Anda di halaman 1dari 8

Perpustakaan

Limnologi-LIPI

LIMNOTEK, 2009, Vol. XVI, No. 1, p. 56-63

SELEKSI BACILLUS SP. SEBAGAI BIOKONTROL VIBRIO HARVEYI


DI TAMBAK UDANG

Iman Rusmana* & Tri Widiyanto**


ABSTRAK
Produksi udang di Indonesia mengalami penurunan sejak tahuan 1990. Faktor
yang mempengaruhinya adalah penurunan kualitas air dan serangan penyakit. Salah satu
alternatif usaha pengendalian untuk mengatasi permasalahan ini adalah melalui
mekanisme pemanfaatan probiotik diantaranya pemanfaatan isolate bakteri Bacillus sp,
sebagai penghambat tumbuhnya bakteri Vibrio harveyi yang merupakan indikator penyakit
udang. Kelompok bakteri Bacillus sp., telah diisolasi dari sedimen, air tambak, dan udang
segar dari Propinsi Lampung. Jumlah total koloni yang terisolasi sebanyak 175 koloni
yang ditemukan dari 19 contoh yang berasal dari sedimen, air tambak, dan udang segar.
Sebanyak 54 koloni dapat membentuk zona bening, penciri adanya penghambatan
tumbuhnya bakteri indikator, namun hanya 8 koloni yang dapat menunjukkan nilai indeks
zona beningnya sama atau diatas 0,5 (perbandingan antara diameter zona bening dan
diameter koloni). Tiga isolat yaitu LTS36, LTS40, dan LTW54 menunjukkan aktivitas
antimikrob yang lebih stabil. Pada pengujian lanjutan isolat LTW54 dapat menghambat
pertumbuhan V. harveyi. Kemampuan penghambatan tersebut mencapai 99,98%, oleh
karena itu isolat tersebut berpotensi digunakan untuk mengendalikan pertumbuhan bakteri
V. harveyi di tambak udang.
Kata kunci : Tambak udang, vibriosis, probiotik, Bacillus sp, dan anti-mikroba.

ABSTRACT
SELECTION OF BACILLIUS SP. AS BIOCONTROL AGAINST VIBRIO HARVEYI
IN SHRIMP PONDS. Shrimp production in Indonesia has been decreased since 1990.
Factors that influences are poor water quality and diseases. One alternative way to solve
this problem is by application of bacterial probiotics. Bacillus sp. was isolated from
sediment, water, and shrimp guts. The samples were collected from ponds of Lampung
Province. The 17 are from pond sediment, pond water, and shrimp guts show 175 isolated
colonies. There were 54 colonies showed clear zone, but only eight isolates had clear zone
index equal to or more than 0.50 (ratio between the diameter of the clearing zone and the
diameter of the colony). Three isolates, i.e. LTS36, LTS40, and LTW54 demonstrated the
most stability antimicrobial activity. At the challenge test, the LTW54 isolate showed ability
to inhibit growth of V. harveyi. The inhibition activity against V. harveyi was up to 99.98
%, therefore this isolate has potential application to control growth of V. harveyi in shrimp
ponds.
Keywords: Shrimp pond, vibriosis, probiotic, Bacillus sp, and anti-microbe.

PENDAHULUAN Lightner (1993) melaporkan terdapat


beberapa kelompok bakteri penyebab
Produktivitas tambak udang penyakit udang yaitu: Vibrio berpendar,
mengalami kemerosotan antara lain karena Aeromonas, Pseudomonas, dan
munculnya berbagai macam penyakit. Dilain Flavobacterium. Kelompok Vibrio
pihak, tantangan yang harus dihadapi pasar berpendar merupakan penyebab utama
dunia bagi komoditi ekspor perikanan serangan penyakit pada udang, baik pada
budidaya ialah menyangkut mutu dan tingkat larva maupun dewasa (Lavilla-Pitogo
sanitasi (food safety) seperti masalah et al., 1992). Penggunaan antibiotik untuk
keberadaan hormon dan antibiotik, bakteri pemberantasan penyakit telah menyebabkan
patogen, racun hayati laut (biotoksin) dan resistensi bakteri Vibrio terhadap beberapa
pestisida (Djazuli, 2002). jenis antibiotik (Tjahjadi et al., 1994).
*
Departemen Biologi Fakultas MIPA-IPB
**
Staf Peneliti Puslit Limnologi-LIPI 56
Penyakit vibriosis terjadi karena adanya Tulangbawang, Provinsi Lampung,
infeksi sekunder oleh patogen oportunistik, sedangkan bahan penelitian hidup yaitu
sedangkan penyebab utamanya ialah infeksi Vibrio harveyi, berasal dari koleksi isolat
oleh patogen lain, defisiensi nutrisi, kondisi Laboratorium Mikrobiologi Departemen
lingkungan, dan stress (Lavilla-pitogo et al., Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan
1992; Lightner et al., 1993). Kelautan IPB.
Salah satu upaya untuk menjamin Media yang digunakan untuk isolasi,
kelangsungan produksi, mencegah dan kultur, dan pengujian bakteri ialah media
menanggulangi penyakit pada budidaya Sea Water Complete (SWC) 50% dengan
udang adalah melalui pendekatan komposisi air laut 75%, aquadest 25%,
biokondisioner atau biokontrol, antara lain gliserol 1,5 ml, bactopeptone 2,5 g, yeast
penggunaan aktivitas bakteri probiotik yang extract 0,5 g, dan 2,0% agar, pH 7,0 cair dan
biasa disebut dengan uji kompetisi padat.
(Widiyanto, 1996). Istilah probiotik
didefinisikan sebagai mikrob hidup yang Isolasi dan Seleksi Awal Bacillus sp.
memberikan pengaruh menguntungkan pada Sebanyak 1 g contoh sedimen atau 1
inang dengan memodifikasi komunitas ml air tambak disuspensikan kedalam 9 ml
mikrob atau berasosiasi dengan inang, NaCl fisiologis steril dengan konsentrasi
memperbaiki nilai nutrisi, memperbaiki 98%. Kemudian divorteks dan diencerkan
respon inang terhadap penyakit, atau secara serial serta diberi heat shock pada
memperbaiki lingkungan kualitas suhu 80ºC selama 15 menit. Pemanasan
ambangnya. bertujuan untuk membunuh kelompok
Bakteri yang direkomendasikan bakteri yang tidak dapat membentuk
sebagai agen biokontrol dalam akuakultur endospora. Bacillus sp. dapat membentuk
ialah bakteri asam laktat (seperti endospora saat dilakukan pemanasan,
Lactobacillus dan Corinebacterium), genus sehingga diharapkan hanya kelompok
Vibrio (seperti Vibrio alginolyticus), genus bakteri Bacillus sp., yang masih dapat hidup
Bacillus dan genus Pseudomonas. Spesies di dalam larutan contoh. Sebanyak 100 µl
Bacillus sp. umumnya ditemukan pada larutan diencerkan secara serial lalu disebar
sedimen laut dan dicerna secara alami oleh pada media agar SWC 50%. Inkubasi
hewan seperti udang. Keunggulan dari dilakukan selama 48 jam secara aerob.
spesies ini diantaranya lebih banyak Koloni yang tumbuh dimurnikan kembali
mengkonversi material organik menjadi pada media yang sama dan merupakan
CO2, sehingga sumber biomasa bakteri yang kelompok bakteri Bacillus sp.
dihasilkan menjadi lebih banyak Contoh yang berupa udang segar
(Verschuere et al., 2000), serta tidak ditimbang beratnya, lalu dengan
menggunakan gen resistensi antibiotik atau menggunakan cutter steril udang dibedah
faktor virulensi dari Vibrio atau bakteri gram pada bagian dorsal. Saluran usus diambil
negatif (Moriarty, 1999). Penelitian ini secara aseptik lalu dimasukkan kedalam
bertujuan untuk memperoleh isolat Bacillus NaCl fisiologis steril dengan konsentrasi
sp. yang dapat menghambat pertumbuhan V. 98%. Kemudian usus udang digerus hingga
harveyi. halus dan dibentuk suspensi. Sebanyak 1 ml
suspensi diencerkan secara serial dan diberi
BAHAN DAN METODE heat shock pada suhu 80ºC selama 15 menit
Bahan seperti pada tahapan isolasi contoh dari
Bahan penelitian yang digunakan sedimen dan air. Koloni yang tumbuh
ialah contoh berupa air, sedimen serta udang dimurnikan kembali pada media yang sama
segar dari tambak di Kabupaten

57
dan merupakan kelompok bakteri Bacillus penghambatan ditumbuhkan secara bersama
sp., yang berasal dari udang segar. dalam satu media double layer. Konsentrasi
Seleksi awal dilakukan dengan sel bakteri indikator V. harveyi telah
menggunakan metode double layer yaitu ditentukan, yaitu sebanyak 107 sel/ml.
menumbuhkan kedua jenis isolat bakteri Inkubasi dilakukan selama 24 jam pada suhu
hasil seleksi dengan bakteri indikator dalam ruang. Seleksi lanjut dilakukan selama tiga
satu cawan petri, yang terdiri dari dua lapis kali berturut-turut dengan dua kali ulangan.
media. Satu lup biakan bakteri indikator (V. Zona hambatan yang terbentuk diukur pada
harveyi) diinokulasikan ke dalam 50 ml tiga posisi lalu dirata-ratakan. Isolat Bacillus
SWC 50 % cair. Kemudian diinkubasi pada sp. yang memperlihatkan nilai zona bening
inkubator bergoyang dengan kecepatan 110 besar mengindikasikan kemampuan daya
rpm pada suhu ruang (28-31)oC, selama 24 hambat bakteri yang relatif tinggi, dan
jam. Sebanyak 1 ml biakan bakteri indikator mempunyai potensi untuk digunakan sebagai
disuspensikan kedalam 100 ml media SWC agen probiotik penghambat bakteri penyebab
50% semi solid. Kemudian ke dalam media penyakit udang V. harveyi. Terhadap isolat
tersebut diinokulasi isolat bakteri terseleksi, Bacillus sp. terpilih dilakukan uji tantang
diinkubasi pada suhu ruang selama 24 jam lanjutan secara in vitro pada media kaldu
dan diamati kemampuan masing-masing SWC.
isolat dalam menghambat pertumbuhan
bakteri indikator (V. harveyi). Pengamatan Pengamatan Terbatas Isolat Bacillus sp.
dilakukan terhadap terbentuknya zona Terpilih.
bening di sekitar koloni isolat terseleksi. Morfologi, sifat pewarnaan gram,
Zona bening menunjukkan penghambatan dan motilitas isolat Bacillus sp.,
atau ketidakmampuan untuk tumbuh dari diidentifikasi menggunakan prosedur
bakteri indikator, karena diproduksinya mikrobiologi standar (Hadioetomo, 1993).
senyawa anti mikroba oleh isolat bakteri
Bacillus sp. Panjang diameter zona bening Uji Tantang Isolat Bacillus sp. Terpilih
diukur berdasarkan diameter seluruh zona Terhadap Bakteri Indikator.
dikurangi diameter isolat. Isolat-isolat Uji tantang secara in vitro dilakukan
bakteri yang memperlihatkan zona bening menggunakan media kaldu SWC dalam labu
mengindikasikan bahwa isolat tersebut dapat erlenmeyer. Kepadatan bakteri V. harveyi
menghambat laju pertumbuhan bakteri sebanyak 107 sel/ml. Hasil uji pada
penyebab penyakit udang, yaitu bakteri V. penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa
harveyi. Terhadap isolat-isolat tersebut V. harveyi bersifat patogen pada kepadatan
dilanjutkan uji kemampuan daya hambatnya 107 sel/ml (Rengpipat et al., 1998). Kontrol
terhadap pertumbuhan bakteri penyebab dibuat dengan menginokulasikan isolat
penyakit udang (V. harveyi). Bacillus sp., dan bakteri indikator secara
terpisah. Persentase penghambatan bakteri
Uji Daya Hambat Isolat Bacillus sp. indikator oleh isolat Bacillus sp., diperoleh
Terhadap Bakteri Indikator. melalui cara :
Tahap ini dilakukan dengan metode % Penghambatan = X-Y x 100%
yang sama seperti seleksi awal untuk X
menguji isolat yang memiliki kemampuan Keterangan
penghambatan dengan membentuk diameter X = Jumlah sel bakteri indikator pada
zona bening terbesar. Isolat-isolat bakteri kontrol
yang mengindikasikan kemampuan Y = Jumlah sel bakteri pada perlakuan

58
HASIL DAN PEMBAHASAN Isolat terpilih diperoleh dari hasil
Isolasi dan Seleksi Awal Bacillus sp. seleksi melalui doube layer method
Dari contoh berupa air tambak, sebanyak tiga kali berturut-turut dengan
sedimen sifon, sedimen tambak umur 138 tujuan untuk melihat besarnya nilai dan
hari, dan usus udang diperoleh total isolat kestabilan indeks penghambatan yang
bakteri Bacillus sp., sebanyak 175 contoh dihasilkan. Zona bening pada uji daya
yang didominasi oleh isolat dari air tambak hambat menunjukkan kemampuan isolat
sebanyak 64 isolat, sedimen sifon 40 isolat, Bacillus sp., dalam menghambat kolonisasi
sedimen tambak 39 isolat. Sedangkan dari bakteri indikator yaitu V. harveyi.
jumlah isolat yang paling sedikit diperoleh Verschuere et al., (2000) menyatakan bahwa
dari usus udang yaitu sebanyak 32 isolat komponen penghambat populasi mikrob
(Tabel 1). yang dihasilkan oleh suatu organisme yaitu
Isolasi Bacillus sp. dilakukan dengan kemampuan untuk melepaskan substansi
memberi perlakuan heatshock (80ºC) selama kimia yang memiliki efek bakterisidal atau
15 menit, perlakuan ini akan mematikan bakteriostatik terhadap populasi mikrob lain.
semua sel reproduktif dan sel vegetatif, Secara umum, efek antibakteri (baik dalam
sehingga hanya menyisakan endospora kondisi tunggal atau kombinasi) diakibatkan
(Lindquist 2001). Endospora merupakan faktor-faktor produksi antibiotik, bakterio-
tubuh berdinding tebal, sangat refraktif, dan sin, siderofor, lisozim, protease, dan atau
sangat resisten, dihasilkan oleh semua hidrogen peroksida serta perubahan nilai pH
spesies Bacillus sp. (Pelczar et al., 1986). melalui produksi asam organik. Pada uji
Inkubasi secara aerob akan menyebakan daya hambat, isolat Bacillus sp., dapat
endospora dari spesies Bacillus sp., yang menekan kolonisasi bakteri indikator diduga
dapat berkecambah (Anonim, 2005). karena dapat memproduksi senyawa
Seleksi awal terhadap indikator antimikrob yang dapat berdifusi melalui
penghambatan, paling besar yaitu untuk media semisolid sehingga diperoleh zona
isolat yang berasal dari sedimen sifon yaitu bening yang terlihat jelas.
sebesar 42,5%, kemudian diikuti yang
berasal dari sedimen sebesar 41,02%, dan Uji Daya Hambat Isolat Bacillus sp.
usus udang sebanyak 31,25% (Tabel 1). Dari terhadap Bakteri Indikator
total 175 isolat hanya diperoleh 54 isolat Seleksi lanjutan ini dilakukan untuk
yang menunjukkan kemampuan mencari kandidat biokontrol atau probiotik
menghambatan bakteri V. harveyi. Dari 54 yaitu isolat yang dapat menghambat laju
isolat hanya delapan isolat yang mempunyai pertumbuhan bakteri indikator dilihat dari
indeks penghambatan sama atau lebih dari besar nilai dan kestabilan indeks
0,5, yaitu yang berasal dari sedimen tambak penghambatan. Dari delapan isolat
3 isolat, dari air tambak 2 isolat, dan dari yang dapat menghambat pertumbuhan
sedimen sifon 3 isolat. bakteri indikator terdapat tiga isolat yaitu
Tabel 1. Hasil Isolasi Bacillus sp., dan Jumlah Isolat yang Menghambat V harveyi yang
Didapat dari Perairan Tambak Udang di Kab. Tulang Bawang, Propinsi Lampung.
Jenis sampel Jumlah sampel Jumlah isolat Isolat yang menghambat
Jumlah Presentase (%)
Air tambak 2 64 11 17,19
Sedimen sifon 7 40 17 42.50
Sedimen tambak
2 39 16 41.02
umur 138 hari
Usus udang 6 32 10 31.25
Total 17 175 54 30.85

59
LTW54, LTS36, dan LTS40 yang memiliki dan LTS40 merupakan isolat terpilih
nilai indeks penghambatan masing-masing yang memiliki penghambatan paling baik
sebesar 1,55; 1,54; dan 2,25 terhadap V. terhadap V. harveyi, yakni dibuktikan
harveyi (Tabel 2). dengan dihasilkannya zona hambat yang
Secara umum nilai persentase luas dan jelas (Tabel 2).
penghambatan isolat Bacillus sp., pada uji Aktivitas penghambatan pertumbu-
daya hambat terhadap bakteri indikator tidak han bakteri tidak selalu dapat diamati
terlalu besar. Hal ini diduga berkaitan erat dengan melihat adanya zona bening pada
dengan sifat dari bakteri indikator yaitu V. media padat. Seleksi untuk mengetahui
harveyi termasuk kelompok bakteri gram aktivitas penghambatan zat antimikrob yang
negatif. Ballow et al., (2000) mengemuka- dimiliki isolat-isolat Bacillus sp., yang telah
kan bahwa kebanyakan antibiotik yang berhasil diisolasi dari tambak udang
diproduksi oleh Bacillus sp., aktif dilakukan dengan uji tantang isolat tersebut
menyerang organisme gram positif. Pleczar secara in vitro terhadap V. harveyi. Hasil uji
dan Chang (1988) menambahkan, bahwa tantang isolat Bacillus sp., terhadap bakteri
pada umumnya bakteri gram negatif indikator dalam kultur campuran
mempunyai ketahanan yang lebih baik menunjukkan pertumbuhan jumlah sel isolat
terhadap senyawa antimikrob dibanding Bacillus sp., dan bakteri indikator menurun.
bakteri gram positif karena struktur dinding Hal ini diduga disebabkan oleh adanya
sel bakteri gram positif lebih sederhana produksi senyawa antimikrob yang
sehingga memudahkan senyawa antimikrob dihasilkan oleh isolat Bacillus sp. Sedangkan
masuk kedalam sel. Sedangkan bakteri gram penurunan populasi isolat Bacillus sp.,
negatif mempunyai struktur yang lebih diduga disebabkan oleh terjadinya
kompleks yaitu lapisan luar berupa persaingan untuk mendapatkan nutrien dan
lipoprotein, lapisan tengah berupa ruang tumbuh. Sedangkan pada kontrol yang
polisakarida dan paling dalam adalah ditumbuhkan secara terpisah pertumbuhan
peptidoglikan. Akan tetapi hal tersebut tidak populasinya lebih baik.
menjadi penghambat dalam proses seleksi
dan eksplorasi bakteri Bacillus sp., sebagai Pengamatan Terbatas Isolat Bacillus sp.
sumber agen probiotik. Hal ini disebabkan Terpilih
masih terdapat kemungkinan untuk Pewarnaan gram dan spora
mendapatkan spesies Bacillus sp., yang menunjukkan bahwa semua isolat Bacillus
potenial dan relatif mudah dalam sp., terpilih bersifat gram positif, berbentuk
penanganan atau preparasi selanjutnya, batang, dan membentuk spora. Pengamatan
sebagai agen probiotik. morfologi menunjukkan bahwa isolat LTS36
Isolat Bacillus sp.: LTW54, LTS36, bersifat motil, bentuk bundar, tepian

Tabel 2. Seleksi Penghambatan Delapan Isolat Bacillus sp. Terpilih ( rataan ± SE, n = 2)
terhadap Bakteri Indikator V harveyi.
No. Asal Kode isolat Indeks Penghambatan
1. Sedimen tambak umur 138 hari LTC5 0,92 ± 0,20
2 Sedimen tambak umur 138 hari LTC8 0,92 ± 0,08
3 Sedimen tambak umur 138 hari LTC13 0,59 ± 0.05
4 Air tambak LTW54 1.55 ± 0,12
5 Sedimen sifon LTS36 1,54 ± 0,04
6 Sedimen sifon LTS39 1,33 ± 0,07
7 Sedimen sifon LTS40 2,25 ± 0,25
8 Air tambak LTW4 0,65 ± 0,05

60
berombak, elevasi seperti kawah dengan LTW54, yaitu dari 37 x 105 CFU/ml pada
bentuk koloni putih dengan bintik coklat jam ke-0 menjadi 35 x 103 CFU/ml pada
pada bagian tengah koloni. Isolat LTW54 jam ke-96. Sedangkan isolat LTS36 dan
memiliki kemiripan dengan LTS36, hanya LTS40 memperlihatkan pola penghambatan
warna koloni yang berbeda yaitu putih susu. terhadap perkembangan populasi V. Harveyi
Sedangkan koloni isolat LTS40 bersifat yang relatif sama, yaitu dari hari ke 1 sampai
nonmotil, bentuk bundar, tepian tak ke 4, penurunan jumlah bakteri indikator
beraturan, elevasi timbul, serta warna putih tidak setajam pada perlakuan dengan
susu (Tabel 3). menggunakan isolat LTW54.
Tabel 3. Karakter Morfologi ke Tiga Isolat Bacillus sp. Terpilih
Isolat Bacillus sp. terpilih
Ciri morfologi
LTS36 LTS40 LTW54
Pewarnaan gram Positif positif positif
Bentuk Batang batang batang
Motilitas Motil nonmotil motil
Bentuk Bundar bundar bundar
Tepian Berombak tak beraturan berombak
Elevasi Bentuk kawah timbul bentuk kawah
Warna koloni Putih dengan bintik putih susu putih susu
di bagian tengah

Uji Tantang Isolat Bacillus sp., Terpilih Kompetisi yang tinggi antara isolat
terhadap Bakteri Indikator Bacillus sp., terhadap V. harveyi ditunjukkan
Hasil penelitian uji tantang isolat dengan nilai persentase penghambatan yang
Bacillus sp., dengan bakteri indikator tinggi dari tiga isolat LTW54, LTS36 dan
memperlihatkan bahwa, populasi V. harveyi LTS40, yaitu masing-masing sebesar 99,99
pada semua perlakuan biokontrol mengalami %, 99,80 % dan 99,79% (Gambar 2). Secara
pola yang sama yaitu penurunan dari hari umum nilai persentase penghambatan
ke-1 sampai hari ke-4 sejak diinokulasi ke-tiga isolat Bacillus sp., terhadap bakteri
(Gambar 1). Penurunan paling tinggi terjadi target tergolong tinggi, akan tetapi isolat
pada perlakuan yang menggunakan isolat LTW54 mampu menekan pertumbuhan

12
10
Log CFU/ml

8
6
4
2
0
0 24 48 72 96
Waktu (jam)

V. harveyi V. harveyi + LTW54


V. harveyi + LTS36 V. harveyi + LTS40

Gambar 1. Populasi V. harveyi pada Uji Tantang Secara in vitro.

61
terhadap kedua bakteri target lebih baik dalam kompetisi tersebut. Kompetisi antar
dibandingkan isolat lainnya. Hal ini dapat beberapa jenis atau spesies mikroorganisme
dilihat berdasarkan nilai persentase yang paling utama adalah disebabkan karena
penghambatan yang tinggi terhadap V. adanya persaingan untuk mendapatkan
harveyi yaitu sebesar 99, 98 %. makanan dan tempat. Hal ini senada

100.1
terhadap V. harveyi

100
% Penghambatan

99.9
99.8
99.7
99.6
LTW54 LTS40 LTS36
Isolat Bacillus sp.

Gambar 2. Persentase Penghambatan Isolat Bacillus sp. Terhadap Populasi V. harveyi

Hubungan antar mikroorganisme dengan yang diungkapkan oleh Weller


pada satu lingkungan dapat terjadi beberapa (1988) bahwa penekanan (supresi) patogen
interaksi, salah satunya terjadi kompetisi oleh agen biokontrol adalah karena
(Atlas & Bartha, 1998). Mekanisme kompetisi substrat, pengusiran karena ceruk
kompetisi merupakan gejala umum yang ekologi yang sama, produksi antibiotika,
terjadi antar mikroorganisme dalam satu asam organik dan siderofor (protein
lingkungan yang sama yang ditandai dengan pengkelat besi).
adanya pengaruh interaksi yang bersifat
negatif dari masing-masing organisme. KESIMPULAN
Mekanisme kompetisi antara isolat LTW54
LTS36, dan LTS40 dengan V. harveyi Lima puluh empat dari 175 isolat
memperlihatkan adanya interaksi negatif, Bacillus sp., yang diisolasi dari sedimen
yang mana baik isolat-isolat Bacillus sp., sifon, sedimen, air tambak, dan udang segar
dan bakteri indikator saling menghambat memiliki kemampuan menghambat
pertumbuhannya, hal ini ditunjukkan dengan pertumbuhan bakteri V. harveyi, yang
persentase penghambatan yang tinggi pada ditunjukkan dengan terbentuknya zona
ketiga isolat LTW54, LTS36, dan LTS40 bening. Tiga isolat mempunyai nilai zona
yaitu masing-masing sebesar 99,98 %, 99,80 bening terbesar yaitu LTW54, LTS36, dan
%, dan 99,79 %. Terhambatnya pertumbuh- LTS40. Isolat LTW54 yang diisolasi dari air
an populasi bakteri indikator sebagai bukti tambak memiliki kemampuan menghambat
dari adanya fenomena kompetisi. Atlas & pertumbuhan V. harveyi tertinggi yaitu
Bartha (1998) menambahkan apabila sebesar 99,98 %. Isolat tersebut potensial
kompetisi ini berlangsung dalam waktu yang digunakan untuk mengontrol laju
lama dapat mengakibatkan terjadinya pertumbuhan V. harveyi di tambak udang.
dominasi dari organisme yang menang

62
DAFTAR PUSTAKA Proceedings of the 8th International
Symposium on Microbial Ecology;
Anonim, 2005, Todar’s Online Textbook of Canada 1999. Australia: The
Bacteriology:The Genus Bacillus. University of Queensland.
Kenneth Todar University of Pleczar M. J., & E. C. S. Chan, 1988, Dasar-
Winconsin-Madison Departement of Dasar Mikrobiologi. Volume ke-2.
Bacteriology.http://www. [1 Juli Hadioetomo R.S, Tedja-Imas.
2005]. Tjitrosomo S.S, Angka SL,
Atlas R. M., & R. Bartha, 1998, Microbial penerjemah; Jakarta: UI Pr.
Ecology, Fundamental and Applica- Terjemahan dari: Elements of
tions. Ed ke-4.California: Benjamin/ Microbiology.
Cummings Science Publishing. Rengpipat S, Rukprapaton S,
Ballow C.H., & S. M. Bhavnani, 2000, New Piyatiratitivorakul S, Menavesta P.,
Agents for Gram-Positive Bacteria. 1998, Probiotic in aquaculture: a case
Curr. Op. Microbiol. 3: 528-534. study of probiotic for larvae of the
Djazuli N., 2002, Penanganan dan black tiger shrimp Penaeus
Pengolahan Produk Perikanan monodon, di dalam: Fegel TW,
Budidaya dalam Menghadapi Pasar editor. Advaces in Shrimp
Global: Peluang dan Tantangan. Biotechnology. Bangkok. National
Bogor:Fakultas Perikanan dan Ilmu Centre for Genetic Engineering and
Kelautan IPB. http://rudyct.tripod. Biotechnology, 177-181 p.
com/sem1_023/nazori_djazuli.htm. Tjahjadi M R., S. L. Angka & A. Suwanto,
[8 Mei 2005]. 1994, Isolation and evaluation of
Hadioetomo R.S., 1993, Mikrobiologi Dasar marine bacteria for biocontrol of
Dalam Praktek. Jakarta : PT. luminous bacterial diseases in tiger
Gramedia Pustaka Utama. shrimp larvae (Penaeus monodon
Lavilla-Pitogo R. C., L. J. Albright, M. G. Fab.). Aspac J Mol Biol Biotechnol.
Panner & N. A. Sunaz, 1992, Studies 2:234-352.
on the Source of Luminecent Vibrio Verschuere L., G. Rombaut, P. Sorgeloos, &
harveyi in Penaeus monodon Fab. W. Verstraete, 2000, Probiotic
Hatcheries. Di dalam: M Sharrif, RP bacteria as biological control agents
Subagshinge, JR Arthur, editor. in aquaculture [ulas balik]. J
Disease in Asian Aquaculture I. Microbiol Mol Biol 64 (4):655-
Manila: Asian Fisheries Society. hlm 671.http://mmbr.asm.org/cgi / ontent/
157-164. abstract/64/4/655. [8 Mei 2005].
Lightner D.V., 1993, Disease of Culture Weller D. M., 1988, Biological control of
Penaeid Shrimp. Di dalam:Mc Vey soilborn plant pathogens in the
PJ, editor. Handbook of Mariculture: rizosphere with bacteria. Annu Rev
Crustacean Aquaculture. Florida: Phytopathol. 26: 379-407.
CRC Press Inc. hlm 393-487 Widiyanto T., 1996, Bakteri Fotosintetik
Lindquist J., 2001, Isolation of Bacillus. Anoksigenik Sebagai Biokontrol di
University of Winconsin-Madison. Tambak Udang: Pengurangan
http://www.splammo.net/bact102/10 Produksi H2S dan Pengaruhnya Pada
2bacillus.html. [1 Juli 2005]. Pertumbuhan Vibrio harveyi. [tesis].
Moriaty D. J. W., 1999, Disease Control in Bogor: Jurusan Biologi Fakultas
Shrimp Aquculture with Probiotic Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Bacteria. Di dalam: Green, editor. Alam IPB.
Microbial Biosystem:New Frontiers.

63

Anda mungkin juga menyukai