
permasalahan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesejahteraan
rumah tangga pengolah ikan teri asin, dan mengetahui pemerataan kesejahteraan rumah
tangga pengolah ikan teri asin.
V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Secara geografis Pulau Pasaran berada di Kelurahan Kota Karang Kecamatan Teluk Betung
Timur Kota Bandar Lampung. Letak Pulau Pasaran yang berada dekat laut membuat
masyarakatnya menggantungkan hidupnya bekerja sebagai nelayan dan usaha lain yang
berhubungan dengan produksi perikanan. Salah satu yang dilakukan masyarakat Pulau
Pasaran yaitu dengan menajdi pembudidaya ikan asin. Hampir mayoritas penduduk Pulau
Pasaran menjaid nelayan dan pembudidaya ikan asin, bahkan hingga pulau ini dijuluki
sentra ikan asin Lampung. Ikan teri menjadi komoditas ikan asin yang utama di Pulau
Pasaran, ikan teri memilki kandungan gizi yang baik bagi kesehatan serta memiliki banyak
peminat dan permintaannya tinggi di Pasaran. Ikan teri dapat diolah menajdi berbagai
makanan yang lezat dan digemari. Di Pulau Pasaran sendiri dalam pengelolaan ikan teri
terdapat lima kelompok pengelola dengan masing-masing berbeda jumlah kapal dan hasil
tangkapan. Nelayan yang menangkap ikan teri berlayar mulai pukul lima sore hingga
sembilan pagi, kemudia ikan hasil tangkapan direbus dan dijemur. Pemasaran ikan teri asin
Pulau Pasaran ini banyak di ekspor ke daerah Pulau Jawa.

5.2 Saran
Sebaiknya pemerintah lebih memperhatikan lagi kesejahteraan nelayan di wilayah pesisir
seperti memberikan teknologi yang dapat membantu pengelolaan usaha budidaya di
wilayah pesisir sehingga produktivitas dapat meningkat. Selain itu, pemerintah dan
amsyarakat juga harus sadar akan pentingnya kebersihan serta pengelolaan sumber air
bersih sehingga lingkungan wilayah pesisir dapat terjaga dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Adawyah R. 2008. Pengolahan dan Pengawetan Ikan. Bumi Aksara. Jakarta.

Bustomi. 2017. Studi Tentang Keberadaan Industri Ikan Asin Di Pulau Pasaran Bandar
Lampung. Program Studi Pendidikan Geografi. Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan. Universitas Lampung.

Hastuti. 2010. Analisis Kualitatif dan Kuantitatif Formaldehid Pada Ikan Asin di Madura.
Jurnal Agrointek. Vol.4 No. 2

Mahasari, K. 2014. Kesejahteraan Rumah Tangga Pengolah Ikan Teri Asin Di Pulau
Pasaran Kecamatan Teluk Betung Barat Kota Bandar Lampung. JIIA, Volume 2
No. 2.

Ohoiwutun, et.all. 2017. Peningkatan Kualitas Ikan Teri Kering di Desa Sathean,
Kecamatan Kei Kecil, Kabupaten Maluku Tenggara. Jurnal Ilmiah Pengabdian
kepada Masyarakat. Vol 3 (2): 150156.
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai