Anda di halaman 1dari 20

Perencanaan Usaha Pengembangan Budidaya Ikan Gurami (Osphronemus

Gouramy) dan Ikan Nila (Oreochromis Niloticus) di Kabupaten Nganjuk

Nunik Istikharoh, Surjatin, Mimit Primyastanto


Sosial Ekonomi Perikanan, Universitas Brawijaya-Malang
Email: mimitprimyastanto@yahoo.co.id

ABSTRAKS
Latar Belakang: Komoditi perikanan yang mempunyai peluang besar untuk dibuat suatu rencana bisnis di
Kabupaten Nganjuk adalah nila (Oreochromis niloticus) dan gurami (Osphronemus gouramy). Nila memiliki
beberapa keunggulan jika dibandingkan dengan jenis ikan lainnya sedangkan gurami merupakan komoditi
perikanan air tawar yang beberapa tahun terakhir menjadi primadona di antara ikan konsumsi air tawar yang
memiliki nilai jual yang tinggi. Untuk mengetahui peluang usaha budidaya gurami dan nila maka dilakukan
analisis studi kelayakan.
Metode: Penelitian ini dilaksanakan di dua tempat di Nganjuk, Jawa Timur. Untuk usaha gurami dilaksanakan di
kelompok tani Mina Sejahtera di Desa Tanjungtani, Kecamatan Prambon dan usaha nila pada kelompok tani
Mina Nugroho di Desa Kampung Baru Kecamatan Tanjunganom. Parameter yang diukur pada usaha budidaya
gurami dan nila dengan penekanan pada aspek pemasaran, teknis, finansial, manajemen, sosial ekonomi,
kelembagaan dan pengembangan usaha. Penelitian ini menggunakan metode survey, penentuan responden
dilakukan secara purposive sampling
Hasil: Aspek pasar cukup luas dilihat dari permintaan masih lebih besar dibandingkan penawaran dan tiap
tahun permintaan selalu meningkat. Aspek teknis usaha budidaya gurami dan nila menggunakan sistem semi-
intensif (madya). Aspek finansial sudah layak dalam pelaksanaannya, baik jangka pendek maupun panjang.
Nilai REC masing – masing sebesar 64,03 % dan 102,87 %. Penerapan aspek manajemen cukup baik meskipun
masih sederhana. Dari segi hukum, usaha tersebut hanya mempunyai surat terdaftar dari kantor Sub-Dinas
Perikanan. Aspek kelembagaan usaha cukup bagus karena peran lembaga penyedia sarana produksi, lembaga
penyuluhan meskipun dari belum ada perhatian dari lembaga penyedia dana. Aspek sosial ekonomi cukup baik,
dapat memberikan lapangan pekerjaan dan mengurangi pengangguran. Usaha ini memberikan dampak positif
dari segi lingkungan karena tidak menghasilkan limbah berbahaya bagi lingkungan baik perairan maupun
kesehatan masyarakat.
Kata kunci : Perencanaan, usaha, pengembangan, budidaya, komoditi

ABSTRACT
Background: Fisheries comodities that has big opportunity to be developt in Nganjuk are Tilapia and
(Oreochromis niloticus) dan gouramy (Osphronemus gouramy). Nila has some advantages than others fres
water, meanwhile gouramy has become an important freswater fish that has high price in recent year. For that
reason,this research was conducted to eavaluate and analysis the bussiness plant of those fish.
Metode: Research was conducted in two locations in Nganjuk, East Java. Mina Sejahtera Fishermen Group in
Tanjungtani, Prambon used for gouramy study, and Mina Nugroho Fishermen Group at Kampung Baru
Tanjung Anom for Tilapia. The parameter in gouramy and nila aquaculture are measured, from marketing,
technical, finance, management, social-economic, institutional, and bussiness development aspects. Research
was conducted by survey and respondent was determined by sampling purposively.
Hasil: Market is promising because demand higher than supply, and demand is increasing annualy. Technical
aspect showed that culture of both fish are semi-intensif. Financially, both tilapia ang gouramy culture are
proper, in short and long term point of view. The REC are 64,03 % and 102,87 % respectively. Management
aspect is good even still simple. Leggaly aspect, these fish culture have been registered in Fish department of
Nganjuk. There were support from production tools supplier and elucidation, but not from financial aspect. The
fish culture give job opportunities and decrease number of unemployee. This bussiness gave positive effect to
environment, no hazard waste was produced.
Key Word : Plan, business, development, aquaculture, comoditi
1. PENDAHULUAN rut Cahyono Bambang (2000), ikan nila memi-
Latar Belakang liki beberapa keunggulan yaitu ikan nila memi-
Allah SWT berfirman dalam surat Al A’Raaf liki tingkat pertumbuhan yang cepat, ikan nila
ayat 10 yang terjemahannya sebagai berikut: juga mudah dibudidayakan, dagingnya cukup
“Sesungguhnya Kami telah menempat-kan kamu tebal serta dari segi harga ikan nila lebih murah.
sekalian di muka bumi dan Kami adakan bagimu Sedangkan ikan gurami merupakan komoditi
di muka bumi itu (sumber) penghidupan. Amat perikanan air tawar yang kurang diminati untuk
sedikitlah kamu bersyu-kur”. Di bumi telah dibudidayakan. Penyebabnya, ikan ini tumbuh
tersedia sumber daya alam yang khusus diciptakan sangat lambat. Ditambah lagi kematangan
untuk sumber kehidup-an bagi manusia, namun kelaminnya baru mulai terjadi pada umur
manusia kurang ber-syukur karena dalam sekitar dua tahun. Namun beberapa tahun
mengelola sumber daya alam tersebut belum terakhir, ikan ini menjadi primadona di antara
dilakukan dengan baik. ikan konsumsi air tawar yang memiliki nilai jual
Kebutuhan ikan bagi masyarakat semakin yang sangat tinggi. Ini disebabkan oleh rasanya
penting, maka sangat wajar jika usaha peri-kanan yang lezat dan empuk sehingga minat terhadap
air tawar harus dipacu untuk dikembang-kan. ikan ini meningkat. Banyaknya peminat tentu
Usaha tani dibidang perikanan air tawar memiliki harus diimbangi dengan produksi yang mencu-
prospek yang sangat baik karena sampai sekarang kupi, sehingga pembudidayaannya harus dilaku-
ikan konsumsi, baik berupa ikan segar maupun kan dengan baik (Prihartono R. Eko, 2004).
bentuk olahan, masih belum mencukupi
kebutuhan konsumen (Murtidjo Bambang A, Rumusan Masalah
2001). Obyek perikanan di Kabupaten Nganjuk
Konsumsi ikan per kapita per tahun yang paling banyak menghasilkan ikan berasal
Kabupaten Nganjuk masih jauh dari target dari kolam yakni 1.324.751 kg. Produksi ikan
nasional, di mana tahun 2002 konsumsinya 12,89 tahun 2002 sebanyak 2.168.825 kg. Melihat
kg sedangkan untuk tingkat nasional ditargetkan potensi perikanan yang ada di Kabupaten
26 kg. Obyek perikanan di Kabupa-ten Nganjuk Nganjuk tersebut, usaha budidaya ikan air
yang paling banyak menghasilkan ikan berasal dari tawar dan dalam mendukung pengembangan
kolam yaitu 1.324.751 kg. Produksi ikan tahun usaha khususnya budidaya ikan gurami dan
2002 adalah 2.168.825 kg ikan nila yang ada di wilayah Kabupaten
(http://www.nganjuk.go.id /ina/maintengah.php? Nganjuk, maka diperlukan data/informasi yang
id=11). dipakai dalam rencana pengembangan usaha
Pada umumnya Rencana bisnis ada yang tersebut, sehingga optimalisasi pemanfaatan
bersifat perencanaan jangka pendek, yang sumberdaya alam dapat tercapai. Berdasarkan
biasanya dalam bentuk rencana kerja, rencana pernyataan di atas, maka permasalahan yang
anggaran dan pendapatan belanja, sedangkan akan dianalisa adalah :
rencana jangka panjang untuk rencana usaha 1. Bagaimana kelayakan usaha budidaya ikan
baru, pengembangan usaha yang ada, maupun gurami dan ikan nila.
rehabilitasi usaha yang sudah ada dengan  Bagaimana peluang pasar dari usaha
menggunakan kajian kelayakan usaha. Apabila budidaya ikan gurami dan ikan nila.
suatu usaha baru berdiri dan akan memulai  Bagaimana aspek teknis dari usaha budi-
kegiatan usahanya, maka harus dipersiapkan daya ikan gurami dan ikan nila
suatu rencana bisnis dengan sebaik – baiknya.  Bagaimana aspek finansial usaha budidaya
Demikian pula apabila suatu usaha mengingin- ikan gurami dan ikan nila.
kan adanya pengembangan usahanya, maka  Bagaimana penerapan manajemen usaha
pemilik juga perlu menyusun rencana bisnis budidaya ikan gurami dan nila.
(Anonymous, 2004).  Kelembagaan apa yang terlibat dalam
Komoditi perikanan yang mempunyai usaha budidaya ikan gurami dan nila.
peluang besar untuk dibuat suatu rencana  Bagaimana aspek hukum dari usaha budi-
bisnis (business plan) khususnya di Kabupaten daya ikan gurami dan ikan nila.
Nganjuk adalah ikan nila (Oreochromis niloticus)  Bagaimana dampak sosial ekonomi dari
dan ikan gurami (Osphronemus gouramy). Menu- usaha budidaya ikan gurami dan nila.
 Bagaimana aspek lingkungan usaha budi- Obyek Penelitian
daya ikan gurami dan ikan nila. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan
2. Bagaimana pengembangan usaha budidaya Prambon dan Kecamatan Tanjunganom, Ka-
ikan gurami dan nila di Nganjuk. bupaten Nganjuk, Jawa Timur. Sasaran utama-
3. Bagaimana rencana usaha budidaya ikan nya adalah usaha budidaya ikan gurami dan
gurami dan ikan nila yang sudah ada. ikan nila dengan penekanan pada aspek pema-
saran, aspek teknis, aspek finansial, aspek
Tujuan Penelitian
manajemen, sosial ekonomi, kelembagaan dan
Tujuan dari penelitian ini diantaranya
pengembangan usahanya.
adalah untuk mengetahui :
1. Kelayakan usaha budidaya ikan gurami dan Metode Penelitian
ikan nila yang terdiri dari : aspek pasar, Penelitian ini menggunakan metode des-
teknis, finansial, manajemen, kelembagaan kriptif. Metode deskriptif adalah suatu metode
yang terlibat, hukum (kelegalan usaha), yang bertujuan memberikan gambaran secara
sosial ekonomi dan aspek lingkungan. umum, sistematis, faktual dan aktual. Metode
2. Pengembangan usaha budidaya ikan gurami deskriptif ini ada dua yaitu metode deskriptif
dan ikan nila. kualitatif dan metode kuantitatif. Pelaksanaan
3. Rencana usaha (Business Plans) budidaya ikan penelitian saat di lapang adalah dengan teknik
gurami dan ikan nila survey yang menekankan pada data historis
bibliografi. Menurut Singarimbun M. dan
Kegunaan Penelitian Effendi S. (1995) teknik survey adalah peneli-
Hasil penelitian ini diharapkan dapat tian yang mengambil sampel dari satu populasi
berguna bagi pihak – pihak berikut : dan menggunakan kuisioner sebagai alat
1. Peneliti dan lembaga akademisi ; sebagai in- pengumpulan data yang pokok.
formasi ilmiah untuk mengembangkan ilmu Teknik historis menurut Surakhmad W.
pengetahuan, teknologi dan melakukan pe- (1978) adalah penyelidikan (penelitian) yang
nelitian lebih lanjut. mengaplikasikan metode pemecahan yang il-
2. Pemerintah/dinas perikanan ; sebagai per- miah dari perspektif historis (sejarah) suatu
timbangan dalam penentuan program dan masalah. Penerapan teknik historis dari pene-
kebijakan dalam pembangunan dan pe- litian ini adalah studi yang bersifat bibliografis
ngembangan perikanan selanjutnya. yakni dengan membuat ikhtisar, amotasi, atau
3. Petani ikan ; sebagai informasi dan pertim- pembahasan sistematis terhadap karya ilmiah,
bangan dalam melaksanakan usahanya agar dalam bidang tertentu (Surakhmad W, 1978).
lebih berkembang dan maju.
4. Investor/penyedia dana ; sebagai bahan per- Teknik Pengambilan Sampel
timbangan dalam mengambil keputusan Teknik pengambilan sampel/penentuan
untuk menginvestasikan modalnya, sehingga responden dilakukan secara purposive sam-
rencana bisnis ini dapat terlaksana. pling dimana sampel–sampel penelitian dipilih
berdasarkan pertimbangan. Sedangkan pertim-
METODE PENELITIAN bangan yang diambil itu berdasarkan pada tuju-
Tempat dan Waktu Penelitian an penelitian (Singarimbun M dan Efendi S.
Penelitian ini dilaksanakan di dua tempat. 1995).
Untuk usaha budidaya ikan gurami dilaksana- Penelitian ini dilakukan di 2 tempat
kan pada kelompok tani Mina Sejahtera di usaha. Peneliti memilih kelompok tani Mina
Desa Tanjungtani, Kecamatan Prambon dan Sejahtera sebagai sampel usaha budidaya ikan
usaha budidaya ikan nila pada kelompok tani gurami, karena kelompok ini mempunyai usaha
Mina Nugroho di Desa Kampung Baru Keca- budidaya ikan gurami yang lebih besar di
matan Tanjunganom, Kabupaten Nganjuk, banding dengan petani ikan lainnya. Untuk
Propinsi Jawa Timur. Sedangkan waktu pelak- sampel usaha budidaya ikan nila peneliti
sanaan penelitian adalah pada bulan Juni memilih kelompok tani Mina Nugroho karena
sampai bulan Juli 2005. kelompok ini mempunyai usaha budidaya ikan
nila yang paling besar di Kabupaten Nganjuk.
Rancangan Penelitian tinjauan pustaka dan internet sebagai
Teknologi budidaya ikan semakin lama penunjang hasil penelitian.
semakin berkembang, dan perluasan areal budi-
daya membawa konsekuensi meningkatnya 1.1 Analisis Data
kebutuhan produk ikan. Di lain pihak, keter- 1.1.1 Pengertian Analisa Data
sediaan perairan umum (sungai, waduk dan Analisis data menurut Lexy J. Maleong
rawa), sawah (mina padi) dan kolam yang mana (2000) dalam Hasan M. Iqbal (2002), adalah
dewasa ini kurang optimal dalam pemanfaatan- proses mengorganisasikan dan mengurutkan
nya dan didukung pula oleh kebijakan pemerin- data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian
tah (dalam hal penggunaannya bagi kepenti- dasar sehingga dapat ditemukan tema dan
ngan rakyat), sehingga makin besar peluang dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang
dalam mengelola sumberdaya perairan. Untuk disarankan oleh data. Analisis data dapat ber-
mengetahui peluang usaha budidaya ikan bentuk analisis kuantitatif dan analisis kualitatif.
gurami dan ikan nila, maka perlu dilakukan
Analisis Kelayakan Investasi Bisnis
analisis evaluasi proyek (studi kelayakan). Dan
Untuk mengetahui kemungkinan pelak-
dengan potensi sumberdaya alam (SDA) dan
sanaan investasi, maka dilakukan analisis kela-
sumberdaya manusia (SDM) yang ada, juga
yakan investasi dengan menggunakan alat ukur
dapat ditentukan suatu peluang usaha. Dari
yang disebut dengan “kriteria investasi”. Ada-
analisa tersebut dapat diperoleh suatu infor-
pun jenis kriteria investasi yang digunakan
masi baik bagi masyarakat maupun pemerintah
sebagai alat pengukur tediri dari :
dalam merumuskan kebijakan untuk selanjut-
nya dapat dibuat rencana usaha perikanan 1. Aspek Pasar
(Business Plan) yang diharapkan dapat menarik Dalam analisis pasar pokok bahasan
minat para investor untuk menginves-tasikan yang dianalisa adalah permintaan dan pena-
modalnya demi terlaksananya usaha ini. waran produk, strategi pemasaran yang efisien
dan cara menghadapi persaingan. Dalam me-
Sumber dan Jenis Data nganalisa peluang pasar diperlukan data-data
Menurut sifatnya (ditinjau dari segi pene- permintaan dan penawaran nasional pada
litian) dapat menggolongkan sumber – sumber tahun yang lalu untuk mengetahui estimasi
data menjadi dua yaitu sumber data primer dan permintaan dan penawaran pada tahun men-
sumber data sekunder. Sedangkan jenis data datang dengan menggunakan metode trend
berdasarkan sifatnya adalah data kuantitatif kuadratik. Fungsi persamaan metode trend
(data yang berbentuk bilangan) dan kualitatif kuadratik secara matematis (Suratman, 2001):
(data yang tidak berbentuk bilangan) (Hasan M. Y  a  bX  cX2
Iqbal, 2002): Koefisien a, b, dan c diperoleh bila
a. Data primer yaitu data yang diperoleh atau X  0 dengan rumus matematis :
dikumpulkan langsung di lapangan oleh a  (Y  cX 2 ) / n b  XY / cX
2

orang yang melakukan penelitian atau yang  2 2



c  nX Y  (X )(Y ) /(nX 4
 (X 2 ) 2
bersangkutan yang memerlukannya. Cara Dimana:
pengambilan/pengumpulan data primer pada Y = jumlah permintaan/penawaran (trend)
penelitian ini adalah melalui observasi dan X = parameter fungsi
wawancara (Hasan M. Iqbal, 2002). a = konstanta
b. Data sekunder adalah data yang diperoleh b,c = koefisien parameter
dan dikumpulkan oleh orang yang melakukan
penelitian dari sumber – sumber yang telah 2. Aspek Teknis
ada. Data sekunder diperoleh dari buku Ruang lingkup dalam aspek teknis
laporan tahunan BPS Kabupaten Nganjuk adalah (Primyastanto M, (2003):
kantor Desa Kampung Baru dan Desa 1. Lahan suatu proyek akan didirikan baik
Tanjung Tani, kantor Kecamatan Prambon untuk pertimbangan lokasi dan lahan
dan Kecamatan Tanjunganom, Kantor sub- pabrik maupun lokasi bukan pabrik.
dinas perikanan Kabupaten Nganjuk, 2. Skala produksi yang ditetapkan untuk
mencapai suatu tingkatan ekonomi.
3. Kriteria pemilihan mesin dan perleng- tahun dan sebagainya). Kalau periode payback
kapan utama serta alat pembantu mesin. ini lebih pendek dari yang diisyaratkan maka
4. Proses produksi dan lay out pabrik terma- proyek dikatakan menguntungkan, dan bila le-
suk juga lay out bangunan dan fasilitas lain. bih lama proyek ditolak. Rumusnya sebagai
5. Jenis teknologi yang diusulkan termasuk berikut : investasiawal
PP 
didalamnya pertimbangan variabel sosial. Rata  rata( NetBenefitt1  t10)

2. Net Present Value (NPV)


3. Aspek Finansial
Net Present Value adalah adalah selisih
 Analisis Jangka Pendek
antara benefit (penerimaan) dengan Cost
1. Penerimaan (Total Revenue)
(pengeluaran) yang telah di present valuekan.
Penerimaan atau pendapatan merupa-
Kriteria ini men-gatakan bahwa proyek akan
kan hasil kali dari total produk dengan harga
dipilih apabila NPV > 0, dan tidak akan di-
produk per satuan, yang dirumuskan sebagai
pilih/tidak layak untuk dijalankan bila NPV <
berikut : TR  PxQ
0. Rumus : n
Bt  Ct
Keterangan : NPV  
t 1 (1  i) t
TR : Penerimaan (Rp) Dimana :
P : Produk (kg) Bt = Benefit pada tahun t
Q : Harga produk (Rp/kg) Ct = Cost pada tahun t
2. Keuntungan () n = Umur ekonomis suatu proyek
Keuntungan usaha atau pen-dapatan i = tingkat suku bunga yang berlaku
bersih adalah besarnya pe-nerimaan setelah
dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan 3. Internal Rate of Return (IRR)
untuk proses produksi baik tetap maupun Internal Rate of Return (IRR) merupakan
tidak tetap, yang dirumuskan sebagai berikut : tingkat bunga yang menggambarkan bahwa
  TR  TC antara benefit dan cost yang telah dipresent
Dimana : valuekan sama dengan 0. Kriterianya adalah
Total Revenue (TR) : Pendapatan kotor usaha bila IRR > tingkat bunga yang berlaku saat itu
Total Cost (TC) : biaya produksi (biaya tetap maka proyek akan dipilih, bila IRR < tingkat
+ biaya variabel) bunga yang berlaku saat itu, maka proyek
3. Return to Equity Capital (REC) tersebut tidak dipilih (Primyastanto M, 2003).
Menurut Soekartawi (1986), Return to Rumus : IRR  i' NPV" x (i"i' )
NPV' NPV"
Equity Capital adalah suatu ukuran untuk
mengetahui nilai imbakan terhadap modal i’ = suku bunga pada interpolasi pertama
sendiri. Untuk menghitung REC digunakan i” = suku bunga pada interpolasi kedua
rumus sebagai berikut : NPV’ = nilai NPV pada discount rate pertama
LabaBersih  NKK NPV” = nilai NPV pada discount rate kedua
REC  x100%
Modal
4. Profitability Index (PI) atau Net B/C
Keterangan :
Profitability Index (PI) atau Net B/C
Return to Equity Capital (REC) : nilai im-
adalah ukuran efektivitas hasil investasi terha-
balan terhadap modal
dap biaya investasi dengan pendekatan keuntu-
Laba bersih : pendapatan – biaya
ngan tunai dan nilai sekarang. Adapun formu-
Nilai Kerja Keluarga (NKK): nilai tenaga
lasinya adalah sebagai berikut (Anonymous,
kerja yang berasal dari pemilik
2004);
usaha dihitung berdasarkan bunga PI 
PVCashInflow
PVCashOutflow
deposito dari sejumlah modal yang
Sedangkan syarat kelayakan investasi
digunakan.
ditentukan sebagai berikut:
 Analisis Jangka Panjang Jika PI > 1 maka investasi efektif.
1. Payback Periode (PP) Jika PI < 1 maka investasi tidak efektif.
Payback periode merupakan metode yang 5. Analisis Sensitivitas
mencoba mengukur seberapa cepat investasi Analisis sensitivitas yaitu melihat kepe-
bisa kembali, karena itu satuan hasilnya bukan kaan (Sensitivitas) dari usaha jika terjadi inflasi
prosentase, melainkan satuan waktu (bulan (kenaikan Harga) dan deflasi (penurunan daya
beli) dengan membandingkan Nilai Kriteria tenaga kerja, pemanfaatan sumber daya yang
Kelayakan Investasi dari NPV, Net B/C dan melimpah di tempat tersebut dan sebagainya.
IRR melalui cara berikut (Primyastanto, 2003):
Pengembangan Usaha
 Nilai penjualan diturunkan (..%) sampai nilai Pengembangan usaha yang dimaksud da-
IRR aktual mendekati IRR estimate; Analisis lam penelitian ini adalah mengembangkan usa-
Sensitivitas Pada Gross Benefit Turun (..%). ha perikanan air tawar yang telah ada sebelum-
 Nilai biaya operasional dan penga-daan baru nya, maupun usaha yang masih baru. Pengem-
dinaikkan (..%) sampai nilai IRR aktual bangan usaha ini dapat dilakukan baik di per-
mendekati IRR estimate yaitu Analisis airan umum (sungai, waduk dan danau), per-
Sensitivitas Pada Gross Cost naik (..%). airan sawah (mina padi) maupun kolam, yang
 Secara bersama–sama nilai penjualan ditu- dipengaruhi oleh potensi wilayah yang ada.
runkan (..%) dan Nilai Biaya Opera-sional
dan Pengadaan Baru dinaikkan (..%) sampai Hipotesis
nilai IRR Aktual mendekati IRR estimate Hipotesa yang dapat diambil berdasarkan
yaitu Analisis Sensitivitas Pada Gross latar belakang, rumusan masalah dan tujuan
Benefit Turun ..% dan Gross Cost Naik ..%. dari penelitian ini adalah:
1. Melalui estimasi permintaan dan penawaran,
4. Aspek Manajemen maka usaha budidaya ikan gurami dan ikan
Peranan manajemen dalam keberhasilan nila mempunyai peluang pasar/ prospek
suatu proyek memegang peranan penting, se- usaha yang masih terbuka luas untuk usaha
hingga evaluasi terhadap aspek manajemen dimasa yang akan datang.
mutlak perlu dilaksanakan. Tingkat kesesuaian 2. Secara deskriptif usaha budidaya ikan gurami
data dievaluasi antara landasan teori dengan dan ikan nila dari segi teknis sudah dapat
masalah sebenarnya yang ada dilapangan dida- memenuhi kebutuhan perkapita.
sarkan pada analisa Planning, Organizing, 3. Usaha budidaya ikan gurami dan ikan nila
Actuating, Controlling (Primyastanto M, 2003). secara finansial layak untuk dikembangkan.
4. Usaha budidaya ikan gurami dan ikan nila
Definisi Operasional telah melaksanakan prinsip manajemen
Business Plan dengan baik.
Business Plan yang dimaksudkan pada 5. Sistem kelembagaan yang terlibat dalam
penelitian ini adalah sebagai suatu rencana usaha ini telah berjalan dengan baik.
usaha yang menekankan pada pengkajian layak 6. Secara hukum, usaha budidaya ikan gurami
atau tidaknya suatu usaha budidaya yakni ikan maupun ikan nila sudah diakui namun belum
gurami dan ikan nila baik yang bersifat usaha mempunyai surat izin usaha secara resmi.
baru, pengembangan usaha maupun perbaikan 7. Usaha budidaya ikan gurami dan ikan nila
usaha (rehabilitasi usaha) khususnya untuk mempunyai dampak positif bagi kehidupan
wilayah Kabupaten Nganjuk. masyarakat setempat secara sosial ekonomi.
Usaha Budidaya 8. Usaha budidaya ikan gurami dan ikan nila
Usaha budidaya ikan terdiri dari usaha memberikan dampak positif bagi lingkungan,
pembenihan dan pembesaran. Sedangkan pada baik terhadap udara, tanah, air dan manusia.
penelitian ini yang dimaksud adalah usaha
pembesaran ikan gurami dan ikan nila. HASIL DAN PEMBAHASAN
Budidaya pembesaran ikan adalah budidaya/ Profil Usaha Perikanan
pemeliharaan ikan mulai dari ukuran benih Usaha budidaya ikan gurami di kelompok
hingga ukuran konsumsi. tani Mina Sejahtera berdiri sekitar tahun 2000
yang mempunyai 10 anggota dan terdiri dari
Studi Kelayakan Proyek ketua, sekertaris, bendahara dan 7 orang anggota
Yang dimaksud dengan studi kelaya-kan biasa. Kelompok tani Mina Sejahtera lebih
proyek adalah penelitian tentang dapat tidaknya mendominasi pada usaha budidaya ikan gurami
suatu proyek (biasanya merupakan proyek dan ikan jenis lain hanya sebagai pendamping.
investasi) dilaksanakan dengan berhasil baik Usaha budidaya ikan nila yang ada di
secara ekonomis suatu investasi, penyerapan kelompok tani Mina Nugroho, sebenarnya
merupakan usaha perseorangan yaitu milik 2. Penawaran ikan
Bapak H. Nahrowi. Namun untuk lebih mudah Setelah dilakukan perhitungan, diper-
mendapatkan bantuan dana dari pemerintah, oleh nilai estimasi penawaran ikan nasional
mempermudah penyampaian informasi dan atas secara berturut – turut tahun 2005-2014
saran dari pemerintah juga, maka dibentuklah adalah 6.717.800 ton ; 7.219.000 ton ;
kelompok tani Mina Nugroho yang di ketuai 7.766.200 ton ; 8.389.400 ton ; 9.058.600
oleh Bapak H. Nahrowi pada tahun 1990-an dan ton; 9.783.800 ton; 10.565.000 ton ;
sekarang ini mempunyai anggota 74 orang. 11.402.200 ton ; 12.295.400 ton dan
13.244.600 ton. Dari nilai tersebut, diketahui
Analisis Kelayakan Investasi Bisnis bahwa rata–rata tiap tahun jumlah
Analisa kelayakan investasi bisnis atau yang produksi/penawaran naik sekitar 6,54 %.
sering dikenal dengan evaluasi proyek usaha Untuk nilai estimasi penawaran ikan
selalu dibutuhkan untuk menentukan dan me- gurami Kabupaten Nganjuk tahun 2005-
ngambil keputusan apakah usaha yang akan 2014 berturut turut adalah 131,172 ton ;
dijalankan tersebut menguntungkan atau tidak. 143,640 ton ; 159,817 ton ; 179,702 ton;
Aspek – aspek yang perlu diketahui kelayakannya 203,295 ton ; 230,598 ton ; 261,609 ton ;
meliputi aspek teknis, aspek pasar, aspek finan- 296,328 ton ; 334,756 ton dan 376,893 ton.
sial, aspek hukum, aspek kelembagaan, aspek Dari nilai-nilai tersebut diketahui bahwa ter-
sosial ekonomi dan aspek lingkungan. jadi kenaikan penawaran ikan gurami di Ka-
bupaten Nganjuk sekitar 14,9 % per tahun.
Aspek Pasar
Sedangkan untuk penawaran ikan nila
Aspek pasar dan pemasaran merupakan
di Kabupaten Nganjuk diperoleh nilai esti-
salah satu aspek yang sangat penting. Hal ini
masi penawaran tahun 2005-2014 secara
dikarenakan aspek pasar dan pemasaran sangat
berturut–turut adalah 387,048 ton ; 499,893
menentukan hidup matinya perusahaan atau
ton ; 628,917 ton ; 774,121 ton ; 935,504
setiap kegiatan usaha (Kasmir dan Jakfar, 2003)
ton; 1113,066 ton ; 1306,807 ton ; 1516,728
Pada tahun 2004 permintaan ikan
ton ; 1742,828 ton dan 1985,107 ton, dan
nasional sebanyak 9.615.446,40 ton, sedangkan
kenaikannya sekitar 14,89% per tahun atau
produksi ikan di Kabupaten Nganjuk 2.609,022
jumlah produksi ikan nila Kabupaten
ton, ini berarti bahwa Kabupaten Nganjuk
Nganjuk hanya dapat memenuhi permintaan
hanya mampu memenuhi permintaan ikan
ikan nila nasional sekitar 1089 ton/tahun.
sebesar 2.609,022 ton, sedangkan produksi ikan
Dari hasil estimasi permintaan dan
gurami dan ikan nila masing – masing hanya
penawaran ikan nasional diketahui nilai
129 ton dan 283,095 ton. Jadi peran Kabupaten
estimasi permintaan ikan lebih besar dari
Nganjuk masih cukup kecil dalam membantu
nilai estimasi penawaran ikan nasional dari
realisasi dari produksi ikan nasional yaitu
tahun 2005 sampai tahun 2014. Hal ini
sebesar 6.231.000 ton.
menunjukkan bahwa potensi pasar komoditi
1. Permintaan ikan
perikanan hingga akhir tahun 2014 masih
Untuk menghitung estimasi permin-
sangat besar yaitu sebesar 23.094.132,8 ton.
taan ikan, peneliti menggunakan data per-
Untuk menghitung peluang pasar ikan
mintaan ikan nasional lima tahun terakhir
gurami dan ikan nila harus diketahui terlebih
yaitu tahun 2000 hingga 2004. Data tersebut
dahulu berapa besar kontribusinya terhadap
di estimasi, sehingga nilai hasil estimasi per-
komoditi perikanan secara umum. Kontri-
mintaan ikan nasional tahun 2005 – 2014
busi rata – rata ikan gurami sekitar 0,00234
berturut – turut adalah 10.874.734,35 ton ;
% dan ikan nila sekitar 0,00107 %.
12.066.773,38 ton; 13.300.230,39 ton ;
Berdasarkan hasil perhitungan estimasi
14.575.105,38 ton ; 15.891.398,34 ton;
kontribusi ikan gurami dan ikan nila di
17.249.109,28 ton; 18.648.238,2 ton ;
Kabupaten Nganjuk terhadap permintaan
20.088.785,09 ton; 21.570.749,95 ton dan
yang belum terpenuhi, masih terdapat
23.094.132,8 ton. Jadi rata–rata setiap tahun
peluang pasar tahun 2014 untuk ikan gurami
terjadi kenaikan se-kitar 7,22%. Ini berarti
sekitar 280,71 ton dan ikan nila sekitar
peluang pasar untuk ikan gurami dan ikan
1477,43 ton. Nilai tersebut belum mutlak
nila masih cukup besar.
karena permintaan pasar sangat dipengaruhi Sebelum melakukan kegiatan budi-daya
oleh perubahan selera konsumen dan juga ikan, langkah pertama yang harus diperhatikan
pertimbangan potensi lestari komoditi ikan dalam persiapan budidaya yaitu pengelolaan
tersebut. Jadi hipotesa bahwa ada peluang tanah dan pengelolaan air.
pasar yang luas untuk usaha budidaya ikan Pengelolaan tanah bertujuan untuk men-
gurami dan ikan nila dalam masa yang akan ciptakan kondisi optimum tanah agar dapat
datang diterima. menyediakan lingkungan yang layak sebagai
tempat hidup ikan. Pengelolaan tanah meliputi
Aspek Teknis pengolahan tanah, pengapuran dan pemupu-
Hal–hal yang perlu diperhatikan dalam kan. Setelah dilakukan pengolahan tanah, lang-
aspek teknis adalah penentuan lokasi, kapasitas kah selanjutnya adalah pengelolaan air. Pengi-
produksi, tata letak, dan proses produksi ter- sian air ke dalam kolam dilakukan untuk mem-
masuk pemilihan teknologi, kelengkapan kajian percepat proses penguraian (dekomposisi)
teknis (Kasmir dan Jakfar, 2003). unsur–unsur organik dari pupuk menjadi unsur
Lokasi usaha budidaya ikan gurami ikan anorganik yang dapat menyuburkan kolam,
nila dari penyediaan sarana produksi cukup setelah kapur dan pupuk ditebar, kolam diairi
dekat. Sedangkan tenaga kerja diambil dari sedikit dan dibiarkan selama 4 hari. Kemudian
anggota keluarga, namun untuk tenaga kerja air ditambah lagi setinggi 10 cm dan dibiarkan
tidak tetap di ambil dari masyarakat sekitar. selama 3 hari sampai air berwarna coklat
Lokasi usaha juga dekat dengan sumber air baik kehijau – hijauan. Sehari sebelum benih gurami
sungai maupun sumur bor. maupun ikan nila ditebar, kolam mulai diisi air
Kapasitas produksi secara ekonomi usaha sedalam 70 cm.
budidaya ikan gurami dengan luas lahan 1.825
5. Seleksi dan Penebaran Benih
m2, rata–rata tiap anggota kelompok tani
Benih ikan yang telah dideder dan dipe-
mempunyai luas lahan 912,5 m2, dan jumlah
lihara dengan baik selama masa tertentu (1-4
produksi rata–rata 7.255 ekor atau 4.353 kg/
bulan) tidak semuanya memiliki ukuran yang
siklus dengan waktu pemeliharaan 6 bulan,
sama, demikian juga benih ikan tidak semuanya
sehingga kapasitas produksinya adalah 14.510
sehat. Oleh karena itu, benih ikan yang akan
ekor/tahun atau 8.706 kg dan biaya produksi
dibe-sarkan harus diseleksi terlebih dahulu un-
Rp.75.413.075/tahun. Sedangkan luas lahan
tuk mendapatkan benih ikan yang berukur-an
untuk budidaya ikan nila adalah 790 m2 yang
sama, sehat dan pertumbuhannya baik.Benih–
terdiri dari 5 unit kolam, dengan luas rata – rata
benih ikan yang telah diseleksi dapat segera
per kolam 158 m2 dan jumlah produksi rata –
disebarkan ke kolam pembesaran. Untuk men-
rata per siklus produksi/kolam sekitar 7.364
cegah kematian benih ikan akibat stress, peru-
ekor atau 2.209 kg dan waktu pemeliharaan 4
bahan suhu yang mendadak dari wadah ke
bulan/siklus. Jadi usaha budidaya ikan tersebut
kolam pembesaran, pelukaan dan serangan
dapat meningkatkan produksi sesuai kebutuhan
penyakit, maka dalam menebarkan ikan ke
perkapita bahkan melebihi dari target Nasional.
kolam pembesaran hendaknya dilakukan pada
Kajian teknis usaha budidaya ikan gurami
pagi hari atau sore hari dan padat pene-
dan ikan nila meliputi sarana, persiapan kolam,
barannya perlu diperhatikan.
pembesaran dan pemeliharaan, pemanenan,
Padat pene-baran ikan gurami dengan
pengangkutan dan pemasaran.
ukuran benih 150 gr sekitar 10 ekor/m2.
Sarana dan Prasarana Sedangkan ikan nila ber-ukuran 20 gr padat
Sarana produksi pembesaran ikan penebarannya rata – rata 52 ekor/m2.
gurami dan ikan nila terdiri dari lahan, kon-
6. Pembesaran dan Pemeliharaan
struksi kolam, peralatan, pakan, dan obat–
Pembesaran ikan gurami dan ikan nila
obatan. Prasarana yang digunakan dalam
dilakukan secara monokultur, sehingga benih
budidaya ikan gurami dan ikan nila, yaitu jalan,
ikan harus dipilih yang seragam. Kolam ikan
transportasi, pengairan dan penerangan.
gurami rata–rata seluas 912,5 m2 dan padat
Persiapan kolam penebarannya sekitar 9-10 ekor/m2 dengan
ukuran ikan 150 gr, jumlah total ikan sekitar
8.900 ekor. Sedangkan pada budidaya ikan nila babkan oleh beberapa hal seperti lingkungan
luas lahan 790 m2 yang terdiri dari 5 unit kolam, budidaya, teknik budidaya, penanganan panen
rata–rata seluas 158 m2/kolam, mempunyai dan pasca panen yang kurang baik serta tidak
padat penebaran sekitar 50-52 ekor/m2 dengan sesuainya ukuran dan jenis bahan ynag digu-
berat ikan 20gr, dan per kolam terdapat 8.182 nakan pada wadah penampungan sehingga ikan
ekor ikan nila dengan mortalitas sebesar 10 %. luka. Datangnya penyakit tidak hanya merugi-
kan dari sisi produktifitas, tetapi juga pada
7. Pemberian Pakan
kematian gurami yang dibudi-dayakan. Oleh
Pakan sangat berpengaruh terhadap
karena itu, perlu dilakukan upaya pencegahan
perkembangan dan pertumbuhan ikan.
datangnya penyakit dan pengendalian penyakit
Pemberian pakan pada budidaya ikan gurami
yang menyerang.
dilakukan 3 kali sehari. Per hari membutuhkan
Beberapa penyakit yang biasa menyerang
pakan ikan sekitar 17,19 kg untuk 8.182 ekor
ikan, baik dalam kolam maupun wadah lain
ikan gurami. Selain pakan buatan ikan gurami
adalah kutu ikan, penyakit cacing ikan, white
juga memakan tum-buhan/daun – daunan rata
spot. Pengobatannya dengan perendaman
– rata 242,75 karung/siklus atau Rp.813.212,5.
garam dapur (NaCl) dosis 1-3 gr/ 100cc air
Jumlah pakan yang diberikan harus sesuai
selama 5 menit atau formalin 25 cc/m3.
dengan ukuran besar ikan agar pakan yang
Pengendaliannya dengan seleksi ikan
diberikan tersebut dapat dikon-sumsi oleh ikan
yang tahan penyakit. Vacsinasi Ich, mengurangi
secara utuh. Untuk ikan gurami, jumlah
kepadatan ikan, kondosi perairan cukup
makanan yang diberikan per hari adalah 11,5 %
oksigen. Air kolam diusahakan mengalir terus
dari berat ikan seluruhnya dengan rincian 1,5 %
menerus dan pemberian pakan yang baik untuk
berupa pellet dan 10 % berupa daun – daunan.
meningkatkan daya tahan tubuh ikan atau
Frekuensi pemberian pakan ikan adalah 3 kali
per hari, yakni pagi, siang dan sore. Ber- menaikkan suhu air yang berkisar 28-32C
dasarkan standard tersebut, maka kebutuhan Penyakit nonparasit merupakan penyakit
pakan berupa pellet dan daun – daunan untuk yang bukan disebabkan oleh adanya penyakit,
500 ekor gurami. tetapi disebabkan oleh faktor lingkungan dan
Menurut Suyanto S.R. (2004), banyaknya faktor makanan (nutrisi). Faktor lingkungan
makanan yang diberikan harus diperhitungkan yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan
dengan harga pakan dan nilai produksi ikan ikan adalah pH air yang terlalu rendah atau
yang akan diperoleh. Perhitungan ini penting terlalu tinggi, perubahan suhu air yang terlalu
untuk menghindari kerugian. Beratnya ransum mendadak, zat–zat beracun yang ada dalam air,
per hari harus diperhitungkan secara cermat. penumpukan kotoran atau sisa – sisa makanan,
Setiap kolam harus dibuatkan tabel pakan kadar oksigen dalam air rendah, kejenuhan gas
sendiri sesuai dengan kepadatan ikan yang (nitrogen, oksigen dan karbondioksida) serta
dipelihara dan target produksi. Pakan yang kadar amoniak yang tinggi.
diberikan sebaiknya habis dalam 5 menit. Jika Pencegahan penyakit nonparasiter dapat
pakan tidak habis dalam 5 menit berarti ikan dilakukan dengan pemberian pakan yang tepat
ada gangguan. Gangguan dapat berupa sera- (baik jumlah dan mutunya), ikan tidak diberi
ngan penyakit, perubahan kualitas air, udara pakan yang telah busuk/rusak, penyimpanan
panas, atau telalu sering diberi pakan. pakan ditempat yang bersih dan kering, per-
baikan lingkungan parairan kolam, meningkat-
8. Pengontrolan Air kan kualitas air, meningkatkan aerasi, mengu-
Pergantian air dapat dilakukan sesering rangi bahan organik dan fitoplankton.
mungkin sesuai dengan tingkat kepadatan ikan.
Volume air kolam yang diganti setiap hari 10. Pemanenan dan Pengangkutan
sebanyak 20 % atau lebih. Pada budidaya ikan Pemanenan ikan dilakukan dengan mem-
gurami ini penggantian air dilakukan satu bulan perhatikan umur ikan, bobot ikan saat tebar,
sekali sebanyak 50 %. bobot ikan saat panen, dan waktu pemanenan.
Pada pembesaran ikan gurami ini, ukuran
9. Hama dan Penyakit tebarnya adalah 150 gr/ekor dengan umur
Budidaya ikan tidak lepas dari gangguan budidaya selama 6 bulan didapatkan berat saat
hama dan penyakit. Datangnya penyakit dise- panen 600gr/ekor.
Sedangkan ikan nila dapat dipanen pada strategi bauran pemasaran hal ini dilakukan
umur 3–4 bulan. Pada umur tersebut bobotnya karena luasnya kegiatan pemasaran.
sudah mencapai 100 gr/ekor. Jika pasar Penentuan lokasi dan distribusi serta
menghendaki ikan yang berbobot 250 gr/ekor, sarana dan prasarana pendukung menjadi
maka panen dapat dilakukan pada umur 6 sangat penting, karena agar pelanggan mudah
bulan (Cahyono Bambang, 2000). Pada budi- menjangkau setiap lokasi yang ada serta
daya ikan nila, ukuran tebar ikan 20 gr/ekor mendistribusikan barang atau jasa.
dan lama pemeliharaan 4 bulan diperoleh berat Pada penelitian ini baik usaha budidaya
ikan saat panen 300 gr/ekor. Waktu panen ikan gurami maupun usaha budi-daya ikan nila,
yang baik adalah pada pagi hari atau sore hari saluran distribusinya adalah dari produsen/
karena keadaan suhu rendah yang dapat petani ikan ke pengepul, agen, kemudian resto-
menurunkan aktivitas metabolisme tubuh dan ran dan yang terakhir kepada konsumen akhir.
gerak ikan. Daerah pemasaran untuk ikan gurami
Ikan–ikan yang telah dipanen harus tetap maupun ikan nila masih sedikit sekali untuk
dipetahankan mutunya sampai di pasaran. Oleh meraih pasar lokal. Untuk ikan gurami daerah
karena itu, penanganan pasca-panen harus pemasarannya meliputi wilayah Surabaya dan
dilakukan dengan baik dan benar. Penanganan Jakarta. Sedangkan pemasaran ikan nila meli-
pascapanen ikan yaitu pembersihan, pembero- puti wilayah Pasuruan dan Solo.
kan, pengolahan, pengangkutan dan pemasaran
Pada saat pengangkutan sering kali ikan 1.1.2 Aspek Finansial
mengalami kerusakan. Untuk menekan keru- Aspek finansial sangat penting untuk
sakan sekecil mungkin, maka ikan harus diperhatikan, karena setiap kegiatan usaha
dikemas dengan baik. Hal–hal yang perlu selalu membutuhkan dana untuk menjalankan
diperhatikan dalam pengangkutan ikan adalah usaha yang meliputi permodalan, pembiayaan,
wadah untuk mengemas ikan, kepadatan ikan penerimaan dan analisis finansial.
dalam wadah dan sistem pengangkutan Pada usaha budidaya ikan gurami, modal
(Cahyono bambang, 2000). Untuk pengemasan tetap/investasi awal dalam pelaksanaan usaha
ikan gurami petani ikan menggunakan jerigen merupakan modal sendiri rata – rata tiap usaha
plastik karena ikan masih dalam keadaan hidup, yaitu sekitar Rp. 49.745.000. Modal tersebut
sedangkan ikan nila sudah dalam keadaan mati meliputi kolam tanah, pompa air, ember serok,
sehingga dapat menggunakan box fiberglass atau jaring. Sedangkan modal tetap yang digunakan
styrofoam. untuk usaha budidaya ikan nila juga berasal dari
Saat pengangkutan, kepadatan ikan modal sendiri sebesar Rp. 145.746.000.
sangat tergantung pada ukuran ikan, sistem Pembiayaan yang dimaksud terdiri dari
pengangkutan dan lamanya pengangkutan. biaya tetap dijumlah dengan biaya opera-sional
Apabila ikan terlalu padat akan menyebabkan per tahun yang selanjutnya disebut modal
ikan cepat rusak dan membusuk atau mati. kerja/total biaya. Usaha budidaya ikan gurami
Pada pengangkutan ikan gurami yang menggu- mempunyai total biaya sekitar Rp.75.413.075,
nakan jerigen plastik kepadatan pengangkutan sedangkan untuk budidaya ikan nila sekitar
30 kg dalam 120 liter air selama 6 jam. Sedang- Rp. 80.743.217. Biaya tetap pada budidaya ikan
kan ikan nila dalam setiap box kepadatan gurami sebesar Rp. 11.654.150, dan untuk
maksimalnya adalah 70 kg, sehingga jumlah budidaya ikan nila biaya tetapnya sebesar
ikan nila saat pengangkutan adalah sekitar 230 Rp. 27.265.617 per tahun. Biaya operasional
ekor/box dengan ukuran panen 300 gr/ekor. per siklus produksi ikan gurami rata – rata tiap
anggota kelompok tani Mina Sejahtera sebesar
11. Pemasaran
Rp. 32.379.362,5 dan untuk satu tahun sebesar
Pasar pada usaha budidaya ikan gurami
Rp.64.758.925. Sedangkan usaha budidaya ikan
dan ikan nila yang dimaksudkan adalah pasar
nila menggunakan biaya variabel sejumlah Rp.
reseller, yaitu suatu pasar yang terdiri dari
4.861.600 per siklus produksi, dan dalam 1
individu dan organisasi yang melakukan penju-
tahun ada 11 siklus sehingga biaya variable total
alan kembali barang dan jasa untuk menda-
selama 1 tahun adalah Rp. 53.477.600.
patkan keuntungan. Secara teknis, pemasaran
ikan gurami dan ikan nila lebih ditekankan pada 1. Analisis Finansial
Bila ditinjau dari waktu pelaksanaan dapat dikatakan sangat menguntungkan dan
proyek suatu usaha, dalam menganalisis layak untuk dilanjutkan.
aspek finansial dapat dibedakan menjadi
 Analisis Jangka Panjang
analisis jangka pendek dan analisis jangka
Dalam menentukan kelayakan suatu
panjang.
usaha perlu dilakukan analisis jangka pan-
 Analisis Jangka Pendek jang yang meliputi Net Present Value
Analisis jangka pendek dalam suatu (NPV), Net B/C, IRR (Internal Rate of
usaha dapat dihitung dari jangka waktu yang Return), Payback Periode dan analisis
pendek yaitu sekali produksi dalam 1 tahun sensitivitas.
produksi. Komponen yang dihitung meliputi a) Net Present Value (NPV)
penerimaan/pendapatan, keuntungan dan Setelah nilai Net Benefit (B–C)
Return to Equity Capital (REC). masing–masing didiskontokan pada ting-
Penerimaan dalam usaha budidaya kat discount rate 16%, selanjutnya nilai
ikan gurami dari perhitungan diperoleh nilai NPV dihitung dari total PVGB dikurangi
penerimaan rata – rata dari responden 1 dan total PVGC dan diperoleh nilai NPV
2 sebesar Rp.128.160.000 per tahun. Yang dalam kondisi normal untuk usaha
diperoleh dari hasil kali produksi rata – rata budidaya ikan gurami sebesar Rp.
yaitu 8.544 kg dengan harga ikan gurami Rp. 287.501.653. Sedangkan usaha budidaya
15.000/kg. Sedangkan pada usaha budidaya ikan nila diperoleh nilai NPV sebesar Rp.
ikan nila diperoleh nilai penerimaan rata – 510.422.496. Nilai NPV tersebut lebih
rata tiap tahun sekitar Rp. 170.100.000, dari besar dari satu dan lebih besar dari inves-
hasil produksi per tahun 24.300 kg dengan tasi awal sehingga usaha tersebut me-
harga Rp. 7.000/kg. nguntungkan dan layak untuk diteruskan.
Keuntungan usaha atau hasil bersih b) Net Benefit Cost Ratio (Net B/C)
adalah besarnya penerimaan setelah di Dari hasil perhitungan pada kon-
kurangi dengan biaya yang dikeluarkan disi normal diperoleh nilai Net Benefit (B–
untuk proses produksi, baik biaya tetap C) untuk ikan gurami sebesar 5,91 dan
maupun biaya tidak tetap. Keuntungan untuk ikan nila sebesar 3,5. Nilai Net
kotor (EBZ) untuk usaha budidaya ikan B/C tersebut lebih besar dari satu
gurami pada kelompok tani Mina Sejahtera sehingga kedua usaha tersebut layak
dan ikan nila pada Mina Nugroho masing – untuk dijalankan.
masing Rp. 52.746.925,- dan Rp. 89.356.783. c) Internal Rate of Return (IRR)
Sedangkan keuntungan bersih (EAZ) Dari perhitungan diketahui nilai
masing–masing adalah Rp.50.109.578,75 dan IRR pada kondisi normal baik untuk
Rp.84.888.943,85. usaha ikan gurami maupun usaha
Perhitungan nilai Return to Equity budidaya ikan nila lebih besar dari bunga
Capital (REC) juga dilakukan dengan 2 cara pinjaman yang berlaku saat ini yaitu 16
yaitu untuk pendapatan kotor (RECEBZ) dan %. Nilai IRR tersebut masing – masing
REC untuk pendapatan bersih setelah zakat adalah 125,71 % dan 75,73 %. Jadi usaha
(RECEAZ). Dari hasil perhitungan diperoleh tersebut layak untuk dijalankan.
nilai RECEBZ per tahun untuk usaha d) Payback Periode (PP)
budidaya ikan gurami dan ikan nila masing– Setelah dilakukan perhitungan
masing sekitar 67,52 % dan 108,4 %. Untuk diperoleh nilai payback period (PP) untuk
nilai RECEAZ masing– masing 64,03 % dan ikan gurami adalah 2,17 tahun dan untuk
102,87 %. Maksud dari nilai – nilai tersebut usaha ikan nila nilai PP adalah 4,25 tahun
adalah misalkan saja 67,52 % per tahun, yang mana kedua nilai PP tersebut lebih
artinya setiap modal usaha sebesar Rp. 1 kecil dari PP maximum yaitu 6,25 tahun,
akan menghasilkan laba sebesar Rp. 67,52. sehingga dari segi pengembalian modal,
Dan nilai–nilai REC tersebut lebih besar bila usaha budidaya ikan gurami dan ikan nila
dibandingkan dengan suku bunga deposito masih tetap layak untuk diusahakan.
yang dikeluarkan bulan Agustus 2005 yakni e) Analisis Sensitivitas
sebesar 8,71%, sehingga usaha tersebut
Di dalam analisis sensitivitas ini gurami maupun ikan nila masih tetap
digunakan beberapa asumsi perubahan layak untuk dijalankan.
kondisi usaha selama dijalankan yang be-
3) Asumsi biaya naik 25% dan Gross
rupa kenaikan biaya dan penurunan gross
Benefit turun 10% pada tahun 2005–
benefit yang tujuannya untuk mengetahui
2014
bagaimana pengaruh usaha tersebut atau
Untuk melihat tingkat kepe-
untuk mengetahui kepekaan suatu pro-
kaan dari usaha budidaya ikan gurami
yek terhadap perubahan yang mungkin
dan ikan nila bila terjadi kemungkinan
terjadi di masa mendatang.
yang sangat buruk ditentukan asumsi
1) Asumsi biaya naik sebesar 25% pada dari gabungan antara biaya naik 25%
tahun 2005 – 2014 dan Gross Benefit turun 10%. Dari
Asumsi biaya naik 25 % dida- perhitungan diketahui untuk usaha
sarkan pada tahun 2005 kondisi pere- budidaya ikan gurami mempunyai nilai
konomian nasional yang masih belum NPV Rp. 152.764.359,90 ; Net B/C
normal karena banyak peristiwa yang 3,14 ; IRR 66,22 % dan PP 5,04
terjadi di Indonesia sehingga sebagian tahun. Sedangkan ikan nila mem-
besar biaya operasional mengalami punyai nilai NPV Rp. 363.795.956 ;
kenaikan. Hasil perhitungan pada usa- Net B/C 2,496 ; IRR 53,25 % dan PP
ha budidaya ikan gurami di-peroleh 7,1 tahun nilai ini melebihi kondisi
nilai NPV Rp 211.801.826; Net B/C Payback Periode maksimum, sehingga
4,35; IRR 92,99% dan Payback secara perhitungan usaha ikan nila
Periode 3,22 tahun. tidak layak untuk dilanjutkan dalam
Sedangkan untuk usaha ikan nila kondisi biaya naik 25% dan benefit
diperoleh nilai NPVRp.442.153.268; turun 10%.
Net B/C 3,033724888 ; IRR 65,4%
Nilai – nilai tersebut diatas yakni NPV,
dan PP 5,21 tahun. Dari nilai – nilai
Net B/C ternyata lebih besar dari satu, IRR
tersebut diketahui bahwa baik usaha
lebih besar dari suku bunga pinjaman bank
budidaya ikan gurami maupun ikan
yaitu 16% dan Payback Periode lebih kecil
nila masih tetap layak untuk dija-
dari Payback Periode maksimum, sehingga
lankan meskipun terjadi inflasi (kena-
usaha tersebut masih tetap layak untuk
ikan) biaya 25% per tahun.
dilanjutkan meskipun terjadi kenaikan biaya
2) Asumsi Gross Benefit turun 10% pada melebihi 25% dan Gross Benefit turun melebihi
tahun 2005 – 2014 10%. Mengacu pada nilai tersebut menun-
Penentuan asumsi Gross Benefit jukkan sensitivitas usaha ini cukup tinggi
turun 10% karena sejak terjadi banyak artinya usaha ini mempunyai toleransi cukup
peristiwa yang ada di Indonesia baik tinggi terhadap goncangan akibat biaya naik
bencana alam maupun yang lainnya ataupun pengurangan benefit (laba). Jadi usaha
mengakibatkan daya beli masyarakat budidaya ikan gurami dan ikan nila dilihat dari
terhadap komoditi ikan menurun, se- aspek finansial masih tetap layak untuk tahun-
hingga penjualan usaha perikanan me- tahun mendatang.
ngalami penurunan. Dari hasil perhi-
tungan pada usaha budidaya ikan 1.1.3 Aspek Manajemen
gurami didapat nilai NPV Aspek manajemen dan organisasi me-
Rp. 228.464.186,32 ; Net B/C 4,7 ; rupakan aspek yang sangat penting dianalisis
IRR 99,97 % dan PP 2,88 tahun. untuk kelayakan suatu usaha. Baik menyang-
Sedangkan pada usaha ikan nila kut sumberdaya manusia maupun rencana
didapat nilai NPV Rp.432.065.184 ; perusahaan secara keseluruhan, haruslah disu-
Net B/C 2,964508 ; IRR 63,81 % dan sun sesuai dengan tujuan perusahaan. Tujuan
PP 5,4 tahun. Dari nilai–nilai tersebut perusahaan akan lebih mudah tercapai apabila
ternyata baik usaha budidaya ikan memenuhi kaidah–kaidah atau tahapan dalan
proses manajemen. Proses manajemen atau
kaidah ini akan tergambar dari masing– Untuk memperoleh sarana produksi
masing fungsi manajemen yang ada. koperasi sangat berperan dalam hal ini adalah
Dalam usaha budidaya ikan gurami dan koperasi Mina Sejahtera yang mempunyai
ikan nila telah menerapkan fungsi peren- beberapa relasi dalam penyediaan sarana
canaan meskipun masih sederhana. Baik dari tersebut. Sedangkan kegiatan budidaya ikan
persiapan teknis, peralatan, tenaga kerja, nila dalam penyediaan sarana produksi selain
biaya, waktu pelaksanaan dan sebagainya mes- dari koperasi Mina Nugroho juga mempunyai
kipun tidak dibuat secara terstruktur. Di hubungan kerja/kemitraan dengan pabrik
dalam usaha ini sudah dilakukan pembukuan pakan Charun Chokan yang ada di Sidoarjo,
meskipun masih sangat sederhana. Penentuan sedangkan benih disediakan oleh koperasi
target waktu produksi budidaya ikan gurami Mina Jaya sebagai koperasi sekunder.
adalah 6 bulan dan ikan nila adalah 4 bulan. Usaha budidaya ikan gurami dan ikan
Pada usaha budidaya ikan gurami dan nila modal berasal dari modal sendiri. Karena
ikan nila sudah menerapkan fungsi pengorga- pemilik usaha tersebut tergolong didalam
nisasian. Hal ini dapat dilihat dengan adanya kelompok tani, mereka mendapatkan ban-
pembagian tugas dan tanggung jawab yang tuan modal yang biasanya disebut dengan
jelas kepada pekerja, meskipun kadang– penguatan modal dari pemerintah.
kadang melakukan kegiatan rangkap, karena Lembaga pemasaran adalah badan –
jumlah tenaga kerja masih terbatas satu orang. badan hukum atau perorangan yang meng-
Baik di dalam usaha budidaya ikan gerakkan arus barang dari produsen kepada
gurami dan ikan nila dalam menggerakkan konsumen. Lembaga pemasaran didalam
tenaga kerja masih belum berfungsi dengan usaha budidaya ikan gurami adalah pedagang
baik karena tenaga kerja yang diambil masih pengepul lokal yang datang langsung ke
memiliki hubungan keluarga dan tidak ada tempat budidaya ikan gurami pada saat
motivasi yang khusus untuk semangat dalam pemanenan, dari pedangang pengepul, ikan
bekerja. Tetapi biasanya pemilik usaha akan gurami ukuran konsumsi diantar ke restoran
membagi keuntungan yang merata sesuai dan agen. Sedangkan lembaga pemasaran
dengan hasil pekerjaan/kegiatan. pada kelompok tani Mina Nugroho adalah
Pengawasan pada produk ikan gurami agen, dari agen langsung kepada restoran/
dilakukan untuk melihat apakah ikan ter- pasar dan akhirnya kepada konsumen.
serang penyakit atau tidak. Namun untuk Lembaga penyuluhan yang berperan
tenaga kerja tidak dilakukan pengawasan dalam hal ini adalah pemerintah yaitu sub
karena lebih mengandalkan pada kepercayaan dinas perikanan Kabupaten Nganjuk di
terhadap tugasnya dan kesadaran dari pekerja bawah naungan dinas kehewanan Kabupa-
sendiri. Sedangkan untuk usaha budidaya ikan ten Nganjuk. Sub dinas perikanan Nganjuk
nila, pengawasan dilakukan pada kualitas ikan biasanya memberikan penyuluhan satu bulan
nila, kualitas air, pemasaran. sekali pada awal bulan kepada para petani
Dengan demikian dapat disimpulkan ikan melalui kelompok tani Mina Sejahtera
bahwa usaha ikan gurami dan ikan nila dalam untuk usaha ikan gurami dan Mina Nugroho
pelaksanaan fungsi manajemen hampir untuk ikan nila.
sesuai/cukup baik. Jadi dari hipotesa bahwa
1.1.5 Aspek Hukum
pelaksanaa fungsi manajemen pada usaha
Untuk memulai studi kelayakan suatu
tersebut sudah baik diterima, meskipun pada
usaha pada umumnya dimulai dari aspek
kenyataannya kurang sempurna.
hukum, walaupun banyak pula yang
melakukan dari aspek lain. Tujuan dari aspek
1.1.4 Aspek Kelembagaan
hukum adalah untuk meneliti keabsahan,
Kelembagaan yang ada didalam usaha
kesempurnaan dan keaslian dari dokumen –
budidaya ikan gurami dan ikan nila yaitu
dokumen yang dimiliki. Dokumen yang
lembaga penyedia sarana produksi, lembaga
perlu diteliti keabsahannya, kesempurnaan
penyedia dana, lembaga pemasaran, dan
dan keasliannya meliputi badan hukum, izin
lembaga penyuluhan.
– izin yang dimiliki, sertifikat tanah atau
dokumen lainnya yang mendukung kegiatan berlebihan maka disekitar lokasi usaha
usaha tesebut. menjadi berkurang dan akhirnya mengering.
Namun para petani ikan tersebut Karena budidaya ikan gurami dan ikan
berada didalam sebuah lembaga koperasi. nila yang biasanya terbuka dan tidak ada
Dan masing – masing petani ikan tersebut pagar pengaman, cenderung mengundang
belum mempunyai Surat Izin Usaha tindakan kriminal seperti pencurian ikan oleh
Perdagangan (SIUP), karena surat izin ter- orang – orang iseng. Hal ini juga disebabkan
sebut hanya diwajibkan kepada perusahaan – oleh adanya kesenjangan sosial antara
perusahaan yang besar. masyarakat sekitar.
Jadi kepemilikan usaha budidaya ikan Adapun alternatif penyelesaian yang
tersebut belum mempunyai SIUP sehingga dapat dilakukan adalah memasang filter/
dari aspek hukum usaha tersebut belum saringan air agar air yang keluar dari pembu-
layak/belum diakui secara legal. angan sudah bersih dan sehat, membuat
saluran pembuangan yang teratur ke daerah
1.1.6 Aspek Sosial Ekonomi
tertentu sehingga tidak menganggu aktifitas
Dari hasil penelitian diketahui bahwa
masyarakat sekitar lokasi usaha, memberikan
usaha budidaya ikan gurami maupun ikan
obat untuk menetralisir air yang tercemar
nila secara sosial, ekonomi dan budaya
seperti bahan – bahan kimia yang dapat me-
membawa dampak positif bagi masyarakat
matikan makhluk yang mengkonsumsinya
sekitar. Perubahan tersebut meliputi pen-
dan memberi sedekah/zakat kepada yang
dapatan, hubungan sosial, aktifitas lalu lintas,
membutuhkan yang ada di sekitar lokasi
jalur komunikasi, tingkat keamanan, perilaku
usaha, sehingga mereka merasa diperhatikan
masyarakat dan adat istiadat. Beberapa peru-
dan ada rasa hormat kepada pemilik usaha
bahan secara sosial, ekonomi dan ling-
yang selanjutnya tidak melakukan pencurian
kungan meliputi : arus lalu lintas semakin
dan tindakan kriminal lainnya.
ramai di daerah sekitar usaha, penerangan
jalan yang semakin banyak, pekerja tidak 1.1.8 Pengembangan Usaha Perikanan
tetap diambil dari masyarakat sekitar sehing- Pada usaha budidaya ikan gurami yang
ga membantu pemerintah mengurangi pe- ada di Mina Sejahtera belum ada pengem-
ngangguran, komunikasi semakin lancar bangan usaha secara spesifik, namun masing–
karena adanya alat komunikasi seperti tele- masing anggota/pemilik usaha sudah mulai
pon, tersedianya sarana dan prasarana seper- mengembangkan usaha perikanannya dengan
ti pembangunan jalan, jembatan, listrik, tele- komoditi lain yaitu budidaya ikan bawal air
pon dan sebagainya. tawar yang sekarang ini ikan tersebut meru-
Dampak sosial yang timbul diantaranya pakan komoditi baru yang diharapkan dapat
adalah adanya perubahan struktur penduduk membantu dalam peningkatan pendapatan.
menurut kelompok umur, jenis kelamin, Budidaya ikan nila yang ada di kelom-
tingkat pekerjaan dan pendidikan, perubahan pok tani Mina Nugroho merupakan salah
tingkat pendapatan penduduk, perubahan satu usaha pengembangan, yang sebelumnya
komposisi tenaga kerja baik tingkat partisi- komoditi utamanya adalah ikan lele. Dan
pasi angkatan kerja maupun tingkat pengang- sekarang ini komoditi lain yang sedang
guran. dibudidayakan baik pembenihan maupun
pembesaran adalah ikan gurami, ikan mas,
1.1.7 Aspek Lingkungan (AMDAL)
ikan bawal air tawar, dan ikan patin. Budidaya
Komponen lingkungan hidup yang
ikan nila juga dilakukan di sungai dengan
akan berubah secara mendasar dan penting
metode keramba. Selain itu ada usaha pema-
bagi masyarakat disekitar tempat rencana
saran/jual-beli ikan segar seperti ikan ban-
usaha adalah kepemilikan dan penguasaan
deng, wader, gabus dan udang yang dilakukan
lahan, kesempatan kerja dan usaha, taraf
di kios pemasaran yang ada di samping
hidup masyarakat dan kesehatan masyarakat.
koperasi Mina Nugroho.
Karena air yang digunakan adalah air sungai
Koperasi perikanan merupakan strategi
dan air tanah yang bila digunakan secara
yang efektif dalam rangka manajemen pro-
duksi dan pemasaran, terutama meningkat-
kan kesejahteraan petani ikan dengan terdis- ha budidaya, sehingga bila lahan tersebut
tribusinya hasil produksi oleh setiap pelaku diolah dengan baik akan membantu
agribisnis, sehingga kemitraan yang adil, meningkatkan pendapatan keluarga.
saling menunjang dan saling menguntungkan 7. Adanya teknologi budidaya ikan yang lebih
antara petani ikan kecil dengan pengusaha efektif dan lebih efisien.
ikan yang sudah besar benar–benar terwujud. 8. Dengan semakin meningkatnya jumlah
Namun pengembangan usaha koperasi penduduk, maka permintaan ikan juga
perikanan sangat tergantung oleh peran serta semakin meningkat.
anggota koperasi perikanan serta pemerintah 9. Adanya dukungan dari pemerintah
dengan sistem agribisnis terpadu. Agribisnis Kabupaten Nganjuk.
terpadu yang dimaksud adalah usaha gabu- 10. Usaha budidaya ikan gurami dan ikan nila
ngan yang terdiri dari penyediaan sarana dalam pemasarannya mempunyai jaringan
produksi, proses budidaya, pemberian kredit, distribusi yang mantap di daerah tertentu.
simpan-pinjam, pengelolaan dana sosial, serta 11. Mempunyai organisasi dan kelompok
usaha pemasaran dari hasil produksi yang kerja yang aktif dan produktif.
berupa benih dan ikan ukuran konsumsi serta 12. Mempunyai kemampuan untuk mempro-
ikan yang dalam bentuk olahan (fillet, bakso, duksi ikan dengan ukuran yang sesuai
nugget, tepung ikan dan sebagainya). dengan permintaan konsumen.
Peran koperasi perikanan (KUD Mina) 13. Mempunyai kemampuan dalam membe-
adalah untuk menggabungkan, mendukung rikan kesejahteraan yang relatif memadai
dan memperlancar sistem produksi, pengo- bagi karyawan dan keluarga.
lahan dan pemasaran hasil produksi. Selan- 14. Mempunyai tenaga kerja yang cukup
jutnya untuk pengembangan produk dan berpengalaman dari segi teknis budidaya.
manajemen yang lebih efektif, koperasi per-
Beberapa faktor yang menjadi hambatan
ikanan dengan peran serta pemerintah dalam
dalam usaha budidaya ikan gurami dan ikan
hal ini adalah dinas perikanan melakukan
nila, diantaranya adalah :
pelatihan dan penyuluhan kepada pelaku agri-
1. Peralatan pengontrolan kualitas air yang
bisnis terutama petani ikan sebagai produsen,
masih kurang.
baik mengenai teknologi budidaya, kewira-
2. Belum adanya tenaga ahli khususnya di
usahan maupun manajemen pengelolaan
bidang perikanan yang membantu dalam
usaha yang lebih baik.
pelaksanaan usaha.
3. Pertumbuhan ikan gurami dan ikan nila yang
1.1.9 Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi
relatif lambat, sehingga membutuhkan
Usaha Budidaya Perikanan
waktu berbulan – bulan untuk sampai pada
Setiap usaha pasti mempunyai faktor–
tahap pemasaran.
faktor yang mempengaruhi jalannya usaha,
4. Tingginya biaya produksi dalam kegiatan
baik itu yang menghambat maupun yang
usaha budidaya ikan.
memperlancar usaha tersebut. Faktor pen-
5. Pemasaran ikan yang jauh keluar kota,
dukung merupakan faktor–faktor yang dapat
sehingga mempengaruhi kualitas ikan dan
memperlancar kegiatan budidaya ikan gurami
bahkan ikan mudah stress diperjalanan dan
dan ikan nila, diantaranya adalah :
akhirnya banyak yang mati sehingga
1. Pemeliharaan ikan gurami dan ikan nila
kesegaran ikan tidak tahan lama.
relatif lebih mudah.
6. Rendahnya minat penduduk lokal dalam
2. Kondisi perairan dan lingkungan usaha
mengkonsumsi ikan gurami, sehingga pema-
yang sesuai dengan habitat ikan.
saran untuk daerah lokal masih rendah.
3. Sumber air dekat dengan lokasi usaha.
7. Manajemen pengelolaan masih sederhana.
4. Tersedianya sumber daya alam dan
8. Adanya persaingan dengan komoditi per-
sumber daya manusia.
ikanan dan pengusaha perikanan lainnya.
5. Harga jual ikan gurami dan ikan nila yang
9. Kemungkinan berdirinya usaha baru dengan
relatif tinggi.
teknologi yang lebih baik.
6. Adanya lahan yang belum termanfaatkan
10. Dalam jangka waktu panjang belum dapat
dan sangat baik bila digunakan untuk usa-
memenuhi kenaikan permintaan.
11. Kurang adanya kepercayaan dari penyedia zakat sebesar Rp. 271.642.782, dengan pene-
dana baik investor maupun bank terhadap rima zakat sekitar 64 orang.
usaha budidaya perikanan karena adanya
2. KESIMPULAN DAN SARAN
resiko ketidakpastian yang tinggi, sehingga
2.1 Kesimpulan
petani ikan kesulitan dalam memperoleh
Dari penelitian ini dapat disimpulkan
dana dalam upaya pengembangan usahanya.
beberapa hal, diantaranya adalah :
12. Belum mantapnya pola perencanaan dan
1. Kelayakan usaha baik usaha budidaya ikan
pembinaan tenaga kerja yang dapat
gurami dan ikan nila dilihat dari ;
memenuhi perkembangan usaha.
 Aspek pasar masih cukup luas dilihat dari
1.2 Rencana Usaha (Business Plan) peluang pasarnya. Untuk ikan gurami
Setiap usaha (bisnis) membutuhkan ren- sebesar 280,71 ton dan untuk ikan nila
cana bisnis (Business Plans) terutama bisnis baru sebesar 1477,43 ton. Permintaan masih
dan bisnis yang mengharapkan perubahan atau lebih besar dibandingkan penawaran,
pertumbuhan yang signifikan dalam waktu karena tiap tahun permintaan selalu
dekat. Dalam teori, rencana bisnis akan meningkat. Hingga akhir tahun 2014
memberikan arahan strategis bagi keberlang- permintaan ikan sebesar 23.094.132,80
sungan aktivitas usaha (bisnis) yakni dengan ton, sedangkan penawaran ikan nasional
menuliskan/ mendeskripsikan tujuan dan cara 13.244.600 ton.
mencapainya, yang kemudian mengikuti renca-  Aspek teknis usaha budidaya ikan gurami
na yang telah ditulis untuk mencapai target. dan usaha budidaya ikan nila meng-
Berikut ini rencana usaha pengembangan gunakan sistem semi-intensif (madya).
budidaya ikan gurami dan ikan nila yang  Aspek finansial sudah layak dalam pelaksa-
diharapkan dapat terlaksana di Kabupaten naannya, baik jangka pendek maupun
Nganjuk, dalam rangka memanfaatkan sumber jangka panjang. Karena memberikan keun-
daya alam dan sumber daya manusia yang ada tungan setiap tahunnya yaitu keuntungan
di wilayah tersebut agar lebih optimal. Namun bersih (EAZ) sebesar Rp. 50.109.178,75
masih banyak kendala yang dihadapi oleh dan ikan nila sekitar Rp. 84.888.943,85.
pengusaha, kususnya para calon pengusaha Nilai REC masing – masing sebesar 64,03
kecil dan menengah dalam mewujudkan dan % dan 102,87 % yang lebih besar dari
melaksanakan usahanya tersebut. Salah satu suku bunga deposito bank sebesar 8,71 %.
kendala tersebut tampak dalam merencanakan Sedangkan pada analisis jangka panjang
serta mempresentasikan rencana usaha. dengan menggunakan discount rate
Operasional/realisasi dari rencana usaha sebesar 16% per tahun selama 10 tahun
budidaya ikan gurami dan ikan nila adalah masing – masing untuk ikan gurami dan
untuk memenuhi peluang pasar dalam jangka ikan nila diperoleh NPV sebesar Rp.
waktu 10 tahun mendatang, untuk ikan gurami 287.501.653 dan Rp. 510,422,496, Net
sebesar 280,71 ton dan ikan nila sebesar B/C ratio sebesar 5,91 dan 3,5, IRR
1.477,43 ton. Sehingga untuk usaha budidaya sebesar 125,71 % dan 75,73 %, Payback
ikan gurami diperlukan lahan seluas 29.979,85 Periode 2,17 tahun dan 4,25 tahun yang
m2, tenaga kerja 328 orang dan laba yang akan lebih kecil dari Payback Periode maksi-
diperoleh sekitar Rp. 1.643.594.183, zakat mum yakni 6,25 tahun, sehingga berda-
sebesar Rp. 86.504.957. Apabila besarnya zakat sarkan nilai tersebut usaha ini layak.
untuk masing – masing orang (yang berhak  Penerapan aspek manajemen dari fungsi
menerima) sama dengan UMR yang berlaku di perencanaan, pengorganisasi, pergerakan
Kabupaten Nganjuk sebesar Rp. 354.000, maka dan pengendalian cukup baik meskipun
penerima zakat tersebut sekitar 20 orang. masih sederhana.
Demikian juga dengan budidaya ikan nila untuk  Dari aspek hukum, usaha tersebut belum
memenuhi peluang pasar sebesar 1.477,43 ton, mempunyai Surat Izin Usaha Perdagangan
diperlukan lahan 6.191,6 m2, tenaga kerja 4.317 (SIUP), Nomor Pengguna Wajib Pajak
orang, laba yang diperoleh Rp. 5.161.212.852, (NPWP), Izin Mendirikan Bangunan
(IMB) tetapi hanya mempunyai surat
pengakuan terdaftar dari kantor Sub-Dinas mendatang 39.625,172 ton. Untuk memenuhi
Perikanan Kabupaten Nganjuk. permintaan pasar ikan gurami 280,71 ton dan
 Aspek kelembagaan usaha tersebut cukup 1.477,43 ton ikan nila dalam 10 tahun
bagus karena adanya peran lembaga mendatang, masing–masing dibutuhkan tena-
penyedia sarana produksi, lembaga penyu- ga kerja 328 orang dan 4.317 orang dengan
luhan meskipun dari lembaga penyedia lahan seluas 29.979,85 m2 dan 6.191,6 m2.
dana masih belum ada perhatian lebih. Laba yang akan diperoleh Rp. 1.643.594.183
 Aspek sosial ekonomi cukup baik, karena dan Rp. 5.161.212.852.
dapat memberikan lapangan pekerjaan
baru bagi masyarakat sekitar, sehingga 2.2 Saran
dapat membantu dalam peningkatan pen- Agar usaha perikanan khususnya yang
dapatan penduduk dan membantu peme- ada di wilayah Kabupaten Nganjuk dapat
rintah dalam upaya mengurangi jumlah berkesinambungan dan terwujudnya usaha
pengangguran. pengoptimalan dalam pemanfaatan potensi
 Aspek lingkungan pada usaha budidaya wilayah yang ada, maka ada beberapa saran dari
ikan ini memberikan dampak positif peneliti diantaranya adalah :
karena usaha budidaya ikan tidak meng- Perlu dilakukan penelitian yang sama
hasilkan limbah yang terlalu berbahaya terhadap budidaya ikan lele, ikan bawal
bagi lingkungan baik perairan maupun air tawar, dan ikan unggulan lainnya yang
kesehatan dari masyarakat sekitar lokasi ada di Kabupaten Nganjuk.
usaha. Bahkan kotoran ikan dapat digu- Para pengelola usaha perlu membuat
nakan untuk pupuk bagi tanaman padi pembukuan keuangan yang lebih baik,
yang ada disekitar kolam. agar dapat digunakan sebagai acuan
dalam perbaikan usahanya.
2. Pengembangan Usaha Perikanan Perlu adanya penelitian lebih lanjut
Untuk peningkatan hasil produksi dan tentang kualitas air, teknik budidaya yang
peningkatan pendapatan keluarga, masyarakat lebih efektif dan efisien, serta teknologi
dan pemerintah daerah, maka pengembangan pengolahan ikan air tawar, sehingga
usaha budidaya lebih diperluas dengan menunjang kemajuan usaha dan dapat
perluasan jaringan pemasaran, peningkatan meningkatkan jumlah pendapatan.
metode budidaya yang lebih efektif dan Perlu adanya penambahan dan penguatan
efisien dengan sistem budidaya intensif, dana/modal bagi kelompok tani dan me-
perbaikan manajemen usaha dan sumberdaya ngefektifkan dana tersebut untuk pe-
manusia, pengembangan kelembagaan dengan ngembangan dan perbaikan usaha. Budi-
menjalin mitra kerja melalui koperasi, daya yang disertai dengan pemantauan
pelegalan usaha dan pengelolaan dana sosial oleh pihak penyedia dana itu sendiri.
baik zakat atau sedekah kepada masyarakat Dalam pelaksanaan rencana usaha baik
sekitar lokasi usaha. pengembangan, perbaikan maupun usaha
3. Rencana Usaha (Business Plan) baru perlu didampingi oleh tenaga ahli
Dalam upaya pemanfaatan sumber daya budidaya perikanan.
alam dan sumber daya manusia yang lebih Perlu adanya perhatian/respon yang lebih
optimal dibuatlah rencana usaha budidaya lebih serius lagi dari pemerintah khusus-
perikanan melalui perluasan daerah budidaya nya sektor perikanan, dengan membe-
dengan memanfaatkan usaha skala rumah rikan pembinaan tidak hanya kepada
tangga di wilayah Kabupaten Nganjuk baik kelompok tani yang telah mendaftar saja
jangka pendek maupun jangka panjang. mengingat masih banyaknya kelompok
Usaha budidaya ikan gurami dengan luas pemula yang belum tertangani.
lahan keluarga rata-rata 912,5 m2 pada 10 Perlu adanya evaluasi setiap akhir tahun
tahun mendatang akan menghasilkan pro- terhadap program pemerintah, baik hasil
duksi 15.115.325,89 ton. Sedangkan budidaya penyuluhan, pembinaan, penguatan mo-
ikan nila dengan rata–rata luas lahan keluarga dal, apa sudah efektif dan efisien.
990 m2, akan dibuat rencana usaha 10 tahun
Dinas perikanan perlu berdiri sendiri, Primyastanto M. 2003. Evaluasi Proyek Dari Teori
sehingga diharapkan dapat lebih intensif Ke Praktek (Studi Pembesaran Ikan
dalam menangani usaha perikanan secara Gurame). PT. Danar Wijaya –
merata di seluruh wilayah Kabupaten Brawijaya University Press. Malang.
Nganjuk. Pudjosumarto M. 1992. Evaluasi Proyek Uraian
Singkat dan Soal Jawab. Liberty.
DAFTAR PUSTAKA Yogyakarta.
Al Qur’an. 1989. Al Qur’an dan Terjemahannya. Rahardi F, Kristiawati R dan Nazaruddin. 2000.
Departemen Agama Republik Agribisnis Perikanan. Penebar
Indonesia. CV. Toha Putra. Semarang. Swadaya. Jakarta.
Anonymous. 2004. Penyusunan Profil Investasi Rahmawati Farida, Ismadi dan Primyastanto M.
Komoditi Unggulan Tepung Ikan Di 2003. Aplikasi Evaluasi Proyek Pada
Jawa Timur. Badan Penanaman Modal Usaha pembesaran Gurami (Osphrone-
Propinsi Jawa Timur dan Lembaga mus gouramy) Di CV. Sumber Makmur
Pengabdian Kepada Masyarakat. Desa Karang Dagangan Kecamatan
Universitas Brawijaya. Malang. Bandar Kedung Mulya kabupaten
Cahyono Bambang. 2000. Budidaya Ikan Air Jombang Jawa Timur. Laporan Skripsi
Tawar (Ikan Gurame, Ikan Nila dan Sosial Ekonomi Perikanan. Universitas
Ikan Mas). Kanisius. Yogyakarta. Brawijaya. Malang. Tidak diterbitkan.

Cahyono Bambang. 2001. Budidaya Ikan Di Riyanto Bambang. 1995. Dasar – Dasar Pembe-
Perairan Umum. Kanisius. Yogyakarta. lanjaan Perusahaan. Yayasan Badan
Penerbit Gajah Mada Press.
Hasan M. Iqbal. 2002. Pokok – Pokok Materi Yogyakarta.
Metodologi Penelitian dan Aplikasi-
nya. Ghalia Indonesia (Anggota Singarimbun M dan Efendi S. 1995. Metodologi
IKAPI). Yogyakarta. Penelitian Survey. LP3E. Jakarta.

Hasibuan Malayu. 2003. Manajemen (Dasar, Surakhmad W. 1978. Dasar dan Tehnik Research.
Pengertian dan Masalah). Bumi Pengantar Metodologi Ilmiah. Pener-
Aksara. Jakarta. bit Tarsito. Bandung.

Kasmir dan Jakfar. 2003. Studi Kelayakan Bisnis. Surakhmad W. 1985. Pengantar Penelitian Ilmiah.
Prenada Media – Kencana. Bogor. Penerbit Tarsito. Bandung

Kumalasanti Inneke, Surjatin dan Primyastanto M. Suratman. 2001. Studi Kelayakan Proyek, Teknik
1999. Analisis Evaluasi proyek Usaha dan Prosedur Penyusunan Laporan
Ikan Gurami (Osphronemus gourami) di Edisi I. J & J Learning. Yogyakarta.
CV. Semi Desa Kecubung Kecamatan Suyanto S.R. 2004. Nila. PT Penebar Swadaya.
Pace Kabupaten Nganjuk Jawa Timur. Jakarta
Skripsi. Universitas Brawijaya Malang.
Tidak diterbitkan. Swasta B. dan Sukotjo. 1997. Pengantar Bisnis
Modern. Liberti. Yogyakarta.
Kusbandi Liyanti, Surjatin dan Qoid A. 2003.
Usaha Pembesaran Ikan Nila Widodo Slamet, Prayogo R. I dan Jauhari Alfan.
(Oreochromis niloticus) dan Kontribu- 2002. Perencanaan Strategi Pengem-
sinya Terhadap Pendapatan Keluarga bangan Tempat Pelelangan Ikan Bron-
Di Desa Banjarejo, Kecamatan Pakis, dong Sebagai Upaya Optimalisasi
Kabupaten Malang. Laporan Skripsi fungsi Di PPN Brondong Lamongan
Sosial Ekonomi Perikanan. Universitas Jawa Timur. Laporan Skripsi Pemanfa-
Brawijaya. Malang. atan Sumberdaya Perairan. Universitas
Brawijaya. Malang. Tidak diterbitkan.
Murtidjo Bambang A. 2001. Beberapa Metode
Pembenihan Ikan Air Tawar. Kanisius. Winarta. 2003. Studi Agribisnis Ikan Gurami
Yogyakarta. (Osphronemus gouramy lac) di Kabupaten
Blitar. Skripsi Sosial Ekonomi
Prihartono R. Eko. 2004. Permasalahan Gurami Perikanan Universitas Brawijaya.
dan Solusinya. Penebar Swadaya. Malang. Tidak diterbitkan.
Jakarta.
Lampiran 1

Potensi perikanan air tawar/peluang usaha

Perencanaan usaha untuk luas wilayah perairan darat


Kabupaten Nganjuk (kecuali pemukiman) 1.614.278.000 m2

Budidaya gurami (luas lahan 912 m2 Budidaya nila (luas lahan 990 m2
/rumah tangga) /rumah tangga)

Aspek Pasar Aspek Teknis Aspek Finansial Aspek Manajemen Aspek Hukum Aspek Kelembagaan Aspek Sosial Ekonomi Aspek Lingkungan

10 tahun : Budidaya 10 thn : Penerapan Pelegalan usaha Efektifitas dan efisiensi Pemerataan Pelestarian
Gurami : intensif, Ikan gurami laba fungsi POAC SIUP, NPWP, lembaga keuangan, zakat bagi fakir lingkungan,
280,71ton penambahan Rp. 1.643.594.183 yang lebih IMB dsb. penyuluhan dan lembaga miskin dan yang pemanfaatan
Nila:1.477,43 ton sarana Ikan nila laba efektif terkait serta hubungan berhak limbah ikan
Pasar ekspor produksi, Rp. 5.161.212.852 kemitraan kerja menerimanya
pengolahan

Gambar 8. Bagan rencana pengembangan usaha budidaya ikan gurami dan ikan nila di Kabupaten Nganjuk

Anda mungkin juga menyukai